Anda di halaman 1dari 12

KOMISARIS INDEPENDEN

DAN KOMITE AUDIT

Dra. Susilatri, MM., Ak.


kelompok 2

1 Bunga Pertiwi Kurniawan (2102124350)

2 Nurikhlas (2102125044)

3 Sucitra Lestari Lubis (2102110609)

4 Tazkiyatul Hidayah (2102111165)

5 Wahyu Hidayah (2102110317)


Tanggung Jawab Komisaris Independen

Komisaris independen memiliki tanggung jawab pokok untuk

mendorong diterapkannya prinsip tata kelola perusahaan yang baik

(good corporate governance). Hal itu dia lakukan dengan cara

mendorong anggota dewan komisaris yang lain agar dapat melakukan

tugas pengawasan dan pemberian nasihat kepada para direktur secara

efektif dan dapat memberikan nilai tambah bagi perusahaan.


Tugas Komisaris Independen
Berkaitan dengan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance), maka tugas
komisaris independen adalah:

1. Menjamin transparansi dan keterbukaan laporan keuangan perusahaan,

2. Mengusahakan perlakuan yang adil terhadap pemegang saham minoritas dan pemangku
kepentingan (stakeholders) yang lain,

3. Diungkapkannya transaksi yang mengandung benturan kepentingan secara wajar dan adil,

4. Mengusahakan kepatuhan perusahaan pada perundangan dan peraturan yang berlaku,

5. Menjamin akuntabilitas organ perseroan (organ perseroan misalnya rapat umum pemegang
saham).
Wewenang Komisaris
Independen
Komisaris independen juga mengetuai komite audit dan komite nominasi. Komite
audit adalah komite yang bertugas melakukan audit terhadap organisasi.
Sementara komite nominasi bertugas membuat sistem penilaian dan memberikan
rekomendasi tentang berapa jumlah komisaris independen.
Kriteria Menjadi Komisaris Independen
kriteria tertentu yang harus dipenuhi yang bersangkutan.
1. Mampu melakukan perbuatan hukum. Maksudnya tunduk pada semua perundangan dan peraturan yang ada.
2. Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota direksi atau dewan komisaris yang bersalah sehingga
menyebabkan perusahaan dinyatakan pailit.
3. Tidak pernah dipidana karena merugikan keuangan negara.
4. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan pemegang saham pengendali perusahaan yang bersangkutan.
5. Tidak memiliki hubungan afiliasi dengan direktur dan atau komisaris lainnya pada perusahaan yang bersangkutan.
6. Tidak bekerja rangkap sebagai direktur di perusahaan lainnya yang terafiliasi dengan perusahaan yang bersangkutan.
7. Tidak menduduki jabatan eksekutif atau mempunyai hubungan bisnis dengan perusahaan yang bersangkutan dan
perusahaan lain yang terafiliasi dalam jangka waktu tiga tahun terakhir.
8. Tidak menjadi partner atau principal di perusahaan konsultan yang memberikan jasa pelayanan profesional kepada
perusahaan bersangkutan dan perusahaan lain yang terafiliasi.
9. Tidak menjadi pemasok dan pelanggan signifikan atau menduduki jabatan eksekutif dan dewan komisaris perusahaan
pemasok dan pelanggan signifikan dari perusahaan yang bersangkutan atau perusahaan-perusahaan lainnya yang
terafiliasi.
10. Bebas dari segala kepentingan dan kegiatan bisnis atau hubungan yang lain yang dapat diintepretasikan akan
menghalangi atau mengurangi kemampuan komisaris independen untuk bertindak dan berpikir independen demi
kepentingan perusahaan.
11. Memahami peraturan perundang-undangan tentang perseroan terbatas, Undang-undang pasar modal, dan undang-
undang serta peraturan lainnya yang terkait.
Kompetisi Pribadi Menjadi Komisaris
Independen
memenuhi kriteria dan kompetensi sebagai berikut:
1. Memiliki integritas dan kejujuran yang tidak
diragukan.
2. Memahami seluk beluk pengelolaan bisnis dan
atau keuangan perusahaan.
3. Memahami dan mampu membaca laporan
keuangan perusahaan dan implikasinya terhadap
strategi bisnis.
4. Memiliki kepekaan terhadap perkembangan
lingkungan yang dapat memengaruhi bisnis
perusahaan.
5. Memiliki wawasan luas dan kemampuan berpikir
strategis.
6. Memiliki karakter kepemimpinan, mampu
berkomunikasi dan bekerjasama dengan orang
lain.
7. Memiliki komitmen dan konsisten dalam
melakukan profesinya sebagai komisaris
independen.
8. Memiliki kemampuan untuk berpikir obyektif dan
independen secara profesional.
Pedoman Perilaku Menjadi Komisaris
Independen

perilaku itu adalah mencakup hal-hal sebagai berikut:


1. Menjaga agar tidak terjadi benturan kepentingan, dan jika keadaan tersebut tidak dapat dihindari harus
diungkapkan secara wajar dan terbuka.
2. Mematuhi semua peraturan perundangan yang berlaku, termasuk dengan tidak melibatkan diri pada transaksi
saham yang melibatkan orang dalam (insider trading) untuk memperoleh keuntungan pribadi.
3. Tidak mengambil keuntungan pribadi dari kegiatan perusahaan selain gaji dan tunjangan yang diterima sebagai
komisaris perusahaan.
4. Menjunjung tinggi integritas dan kejujuran sebagai nilai yang tertinggi.
5. Mempertimbangkan semua hal secara obyektif, profesional dan independen demi kepentingan perusahaan
dengan tidak melupakan kepentingan pemangku kepentingan (stakeholders).
6. Melaksanakan tugas secara amanah.
7. Mendorong penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance).
8. Menghormati keputusan organ perusahaan: Rapat Umum Pemegang Saham, Dewan Komisaris dan Direksi
sesuai dengan fungsi masing-masing.
9. Berorientasi untuk memberikan nilai tambah kepada perusahaan.
10. Menjaga informsi perusahaan yang bersifat rahasia.
Peran Komite Audit
peran lengkap komite audit:1. Pemenuhan GCG perusahaan. Dengan adanya komite audit diharapkan mampu
meningkat mutu pengawasan pada perusahaan yang mampu memberikan perlindungan dan keamanan bagi para
pemegang saham. Komite audit ini membantu dewan komisaris serta untuk mewujudkan perusahaan yang Good
Corporate Governance(GCG).
2. Berperan dalam menerapkan Enterprise risk management (ERM) yang berhubungan dengan metode dan
prinsip mengenai pengelolaan risiko serta peluang untuk mencapai tujuan perusahaan. Ikut mengatur resiko serta
mengidentifikasi peristiwa dan juga dampak yang ditimbulkan pada keadaan tertentu perusahaan. Untuk peran
dalam ERM sendiri lebih lengkap terkandung dalam piagam komite audit masing-masing.
3. Sebagai Mitra Auditor Internal yang membantu tugas Satuan Pengawas Internal (SPI) dalam melakukan audit
internal.
4. Memberi nilai tambah bagi auditor internal untuk memuaskan dan menyusun laporan keuangan untuk
direktur utama.
Hubungan Komite Audit Dengan Komisaris
Independen

Tugas dan pembentukan Komite audit adalah


untuk memberdayakan fungsi komisaris dalam
melakukan pengawasan. Komite Audit yang efektif
akan membantu terciptanya keterbukaan, dan
pelaporan keuangan yang berkualitas, ketaatan
terhadap peraturan yang berlaku danpengawasan
internal yang memadai (Antonius Alijoyo, Subarto
Zaini dalam Rifai: 2009), dengan kata lain, komite
audit memungkinkan Komisaris melakukan
pengawasan yang efektif dalam tiga bidang berikut:
laporan keuangan; hasil usaha perusahaan; Rencana
jangka panjang.
Tugas Dan Tanggung Jawab Komite Audit
sebuah komite audit memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:

1. Melakukan penelaahan dan laporan keuangan yang dikeluarkan Emiten atau perusahaan publik
ataupun pihak otoritas lainnya
2. Memberi rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang penunjukan akuntan yang mampu
mengemban tugas secara profesional berdasarkan independensi, imbalan jasa serta ruang lingkup
penugasan kerja.
3. Menelaah ketaatan perusahaan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku terhadap
kegiatan Emiten atau Perusahaan Publik.
4. Memberi pendapat yang independen pada perbedaan pendapat antara akuntan dan manajemen.
5. Melakukan pelaksanaan tugas sekaligus penelaahan pemeriksaan oleh auditor internal sekaligus
bertugas sebagai pengawas internal yang mengawasi pelaksanaan tindak lanjutnya olehDireksi.
6. Memberi saran kepada Dewan Komisaris jika adanya kemungkinan atau potensi konflik dan
benturan kepentingan antara Emiten atau perusahaan publik.
7. Merahasiakan dokumen, segala informasi dan data perusahaan beserta Emiten.
THANKS

Anda mungkin juga menyukai