Anda di halaman 1dari 46

MERGER & AKUISISI

Materi 7
Materi Pembelajaran
1. KONSEP DASAR: Takeover, Merger, dan Akuisisi
2. IMPLEMENTASI DAN PENGELOLAAN: Merger dan Akusisi
3. MERGER & AKUISISI YANG BAIK DAN TIDAK BAIK
4. PENILAIAN DALAM MERGER & AKUISISI:
Metode Aliran Kas Terdiskonto
Metode Kelipatan
Pendekatan Market Value
Pendekatan Economic Gains & Costs
5. STRATEGI DAN TAKTIK MERGER & AKUISISI: Ofensif dan Defensif
KONSEP DASAR
Pendahuluan: Ekspansi
◦ Ekspansi, atau perluasan usaha, dapat dilakukan secara internal & eksternal.
◦ Ekspansi internal  investasi dari awal (seperti mendirikan perusahaan baru)
atau memperluas perusahaan yang sudah ada.
◦ Ekspansi eksternal  perluasan perusahaan dengan menggabungkan
kegiatan operasionalnya dengan perusahaan lain yang sudah ada, bisa melalui
merger, konsolidasi, atau akuisisi.
KONSEP DASAR:
Takeover, Merger, dan Akuisisi
◦ TAKEOVER merupakan istilah yang lebih umum mengacu kepada transfer kendali
suatu perusahaan dari satu kelompok investor ke kelompok investor yang lain.
◦ Pengambilalihan bisa dilakukan melalui beberapa cara, yaitu:
1) Akuisisi
2) Konteks Proksi
3) Going Private
◦ Sedangkan akuisisi memiliki bermacam-macam bentuk:
1) Merger atau Konsolidasi
2) Akuisisi Saham
3) Akuisisi Aset
KONSEP DASAR:
Takeover, Merger, dan Akuisisi
Merger atau
Konsolidasi

TAKEOVER Akuisisi Akuisisi Saham

Kontes Proksi Akuisisi Aset

Going Private
KONSEP DASAR:
Takeover, Merger, dan Akuisisi
◦ Merger adalah penggabungan dua perusahaan yang ukurannya tidak sama
dan hanya satu perusahaan yang lebih besar tetap mempertahankan
identitas (nama, merk, etc). Aset dan kewajiban perusahaan yang lebih kecil
diambil alih oleh perusahaan yang lebih besar.
◦ Contoh: Sebagai program restrukturisasi perbankan nasional sejak krisis 1998,
pada tahun 2000, delapan bank berstatus BTO (Bank Taken Over) yang
ukurannya lebih kecil dipaksa untuk merger ke dalam Bank Danamon yang
ukurannya lebih besar.
KONSEP DASAR:
Takeover, Merger, dan Akuisisi
◦ Konsolidasi adalah penggabungan dua perusahaan atau lebih yang ukurannya
relatif sama menjadi satu perusahaan baru.
◦ Contoh: Pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program restrukturisasi
perbankan nasional sejak krisis 1998, Bank Mandiri lahir dari penggabungan
empat bank pemerintah yang kecil-kecil, yaitu Bank Bumi Daya (BBD), Bank
Pembangunan Indonesia (Bapindo), Bank Dagang Negara (BDN), dan Bank
Ekspor Impor Indonesia (Bank Exim).
KONSEP DASAR:
Takeover, Merger, dan Akuisisi
◦ Akuisisi adalah penggabungan dua perusahaan yang mana perusahaan yang bertindak sebagai
akuisitor membeli perusahaan yang diakuisisi, entah dengan membeli porsi saham mayoritas
atau membeli semua asetnya.
◦ Dampak: pengendalian manajemen perusahaan yang diakuisisi berpindah kepada
perusahaan akuisitor, sementara kedua perusahaan masing-masing tetap beroperasi sebagai
suatu badan hukum yang berdiri sendiri.
◦ Contoh: Pada 2019, Bank BCA mengakuisisi Bank Royal dan Rabo Bank dan keduanya
menjadi ‘anak perusahaan’ BCA yang rencananya akan mengimplementasikan strategi bank
digital yang disusun oleh BCA.
Kerangka Awal Keputusan Merger & Akuisisi
◦  Analisis merger dan akuisisi bisa dimulai dengan mengidentifikasi PV dari manfaat dan PV
dari biayanya. Manfaat diperoleh dari sinergi atau penghematan lainnya yang muncul dari
menggabungkan kedua usaha tersebut.
◦ Sinergi sering dilambangkan dengan 1 + 1 = 3, dimana sinergi menjadi poin penambah
sebanyak 1 yang dimasukkan ke dalam angka 2 yang seharusnya terjadi pada kondisi
normalnya.
◦ Secara model matematis, manfaat dari merger & akuisisi dapat dikonfirmasi bila:

