Anda di halaman 1dari 31

TEORI

PROBABILITAS

DOSEN PENGAMPU :
Dosen : DR. RATNA, SE., M.Si
DR. RATNA, SE., M.Si
Konsep Dasar Peluang = Probabilitas
Probabilitas dan Teori Keputusan

Pengertian Probabilitas
Konsep-Konsep dan Manfaat Probabilitas
Dasar Probabilitas
Pendekatan Terhadap
Probabilitas
Distribusi Probabilitas
Diskrit Hukum Dasar Probabilitas

Distribusi Normal Teorema Bayes

Teori Keputusan Menggunakan MS Excel


Untuk Probabilitas

2
Pengertian Probabilitas :
“Probability” is a measure of a likelihood of the occurance of a
random event. (Mendenhall and Reinmuth, 1982}

Terjemahan bebasnya :
Probabilitas adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur
tingkat terjadinya suatu kejadian yang acak.

Lind (2002) mendefinisikan Probabilitas adalah suatu ukuran


tentang kemungkinan suatu peristiwa (event) akan terjadi dimasa
mendatang. Probabilitas dinyatakan antara 0 sampai 1 atau dalam
persentase

Jadi Probabilitas atau peluang:


Merupakan ukuran numeric tentang seberapa sering peristiwa


itu akan terjadi. Semakin besar nilai probabilitas menyatakan
bahwa peristiwa itu akan sering terjadi.

3
KONSEP PROBABILITAS
 Banyaknya kejadian yang sulit diketahui dengan
pasti.
 Akan tetapi kejadian tersebut dapat kita ketahui
akan terjadi dengan melihat fakta-fakta yang
ada.
 Dalam statistika fakta-fakta tersebut digunakan
untuk mengukur derajat kepastian atau
keyakinan yang disebut dengan Probabilitas
atau Peluang dan dilambangkan dengan P.
Manfaat mempelajari probabilitas

 Sangat berguna untuk membantu pengambilan


keputusan yang tepat, karena kehidupan di
dunia tidak ada kepastian, dan informasi yang
tidak sempurna, sehingga diperlukan berapa
besar peluang terjadinya suatu peristiwa

Contoh:
• pembelian harga saham berdasarkan analisis harga saham

• peluang produk yang diluncurkan perusahaan (sukses atau

tidak), dll.

5
Tiga hal penting dalam pembicaraan Probabilitas

Percobaan (eksperimen) :
Pengamatan terhadap beberapa aktivitas atau proses yang
memungkinkan timbulnya paling sedikit dua peristiwa
tanpa memperhatikan peristiwa mana yang akan terjadi.

 Hasil (outcome):
Suatu hasil dari sebuah percobaan.

Peristiwa (event):
Kumpulan dari satu atau lebih hasil yang terjadi pada sebuah
percobaan atau kegiatan.

Contoh :
Pelemparan Mata Uang dan dadu

6
KLASIFIKAASI PROBABILITAS
Perbedaan Probabilitas acak diskrit dengan variabel
acak kontinue :
•Variabel acak diskrit adalah variabel random
yang jumlahnya terbatas, dan dapat dihitung
sehingga dapat digambarkan dalam bentuk
histrogram dan ogive sedangkan.

Variabel acak kontinue adalah variabel random


yang berupa interval dan variabel yang jumlahnya


TIDAK terbatas, sehingga tidak dapat digambarkan
dalam bentuk histrogram dan ogive melainkan
grafik y = f(x)
7
Identifikasi Probablitas

 Prob diskrit variabel random terbatas


dengan pengembalian (pasti=1): 1/n.
Contoh: lempar uang koin/dadu.
 Prob perlakuan > 1 kali, Dengan cara:

kombinasi, permutasi.
n=2, P=3 random :exc sheet3

8
PENDEKATAN PROBABILITAS

1. PENDEKATAN KLASIK
Definisi:
Diasumsikan bahwa semua peristiwa mempunyai kesempatan yang
sama untuk terjadi (equally likly) yg dinyatakan dalam rasio antara
jumlah kemungkinan hasil dengan total kemungkinan hasil (rasio
peristiwa thd hasil)
Rumus:

Jika prob E tidak terjadi adalah :


Pr (bukan E)= 1 - K/n
Pr E +Pr bukan E =1
9
PENDEKATAN KLASIK

Percobaan Hasil Probabilitas

Kegiatan melempar 1. Muncul gambar 2 ½


uang 2.   Muncul angka

Kegiatan 1. Menjual saham 2 ½


perdagangan saham 2. Membeli saham

Perubahan harga 1.   Inflasi (harga naik) 2 ½


2.   Deflasi (harga turun)

Mahasiswa belajar 1.   Lulus memuaskan 3 1/3


2. Lulus sangat
memuaskan
3.   Lulus terpuji

10
2. PENDEKATAN RELATIF

Definisi:
Probabilitas suatu kejadian tidak dianggap sama, tergantung dari
berapa banyak suatu kejadian terjadi (Sebenarnya)/pengamatan
dilakukan.
Rumus:

Contoh:
Kegiatan jual beli saham: 3 jt transaksi terdiri dari
2.455.000 jual & 545.000 beli. Prob relatifnya:
2.455.000/3jt)=82%. Prob beli (545000/3jt)=18%

11
3. PENDEKATAN SUBJEKTIF

Definisi:
Menentukan besarnya probabilitas suatu
peristiwa didasarkan pada penilaian pribadi dan
dinyatakan dalam derajat kepercayaan
(subyektifitas).

Contoh:
Menurut rektor Unimal tahun 2018-2019, penerimaan
mahasiswa baru akan meningkat 75%, karena telah
dibuka program kedokteran dan FKIP.

12
KONSEP DASAR HUKUM PROBABILITAS
1. Hukum Penjumlahan : Menghendaki peristiwa yg saling lepas
(mutually exclusive), yaitu apabila suatu peristiwa terjadi, maka
peristiwa lain tidak mungkin terjadi pada saat yg bersamaan

Contoh : P(A) = 0,35, P(B) 0,40 DAN P (C) 0,25


Maka P(A ATAU C ) = 0,35 + 0,25 = 0,60

• Peristiwa atau Kejadian Bersama (joint Event)

A AB B

P(A ATAU B) = P(A) + P(B) – P (AB)

Apabila P(AB) = 0,2, maka ,


P(A ATAU B) = 0,35 + 0, 40 – 0,2 = 0,55
13
Contoh joint event

Kegiatan Perusahaan Jumlah


Simpati mentari starone
Sales(A) 30 50 40 120
Buy(B) 40 30 10 80
sum 70 80 50 200

P(BS) = 40/200 = 0.20


P(AS) = 30/200=0.15

14
KONSEP DASAR HUKUM PROBABILITAS

• Peristiwa Saling Lepas (MUTUALLY EXLUSIVE)


P(AB) = 0
Maka P(A ATAU B) = P (A) + P(B) + 0
= P(A) + P(B)

A B

Bahwa peristiwa A tidak menjadi bagian peristiwa B.


Begitu juga sebaliknya.

15
Contoh

Kegiatan Perusahaan Jumlah


Simpati mentari starone
Sales(A) 30 50 40 120
Buy(B) 40 30 10 80
sum 70 80 50 200
P(A atau B) = P(A) +P(B)-P(AB)
= 0.6 + 0.4-0
=1
Prob 3 kartu cellular (P(SMS))=0.
P(S atau M/S) = P(S)+P(M)+P(S)-P(SMS)
=0.35+0.40+0.25-0 = 1
16
Contoh Lain :
Pada pelemparan dua buah dadu, tentukan probabilitas munculnya muka
dua dadu dengan jumlah 7 atau 11!
Jawab :
Misal A = kejadian munculnya jumlah 7
B = kejadian munculnya jumlah 11
Tentukan ruang sampelnya dulu! Dari ruang sampel akan diperoleh :
A = {(6,1),(5,2),(4,3),(2,5)}
B = {(6,5),(5,6)}
Maka PA  B  0 yang berarti A dan B saling lepas.
P(A) = 4/36 , P(B)=2/36 sehingga

