Anda di halaman 1dari 25

RISK MANAGEMENT - CONCEPTS AND INSTRUMENTS FOR RISK

HEDGING, WARRANT, AND CONVERTIBLE

MAKALAH
disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan

Oleh:
Lulu Nur Aulia (030118008)
Winda Sopiah (030118019)
Qori Fauziah Nurazizah (030118048)
Aulia Rahmatania (030118051)
Nanda Galih Pradita (030218041)
Ega Randu Setiawan (030218068)
Aulia Abdul Hafiz (030218082)
Intan Novita Fadila (030218086)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI DAN MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DR. KHEZ MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-NyA
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalah Risk Managements Concepts And
Instruments For Risk Hedging, Warrant, And Convertible untuk memenuhi tugas pada mata
kuliah Manajemen Keuangan Lanjutan.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan manfaat untuk pembaca.

Purwakarta, 21 November 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1


1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan Makalah ........................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................... 3
2.1. Sekuritas Derivatif ........................................................................................................ 3
2.2. Hedging......................................................................................................................... 13
2.3. Convertible ................................................................................................................... 17

BAB III PENUTUP................................................................................................................... 21


3.1. Kesimpulan ................................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................ 22

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Makalah
Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan
harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Secara garis besar, investasi
dibagi dalam dua golongan, yaitu: 1) Investasi langsung, sering disebut juga sebagai
investasi nyata (real investment), dan 2) Investasi tidak langsung, disebut juga sebagai
investasi keuangan (financial investment).
Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan investasi ditujukan untuk mendapatkan
dana yang besar dalam waktu singkat. Salah satu contoh investasi ini adalah pada aset yang
fluktuatif, misalnya saham. Nilai saham mungkin saja tiba-tiba melonjak naik atau bahkan
merosot tajam. Fluktuasi nilai saham merupakan suatu risiko investasi yang harus dihadapi.
Berdasarkan hal ini, muncul sekuritas derivatif yang berfungsi untuk mengurangi risiko
akibat fluktuasi harga aset keuangan. Sekuritas derivatif merupakan keuangan yang nilainya
bergantung pada alat keuangan lain yang tercantum di dalamnya.
Pengertian Derivatif (derivatives) secara umum adalah sebuah instrument keuangan
(financial instrument) yang nilainya diturunkan atau didasarkan pada nilai dari aktiva,
instrument, atau komoditas yang lain.
Selain pengertian derivative, ada satu istilah yang berkaitan erat dengan derivative yaitu
“manajemen risiko”. Manajemen risiko dapat didefinisikan sebagai proses keseluruhan
untuk mengidentifikasi, mengendalikan, dan meminimalkan pengaruh dari ke tidak pastian
suatu kejadian.
Produk Derivatif merupakan sebuah efek yang diturunkan dari instrumen efek
utamanya. Di Bursa Efek Indonesia, efek utama (underlying) yang paling populer
diderivatifkan adalah saham, dengan produk turunannya adalah right dan waran.
Keinginan investor untuk melindungi dirinya dari adanya resiko investasi di pasar modal
dapat diakomodasikan dengan adanya sekuritas derivative. Sekuritas derivatif adalah suatu
sekuritas yang sebagian nilainya dipengaruhi oleh sekuritas lain. Pasar keuangan derivatif
juga dapat dikelompokkan berdasarkan kontraknya antara lain future contracts, forward
contracts, option contracts, swap contracts dan kombinasi dari beberapa kontrak sekaligus.
Semua instrumen derivatif adalah kontrak antara dua pihak pembeli dan penjual yang di

1
dalam kontraknya berbagai hal telah disepakati bersama pada saat ditetapkan, tetapi
realisasinya atau pelaksanaan hal tersebut adalah nanti pada kurun waktu tertentu di masa
yang akan datang. Jenis instrumen derivatif adalah option contract (kontrak opsi),
futures/forward contract, right dan  Warrant. 
Instrumen derivatif ini sebagai inovasi baru di pasar modal yang perannya sangat
diperhatikan terutama dalam hal strategi hedging (lindung nilai) atas transaksi-transaksi
keuangan tertentu yang bersifat kontinjen.
Dalam hal investasi lainnya adanya Obligasi konversi dimana Bagi investor, Obligasi
konversi ini adalah lebih aman dibandingkan dengan investasi pada saham preferen ataupun
saham biasa.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini:
1. Apa yang dimaksud dengan sekuritas derivatif?
2. Apa yang dimaksud dengan hedging?
3. Apa yang dimaksud dengan convertible?

1.3 Tujuan Penulisan Makalah


Tujuan dari penulisan makalah ini:
1. Mengetahui yang dimaksud dengan sekuritas derivatif.
2. Mengetahui yang dimaksud dengan hedging.
3. Mengetahui yang dimaksud dengan convertible.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sekuritas Derivatif
A. Pengertian Sekuritas Derivatif
Dalam dunia keuangan, derivatif adalah sebuah kontrak bilateral atau perjanjian
penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi
acuan pokok atau disebut produk turunan (underlying product). Instrument derivatif
adalah suatu instrumen keuangan yang nilainya tergantung pada aset lain yang lebih
elementer atau aset yang mendasarinya (underlying asset). Intinya, nilai dari intrument
derivatif (disingkat derivatif) tergantung pada nilai aset dasarnya. Aset dasar yang
berhubungan dengan derivatif bisa merupakan saham, obligasi, valas, komoditas, bahkan
indeks harga pasar seperti indeks harga saham, serta aset-aset lainnya.
Sekuritas derivatif merupakan salah satu instrumen keuangan yang diperdagangkan
di pasar modal Indonesia. Bahkan saat ini dengan semakin banyaknya emiten yang
menerbitkan dan mencatatkan sekuritas derivatifnya di bursa efek (listing), menjadikan
perdagangan sekuritas derivatif semakin marak dan menarik para investor untuk ikut
terjun dalam transaksi jual beli sekuritas derivatif.
Menurut UU Pasar Modal No 8 Tahun 1995, sekuritas derivatif adalah beberapa
jenis efek yang ditawarkan emiten kepada publik sebagai efek lanjutan dari efek yang
telah dahulu dipasarkan. Menurut Muhammad, sekuritas derivatif adalah salah satu
bentuk instrumen keuangan turunan dari instrumen utama yang berfungsi sebagai suatu
strategi dan solusi inovatif untuk sistem manajemen risiko.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sekuritas
derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang merupakan turunan (derivative asset)
dari instrumen utamanya (underlying asset) baik efek yang bersifat penyertaan maupun
hutang. Instrumen turunan dapat berarti turunan langsung dari instrumen utamanya
maupun turunan selanjutnya atau turunan keduanya. Karena merupakan instrumen
turunan maka nilainya tergantung pada nilai aset keuangan yang mendasarinya. Itulah
sebabnya dari segi nominal, harga sekuritas derivatif lebih murah dari pada harga efek
utamanya seperti saham dan obligasi. Oleh karena itu, sekuritas derivatif sering