dimana
Kerangka Awal Keputusan Merger & Akuisisi
◦ Jika
  manfaat bernilai positif, maka merger secara ekonomis bisa dilakukan. Biaya muncul dari upaya
memperoleh Y. Jika Y dibeli dengan kas, maka bisa kita simpulkan:

◦ NPV dari merger / akuisisi tersebut dengan demikian bisa dihitung sebagai:

◦ Misalkan nilai perusahaan X = Rp 2,5 juta dan nilai perusahaan Y = Rp 500 ribu. Setelah digabung,
diperkirakan nilai gabungan menjadi Rp 3,75 juta. Perusahaan X membayar dengan kas Rp 1 juta kepada
perusahaan Y, atau setara dengan kondisi premium 100%. Apakah pembelian perusahaan Y tersebut
layak dilakukan perusahaan X?
Kerangka Awal Keputusan Merger & Akuisisi
◦ Diketahui:
 

◦ Kas = Rp 1.000.000
◦ Jawab:

Karena NPV positif, maka dapat dikatakan merger / akuisisi ini layak dijalankan
Implementasi dan Pengelolaan Merger & Akuisisi

◦ Merger dan akuisisi yang baik harus sesuai dengan kerangka proses
perencanaan strategis perusahaan / organisasi. Hal itu diperkuat oleh kegunaan
merger dan akuisisi bisa dipakai untuk mencapai tujuan strategis
perusahaan.
◦ Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merger dan akuisisi yang baik
bisa dikelompokkan ke dalam tiga tahap: Strategi, Transaksi, dan
Implementasi.
Langkah-Langkah Merger dan Akuisisi
1) Proses strategis untuk pertumbuhan nilai
2) Analisis karakteristik industri
3) Sistem organisasi perusahaan
4) Strategi berganda untuk pertumbuhan nilai
5) Proses pencarian
6) Melihat potensi ekonomis melalui sinergi
7) Melihat potensi ekonomis melalui restrukturisasi
8) Due Diligence—hukum dan bisnis
9) Faktor Budaya
10) Penilaian
11) Negosiasi
12) Struktur Deal
13) Implementasi
14) Review dan Proses Baru Lagi
MERGER & AKUISISI
YANG BAIK & TIDAK
BAIK
Merger dan Akuisisi Yang Baik
◦ Alasan #1: Skala Ekonomi
Prinsip economies of scale yang memicu perusahaan untuk semakin
efisiensi dalam, misalnya, memproduksi barang lebih banyak dengan biaya
per item yang semakin menurun.
Nyatanya, untuk mencapai kondisi tersebut tidak selalu harus dengan
melakukan merger atau akuisisi.
Bahkan kebanyakan kasus menunjukkan bahwa economies of scale bisa
dicapai hanya dengan ekspansi biasa tanpa harus ‘mencaplok’
perusahaan lain.
Merger dan Akuisisi Yang Baik
◦ Alasan #2: Pengendalian
Lebih sering dilatarbelakangi oleh motif ingin dapat mengontrol jalur produksi /
distribusi dengan lebih baik.
Bisa dengan model Backward Integration, dimana perusahaan melakukan merger
/ akuisisi atas perusahaan hulu yang memproduksi bahan bahan bakunya.
Bisa dengan model Forward Integration, dimana perusahaan melakukan merger /
akuisisi atas perusahaan hilir yang mengatur distribusi dan pelayanan kepada
konsumennya.
Contoh sukses di Indonesia  Salim Group (dan segala merek Indo….. nya)
Merger dan Akuisisi Yang Baik
◦ Alasan #3: Pajak
Merger / akuisisi bisa dilakukan bila perusahaan yang untung besar tidak ingin
membayar pajak yang terlalu besar.
Caranya dengan melakukan konsolidasi laba-rugi, yaitu mengakumulasi
