Anda di halaman 1dari 7

“MERGER”

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah :


Manajemen Keuangan Lanjutan

Dosen Pengampu :
Drs. I Dewa Gde Bisma, MM.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6

1. Ardhia Agustina Putri (A1B019034)


2. Nurhaliza (A1B019252)
3. Luthfiyana Adfanin (A1B019176)
4. Sulistiani (A1B019324)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MATARAM
2021
MERGER
Istilah merger berasal dari kata “merger” yang berarti menggabungkan atau memfusikan.
Merger lebih dikenal didalam bidang manajemen, karena istilah ini selalu dikaitkan dengan
strategi manajemen dalam rangka pengembangan atau perluasan suatu usaha, termasuk di
dalamnya usaha – usaha untuk mengatasi permasalahan – permasalahan yang timbul didalam
perusahaan seperti kurangnya modal dan sumber daya manusia.
Merger adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih menjadi satu peusahaan. Motif
utama melakukan merger adalah
1) Sinergi adalah kondisi dimana nilai dari suatu kesatuan lebih besar daripada hasil
penjumlahan dari unsur – unsur pembentukan kesatuan tersebut; pada merger
yang bersifat sinergistik, nilai perusahaan setelah merger lebih besar dari pada
penjumlahan nilai masing – masing perusahaan sebelum merger.
2) Pertimbangan pajak. Misalnya, perusahaan yang memperoleh laba besar dan
terkena tarif pajak yang tertinggi dapat mengambil alih perusahaan dengan
akumulasi kerugian yang besar, kemudian menggunakan kerugian tersebut untuk
mengurangi laba kena pajak.
3) Pembelian aktiva di bawah nilai penggantiannya. Misalnya, pada 1980-an
perusahaan minyak dapat memperoleh cadangan minyak secara lebih murah
dengan membeli perusahaan – perusahaan minyak lainnya, daripada dengan
melakukan percobaan pengeboran.
4) Diversifikasi. Kerap kali para manajer berpendapat bahwa diversifikasi akan
membantu menstabilkan laba perusahaan sehingga mengurangi resiko perusahaan.
Karena itu, diversifikasi sering dijadikan alasan bagi pengambilalihan.
5) Keinginan untuk mengendalikan perusahaan yang lebih besar. Para manajer
dari perusahaan yang diambil alih kehilangan pekerjaanya, atau paling tidak
kewenangannya. Karena itu, para manajer yang memiliki kurang daripada 51
persen saham pada perusahaannya akan mencari jalan agar perusahaannya tidak
diambil alih. Merger merupakan salah satu jalan keluarnya.
Merger dapat memberikan manfaat ekonomi melalui economies of scale atau melalui
pemusatan aktiva kepada manajer yang lebih efisien. Akan tetapi, merger juga dapat
memperlemah persaingan, dan karena itu merger diatur secara cermat oleh badan – badan
pemerintah. Pada Sebagian besar merger, salah satu perusahaan (perusahaan pengambil alih)
melalui penjajakan untuk mengambil alih perusahaan lain (perusahaan sasaran).

Jenis - jenis Merger


Para ekonom membagi merger ke dalam empat kelompok, yaitu:
1) Merger Horizontal
Merger horisontal adalah penggabungan dua perusahaan yang
menghasilkan jenis produk atau jasa yang sama. Efek dari merger horisontal ini
adalah semakin terkonsentrasinya struktur pasar pada industri tersebut.
2) Merger Vertikal
Merger vertikal adalah penggabungan dua perusahaan antara industry hulu
dengan hilir. Merger dan akuisisi vertical ini dibagi dalam dua bentuk yaitu
integrasi kebelakang atau ke bawah (backward/downwardintegration) dan
integrasi ke depan atau ke atas (forward/upward integration).
3) Merger Kongenerik
Merger kongenerik adalah penggabungan perusahaan yang bergerak pada
industry umum yang sama, tetapi tidak ada hubungan pelanggan dan pemasok di
antara keduanya..
4) Merger Konglomerat
Merger konglomerat adalah penggabungan perusahaan dari industry yang
benar – benar berbeda. Merger dan akuisisi konglomerat terjadi apabila sebuah
perusahaan berusaha mendiversifikasi bidang bisnisnya dengan memasuki bidang
bisnis yang berbeda sama sekali dengan bisnis semula. Apabila merger dan
akuisisi konglomerat ini dilakukan secara terus menerus oleh perusahaan, maka
terbentuklah sebuah konglomerasi.