3
digunakan sebagai unsur pemanis untuk menarik minat para investor agar membeli efek
utama yang diterbitkan oleh emiten.
Investasi pada sekuritas derivatif memiliki tiga keunggulan dibandingkan dengan
investasi pada umumnya, yaitu biaya transaksi yang lebih murah, transaksi biasanya
dapat dilakukan dengan lebih cepat, dan tingkat likuiditas yang lebih tinggi.
Berbeda dengan investasi pada sekuritas utama seperti saham atau obligasi yang
mempunyai hak kepemilikan atas perusahaan, memperoleh pendapatan dividen serta
mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) karena adanya
penyertaan modal atau hutang di dalamnya, investasi sekuritas derivatif adalah
sebaliknya karena merupakan suatu kontrak yang memberikan hak pilihan bagi
pemegangnya untuk menjual atau membeli efek utamanya di masa mendatang. Artinya
pemegang sekuritas derivatif akan mendapatkan keuntungan apabila ia membeli sekuritas
derivatif maka ia mempunyai hak khusus membeli efek utama dengan harga yang lebih
murah, atau menjualnya pada pihak lain dengan harga yang lebih tinggi.
Setiap pemegang sekuritas derivatif memperoleh sertifikat sebagai tanda
kepemilikan yang disebut dengan sertifikat sekuritas derivatif. Pada setiap sertifikat
sekuritas derivatif tercantum nama, alamat, jumlah keseluruhan dan nilai sekuritas
derivatif, dimana nilai tersebut dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Nilai Nominal (Par Value). Merupakan harga yang tercantum pada sertifikat
sekuritas derivatif. Harga ini adalah harga yang ditetapkan dalam Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS).
2. Nilai Buku (Book Value). Nilai sekuritas derivatif akan bermacam-macam sejak
diterbitkan oleh perusahaan. Nilai tersebut akan berubah-ubah karena adanya
kenaikan atau penurunan harga aset utamanya.
3. Nilai Intrinsik, yaitu nilai sekuritas derivatif pada saat likuidasi.
B. Jenis Sekuritas Derivatif
Sekuritas derivatif yang diperdagangkan di pasar modal Indonesia secara umum terbagi
menjadi enam macam yaitu sebagai berikut di bawah ini:
1. Warrant
Warrant merupakan instrumen turunan dari saham atau obligasi. Warrant adalah
salah suatu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahan yang memberikan hak

4
kepada pemegangnya, untuk membeli saham perusahaan dengan harga tertentu
selama periode tertentu pula. Masa warrant biasanya adalah enam bulan atau lebih.
Dalam warrant akan disebutkan jumlah saham yang bisa dibeli, harga eksekusi dan
tanggal jatuh tempo. Harga warrant tidak akan pernah lebih besar daripada harga
efek utamanya karena harganya tergantung pada harga efek utamanya. Investasi
warrant tidak memperoleh dividen, dan tidak mempunyai hak suara dalam
perusahaan karena bukan pemegang saham perseroan. Biasanya warrant dijual
bersamaan dengan surat berharga lainnya, namun setelah memasuki pasar, maka
warrant diperdagangkan secara tersendiri. 
Setelah saham atau obligasi tersebut tercatat di bursa, waran bisa
diperdagangkan secara terpisah. Waran memiliki karakteristik sama dengan saham
biasa, yaitu right issue (artinya diperdagangkan melalui penawaran umum terbatas
pada pemegang saham lama dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih
dahlulu) dan stock split (bisa diperdagangkan di pasar sekunder).
Kelemahan waran diantaranya yaitu tidak memperoleh deviden dan tidak
memiliki hak suara pada perusahaan publik karena pemiliknya bukan pemegang
saham perseroan. Periode perdagangan waran lebih lama daripada bukti right, yaitu
3-5 tahun. Waran merupakan suatu pilihan, di mana pemilik waran memiliki pilihan
untuk menukarkan atau tidak warannya pada saat jatuh tempo. Pemilik waran bisa
menukarkan waran yang dimilikinya 6 bulan setelah waran tersebut diterbitkan oleh
emiten. Harga waran tersebut berfluktuasi selama periode perdagangan
 Ciri–Ciri Warrant
Adapun ciri-ciri warrant yaitu :
a. Penukaran dari warrant menjadi saham dilakukan setelah 6 bulan diterbitkan.
b. Masa berlakunya warrant yaitu antara 3 tahun sampai 10 tahun atau lebih.
c. Exercise price jauh lebih tinggi dari pada harga pasar saham saat diterbitkan.
 Risiko Warrant
Adapun risiko warrant adalah :
a. Jika harga saham pada periode pelaksanaan (exercise period) jatuh dan menjadi
lebih rendah daripada harga pelaksanaannya, investor tidak akan menukarkan

