Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“ MANAJEMEN FINANSIAL “

DIBUAT OLEH :

Nama : Vilia Glaudya Paays

NIM : 2018-81-032

Prodi : Agribisnis

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PATTIMURA

AMBON

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur, saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas berkat dan
rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik sebagai
pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Finansial. Ucapan terimakasih saya ucapkan
kepada Dr. E. Kembauw, S.P.,M.Si. karena telah memberikan tugas ini kepada saya
sehingga saya lebih dan terus untuk mempelajari pentingnya manajemen finansial yakni
didalamnya terdapat modal bagi perusahaan.

Terlepas dari itu juga, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak
kekurangan, baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka dan lapang dada, saya menerima segala saran dan kritik yang
membangun dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah yang selanjutnya akan
saya susun. Akhir kata, saya berharap semoga makalah Manajemen Finansial ini dapat
memberikan manfaat maupun menambah pengetahuan dan wawasan para pembaca.

Ambon, 09 Maret 2021

Vilia G Paays
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan

BAB II : PEMBAHASAN
A. Hutang
i. Definisi Hutang
ii. Jenis-jenis Hutang
iii. Kebijakan Hutang
B. Saham
i. Definisi Saham
ii. Jenis-jenis Saham
iii. Manfaat dan Keuntungan Saham
iv. Resiko Investasi Saham
v. Cara Kerja Saham dalam memberikan Keuntungan
C. Menaksir efisiensi dan biaya modal
i. Biaya Modal Hutang
ii. Biaya Modal Hutang

