Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

SISTEM DAN KEBIJAKAN PERBANKAN

Dosen Pengampu: Khaeri S.pd.M.si

MATA KULIAH: BANK CENTRAL

Disusun Oleh: Kelompok 5


Anggota:
1. Baiq Sulis Martiana Soleha
2. Baiq Yuniar Andriani
3. Saiful Bahr

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA’ NUSA TENGGARA BARAT FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS
2023

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayah serta inayah-Nya saya dapat mengerjakan dan menyelesaikan tugas
makalah Kebanksentralan yang berjudul “SISTEM DAN KEBIJAKAN
PERBANKAN” dengan baik sesuai yang di harapkan. Dalam kesempatan ini, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan secara moral maupun material dalam proses penyelesaian
pengerjaan tugas ini. Ucapan terima kasih tersebut ditujukan kepada Bapak Dr. H. Tona
Aurora Lubis, S.E.,M.M. selaku pembimbing yang turut membantu dan telah
membimbing dalam prosespembelajaran. Saya harap, dengan adanya makalah ini dapat
memberikan wawasan atau ilmu yang lebih luas kepada pembaca. Makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Saya mohon untuk kritik dan saran dari pembaca yang
membangun guna menjadi lebih baik.

2
DAFTAR ISI

PAPER ................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2
DAFTAR ISI .......................................................................................................... 3
BAB I ................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
1. .. Latar Belakang ........................................................................................... 4
2. .. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
3. .. Tujuan ....................................................................................................... 4
4. .. Manfaat ..................................................................................................... 5
BAB II ................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
1. .. System Perbankan Dalam Black Law Dictionary ........................................ 6
2. .. Asas Fungsi dan Tujuan Perbankan ............................................................. 6
3. .. Jenis- Jenis dan Usaha Bank ....................................................................... 8
4. .. Kebijakan dan Perkembangan Bidang Perbankan...................................... 13
BAB III ................................................................................................................ 17
PENUTUP ........................................................................................................... 17
KESIMPULAN ................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dari perkembangan dan sejarah yang lalu akan dirincikan kejadian dimana
peran perbankan dalam perekonomian yang sangat signifikan dirasakan dan
menyebabkan berbagai efek yang saling berhubungan dan berkaitan atau yang disebut efek
domino. Pada situasi saat ini andil perbankan dalam perekonomian sangat besar ditambah
lagi tujuan utama pemerintah saat ini adalah mengoptimalkan jasa perbankan
sehinggaperlunya mempelajari historical perbankan di indonesia akan sangat membantu
dalam membaca situasi kedepannya. Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan
yang ada di indonesia saat ini .Bank adalah badan usaha yang menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan Dan menyalurkan kepada masyarakat dalam
bentuk pinjaman dengan tujuan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (aulia
pohon).Keberadaan perbankan dalam perekonomian dewasa ini sudah menjadi kebutuhan
pokok dalam menyukseskan pembangunan nasional. Banyaknya dampak yang ditimbulkan
oleh aktivitas perbankan membuat perbankan perlu kebijakan-kebijakan yang
mendukung kegiatan yang dilakukan bank agar posisi krusial yang ditempati
perbankan dalam perekonomian berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan.
Perlunya kebijakan menyangkut perizinan, pengaturan dan pengawasan terhadap lembaga
perbankan. Dan tindak lanjut dari kebijakan pengawasan berupa sanksi terhadap
penyimpangan dalam rangka pembinaan terhadap upaya meningkatkan kesehatan lembaga
perbankan. Karena lembaga perbankan yang aktivitasnya penghimpun dan penyalur dana
yang dimiliki oleh masyarakat maupun entitas-entitas tertentu maka faktor kepercayaan
terhadap lembaga perbankan oleh seluruh lapisan masyarakat harus dijaga, karena
bank tidak hanya dibutuhkan oleh individu dan masyarakat secara keseluruhan tapi juga
sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan ekonomi suatu negara.
Proses pergerakannyamulai dari intermediasi yang dilakukan perbankan yaitu dengan
menghimpun dana dari masyarakat dan disalurkan pada pihak yang membutuhkan dana untuk
mengembangkan dana tersebut ke sektor yang produktif sehingga kegiatan bank ini akan
memicu kegiatan investasi, produksi Dan tentunya konsumsi masyarakat. Pada
perkembangan lebih jauh bank menjalankan berbagai kegiatan operasional lainya, seperti
ikut dalam pasar modal, kegiatantransfer keluar negeri dan masih banyak lagi
kegiatan-kegiatan diluar operasional yang ditekuni perbankan di era modern sekarang
1.2 Rumusan masalah
 Bagaimana Sistem Perbankan di Indonesia?
 Apa Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan?
 Apa saja jenis-jenis Bank?• Bagaimana Kebijakan Perbankan di Indonesia?
1.3 Tujuan