5
waran yang dimilikinya dengan saham perusahaan, sehingga ia akan
mengalami kerugian atas harga beli waran tersebut.
Contohnya, Seorang investor membeli waran di Pasar Sekunder dengan
harga Rp.200,00 serta harga pelaksanaan Rp.1.500,00. Pada tanggal
pelaksanaan, harga saham perusahaan yang bersangkutan turun menjadi
Rp.1.200,00. Pada saat itu investor tidak akan menukarkan waran yang
dimilikinya karena ia harus mengeluarkan Rp. 1.700,00 (Rp.1.500,00 harga
pelaksanaan + Rp.200,00 harga waran). Jika ia tidak menukarkan waran yang
dimilikinya maka kerugian yang ditanggung hanya Rp.200,00; yaitu harga beli
waran tersebut.
b. Karena sifat waran hampir sama dengan saham dan bisa diperdagangkan di
bursa, maka pemilik waran juga bisa mengalami kerugian (capital loss) jika
harga beli waran lebih tinggi daripada harga jualnya.
 Tujuan Menerbitkan Warrant
1. Melancarkan penjualan obligasi. Ini dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
yang kurang potensial untuk menerbitkan saham. Maka waran disebut sebagai
pemanis atau sweetener penerbitan obligasi. Namun pada perkembangan
terakhir waran juga diterbitkan oleh perusahaan besar seperti AT&T pada
tahun 1970.
2. Dengan adanya waran, pembeli obligasi akan memiliki kesempatan menikmati
kenaikan nilai atau harga saham perusahaan (capital gain). Jika harga saham
naik melebihi harga beli yang tertera pada waran, pemegang waran akan
menggunakan hak untuk membeli sejumlah lembar saham perusahaan untuk
memperoleh keuntungan (waran di-exercise).
2. Right
Right merupakan produk turunan dari saham. Kebijaksanaan right merupakan
upaya emiten atau pihak perusahaan yang menerbitkan saham untuk menambah
jumlah saham yang beredar, guna menambah modal bagi perusahaan.
Right adalah hak yang diberikan kepada pemilik saham biasa untuk membeli
saham baru yang diterbitkan emiten. Hak dalam instrumen right sering disebut
dengan preemptive right, yaitu suatu hak untuk menjaga proporsi kepemilikan saham

6
bagi pemegang saham lama di suatu perusahaan berkenaan dengan penerbitan saham
yang baru.
Ada dua tujuan Right: pertama, agar pemilik saham lama dapat mempertahankan
dan mengendalikan perusahaan. Kedua, mencegah penurunan nilai kekayaan pemilik
saham lama.
3. Option
Option adalah suatu efek yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk
membeli atau menjual sejumlah aset tertentu dengan harga yang telah ditetapkan
pada waktu mendatang. Hak ini bermacam-macam, bisa hak membeli, menjual,
didahulukan pembelian atau penjualannya dan lain sebagainya. Dalam
penerbitannya, setiap option memiliki dua pihak yang terkait yaitu writer (penulis)
dan holder (pemegang option).
Opsi juga termasuk kategori kontrak berjangka, karena opsi terdapat proses
pembuatan kontrak sekarang untuk membeli atau menjual aset dimasa yang akan
datang. Kontrak opsi merupakan kontrak untuk memberikan hak (bukan kewajiban)
untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu pada harga tertentu pula.
Opsi secara murni, biasanya diterbitkan oleh lernbaga di luar lingkungan
perusahaan penerbit saham yang dijadikan jaminan (Brigman & Gapenski, l99l: 588).
Terdapat dua jenis opsi, yaitu opsi beli (call option) dan opsi jual (put option). 
a. Opsi Beli atau Opsi Call (Call Option)
Opsi beli atau call option adalah kontrak untuk membeli aset.
Opsi call adalah menunjukkan hak untuk membeli suatu saham dengan harga
tertentu (harga ini disebut sebagai exercise price) pada tanggal tertentu. Tanggal
jatuh tempo tersebut disebut sebagai exercise date. Jika opsi tersebut dapat
dilaksanakan setiap waktu sampai dengan tanggal jatuh tempo, maka opsi tersebut
dinamakan American options. Sebaliknya, jika opsi tersebut hanya dapat
dilaksanakan pada saat jatuh tempo saja, maka opsi dinamakan European options.
Ilustrasi berikut ini menggambarkan secar nyata keuntungan investor jika
menggunakan call option. Misalnya, saham ABC diperdagangkan di bursa dengan
harga Rp 100 per lembar. Investor X membeli satu opsi beli (call option) pada
satu lembar saham ABC dan jatuh tempo dalam enam bulan dengan membayar

7
premium sebesar Rp 10. Harga exercise opsi beli tersebut adalah Rp 100. Pada
saat opsi beli tersebut jatuh tempo, harga saham ABC naik menjadi Rp 150.
Karena investor X memegang opsi beli saham ABC, maka dia berhak untuk
membeli saham tersebut di pasar seharga Rp 100 dan kemudian dapat menjualnya
dengan harga Rp 150. Dalam hal ini, investor X berhasil mengantongi laba kotor
Rp 50 (Rp 150 – Rp 100) dan setelah dikurangi dengan premium yang telah
dibayarkan dimuka, maka laba atau keuntungan bersih investor X adalah Rp 40.
Andaikan saja sampai dengan batas jatuh tempo opsi beli tersebut, harga saham
ABC tetap atau bahkan turun menjadi Rp 90, investor X berhak “pergi” tanpa
melaksanakan haknya untuk membeli saham ABC seharga Rp 100. Jika demikian
maka dia akan menanggung kerugian sebesar premium yang telah dibayarkannya
dimuka sebesar Rp 10.
b. Opsi Jual atau Opsi Put (Put Option)
Opsi jual atau Opsi put adalah hak untuk menjual suatu saham dengan
harga tertentu pada waktu tertentu (atau sebelumnya). Jadi, opsi jual atau put
option adalah kontrak untuk menjual aset. Opsi jual memberikan hak kepada
pemegangnya, bukan kewajiban, untuk menjual sejumlah aset finansial pada
harga yang tertentu (yang disebut strike atau exercise price) pada tanggal tertentu
sampai dengan opsi jual tersebut jatuh tempo. Sama dengan call option, pihak
pembeli (the “long”) dari put option akan membayar sejumlah put premium
kepada pihak penjual (the “short”).
Ilustrasi berikut ini menggambarkan keuntungan dari opsi jual bagi
pemegang atau pembelinya. Investor X membeli satu lembar opsi jual pada
selembar saham ABC dengan jangka waktu jatuh tempo adalah enam bulan.
Harga exercise opsi jual tersebut adalah Rp 100, dan premium yang dibayarkan
dimuka adalah Rp 10. Misalkan pada saat jatuh tempo harga pasar saham ABC
adalah Rp 75. Hal ini sangat menguntungkan investor X karena dia dapat
membeli saham ABC di pasar seharga Rp 75 dan kemudian menjualnya dengan
harga Rp 100. Keuntungan bersih dari transaksi ini adalah Rp 15 ( Rp 25 – Rp 10
premium). Tetapi jika sebaliknya harga pasar saham ABC pada saat jatuh tempo
naik menjadi Rp 125. Investor X lebih baik tidak melaksanakan haknya untuk