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Modal sangat dibutuhkan oleh perusahaan dalam rangka melancarkan kegiatan
operasionalnya. Ketersediaan modal akan membuat perusahaan mampu bertahan
bahkan mampu berkembang menjadi lebih besar. Modal yang dibutuhkan oleh
perusahaan dapat bersumber dari dalam perusahaan (internal financing) maupun dari
luar perusahaan (eksternal financing). Internal financing yaitu sumber modal yang
dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan, misalnya modal yang berasal dari
keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditahan dalam perusahaan
(retained earnings). Sedangkan eksternal financing merupakan sumber modal yang
berasal dari tambahan penyertaan modal pemilik atau emisi saham baru, penjualan
obligasi maupun kredit dari bank.
Penggunaan modal asing terutama hutang jangka panjang, akan merubah
struktur modal suatu perusahaan. Struktur modal dapat didefinisikan sebagai
pembelanjaan permanen dimana menceminkan perimbangan antara hutang jangka
panjang dengan modal sendiri (Gallager, 2003). Untuk memaksimalkan kekayaan share
holders, manajer keuangan harus dapat menilai struktur modal perusahaan dan
memahami hubungannya dengan resiko dan pengembalian yang diharapkan
perusahaan.
Kebijakan mengenai struktur modal melibatkan trade off antara resiko dan
tingkat pengembalian. Penambahan hutang memperbesar resiko perusahaan tetapi
sekaligus juga memperbesar tingkat pengembalian yang diharapkan (Bringham dan
Houston, 2001). Resiko yang makin tinggi akibat meningkatnya hutang cenderung
menurunkan harga saham, tetapi meningkatnya tingkat pengembalian yang diharapkan
akan menaikan harga saham tersebut. Struktur modal yang mengoptimalkan
keseimbangan antara resiko dan pengembalian sehingga memaksimalkan harga saham
disebut dengan struktur modal optimal (Bringham dan Houston, 2001).
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan sehubungan dengan
struktur modal, yang pertama adalah resiko bisnis perusahaan apabila menggunakan
hutang. Tingkat hutang yang relatif tinggi akan menimbulkan biaya tetap berupa beban
bunga, sehingga akan meningkatkan resiko bisnis perusahaan. Kedua, pajak perusahaan
dimana alasan utama untuk menggunakan hutang adalah karena biaya bunga dapat
mengurangi perhitungan pajak (deductible) sehingga menurunkan biaya pajak yang
sesungguhnya. Ketiga, fleksibilitas keuangan atau kemampuan untuk menambah modal
dengan persyaratan yang masuk akal dalam keadaan yang kurang menguntungkan.
Modal yang mantap diperlukan untuk mendukung kestabilan kegiatan operasi
perusahaan.
Pada prinsipnya, manajemen perusahaan menuntut agar dalam memperoleh
maupun mengalokasikan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan
efektivitas. Efisiensi penggunaan dana berarti bahwa setiap dana yang tertanam dalam
aktiva harus dapat digunakan seefisien mungkin sehingga mampu menghasilkan tingkat
keuntungan investasi atau rentabilitas yang maksimal. Sedangkan efektivitas dalam
penggunaan dana perusahaan adalah bahwa manajer keuangan harus mengusahakan
agar perusahan dapat memperoleh dana yang diperlukan dengan biaya minimal dan
syarat yang paling menguntungkan.
Hutang adalah instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai
perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham.
Penggunaan hutang diharapkan mampu menambah tingkat pengembalian perusahaan
sehingga pada akhirnya mampu meningkatkan harga saham perusahaan tersebut. Pada
titik tertentu peningkatan hutang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat
yang diperoleh dari penggunaan hutang lebih kecil daripada biaya yang ditimbulkannya.
Para pemilik perusahaan lebih suka perusahaan menciptakan hutang pada tingkat
tertentu untuk menaikan nilai perusahaan. Agar harapan pemilik dapat tercapai, perilaku
manajer dan komisaris harus dapat dikendalikan melalui keikutsertaan dalam pemilikan
saham perusahaan. Perimbangan kepemilikan dapat menciptakan kehati-hatian para
stake holder dalam mengelola perusahaan.
Bagi perusahaan, hutang mempunyai dua keuntungan. Pertama, pemegang
hutang (debt holder) mendapat pengembalian yang tetap Kedua, bunga yang dibayarkan
dapat mengurangi beban pajak sehingga menurunkan biaya efektif dari hutang. Hutang
juga mempunyai beberapa kelemahan. Pertama, semakin tinggi rasio hutang (debt ratio),
semakin tinggi pula resiko perusahaan, sehingga suku bunganya akan tinggi. Kedua,
apabila perusahaan mengalami kesulitan keuangan dan laba operasi tidak mencukupi
untuk menutup beban bunga, maka pemegang saham harus menutup kekurangan itu
dan perusahaan akan bangkrut jika mereka tidak sanggup. Hutang dapat menghambat
perkembangan perusahaan yang pada gilirannya dapat membuat pemegang saham
berpikir dua kali untuk tetap menanamkan modalnya.
Teori yang dikemukakan oleh Modigliani dan Miller, menunjukan secara aljabar
bahwa dengan asumsi pasar sempurna, stuktur modal yang dipilih perusahaan tidak
mempengaruhi nilainya. Modigliani dan Miller juga mengatakan bahwa teori struktur
modal optimal didasarkan atas keseimbangan antara manfaat dan biaya dari pembiayaan
dengan hutang. Manfaat terbesar dari suatu pembiayaan dengan hutang adalah bunga
atas hutang dapat mengurangi pendapatan kena pajak (Sundjaja dan Barlian, 2003).
Investor yang berniat menanamkan modalnya pada suatu perusahaan,
menjadikan struktur modal sebagai salah satu faktor pertimbangan yang cukup penting
karena terkait dengan resiko dan pendapatan yang akan diterima. Para investor akan
melakukan berbagai analisis terkait dengan keputusan untuk menanamkan modalnya
pada perusahaan melalui informasi yang diperoleh, salah satunya berasal dari laporan
keuanga n perusahaan.
Salah satu tujuan penting yang ingin dicapai oleh perusahaan adalah
meningkatkan nilai perusahaan. Untuk mencapai tujuan ini dapat dilakukan dengan cara
mencermati komposisi struktur modalnya. Penambahan hutang dalam proporsi tertentu
dapat meningkatkan nilai perusahaan sampai pada tingkat struktur modal yang optimal.
Dengan demikian berbagai pertimbangan perlu dilakukan mengingat banyaknya hal yang
mempengaruhi struktur modal perusahaan. Meningkatnya nilai perusahaan diharapkan
juga akan meningkatkan kemakmuran pemegang saham.
Berdasarkan pada latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka makalah
ini akan membahas tentang modal, hutang dan saham.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa definisi hutang, klasifikasi hutang dan bagaimana kebijakan hutang ?
2. Apa pengertian saham, jenis-jenis saham, manfaat dan keuntungan saham, resiko
investasi saham, dan bagaimana cara kerja saham dalam memberikan keuntungan ?
3. Bagaimana cara menaksir efisiensi dan biaya modal ?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah :
1. Mengetahui definisi hutang, jenis-jenis hutang dan kebijakan hutang.
2. Mengetahui definisi saham, jenis-jenis saham, manfaat dan keuntungan saham, resiko
investasi saham, dan cara kerja saham dalam memberikan keuntungan.
4. Mengetahui taksiran efisiensi dan biaya modal.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hutang
a. Definisi Hutang
Secara umum, pengertian Hutang adalah kewajiban yang muncul karena
transaksi pembelian barang atau jasa secara kredit yang berhubungan dengan
kegiatan operasional perusahaan dan harus segera dibayarkan dalam jangka waktu
singkat. Sedangkan, pengertian Hutang dalam akuntansi adalah pengorbanan
ekonomis untuk masa depan dalam bentuk penyerahan jasa dan aktiva sebagai
bagian dari transaksi atau kesepakatan di masa lalu antara kedua belah pihak yang
saling terlibat.
Pengertian hutang menurut para ahli tidak terlepas pada kewajiban dalam
bentuk tunai saja. Melainkan bisa berbentuk surat berharga, obligasi, saham, surat
pengakuan hutang, tanda bukti hutang, dan sebagainya. Jika ditinjau dari
pengertiannya, maka utang usaha atau utang dagang dilakukan secara kredit,
sehingga memungkinkan umur utang sebagai klasifikasi penyelesaian kewajiban. Dari
umur utang tersebut terdapat utang lancar, utang tidak lancar, dan utang macet.
Hutang lancar adalah kewajiban perusahaan yang dapat dilakukan sebelum
jatuh tempo. Hutang tidak lancar yaitu kewajiban perusahaan yang masih dapat
dilakukan. Namun, terdapat keterlambatan kurang dari 30 hari. Sedangkan utang
macet adalah kewajiban yang tidak bisa terlaksana lebih dari 30 hari. Pengelolaan
utang usaha atau dagang sangat berkaitan dengan pengelolaan keuangan bisnis,
sehingga harus dengan perencanaan, observasi, dan penilaian yang benar.