4 2 6 1
PA  B  PA   PB    
36 36 36 6
2. HUKUM PERKALIAN PROBABILITAS

Hukum Perkalian
Peristiwa Independen adalah terjadinya peristiwa
tidak mempengaruhi probabilitas kejadian lainnya
Rumus kejadian A dan B yang saling Independet
sbb:
P( A DAN B) = P(A) X P(B)
Contoh: ada 3 transaksi saham (S&B), transaksi pertama
melakukan transaksi beli, dan pada transaksi ke 2&3 bisa
melakukan transaksi beli atau jual (bebas dari pengaruh
transaksi pertama)
Apabila P(A) 0,35 DAN P(B) = 0,25
Maka P(A DAN B) = 0,35 X 0,25 = 0,0875

18
KONSEP DASAR HUKUM PROBABILITAS

• Hukum Perkalian
P( A DAN B) = P(A) X P(B)
Apabila P(A) 0,35 DAN P(B) = 0,25
Maka P(A ∏ B) = 0,35 X 0,25 = 0,0875
• Kejadian Bersyarat conditional Probability P(B|A)
P(B|A) = P(AB)/P(A)

• Peristiwa Pelengkap (Complementary Event)


P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 – P(B)

19
DIAGRAM POHON

Keputusan Jual atau Beli Jenis Saham Probabilitas bersama

• Diagram Probabilitas Bersyarat 1 x 0,6 x 0,35 = 0,21


BCA 0,35
Pohon
Jual BRI 0,40 1 x 0,6 x 0,40 = 0,24
0,6
Suatu diagram BNI 0,25 1 x 0,6 x 0,25 = 0,15
berbentuk 1

pohon yang
1 x 0,4 x 0,35 = 0,14
membantu Beli
BCA 0,35
mempermudah 0,4
BRI 0,40 1 x 0,4 x 0,40 = 0,16
mengetahui
probabilitas BNI
0,25 1 x 0,4 x 0,25 = 0,10
suatu peristiwa
Jumlah Harus = 0,21+0,24+0,15+0,14
1.0 +0,16+0,10 =1,0

20
CONTOH
Komposisi dari beberapa tingkatan manajemen. Dari 200 orang
eksekutif ditunjukkan sebagai Berikut:
TM 18 (Pria) 2 (W),
MM 36 (Pria) 24 (w),
LM 24 (Pria) 96 (w)
Total P (78) W (122).

a. Jika 200 eksekutuf tersebut scara random seorang eksekutif


Berapa prob eksekutif Pria atau eksekutif puncak?
b. Dipilih 2 orang berapa prob eks Pria dan seorang Eksekutif
wanita
c. Terpilih eksekutif pria pada pilihan pertama dan terpilih
Eksekutif pria lagi pada pilihan kedua, berapa prob?

21
TEOREMA BAYES

Merupakan probabilitas bersyarat-suatu kejadian terjadi setelah


kejadian lain ada.
Rumus:

P(Ai|B) = P(Ai) X P (B|Ai)


P(A1) X P(B|A1)+P(A2) X P(B|A2) + … + P(Ai) X P(B|Ai)

22
BEBERAPA PRINSIP MENGHITUNG

• Factorial (berapa banyak cara yang mungkin dalam


mengatur sesuatu dalam kelompok).

Factorial = n!

• Permutasi (sejumlah kemungkinan susunan jika


terdapat satu kelompok objek).

Permutasi nPr = n!/ (n-r)!


