Anda di halaman 1dari 4

Bacalah kasus dimana ini!

Senin, 22 Juli 2019

Terkait Kasus Mandiri, OJK Minta Bank Prioritaskan Aspek Perlindungan Konsumen.

Perbankan harus memiliki dan menerapkan standard operasional yang baik jika gangguan sistem terjadi,
dengan memprioritaskan aspek perlindungan konsumen terkait dengan hak nasabah termasuk
pemulihan layanannya

Pada Sabtu (20/7), banyak nasabah Bank Mandiri mengeluhkan gangguan sistem pembayaran melalui
laman media sosial twitter. Secara umum, banyak nasabah Bank Mandiri yang mengeluhkan berubahnya
saldo rekening mereka. Terdapat nasabah yang mengaku saldo di rekeningnya bertambah secara drastis
dan nasabah yang tiba-tiba mendapati saldonya menjadi angka nol, serta tidak dapat melakukan
penarikan. Terkait hal itu, Bank Mandiri sendiri telah menyatakan tidak ada pengurangan saldo terkait
gangguan sistem pembayaran itu. Gangguan itu terjadi karena pemeliharaan sistem teknologi informasi
untuk meningkatkan layanan transaksi keuangan. "Kami pastikan rekening nasabah, aman," kata
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas seperti dilansir Antara, Sabtu (20/7).

 Rohan menjelaskan proses pemeliharaan dan peningkatan kualitas sistem teknologi informasi ini telah
berdampak pada berubahnya nilai saldo sebagian nasabah. Untuk itu, Bank Mandiri saat ini sedang
melakukan normalisasi saldo rekening yang terdampak pemeliharaan sistem teknologi informasi
tersebut.

 "Kami memohon maaf atas kejadian ini. Saat ini kami sedang melakukan normalisasi saldo nasabah dan
kami juga memastikan bahwa dana nasabah tetap aman serta tidak hilang," katanya.

 Atas kejadian tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus memonitor upaya mitigasi yang dilakukan
oleh Bank Mandiri dalam mengatasi permasalahan teknologi informasi bank tersebut. OJK menilai
perbankan harus memiliki dan menerapkan standard operasional yang baik jika gangguan sistem terjadi,
dengan memprioritaskan aspek perlindungan konsumen terkait dengan hak nasabah termasuk
pemulihan layanannya.

 Selain itu, OJK meminta Bank Mandiri untuk segera melaporkan permasalahan yang terjadi dan langkah-
langkah yang akan mereka lakukan agar kejadian serupa tidak terulang lagi di kemudian hari.

“Saat ini yang terpenting adalah pelayanan sudah kembali normal dan Bank Mandiri juga telah
menjamin keamanan dana nasabah,” ujar Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen
Strategis OJK, Anto Prabowo, dalam siaran pers, Senin (22/7). Menurut Anto, permasalahan yang telah
terjadi ini penting untuk menjadi perhatian industri perbankan. Untuk itu, OJK meminta semua bank
untuk terus melakukan review fungsi IT yang dimiliki secara berkala dalam rangka menegakan tata kelola
manajemen risiko operasional yang hati-hati dan berjalan dengan baik. “Hal ini merupakan bentuk
upaya peningkatan pelayanan perbankan ke depannya dan mencegah agar permasalahan ini tidak
terulang lagi,” katanya. Sementara itu, Bank Indonesia meminta nasabah tak khawatir atas gangguan
sistem pembayaran yang terjadi di PT Bank Mandiri Persero Tbk karena perseroan tersebut sudah
menjalankan "business continuity planning" atau rencana keberlanjutan bisnis sebagai tindak lanjut
cadangan ketika bisnis tak berjalan sebagaimana mestinya.

"Jangan khawatir bahwa Bank Mandiri ada aturan-aturan pemeliharaan sistem, dan bank-bank besar
punya business continuity plan/BCP (rencana keberlanjutan bisnis). Jadi ada keberlangsungan operasi,"
ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI), Onny Widjanarko, seperti dikutip
dari Antara,  Sabtu (20/7). Itu kan data nasabah selalu dipisah. Ketika satu masalah satu betul, sehingga
koreksi lebih mudah," kata Onny. Menurut Onny, bisnis sistem pembayaran yang melibatkan banyak
nasabah harus memiliki ketahanan sistem operasinya dan terus memperkuat rencana cadangan untuk
mendukung bisnis. Dengan begitu perbankan dapat sigap dan cepat untuk menjaga kualitas dan
kontinuitas operasinya dalam situasi dan kondisi apapun.

Hemat saya, masalah itu segera teratasi. Mengingat bank telah lakukan komunikasi kepada masyarakat,"
ujar dia.  Anggota Komisi I DPR RI, Roy Suryo menyarankan agar pemerintah merevisi Peraturan Bank
Indonesia (PBI) No.16/PBI/2014 tentang Perlindungan Konsumen Jasa Sistem Pembayaran, menyusul
kejadian balancing error yang menimpa PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

 "Saya mengimbau agar Bank Indonesia juga bisa mengevaluasi sistem internal yang ada, saya lihat ada
peraturan internal Bank Indonesia yang menyangkut tentang servis pelayanan nasabah yaitu PBI
No.16/PBI/2014 itu yang perlu dievaluasi," ujar Roy seperti dikutip Antara, Minggu (21/7).