b. Jenis-jenis Hutang
Dalam berhutang, perusahaan tidak akan secara langsung melunasinya, namun
secara bertahap (angsur) untuk menjaga pengeluaran yang berlebihan. Atas tindakan
ini, maka jenis hutang berdasarkan waktunya, yaitu :
1. Hutang Jangka Panjang
Pengertian hutang jangka panjang adalah perjanjian yang menimbulkan
kewajiban antara peminjam. Dengan syarat, antara peminjam dan kreditor
bersepakat bahwa pihak kreditor bersedia memberi pinjaman dalam jumlah tertentu
dan peminjam bersedia membayar hutang secara periodik (berjangka, kredit atau
angsur).
Hutang jangka panjang perusahaan contohnya hutang pokok dan bunga yang
harus dibayarkan oleh pihak peminjam. Hutang jenis ini biasanya dilakukan dalam
jangka waktu yang sangat lama. Dengan jangka waktu peminjaman atau
pengembalian hutang bisa mencapai lebih dari 10 tahun. Selain itu, hutang jangka
panjang perusahaan bisa berupa Hutang Hipotek, obligasi, hutang sewa guna
usaha, dan lain-lain.

2. Hutang Jangka Menengah


Pengertian hutang jangka menengah merupakan hutang yang memiliki jangka
waktu lama lebih dari hutang jangka pendek dan lebih singkat dari hutang jangka
panjang. Biasanya, hutang jangka menengah dilakukan dalam jangka waktu lebih
dari satu tahun dan kurang dari sepuluh tahun. Contoh hutang jangka menengah
antara lain term loan dan leasing.