8
exercise dan membiarkan opsi tersebut jatuh tempo. Kerugian investor X pada
kasus ini adalah sebesar put premium saja, yaitu Rp 10.
4. Future
Future adalah kontrak berjangka untuk membeli atau menjual suatu aset dengan
penyerahan dilakukan di masa mendatang dengan harga pasar yang telah disepakati.
Kontrak futures adalah sebuah perjanjian atau komitmen dua pihak, untuk
mengirimkan atau menerima instrumen finansial atau komoditas pada tanggal
tertentu di masa datang, dengan harga yang telah ditentukan pada waktu
penandatanganan kontrak. Pihak yang telah setuju untuk mengirim sesuatu
dinamakan pihak yang menjual kontrak atau “go short”. Sedangkan pihak lain yang
setuju untuk menerima dinamakan pihak yang membeli kontrak atau “go long”.
Future biasa digunakan untuk mengunci harga komoditas atau meminimalisir
fluktuasi harga barang. Dalam perkembangan perdagangan future, aset atau komoditi
yang bisa diperjualbelikan tidak hanya terbatas pada komoditi pertanian dan
pertambangan saja, tapi juga sudah mencakup aset finansial seperti valuta asing.
Oleh karena itulah sekarang berkembang beberapa macam future, yaitu seperti
(1)Future komoditi, (2)Future keuangan, (3)Future tingkat bunga, serta (4)Future
kurs mata uang asing. Mekanisme perdagangan future di bursa dikenal dengan sistem
marking to market sehingga future lebih maksimal menghindari akumulasi kerugian
perusahaan dari pada forward. Salah satu pusat perdagangannya adalah central
clearing houses di Chicago Board of Trade, USA.
Tujuan dari kontrak futures pada instrumen keuangan adalah untuk mengalihkan
risiko perubahan pada harga sekuritas di masa datang dari satu pihak ke pihak lain
dalam kontrak tersebut. Karena itu instrumen futures ini menawarkan suatu cara
untuk mangatur tingkat risiko yang ada di pasar finansial. Sebagai contoh, Pihak A
berjanji untuk mengirimkan sebuah obligasi kepada B pada tanggal 1 September
pada harga $980. Jika harga pasar obligasi tersebut jatuh menjadi $900 pada tanggal
1 September, pihak B akan merugi sebesar $80 karena B berjanji akan membayar
$980 kepada A atas pengiriman obligasi tersebut. Dengan masuk kedalam perjanjian,
pihak A men-transfer risiko perubahan harga obligasi selama waktu tertentu ke pihak

9
B. Perlu diketahui bahwa pihak B, dengan menanggung risiko perubahan harga,
dapat memperoleh keuntungan jika harga obligasi tersebut naik.
Manfaat kontrak futures yaitu: 1) Futures sebagai lindung nilai (hedging):
melindungi nilai asset yang dijadikan patokan dari ancaman risiko ketidakpastian
perubahan harga di masa depan, dan 2) Futures sebagai saranan spekulasi : para
spekulator mencari keuntungan dari perubahan harga yang terjadi.
5. Forward
Forward barangkali merupakan instrumen keuangan derivatif paling tua yang
pertama kali berkembang di Chicago, USA sekitar tahun 1970. Forward adalah
kontrak jual beli aset tertentu dengan harga yang telah ditetapkan dan transaksi
dilakukan pada waktu mendatang yang disepakati.
Aset yang diperjualbelikan bisa saja komoditas ataupun aset-aset keuangan.
Forward adalah kontrak yang spesifikasinya tergantung kesepakatan antara pihak
yang terlibat dan tidak diperdagangkan di bursa yang terorganisasi. Pada dasarnya
ada dua pihak yang terlibat dalam kontrak. Pihak pertama adalah pihak yang
menyetujui untuk membeli aset, dikatakan sebagai pemegang posisi beli (long
position). Pihak kedua adalah pihak yang setuju untuk menjual aset tersebut, dan
dikatakan sebagai pemegang posisi jual (short position).
Forward pada dasarnya hampir sama dengan future. Perbedaannya hanya pada
mekanisme perdagangan. Forward lebih sering diterbitkan di pasar over the counter,
sedangkan future diperdagangkan di bursa. Forward tidak memakai sistem marking
to market, sedangkan future menggunakannya. Oleh karena tidak memakai sistem
marking to market ini, forward sangat rentan akan risiko akumulasi kerugian pada
akhir periode, lalu diluncurkanlah forward untuk mengurangi dan menutupi
kelemahan tersebut.
Berikut ini adalah beberapa jenis kontrak forward yang ada, diantaranya:
1) Currency Forward. Currency forward contract banyak digunakan oleh perusahaan
untuk mengelola risiko valuta asing. Biasanya perusahaan multinasional yang
menggunakannya. Karena mereka beroperasi pada lebih dari satu negara, sehingga
terekspos terhadap risiko valas. Namun, perusahaan lokal juga kadang

