Anda di halaman 1dari 34

Tong…UTS Kalem,

Statistik 1, beh..gampang
gemana entuh mah…
bisa remedial ..

Awas klo
depet C

…..????? D
STATISTIK 1 GANTI LINK

RUSTOMO
PERTEMUAN 7 JILID 2
PROBABILITAS
PENDAHULUAN
ILUSTRASI:
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering
dihadapkan dengan beberapa pilihan yang
harus kita tentukan memilih yang mana.
Biasanya kita dihadapkan dengan
kemungkinan-kemungkinan suatu
kejadian yang mungkin terjadi dan kita
harus pintar-pintar mengambil sikap jika
menemukan keadaan seperti ini.
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Probabilitas kejadian yang


dilambangkan dengan P,apabila
kejadian jual saham dinyatakan
dengan huruf A, maka probabilitas
jual saham dinyatakan dengan P(A).
Sebaliknya apabila kejadian beli
saham adalah B, maka probabilitas
beli saham adalah P(B).
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa yang


saling lepas (mutually exclusive) yaitu apabila
suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak
dapat terjadi pada saat bersamaan.

Apabila kejadian menjual saham P(A), maka


kejadian membeli saham P(B) tidak terjadi pada
waktu bersamaan. Jika kejadian A dan B saling
lepas, hukum penjumlahan menyatakan bahwa
probabilitas suatu kejadian atau probabilitas
kejadian lain terjadi sama dengan penjumlahan
probabilitas masing-masing kejadian.
Hukum tersebut dinyatakan sebagai berikut:
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Contoh:
Berikut adalah kegiatan perdangan saham di BEJ untuk
tiga perusahaan perbankan dengan jumlah total sebanyak
200 traksaksi.

Jenis Transaksi Volume Transaksi

Jual saham 120

Beli saham 80

Jumlah total transaksi 200


KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Dari tabel di atas diketahui bahwa:

Probabilitas Jual = P(A) = 120/200 = 0,60


Probabilitas Beli = P(B) = 80/200 = 0,40

Sehingga Probabilitas A atau B,


P(A atau B) = P(A) + P(B) = 0,6 + 0,4 =
1,0
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Apabila dilihat dari saham yang diperjual/belikan


terdapat tiga bank yaitu:
Bank Volume Transaksi

BCA 70
BRI 80
BNI 50
Jumlah total transaksi 200
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Probabilitas BCA = P(D) = 70/200 = 0,35


Probabilitas BRI = P(E) = 80/200 = 0,40
Probabilitas BNI = P(F) = 50/200 = 0,25
Berapa probabilitas kejadian BCA P(D) atau BNI P(F)?
P (D atau F) = P(D) + P(F) = 0,35 + 0,25 = 0,6
Berapa probabilitas kejadian BCA P(D),
atau BRI P(E) atau BNI P(F)?
P(D atau E atau F) = P(D) + P(E) + P(F)
= 0,35 + 0,40 + 0,25 = 1,0
Peristiwa/Kejadian Bersama

Jarang sekali dalam kehidupan sehari-hari


hanya terjadi satu peristiwa. Kejadian
seperti jual atau beli saja tanpa tahu apa
yang dijual dan dibeli, atau kejadian hanya
jenis banknya saja BCA, BRI, atau BNI
tanpa tahu kegiatannya jarang sekali
terjadi. Kegiatan jual saham pastilah
diketahui saham apa yang dijual atau beli
saham. Saham apa yang dibeli.
Peristiwa/Kejadian Bersama

Jadi kegiatannya sebenarnya terdiri atas dua jenis yaitu


(a)kegiatan jual saham dan
(b)sahamnya adalah saham BCA.

Oleh sebab itu, ada kejadian bersama (joint event) seperti kejadian jual
saham P(A) dan sahamnya BCA P(D) atau kejadian beli P(B) dan
sahamnya BCA P(D).

Probabilitas kejadian bersama dilambangkan P(AD) untuk kejadian jual


saham BCA dan P(BD) untuk kejadian beli saham BCA.
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Contoh:
Cobalah hitung berapa probabilitas jual saham BCA
P(AD) dan probabilitas beli saham BCA P(BD).

Perusahaan
Kegiatan Jumlah
BCA (D) BRI (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120

Beli (B) 40 30 10 80

Jumlah 70 80 50 200
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Kegiatan jual saham dan sahamnya BCA ada 30 transaksi. Kegiatan beli saham dan
sahamnya BCA ada 40. Sehingga probabilitas P(AD) dan P(BD) adalah:
P(AD) = 40/200 = 0,20
P(BD) = 30/200 = 0,15
Pada peristiwa bersama dua atau lebih peristiwa dapat terjadi secara bersama-
sama. Peristiwa bersama tersebut dapat lebih mudah dilihat dengan Diagram Venn
seperti berikut ini:

A AD D

Apabila kita ingin menjumlahkan kejadian A dan kejadian D, menjadi


P(A atau D) P(A) + P(D)
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Maka dengan Diagram Venn terlihat adanya perhitungan ganda yaitu


kejadian AD. Kejadian AD tersebut masuk dihitung ke dalam kejadian A dan
kejadian D. Oleh sebab itu, untuk penjumlahan probabilitas dengan adanya
unsur kegiatan bersama, maka rumus penjumlahan dirumuskan kembali
menjadi sebagai berikut.

P (A atau D) = P(A) + P(D) – P(AD)


Ket:
P(A atau D) : Probabilitas terjadinya A atau B dan D bersama sama
P(A) : Probabilitas terjadinya A
P(D) : Probabilitas terjadinya D
P(AD) : Probabilitas terjadinya A dan D bersama sama
Berapa Probabilitas terjadinya jual saham atau BCA P(A atau D)
P(A atau D) = P(A) + P(D) – P(AD)
= 0,6 + 0,35 – 0,15
= 0,80
Kejadian Saling Lepas
Kejadian saling lepas terjadi apabila
hanya satu dari dua atau lebih
peristiwa yang dapat terjadi. Oleh
sebab itu, untuk peristiwa saling lepas,
kejadian bersama dalam suatu
percobaan atau kejadian tidak ada.
Diagram Venn untuk kejadian saling
lepas adalah sebagai berikut:

A D
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Contoh: Diagram Venn menunjukkan bahwa peristiwa A (jual saham) dan B (beli
saham) saling lepas. Tidak ada bagian A yang menjadi bagian B, sebaliknya tidak ada
bagian B yang menjadi bagian A. peristiwa atau kejadian bersama untuk peristiwa
saling lepas dinyatakan:

P(AB) = 0
Oleh sebab itu, untuk peristiwa yang saling lepas, probabilitas kejadian A atau B
yang dinyatakan P (A atau B):

P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)


Karena P(AB) = 0, maka P(A atau B) = P(A) + P(B) – 0

Sehingga P(A atau B) dirumuskan:


P(A atau B) = P(A) +
P(B)
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Contoh:
Cobalah hitung berapa probabilitas jual beli saham P(AB)
dan probabilitas kejadian untuk saham BCA , BRI, dan
BNI P(DEF).

Perusahaan
Kegiatan Jumlah
BCA (D) BRI (E) BNI (F)

Jual (A) 30 50 40 120

Beli (B) 40 30 10 80

Jumlah 70 80 50 200
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Probabilitas kejadian A dan B (P(AB)) = 0; karena kejadian A dan B saling lepas.


Pada saat dan waktu yang bersamaan aktivitas yang bisa dilakukan hanya satu,
kalau tidak jual saham, berarti beli saham atau sebaliknya. Oleh sebab itu, hukum
penjumlahan untuk peristiwa saling lepas adalah:
P(A atau B) = P(A) + P(B) - P(AB) = 0,6 + 0,4 – 0 = 1

Probabilitas kejadian tiga saham yaitu BCA, BRI, dan BNI (PDEF)) = 0;
karena kejadian untuk BCA, BRI, dan BNI saling lepas. Pada saat
bersamaan tidak mungkin orang dapat melakukan menjual saham tiga
sekaligus. Oleh sebab itu, hukum penjumlahan untuk peristiwa saling
lepas adalah: P(D atau E atau F)
= P(D) + P(E) + P(F) - P(DEF) = 0,35 + 0,40 + 0,25 – 0 = 1
Jadi berapa probabilitas P(D atau E)?

P(D atau E) = P(D) + P(E) - P(DE)


= 0,35 + 0,40 – 0 = 0,75
Hukum Perkalian
Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa adalah
independen yaitu suatu peristiwa terjadi tanpa harus
menghalangi peristiwa lain terjadi.
Jika Peristiwa A dan B independen, apabila peristiwa A terjadi,
maka tidak menghalangi terjadinya peristiwa B.
Oleh sebab itu, untuk penjumlahan menghendaki peristiwa
saling lepas, sedang untuk perkalian menghendaki peristiwa
independen.
Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B yang saling
independen dinyatakan sebagai berikut:
Digambarkan hukum perkalian dan peristiwa yang saling lepas independen

Melempar dua buah mata uang ke udara,


pada lemparan pertama muncul gambar,
maka pada lemparan kedua bisa muncul
gambar lagi atau angka. Ini menunjukkan
bahwa hasil lemparan pertama, tidak
memengaruhi probabilitas kejadian kedua.

Melakukan tiga transaksi jual beli saham. Pada


transaksi pertama, menjual saham. Pada transaksi
kedua dan ketiga, bisa menjual atau membeli
saham. Ini juga menunjukkan bahwa probabilitas
pada peristiwa kedua dan ketiga tidak dipengaruhi
atau bebas dari pengaruh peristiwa atau kejadian
pertama. Inilah yang dimaksud dua peristiwa
bersifat independen.
CONTOH SOAL

Pelemparan mata uang logam dua


kali ke udara, berapakah
probabilitas kedua lemparan
tersebut menghasilkan gambar?

Probabilitas gambar = ½ dan probabilitas angka ½. Pada lemparan


pertama probabilitas gambar P(A) = ½. Pada lemparan kedua probabilitas
gambar P(B) juga ½. Oleh sebab itu, probabilitas P(A) dan P(B) adalah:
Kemungkinan seluruh hasil dapat disajikan berikut:

Probabilitas Peristiwa Lemparan ke-1 Lemparan ke-2


1 Gambar Gambar
2 Gambar Angka
3 Angka Gambar
4 Angka Angka
CONTOH SOAL

Probabilitas Peristiwa Lemparan ke-1 Lemparan ke-2


1 Gambar Gambar
2 Gambar Angka
3 Angka Gambar
4 Angka Angka

Apabila (2) dua uang dilemparkan secara bersama


sama maka ada 4 kemungkinan tersebut. Oleh sebab
itu, munculnya gambar-gambar mempunyai
probabilitas ¼ karena dari 4 hasil akan terjadi 1
kejadian.
Probabilitas Bersyarat

Probabilitas suatu peristiwa akan terjadi, dengan ketentuan


peristiwa lain telah terjadi. Hukum perkalian untuk probabilitas
bersyarat bahwa peristiwa B terjadi dengan syarat peristiwa A
telah terjadi dinyatakan sebagai berikut:

P (A dan B) = P(A) x P(A|B)


CONTOH DALAM SAHAM

a.
Probabilitas kejadian menjual
saham BCA? Pada peristiwa ini
kejadian saham BCA terjadi setelah
peristiwa jual. Apabila probabilitas
jual adalah P(A) dan probabilitas
saham BCA P(D) maka probabilitas b.
bersyaratnya dinyatakan P(D|A).Probabilitas kejadian menjual
saham BCA? Pada peristiwa ini
kejadian saham BCA terjadi setelah
peristiwa jual. Apabila probabilitas
jual adalah P(A) dan probabilitas
saham BCA P(D) maka probabilitas
bersyaratnya dinyatakan P(D|A).
CONTOH DALAM SAHAM

Berapa probabilitas terjualnya saham BCA (P(D|A) dan


probabilitas saham BCA terjual (P(D|A)?

Perusahaan
Kegiatan Jumlah
BCA (D) BRI (E) BNI (F)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
Jumlah 70 80 50 200
Jumlah transaksi jual adalah 120 dan saham BCA yang dijual ada 30,
maka P(D|A) = 30/120 = 0,25
Jumlah transaksi saham BCA ada 70 dan saham BCA yang terjual
ada 30, maka P(A|D) = 30/70 = 0,43
Dari nilai diatas terlihat bahwa probabilitas P(D|A) dan P(A|D) bisa
berbeda, namun juga bisa sama.
Peristiwa Pelengkap

Peristiwa pelengkap menunjukkan bahwa apabila ada


dua peristiwa A dan B yang saling melengkapi,
sehingga jika peristiwa A tidak terjadi, maka perisitwa
B pasti terjadi. Maka probabilitas keduanya dapat
dirumuskan sebagai berikut:

Dalam bentuk Diagram Venn


dinyatakan sebagai berikut: P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 - P(B)

A B
Peristiwa Pelengkap

Peristiwa A dan B dikatakan sebagai peristiwa komplemen.


Beberapa contoh dalam kaitan hubungan komplemen
adalah :
(a)kegiatan jual beli saham menghasilkan dua hasil yaitu
kegiatan jual P(A) atau kegiatan beli P(B), kemungkinan
peristiwanya adalah P(A) atau P(B). apabila diketahui bahwa
P(A) 0,8, maka secara otomatis P(B) = 1 – 0,8 = 0,2.
(b)iklim di Indonesia dinyatakan dengan dua hasil yaitu
hujan (P(A)) atau kemarau (P(B)), maka probabilitas P(A) =
0,2, maka P(B) = 1 – 0,2 = 0,8.
KESIMPULAN

Kesimpulan dalam kegiatan probabilitas dapat


tercermin dalam Diagram pohon dimana
merupakan suatu diagram yang menyerupai
pohon, dimulai dari batag kemudian menuju
ranting dan daun. Diagram pohon dimaksudkan
untuk membantu menggambarkan probabilitas
atau probabilitas bersyarat dan probabilitas
bersama. Diagram pohon sangat berguna untuk
menganalisis keputusan-keputusan bisnis dimana
terdapat tahapan-tahapan pekerjaan.
KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Keputusan jual atau beli Jenis Saham Probabilitas bersama

(P(D|A) 1 x 0,6 x 0,35=


BCA P(D) 0,35 0,21
(P(E|A) 1 x 0,6 x 0,40 =
BRI P(E) 0,49 0,24
Jual
(P(F|A) 1 x 0,6 x 0,25 =
0,6 BNI P(F) 0,25 0,15

P(A)
1 (P(D|B) 1 x 0,4 x 0,35 =
BCA P(D) 0,35 0,14
(P(E|B) 1 x 0,4 x 0,40 =
Beli BRI P(E) 0,49 0,16

0,4 0,25 (P(F|B) 1 x 0,4 x 0,25 =


BNI P(F) 0,10
P(B)
TOTAL 0,21 + 0,24 + 0,15 + 0,14 + 0,16 + 0,10 = 1

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4


KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Untuk menyusun diagram pohon ada beberapa tahap:


1.Langkah awal kegiatan, kita mulai dengan tanda titik atau bulatan dengan angka 1. Tahap 1
diumpamakan sebagai pohonnya dengan pohon utamanya berupa kegiatan di bursa saham.
Nilai probabilitas pada tahap 1 adalah = 1.
2.Membuat cabang. Kegiatan di bursa ada 2 yaiu, kegiatan jual dan kegiatan beli saham.
Probabilitas jual = 0,6 dan probabilitas beli = 0,4. Nilai probabilitas pada cabang = 0,6 + 0,4 = 1,0.
3.Membuat ranting. Pada setiap cabang baik jual maupun beli ada 3 ranting jenis saham yaitu
BCA, BRI, dan BNI. Nilai probabilitas setiap ranting = 0,35 + 0,40 + 0,25 = 1.
4.Menghitung probabilitas bersama (joint probability) antara kejadian pertama A dan B dengan
kejadian kedua D,E,dan F. Kita bisa menghitung prbabilitas P(D|A) atau P(E|B) secara langsung.
Nilai probabilitas keseluruhan pada tahp 4 juga harus sama dengan 1.
Melalui diagram pohon dengan mudah dapat diketahui nilai probabilitas suatu kejadian.
Probabilitas terjualnya saham BRI(P(E|A)= 0,24; probabilitas dibelinya saham BNI (P(F|B) = 0,10
dn seterusnya.
TUGAS

1. Hitung berapa probabilitas peristiwa terjadi penjualan (P(A)) dan saham


yang terjual adalah saham BNI (P(F|A))?
2. Hasil penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 60% dari usaha kecil dan
menengah (UKM) tidak berbadan hukum, sedang sisanya berbadan
hukum. Ban sebagai lembaga pembiayaan dengan memperhatikan aspek
kehati-hatian memberikan probabilitas 80% kepada UKM berbadan
hukum untuk mendapatkan kredit, sedangkan yang tidak berbadan hukum
masih mempunyai kesempatan mendapat kredit sebesar 20%. Hitunglah
berapa persen probabilitas UKM mendapatkan kredit dari bank?
DI RUMAH SAJA

Anda mungkin juga menyukai