3. Hutang Jangka Pendek


Pengertian hutang jangka pendek merupakan sebuah kewajiban keuangan
suatu perusahaan yang harus dibayarkan dalam jangka waktu yang relatif singkat,
umumnya kurang dari satu tahun dari tanggal neraca. Pihak perusahaan yang
menerima hutang dari kreditur. Baik pihak bank maupun pihak lainnya wajib
memenuhi kesepakatan hutang jangka pendek semaksimal mungkin.Kesepakatan
ini harus dilakukan secara profesional sesuai dengan kesepakatan yang sudah
dibuat satu sama lain. Contoh hutang jangka pendek yaitu kredit rekening koran,
kredit dari penjual, kredit dari pembeli, kredit wesel, dan utang pajak.
Pengertian utang pajak hutang jangka pendek yaitu kewajiban pajak yang
masih harus dibayar beserta dengan seluruh sanksi administrasi (bunga, denda,
atau kenaikan) yang tercantum dalam surat ketetapan pajak berdasarkan peraturan
perundang-undangan perpajakan.

c. Kebijakan Hutang
Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber
dari eksternal perusahaan. Kebijakan ini menggambarkan hutang jangka panjang yang
dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Penentuan
kebijakan hutang ini berkaitan dengan struktur modal perusahaan karena hutang
merupakan salah satu komposisi untuk mencapai struktur modal yang optimal.
Pengertian kebijakan hutang menurut Riyanto (2010) adalah kebijakan yang
diambil oleh pihak manajemen dalam rangka memperoleh sumber pembiayaan bagi
perusahaan sehingga dapat digunakan untuk membiayai aktivitas operasional
perusahaan.
Menurut Mardiyati et al. (2012), kebijakan hutang merupakan kebijakan
perusahaan tentang seberapa jauh sebuah perusahaan menggunakan pendanaan
hutang. Terdapat beberapa teori tentang pendanaan hutang dengan hubungannya
terhadap nilai perusahaan yaitu (1) Teori struktur modal; (2) Trade off theory; (3) Teori
keagenan; dan (4) signalling theory. Dalam penelitian ini digunakan debt to equity ratio
(DER) untuk mengukur kebijakan hutang, DER merupakan salah satu rasio
pengelolaan modal yang mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membiayai
usaha dengan pinjaman yang disediakan oleh pemegang saham. Apabila rasio ini
semakin tinggi artinya penggunaan proporsi hutang oleh perusahaan juga semakin
tinggi dan modal sendiri proporsinya semakin sedikit.
Penelitian dari Herawati (2013) menyatakan bahwa kebijakan hutang
berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan penelitian
dari Diani (2016) menyatakan bahwa kebijakan hutang (DER) secara parsial tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV).

B. Saham
a. Definisi Saham
Saham adalah suatu dokumen berharga yang mampu menampilkan bagian
kepemilikan dari suatu perusahaan. Artinya, saat seseorang memutuskan untuk
membeli saham, maka sebenarnya orang tersebut sudah membeli sebagian dari
kepemilikan perusahaan yang dibelinya.
Pengertian saham yang lainnya bisa juga diartikan sebagai suatu satuan nilai
ataupun pembukuan dalam komponen finansial yang berfokus pada bagian bentuk
kepemilikan suatu perusahaan. Jadi, saat seseorang membeli saham pada suatu
perusahaan, maka sebenarnya orang tersebut sudah mempunyai hak atas suatu aset
dan juga pendapatan yang diperoleh dari perusahaan tersebut sesuai dengan porsi
saham yang dibelinya.
Sedangkan pengertian saham secara sederhana adalah suatu alat bukti atas
kepemilikan dari sebuah perusahaan. Bentuk dari saham itu sendiri biasanya adalah
lembaran kertas yang mana isinya menyatakan kepemilikan surat berharga tersebut
adalah pemilik dari perusahaan yang membuat surat.

