Anda di halaman 1dari 4

TUGAS INDIVIDU

Mata Kuliah
Aqidah

Disusun Oleh:

Nama: Dafa Setyo Nugroho


NIM : 2103015027
Prodi : Teknik Informatika
Kelas : 2F

FAKULTAS TEKNIK
UHAMKA
Implementasi Tauhid Dalam Hidup Bermasyarakat

A. Tantangan Tauhid Dalam Membangun Masyarakat

Setiap pribadi harus punya prinsip yang kuat sebelum terjun ke


masyarakat, karena salah dan benar pasti ada yang tidak sepakat. Kalau
tidak memegang prinsip kebenaran.

Kebenaran Hakiki adalah Tauhid, bila di dalam diri pribadi manusia tidak
memiliki tauhid yang kuat, maka ia akan terombang-ambing oleh omongan
di masyarakat.

B. Tauhid Sebagai Pondasi Hidup Bermasyarakat

Manusia satu dengan lainnya, memang ditakdirkan oleh Tuhan sebagai


makhluk sosial yang tentu saja saling bergantung satu dengan lainnya,
sehingga menciptakan kehidupan bermasyarakat. Tentu saja, kehidupan
bermasyarakat ini, bisa dibangun dengan pondasi yang kokoh agar
nantinya hubungan dengan lingkungan sekitar membaik, dan bisa nyaman
dalam berkehidupan di lingkungan dimana tinggal saat ini, karena
lingkungannya kondusif.

Di antara ayat Alquran yang memuat kondisi tersebut adalah: Artinya: “Hai
manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan
bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. “Sesungguhnya orang yang
paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa
di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal”. (QS. Al-Hujuraat [49]:13).

Masyarakat Islam yang ideal sudah pernah terwujud pada masa Rasulullah
SAW di Madinah. Mereka mendapat predikat khaeru ummah, masyarakat
terbaik atau utama. Gelar ini diperoleh, karena umat Islam pada periode
awal di bawah kepemimpinan Nabi SAW mampu memadukan keshalehan
ritual dengan memperkokoh keimanan di dalam masjid dan keshalehan
sosial dengan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (memerintahkan
kepada kebajikan dan melarang dari kemunkaran) di tengah-tengah
masyarakat.

C. Ciri-ciri Masyarakat Yang Bertauhid

Adapun ciri-ciri dari masyarakat yang bertauhid, diantaranya adalah:

• Saling menyapa dan senyum


Semua hal yang berkaitan dengan kehidupan yang tentram,
sebenarnya berawal dari hal – hal yang kecil. Senyum dan sapa
kepada tetangga ketika berpapasan.
• Beribadah bersama
Kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat adalah dengan
melakukan ibadah bersama dengan orang lain dilingkungannya
• Gotong royong
Mau bergotong royong dengan warga sekitar, misalnya saja dalam
hal kerja bakti yang diadakan dikawasan Rukun Tetangga

D. Langkah-langkah Dalam Membangun Masyarakat Berbasis Tauhid

1. Melakukan gerakan humanisasi, yaitu upaya memanusiakan


manusia. Ini tercermin dari gerakan amar ma’ruf, memerintahkan
kebaikan di tengah-tengah masyarakat.
2. Melakukan gerakan liberasi, yakni upaya membebaskan manusia
dari belenggu-belenggu kejahatan dan kemunkaran.
3. Menciptakan gerakan transendensi, yakni upaya mendekatkan diri
kepada Sang Pencipta, Allah SWT, melalui ibadah-ibadah yang
dilakukan. Untuk memelihara kesempurnaannya sebagai insan
kamil, manusia tidak bisa lepas dari melaksanakan kewajiban-
kewajiban agama yang diperintahkan.
E. Profil Masyarakat Dengan Tauhid Yang Kokoh

Menurut Prof. Dr. Hamka, bahwasannya Tauhid, selain sebagai pandangan


hidup (way of life) seorang muslim secara pribadi, sudah semestinya
Tauhid juga menjadi dasar atau pandangan hidup masyarakat.

Lebih lanjut beliau mengatakan “Suatu masyarakat yang mencapai


martabat setinggi-tingginya di dunia ini adalah, bilamana ia mempunyai
kebebasan”.

• Kebebasan kemauan (iradah), disebut karsa


• Kebebasan menyatakan pikiran, disebut periksa
• Kebebasan jiwa dari keraguan, disebut rasa
Tauhidullah ini harus termanifestasikan melalui keinginan yang kuat untuk
membangun persaudaraan dan menebarkan cita-cita ukhuwah Islamiyyah
dalam persatuan ummat.
Sebab, harus disadari bahwa hanya dengan kedua pilar inilah (tauhidullah
dan persatuan ummat), umat Islam tidak akan pernah mendapatkan
kehinaan dan kemiskinan kapan dan di manapun berada. Allah SWT
berfirman dalam QS Ali Imran: 112, ''Mereka diliputi kehinaan di mana
saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama)
Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia”.

Anda mungkin juga menyukai