Anda di halaman 1dari 21

Hakikat Shalat

Ibnul Qoyyim rahimahullah

menguraikan hakikat shalat yaitu tidak dapatdiragukan bahwa shalat merupakan perkara yang sangat
menggembirakan hati bagi orang-orang yang mencintainya dan merupakan kenikmatan ruh bagi orang-
orang yang mengesakan Allah, puncak keadaaan orang-orang yang jujur dan parameter keadaan orang-
orang yang meniti jalan menuju kepada Allah. Shalatmerupakan rahmat Allah yang dianugerahkan
kepada hamba-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka untuk bisa melaksanakannya dan
memperkenalkannyasebagai rahmat bagi mereka dan kehormatan bagi mereka, supaya dengan
shalattersebut mereka memperoleh kemulian dari-Nya dan keberuntungan karena dekatdengan-Nya.
Allah tidak membutuhkan mereka (dalam pelaksanaan shalat), tetapi justru hakikatnya shalat tersebut
merupakan anugerah dan karunia Allah untukmereka. Dengan shalat maka hati seorang hamba dan
seluruh anggota tubuh beribadah dan Allah menjadikan hati itu lebih sempurna serta merasa gembira
danmerasakan kenikmatan untuk beribadah kepada-Nya.

PENTINGNYA SHALAT

َ‫قَ ۡد أَ ۡفلَ َح ۡٱل ُم ۡؤ ِمنُون‬

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

َ‫صاَل تِ ِهمۡ ٰ َخ ِشعُون‬


َ ‫ٱلَّ ِذينَ هُمۡ فِي‬

(yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam Shalatnya,

Shalat merupakan salah satu sarana yang paling utama dalam hubungan antara manusia dengan Allah
SWT. Shalat juga merupakan sarana komunikasi bagi jiwa manusia dengan Allah swt. Shalat juga
mempunyai kedudukan yang sangat penting dan mendasar dalam Islam, yang tidak bisa disejajarkan
dengan ibadah-ibadah yang lain. Shalat sering kali disebutkan dalam Al-Qur’an diantaranya adalah: Q.S
At-Taubah:18; Q.S Al-Baqarah:45; Q.S Al-Baqarah:110 ; Q.S Al-Baqarah:177; Q.S Ar-Ra’d:22; Q.S
Ibrahim:31; Q.S Al-A’raf:170; Q.S At-Taubah:18; Q.S An-Nisa:43; Q.S An-Nisa:101; Q.S An-Nisa:102; Q.S
An-Nisa:103; Q.S An-Nisa:162; Q.S Al-Maidah:6; Q.S Al-Maidah:12; Q.S Hud:114; Q.S Ibrahim:37; Q.S
Ibrahim:40; Q.S Al-Hijr:98; Q.S Al-Isra’:78; Q.S Maryam:31; Q.S Maryam:59 Q.S Thaha:14; Q.S Thaha:132;
Q.S Al-Hajj:77; Q.S Al-Mukminun:2; Q.S An-Nur:56; Q.S Al-Ankabut:45; Q.S Luqman:17; Q.S Fathir:29;
Q.S Al-Fath:29; Q.S Al-A’la:15; Q.S Al-Bayyinah:5. Dari sekian ayat dalam surat-surat yang terdapat Al-
Qur’an tersebut menunjukkan betapa pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan. Diantara
pentingnya Shalat dalam kehidupan adalah sebagai berikut:
Shalat adalah tolok ukur amal, yang berarti bahwa kualitas amal seseorang ditentukan oleh Shalatnya.
Hal ini seperti disebutkan dalam hadist Rasulullan yang diriwayatkan Abu Dawud dan Tirdzi, “hal
pertama yang akan dihisab kelak di hari pembalasan adalah Shalat. Apabila baik Shalatnya, maka akan
baik pula amal-amal lainnya. Dan apabila Shalatnya rusak, maka akan rusak pula amal-amal lainnya,”

Shalat adalah tiang agama. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Baihaqi
“Shalat itu adalah tiang agama (Islam), maka barangsiapa mendirikannya maka sungguh ia telah
mendirikan agama; dan barangsiapa meninggalkannya, maka sungguh ia telah merubuhkan agama”

Shalat adalah kunci surga. Hal ini disebutkan dalam hadist Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim dari
Jabir yang dikutip dari kitab Ihya Uumuddin karya Imam Ghazali.

Shalat merupakan perintah langsung dari Allah swt tanpa perantara malaikat kepada Nabi Muhhamad
saw ketika perjalanan Isra dan Mi’raj.

Shalat menjadi benteng yang menjaga diri kita dari perbuatan keji dan maksiyat. Hal ini disebutkan
dalam Al-Ankabut: 45, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan
dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan
sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain).
Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Shalat sebagai pengingat kita kepada Allah swt, seperti yang dituliskan dalam Surat Ta Ha ayat 14,
“Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan
dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.”

Bahkan Rasulullah dalam sebuah hadistnya menegaskan bahwa Shalat menjadi pembeda atau pembatas
yang tegas antara seorang muslim dengan orang kafir. “Perjanjian antara kami dengan mereka (orang
kafir) adalah mengenai shalat, barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, Abu
Daud, At-Tirmidzi, An-Nasa’i, dan Ibnu Majah). Senada dengan hadis tersebut, Umar bin Khattab juga
menyatakan, “Tidak ada islam bagi seseorang yang tidak menegakkan shalat”.

Dari ulasan diatas sudah seharusnya sebagai seorang muslim kita harus menaruh perhatian yang sangat
besar dalam menjalankan Shalat dengan sebaik-baiknya, penuh tanggung jawab, dan bukan sekedar
rutinitas atau penggugur kewajiban. Dengan demikian kita akan menjadi orang-orang yang akan
mewarisi surga Firdausnya Allah dan Insya Allah kekal di dalamnya. Aaminn. (DenPoer-DLA)

Referensi:

https://www.eannovate.com/blog/1320_pentingnya-shalat-bagi-umat-muslim.html#:~:text=Shalat
%20mempunyai%20kedudukan%20yang%20sangat,dengan%20ibadah%2Dibadah%20yang
%20lain.&text=Ketaatan%20dalam%20melakukan%20shalat%20menjadi,yaitu%205%20waktu%20dalam
%20sehari.

https://mutiaraislam.net/ayat-alquran-tentang-shalat/

http://www.bashair.net/2017/01/Shalat-sebagai-tolok-ukur.html

https://news.detik.com/foto-news/d-4851526/keutamaan-Shalat-kunci-surga-hingga-amalan-pertama-
dihisab-di-hari-kiamat/2

https://aceh.tribunnews.com/2013/04/09/tiang-agama#:~:text=%E2%80%9CShalat%20itu%20adalah
%20tiang%20agama

-Tujuan dan fungsi sholat

Kedudukan atau fungsi shalat itu di antaranya adalah sebagai tiang agama. Tidak hanya sebagai tiang
agama, shalat juga yang pertama kali dihisab di hari akhirat. Tetapi juga, shalat itu mencegah perbuatan
keji dan mungkar. Shalat bahkan menjadi kunci surga. Shalat menjadi kunci dalam berdoa. Untuk
menguji seseorang percaya dan taat kepada Allah dapat dilihat dari shalatnya.