b. Jenis-jenis Saham
I.Jenis Saham Berdasarkan Kemampuannya
Jika diperhatikan berdasarkan segi kemampuan dalam hak tagih dan juga
klaimnya, maka saham bisa dibedakan menjadi dua jenis utama, yaitu:
1. Saham Biasa
Saham biasa atau common stocks adalah suatu saham yang bisa diklaim
berdasarkan dari keuntungan dan kerugian yang ada pada suatu perusahaan.
Apabila prosedur likuidasi dilakukan, maka para pemegang saham biasa akan
memiliki prioritas terakhir dalam hal pembagian dividen dari penjualan aset suatu
perusahaan. Dalam suatu saham biasa, maka para pemegang saham memiliki
kewajiban yang sifatnya terbatas. Artinya, saat perusahaan yang didanainya
tersebut dinyatakan bangkrut, maka nilai kerugian yang ditanggung oleh para
pemegang saham adalah sebesar nilai modal yang sudah disetorkannya. Ciri-ciri
dari saham biasa :
 Setiap pemegang saham mempunyai hak suara yang sama dalam hal
memilih dewan komisaris.
 Setiap hak pemegang saham akan diprioritaskan saat perusahaan akan
mengeluarkan saham baru.
 Setiap pemegang saham memiliki tanggung jawab yang sifatnya terbatas,
yakin sebesar nilai saham yang sudah disetorkannya.
2. Saham Preferen (Preferred Stock)
Saham preferen atau preferred stock suatu saham yang mana nilai
pembagian labanya tergolong tetap, dan saat perusahaan menderita kerugian,
maka para pemegang saham preferen tersebut akan diberikan prioritas utama
dalam hal pembagian hasil penjualan aset perusahaan. Saham preferen ini
mungkin akan terlihat sama dengan obligasi, yang mana adanya klaim terhadap
laba serta aktiva sebelumnya, dividen yang tetap selama saham masih berlaku,
mempunyai hak tebus, dan juga bisa ditukarkan dengan saham yang biasa. Ciri-
ciri dari saham preferen :
 Memiliki beberapa tingkatan yang bisa diterbitkan dengan bentuk karakteristik
yang juga berbeda.
 Adanya tagihan atas suatu pendapatan dan aktiva, serta memiliki prioritas
yang tinggi dalam hal pembagian nilai dividen.
 Saham preferen juga bisa ditukarkan dengan saham biasanya dengan
adanya kesepakatan yang terjalin antara perusahaan dengan pemilik saham.
II. Jenis Saham Berdasarkan Kinerjanya
Saham juga bisa dibagi berdasarkan kinerja atau performa dari perusahaan,
yaitu :
1. Blue Chip Stocks
Saham blue chip atau blue chip stocks adalah suatu perusahaan besar
yang sudah dipercaya di kalangan para pebisnis lain. Saham ini cenderung
memiliki harga perlembar yang lebih tinggi namun nilainya lebih stabil
2. Income Stocks
Saham pendapatan atau Income stocks adalah jenis saham yang mampu
memberikan dividen yang besar, namun tetap diiringi dengan risiko yang besar
juga. Sehingga, diperlukan strategi yang ampuh dalam mengelola jenis saham
ini.
3. Growth Stocks
Saham berkembang atau growth stocks adalah saham yang mempunyai
tingkat perkembangan yang lebih cepat daripada jenis sahal lain yang sama di
bidangnya. Dalam kurun waktu satu hari, jenis saham ini bisa meningkat atau
menurun beberapa kali.
4. Speculative Stocks
Saham spekulatif atau speculative stocks adalah jenis saham yang biasa
atau sering diperjualbelikan di bursa efek karena didalamnya terkandung potensi
dividen yang besar di masa depan.
5. Cyclical Stocks
Saham cyclical atau cyclical stocks adalah jenis saham yang sangat rentan
terkena tren ekonomi. Saham ini bersifat fluktuatif, dan fluktuasi di dalamnya
tergolong sangat cepat.
6. Emerging Growth Stock
Saham ini adalah jenis saham yang berasal dari perusahaan kecil, namun
lebih tahan banting, karena cenderung tidak terpengaruh dengan kondisi
ekonomi yang naik turun, terlebih lagi dengan adanya resesi.
7. Defensive Stocks
Defensive stocks adalah jenis saham yang tidak terpengaruh dengan
adanya kondisi resesi. Umumnya, saham ini berasal dari perusahaan yang
bergerak pada industri harian manusia yang daya belinya cenderung stabil di
setiap harinya.

c. Manfaat dan Keuntungan Saham


Salah satu manfaat utama saham adalah saham bisa dimanfaatkan sebagai
salah satu instrumen investasi jangka panjang atau jangka pendek. Bagi para investor
yang memanfaatkan sahamnya sebagai investasi jangka pendek biasanya
mengharapkan adanya capital gain dari selisih harga jual dan harga belinya. Hal
tersebut tentu berbeda dengan mereka yang menggunakan saham sebagai instrumen
investasi jangka panjang, karena mereka akan lebih rutin membeli ataupun menabung
uangnya untuk membeli saham.
Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat dua keuntungan yang bisa didapatkan
oleh investor yang melakukan investasi saham, yakni :
1. Capital Gain
Adalah profit yang didapatkan dari adanya selisih harga jual saham yang lebih
tinggi daripada harga belinya. Setiap investor saham nantinya akan memperoleh
keuntungan sesuai dengan besaran nilai saham yang sudah disetorkannya.
2. Dividen
Adalah nilai keuntungan yang didapatkan dari hasil pembagian dividen tunai
dari suatu emiten. Dividen adalah pendapatan tambahan yang bisa diraih oleh
investor jika mereka membeli saham dari emiten yang memiliki performa
pendapatan yang bagus.