keuntungan milik si perusahaan X dengan kerugian miliki perusahaan Y yang telah
diakuisisi sebelumnya. Bisa dibilang bahwa kerugian ‘si anak’ ditransfer ke ‘si
induk’ (Tax Carry Backward / Forward  tergantung ‘si anak’ ada di level hulu
atau hilir)
Merger juga dapat memunculkan potensi restrukturisasi aset dengan cara langsung
menghapus aset tertentu (write off), atau dengan cara menambah depresiasi
yang kelak akan mengurangi pajak yang dibayarkan.
Ingat lagi struktur laporan laba rugi!
Merger dan Akuisisi Yang Baik
◦ Alasan #4: Menggabungkan Sumber Daya
Perusahaan bisa membeli perusahaan lain yang mempunyai sumber daya yang bisa
melengkapi sumber daya yang dibutuhkan perusahaan akuisitor.
◦ Alasan #5: Menghilangkan Ketidakefisienan
Manajer yang tidak kompeten, akan membuat perusahaan menjadi tidak efisien. Lebih
jauh lagi, memicu Agency Problem.
Masalahnya manajer tidak akan memecat dirinya sendiri, dan pemegang saham tidak bisa
serta merta memecatnya apalagi di negara maju yang distribusi sahamnya di masyarakat
sudah sangat luas. Sehingga manajer secara de facto menjadi ‘penguasa perusahaan’.
Menerima merger atau akuisisi menjadi alternatif untuk menghilangkan manajer yang
tidak kompeten. Setelah merger, manajer tertinggi dari perusahaan akuisitor bisa
memberhentikan manajer perusahaan akuisisi yang tidak kompeten.
Merger dan Akuisisi Yang Baik
◦ Alasan #6 Memaksa Pendistribusian Kas
Sama dengan sebelumnya, ini salah satu contoh Agency Problem dengan istilah tepatnya
Agency Free Cash Flow.
Manajer cenderung ingin memegang kendali atas kas perusahaan, sementara pemegang
saham cenderung ingin dibagikan dividen dari kas tersebut. Masalah tersebut semakin parah
bilamana kasusnya terjadi pada perusahaan yang sudah sangat mature, aliran kas masuk
sangat lebih besar ketimbang aliran kas keluar. Tidak perlu marketing susah-susah dan
banyak-banyak karena semua orang sudah tahu produknya.
Biasanya memiliki nilai pasar yang lebih rendah dari nilai bukunya (Undervalued)
sehingga cocok menjadi sasaran merger & akuisisi.
Contoh: HM Sampoerna diakuisisi Philip Morris, saat ini Dividend Payout Ratio nya
cenderung di atas 100% setiap tahunnya
Merger dan Akuisisi Yang Tidak Baik
◦ Alasan #1: Diversifikasi
Dalam konsep risk & return, Diversifikasi adalah usaha penyebaran risiko dengan membeli
beragam aset yang tidak memiliki hubungan secara langsung atau bahkan nihil hubungan.
Sekilas masuk akal bila perusahaan mengakuisisi perusahaan lain yang tidak ada hubungannya dengan
core business / core competence yang dimiliki. Namun, pemegang saham / investor yang
berpengalaman sebenarnya dapat melakukan diversifikasi sendiri secara personal.
Investor dapat membentuk portofolio investasi sendiri dengan membeli 15-20 saham yang berbeda.
Oleh karena itu, aksi korporasi seperti merger dan akuisisi dengan alasan diversifikasi dipandang
tidak memberikan nilai tambah bagi investor.