Prosedur Penggabungan Perusahaan


Pada kebanyakan merger, salah satu perusahaan memutuskan untuk membeli
perusahaan lainnya, menegosiasikan harga, dan kemudian melaksanakan
pengambilalihan. Adakalanya juga perusahaan yang diambil alih yang memulai Tindakan
tersebut, tetapi hal tersebut kurang lazim. Sesuai kelaziman, kita akan menyebut
perusahaan yang ingin membeli perusahaan lain sebagai perusahaan pengambil alih
dan perusahaan yang akan dibeli sebagai perusahaan sasaran.
Setelah perusahaan pengambil alih mengidentifikasi sasaran yang memungkinkan,
maka akan ditentukan berapa kira – kira harga yang cocok untuk dibayar. Jika perusahaan
pengambil alih sudah cukup yakin, maka mereka akan mengajukan usulan merger dan
mempelajari syarat – syarat yang sesuai. Jika kesepakatan tercapai, maka kedua belah
pihak akan menyampaikan pernyataan kepada pemegang saham yang mengajukan agar
pemegang saham menyetujui merger tersebut.
Seandainya pemegang saham setuju, perusahaan pengambil alih akan membeli
saham perusahaan sasaran dari para pemegang sahamnya, yang dibayar entah dengan
sahamnya sendiri, dengan tunai, atau dengan obligasi. Transaksi semacam itu disebut
merger suka rela.
Dalam situasi lain, manajemen perusahaan sasaran mungkin akan menolak
rencana merger. Barangkali mereka menganggap harga yang ditawarkan atas sahamnya
terlalu rendah, atau mungkin juga mereka hanya ingin mempertahankan jabatannya.
Dalam keadaan semacam ini, manajemen dari perusahaan sasaran dikatakan sebagai
bersikap bermusuhan, dan dalam merger secara paksa, perusahaan pengambil alih harus
berurusan langsung dengan pemegang saham dari perusahaan sasaran. Dalam
pengambilan secara paksa, perusahaan pengambil alih umumnya menyampaikan tawaran
pengembalian, yaitu permintaan kepada pemegang saham dari perusahaan sasaran agar
menawarkan sahamnya untuk dibeli dengan harga tertentu.

Analisis merger
Perusahaan pengambil alih cukup melakukan analisis penganggaran barang modal
untuk menentukan apakah nilai sekarang dari arus kas yang diharapkan dari merger
tersebut akan melampaui harga yang dibayar untuk perusahaan sasaran. Jika nilai
sekarang itu positif, perusahaan pengambil alih akan menindak lanjuti rencana merger
tersebut. Di pihak lain, pemegang saham perusahaan sasaran seharusnya menyetujui
rencana merger jika harga yang diterimanya melebihi nilai sekarang dari arus kas yang
akan diterima di masa mendatang apabila perusahaan tetap beroperasi secara mandiri.

Merger Operasi versus Merger Keuangan


Dari sudur analisis keuangan, ada dua jenis merger yaitu,
1) Merger Operasi adalah merger yang memadukan operasi dari kedua perusahaan
dengan harapan akan diperoleh efek sinergistik. Contohnya merger Time-Warner.
2) Merger Keuangan adalah merger yang tidak menyatukan operasi dari kedua
perusahaan sehingga perbaikan operasi tidak banyak diharapkan dari merger
tersebut. Pengambil alihan Columbia Pictures oleh Coca Cola merupakan salah
satu contoh merger keuangan.

Memperkirakan Laba Operasi Masa Mendatang


Dalam merger keuangan, arus kas pascamerger adalah hasil penjumlahan arus
kas.. masing – masing perusahaan jika meraka tetap beroperasi secara independent. Akan
tetapi, jika operasi kedua perusahaan digabungkan atau jika perusahaan pengambil alih
merombak manajemen perusahaan sasaran demi tercapainya peningkatan, maka
diperlukan estimasi dari arus kas masa mendatang yang akurat. Estimasi tersebut sangat
menentukan bagi pengambilan keputusan merger yang tepat, meskiput tentu sangat sulit
untuk memperoleh estimasi semacam itu.

Syarat – syarat Merger


Syarat – syarat merger terdapat dalam jawaban atas dua pertanyaan penting :
1) Siapa yang akan mengendalikan perusahaan gabungan tersebut ?
2) Berapa yang akan dibayar perusahaan pengambil alih kepada perusahaan sasaran?
Pengendalian Pascamerger. Bayangkan suatu situasi dimana perusahaan kecil yang
dikelola sendiri oleh pemiliknya dijual kepada perusahaan besar. Manajer pemilik
tersebut mungkin sangat ingin mempertahankan jabatannya, dan dia mungkin telah
menggalang hubungan yang erat dengan para karyawannya sehingga selayaknya
dipertimbangkan untuk tetap memegang kendali perusahaan setelah merger
terlaksana. Dengan demikian, hal ini perlu ditekankan selamarencana merger
dinegosiasikan. Jika perusahaan pengambil alih setuju mempertahankan manajemen
lama, maka manajemen mungkin akan mendukung merger tersebut dan mengusulkan
kepada pemegang saham untuk menerimanya. Jika manajemen lama akan digeser,
mungkin mereka akan menentang merger tersebut.
Harga yang Dibayar. Yakni uang kas atau sekuritas yang harus diserahkan kepada
pemegang saham perusahaan sasaran. Untuk ini diperlukan analisis seperti
penganggaran barang modal, pertambahan laba harus ditaksir, nilai sekarang laba
tersebut dihitung dengan menggunakan tingkat diskonto tertentu, dan jika nilai
sekarang dari pertambahan laba tersebut lebih besar daripada harga yang dibayar atas
perusahaan sasaran, maka merger akan disetujui.