d. Resiko Investasi Saham


Investasi saham memang memiliki keuntungan yang besar, namun risiko di
dalamnya pun juga cukup besar. Berikut ini adalah beberapa risiko yang harus siap
Anda hadapi jika melakukan investasi saham:
1. Risiko Likuidasi
Risiko ini bisa saja terjadi ketika emiten tersebut bangkrut atau likuidasi para
pemilik saham mempunyai hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan sesudah
kewajiban dari emiten tersebut terbayar. Bahkan para pemilik saham pun beresiko
tidak memperoleh apapun saat aktiva tidak tersisa setelah pihak emiten membayar
kewajibannya.
2. Tidak Ada Pembagian Dividen
Risiko ini bisa saja terjadi saat pihak emiten lebih memiliki keuntungan yang
didapat perusahaan digunakan untuk menambah modal operasi, atau melakukan
ekspansi bisnis, sehingga emiten tersebut tidak membagikan keuntungannya
berupa dividen kepada pemilik saham.
3. Investor Kehilangan Modal
Risiko ini juga bisa saja terjadi saat harga beli saham ternyata lebih besar
daripada harga jualnya, sehingga para pemilik saham akan kehilangan nilai
modalnya.
4. Saham Delisting dari Bursa
Terdapat beberapa alasan yang membuat suatu saham dihapus dari catatan
bursa, hingga saham tersebut sudah tidak lagi bisa diperjual belikan. Hal tersebut
tentunya akan membuat emiten dan juga para pemilik saham menderita kerugian
besar.

e. Cara Kerja Saham memberi Keuntungan


Sedernanya, pemilik modal sama dengan pemilik perusahaan. Jadi, ketika
perusahaan itu untung, makan keuntungan tersebut juga akan bisa dirasakan oleh
pemilik perusahaan. Profit yang didapatkan dari perusahaan saat performanya
ternyata bagus nantinya akan disisakan untuk pemegang saham. Cara pembagiannya
:
1. Capital gain
Capital gain adalah keuntungan yang diperoleh dari perkembangan nilai aset
dan modal. Contoh sederhananya, katakanlah saham itu adalah sertifikat tanah dan
tanah itu sendiri adalah perusahaan. Sewaktu-waktu, harga tanah tersebut ternyata
meningkat dan Anda menjual tanah tersebut. Selisih harga beli dan harga jual dari
tanah tersebutlah yang disebut dengan capital gain.
2. Dividen
Dividen adalah laba yang didapatkan dari performa emiten. Mari kita kembali
pada contoh kasus di atas. Katakanlah tanah tersebut Anda jadikan sebagai lokasi
parkir, maka pemasukan dari sewa parkir tersebut sebagiannya akan masuk ke
kantong saku Anda, dan sebagian lainnya bisa Anda bagikan pada keluarga Anda.

C. Menaksir Efisiensi dan Biaya Modal


1. Biaya Modal Hutang (cost of debt)
Biaya modal hutang (cost of debt) dihitung dengan menggunkan rumus sebagai
berikut :

Keterangan :
Kd = Biaya hutang setelah pajak
Kb = Beban hutang / hutang
T = Tarif pajak
d = jumlah hutang jangka panjang
i = besarnya bunga yang dibayar

2. Biaya Modal Saham (cost of equity)


Biaya modal saham diperoleh dari persentase atau tingkat pengembalian hasil
yang diharapkan dari modal yang diinvestasikan pada suatu perusahaan. Metode
yang digunakan untuk menghitung biaya modal saham adalah dengan menggunakan
CAPM, yaitu suatu metode yang menghubungkan risiko dengan harapan keuntungan
suatu proyek. Rumus yang digunakan adalah:

Ke= Rf + (Rm-Rf) β

Keterangan :
Ke = tingkat pengembalian yang diharapkan investor
Rf = tingkat bunga investasi yang diperoleh tanpa risiko, yaitu suku bunga
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diperoleh dari Bank Indonesia
Rm = tingkat bunga investasi rata-rata dari seluruh pasar yakni Indeks Harga
Saham Gabungan (IHSG)
Β = tingkat risiko saham perusahaan

