Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEORI STRUKTUR MODAL & KEPUTUSAN


STRUKTUR MODAL

Disusun oleh :

MUHAMMAD AIDIN

2018 0410 133

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI & BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Teori
Struktur Modal dan Keputusan Struktur Modal Keuangan ini tepat pada waktunya.

Makalah tentang ini telah penulis susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar
penulis dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inspirasi bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

II
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………….II

Daftar Isi………………………………………………………………………..III

BAB I

Pendahuluan…………………………………………………….………………1

A. Latar Belakang…………………………………………….………..1
B. Rumusan Masalah…………….………………..………….………..1

BAB II

Pembahasan….……………………………………………………..……………2

A. Pengertian Struktur Modal………..………………………………….2

B. Bagaimanakah Faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal


……………………………………………………………..…………….2

C. Bagaimanakah Teori Struktur Modal … ……………….……………3

BAB III

Penutup…………………………………………………………………………5

A. Kesimpulan…………………………………………………………5

Daftar Pustaka…………………………………………………………………..6

III
IV
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing


dan modal sendiri. Modal asing diartikan dalam hal ini adalah hutang baik jangka
panjang maupun dalam jangka pendek. Sedangkan modal sendiri bisa terbagi atas
laba ditahan dan bisa juga dengan penyertaan kepemilikan perusahaan. Keputusan
Struktur Modal secara langsung berpengaruh terhadap besarnya risiko yang
ditanggung pemegang saham beserta besarnya tingkat pengembalian atau tingkat
keuntungan yang diharapkan.

Keputusan Struktur Modal yang diambil oleh manager tersebut tidak saja
berpengaruh terhadap profitalitas perusahaan tetapi juga berpengaruh terhadap
resiko yang dihadapi oleh perusahaan. Kebijakan mengenai struktur modal
melibatkan trade off antara risiko dan tingkat pengembalian.Penambahan utang
akan memperbessar risiko perusahaan tetapi sekaligus juga memerbesar tingkat
engembalian yang diharakan. Risiko yang maikin tinggi akibat membesarnya
utang cenderung menurunkan harga saham, tetapi meningkatkan tingkat
pengembalian yang diharapkan akan menaikkan harga saham tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Struktur Modal?
2. Bagaimanakah Faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal?
3. Bagaimanakah Teori Struktur Modal ?

BAB II

PEMBAHASAN

1
1. Pengertian Struktur Modal

Struktur Modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing


dengan modal sendiri. Modal asing dalam hal ini adalah utang jangka panjang
maupun jangka pendek. Sedangkan modal sendiri terbagi atas laba ditahan dan
penyertaan kepemilikan perusahaan.

Struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang mengoptimalkan


keseimbangan antara risiko dan pengembalian sehingga memaksimumkan harga
saham. Untuk itu, dalam penetapan struktur modal suatu perusahaan perlu
mempertimbangkan berbagai variabel yang memengaruhinya.

Struktur modal merupakan masalah yang penting bagi perusahaan karena baik
buruknya struktur modal akan mempunyai efek langsung terhadap posisi finansial
perusahaan, terutama dengan adanya utang yang sangat besar akan memberikan
beban kepada perusahaan.

2. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Struktur Modal

Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi keputusan struktur modal yaitu :

1. lokasi distribusi keuntunga., adalah seberapa besar nilai yang diharapkan dari
keuntungan perusahaan. Semakin besar nilai yang diharapkan dari keuntungan,
dengan penyimpangan yang sama, maka semakin kecil kemungkinan
mendapatkan kerugian.
2. Stabilitas penjualan dan Keuntungan, bahwa semakin stabil keuntungan, berarti
semakin kecil pinjaman karena bertambah besarnya kemungkinan perusahaan
mampu untuk memenuhi kewajiban tetapnya.
3. Kebijakan Dividen,. Implikasi bahwa banyak perusahaan yang mencoba
menggunakan kebijakan dividen dalam jumlah yang konstan akan langsung
dirasakan bagi manajer keuangan, yaitu dengan menyediakan dna untuk
membayar jumlah dividen yang tetap. Semakin tinggi tingkat leveragenya,
semakin besar kemungkinan perusahaan tidak bisa membayar dividen dalam
jumlah yang tetap.
4. Pengendalian. Penggunaan hutang yang agak tinggi daripada mengeluarkan
saham baru dianggap lebih menguntungkan engan alasan kepemilikan. Hal ini
bisa jadi menyebabkan pihak yang semula memiliki sebagian besar saham
dengan pengeluaran saham baru akan menjadi nerkurang bagiannya dan akan
mengurangi penguasaan atas perusahaan.