Kalau kita melihat sebuah bangunan masjid, ada tiang-tiang sebagai penopang. Maka kalau tidak ada
tiang tentu bangunan masjid ini akan runtuh. Inilah shalat, jika kita tidak berdoa, maka runtuhlah agama
dalam kehidupan kita. Oleh karena itu, mari kita selalu berdoa ini bukan sekedar kewajiban. Karena
kalau masih taraf kewajiban, itu masih ada ketakutan. Tapi bagaimana shalat ini menjadi sebuah
kebutuhan bagi kita.

kesukaan manusia adalah suka berkeluh kesah. Tidak pernah merasa cukup, meskipun sudah punya
mobil dan rumah mewah. Karena itu, kebahagiaan yang hakiki, diciptakan dalam bentuk materi semata,
tetapi kebahagiaan batin, kebahagiaan psikologis, subjektif dan intrinsik dari dalam diri kita. Maka
Alquran memberikan penilaian untuk orang yang shalat.

Shalat itu tidak hanya diawali dengan takbiratul ihram, dan diakhiri dengan salam. Tetapi bagaimana
sebelum shalat itu kita, bagaimana kita mengaplikasikan makna-makna shalat itu. Alquran tidak pernah
menyuruh kita “kerjakan shalat”, tapi Alquran menyuruh kita “tegakkan shalat”. Tegak itu maknanya
bagaimana shalat itu teraplikasi dalam tugas dan kegiatan dalam seluruh aspek kehidupan kita. Jadi,
kalau shalat sebagai tiang agama, maka kalau kita tegakkan, maka tegaklah agama dalam kehidupan
kita. Kalau kita akan hancurkan agama dalam kehidupan kita.

Dalam sebuah penelitian tentang shalat disebutkan bahwa shalat dapat menjadikan orang pintar dan
cerdas. Menurut penelitian tersebut, ketika kita sujud dan rukuk dalam shalat, suplai oksigen menuju
otak itu akan maksimal. Oleh karena, suplai oksigen maksimalnya menuju otak menjadikan peredaran
darah menuju otak menjadi maksimal pula. Inilah yang menyebabkan orang yang shalat itu pintar dan
cerdas. Maka kalau ada orang shalat yang tidak pintar dan cerdas, berarti ada yang salah dalam gerakan
shalatnya.

Shalat itu dikatakan kunci surga. Kalau kita hendak memasuki rumah, maka harus ada kuncinya. Kalau
tidak ada kunci bagaimana mau masuk? Maka kalau kita mau masuk surga, kuncinya adalah shalat.
Surga ini bermakna ukhrawi, di akhirat nanti akan kita temukan. Tapi tahukah kita, sebenarnya kalau kita
melihat maknanya, surga itu juga kebahagiaan, kebahagiaan, dan ketenteraman. Hal itu juga kita
temukan setelah shalat. Artinya bahwa dengan shalat kita bisa mendapatkan surga sebelum surga yang
sesungguhnya. Sebaliknya, jika ada orang yang senang mengamuk, tanpa, konflik, marah, tidak tenang,
tidak gelisah, gelisah dan lain sebagainya, maka itu juga merupakan ciri-ciri neraka. Dia telah
mendapatkan neraka sebelum neraka yang sesungguhnya. Dengan shalat itu kita mendapatkan
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Kemudian yang paling penting juga, shalat adalah yang pertama dihisab. Ketika kita menilai sesuatu, ada
hal-hal pakem yang harus kita nilai. Indikator utama penilaian yang harus mutlak ada. Maka shalat itu
merupakan pakem dan indikator utama penilaian. Kalau baik shalatnya, maka baik seluruh amalnya.
Begitu juga sebaliknya. Inilah fokus besarnya. Maka kalau shalatnya baik, diyakini pula ibadah yang
lainnya akan baik seperti puasa dan zakat. Karena shalatnya teraplikasi dalam kehidupan. Mudah-
mudahan ini menjadi inspirasi dan pencerahan bagi kita untuk mengintegrasikan dan
menginternalisasikan shalat dalam kehidupan kita.

-akhlak dalam shalat

Shalat merupakan salah satu ibadah dalam Islam, yang didalamnya terdapat beberapa nilai-nilai
pendidikan akhlak seperti ikhlas, rendah hati, disiplin, sabar, dan lain-lain. Shalat juga merupakan rukun
Islam yang kedua setelah syahadat. Ia adalah ibadah yang tak boleh ditinggalkan kecuali jika hilang akal
atau tidak sadar. Shalat merupakan ibadah yang paling urgen dalam Islam secara mutlak yang banyak
sekali membantu dalam mengatasi problem-problem kejiwaan, dalam shalat manusia akan selalu ingat
dan dekat dengan Allah SWT, manusia tidak akan terperosok dalam kemunkaran. Sebagaimana firman
Allah SWT dalam surat Al-Ankabut ayat 45, Surat Thahaa ayat 132, dan surat An nisa 103 sebagai berikut
: 1) Ada beberapa nilai pendidikan akhlak dalam shalat menurut Al-Qur’an Surat Al-Ankabut ayat 45,
Surat Thaha ayat 132, Dan Surat An-Nisa’ ayat 103 yaitu: a) Shalat Mencegah dari Perbuatan keji dan
Munkar, b)Shalat Melatih Kesabaran, c) Shalat membentuk kedisiplinan. 2) Shalat yang dapat mencegah
dari perbuatan keji dan munkar yaitu: shalat yang dikerjakan dengan sungguh-sungguh, dengan
melengkapi syarat dan rukunnya serta melaksanakannya dengan penuh keikhlasan, kerendahan hati,
dan kekhusyukan melalui memahami makna-makna yang terkandung baik dalam ucapan atau gerakan-
gerakan di dalam shalat. Karena di dalam ucapan dan gerakan-gerakan shalat tersebut terdapat nilai-
nilai akhlak yang tinggi, yang apabila kita menghayati damn memahaminya dalam shalat maka akan
mampu mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar. Dan yang paling penting dalam hal ini
adalah menghadirkan hati dalam shalat. Karena tujuan shalat adalah untuk mengingat Allah. Jadi apabila
seseorang yang shalat, tetapi hatinya berpaling dari Allah, maka Alah juga tidak akan memperhatikan
shalat orang tersebut. Jadi tidak adanya pengaruh pada pelaku shalat untuk menjauhi perbuatan keji
dan munkar, karena ia hanya melakukan shalat, tidak mendirikan shalat dalam arti hanya melakukan
bentuk lahiriah shalat, dan melalaikan aspek yang terpenting dalam shalat yaitu bentuk batiniah shalat.
Kata Kunci: Nilai Pendidikan, Akhlak, Shalat

