Dari pengertian tersebut jelaslah bahwa perpindahan produk dari departemen tertentu ke
departemen berikutnya merupakan Transfer. Tetapi tidak semua perpindahan tersebut
perlu ditetapkan Harganya. Misalnya Hasil akhir dari departemen Pemotongan dalam
sebuah pabrik mebel dipindahkan ke Departemen Perakitan, jelas merupakan Aktivitas
Transfer, tetapi apakah dalam hal ini diperlukan HT dalam kejadian tersebut. Hal itu tentu
sangat tergantung kepada apa tujuannya dan bagaimana struktur organisasi perusahaan
tersebut. Hal ini juga terkait dengan seluas mana kewenangan (otonomi) yang diperoleh
oleh masing-masing departemen atau pusat pertanggung jawaban.
Divisi atau departemen atau pusat pertanggung jawaban yang kewenangannya luas, minimal
Pusat Laba, sduah sebaiknya menggunakan HT ini dalam transaksi pemindahan produknya ke
departemen yang lain. Bila sudah dalam bentuk Pusat investasi, maka sepertinya penetapan
HT itu menjadi sangat urgen.
Pak, di dalam contoh slide 7, penentuan harga transfer dari penjual (batas bawah) kan cuma
£8, karena cuma mnghitung biaya variabel. Itu divisi penjual apa ga ngalami kerugian pak?
Karna divisi pnjual ngitung bstas bawahnya ga ngitung biaya tetap juga, jadi harga batas
bawahnya terlalu jauh dibawah harga jual di pasaran
Pertanyaan yang bagus Delvi. Batas bawah ini artinya batas terendah, sementara batas atas
adalah batas tertinggi. Dalam contoh ini masih luas beda antara batas atas dan batas bawah,
jadi divisi penjual tentu masih memiliki kesempatan untuk menaikkannya (mungkin) sampai
menutupi semua biaya tetapnya. Sementara divisi pembeli hanya akan menyetujui transfer
dengan HT tidak lebih dari 18. Jadi keduanya masih bisa naik dan turun sampai titik kedua
divisi tidak mengalami kerugian. Kalau dengan harga 8 tentu divisi penjual tak dapat
menutupi biaya tetapnya. Kalau HT harus terjadi pada harga itu, maka tentu ada jalan
penyelesaian dari pimpinan perusahaan agar divisi tersebut tak dirugikan.
Berbeda dengan slide 8, di mana HT terendah (dari divisi pembeli) bernilai 20 sementara HT
tertinggi (dari divisi penjual) cuma 18. Dalam hal ini tidak akan terjadi transfer, karena divisi
pembeli tak mungkin lagi menurunkan harga belinya, karean itulah yang terendah. Jadi yang
terendah itu harus dibaeah dari yang Tertinggi, baru akan terjadi transfer
SOAL
PT Masithoh memiliki Divisi Katup yang membuat dan menjual sebuah katup standar sbb:
Perusahaan tersebut memiliki Divisi Pompa yang dapat menggunakan katup ini dalam
pembuatan
salah satu dari pompa-pompanya. Saat ini divisi pompa membeli 10.000 katup per tahun dari
pemasok luar negeri dengan harga Rp29.000 per katup.
Pertanyaan:
luar. Pada kisaran berapakah yang dapat diterima, jika ada, untuk harga transfer antar kedua
divisi ini.
2) Asumsikan bahwa Divisi Katup menjual seluruh katup yang dapat diproduksinya ke
pelanggan
luar. Juga asumsikan bahwa biaya variabel sebesar Rp3.000 dapat dihindari bila ada transfer
di dalam perusahaan, karena adanya pengurangan biaya penjualan. Pada kisaran berapakah
harga transfer antar kedua divisi ini.
Jawab :
1) Disini divisi harus mengorbankan penjualan regulernya untuk melayani transfer, maka:
Harga Transfer ≥ Biaya variabel per unit + Total KM yang hilang/Jumlah Unit yang
ditransfer.
= Rp16.000 + Rp14.000
Harga Transfer ≥ Biaya variabel per unit +Total KM yang hilang/Jumlah Unit yang
ditransfer.
= Rp13.000 + Rp14.000
1. Asumsikan bahwa Divisi Katup memiliki kapasitas idle yang cukup untuk menangani
semua kebutuhan Divisi Pompa. Berapa kisaran yang dapat diterima, jika ada, untuk
harga transfer antara kedua divisi?
$ 16 ≤ TP ≤ $ 29
Jika transfer internal tidak melalui, potensi kerugian kepada perusahaan = ($ 29- $ 16) *
10.000 = $ 130.000
Baik, kita lanjutkan pembahasan slide 3. Disebutkan bahwa ada 3 pendekatan dalam
penentuan HT, yaitu dengan Harga Negosiasi, dengan Biaya Divisi Penjual dan dengan
Harga Pasar. Intinya pada metode Negosiasi: antara divisi Penjual dan Pembeli dapat
melakukan negosiasi dalam penentuan HT tersebut dan pimpinan puncak menyerahkan
sepenuhnya kepada masing-masing divisi.