2
5. risiko kebangkrutan. Menurut Hlim dan Sarwoko (1995), pada pasar modal
sempurna, risiko kebangkrutan, aktiva dapat dijual sesuai dengan nilai
ekonomisnya dan dibagikan sesuai dengan klaim. Pada pasar yang kurang
sempurna dan tidak diperhitungkan biaya kebangkrutan, pada saat perusahaan
mengalami kebangkrutan akan menyebabkan aktiva dijual di bawah nilai
ekonomisnya. Biaya adimnistrasi menyebabkan penerimaan pemegang saham
menjadi berkurang.

3. Teori Struktur Modal

1. Pecking Order Theory

Penelitian ini memakai teori yang berhubungan dengan struktur modal


yakni pecking order theory karena perusahan yang ingin berkembang
harus memiliki modal yang diperoleh dari utang. Tetapi, perusahaan tidak
mudah untuk mendapatkan pinjaman, karena harus menganalisa terlebih
dahulu apakah memang sudah tepat untuk berhutang.

Pecking order theory adalah urutan sumber pendanaan dari internal (laba
ditahan) dan eksternal (penerbitan ekuitas baru) (Wibowo, 2013:26).
Menurut Myers dan Majluf (dalam Purba, 2014:13) memberikan
pernyataan:
Teori pecking order memiliki dasar dari dua asumsi yang menonjol.

Pertama: Para manajer lebih tahu prospek perusahaan mereka sendir


dibanding dengan investor luar.

Kedua: Manajer bertindak dalam kepentingan terbaik pemegang saham


yang ada.

Dengan kondisi diatas, perusahaan kadang-kadang akan melupakan positif


proyek net present value apabila menerima mereka memaksa perusahaan
untuk mengeluarkan saham undervalued untuk investor baru. Secara
khusus, teori pecking order memberikan prediksi bahwa perusahaan lebih
memilih untuk memakai dana internal jika tersedia dan memilih hutang
atas ekuitas pada saat pembiayaan eksternal dibutuhkan.

2. Signalling Theory

3
Menurut Arifin (dalam Naibaho, 2013:12) memberikan pernyataan:
Teori ini tersusun dari asumsi adanya asymmetric information antara
manajer dan pemegang saham. Karena terdapat asymmetric information
maka manajer harus berupaya memberi sinyal kepadan investor. Sinyal
tersebut harus dalam bentuk sesuatu yang bisa dipercaya dan tidak mudah
ditiru atau mahal untuk menirunya. Dalam kebijakan struktur modal,
sinyal yang diberikan adalah dalam bentuk digunakannya porsi hutang
yang lebih besar pada perusahaan.

Hanya perusahaan yang benar-benar kuat yang sangat berani menanggung


risiko mendapatkan kesulitan keuangan pada saat porsi hutang perusahaan
tinggi. Maka porsi hutang yang tinggi digunakan manajer sebagai sinyal
bahwa perusahaan mempunyai kinerja yang handal.

3. Trade-Off Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001:34) Trade off theory dari leverage
menberikan pernyataan bahwa perusahaan melakukan penyeimbangan
antara manfaat dari pendanaan dengan utang (perlakuan pajak
perseorangan yang menguntungkan dari suku bunga dan biaya
kebangkrutan dengan tinggi.

Kenyataan bahwa bunga adalah beban yang bisa dikurangi sudan membuat
utang lebih murah dibanding saham biasa atau saham preferen. Dapat
disebut utang memberikan kegunaan perlindungan pajak. Sehingga,
pemakaian utang akan menjadikan meningkatnya porsi laba operasi
perusahaan (EBIT) yang mengalir pad investor.

4. Agency Theory

Agency theory atau teori keagenan dibangun sebagai usaha untuk


menyelesaikan memahami dan memecahkan masalah yang timbul jika ada
ketidak lengkapan informasi ketika melakukan kontrak (perikatan). Teori
keagenan berhubungan dengan menyelesaikan dua masalah yang bisa saja
terjadi dalam hubungan keagenan.

5. Modigliani-Miller (MM)

Teori Modigliani dan Miller (teori MM) merupaka teori yang memiliki
pandangan bahwa struktur modal tidak relevan dan tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan

4
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Struktur modal yang optimal adalah struktur yang memaksimalkan harga


dari perusahaan, dan hal ini biasanya meminta rasio utang yang lebih rendah dari
pada rasio yang memaksimalkan EPS yang diharapkan. Inti teori struktur modal
menjelaskan apakah ada pengaruh perubahan struktur modal terhadap nilai
perusahaan, kalau keputusan investasi dan kebijakan deviden dipegang
konstan. Dan Struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaan, atau
harga saham, adalah struktur modal yang terbaik. Pengambilan keputusan
sangatlah penting karena kalau perusahaan salah dalam pengambilan keputusan
maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai atau tidak tepat sasaran.

5
DAFTAR PUSTAKA

Novia (2019). Pengertian dan faktor yang mempengaruhi struktur modal. Jurnal
Manajemen Keuangan Struktur Modal.

Faurinnurrizza (2018). Keputusan struktur modal. Jurnal manajemen keuangan

Anda mungkin juga menyukai