_hikmah sholat

Di dalam Alquran dan hadits telah dijelaskan soal betapa luar biasanya hikmah sholat dan manfaat yang
bisa didapat jika mengamalkannya. Ada banyak keutamaan yang tersimpah di balik perintah sholat.

Sholat bukan hanya sekadar rutinitas atau ritual semata. Jika diamalkan dengan sungguh-sungguh,
sholat akan mendatangkan ketenangan hati dan keselamatan dalam hidup di dunia maupun di akhirat
nanti.

Hikmah Solat

Dikutip dari buku Kitab Lengkap Panduan Shalat karya M. Khalilurrahman Al-Mahfani, Ma, dan
Abdurrahim Hamdi, MA, ada beberapa hikmah sholat yang perlu diketahui setiap Muslim, yaitu:

1. Mencegah dari Perbuatan Mungkar

Sholat yang dilakukan dengan khusyuk akan membentuk pribadi yang mencegah seorang Muslim dari
perbuatan buruk. Allah berfirman dalam surat Al-Ankabut ayat 45 yang artinya: “Sesungguhnya shalat
itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”

Jika seseorang melakukan sholatnya dengan khusyuk, itu artinya dia sadar bahwa Allah SWT selalu
mengawasinya. Jika sudah memiliki kesadaran seperti itu, kecil kemungkinan orang tersebut akan
melakukan perbuatan buruk.

Jika ada orang yang melaksanakan sholat, tapi tetap melakukan maksiat, artinya ia tidak
mengamalkannya dengan khusyuk atau sungguh-sungguh. Jadi, ia belum bisa merasakan kehadiran
Allah di dalam hatinya.

2. Mendidik menjadi Pribadi yang Disiplin


Sholat dapat mendidik seorang Muslim menjadi pribadi yang disiplin. Setiap Muslim dituntut untuk
menghargai waktu dengan sebaik-baiknyam memaksimalkan setiap kesempatan yang ada, dan
mempertahankan eksistensi diri sebagai seorang khalifah di muka bumi.

Sholat adalah ibadah yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Bila sudah tiba waktunya harus segera
dilaksanakan. Sehingga, secara tidak langsung perintah sholat tepat waktu mengajarkan manusia untuk
disiplin dan bertanggung jawab.

3. Melatih menjadi Pribadi yang Tangguh

Sholat dapat melatih diri untuk menjadi pribadi yang tangguh dan tidak cengeng ketika menghadapi
masalah. Dalam surat Al-Ma’arij ayat 19-23, Allah berfirman:

“Sesungguhnya manusia diciptakan untuk bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia
berkeluh kesah, kecuali orang-orang yang mengerjakan solat, yang mereka itu konsisten mengerjakan
sholatnya.”

Kesimpulannya, orang yang sering berkeluh kesah biasanya tidak mempunyai sandaran hidup. Ia mudah
goyah dan terombang ambing. Sedangkan orang yang khusyuk saat sholat akan merasa memiliki
sandaran hidup, yaitu Allah. Jadi, jika sedang tertimpa musibah, ia akan memohon ampun, dan meminta
yang terbaik, serta selalu berpikir positif.

4. Meninggikan Derajat

Allah akan meninggikan derajat dan menghapus kesalahan orang yang melaksanakan sholat. Rasulullah
SAW bersabda: Hendaknya engkau memperbanyak sujud kepada Allah. Karena engkau tidak sujud
kepada Allah satu kali, melainkan Allah akan mengangkamu satu derajat dan menghapuskan satu
kesalahan dari dirimu.” (HR. Muslim dari Tsauban)

5. Membersihkan Kesalahan dan Dosa


6 Hikmah Sholat yang Wajib Dipahami Setiap Muslim (1)

Ilustrasi orang solat. Foto: Freepik

Dengan sholat, Allah akan mengampuni dosa-dosa yang ada di antara satu sholat dengan sholat
berikutnya. Sholat juga dapat membersihkan diri dari kesalahan dan dosa yang dilakukan secara sengaja
atau tidak.

Orang yang sholat dengan khusyuk akan selalu berusaha untuk menjaga lahir dan batinnya selalu bersih.
Untuk kebersihan batin mencakup soal kebersihan rumah, badan, hingga pakaian.

Sedangkan kebersihan batin, ia akan selalu menjaga diri dari perbuatan maksiat. Tidak akan terlintas
dalam pikirannya untuk berbuat jahat dan menodai kesuciannya.

6. Meraih Pertolongan Allah

Ketika sholat, seorang hamba berada pada posisi yang sangat dekat dengan Allah. Kedekatan tersebut
sangat baik untuk dimaksimalkan dengan berdoa dan memohon pertolongan-Nya.

Para sahabat Rasullullah tak akan berkeluh kesah atau berputus asa jika sedang menghadapi kesulitan.
Mereka selalu memohon pertolongan Allah dengan memperbanyak sujud dan rukuk. Sebab, hanya Allah
yang Maha Kuasa dan Maha Penolong.

-Makna Spiritual Shalat

Kata SHALAT merupakan isim Masdar dari kata Shalla – Yushalli secara etimologi , kata shalat berarti
doa.

Sedangkan mendirikan shalat bermakna menyempurnakan niat, Takbir Ihram, berdiri, ruku’ , i’tidal,
sujud, duduk antara dua sujud, duduk tasyahud, doa , serta kekhusyuan (kehadiran hati , takut, dan
mencakup segala adabnya) dan ditutup dengan salam sebagai tanda telah usainya rangkaian kegiatan
ibadah shalat .