Hubungkan materi ini dengan materi pada mata kuliah Pasar Modal & Investasi!
Strategi Diversifikasi Usaha
Single Industry

Related
Diversification
Unrelated
Diversification
Merger dan Akuisisi Yang Tidak Baik
◦ Alasan #2: Meningkatkan Pertumbuhan
Pertumbuhan memang akan meningkatkan Company Size seperti Total Aset.
Namun, merger / akuisisi yang tidak memberikan peningkatan efisiensi atau sinergi justru tidak
akan memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
Alasan ini justru akan menguntungkan manajer karena akan lebih terlihat prestisius bila mengelola
perusahaan besar daripada mengelola perusahaan kecil.
◦ Alasan #3: Meningkatkan Earning per Share (EPS)
 Meskipun EPS bisa meningkat, namun tidak serta merta memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham.
 Bila alasannya hanya untuk meningkatkan EPS, tanpa memperhatikan adanya efisiensi / sinergi, maka perusahaan
dapat terjebak dalam mindset bahwa untuk meningkatkan EPS maka harus melakukan merger / akuisisi terus
menerus.
Merger dan Akuisisi Yang Tidak Baik
◦ Alasan Lainnya:
a) Manajer ingin mempertahankan sumber daya perusahaan (kas), dengan cara
mengakuisisi perusahaan lain agar kas perusahaan sendiri tidak jatuh ke
pihak lain. Perusahaan seperti itu justru kelak akan menjadi target merger /
akusisi perusahaan lain yang lebih besar  kembali ke masalah Agency of
Free Cash Flow sebelumnya.
b) Kemungkinan manajer memiliki semacam HUBRIS SYNDROME (animal
spirit, atau semangat binatang) yang membuat manajer akan bertindak di luar
batas rasional termasuk dalam melakukan merger dan akuisisi
Alasan Penggabungan Perusahaan (sumber
pustaka lain)
1. Perusahaan melakukan penggabungan dengan tujuan untuk menciptakan
sinergi, artinya hasil yang diperoleh perusahaan setelah bergabung harus
lebih besar dibandingkan dengan jika masing-masing perusahaan beroperasi
sendiri-sendiri, atau dapat diilustrasikan ( 2 + 2 = 5).
2. Mencapai operasi yang ekonomis (economic of scale)
3. Memicu pertumbuhan usaha (business growth)
4. Diversifikasi untuk menyebar risiko bisnis
Faktor Keterkaitan Bidang Usaha
Perusahaan (sumber pustaka lain)
◦ Penggabungan ditinjau dari keterkaitan bidang usaha perusahaan yang bergabung dibedakan
menjadi:
1. Penggabungan vertikal: penggabungan dua perusahaan atau lebih yang berada pada tingkat
proses produksi yang tidak sama.
2. Penggabungan horizontal: penggabungan dua perusahaan atau lebih yang berada pada
tingkat proses produksi yang sama.
3. Penggabungan konglomerat: penggabungan dua perusahaan atau lebih yang tidak memiliki
keterkaitan bidang bisnis sama sekali.
Mengapa Merger dan Akuisisi Gagal?
◦ Setidaknya ada dua kemungkinan penyebabnya:
1. Membayar terlalu mahal
2. Manajemen paska akuisisi yang ternyata tidak baik
◦ “Kenapa perusahaan membayar terlalu mahal?” ada beberapa kemungkinan
jawabannya sebagai berikut ini:
1. Terlalu optimis terhadap potensi pasar
2. Over-estimasi sinergi
3. Tidak memperhatikan potensi problem
4. Overbidding
5. Integrasi bisnis paska akuisisi yang kurang baik.
Langkah-Langkah Merger & Akuisisi Yang Sukses

1) Langkah Pre-Akuisisi: Menetapkan visi bagaimana meningkatkan nilai


dengan jalan:
a) Memperkuat core business dengan memperoleh akses ke konsumen baru atau
produk/jasa yang saling komplementer satu sama lain.
b) Memanfaatkan economies of scale dalam hal distribusi dan manufaktur.
c) Memanfaatkan kesempatan transfer teknologi.
2) Mengidentifikasi Kandidat: harus lebih aktif, jangan menunggu tawaran
dari bank. Bisa membuat semacam database, baik perusahaan public atau
private, target ideal yang bisa diidentifikasi: bisnis yang berkaitan, bisa
diintegrasikan dengan lebih mudah, bisa dijangkau harganya, dan bisa dibeli.
Langkah-Langkah Merger & Akuisisi Yang Sukses