• Kombinasi (berapa cara sesuatu diambil dari
keseluruhan objek tanpa memperhatikan urutannya.

Kombinasi nCr = n!/r! (n-r)!

23
BILANGAN FAKTORIAL
Bilangan faktorial ditulis n!
Rumus :
n! = n(n-1)(n-2)…3.2.1
dimana : 0! = 1 dan 1! = 1

Contoh :
5! = 5.(5-1).(5-2).(5-3).(5-4)=5x4x3x2x1
=120
PERMUTASI

Susunan-susunan yang dibentuk dari


anggota-anggota suatu himpunan dengan
mengambil seluruh atau sebagian anggota
himpunan dan memberi arti pada
urutan anggota dari masing-masing
susunan tersebut.

Permutasi ditulis dengan P.


PERMUTASI (lanjutan)
Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil
sebanyak r, maka banyaknya susunan yang dapat
dibuat adalah :
n!
n Pr 
n - r !
Contoh :
Bila n=4 dan r=2, maka
4! 4! 4.3.2!
4 P2     12
4 - 2! 2! 2!
PERMUTASI (lanjutan)
Bila himpunan tersebut mempunyai anggota yang sama, maka banyak permutasi yang
dapat dibuat adalah :
n!
 n
n1 , n 2 , n 3 ,..., n k  
n1! n 2 ! n 3!... n k !
dimana n1+n2+n3+…+nk = n
Contoh :
Berapa banyak susunan yang dapat dibuat dari kalimat TEKNIK ELEKTRONIKA?
Banyak n=17
huruf A = n1 = 1 huruf K = n4 = 4 huruf O = n7 = 1
huruf E = n2 = 3 huruf L = n5 = 1 huruf R = n8 = 1
huruf I = n3 = 2 huruf N = n6 = 2 huruf T = n9 = 2
Maka banyak permutasi adalah :

17!
 17
1,3,2,4,1,2,1,1,2  
1! 3!2!4!1!2!1!1!2!
 411.675.264.000
KOMBINASI

Susunan-susunan yang dibentuk dari


anggota-anggota suatu himpunan dengan
mengambil seluruh atau sebagian dari
anggota himpunan itu tanpa memberi
arti pada urutan anggota dari masing-
masing susunan tersebut.

Kombinasi ditulis dengan C.


KOMBINASI (lanjutan)
Bila himpunan terdiri dari n anggota dan diambil
sebanyak r, maka banyaknya susunan yang dapat
dibuat adalah :
n!
n Cr   n
r   r!n - r !
Contoh :
Bila n=4 dan r=2, maka
4! 4! 4.3.2!
4 C2  
4
2   
2!4 - 2 ! 2!2! 1.2.2!
6
KOMBINASI (lanjutan)
Contoh :
Dalam suatu kelompok terdiri dari 4 orang ahli mesin dan
3 orang ahli elektronika. Buatlah juri yang terdiri dari 2
orang ahli elektronika dan 1 orang ahli mesin!
Jawab :
4! 4! 4.3!
C1  14     4
1!4 - 1! 1!3! 3!
4

3! 3! 3.2!
3 C 2  2  
3
  3
2!3 - 2 ! 2!1! 2!

Banyaknya jenis juri yang dapat dibentuk adalah


4 x 3 = 12 jenis juri.
LATIHAN

1.Dalam berapa cara 6 kelereng yang warnanya


berbeda dapat disusun dalam satu baris?
2.Dari kelompok ahli ada 5 orang sarjana ekonomi dan 7
sarjana hukum. Akan dibuat tim kerja yang terdiri atas 2
sarjana ekonomi dan 3 sarjana hukum. Berapa banyak
cara untuk membuat tim itu jika :
a. tiap orang dapat dipilih dengan bebas
b. seorang sarjana hukum harus ikut dalam tim
itu
c. dua sarjana ekonomi tidak boleh ikut dalam tim
itu

Anda mungkin juga menyukai