Semua rangkaian ibadah shalat, sesungguhnya memiliki makna spiritual . Diantara makna spiritual dalam
rangkaian ibadah shalat adalah sebagai berikut :

1. NIYYAH (Niat Sholat):

Secara bahasa niat berarti sama dengan AL QASDU (bermaksud), AL AZIMAH (tekad), AL IRADAH
( keinginan),dan AL HIMMAH ( menyengaja).

NIAT merupakan keputusan hati , pernyataan dari alasan alasan di balik perbuatan.

Menurut jumhur Ulama (mayoritas Ulama) niat itu wajib dalam ibadah . Niat merupakan syarat sah
suatu ibadah. Hal ini berdasarkan hadits nabi Saw yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari no.1 :

‫انما األعمال بالنيات و انما لكل امرىء ما نوى‬

Artinya : ” Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya, dan setiap orang mendapatkan sesuatu yang
diniatkannya”.

Dalam hadits Nabi Saw yang diriwayatkan oleh Imam Muslim ,Rasulullah Saw bersabda :” Sesungguhnya
Allah tidak akan menerima amal kecuali dilakukan dengan ikhlas dan mengharap ridha-Nya “. Dalam
hadits yang lain Nabi Saw menjelaskan :” Sesungguhnya Allah tidak melihat bentuk tubuhmu dan tidak
pula menilai Kebagusan wajahmu, tetapi Allah melihat (menilai)keikhlasan hatimu (HR.Muslim).

Betapa banyak amal menjadi sia-sia, hanya tersisa letih , dan tidak ada nilai di sisi Allah SWT,
disebabkan oleh niat hati kita yang tidak lurus karena Allah semata.

2. TAKBIR IFTITAH (Takbir Pembukaan)


Lafaz takbir (Allaahu Akbar ) adalah lafaz tauhid yang amat kuat pengaruhnya di dalam diri manusia dan
di alam makrokosmos (alam semesta).

Dengan mengucapkan Allahu Akbar, kita melemparkan seluruh urusan duniawi di belakang kita dengan
tangan kita dan memohon perlindungan dalam kasih sayang Allah swt.

Ucapan Takbir untuk menegaskan bahwa Allah Maha Besar dengan mengucapkan takbir (Allahu Akbar).
Saat melakukan takbir ihram, hendaknya tidak ada sesuatu apapun selain Allah SWT di dalam benak dan
pikiran.

Dalam perspektif Tasawuf, TAKBIR IFTITAH ( Takbir ihram) bukan hanya bertanda dimulainya shalat
semata.

Melainkan juga sekaligus menyimpan sejumlah rahasia besar yang perlu dan penting untuk diperhatikan.
Diantaranya bahwa takbir ihram menjadi pertanda seorang hamba melakukan strating point’ untuk
MI’RAJ menembus batas dunia atas.

Suatu ungkapan Ulama’ menjelaskan :

‫الصالة معرج الموءمن‬

Artinya : ” Shalat adalah mi’rajnya orang orang mukmin”.

Disebut mi’raj orang beriman karena pada saat setelah seorang hamba bertakbir ihram, seorang yang
beriman pada hakikatnya sedang bermunajat , bercengkrama, berbicara, berkomunikasi, berdoa secara
langsung kepada Allah SWT. Dimana meski menghadirkan wajah dan hatinya di hadapan Allah atau
bermi’raj kepada Allah SWT.
Rasulullah Saw bersabda yang diriwayatkan Imam Hakim : “Sesungguhnya kalian apabila shalat, maka
sesungguhnya ia sedang bermunajat (bertemu) dengan Tuhanya.Maka hendaknya ia mengerti
bagaimana ia bermunajat kepada Tuhanya”.

3. QIYAMAH (berdiri)

Qiyam (berdiri dalam shalat) memiliki makna dan kekuatan spiritual. Bagi ahli ma’rifah , berdiri dalam
shalat merupakan lambang dari tauhid perbuatan (tauhid Al – fa’ali).

Qiyam (berdiri dalam shalat ) adalah berdirinya manusia di hadapan Allah SWT Yang Maha Kekal dengan
raga dan hatinya.Kepala yang tertunduk saat qiyam mencerminkan ketiadaan kesombongan dan
kerendahan hati.

BACA JUGA Update Sriwijaya Air : 74 Kantong Jenazah Berhasil Dievakuasi Tim SAR Gabungan

Qiyam ( berdiri dalam shalat) merupakan inti dalam shalat disamping rujuk, duduk,dan sujud. Dimana
dalam keadaan berdiri itulah kita berdialog langsung dengan Sang Maha pencita Allah SWT , melalui
bacaan surat Alfatihah dan ayat ayat yang lainnya.

Berdiri dalam shalat hendaknya harus diupayakan semaksimal mungkin. Betapa beberapa hadits nabi
Saw menceritakan sahabat nabi Saw mempertahankan shalat berdiri walaupun kakinya bengkak. Bahkan
, salah seorang sahabat pernah membentangkan tali dari tiang ke tiang sebagai sandaran untuk
menopang kakinya yang tidak kuat.

Berdiri dalam shalat merupakan latihan dan mempertahankan misi shalat untuk menegakkan
kebenaran, mencegah keburukan, dan kemunkaran :

‫تنهى عن الفخشى ء والمنكر‬

Berdiri dengan tegak dalam shalat diharapkan menjadi lambang ketegaran dalam menegakkan keadilan,
menjadi simbol kesabaran, jihad, dan istiqamah.
Orang yang terbiasa berdiri tegar dan Istiqamah akan mendapatkan janji keutamaan dari Allah SWT.
Sebagaimana disebutkan dalam Alquran surat Fushilat ayat 30 ;

“Sesungguhnya orang orang yang mengatakan :” Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka
meneguhkan pendirian mereka. Maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan :”
janganlah kamu takut , janganlah merasa bersedih,dan gembirakanlah mereka dengan Syurga yang telah
dijanjikan Allah kepadamu “.

Berdiri di atas kaki sendiri dengan posisi tegar , diharapkan dapat mempersaksikan bacaan bacaan ayat ,
termasuk bacaan surat Al-fatihah yang menjadi salah satu inti shalat . Seolah kita mengikrarkan bacaan
Ayat ayat Alquran kita dihadapan Allah SWT yang dilukiskan dalam hadits nabi Saw :

‫ وان لم تكن تره فانه يرك‬،‫ان تعبد هللا كأنك ترك‬

“Menyembah Allah seolah engkau menyaksikan-Nya atau enkau disaksikan-Nya” (HR.Muslim).

Semakin lama kita berdiri , semakin terasa intensifnya pertemuan dengan Allah SWT.

4. QIRA’AT(Bacaan):

Qira’at adalah untuk mensyukuri kesempurnaan Allah yang tanpa cacat, keindahan yang tidak dapat
diserupai, dan kasih sayang Allah yang tiada batas dengan mengucapkan Alhamdulillah.

Qira’at (bacaan), juga menunjukkan bahwa segala perbuatan dapat terwujud dengan pertolongan
Allah dan pujian hanya bagi Dia.Untuk terhubung dengan Zat Yang Maha Kekal( Allah SWT) dengan
mengucapkan:

(“Ya Tuhan Hanya kepada-Mu aku menyembah dan hanya kepada-Mu aku memohon pertolongan).
(Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin).

4. RUKU ’ ;
Dalam posisi ini manusia mewakili ibadahnya para malaikat yang menyembah Allah SWT. Dalam posisi
ini juga, secara konsisten hewan-hewan yang selalu berdiri dalam ruku’nya di atas empat kaki mereka.

Ruku’ artinya mengagungkan Kebesaran Sang Pencipta beserta seluruh alam semesta . Dengan melihat
kelemahan dan kemiskinan manusia dengan melafazkan “subhana robbial azim”( Maha Suci Tuhan yang
Maha Agung ) untuk berusaha menanamkan akarnya di dalam hati kita dan untuk mengangkat kepala
kita dari ruku’, dengan harapan memperoleh rahmat Allah dengan cara mengulang-ulang kebesaran
Allah swt.

Hakekat RUKUK , sebagaimana dijelaskan dalam kitab kitab tasawuf merupakan simbol ketundukan
seorang hamba yang rela dengan tulus merukukan kepala sebagai mahkota paling tinggi manusia kepada
Allah ‘Azza wajalla . Perbuatan rukuk sesungguhnya bukan hanya kepala. Melainkan yang lebih penting
ialah merukukan segenap potensi diri , mulai dari kepala sampai kepada seluruh organ spiritual , seperti
kalbu, jiwa , dan akal pikiran.

Seseorang tidak akan mencapai hakikat dan tujuan rukuk, jika yang rukuk hanya lahiriahnya saja tanpa
disertai batin atau sebaliknya batin tanpa disertai lahiriah.

Lebih dalam lagi , rukuk merupakan wujud tata Krama dan keadaban individu dan sujud merupakan
wujud keakraban (al-qurb). Hal ini menjadi isyarat bahwa barang siapa yang ingin mendapatkan
kedekatan dan keakraban dengan Allah SWT , maka terlebih dahulu ia harus melewati fase ketundukan
dan keberadaban. Jika seseorang gagal membangun ketundukan, biasanya juga akan gagal meraih
kedekatan. Itulah sebabnya rukuk didahulukan baru sujud.

Dalam suatu hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban no.1734 dan Tabrani dalam Al Ausath 7314 ,
Rasulullah Saw bersabda :

‫ عنه‬A‫ان العبد اذا قام يصلي أتي بذنوبه فوضعت على رأسه او عاتقه فكلما ركع او سجد تساقطت‬
Artinya: “Sesungguhnya , tatkala seorang hamba berdiri dalam shalat , didatangkan seluruh dosanya
(dosanya kepada Allah bukan dosa kepada sesama manusia), kemudian diletakkan di atas kepala dan
kedua bahunya. Maka ketika ia (dalam posisi) rukuk dan sujud , dosa dosanya tersebut berguguran”.

Seorang sufi bernama Rabi’ ibn Haitam diceritakan pernah rukuk mulai tengah malam sampai subuh
dalam satu rukuk dalam shalat sunah witirnya. Ia sangat menikmati indahnya rukuk.

Sebuah riwayat yang disandarkan kepada peristiwa Mi’rajnya Nabi Saw , ketika sedang rukuk, beliau
menyaksikan maqam paling tinggi , yakni ‘Arsy yang menakjubkan. Lalu dalam rukuknya beliau
mengucapkan : ” SUBHAANA RABBIYAL ‘ADZIIMI WA BI HAMDIH” (Maha Suci Tuhan yang Maha besar
dan segala pujian hanya untuk-Nya). Ketika bangkit dari rukuk melihat cahaya ‘Arsy meliputi dirinya dan
pada saat itu Beliau membaca :” SAMI ALLAAHULIMAN JAMIDAH ” ( Allah Maha mendengar terhadap
orang yang memuji-Nya ) kemudian Beliau tersungkur di dalam sujud dihadapan Tuhannya yang Maha
Agung (HR.Ahmad).

5. SUJUD :

Dengan posisi ini manusia mewakili ibadahnya para malaikat yang secara terus menerus bersujud dan
binatang melata yang nampaknya hampir selalu bersujud seumur hidupnya.Sujud adalah meninggalkan
segala sesuatu selain dari pada Allah swt dengan mengucapkan “subhanarobial a’la”( Maha suci Tuhan
yang Maha Tinggi ) dengan kerendahan hati kepada Keindhan Allah, asma Allah dan segala sifat-Nya.”

Nabi Saw menjelaskan :”

Seorang hamba menjadi paling dekat dengan Tuhannya ketika bersujud. Maka, perbanyaklah doa dalam
sujud” (HR.Muslim).

Sayidina Ali bin Abi Thalib Ra perneh ditanya tentang makna sujud pertama . Beliau menjawab :” sujud
yang pertama bermakna :

‫اللهم انك منهاخلقنا‬.

(Ya Allah sesungguhnya Engkau yang mrngiptakan kami dari tanah). Maka bangkit dari dari sujud ialah :
‫ومنها تخرجنا‬

Dan dari padanya Engkau mrngeluarksn kami . Adapun makna sujud kedua ialah :

‫واليناتعيدنا‬

(Dan ke tanahlah Engkau akan mengembalikan kami ) Dan bangkit dari sujud yang kedua bermakna :

‫ومنهاتخرجنااخرى‬

(Dari padanya Engkau akan membangkitkan kami).

Sayyidina Ali mengingatkan kita dua filosofi dua sujud.

Sujud yang pertama : mengingatkan kita bahwa manusia berasal dari tanah. Dari tanah manusia
diciptakan dan tumbuh menjadi makhluk hidup yang diberi kepercayaan sebagai Khalifah di bumi
dengan segala aktifitasnya . Meski demikian, setiap manusia mempunyai ajal dan pada akhirnya juga ia
kembali ke tanah , masuk ke liang lahat , dan kembali menjadi tanah.bangkit dari sujud mempunyai
makna ekatologis (kehidupan setelah kematian).

Semua manusia,meskipun sudah kembali menjadi tanah , akan dibangkitkan kembali pada hari
kebangkitan (yaum Al ba’ts)untuk mempertanggungjawabkan seluruh perbuatan yang pernah dilakukan.
ketika berada di antara dua sujud ,” yaitu alam fana , dunia ini”.Kebangkitan dari sujud kedua disebut
juga sujud terakhir karena karena tidak ada lagi sujud ketiga.Pada hari kebangkitan,” bumi sudah
digulung”.selanjutnya manusia akan hidup di alam keabadian hari akhirat.

Dalam kitab futuhat Al Makkiyyah karya ibn ‘Arabi dijelaskan tentang makna spiritual sujud Sujud adalah
simbolisasi asal usul penciptaan kita dari tanah. Sujud adalah simbol puncak rahasia (sir Al Asrar).
Orang orang yang sujud , sesungguhnya merupakan orang yang diberi kesempatan oleh Allah SWT untuk
mengikis kesombongan dan keangkuhan . Sehebat apapun manusia akan kembali ke tanah . Ketika
kembali menyatu dengan tanah , tidak lagi bisa dibedakan antara jenis tanah raja dan tanah budak,
tanah laki laki dan tanah perempuan, tanah orang kaya dan tanah orang miskin, tanah orang kulit putih
dan tanah kulit hitam.

Semuanya sama menjati satu.

Orang orang yang sering bersujud ,seharusnya tidak lagi memelihara sikap egoisme (ananiyah) dan
perasaan ujub(inniyah).Orang yang sering bersujud akan tampak bekas bekas sujud (atsar Al sujud)di
dalam wajah dan penampilan . Baik sepenampilan fisik maupun emosi dan spititualnya.

6.DUDUK DIANTARA DUA SUJUD ( Duduk Permohonan)

Duduk diantara dua sujud merupakan pengungkapan berbagai permohonan kepada Allah untuk
memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan dengan
Allah SWT. ( Rabbighfirlii ” ya Allah ampunilah aku” , warhamnii “sayangilah aku” , wajburnii
“cukupkanlah aku”, Warfa’nii “angkatlah derajatku” , warzuqnii ” berilah aku rezeki ” , Wahdinii ”
bimbinglah aku” , Wa ‘aafinii ” sehatkan lah aku ” , Wa’fu ‘annii “dan maafkanlah aku “.

Duduk antara dua sujud , merupakan sikap dimana kita akan dihadapkan pada suatu keadaan bersimpuh
dihadapan Sang Hakim Sang Maha Adil , dimana kita akan dimintai pertanggungjawaban dipengadilan
Allah SWT mengenai perbuatan (amal),umur, masa muda, tentang harta dari mana kita dapatkan dan
kemana kita belanjakan, dan mengenai ilmu apakah diamalkan.

7. QA’DA (duduk tasyahud ):

Duduk tasyahud secara harfiah berarti penyaksian dan kehadiran (Al istidhar).

Dengan posisi ini manusia mewakili ibadahnya para malaikat yang menyembah-Nya sambil duduk dan
juga gunung-gunung, bebatuan juga nampak dalam bentuk yang sedang duduk.
Manusia menegaskan bahwa segala sesuatu yang dia miliki sebenarnya adalah milik Allah dengan
mengucapkan tahiyyat. Dia memperbarui imannya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat ( Tiada
Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan-Nya). Ketika melafadzkan kata ” ILLALLAAH ” dalam
duduk tasyahud , jari telunjuk kanan dijulurkan ke depan seolah menujuk sesuatu. Jari telunjuk itu
disimbolkan sebagaibpernyātaan tauhid yang sempurna (Al tauhid Al Kamil) semacam Mi’raj bagi orang
beriman- tasyahud adalah mengingat percakapan antara Nabi Muhammad Saw dengan Allah SWT
pada saat Mi’raj

8. SALAM

Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama sama dalam perjalanan (aspek
kemasyarakatan). Hal ini menunjukkan bahwa hidup tidak sendiri , sehingga hendaknya untuk
senantiasa menyebarkan salam dan berkah kepada sesama, untuk saling bahu membahu dalam
menciptakan kehidupan yang harmonis ( selaras) sehingga kedamaian, kesejahteraan, dan keselamatan
di bumi Allah dapat terwujud.

Salam merupakan penutup dalam rangkaian shalat, dengan simbol yang dimulai dari kanan ke kiri
dengan poros badan. Jika dihubungkan dengan hukum kaidah tangan kanan berarti arah energi ke atas ,
simbolisasi bahwa perjalanan digantungkan pada Allah SWT sebagai Penjamin keselamatan dalam
perjalanan kehidupan. Wallaahu ‘alam.