Kalau HT ditetapkan sebesar Biaya divisi penjual, maka ada 2 biaya yang mungkin
digunakan, yaitu Hanya BIaya Variabel, atau dalam bentuk BIaya Penuh. Metode ini tak akan
mendorong divisi penjual melakukan efisiensi, dan divisi tersebut akan tetap menunjukkan
nilai laba segmen NIHIL.
Kalau HT ditetapkan berdasarkan Harga Pasar yang berlaku, adalah lebih baik karena dapat
mendorong divisi penjual melakukan efisiensi dan menghasilkan produk yang berkualitas
baik sebanding dengan kualitas produk yang beredar di pasar. Bagi divisi pembeli juga akan
diperoleh manfaat, terutama dapat diperolehnya bahan baku yang terbaik dan dengan harga
yang bersaing.
HT dengan metode Negosiasi dipandang memberikan otonomi yang luas kepada semua
divisi, tetapi metode ini mengandung kelemahan, terutama proses negosiasinya bisa
berlangsung lama. Dalam kondisi seperti ini pimpinan puncak dapat masuk melakukan
intervensi agar HT segera ditetapkan. HT dengan metode biaya hanya baik, bila masih
terdapat kapasitas yang adiel di divisi penjual, tetapi yang mendorong divisi itu untuk lebih
efisien Sementara HT dengan Harga Pasar, dapat dikatkan merupakan metode yang terbaik.
Dapat mendorong divisi penjual maupun pembeli untuk berbuat lebih baik dan untuk
kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Kelemahan yang mungkin terjadi adalah,
mungkin produk yang dihasilkan divisi penjual tidak ada harga pasarnya.
Yang lebih adil dalam penentuan HT ini adalah metode Harga Pasar. Ini dapat dibuktikan
bahwa Fiskus hanya membenarkan dan mau menerima HT sebesar Harga Pasar. Jadi,
prosesnya bisa sangat transparan
Noya Corp memiliki dua divisi: Divisi 1 dan Divisi 2. Divisi 1 beroperasi pada kapasitas
penuh, memproduksi 100.000 unit produk A, dan membebankan harga $ 100 per unit. Biaya
variabel untuk membuat satu unit A adalah $ 70 dan biaya tetap per unit adalah $ 15
(dialokasikan berdasarkan jam mesin). Divisi 2 menggunakan produk A sebagai bagian
komponen untuk produknya sendiri dan mengharapkan untuk membeli 20.000 unit Produk A
dari pemasoknya dengan harga $ 95. Noya Corp memungkinkan divisi untuk menegosiasikan
harga transfer mereka sendiri.
1. Misalkan Divisi 1 dapat menghindari $ 8 dalam biaya variabel jika menjual produk
A ke Divisi 2.
Harga minimum untuk penjual = VC per unit + Biaya peluang / # unit yang ditransfer = ($
70- $ 8) + 20.000 * ($ 100- $ 70) / 20.000 = $ 92
b. Asumsikan Divisi 1 menawarkan untuk menjual 20.000 unit ke Divisi 2 dengan harga $ 94,
dan Divisi 2 menuntut harga transfer yang lebih rendah dan menolak tawaran itu. Apa yang
akan menjadi kerugian dalam potensi keuntungan bagi seluruh perusahaan?
1) Asumsikan TP = $ 94
a) Satu unit Produk X akan biaya Divisi 1 $ 60 dalam biaya variabel. Hitung harga transfer
minimum Divisi 1 akan membebankan Divisi 2 untuk Produk X.
Harga minimum untuk penjual = VC per unit + Biaya peluang / # unit yang ditransfer
= $ 60 + $ 30 * 15.000 / 30.000 = $ 75
4. Asumsikan bahwa Divisi 1 hanya dapat menjual 75.000 unit kepada pembeli luar
(yaitu ia memiliki kapasitas menganggur 25.000 unit) dan bahwa Divisi 2 menerima
diskon $ 5 per unit dari pemasok luarnya.
a). Dengan asumsi bahwa Divisi 2 membutuhkan 20.000 unit Produk A, berapakah kisaran
harga transfer yang akan disetujui kedua divisi?
b. Asumsikan bahwa Divisi 2 membutuhkan 30.000 unit Produk A. Berapa kisaran harga
transfer yang akan disetujui kedua divisi?
c. Asumsikan bahwa Divisi 2 menawarkan untuk membeli 20.000 unit dari Divisi 1 dengan
harga $ 85. Jika Divisi 1 menerima penawaran ini, apakah Anda mengharapkan ROInya naik
atau turun?
5. Asumsikan bahwa Divisi 2 tidak memiliki pemasok luar untuk Produk A, Divisi 2
mengharapkan untuk mendapatkan $ 90 per unit untuk produknya sendiri. Berapa
harga maksimum yang bersedia dibayarkan Divisi 2 untuk membeli Produk A dari
Divisi 1?
$ 90