3) Menilai Kandidat Lebih Mendalam: nilai yang akan diperoleh harus


dibandingkan dengan harga yang dibayar. Sinergi bisa dikelompokkan
menjadi:
Universal: bisa dimanfaatkan oleh setiap pengakuisisi
Endemic: bisa dimanfaatkan hanya oleh beberapa pengakuisisi, misalnya hanya
jika perusahaan ada di dalam industri yang sama
Unique: hanya bisa dimanfaatkan oleh pihak tertentu saja
4) Melakukan Kontak dan Negosiasi
Langkah-Langkah Merger & Akuisisi Yang Sukses

5) Melakukan Intergrasi Manajemen Paska Merger / Akuisisi

AKSI YANG HARUS DILAKUKAN


Mendefinisikan model 1. Menyatukan arah strategis
bisnis yang baru 2. Mengembangkan model operasi baru
3. Menentukan target, akuntabilitas dan insentif kinerja secara jelas,
Menyelesaikan 4. Menunjuk para top management
ketidakpastian dan 5. Mempertahankan para top performer
konflik-konflik 6. Berkomunikasi untuk mendapatkan dukungan seluruh karyawan
Merespon tekanan- 7. Jual kesepakatan terbaik pada para pelanggan utama
tekanan dari pihak luar 8. Menjalin komunikasi baik terhadap para pemangku kepentingan di luar perusahaan
9. Menjaga kepuasan para regulator
PENILAIAN DALAM
MERGER DAN
AKUISISI
Ingat materi Nilai Waktu Uang (MK Semester 3) dan Valuasi Saham (PM&I Semester 7) !!
Metode Aliran Kas Yang Didiskontokan
◦ Alkisah, PT Hitech merupakan target akuisisi yang kita incar. Estimasi aliran kas (dalam $ juta) selama 5
tahun ke depan adalah sebagai berikut:

2021 2022 2023 2024 2025


1. Penjualan 105 126 151 174 191
2. HPP 80 94 111 127 136
3. Biaya Penjualan dan Administrasi 10 12 13 15 16
4. Depresiasi 8 8 9 9 10
5. Earning Before Interest & Tax (EBIT) 7 12 18 23 29
6. Bunga 3 4 5 6 7
7. Earning Before Tax (EBT) 4 8 13 17 22
8. Pajak (40%) 1,6 3,2 5,2 6,8 8,8
9. Net Income 2,4 4,8 7,8 10,2 13,2
10. (+) Depresiasi 8 8 9 9 10
11. Aliran Kas (Cash Flow) 10,4 12,8 16,8 19,2 23,2
12. (-) kas ditahan untuk pertumbuhan 4 4 7 9 12
13. (+) Horizon Value (Terminal Cash Flow) - - - - 126,3
14. Aliran Kas Bersih (Net Cash Flow) 6,4 8,8 9,8 10,2 137,5
Metode Aliran Kas Yang Didiskontokan
◦ Bila
  aliran kas setelah periode 2025 diasumsikan tumbuh stabil (g) 6% per tahun selamanya, maka
Terminal Value (V) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:

◦ Biaya modal (k) dapat dihitung dengan menggunakan model CAPM. Bila risk-free rate (Rf) dan premi
risiko (Rm-Rf) diasumsikan sama-sama 7% dan Beta (risiko sistematis) adalah 1,2 maka perhitungannya
menjadi:
Metode Aliran Kas Yang Didiskontokan
◦ Biaya
  Modal (k) sebesar 15,4% itu sebenarnya juga bisa dipakai sebagai discount rate untuk kelak
dapat menghitung nilai perusahaan PT Hitech. Perhitungannya adalah:

◦ Dengan demikian nilai PT Hitech adalah $91,5 juta dimana nilai ini belum memasukkan faktor sinergi di
dalamnya. Manajer keuangan kemudian bisa memasukkan faktor sinergi yang kemudian bisa
menungkatkan harga akuisisi / merger PT Hitech ke depannya.
Metode Pendekatan Kelipatan (Multiple Approach)