-ANCAMAN BAGI ORANG YANG MENINGGALKAN SHOLAT

Berdasarkan hadis kudsi sebagai berikut

ْ‫ث ِع ْن َدلِقَا ِء َربِّ ِه (اَى‬ ٍ َ ‫ث ِع ْن َد ُد ُخوْ لِ ِه فِى ْالقَب ِْروثَاَل‬ ٍ ‫ت َوثَاَل‬ ِ ْ‫ث ِع ْند َْال َمو‬ ٍ ‫اوثَاَل‬ َ َ‫ت فِى ال ُّد ْني‬ ٍّ ‫س َع َش َرةَ ُعقُوْ بَةً ِس‬ ِ ‫صاَل ِة عَاقَبَهُ هَّللا ُ بِخَ ْم‬ َّ ‫اونَ بِاال‬ َ َ‫َو َم ْن تَه‬
‫ َوالثَّانِيَةُ تُ ْم َحى ِسيَّ َما الصَّالِ ِح ْينَ ِم ْن َوجْ ِه ِه َوالثَّالِثَةُ ُكلُّ َع َم ٍل يَ ْع َملُهُ اَل‬, ‫ع ْالبَ َر َكةُ ِم ْن ُع ْم ِر ِه‬ ُ َ‫ف ْالقِيَا َم ِة) فَا َ َّمااللَّ َواتِى فِى ال ُّد ْنيَافَااْل ُوْ لَى تُ ْنز‬ ِ ِ‫َموْ ق‬
َّ
‫ان َوأ َّماالتِى‬ َ ُ
ٍ ‫ ت َْخ ُر ُج رُوْ ُحهُ بِ َغي ِْراِ ْي َم‬A‫ْس لَهُ َحظ فِى ُدعَا ِء الصَّالِ ِح ْينَ َوالسَّا ِد َسة‬ ٌّ ُ ْ
َ ‫ُؤَاج ُرهُ هَّللا ُ َعلَ ْيهَ َوالرَّابِ َعة اَل يُرْ فَ ُع لَهُ ُدعَا ٌء إِلَى ال َّس َما ِء َوالخَا ِم َسة لَي‬
ُ ِ ‫ي‬
‫صيبُهُ فِى‬ ْ ُ َّ
ِ ‫ى َوأ َّماالتِى ت‬ َ ْ ُّ
َ ‫ار الدنيَا َما َر ِو‬ َ َ ْ َ‫ت‬
ِ ‫ًاوالثالِثة أن يَ ُموْ عَطشانَ َولوْ ُسقِ َى بِ َح‬ ْ َ ُ َ َّ َ ‫َجائِع‬ َ‫ت‬ ْ َ ُ َّ ‫اًل‬ ْ َ َ‫ت‬
ْ‫ت فا وْ لى أن يَ ُموْ ذلِي َوالثانِيَة أن يَ ُمو‬ ْ َ َ ُ ‫اْل‬ َ ْ ْ
ِ ْ‫ص ْيبُهُ ِعن َد ال َمو‬ ِ ُ‫ت‬
‫ َوالثَّالِثَةُ يُ َسلَّطُ َعلَ ْي ِه فِى‬.‫ق هَّللا ُ َعلَ ْي ِه ْالقَ ْب َر َحتَّى ت َْختَلِفَ أَضْ اَل ُعهُ َوالثَّانِيَةُ يُوْ قَ ُد َعلَ ْي ِه فِى قَب ِْر ِه يَتَقَلَّبُ َعلَى ْال َج ْم ِر لَ ْياًل َونَهَارًا‬ َ ‫ْالقَب ِْر فَااْل ُوْ لَى ي‬
ُ ِّ‫ُضي‬
ْ
‫ص ْيبُهُ ِعن َد لِقَا ِء َربِّ ِه‬ ُ َّ
ِ ‫ت َوا َّماالتِى ت‬ َ َ
ِ ‫صل َوا‬ َ
ِ ‫َارأوْ قَا‬
َّ ‫ت ال‬ ْ
ِ ‫ق تَ ْع ِذ ْيبُهُ بِ ِمقد‬ ْ
ُ ‫ت َويَ ْستَغ ِر‬ َ
ِ ‫صل َوا‬ َ
َّ ‫ع يَضْ ِربُهُ َعلى تَضْ يِي ِْع ال‬ ْ
ُ ‫ع ا َق َر‬ ‫اْل‬ ُّ
ُ ‫ان ا ْس ُمهُ الش َجا‬ ٌ َ‫قَب ِْر ِه ثُ ْعب‬
‫ضيِّ ُع‬ َ ُ‫ ُعنُقِ ِه ثُ َّم يُ ْد ِخلُهَا فِى فِ ْي ِه َوي ُْخ ِر ُجهَا ِم ْن ُدب ُِر ِه َوهُ َويُنَا ِدىْ هَ َذا َجزَ ا ُء َم ْن ي‬A‫ك َوبِيَ ِد ِه ِس ْل ِسلَةٌ َذرْ ُعهَا َس ْبعُوْ نَ ِذ َراعًافَيُ َعلِّقُهَافِى‬ ٌ َ‫ت ال َّس َما ُءيَأْتِ ْي ِه َمل‬ ِ َّ‫اِ َذاا ْن َشق‬
َّ ‫هَّللا‬ ُ َّ
‫ اَلثانِيَةُ اَل يَ ْنظ ُر ُ اِلَ ْي ِه َوالثالِثَةُ اَل يُ َز ِّك ْي ِه‬.‫ض اَل َ حْ َرقَ ْتهَا‬ ِ ْ‫ت َعلَى ااْل َر‬ ْ َ
ْ ‫ لَوْ أ َّن َحلَقَةً ِمنَ السِّل ِسلَ ِة َوقَ َع‬: ‫ض َى ُ َع ْنهُ َما‬ ‫هَّللا‬ ِ ‫س َر‬ ٍ ‫ال ابْنُ َعبَّا‬ َ َ‫ ق‬. ِ ‫ض‬ ‫هَّللا‬ َ ِ‫فَ َرائ‬
‫َّات ُكلُّ َحيَّ ٍة بِثِخَ ِن َرقَبَ ِة ْالبَ ِعي ِْر‬
ٌ ‫صاَل ِة َوأَ َّن فِى َجهَنّ َم َوا ِديًايُقَا ُل لَهُ َل ْملَ ُم فِ ْي ِه َحي‬َّ ‫َار ِكى ال‬ِ ‫ َويُرْ َوى أَ َّن أَو ََّل َمايَ ْس َو ُّديَوْ َم ْالقِيَا َم ِة ُوجُوْ هُ ت‬. ‫َولَهُ َع َذابٌ اَلِ ْي ٌم‬
َ ً ْ
ُ‫صاَل ِة فيَغلِى ُس ُّمهَافِى َج َس ِد ِه َس ْب ِع ْينَ َسنَة يَتَ َحرَّى لحْ ُمه‬ َ َّ ‫ك ال‬ َ ‫َار‬ ْ
ِ ‫طُوْ لُهَا َم ِسي َْرة َشه ٍْر تَل َس ُع ت‬
ُ

Sabda Nabi SAW: “Barang siapa yang menyepelekan sholat (menggampangkan sholat), maka Allah akan
menyiksanya dengan lima belas macam siksaan; enam siksaan di dunia, tiga siksaan ketika menjelang
mati, tiga siksaan dialam kubur dan tiga siksaan ketika keluar dari alam kubur“. (Qurtubi(Qurratul ‘uyun:
hlm.2)).

6 Macam Siksaan Ketika Di Dunia

1). Allah akan menghilangkan keberkahan dari umurnya;

2). Tanda kesholehannya akan dihapus oleh Allah dari keningnya;

3). Semua amalnya tidak akan diberi pahala oleh Allah SWT;

4). Allah SWT tidak akan mengangakat doanya ke langit;

5). Semua makhluk di dunia akan menyepelekannya;

6). Dia tidak akan mendapatkan bagian doanya orang-orang sholeh.