Adapun rumus untuk mencari nilai β adalah:

Keterangan :
n = banyaknya periode pengamatan
X = tingkat keuntungan rata-rata pasar
Y = tingkat keuntungan saham I pada periode t
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Hutang adalah kewajiban yang muncul karena transaksi pembelian barang atau jasa
secara kredit yang berhubungan dengan kegiatan operasional perusahaan dan harus
segera dibayarkan dalam jangka waktu singkat.
2. Jenis-jenis hutang terbagi atas 3 yaitu : Hutang Jangka Panjang, Hutang Jangka
Menengah dan Hutang jangka Pendek.
3. Penentuan kebijakan hutang berkaitan dengan struktur modal perusahaan karena
hutang merupakan salah satu komposisi untuk mencapai struktur modal yang optimal.
4. Saham secara sederhana adalah suatu alat bukti atas kepemilikan dari sebuah
perusahaan. Bentuk dari saham itu sendiri biasanya adalah lembaran kertas yang
mana isinya menyatakan kepemilikan surat berharga tersebut adalah pemilik dari
perusahaan yang membuat surat.
5. Jenis-jenis saham terbagi berdasarkan kemampuannya dan kinerjanya.
6. Saham dimanfaatkan sebagai salah satu instrumen investasi jangka panjang atau
jangka pendek. Bagi para investor yang memanfaatkan sahamnya sebagai investasi
jangka pendek biasanya mengharapkan adanya capital gain dari selisih harga jual dan
harga belinya.
7. Beberapa resiko investasi saham yaitu Risiko Likuidasi, Tidak Ada Pembagian
Dividen, Investor Kehilangan Modal, Saham Delisting dari Bursa.
8. Ketika perusahaan untung, makan keuntungan tersebut juga akan bisa dirasakan oleh
pemilik perusahaan. Profit yang didapatkan dari perusahaan saat performanya
ternyata bagus nantinya akan disisakan untuk pemegang saham.
9. Biaya modal hutang merupakan tingkat keuntungan yang disyaratkan yang berkaitan
dengan penggunaan hutang. Karena bunga bisa dipakai sebagai pengurang
pajak, biaya modal hutang dihitung net pajak.
10. Biaya modal saham diperoleh dari persentase atau tingkat pengembalian hasil yang
diharapkan dari modal yang diinvestasikan pada suatu perusahaan. Metode yang
digunakan untuk menghitung biaya modal saham adalah dengan menggunakan
CAPM.
DAFTAR PUSTAKA

Dwi Nugroho, Rohmat. 2010. Modal dalam Jurnal ANALISIS PENGARUH


PERUBAHAN STRUKTUR MODAL TERHADAP PERUBAHAN NILAI PERUSAHAAN
(Kajian Empiris Perusahaan Manufaktur Go Public di BEI) Periode 2004 – 2007. Surakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Harmony. 2020. “Pengertian Hutang” , https://www.harmony.co.id/blog/pengertian-


hutang-jenis-dan-contohnya-dalam-perusahaan. Diakses pada 09 Maret 2021, pukul 17.10
WIT.

Palupi, Rara S. Hendiarto, Susanto. 2018. Kebijakan Hutang, Profitabilitas dan


Kebijakan Dividen Pada Nilai Perusahaan Properti & Real Estate. Jurnal Ecodemica, Vol. 2
,Bandung: Universitas Widyatama.

Ibnuismail, 2020. “Pengertian Saham”, https://accurate.id/ekonomi-


keuangan/pengertian-saham/. Diakses pada 09 Maret 2021, pukul 18.32 WIT.

Ribo, Agustinus. 2013. Laporan Keuangan dalam Jurnal ANALISIS LAPORAN


KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TELEKOMUNIKASI
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (STUDI PADA PT TELEKOMUNIKASI
INDONESIA TBK). Makassar: Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Hasanuddin.

Elkan, Michael. 2017. “Biaya Modal”,


http://megaputriunipma.blogspot.com/2017/12/bab-10-biaya-
modal.html#:~:text=Biaya%20modal%20hutang%20merupakan%20tingkat,%25%2C%20tin
gkat%20pajak%2030%25. Diakses pada 09 Maret 2021, pukul 19.54 WIT.

Anda mungkin juga menyukai