 Untuk mengetahui bagaimana peran Sistem Perbankan di Indonesia


 Untuk mengetahui asas, fungsi dan Tujuan Perbankan

4
 Untuk Mengetahui jenis-jenis Bank
 Untuk Mengetahui bagaimana Kebijakan Perbankan di Indonesia
1.4 Manfaat Sebagai referensi bagi penulis dan pembaca agar mudah dalam memahami
materi Sistem dan Kebijakan Perbankan.

5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sistem perbankan Dalam Black Law Dictionary, Perbankan adalah segala sesuatu yang
menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat
dikatakan bahwa sistem perbankan adalah suatu sistem yang menyangkut tentang bank,
mencakup kelembagaan, kegiatan usaha,sertya cara dan proses melaksanakan kegiatan
usahanya secara keseluruhan.
Mengenai bagaimana sistem perbankan di Indonesia ini mencakup
 asas, fungsi, dan tujuan perbankan
 jenis-jenis dan usaha perbankan
 Perizinan, pemilikan dan bentuk-bentuk hukum bank
2.2 Asas, Fungsi dan Tujuan Perbankan Dalam pasal 2, 3 dan 4 UU No 7 Tahun 1992
sebagaimana telah diubah dengan UU no 10tahun 1998 tentang perbankan, dinyatakan asas,
fungsi dan tujuan. Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi
ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Demokrasi ekonomi itu sendiri
dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Berdasarkan asas yang digunakan
dalam perbankan, maka tujuan perbankan Indonesia adalah menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan pembangunan dan hasil-
hasilnya, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah peningkatan kesejahteraan
rakyatbanyak. Berdasarkan UU No. 10 Tahun 1998, fungsi bank di Indonesia
adalah: Sebagai tempat menghimpun dana dari masyarakat Bank bertugas mengamankan
uang tabungan dan deposito berjangka serta simpanan dalam rekening koran atau giro.
Fungsi tersebut merupakan Fungsi utama bank. Sebagai penyalur dana atau pemberi kredit
bank memberikan kredit bagi masyarakat yang membutuhkan terutama untuk usaha-usaha
produktif.
2.3 Jenis-jenis dan usaha Bank
Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 Bab III Pasal 5 tentang Perbankan jenis
bank terdiri dari dua yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat.

 Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan
atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam
lalulintas pembayaran.

 Sedangkan Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan


usahanyasecara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Perbedaan utama bank umum dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. BPR
tidak dapat menciptakan uang giral, dan memiliki jangkauan dan kegiatan operasional yang
terbatas. Selanjutnya, dalam kegiatan usahanya dianut dua bank system, yaitu
bank umum dapat melaksanakan kegiatan usaha bank konvensional dan atau

6
berdasarkan prinsip syariah. Sementara prinsip kegiatan BPR dibatasi pada hanya
dapat melakukan kegiatan usaha bank konvensional atau berdasarkan prinsip syariah.