◦ Basis yang dipakai bisa berupa Laba Bersih, EPS, Penjualan, Nilai Buku, dan
untuk bisnis tertentu bisa menggunakan jumlah pelanggan / subskripsi (missal:
TV & Operator Seluler)
◦ Misalnya, PT Hitech memiliki perkiraan laba bersih mulai dari 2021 sebesar
$2,4 juta sampai dengan 2025 sebesar $13,2 juta dimana rata-rata laba bersih
per tahun adalah $7,7 juta.
◦ Rata-rata PER (Price-Earning Ratio) untuk perusahaan sejenis di industri
yang sama adalah 12x. Dengan menggunakan PER sebagai kelipatannya, maka
nilai PT Hitech adalah $92,4 juta (= 12 x $7,7 juta)
Metode Pendekatan Kelipatan (Multiple Approach)
◦ Misalkan PT VW akan jadi target akuisisi. Namun kita akan melihat rasio-rasio perusahaan yang sejenis dengan
PT VW dan dirangkum dalam tabel di bawah ini:

Rasio PT A PT B PT C Rata-Rata
Market / Sales Ratio 1,2 1,0 0,8 1,0
Market / Book Ratio 1,3 1,2 2,0 1,5
Price-Earning Ratio 20 15 25 20

◦ PT VW mempunyai penjualan 100, nilai buku saham 60, dan laba bersih 5. Maka perhitungan nilai pasar PT VW
adalah sebagai berikut:

Data PT VW Rata-Rata Rasio Industri Nilai Saham Rata-Rata Nilai Saham


Penjualan (=100) 1,0 100
Nilai Buku Saham (=60) 1,5 90 97
Laba Bersih (=5) 20 100
Metode Pendekatan Kelipatan (Multiple Approach)