10
memanfaatkannya untuk melakukan hedging terhadap transaksi dalam mata uang
asing.
2) Commodity Forward. Commodity forward adalah kontrak dengan underlying
asset berupa komoditas seperti minyak, metal, jagung, dan lainnya. Kontrak ini
memungkinkan suatu pihak untuk membeli atau menjual komoditas dengan harga
tertentu di masa depan. Jadi, kontrak ini mengantisipasi terjadinya perubahan
harga di masa depan. Untuk produsen, kontrak ini bermanfaat dalam mengurangi
risiko harga komoditas menguat dimasa depan.
3) Bond Forward. Bond forward hampir serupa dengan equity forward, hanya saja
obligasi punya waktu jatuh tempo, sehingga kontrak forward pasti kadaluarsa
sebelum tanggal jatuh tempo. Obligasi yang umum dijadikan bond forward adalah
T-bills yang dikeluarkan Depkeu AS.
4) Interest Rate Forward contract. Disebut juga dengan forward rate agreement
(FRA) dimana underlying assets berupa pembayaran bunga dalam mata uang
tertentu. Jadi, dalam FRA ini merupakan kesepakatan untuk meminjamkan dana
secara fixed rate.
6. Swap
Swap adalah kontrak penukaran mata uang pada saat sekarang dan waktu yang
akan datang antara nasabah dengan bank devisa. Swap atau Currency Swap adalah
kontrak konversi kewajiban utang dalam mata uang berbeda. Salah satu keuntungan
swap adalah dapat mengurangi risiko tingkat kurs mata uang asing dalam waktu yang
lama.
Dengan kata lain, Currency Swap dipakai sebagai suatu upaya untuk
restrukturisasi aset mata uang asing agar bisa mengurangi kemungkinan terjadinya
kerugian di masa yang akan datang. Ada dua variasi dalam instrumen swap, yaitu (1).
Swap pertukaran aliran kas dengan penentuan waktu, (2). Swap pertukaran aliran kas
dengan penentuan mata uang berbeda. Salah satu pusat perdagangan swap yang
terkenal di dunia adalah pasar Eurodollar di London, Inggris, dengan standar LIBOR
atau London Interbank Offering Rate, yaitu tingkat bunga antar bank di London.
Pasar swap terdiri dari pasar primer dan pasar sekunder. Pasar primer adalah pasar
untuk swap ketika pertama kali masuk ke pasar. Sementara pasar sekunder terdiri

11
dari penjuakan swap (swap sales) kepada pihak lain, penghentian swap secara
sukarela (voluntary swap termination), atau reverse swap. Penjualan swap dan
penghentian dilakukan dengan pembayaran sejumlah kas dan hilangnya kewajiban
dari pihak yang telah menjualnya. Reverse swap adalah swap baru yang diciptakan
sehingga memiliki efek menutupi yang (hampir) sempurna terhadap swap yang tekah
ada. Jika sebuah reverse swap dilakukan dengan pihak yang sama, swap ini disebut
dengan mirror swap
C. Manfaat Sekuritas Derivatif
Manfaat sekuritas derivative antara lain :
1. Meminimalisir risiko.
Meminimalisir risiko merupakan manfaat utama dari adanya sekuritas derivatif.
Karena dengan melakukan penerbitan sekuritas derivatif maka secara langsung
maupun tidak langsung akan mampu mengurangi terjadinya berbagai risiko yaitu
adanya kemungkinan mengalami kerugian, baik bagi pihak emiten maupun bagi para
investor. Seperti risiko tidak lakunya sekuritas utama, penurunan harga efek
utamanya, serta risiko kenaikan fluktuasi harga.
2. Memperbesar Keuntungan.
Jika sekuritas derivatif mampu meminimalisir risiko berarti dapat memperbesar
keuntungan para pemegangnya. Bagi emiten, sekuritas derivatif dianggap sebagai
pemanis agar para investor berminat membeli efek utama agar penjualannya
memenuhi target. Sedangkan bagi para investor, sekuritas derivatif merupakan hak
prioritas untuk melakukan transaksi jual beli instrumen keuangan utama, seperti
saham dan obligasi. Jika pemiliknya menggunakan haknya, maka otomatis ia telah
melakukan pembelian efek utamanya. Dengan demikian setelah ia membeli efek
utama maka ia akan mendapatkan dividennya. Selain itu, keuntungan yang bisa
didapat dari sekuritas derivatif adalah bisa mendapatkan efek utama dengan harga
yang lebih murah dari pada membelinya secara langsung. Keuntungan lainnya adalah
jika investor menjual sekuritas derivatif saat harga efek utama naik berarti harga
sekuritas derivatif juga akan naik, maka ia akan mendapatkan keuntungan dari
penjualan sekuritas derivatif tersebut.
3. Mengamankan investasi.

12
Sekuritas derivatif merupakan upaya stabilisasi investasi dan jaminan laba bagi para
investor. Bahkan sekarang dalam konteks investasi sekuritas derivatif telah banyak
diterapkan sistem hedging atau lindung nilai, di mana sekuritas derivatif merupakan
bentuk transfer risiko antar institusi atau individu dengan imbalan tertentu yang
berbentuk premium. Ini berguna agar laba tetap dapat diperoleh dan kemungkinan
kerugian bisa ditekan, sehingga investasi mempunyai prospek perkembangan bagus,
terus berada pada jalur aman dan jauh dari kebangkrutan.

2.2 Hedging
Istilah hedging atau lindung nilai umumnya lebih dikenal dalam rangka transaksi yang
terkait dengan perbankan. Pengertian hedging menurt kamus yaitu menutup transaksi jual
beli komoditas, sekuritas atau valuta yang sejenis untuk menghindari kemungkinan kerugian
karena perubahan harga sedangkan hedging menurut pasar komoditas adalah proteksi dari
risiko kerugian akibat fluktuasi harga.
Menurut (Levi, 2001) Hedging adalah tindakan yang dilakukan untuk melindungi sebuah
perusahaan dari exposure terhadap nilai tukar. Exposure terhadap fluktuasi nilai tukar adalah
sejauh mana sebuah perusahaan dapat dipengaruhi oleh fluktuasi nilai tukar.
penggunaan kontrak derivatif diharapkan dapat mendekatkan pada kondisi lindung nilai
yang sempurna sehingga hasil yang yang diperoleh dapat sesuai dengan imbal hasil yang
telah diperkirakan. (expected return).
Hedging ini bertujuan untuk Memperkecil atau menghilangkan resiko kerugian atas
ketidakpastian harga yang mungkin terjadi pada saat transaksi di pasar fisik nantinya,. Jadi
dengan melakukan hedging kerugian yang terjadi akan ditutupi oleh keuntungan yang
diperoleh atas transaksi yang dilakukan di bursa berjangka.
Para pelaku hedging ini biasa disebut hedger, yang terdiri atas hedger pembeli (hedge
long) dan hedger penjual (hedge short).
- Hedger Pembeli umumnya berencana akan membeli komoditas di pasar fisik di masa
yang akan datang untuk melindungi transaksinya dari fluktuasi. Hedger pembeli biasa
nya dilakukan oleh kalangan eksportir, prosesor, pengguna bahan baku seperti pabrik,
dan sebagainya.