Bank Umum
Berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 Bab III Pasal 6 usaha bank umum meliputi:
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang
dipersamakandengan itu.
2. Memberikan Kredit.
3. Menerbitkan surat pengakuan utang.
4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan
atas perintah nasabahnya :

 Surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunyatidak
lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat yang
dimaksud;

 Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih
lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud;

 Kertas perbendaharaan negara dan surat penjaminan pemerintah


 Sertifikat Bank Indonesia (SBI);
 Obligasi;
 Surat dagangan berjangka waktu sampai dengan 1 (satu) tahun;
 Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan 1 (satu)tahun.
5. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk
kepentingan nasabah.
6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank
lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi, maupun dengan
weselunjuk, cek atau sarana lain.7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat
berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga.
7. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga (Save deposit Box).
8. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu kontrak (custodian-ship).10. Melakukan penempatan dana dari nasabah
kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa
efek.
9. Membeli melalui pelelangan agunan, baik semua maupun sebagian dalam hal
debitortidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang
dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya.

7
10. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat.
11. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
12. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Kegiatan Usaha Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah, meliputi :
1. Melakukan penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
investasi, antara lain: Giro berdasarkan prinsipwadi ’ah; Tabungan berdasarkan
prinsipwadi’ah dan atau Mudharabah; Deposito berjangka berdasarkan prinsip Mudharabah;
2. Menyalurkan dana melalui
• Prinsip jual beli, berdasarkan akad meliputi: Murabahah, istisna, salam;
• Prinsip bagi hasil, berdasarkan akad antara lain: Mudharabah, musyarakah;
• Prinsip sewa menyewa, berdasarkan akad antara lain: ijarah, ijarah muntahiyabittamlik;
• Prinsip pinjam meminjam berdasarkan akad qardh
3. Melakukan pemberian jasa pelayanan perbankan berdasarkan akad antara lain:
wakalah, hawalah, Kafalah, rahn;
4. Membeli, menjual dan/atau menjamin atas risiko sendiri surat-surat berharga pihak ketiga
yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata (underlying transaction)berdasarkan Prinsip
Syariah;
5. Membeli surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah yang diterbitkan oleh
Pemerintah dan/atau BI;
6. Menerbitkan surat berharga berdasarkan Prinsip Syariah;
7. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan/atau nasabah berdasarkan Prinsip
Syariah;
8. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan
perhitungan dengan atau antar pihak ketiga berdasarkan Prinsip Syariah;
9. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga berdasarkan
prinsipwadi ’ah yad amanah;
10. Melakukan kegiatan penitipan termasuk penatausahanya untuk kepentingan pihak lain
berdasarkan suatu kontrak dengan prinsip wakalah;11. Memberikan fasilitas letter of credit
(L/C) berdasarkan Prinsip Syariah;
12. Memberikan fasilitas garansi bank berdasarkan Prinsip Syariah;
13. Melakukan kegiatan usaha kartu debet, charge card berdasarkan Prinsip Syariah
14. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan akad wakalah;