Menilai Perusahaan Sasaran


Untuk menentukan nilai dari perusahaan sasaran, dua factor kunci yang
diperlukan yaitu,
1) Laporan keuangan pro forma yang memuat arus kas yang diterapkan.
2) Tingkat diskonto, atau biaya modal, yang ada diterapkan terhadap arus kas
proyek.

Peranan Bank Investasi


Bank investasi terlibat dalam aktivitas merger dengan beberapa cara:
1) Dengan membantu pelaksanaan merger.
2) Dengan membantu perusahaan sasaran untuk mengembangkan dan menerapkan
taktik defensive.
3) Dengan membantu memberikan penilaian atas perusahaan yang menjadi sasaran.

Persiapan Merger
Bank-bank investasi besar mempunyai grup merger dan pengambilalihan dibawah
departemen (bagian) keuangan korporasinya. (Departemen keuangan korporasi
memberikan nasihat kepada perusahaan - perusahaan, bukan memberikan penjaminan
dan jasa pialang) para anggota grup ini berupaya mengidentifikasi perusahaan yang
mempunyai kas berlebih yang mungkin ingin membeli perusahaan lain, perusahaan yang
ingin dibeli, atau perusahaan yang karena sesutatu hal,ingin bergabung dengan
perusahaan lain.

Pengembangan Taktik Defensif


Perusahaan yang tidak ingin diambil alih akan meminta bantuan kepada bank
investasi, Bersama – sama dengan kantor pengacara yang berspesialisasi untuk
menghambat terlaksananya merger. Taktik – taktik yang digunakan untuk bertahan
meliputi,
1) Pengubahan anggaran dasar sehingga hanya sepertiga dari anggota direksi
dipilih setiap tahun dan/atau sehingga 75 persen persetujuan diharuskan
untuk dapat terlaksananya merger.
2) Upaya untuk menyakinkan para pemegang saham dari perusahaan yang
akan diambil alih bahwa harga yang ditawarkan terlalu rendah.
3) Penggembosan masalah antitrust untuk menarik campur tangan
Departemen Kehakiman.
4) Penerbitan surat – surat hutang dan penggunaan hasilnya untuk membeli
Kembali saham di pasar terbuka, guna mendokrak harga saham di atas
harga yang ditawarkan pengambil alih.
5) Menghimbau white knigt
6) Melakukan poison pill.

Menetapkan Nilai yang Wajar


Jika dua perusahaan melakukan merger secara baik-baik (suka rela), maka penting
sekali bahwa harga yang disetujui adalah harg yang wajar jika tidak, pemegang saham
dari salah satu perusahaan bisa menuntut pembatalan merger tersebut. Karena itu, pada
kebanyakan merger besar, masing-masing pihak akan meminta jasa bank investasi untuk
mengevaluasi perusahaan sasaran dan menetapkan harganya yang wajar.

Aliansi Korporasi
Merger bukanlah satu-satunya cara menggabungkan dua perusahaan. Dalam
kenyataannya banyak perusahaan melakukan kerja sama yang tidak tergolong
sebagai merger. Usaha kerja sama itu disebut aliansi korporasi. Bentuknya ada beberapa
macam, mulai dari kerja sama pemasaran sampai dengan pemilikan bersama atas operasi
berskala internasional. Salah satu bentuk dari aliansi korporasi adalah usaha patungan
(joint venture) yaitu penggabungan atas bagian - bagian tertentu dari dua atau lebih
perusahaan untuk mencapai tujuan khusus dalam jangka waktu tertentu. Usaha patungan
kendalikan oleh manajemen gabungan dari perusahaan - perusahaan berperan serta.
DAFTAR PUSAKA

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. (1990). Dasar – dasar Managemen


Keuangan. The Dryden Press, a division of Holt, Rinehart and Winston, Inc.
Husnan, Suad. (1996). Manajemen Keuangan Buku 1 Edisi 4. BPEE-
YOGYAKARTA. Yogyakarta.
Zulhawati dan Ifah Rofiqoh. (2014). Dasar – dasar Managemen Keuangan.
Yogyakarta.
Tarigan, Josua., Swenjiadi Yenewan., dan Grace Natalia. (2016). Merger dan
Akuisi : dari perspektif strategis dan kondisi Indonesia. EKUILIBRIA. Candi Gebang I
No. 23 Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai