Anda di halaman 1dari 34

TEORI PROBABILITAS

Probabilitas
 Lind (2002) mendefinisikan probabilitas adalah suatu
ukuran tentang kemungkinan suatu peristiwa (event)
akan terjadi dimasa mendatang. Probabilitas dinyatakan
antara 0 sampai 1 dalam persentase.
Pengertian umum

Definisi :
Kemungkinan terjadinya suatu peristiwa diantara seluruh peristiwa yang
mungkin terjadi. Probabilitas kemunculan suatu peristiwa atau
kejadian biasa disingkat dengan huruf p dan dinyatakan dalam
persen atau proporsi.

Ilustrasi :
• Andai pelemparan satu uang logam dilakukan maka p munculnya sisi
muka gambar dan angka adalah sama yakni 1/2 atau 0,5 atau 50%.
• Jika dadu yang dilempar maka prob. muncul dadu dengan sisi titik 2
(misalnya) maka p adalah 1/6 atau 1:6 atau 0,1667 atau 16,67%
Kesimpulan
• Probabilitas adalah frekuensi suatu kejadian.

• Jika p. = 0,05 artinya suatu kejadian kemungkinan


muncul 5 kali diantara 100 kejadian; 10 kali diantara 200
kejadian; 50 kali diantara 1000 kejadian dsb.
• Jika uang logam dilempar sebanyak 100 kali maka p sisi
dengan gambar adalah : 50% x 100 kali = 50 kali.

• Jadi Prob. adalah perbandingan frekuensi


kejadian dengan kejadian seluruhnya.
Ada tiga hal penting dalam rangka membicarakan probabilitas
yaitu percobaan, hasil dan peristiwa.
Percobaan
Pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang
memungkinkan timbulnya paling sedikit 2 peristiwa tanpa
memperhatikan peristiwa mana yang akan terjadi
Hasil
Suatu hasil dari sebuah percobaan
Peristiwa
 Kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada
sebuah percobaan atau kegiatan.
CONTOH
PERCOBAAN HASIL

Kegiatan melempar uang 1. Muncul gambar

2. Muncul angka

Perubahan Harga 1. Inflasi (Harga naik)

2. Deflasi (Harga turun)

Mahasiswa belajar 1. Lulus memuaskan

2. Lulus sangat memuaskan

3. Lulus terpuji
Contoh
PERCOBAAN/KEGIA Pertandingan sepak bola Persita VS PSIS
TAN di stadioTanggerang, 24 Juli 2007

HASIL Persita menang

Persita kalah

Seri,persita tidak kalah dan menang

PERISTIWA Persita menang


PENDEKATAN PROBABILITAS

Untuk menentukan tingkat probabilitas


ada tiga pendekatan yaitu pendekatan
klasik, pendekatan relatif, dan
pendekatan subjektif.
1. Pendekatan klasik
Pendekatan klasik mengansumsikan bahwa peristiwa
mempunyai kesempatan untuk terjadi yang sama besar.
probabilitas suatu peristiwa kemudian dinyatakan sebagai
rasio antara jumlah kemungkinan hasil dengan total
kemungkinan hasil (rasio peristiwa terhadap).

Probabilitas suatu peristiwa = jumlah kemungkinan hasil


jumlah total kemungkinan hasil
PERCOBAAN HASIL Hasil Probabilitas

Kegiatan 1. Muncul gambar


melempar uang
2. Muncul angka 2 1/2
Perubahan 1. Inflasi (Harga
Harga naik)
2. Deflasi (Harga 2 1/2
turun)
Mahasiswa 1. Lulus
belajar memuaskan
2. Lulus sangat
memuaskan
3. Lulus terpuji 3 1/3
2. Pendekatan Relatif
Berbeda dengan pedekatan klasik, besar
probabilitas suatu peristiwa tidak dianggap sama,
tetapi tergantung pada berapa banyak suatu
peristiwa terjadi dari keseluruhan percobaan atau
kegiatan yang dilakukan. Probabilitas suatu
kejadian dinyatakan sebagai berikut:

Probabilitas kejadian relatif = jumlah peristiwa yang


terjadi
jumlah total percobaan/kegiatan
Contoh:
Pada kegiatan jual beli saham di BEJ terdapat 3.000.000
transaksi yang terdiri atas 2.455.000 transaksi jual dan
545.000 transaksi beli. Peristiwa ini didorong aksi profit
taking. Maka probabilitas jual adalah = (2.455. 000 /
3.000.000)= 0,82 dan probabilitas beli (545.000 /
3.000.0000 = 0,18

jadi pendekatan relatif mendasarkan besarnya probabilitas


pada banyaknya suatu peristiwa terjadi dari keseluruhan
percobaan, kegiatan atau pengamatan yang dilakukan.
3. Pendekatan subjektif
yang dimaksud pendekatan subjektif adalah
menentukan besarnya probabilitas suatu
peristiwa didasarkan pada penilaian pribadi dan
dinyatakan dalam derajat kepercayaan.
Penilaian subjektif diberikan karena terlalu
sedikit atau tidak ada informasi yang diperoleh
atau berdasarkan keyakinan.
Contoh pendekatan subjektif :
a. Menurut pengamat politik, fauzi bowo akan terpilih sebagai
gubernur DKI jakarta pada pilkada agustus 2007.
b. Menurut menteri keuangan indonesia Sri Mulyani pada tahun 2007,
indonesia akan menghadapi gejala krisis, walaupun fondasi
ekonomi kuat,
c. Anda akan mendapatkan nilai minimal B untuk mata kuliah statistik
ekonomi.
Semua contoh tersebut hanya didasarkan pada penilaian pribadi dan
mungkin tidak hanya menggunakan informasi sebagai dasar
pertimbangan. oleh sebab itu, pendekatan demikian dinamakan
pendekatan subjektif.
Konsep dasar dan hukum probabilitas

Probabilitas kejadian dilambangkan dengan P,


apabila jual saham dinyatakan dengan huruf A,
maka probabilitas jual saham dinyatakan dengan P
(A). Sebaliknya kejadian beli saham adalah B, maka
probabilitas beli saham adalah P (B).
Dalam mempelajari hukum dasar probabilitas
berturut – turut akan dibahas hukum penjumlahan
dan hukum perkalian.
1. Hukum Penjumlahan
hukum penjumlahan menghendaki peristiwa
yang saling lepas yaitu apabila suatu peristiwa
terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat terjadi
pada saat bersamaa.
Hukum tersebut dinyatakan sebagai berikut:

P (A atau B) = P (A) + P (B)


Contoh
Berikut adalah kegiatan perdagangan saham di BEJ untuk tiga
perusahaan perbankan dengan jumlah total sebanyak 200 transaksi.

Jenis Transaksi Volume transaksi


Jual Saham 120
Beli Saham 80
Jumlah Total transaksi 200

Dari tabel diatas diketahui bahwa :


Probabilitas jual = P (A) = 120 / 200 = 0,60
Probabilitas beli = P (B) = 80 / 200 = 0,40
Sehingga probabilitas A atau B
P (A atau B) = P (A) + P (B) = 0,6 + 0,4 = 1,0
Apabila dilihat dari saham yang diperjualbelikan terdapat tiga bank
yaitu:
Bank VOLUME TRANSAKSI
BCA 70

MANDIRI 80

BNI 50

JUMLAH TOTAL TRANSAKSI 200

Probabilitas BCA = P (D) = 70/200 = 0,35


Probabilitas Mandiri = P (E) = 80 / 200 =0,40
Probabilitas BNI = P (F) = 50 / 200 = 0,25

Berapa probabilitas kejadian BCA P (D) atau Mandiri P (E), atau BNI P
(F)
P(D atau E atau F)= P (D) + P (E) + P (F) = 0,35+0,40+0,25=1,0
2. Peristiwa / Kejadian Bersamaan
Kegiatan sebenarnya terdiri atas dua jenis, yaitu:
a. Kegiatan jual saham
b. Sahamnya adalah saham BCA

oleh sebab itu, ada kejadian bersama seperti kejadian jual


saham P (A) dan sahamnya BCA P (D) atau kejadian beli
(B) dan sahamnya BCA P (D) . Probabilitas kejadian
bersama dilambangkan P (AD) untuk kejadian jual saham
BCA dan P (BD) untuk kejadian beli saham BCA.
contoh
Cobalah hitung berapa probabilitas jual saham(AD) dan probabilitas
beli saham BCA P(BD).
Kegiatan Perusahaan Jumlah
BCA (D) Mandiri (E) BNI (F)

Jual (A) 30 50 40 120


Beli (B) 40 30 10 80
jumlah 70 80 50 200
Kegiatan jual saham dan sahamnya BCA ada 30 transaksi. Kegiatan
beli saham dan sahamnya BCA ada 40. sehingga probabilitas P
(AD) dan P (BD) adalah:
P (BD) = 40 / 200 = 0,20
P (AD) = 30 / 200 = 0,15
3. Kejadian Saling Lepas
Kejadian saling lepas terjadi apabila hanya satu dari
dua ataulebih peristiwa yang dapat terjadi.
Rumus sebagai berikut:

P (A atau B) = P(A) + P(B)


Contoh:
Cobalah hitung berapa probabilitas kejadian jual saham dan beli saham
(P(AB)) dan probabilitas kejadian untuk saham BCA, Mandiri, dan
BNI (P(DEF))
Kegiatan Perusahaan jumlah

BCA (D) Mandiri BNI (F)


(E)
Jual (A) 30 50 40 120

Beli (B) 40 30 10 80

Jumlah 70 80 50 200

Penyelesaian:
Probabilitas kejadian A(P(AB))= 0; karena kejadian A dan B saling lepas.
Oleh sebab itu, hukum penjumlahan untuk peristiwa saling lepas
adalah:
P(A atau B) = P(A) + P (B) – P(AB)
= 0,6 + 0,4 – 0
=1

P(D atau E atau F) = P(D) + P(E) + P(F) - P(DEF)


= 0,35 + 0,40 + 0,25 – 0
=1

P (D atau E) = P(D) + P(E) – P(DE)


= 0,35 + 0,40 – 0
= 0,75
4. Hukum Perkalian
Hukum perkalian menghendaki setiap peristiwa
adalah independen yaitu peristiwa terjadi tanpa harus
menghalangi peristiwa lain terjadi.
Hukum perkalian untuk probabilitas kejadian A dan B
yang saling independen dinyatakan sebagai berikut:
P(A dan B) = P(A) x P (B)
Contoh;
Apabila anda melempar uang logam dua kali ke udara,
berapakah probabilitas kedua lemparan tersebut
menghasilkan gambar?
Penyelesaian:
Probabilitas gambar = ½ dan probabilitas angka ½. Pada lemparan
pertama probabilitas gambar P(A) = ½ . Pada lemparan kedua
probabilitas gambar P(B) juga ½ . Oleh sebab itu, probabilitas P(A)
dan P(B) adalah:
P(A dan B)= P(A) x P(B)
=½x½

Kemungkinan seluruh hasil dapat disajikan berikut:
Peristiwa Lemparan ke - 1 Leparan ke-2
probabilitas
1 Gambar Gambar
2 Gambar Angka
3 Angka Gambar
4 Angka Angka
Apabila dua uang dilemparkan maka ada 4
kemungkinan tersebut. Oleh sebab itu,
munculan gambar - gambar mempunyai
probabilitas ¼ karena dari 4 hasil akan
terjadi 1 kejadian.
5. Probabilitas bersyarat
probabilitas bersyarat adalah probabilitas suatu peristiwa akan
terjadi dengan ketentuan peristiwa lain telah terjadi.
hukum perkalian untuk probabilitas bersyarat bahwa peristiwa B
terjadi dengan syarat peristiwa A telah dinyatakan sebagai berikut:

P(A dan B) = P(A) x (B|A)


Contoh:
Berapa probabilitas terjualnya saham BCA (P(D|A) dan probabilitas
saham BCA terjual (P(A|D)?

Penyelesaian:

Kegiatan Perusahaan Jumlah


BCA (D) Mandiri BNI (F)
(E)
Jual (A) 30 50 40 120
Beli (B) 40 30 10 80
jumlah 70 80 50 200
Jumlah transaksi jual adalah 120 dan saham BCA yang dijual ada 30,
maka P(D|A) = 30/120 = 0,25

Jumlah transaksi saham BCA ada 70 dan saham BCA yang terjual ada
30, maka P(A|D) = 30/70 = 0,43.

Dari nilai diatas terlihat bahwa probabilitas P(D|A) dan P(A|D) bisa
berbeda , namun juga bisa saja sama.
PRINSIP – PRINSIP MENGHITUNG DALAM PROBABILITAS
1. Faktorial
faktorial digunakan untuk mengetahui berapa banyak cara yang
mungkin dalam mengatur sesuatu dalam suatu kelompok.

Contoh:
Ada berapa cara menyusun urutan dari 5 perusahaan yang memberikan
MARKET terbesar?
Penyelsesaian:
Menyusun urutan 5 perusahaan = 5! =5 x 4 x 3 x 2 x 1 = 120 cara
2. Permutasi
Permutasi digunakan untuk mengetahui sejumlah kemungkinan
susunan jika terdapat satu kelompok objek. Permutasi dirumuskan
sebagai berikut:

nPr = n!
(n – r)!
Dimana :
P : Jumlah permutasi atau cara objek disusun
n : jumlah total objek yang disusun
r : jumlah objek yang digunakan pada saat bersamaan,
jumlah r dapat sama dengan n atau lebih kecil
! : tanda dari faktorial
contoh:
Ada beberapa susunan yang mungkin dari 3 bank yang ada, apabila tiap
susun terdiri atas 2 bank ?

Penyelesaian:

3P2 = 3!/(3-2)! = 3! / 1! = (3 x 2 x 1) / 1 = 6

Susunan tersebut adalah :


BCA,Mandiri BCA,BNI Mandiri,BCA
Mandiri,BNI BNI,BCA BNI, Mandiri
Contoh:
Dari seluruh emiten yang terdapat diBEJ, diasumsikan terdapat 20
perusahaan yang berkinerja baik pada tahun 2010. jika kita ingin
menyusun perusahaan – perusahaan tersebut dimana tiap kelompok
terdiri atas 5 perusahaan, ada beberapa cara susunan yang bisa
terbentuk?

Penyelesaian:

20P5 = 20! / (20-5)! = 20! / 15! = 20 x 19 x 18 x 17 x 16 x 15!


15!

= 1.860.480
3. Kombinasi
kombinasi digunakan apabila kita tertarik pada beberapa cara
sesuatu diambil dari keseluruhan objek tanpa memerhatikan
urutannya.
jumlah kombinasi dirumuskan sebagai berikut:

n Cr = n!
r! (n-r)!
Contoh:
Ada 5 bank yang mengajukan kredit portofolio ke bank indonesia.
Sementara itu bank indonesia hanya akan memilih 2 bank saja. Ada
berapa kombinasi bank yang dapat dipilih oleh bank indonesia?

penyelesaian:

5C2 = 5! = 5! = 5.4.3! = 5.2 = 10


2!(5-2) 2! 3! 2.1.3!

Anda mungkin juga menyukai