8
15. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan Bank sepanjang disetujui oleh Bank
Indonesia dan mendapatkan fatwa Dewan Syariah Nasional.
16. Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan akad sharf;
17. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain dibidang
keuangan berdasarkan Prinsip Syariah seperti sewa guna usaha, modal ventura,
perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan
18 Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara berdasarkan Prinsip Syariah untuk
mengatasi akibat kegagalan pembiayaan dengan syarat harus menarik kembali
penyertaannyadengan ketentuan sebagaimana ditetapkan oleh Bank Indonesia; dan Ketentuan
Perbankan Saat Ini
19. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiunberdasarkan
Prinsip Syariah sesuai ketentuan dalam perundang-undangan dana pensiun yang
berlaku.
20. Bank Syariah dalam melaksanakan fungsi sosial dapat bertindak sebagai penerima dana
sosial antara lain dalam bentuk zakat, infaq, shadaqah, waqaf, hibah dan
menyalurkannya sesuai Syariah atas nama Bank atau lembaga amil zakat yang
ditunjuk oleh pemerintah.
Larangan Bagi Bank Umum :
1. Melakukan penyertaan modal kecuali pada bank atau perusahaan lain di
bidang keuangan dan kecuali penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan
kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah
2. Melakukan usaha perasuransian
3. Melakukan usaha lain diluar kegiatan diatas
Bank Perkreditan Rakyat
Ketika awal berdirinya, BPR adalah melayani masyarakat kecil golongan ekonomi lemah di
daerah pedesaan dan di kota-kota, namun sejalan dengan perkembangan zaman dan
kebutuhan masyarakat, maka fungsi BPR terus berkembang. Dalam konsideran
Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 38 Tahun 1998 tentang Perkreditan Rakyat
yaitu : “BPR didirikan guna memenuhi kebutuhan akan jasa-jasa perbankan dan untuk
menunjang kegiatan perekonomian masyarakat pada umumnya”. Masih menurut kebijakan
tersebut bahwa tujuan dasar didirikannyaBPR yaitu untuk menghimpun dan menyalurkan
dana masyarakat dalam menunjang modernisasipedesaan melalui pemberian pelayanan bagi
golongan ekonomi lemah atau pengusaha kecil. Adapun Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 Bab IIIPasal 5 adalah bank yang menerima
simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabung dan bentuk lainnya yang dipersamakan
dengan itu. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) sebagai salah satu bank yang kegiatannya
memberikan kredit kepada masyarakat yang membutuhkannya dan juga dalam rangka
mencapai tujuan bank yaitu laba sangat berperan penting dalam pembangunan di daerah.
Maksud dan tujuan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang tercantum dalam peraturan daerah
no. 8 tahun 2003 pasal 4 ayat 3 yang menyatakan :

9
BPR didirikan dengan maksud dan tujuan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan
perekonomian dan pembangunan daerah di segala bidang, serta sebagai salah
satu sumber pendapatan daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. BPR
merupakan salah satu kelengkapan alat ekonomi daerah dibidang keuangan / perbankan dan
merupakan badan usaha milik daerah yang menjalankan usahanya sebagai Bank Perkreditan
Rakyat sesuai denganperundang-undangan.
Sedangkan berdasarkan Undang-undang No.10 Tahun 1998 Pasal 13 usaha Bank
Perkreditan Rakyat meliputi :
1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito
berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakandengan
itu.
2. Memberikan kredit.
3. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah.
4. Menempatkan dana dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito
berjangka, sertifikat deposito, dan/atau tabungan pada bank lain.
Sedangkan usaha-usaha yang dilarang bagi BPR meliputi :
1. Melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing, kecuali melakukan transaksi jual beliuang
kertas asing (money changer);
2. Menerima simpanan berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran (LLP);
3. Melakukan penyertaan modal;4. Melakukan usaha perasuransian;
5. Melakukan usaha lain di luar kegiatan usaha sebagaimana dimaksud diatas.
Jenis Bank menurut Bentuk Badan Usaha
Untuk memperoleh izin usaha sebagai Bank Umum atau Bank Perkreditan Rakyat, suatu
lembaga keuangan wajib memenuhi persyaratan yaitu Susunan organisasi dan
permodalan, Kepemilikan, Keahlian di bidang Perbankan, Kelayakan rencana kerja.
- Badan hukum Bank Umum dapat berupa Perseroan Terbatas, Koperasi,
Perusahaan Daerah.
- Badan hukum Bank Perkreditan Rakyat dapat berupa Perusahaan Daerah,
Koperasi, Perseroan Terbatas, Bentuk lain yang ditetapkan oleh peraturan pemerintah
- Lembaga-lembaga keuangan di pedesaan yang mempunyai kegiatan seperti Bank
Perkreditan Rakyat, maka lembaga-lembaga keuangan tersebut diberikan status sebagai PR
yang tata cara pelaksanaannya ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah. Lembaga-lembaga
tersebut antara lain :
•Bank Desa
•Lumbung Desa
•Bank Pasar