13
- Hedger Penjual atau hedge short adalah hedger yang akan menjual komoditas tertentu di
pasar fisik di masa yang akan datang. Untuk melindungi harga penjualan komoditasnya,
hedger akan membuka kontrak berjangka sekarang dengan posisi short (jual). Selling
hedge biasanya dilakukan oleh para produsen, terutama para petani, dengan tujuan
untuk melindungi dari kemungkinan penurunan harga komoditas pada waktu panen.
Banyak pihak yang sebenarnya bisa memperoleh manfaat dari transaksi hedging ini,
yakni para produsen komoditas, petani, pengusaha, konsumen, investor, juga bursa
berjangka serta pialang berjangka bila jenis transaksi tersebut digiatkan. Dan di Indonesia
sendiri sebagai salah satu negara komoditas utama di dunia sangat berpotensi untuk
mengembangkan lebih jauh pasar berjangka dengan salah satu manfaatnya dilakukan
transaksi lindung nilai fluktuasi harga komoditas.
Dalam kontak hedging ada pengusaha yang ingin melindungi bisnisnya dari gejolak dan
resiko nilai tukar akan membuat kontrak dengan bank yang mampu melindungi resikonya
dan untuk melindungi resiko tersebut pengusaha akan membayar premi yang diminta.
Hedging memberikan beberapa keuntungan ekonomis baik untuk pihak produsen, pabrikan,
prosessor, dan eksportir maupun konsumen (BAPPEBTI, 2014) sebgai berikut:
1. Hedging merupakan sarana untuk mengurangi atau meminimalkan risiko harga apabila
terjadi perubahan harga yang tidak sesuai dengan yang dieperkirakan,disebut “ risk
insrance”.
2. Bagi produsen atau pemilik komoditi, hedging merupakan alat marketing (a market
tool). Dengan melakukan hedging, para petani dapat menentukan harga penjualan
produksi, sebelum, selama dan sesudah panen melalui pasar berjangka. Mereka dapat
menentukan suatu jumlah penerimaan yang akan diperoleh dikemudian hari dengan
menyimpan produk tersebut untuk dijual kemudian.
3. Bagi pengolah komoditi seperti prosessor atau miller, hedging tersebut merupakan suatu
alat pembelian (a purchasing tools). Melalui pasar berjangka mereka menentukan harga
pembelian bahan baku yang akan diolah dikemudian hari, sehingga dapat menetapkan
biaya produksi dan akhirnya dapat dengan pasti menetapkan harga jualnya untuk masa
yang akan datang.
4. Dengan adanya hedging pihak kreditor (bank) lebih berani memberikan kredit kepada
produsen atau pemilik komoditi yang telah men-hedge komoditinya. Karena dengan

14
melakukan tindakan tersebut pemilik komoditi telah memperkecil risiko fluktuasi harga
dari komoditi yang akan dihasilkan atau bahan yang dibeli, sehingga profit yang
ditargetkan lebih pasti dan hal ini merupakan jaminan bank bahwa uang yang diberikan
kembali dan bunganya dapat dibayar
5. Melalui hedging, konsumen akhir akan dibebankan harga jual yang lebih rendah dan
stabil hal ini dikarenakn baik produsen maupun processor mampu memperkecil biaya
akibat fluktuasi harga yang merugikan, serta adanya kesempatan untuk memperbesar
operating capital.
Disamping keutuntungan, juga tidak menutup kemungkinan kegiatan hedging dapat
menimbulkan kerugian, diantaranya sebagai berikut:
1. Risiko basis, perkembang harga dipasar fisik kadang-kadang tidak berkorelasi secara
wajar (tidak searah) dengan pasar berjangka, sehingga risiko yang tidak sesuai dengan
perencanaan sebelumnya.
2. Biaya, dengan melakukan hedging terdapat beban bagi hedger, antara lain, biaya
angkut, biaya bunga bank, biaya gedung, biaya asuransi, pembayaran margin dan baiya
transaksi. Oleh karena itu, hedger harus mempertimbangkan biaya-biaya tersebut
sebelum melakukan hedging.
3. Ketidaksesuaian (incompatible) antara kondisi fisik dan futures, hal ini terjadi
mengingat mutu dan jumlah produk yang di hedge tidak selalu sama dengan mutu dan
jumlah standar kontrak yang diperdagangkan. Oleh karena itu hedger dituntut agar
mampu menyesuaikan perbedaan-perbedaan tersebut dengan cara melakukan hedging
yang sesuai dengan volume produksinya.
Di dalam Kieso (2007: 469-472) hedging terbagi atas dua yaitu, hedging nilai wajar dan
hedging arus kas.
1. Hedging nilai wajar (fair value hedge), suatu derivatif digunakan untuk membendung
atau mengoffset exposure terhadap perubahan nillai wajar aktiva atau kewajiban yang
diakui atau komitmen perusahaan yang belum diakui. Dalam posisi hedging yang
sempurna, keuntungan atau kerugian atas nilai wajar derivatif dan aktiva atau kewajiban
yang dihedgingkan harus sama dan saling mengoffset.
2. Hedging arus kas (cash flow hedges) digunakan untuk membendung exposure terhadap
risiko asus kas (cash flow risk), yang merupakan hasil dari variabelitas arus kas.

