Dosen :
ILHAM WAHYUDI, SEI, MEI
DI SUSUN OLEH :
1. MANAN
2. HERI SETIAWAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat, rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis diberikan kemudahan dan
kelancaran dalam menyelesaikan makalah yang berjudul KESEHATAN DAN
RAHASIA BANK.
Makalah ini disusun guna memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan Lainnya. Dengan tersusunnya makalah ini adalah berkat
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. ILHAM WAHYUDI,SEI,MEI.selaku pengampu mata kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan syariah
2. Kedua Orang tua kami yang selalu memberikan doa dan motivasi.
3. Serta kepada teman-teman Jurusan Pendidikan Akuntansi angkatan 2016
Dengan disusunnya makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada berbagai pihak yang membutuhkannya. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
pembuatan makalah ini untuk masa yang akan datang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Pasuruan,09 Novenbar 2016
Penyusun
Manan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3
A. Kesehatan Bank ................................................................................... 3
1. Pengertian Kesehatan Bank ........................................................... 3
2. Aturan Kesehatan Bank ................................................................. 3
3. Pelanggaran Aturan Kesehatan Bank ............................................. 7
B. Rahasia Bank ....................................................................................... 8
1. Tujuan Penerapan ........................................................................... 9
2. Dasar Hukum ................................................................................. 10
3. Pengecualian Terhadap Rahasia Bank....................................... 12
BAB III KESIMPULAN ................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu
negara. Bahkan pada era globalisasi sekarang ini, bank juga telah menjadi
bagian dari system keuangan dan sistem pembayaran dunia. Mengingat hal
yang demikian itu, maka begitu suatu bank telah memperoleh izin berdiri dan
beroperasi dari otoritas moneter dari negara yang bersangkutan, bank tersebut
menjadi "milik" masyarakat. Oleh karena itu eksistensinya bukan saja hanya
harus dijaga oleh para pemilik bank itu sendiri dan pengurusnya, tetapi juga
oleh masyarakat nasional dan global.
Kepentingan masyarakat untuk menjaga eksistensi suatu bank menjadi
sangat penting, lebih-lebih bila diingat bahwa ambruknya suatu bank akan
mempunyai akibat rantai atau domino effect, yaitu menular kepada bank-bank
yang lain, yang pada gilirannya tidak mustahil dapat sangat mengganggu
fungsi sistem keuangan dan system pembayaran dari negara yang
bersangkutan.
Untuk menjaga agar bank tetap eksis dalam dunia perekonomian global
maka bank perlu dinilai secara rutin yang disebut dengan penilaian kesehatan
bank untuk mengetahui kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan
operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan
perbankan yang berlaku. Kesehatan bank mencakup kesehatan suatu bank
untuk melaksanakan seluruh kegiatan usah perbankan, baik dari kemampuan
menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal sendiri,
mengelola dana, menyalurkan dana ke masyarakat, karyawan, pemilik modal,
dan pihak lain, pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
Bank juga merupakan suatu lembaga keuangan yang eksistensinya
tergantung
mutlak
pada
kepercayaan
dari
para
nasabahnya
yang
mempercayakan dana simpanan mereka pada bank. Oleh karena itu bank
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesehatan Bank
1. Pengertian
Kesehatanan bank diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu
memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturan perbankan yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan
bank tersebut merupakan suatu batasan yang sangat luas, karena kesehatan
bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk melaksanakan
seluruh kegiatan usah perbankannya. Kegiatan tersebut mencakup :
a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain,
dan dari modal sendir.
b. Kemampuan mengelola dana.
c. Kemampuan untuk menyalurkan dana ke masyarakat, karyawan,
pemilik modal, dan pihak lain.
d. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
2. Aturan Kesehatan Bank
Berdasarkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan
atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, pembinaan dan
pengawasan bank dilakukan oleh Bank Indonesia. Undang-undang
tersebut lebih lanjut menetapkan bahwa :
a. Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan
ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen,
likuditas, rentabilitas, dan aspek-aspek lain yang berhubungan dengan
usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai dengan prinsip
kehati-hatian.
wajib
menyampaikan
kepada
Bank
Indonesia
neraca,
6)
7)
8)
b.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
c.
1)
independensi
pengurus
bank,
kemampuan
untuk
3)
Kepatuhan
Bank.
Indikator
pendukung
seperti
Batas
d.
3)
4)
5)
6)
7)
8)
1.
Tujuan Penerapan
Dasar dari kegiatan perbankan adalah kepercayaan. Tanpa adanya
perlu dirahasiakan dari orang lain. Biodata bagi nasabah tertentu merupakan data
yang
harus
dirahasiakan.