10
•Bank Pegawai
•Lembaga Perkreditan Desa
•Badan Kredit Desa
•Kredit Usaha Rakyat Kecil
•Badan Kredit Kecamatan
•Kredit Usaha Rakyat Kecil
•Lembaga Perkreditan Kecamatan
•Bank Karya Produksi Desa
Jenis Bank Menurut Pendirian
UU no 10 thn 1998 dan Surat Keputusan Direktur BI No: 32/33/KEP/DIR tanggal 12
Mei1999 tentang Bank Umum menetapkan ketentuan-ketentuan tentang pendirian dan
kepemilikan bank sebagai berikut:
1. Bank Umum
Bank umum hanya dapat didirikan oleh warga negara indonesia dan melakukan kegiatan
usaha dengan izin Direksi Bank Indonesia. Kepemilikan bank oleh badan hukum
Indonesia tertinggi –tingginya sebesar modal sendiri bersih badan hukum yang
bersangkutan.
2. Bank Perkreditan Rakyat
BPR didirikan dan dimiliki oleh warga negara Indonesia, badan hukum Indonesia yang
seluruh pemiliknya adalah warga negara Indonesia, pemerintah daerah atau dapat dimiliki
bersama oleh ketiganya.BPR yang badan hukumnya Perseroan terbatas sangat
dimungkinkan untuk mengalami perubahan kepemilikan karena penerbitan saham
Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya.
-Bank Umum Milik Negara, yaitu bank yang hannya dapat didirikan berdasarkan UU.
-Bank Umum Swasta, yaitu bank yang hannya dapat didirikan dan menjalankan
usahanyasetelah mendapat izin dari pimpinan BI. Ketentuan-ketentuan tentang perizinan,
bentuk hukum dan kepemilikan bank umum swasta ditetapkan dalam Pasal 16, Pasal 21 dan
Pasal 22 UU No. 7 1992 tentang Perbankan yang kemudian pasal-pasal tersebut telah diubah
dengan UU No. 10 tahun 1998. Sedangkan syarat-syarat untuk
pendiriannyasebelum ini diatur dalam SK Menteri Keuangan RI No. 220/K.MK.017/1993
tentang Bank Umum. Setelah diundangkannya UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU
No.7 tahun 1992 tentang Perbankan pada 10 November 1998, maka pendirian bank umum
diatur dengan SK Direksi BI No. 32/33/KEP/DIR tentang Bank Umum tanggal 12 Mei1999.
-Bank Campuran, yaitu bank umum yang didirikan bersama oleh satu atau lebih bank umum
yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh warga negara Indonesia dan atau badan
hukum Indonesia yang dimiliki sepenuhnya oleh warga negara Indonesia dengan satu
atau lebih bank yang berkedudukan di luar negeri.