15
Teknik-Teknik Hedging terbagi menjadi dua, yaitu teknik hedging jangka pendek, dan
teknik hedging jangka panjang.
1. Teknik-Teknik Hedging Jangka Pendek 
Teknik-teknik yang biasanya dapat digunakan dalam meng-hedge sebagian atau seluruh
transaksinya dalam jangka pendek, dijelaskan oleh Madura antara lain:
a. Hedging memakai kontrak future
Kontrak future adalah kontrak yang menetapkan penukaran suatu valuta dalam
volume tertentu pada tanggal penyelesaian tertentu.
b. Hedging memakai kontrak forward 
Suatu kontrak antara nasabah dan bank untuk melakukan sejumlah penjualan
atau pembelian valuta terhadap valuta lainnya dimasa yang akan datang dengan rate
yang telah ditentukan pada saat kontrak dibuat. Keuntungan foward antara lain,
menghindari dan memperkecil risiko kurs. Dan dapat dilakukan sesuai dengan
kebutuhan nasabah. Adapun tujuan dari foward adalah:
- Foward digunakan untuk mengkoversi risiko exchange rate
untuk pembelian/penjualan valuta di masa mendatang.
- Jika ada suatu transaksi bisnis, foward kontrak dapat menghilangkan currency
exposure karena kurs valuta untuk masa yang akan datang telah ditetapkan.
- Perhitungan kalkulasi biaya yang pasti.
- Untuk tujuan spekulasi.
c. Hedging memakai instrument pasar uang 
Hedging memakai instrumen pasar uang melibatkan pengambilan suatu posisi dalam
pasar uang untuk melindungi posisi hutang atau piutang di masa depan.
d. Hedging memakai opsi (option) valuta
Opsi menyediakan hak untuk membeli atau menjual suatu valuta tertentu dengan
harga tertentu selama periode waktu tertentu.
2. Teknik-Teknik Hedging Jangka Panjang
Ada 3 teknik yang sering dipakai untuk meng-hedge exposure jangka panjang yaitu:
a. Kontrak foward jangka panjang (Long foward)

16
Long Foward adalah kontrak foward jangka panjang. Sama seperti
kontrak foward jangka pendek, dapat dirancang untuk mengakomodasi kebutuhan-
kebutuhan khusus dari perusahaan.
b. Currency Swap
Currency Swap adalah kesempatan untuk mempertukarkan satu valuta dengan valuta
lain pada kurs dan tanggal tertentu dengan menggunakan bank sebagai perantara
antara dua belah pihak yang ingin melakukan currency swap.
Tujuan dari swap antara lain:
- Mengkoversi risiko exchange rate untuk pembelian/penjualan valuta.
- Transaksi swap akan menghilangkan currency exposure karena pertukaran kurs
pada masa yang akan datang telah ditetapkan.
- Perhitungan kalkulasi biaya yang pasti.
- Untuk tujuan spekulasi.
- Strategi gapping.
Keuntungan swap adalah untuk menghindari resiko pertukaran uang, dan tidak
menganggu pos-pos di balance sheet 
c. Parallel Loan
Parallel Loan adalah kredit yang melibatkan pertukaran valuta antara dua pihak,
dengan kesepakatan untuk menukarkan kembali valuta-valuta tersebut pada kurs dan
tanggal tertentu di masa depan. Parallel Loan bisa diidentikan dengan dua swap yang
digabungkan menjadi satu, satu swap terjadi pada permulaan kontrak parallel
loan dan satunya lagi pada tanggal tertentu di masa depan.

2.3 Convertible
A. Pengertian Convertible Securities
Convertible securities adalah saham preferen atau penerbitan hutang yang dapat
ditukarkan dengan sejumlah lembar saham biasa sesuai dengan keinginan pemiliknya.
Akibatnya, sekuritas ini mengandung unsur-unsur option atau kontrak option yang
memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli atau menjual sejumlah tertentu
saham dengan harga yang telah ditetapkan dalam periode waktu tertentu. Ini memberikan
pendapatan yang stabil terkait dengan saham preferen dan obligasi selain kemungkinan

17
capital gain yang terkait dengan saham biasa. Kombinasi sifat-sifat inilah yang
membuatnya di sebut sekuritas hibrida.
Ketika sekuritas yang di konversikan ini pada awalanya di terbitkan, perusahaan
menerima pemasukan dari penjualan itu, dikurangi dengan biaya pengembangan. Inilah
satu-satunya saat dimana perusahaan mendapat pemasukan dari penerbitan convertable
securities. Kemudian perusahaan memperlakukannya seolah-olah saham preferen biasa
atau surat hutang, dengan membayar deviden atau bunga secara teratur. Bila pemilik
sekuritas itu ingin meng-exercise suatu option untuk menukarkan convertible security itu
dengan saham biasa, ia dapat melekukannya kapan saja sesuai ketentuan yang dinyatakan
pada saat penerbitan. Keinginan untuk mengkonversikan itu pada umumnya mengikuti
kenaikan harga saham biasa. Setelah pemilik convertible security menukarnya dengan
saham biasa, pemiliknya tidak pernah bisa menukarnya kembali menjadi convertible
security. Dai sejak itu, pemilik diperlukan seperti pemilik saham biasa lainya dan hanya
menerima deviden dari saham biasa saja.
B. Jenis-jenis Covertible Securities
1. Convertible Bond adalah suatu obligasi yang dapat dikonversi menjadi sejumlah
saham biasa pada waktu yang akan datang. Biasanya debenture-an secured bond
dengan call feature. Convertible bond bentuk pendanaan yang lebih murah
dibandingkan dengan nonconvertible bond (straight bonds) dengan tingkat risiko yang
sama.
2. Convertible Prefferred Stock adalah saham preferen yang dapat dikonversi menjadi
sejumlah saham biasa pada waktu yang akan datang. Saham preferen ini dijual dengan
tingkat divien yang lebih rendah dibandingkan dengan nonconvertible preferred
(straight preferred stock) dengan tingkat risiko yang sama.
C. Karakteristik dan Sifat Convertible security
1. Rasio konversi
Banyaknya lembar saham biasa yang dapat ditukarkan dengan Convertible security
seperti pada awal penerbitan. Pada sejumlah penerbitan, Rasio konversi ini
dinyatakan secara langsung.
2. Nilai konversi