Menurut dia, persoalan tersebut tidak bisa dianggap remeh karena bukan menyangkut soal teknis
semata. Pakar telematika ini menyebutkan pihak perbankan juga harus melakukan proteksi terhadap
data nasabah serta menekan terjadinya fraud dan gangguan yang datang baik dari internal maupun
eksternal.

"Kami dari Komisi I melihat inilah perlunya perlindungan data pribadi. Jadi jangan sampai nasabah itu
dirugikan dari kasus-kasus semacam ini," kata Politikus Partai Demokrat ini. (ant).

Sumber: https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5d35687d1d283/terkait-kasus-mandiri--ojk-
minta-bank-prioritaskan-aspek-perlindungan-konsumen?page=3

Diskusikanlah:

Berdasarkan kasus dibawah ini uraikanlah tindakan yang dilakukan oleh OJK dalam rangka melindungi
konsumen dan masyarakat dan tindakan pelayanan pengaduan konsumen sesuai dengan BMP Modul 2
BKL.

Sesuai dengan Undang-Undang No . 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Keuangan, Pasal 4, tujuan
dibentuknya OJK adalah agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara
teratur, adii transparan. dan akuntabel; mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil; dan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat. Dengan
tujuan tersebut, OJK diharapkan dapat mendukung kinerja industri sektor jasa keuangan sehingga
mampu meningkatkan kinerja ekonomi dan daya saing nasional. Selain itu, dalarn penjelasan Pasal 4
tersebut, OJK juga diharuskan mampu menjaga kepentingan nasional, antara lain meliputi
cumber daya manusia, pengelolaan, pengendalian, dan kepemilikan di sektor jasa keuangan, dengan
tetap mempertimbangkan aspek positif globalisasi. Dalam kaitannya dengan perlindungan masyarakat
dan konsumen, selama ini dalam hal transaksi keuangan, ditengarai konsumen sering dalam posisi yang
lemah. Oleh karena itu, di Pasal 4 tersebut, perlindungan konsumen dituliskan secara tersurat dengan
maksud untuk "melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat" termasuk perlindungan terhadap
pelanggaran dan kejahatan di sektor keuangan, seperti manipulasi dan berbagai bentuk penggelapan
dalam kegiatan jasa keuangan. Salah sate kasus yang cukup memberikan pelajaran berharga dalam
hal perlindungan konsumen adalah kasus Bank Century, di mana banyak konsumen yang tidak
terlindungi asetnya karena tidak adanya mekanisme perlindungan secara hukum yang kuat. Untuk
perlindungan konsumen dan masyarakat tersebut, UU No.21 Tahun 2011 memberikan kewenangan
pada OJK untuk melakukan tindakan pencegahan kerugian konsumen dan masyarakat. Tindakan
pencegahan itu meliputi:

- memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat atas karakteristik, sektor jasa keuangan,
layanan, dan produknya;
- meminta Lembaga Jasa Keuangan untuk menghentikan kegiatannya apabila kegiatan tersebut
berpotensi merugikan masyarakat; dan
- tindakan lain yang dianggap perlu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di
sektor jasa keuangan.

Berdasarkan kewenangan tersebut, selanjutnya OJK melakukan pelayanan pengaduan konsumen


yang meliputi:

- menyiapkan perangkat yang memadai untuk pelayanan pengaduan konsumen yang dirugikan
oleh pelaku di Lembaga Jasa Keuangan;
- membuat mekanisme pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa
Keuangan; dan
- memfasilitasi penyelesaian pengaduan konsumen yang dirugikan oleh pelaku di Lembaga Jasa
Keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Selanjutnya, dalam kerangka perlindungan konsumen dan masyarakat. OJK juga diberi kewenangan
melakukan pembelaan hukum. Adapun pembelaan hukum tersebut meliputi:

- memerintahkan atau melakukan tindakan tertentu kepada Lembaga Jasa Keuangan untuk
menyelesaikan pengaduan konsumen yang dirugikan Lembaga Jasa Keuangan tersebut;
- mengajukan gugatan untuk memperoleh kembali harta kekayaan milik pihak yang dirugikan dari
pihak yang menyebabkan kerugian, baik yang berada di bawah penguasaan pihak yang
menyebabkan kerugian dimaksud maupun di bawah penguasaan pihak lain dengan itikad tidak
baik; dan/atau untuk memperoleh ganti kerugian dari pihak yang menyebabkan kerugian pada
konsumen dan/atau Lembaga Jasa Keuangan sebagai akibat dari pelanggaran atas peraturan
perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

Adapun ganti kerugian tersebut hanya digunakan untuk pembanyaran ganti kerugian kepada pihak yang
dirugikan. Dari tujuan dibentuknya OJK tersebut, selanjutnya fungsi OJK tertuang dalam Pasal 5. Sesuai
pasal ini OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi
terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.

Sumber: EKSI4205/MODUL 3

Anda mungkin juga menyukai