Anda di halaman 1dari 6

KONSEP DASAR DAN HUKUM PROBABILITAS

Dalam teori probabilitas, probabilitas kejadian dilambangkan dengan “P”,


apabila kejadian jual saham dilambangkan dengan huruf “A”, maka probabilitas
jual saham dilambangkan dengan P(A). Sebaliknya apabila kejadian beli saham
dilambangkan dengan “B”, maka probabilitas beli saham dilambangkan dengan P
(B).

A. Hukum Penjumlahan
Hukum penjumlahan menghendaki peristiwa yang saling lepas (mutually
exclusive) yaitu apabila suatu peristiwa terjadi, maka peristiwa lain tidak dapat
terjadi pada saat bersamaan.
Hukum ini dilambangkan sebagai:

P (A atau B) = P (A) + P(B)

Untuk kejadian yang lebih banyak dilambangkan sampai n yaitu:

P(A atau ... n) = P(A) + P(B) + ......+P(n)

Contoh:

Berikut adalah kegiatan perdangan saham untuk tiga perusahaan perbankan


dengan jumlah total sebanyak 200 transaksi
Jenis Transaksi Volume Transaksi
Jual saham (A) 120
Beli saham (B) 80
Jumlah Total transaksi 200
Penyelesaian:
Dari data diatas diketahui bahwa:

Probabilitas Jual = P(A) = 120/200 = 0.60


Probabilitas Beli = P(B) = 80/200 = 0.40

Sehingga probabilitas A atau B,

P(A atau B) = P(A) + P(B) = 0.6 +0.4 = 1.0

1. Peristiwa atau Kejadian Bersama

Pada peristiwa bersama dua atau lebih peristiwa dapat terjadi secara
bersama-sama, peristiwa bersama tersebut dapat lebih mudah dilihat dengan
diagram Venn seperti berikut:

A AD D

Penjumlahan probabilitas dengan adanya unsur kegiatan bersama, maka


rumus penjumlahan dirumuskan kembali menjadi sebagai berikut:

P(A atau D) = P(A) + P(D) – P(AD)

Dimana:

P(A atau D) : probabilitas terjadinya A atau D atau A dan D bersama- sama


P(A) : probabilitas terjadinya A
P(D) : probabilitas terjadinya D
P(AD) : probabilitas terjadinya A dan D bersama-sama
2. Kejadian saling lepas (mutually exclusive)

Kejadian saling lepas terjadi apabila hanya satu dari dua atau lebih peristiwa
yang dapat terjadi. Dapat digambarkan dengan diagram Venn:

A D

Maka P(AB) = 0
Oleh sebab itu, untuk peristiwa yang saling lepas, probabilitas kejadian A atau B
yang dinyatakan P(A atau B)
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)
Karena P(AB) = 0 maka
P(A atau B) = P(A) + P(B) – 0
Sehingga:
P(A atau B) = P(A) + P(B)
Contoh:
Cobalah hitung berapa probabilitas kejadian jual saham dan beli saham P(AB)
dan probabilitas kejadian untuk saham BCA, BSI dan BNI (P(DEF).
Perusahaan

Kegiatan Jumlah
BNI (C) BSI (D) BCA (E)

Jual (A) 120

Beli (B) 80

Jumlah 70 80 50 200

Penyelesaian:
Probabilitas kejadian A dan B adalah kejadian yang saling lepas, maka P(AB)=0.
maka hukum penjumlahan untuk peristiwa saling lepas adalah:
P(A atau B) = P(A) + P(B) – P(AB)
= 0.6 + 0.4
= 1.0

probabilitas kejadian ketiga saham juga merupakan kejadian saling lepas, maka
hukum penjumlahannya adalah:
P (C atau D atau E) = P(C) + P(D) + P(E) – P(CDE)
= 0.35 + 0.40 + 0.25 – 0
= 1.0
probabilitas P(C atau D)
P(C atau D) = P(C) + P(D) – P(CD)
= 0.35 + 0.40
= 0.75

B. Hukum Perkalian.

Dalam hukum perkalian dikehendaki setiap peristiwa independent yaitu suatu


peristiwa terjadi tanpa harus menghalangi peristiwa lain terjadi.
“Peristiwa independent adalah terjadinya peristiwa atau kejadian
tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya peristiwa lain.”

Dapat dinyatakan dalam bentuk:


(P(A dan B) = P(A) x P(B)

1. Probabilitas bersyarat (Condicional Probability)

Probabilitas bersyarat adalah probabilitas satu peristiwa akan terjadi, dengan


ketentuan peristiwa lain telah terjadi. Hukum perkalian untuk probabilitas
bersyarat bahwa peristiwa B terjadi dengan syarat peristiwa A telah terjadi
dinyatakan sebagai berikut:

P(A dan B) = P(A) x (P(B|A)


2. Peristiwa Pelengkap (Complementary Event)

Peristiwa pelengkap menunjukan bahwa apabila ada dua peristiwa A dan B


yang saling melengkapi, sehingga jika peristiwa A tidak terjadi, maka peristiwa B
pasti terjadi. Maka probabilitas keduanya dapat dirumuskan sebagai berikut:

P(A) + P(B) = 1 atau P(A) = 1 – P(B)


Dalam bentuk diagram Venn dapat digambarkan sebagai berikut

C. Diagram pohon probabilitas


Tahapan dalam menyusun diagram pohon:
1. Tahap 1 adalah langkah awal kegiatan, kita mulai dengan tanda titik atau
bulatan dengan angka, tahap 1 diumpamakan sebagai pohonnya dengan
pohon utamanya berupa kegiatan dibursa saham. Nilai probabilitas pada
tahap 1 adalah 1.
2. Tahap 2, membuat cabang. Kegiatan di bursa ada 2 yaitu kegiatan jual dan
kegiatan beli saham. Probabilitas jual = 0,6 dan probabilitas beli 0,4. nilai
probabilitas pada cabang = 0,6 + 0,4 = 1,0
3. Tahap 3 membuat ranting. Pada setiap cabang baik jual maupun beli ada 3
ranting jenis saham yaitu BCA, BSI dan BNI. Nilai probabilitas setiap
ranting = 0,35 + 0,40 + 0,25 = 1
4. Tahap 4, menghitung probabilitas bersama (joint probability) antara
kejadian pertama A dan B dengan kejadian kedua D, E dan F. kita bisa
menghitung probabilitas P(D|A) atau P(E|B) secara langsung. Nilai
probabilitas keseluruhan pada tahap 4 juga harus sama dengan 1.
Soal:

Hasil penelitian di Jakarta menunjukan bahwa 60 % dari Usaha Kecil dan


menengah (UKM) tidak berbadan hukum, sedang sisanya berbadan hukum. Bank
sebagai lembaga pembiayaan dengan memerhatikan aspek kehati-hatian
memberikan probabilitas 80% kepada UKM berbadan hukum untuk mendapatkan
kredit, sedangkan yang tidak berbadan hukum masih mempunyai kesempatan
sebesar 20% untuk mendapatkan kredit.
1. Hitunglah berapa persen probabilitas UKM mendapat kredit dari bank?
2. Susun diagram pohon probabilitas setiap kejadian.

Anda mungkin juga menyukai