18
Nilai konversi adalah total nilai pasar untuk saham biasa yang dapat ditukarkan
dengan Convertible security.
Nilai konversi = rasio konversi X nilai pasar per lembar saham biasa
3. Nilai sekuritas
Nilai sekuritas ( nilai obligasi, sebutan yanng lazim) Convertible security adalah
harga Convertible itu bila tidak ada sifat-sifat konversinya. Ini dihitung dengan
menetukan tingkat pengembalian yang diinginkan penerbitan lurus ( tidak bisa
dikonversikan ) dengan kualitas yang sama dan menentukan nilai suku bunga
sekarang dan pembayaran pokok hutang pada tingkat pengembalian ini. Maka, entah
apapun yang terjadi pada nilai saham biasa perusahaan itu, nilai terendah dengan
mana Convertible itu bisa turun haruslah nilainya sebagai straight bond atau saham
preferen.
4. Periode konversi
Periode selama konversi itu bisa ditukarkann dengan saham biasa di batasi. Kerap
kali konversi tidak diperkenankan sampai sekian tahun berlalu, atau dibatasi dengan
tanggal berakhir penukaran. Namun masih ada Convertible yang bisa ditukarkan
kapan saja sepanjang umur mereka. Dalam kasus manapun, peiode konversi
ditentukan ketika pertama kali diterbitkan.
5. Premium konversi
Yakni perbedaan antara harga pasar Convertible dengan yang lebih tinggi antara nilai
sekuritas dan nilai konversinnya. Dimana didefinisikan sebagai:
Premuim konversi = harga pasar Convertible itu X yang lebih tinggi dari nilai
sekuritas dan nilai konversi.
Alasan utama memilih menerbitkan Convertible dan bukannya hutang langsung,
saham preferen, atau saham biasa adalah bahwa suku bunga pada Convertible tidak
peduli terhadap tingkat resiko perusahaan penerbitnya.
Sementara risiko dan ketidakpastian yang lebih tinggi mengakibatkan suku buga yang
lebih tinggi dalam hutang langsung, namun ini tidak perli terjadi pada Convertible. Sifat
Convertible mendapat keuntungan dari kenaikan risiko dan ketidak pastian dan kenaikan
volatilitas harga saham yang mengikutinya. Akibatnya, sifat konversi berharga apabila
harga saham naik; bila tidak, nilai nya nol. Semakin besar risiko dan volatilitas harga

19
saham maka semakin besar kemungkinan sifat konversi akan menjadi nilai tersendiri
sebelum tanggal kadaluarsa. Akibat nya semakin besar resiko dan ketidakpastian, akan
semakin besar pula nilai sifat konversi nya dari convertible. Maka, efek negatif kenaikan
dalam risiko dan ketidakpastian pada bagian hutang langsung sebuah convertible
sebagianya diimbangi oleh efek positif pada sifat konversinya.
D. Valuasi Convertible
Valuasi convertible terutama tergantung pada dua faktor : nilai surat hutang langsung
atau saham preferen dan nilai sekuritas itu bila dikonversikan menjadi saham biasa. Yang
menambah rumit valuasi adalah fakta bahwa investor pda umumnya mau membanyar
premium untuk privilese konversi itu, yang memungkinkan mereka mengghedge terhadap
masa depan. Bila harga saham bisa naik , investor mau berpartisipasi dalam capital gain;
bila turun, convertible security itu bisa jatuh hanya sampai kenilainya sebagai surat
hutang langsung atau saham preferen.

20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sekuritas derivatif adalah suatu instrumen keuangan yang merupakan turunan (derivative
asset) dari instrumen utamanya (underlying asset) baik efek yang bersifat penyertaan
maupun hutang. Karena merupakan instrumen turunan maka nilainya tergantung pada nilai
aset keuangan yang mendasarinya. Itulah sebabnya dari segi nominal, harga sekuritas
derivatif lebih murah dari pada harga efek utamanya seperti saham dan obligasi.
Oleh karena itu, sekuritas derivatif sering digunakan sebagai unsur pemanis untuk
menarik minat para investor agar membeli efek utama yang diterbitkan oleh emiten. Manfaat
sekuritas derivatif antara lain adalah: meminimalisir risiko, memperbesar keuntungan,
mengamankan investasi, serta melindungi dari fluktuasi suku bunga. Ada beberapa macam
sekuritas derivatif yaitu seperti warrant, right, option, forward, futures, serta swap.
Go-public atau penawaran umum adalah suatu kegiatan penawaran efek, termasuk di
dalamnya adalah sekuritas derivatif, yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efeknya
kepada masyarakat, berdasarkan UU Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. Setelah
sekuritas derivatif dijual ke publik, emiten bisa mencatatkannya di Bursa Efek atau yang
lebih dikenal dengan Proses pencatatan efek atau listing.
Dalam hal transaksi perdagangan sekuritas derivatif di bursa secara umum terbagi dua,
yaitu transaksi langsung dan transaksi tidak langsung. Meskipun masalah investasi sekuritas
derivatif di pasar modal Indonesia merupakan masalah yang tergolong fenomena baru,
bahkan bisa dibilang “barang langka” bagi investor di Indonesia. Harus diakui bahwa dalam
hal ini, kita masih tertinggal dari negara-negara lain. Tapi ini tentu tidak akan menyurutkan
niat dan semangat kita untuk terus melakukan pengembangan dan kajian-kajian yang
mendalam agar dapat mengejar kemajuan lainnya dibidang investasi sekuritas derivatif di
pasar modal Indonesia.

21
DAFTAR PUSTAKA

Andini, Sri. 2016. Sekuritas Derivatif. http://iambelonghere.blogspot.com/2016/03/sekuritas-


derivatif.html?m=1. [Diakses 20 November 2002]

Arumii. 2014. Convertible Securities. http://arumii.blogspot.com/2014/03/convertible-


securities.html?m=1 [Diakses 22 November 2020]

Mochammad Zakaria. 2018. Makalah Opsi, Right, Dan Warrant.


https://id.scribd.com/document/396216416/Makalah-Opsi-Right-Dan-Warrant-Convertible-
Bonds-Dan-Efek-Beragun-Aset-Eba [Diakses 21 November 2020]

Novita, Indah. 2017. Warrant dan Convertible.


http://indahfarah1.blogspot.com/2017/05/warrant-dan-convertible.html?m=1. [Diakses 22
November 2020]

Sayyid, Annisa July 2014. “INVESTASI SEKURITAS DERIVATIF DI PASAR MODAL


INDONESIA”, jurnal.uin-antasari.ac.id [Diakses 20 November 2020]

Wulandari. 2015. Manajemen Keuangan Lanjutan – Warrant amd Convertible.


https://id.scribd.com/doc/289293328/Manajemen-Keuangan-Lanjutan-Warrants-and-
Convertible [Diakses pada tanggal 22 November 2020]

http://repository.uin-suska.ac.id/17216/7/7.%20BAB%20II%20%281%29.pdf

22

Anda mungkin juga menyukai