Sebagian
nasabah
juga
menginginkan
agar
pinjamannnya dari bank dirahasiakan kepada orang lain. Bila kerahasiaan data
nasabah tidak dapat dijamin oleh bank, maka nasabah akan merasa enggan untuk
berhubungan dengan bank. Dalam usaha mewujudkan terjaminnya rahasia
tertentu dari nasabah yang berada di bank, maka ketentuan tentang rahasia bank
dicantumkan dalam undang-undang perbankan.
2. Dasar Hukum
a. Undang-undang no 7 tahun 1992 tentang perbankan telah mencantumkan
aturan tentang rahasia bank dalam bab 1 pasal 1 butir 16 dan bab VII
pasal 40, 41, 42,43,44,45 dan bab VII pasal 47. Definisi rahasia bank
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan hal-hal
lain dari nasabah bank yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib
dirahasiakan.
Definisi tersebut merupakan suatu batasan yang sangat luas dan
cenderung kurang jelas mengenai rahasai bank. Pembatasan didasarkan
pada istilah menurut kelaziman dunia perbankan sehingga batasannya
sangat tergantunga pada interpretasi dari istilah kelaziman. Interpretasi
satu orang dengan orang lain mungkin berbeda. Secara umum batasan
tersebut juga dapat diartikan bahwa rahasia bank mencakup data milik
nasabah deposan maupun nasabah debitor.
Perkembangan dunia perbankan sejak ditetapkannnya undang-undang
no7 tahun 1992 sampai dengan tahun 1998 menunjukkan bahwa bank
sering kali mengalami kesulitan untuk menyelesaikan kredit bermasalah
karena terbentur aturan tentang rahasia bank. Berdasarkan pertimbangan
tersebut dan untuk memberikan batasan yang lebih jelas terhadap rahasia
bank, maka undang-undang diperbaharui dengan undang-undang nomor
10 tahun 1998.
tertulis dari Kepala Badan Urusan Piutang dan Lelang Negara/ Ketua
Panitia Urusan Piutang Negara. Permintaan tertulis tersebut di atas harus
menyebutkan nama dan jabatan pejabat Badan Urusan piutang dan Lelang
negara/ Panitia Urusan Piutang Negara, nama nasabah debitor yang
bersangkutan, dan alasan diperlukanya keterangan.
3) Kepentingan peradilan dalam perkara pidana
Pimpinan Bank Indonesia dapat memberikan izin kepada polisi,
jaksa, atau hakim untuk memperoleh keterangan dari bank mengenai
simoanan tersangka atau terdakwa pada bank, dan pihak bank wajib
memberikan keterangan yang diminta. Izin sebagaimana dimaksud di atas
diberikan secara tertulis atas permintaan tertulis dari kepala kepolisian
Republik Indonesia, Jaksa Agung, atau Ketua Mahkamah Agung.
Pemberian izin oleh Bank Indonesia harus dilakukan selambat-lambatnya
14 hari setelah dokumen permintaan diterima secara lengkap. Permintaan
tertulis tersebut harus menyebut nama dan jabatan polis, jaksa, atau
hakim, nama tersangka atau terdakwa, serta alasan diperlukannya
keterangan dan hubungan perkara pidana yang bersangkutan dengan
keterangan yang diperlukan.
4) Perkara perdata antara bank dengan nasabahnya
Direksi bank bersangkutan dapat menginformasikan kepada
pengadilan tentang keadaan keuangan nasabah bersangkutan dan
memberikan keterangan lain yang relevan dengan perkara tersebut. Dalam
situassi ini bank dapat menginformasikan keadaan keuangan nasabah
yang dalam perkara serta keterangan yang berkaitan dengan perkara
tersebut, tanpa izin dari pimpina Bank Indonesia.
5) Tukar-menukar informasi antar bank
Direksi bank dapat memberitahukan keadaan keuangan nasabahnya
kepada bank lain. Tukar-menukar informasi antarbank dimaksudkan
untuk memperlancar dan mengamankan kegiatan usaha bank, antara lain
guna mencegah kredit rangkap serta mengetahui keadaan dan status dari
suatu bank yang lain. Dengan demikian bank dapat menilai tingkat risiko
dangan
keterangan
mengenai
nasabah
penyimpan
dan
b.
5.
Urusan perpajakan
Penyelesaian piutang bank yang diserahkan ke BUPLN atau PUPN
Kepentingan peradilan dalam perkara pidana
Perkara perdata antara bank dengan nasabahnya
Tukar-menukar informasi antar bank
Atas permintaan, persetujuan, atau kuasa dari nasabah penyimpan yang
DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan
Lain. Jakarta : Salemba Empat.
http://kuliahade.wordpress.com/2010/06/27/hukum-perbankan-rahasia-bank/
http://edratna.wordpress.com/2008/01/09/apa-yang-perlu-diketahui-dari-rahasiabank/