3 Macam siksaan Ketika Sakarotul maut yaitu:

1). Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan hina;

2). Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan lapar;
3). Bahwasanya orang yang meninggalkan sholat dia akan mati dalam keadaan haus, walau air lautan di
dunia diminumkan kepadanya, maka tetap tidak akan pernah menghilangkan rasa haus dahaganya.

3 Macam Siksaan Ketika Berada Di Alam Kubur yaitu “

1). Kuburnya akan disempitkan oleh Allah dan dihimpitnya sampai tulang rusuknya hancur berantakan;

2). Didalam kuburnya akan dinyalakan api neraka, kemudian orang yang meninggalkan sholat siang
malam, ia akan dipanggang dan dibolak-balikan diatas bara api tersebut;

3). Ular yang bernama Syuja’al-Aqro’ akan datang pada orang-orang yang meninggalkan sholat. Ular
syuja’al aqro’ itu tercipta dari api neraka, kukunya terbuat dari besi, dan setiap kuku panjangnya seperti
ukuran perjalanan satu hari

Ular itu akan berkata kepadanya : “Aku ini Syuja’al-Aqro’, suaranya bagaikan petir yang menyambar, dan
ular itu berkata: “Tuhanku menyuruhku agar memukulmu karena telah menyia-nyiakan sholat shubuh
dari shubuh sampai dzuhur, dan agar memukulmu karena telah menyia-nyiakan sholat dzuhur dari
dzuhur sampai asar, dan agar memukulmu karena menyia-nyiakan sholat asar dari asar sampai magrib,
dan agar memukulmu karena menyia-nyiakan sholat magrib dari magrib sampai isya, dan agar
memukulmu karena menyia-nyiakan sholat isya dari isya sampai shubuh. Ketika ular itu memukulnya
satu kali pukulan, maka yang dipukulnya masuk kedalam tanah sedalam ukuran 70 hasta, lalu ular
Syuja’al-Aqro’ memasukkan kuku-kukunya kebawah tanah dan kemudian mengeluarkannya kembali,
dan siksaan itu tiada henti-hentinya sampai hari kiamat, maka kita mohon perlindungan kepada Allah
dari siksa kubur.” (Qurtubi (Qurratul ‘uyun; hlm.4)).

3 Macam Siksaan Pada Hari Kiamat bagi orang yang meninggalkan sholat yaitu:

1. Allah akan menggabungkan bersama orang-orang yang diseret mukanya ke neraka Jahannam;
2. Allah akan melihatnya dengan pandangan yang benci atau murka pada waktu dihisab, sehingga daging
mukanya meleleh berjatuhan;

3. Allah akan menghisabnya dengan hisaban yang sangat berat dan tiada guna atasnya dari kelebihan
apapun untuk selama-lamanya, dan Allah memerintahkannya ke neraka sejelek-jelek tempat menetap

Do samping itu bahaya bagi orang yang meninggalkan sholat lima waktu yakni:

Jika meninggalkan sholat:

1). Shubuh : Maka Allah akan menenggelamkannya kedalam Neraka Jahannam selama 60 tahun. Jadi
kurang lebih 60.000 tahun jika mengikuti hitungan di dunia. Karena 1000 tahun di dunia sama seperti 1
hari di akhirat.

2). Dzuhur : Yang meninggalkan sholat dzuhur sama seperti dosanya orang yang membunuh 1000
muslim.

3). Ashar : Seperti dosanya orang yang menghancurkan ka’bah.

4). Magrib : Sama seperti dosanya orang yang berzina dengan orangtuanya sendiri

5). Isya : Sesungguhnya Allah ta’ala berseru: “Hai orang yang meninggalkan sholat isya, bahwa Aku tidak
ridho jika kamu tinggal dibumiKu dan menggunakan segala nikmat-nikmatKu, segala yang dikerjakan dan
digunakan ialah berdosa kepada Allah SWT“.

Dalam surat al hijr ayat 42-43 Allah ta’ala berfirman :

‫ب ِم ْنهُ ْم ج ُْز ٌء َم ْقسُو ٌم‬ ٍ ‫َوإِ َّن َجهَنَّ َم لَ َموْ ِع ُدهُ ْم أَجْ َم ِعينَ لَهَا َس ْب َعةُ أَ ْب َوا‬
ٍ ‫ب لِ ُك ِّل بَا‬
“Dan sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka
(pengikut-pengikut syaitan) semuanya.

Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu
dari mereka. “

Tingkat neraka ke-1. Merupakan pintu neraka yang paling atas (pertama). Di dalamnya berisi umatmu
(Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang melakukan dosa-dosa besar dan tidak tobat sampai
mereka meninggal dunia.

Tahukah kamu bahwa neraka jahanamKu itu: mempunyai 7 tingkat.

Setiap tingkat mempunyai 70.000 daerah. Setiap daerah mempunyai 70.000 kampung. Setiap kampung
mempunyai 70.000 rumah. Setiap rumah mempunyai 70.000 bilik. Setiap bilik mempunyai 70.000 kotak.
Setiap kotak mempunyai 70.000 batang pokok zaqqum.

Di bawah setiap pokok zaqqum mempunyai 70.000 ekor ular. Di dalam mulut setiap ular yang
panjangnya 70 hasta mengandung lautan racun yang hitam pekat. Dan di bawah setiap pokok zaqqum
terdapat 70.000 rantai. Setiap rantai diseret oleh 70.000 malaikat”.

“Api yang ada sekarang ini, yang digunakan bani Adam untuk membakar hanyalah 1/70 dari api neraka
jahannam” (HR. Bukhari-Muslim). “Apabila neraka itu melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka
akan mendengar kegeraman dan suara nyalanya”. (QS. Al-Furqan: 11).

“Apabila mereka dilemparkan ke dalamnya, mereka mendengar suara neraka yang mengerikan, sedang
neraka itu menggelegak, hampir-hampir (neraka) itu terpecah lantaran marah”. (QS. Al-Mulk: 7).

Air di jahannam adalah hamim (air panas yang menggelegak), anginnya adalah samum (angin yang amat
panas), sedang naungannya adalah yahmum (naungan berupa potongan-potongan asap hitam yang
sangat panas) (QS. Al-Waqi’ah: 41-44).

Anda mungkin juga menyukai