◦ Dalam merger dan akuisisi sesungguhnya, biasanya premium akan dibayarkan pada
perusahaan target. Dengan kata lain, bila kita ingin mengakuisisi PT VW, maka angka 97
masih ‘belum pantas’ untuk ditawarkan kepada perusahaan tersebut. Mereka ingin dibeli
dengan lebih pantas, atau di harga premium.
STRATEGI DAN TAKTIK
DALAM MERGER & AKUISISI
STRATEGI DAN TAKTIK OFENSIF:
untuk perusahaan akuisitor
1) Pembelian saham perusahaan target melalui mekanisme pasar saham reguler.
2) Melakukan tender offer yaitu perusahaan secara terbuka mengumumkan akan membeli saham
perusahaan target dengan harga tertentu. Para investor yang tertarik dengan penawaran itu akan
menjual saham perusahaan tersebut.
3) Dalam kontes proksi, perusahaan membujuk pemegang saham lain untuk mewakilkan suaranya
kepada perusahaan akuisitor. (proxy war)
4) Leveraged Buy Out, yaitu membeli perusahaan dengan menggunakan utang yang besar. Setelah
perusahaan target dibeli, maka utang tersebut akan ikut bergabung di dalam laporan keuangan
konsolidasi. Motifnya adalah untuk menghemat pajak sehingga EPS nya pun menjadi naik.
5) Junk Bond, obligasi sampah. Ini sudah pernah dibahas di materi pendanaan jangka panjang.
STRATEGI DAN TAKTIK DEFENSIF:
untuk perusahaan terancam diakuisisi
1) Strategi Pencegahan (Preventif)
◦ Secara umum mencegah terjadinya akuisisi adalah dengan menjadi perusahaan yang baik.
Perusahaan yang baik biasanya harga sahamnya dihargai relatif mahal (dari segi Rp maupun rasio
pasarnya) dan akan membuat para pemegang saham puas. Jika para pemegang saham puas, maka
tidak akan ada urgensi untuk mengganti jajaran manajemen dengan jalan merger / akuisisi.
◦ Perusahaan dapat menjadi sasaran empuk merger / akuisisi bila potensinya besar namun tidak dapat
dikelola dengan baik. Indikator potensi besar adalah:
1. Q-rasio rendah
2. Neraca likuid, kas mengalami kelebihan yang besar
3. Rasio PER rendah
4. Anak perusahaan atau aset bisa dijual tanpa mengganggu aliran kas
5. Kepemilikan saham dari pihak manajemen itu sendiri rendah
STRATEGI DAN TAKTIK DEFENSIF:
untuk perusahaan terancam diakuisisi
◦ Perusahaan juga bisa menghindari akuisisi dengan menjadi perusahaan menjadi tidak menarik
untuk diambil alih. Berikut ini beberapa cara yang bisa ditempuh:
a) Menaikkan utang dan dana dari utangan dipakai untuk membeli saham kembali.
b) Menaikkan jumlah & persentase dividen
c) Perjanjian utang: pembayaran dipercepat jika terjadi takeover.
d) Menginvestasikan kas yang berlebih (excess cash) ke proyek dengan NPV Positif
e) Membeli perusahaan lain, daripada dibeli perusahaan lain
f) Undervalue asset: sell-off atau restrukturisasi untuk meningkatkan nilai.
STRATEGI DAN TAKTIK DEFENSIF:
untuk perusahaan terancam diakuisisi
◦ Strategi pencegahan lainnya:
1. Mengamati perdagangan saham, bilamana ada tanda-tanda akumulasi saham secara massif dan
rutin.
2. Perubahan pada AD/ART, dimana manajemen bisa saja mengubah AD/ART dalam beberapa hal,
misalnya mengubah ketentuan supaya merger / akuisisi harus disetujui 90% pemegang saham dari
sebelumnya cuma butuh 51% pemegang saham.
3. Poison Pills, teknik dimana pemegang saham perusahaan target memiliki hak untuk membeli
perusahaan target atau membeli perusahaan pengakuisisi dengan harga pembelian rendah seolah-
olah pemegang saham target diberikan subsidi. Tujuan utamanya adalah mengakibatkan dilusi
saham target, sehingga pengakuisisi bingung menentukan harga jualnya atau bahkan jadi
kemahalan.
4. Golden Parachute (GP), teknik dimana ada perjanjian dimana manajer perusahaan target akan
diberikan pesangon yang besar jika dia disingkirkan akibat terjadinya merger / akuisisi.
STRATEGI DAN TAKTIK DEFENSIF:
untuk perusahaan terancam diakuisisi
2. Strategi Pertahanan Aktif, perlawanan bisa dilakukan dengan cara-cara berikut ini:
Litigations: Perusahaan target bisa mengambil jalur hukum dan menyatakan klausul antitrust, fraud,
atau disclosure tidak cukup, dll
Greenmail: Membeli sejumlah besar saham yang dimiliki “pemegang saham tertentu” dengan harga
premium (di atas harga wajar atau bahkan harga pasar). Sembari diberi perjanjian bahwa “mereka”
akan berhenti melakukan upaya pengambil alihan perusahaan untuk jangka waktu tertentu, misalnya
10 tahun mendatang. Perjanjian itu disebut juga standstill agreement.
Pac Man Defense: Perusahaan target melakukan pembalasan dengan jalan membeli bidder. Namun
strategi ini hanya efektif bila perusahaan target lebih besar dibandingkan dengan pengakuisisi, karena
ada risiko tak terkendali dan menyebabkan biaya yang besar untuk “saling menggigit”.
STRATEGI DAN TAKTIK DEFENSIF:
untuk perusahaan terancam diakuisisi
White Knight: Target bisa memilih untuk mencari partner merger / akuisisi yang
lebih ‘bersahabat’, karena merasa perusahaan pengakuisisi saat ini mempraktikan
hostile takeover. Dengan menjual sahamnya ke sahabat White knight nya tersebut,
kendali atas perusahaan pun sudah terbagi menjadi dua: perusahaan target dan si
White Knight. Perusahaan pengakuisisi pun kesulitan untuk masuk dan
mendominasi.
White Squire: Sedikit berbeda dengan White Knight, dalam strategi ini partner
tidak perlu sampai memiliki control atas target. Target cukup menjual sejumlah
saham ke partner White Squire, dan partner akan mendukung manajemen dari
perusahaan target.
TUGAS
◦ Masing-masing kelompok mahasiswa, carilah contoh kasus di dunia nyata,
perusahaan-perusahaan di Indonesia (Internasional juga boleh) yang
melakukan / menjadi target merger atau akuisisi. Paling lama adalah kasus
tahun 2010.
◦ Buatlah makalah yang menerangkan timeline proses merger atau akusisi
tersebut secara jelas. Identifikasi juga hal-hal yang terjadi selama proses tersebut,
yang bisa dikaitkan dengan materi kali ini.
◦ Pada pertemuan kedua, masing-masing kelompok harus melakukan presentasi
atas kasusnya.
◦ Tidak boleh ada kasus yang sama! Saling koordinasi antar kelompok.

Anda mungkin juga menyukai