11
-Bank Milik Pemerintah Daerah, yaitu Bank Pembangunan Daerah (BPD). Berdasarkan Pasal
54 UU Perbankan 1992 dimana dinyatakan bahwa UU No. 13 tahun 1962 tentang ketentuan-
ketentuan pokok Bank Pembangunan Daerah dinyatakan hannya berlaku untuk jangka
waktu 1 tahun sejak dimulai berlakunya UU tersebut, maka bentuk Bank
Pembangunan Daerah tersebut akan disesuaikan menjadi Bank Umum sesuai dengan
UUPerbankan 1992.
Jenis Bank Menurut Target Pasar
-Retail Bank
Bank jenis ini memfokuskan pelayanan dan transaksi kepada para nasabah retail. Retailadalah
nasabah individual, perusahaan, dan lembaga lain berskala kecil. Apabila ditinjau dari jasa
kredit yang diberikan, nasabah debitor yang dilayani adalah yang memerlukan fasilitas kredit
tidak lebih besar daripada Rp 20 miliar.
-Corporate bank: fokus pada nasabah besar. Bank yang memfokuskan pelayanan
dantaransaksi kepada nasabah-nasabah yang berskala besar. Bank kelompok ini
disebut corporate bank karena nasabah biasanya berbentuk suatu korporasi, akan tetapi tidak
berarti seluruh nasabahnya berbentuk suatu perusahaan.
-Retail-Corporate Bank : Fokus pada keduanya. Bank ini tidak hanya memberikan
pelayanan kepada nasabah retail tetapi juga nasabah korporasi. Bank ini memandang bahwa
potensi bank pasar ritel dan korporasi harus dimanfaatkan untuk mengoptimalkan keuntungan
maksimal, meskipun terdapat kemungkinan penurunan efisiensi.
Jenis Bank Berdasarkan Segi Statusnya
Kedudukan atau status ini menunjukkan ukuran kemampuan bank dalam
melayani masyarakat baik dari segi jumlah produk, modal maupun kualitas pelayanannya.
Oleh karena itu, untuk memperoleh status tersebut diperlukan penilaian-penilaian dengan
kriteria tertentu.statusbank yang dimaksud sebagai berikut:
- Bank devisa. Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang
berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan, misalnya transfer ke
luar negeri, travellers cheque, pembukaan dan pembayaran Letter of Credit dan
transaksi lainya. Persyaratan untuk menjadi bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia
- Bank non Devisa. Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan
transaksi sebagai bank devisa sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti halnya
bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas negara.
Jenis Bank Berdasarkan Segi Cara Menentukan Harga
Jenis bank jika dilihat dari segi atau caranya dalam menentukan harga baik
harga jual maupun harga beli terbagi dalam dua kelompok.
 Bank yang berdasarkan prinsip konvensional. Mayoritas bank yang
berkembang diindonesia dewasa ini adalah bank yang berorientasi pada prinsip
konvensional. Hal ini tidak terlepas dari sejarah bangsa Indonesia dimana asal mula bank
di Indonesia dibawa oleh kolonial Belanda. Dalam mencari keuntungan dan menentukan

12
harga kepada para nasabahnya, bank yang berdasarkan prinsip konvensional
menggunakan dua metode, yaitu:
• menetapkan bunga sebagai harga
• Untuk jasa-jasa bank lainya pihak perbankan barat menggunakan atau
menerapkan berbagai biaya-biaya dalam nominal atau presentase tertentu. Sistem pengenaan
biaya ini dikenal dengan istilah fee based.
- Bank yang berdasarkan prinsip syariah. Bank berdasar prinsip syariah belum
lama berkembang di Indonesia. Namun, di luar negeri terutama di wilayah-wilayah
Timur Tengah bank yang berdasarkan prinsip syariah sudah berkembang pesat sejak lama.
Bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam penentuan harga produknya sangat
berbeda dengan bank berdasarkan prinsip konvensional. Bank berdasarkan prinsip syariah
adalahaturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain
untuk menyimpan atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.
2.4 *Kebijakan Dan perkembangan bidang perbankan*
Memasuki tahun 1980-an kondisi perekonomian indonesia mengalami kesulitan sehingga
mendorong pemerintah mengeluarkan serangkaian kebijakan untuk mendorong
kembali perekonomian negara.
Langkah awal dengan melakukan deregulasi disektor perbankan pada tanggal 1 juni
1983pada pokoknya berupaya mendorong perbankan untuk lebih meningkatkan
mobilisasi dana masyarakat serta mempertinggi tingkat efisien dan profesionalisme
perbankan melalui penghapusan pagu kredit, pemberian kebebasan pada bank-bank
pemerintah untuk menetapkan kebijakan dan suku bunga kreditnya serta pembatasan
penyediaan kredit iquiditas hanya kepada sektor yang berprioritas tinggi.
Dampak kebijakan ini membawa pengaruh signifikan pada dunia perbankan yang membuat
makin sengitnya persaingan di dunia perbankan terutama dalam fungsinya sebagai
lembaga penghimpun dana masyarakat. Akibatnya, kondisi ini membuat pengaruh pada
sistem dan tata kerja perbankan. Karena kondisi yang sangat kompetitif ini membuat suku
bunga simpanan naik. Namun dampak positif juga dirasakan dalam situasi ini yaitu upaya
untuk memperluas dan memperdalam pelayanan dan penggunaan perbankan dalam moneter
isasi perekonomian serta meningkatkan efisiensi alokasi penggunaan sumber dana kearah
sektor-sektor yang produktif.
Dampak lain, terjadinya pengawasan dan pembinaan yang ketat oleh BI terhadap
perbankan. Kemudahan perbankan saat adanya deregulasi :
- Penyediaan kredit liquiditas yang berbunga rendah ( 3%)
- Izin pembukaan kantor cabang
- Menyelenggarakan jenis pelayan baru kepada masyarakat
Pada dasarnya kemudahan ini bersifat mengikat karena perbankan diharuskan memenuhi
kewajiban yang disyaratkan oleh BI.
Kebijakan pengembangan setelah 1 Juni 83 terus berkembang seperti berikut:

13
- Mendorong penggabungan usaha atau marger antar bank swasta nasional
- Memberi bantuan peningkatan efisiensi bank pemerintah
- Dan bantuan teknis pada bank pembangunan daerah
- Memperluas jaringan kliring lokal
- Mendorong bank untuk lebih berkreasi, inisiatif , dan profesionalisme dalam
menghadapi situasi yang kompetitif.
Adanya deregulasi perbankan mulai tahun 1983 -1988 tidak merubah peran BI di bidang
pengaturan Dan pengawasan, setelah terjadi deregulasi di sektor perbankan dilakukannya
pembenahan mengenai ketentuan bidang perbankan yang dituangkan dalam UU No. 7
tahun1992 tentang pokok-pokok perbankan.
Kemudian diamendemenkan oleh UU No.10 tahun 1998 tentang perbankan .
Terjadinyaamandemen peraturan perbankan tersebut merebah peran Bank Indonesia. Peran
penting Bank Indonesia dalam kebijakan perbankan yaitu sebagai otoritas tunggal yang
berwenang mengatur Dan mengawasi perbankan ,kemudian ditegaskan kembali dalam UU
No. 23 tahun 1999 tentang Bank Indonesia. Dalam UU tersebut juga dinyatakan bahwa
pengawasan bank akan dialihkan dari BI ke lembaga pengawasan sektor jasa keuangan atau
OJK .
Isi perubahan undang-undang No.10 tahun 1998 :
1. Pengalihan wewenang perijinan di bidang perbankan dari menteri keuangan kepada
pimpinan bank indonesia
2. Pemilikan bank oleh pihak asing tidak dibatasi, tapi tetap memperhatikan prinsip
kemitraan
3. Pengembangan bank berdasarkan syariah
4. Perubahan cakupan rahasia bank yang semula meliputi sisi aktiva dan pasiva dari neraca
bank, menjadi hanya nasabah penyimpan dan simpanannya.
5. Pembentukan lembaga penjamin simpanan (LPS)
6. Pendirian badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan perbankan.
Pokok-pokok kebijakan dan pengaturan pengawasan bank di Indonesia dituangkan dalam
bentuk peraturan bank indonesia (PBI). Seluruh ketentuan perbankan telah diterbitkan
dalam himpunan ketentuan perbankan indonesia (HKPI), yang terdiri dari empat jilid yaitu;
ketentuan kelembagaan, kegiatan usaha bank, pengelolaan bank, dan pembinaan &
pengawasan bank sertaliquidasi bank.
Cakupan kebijakan pengaturan dan pengawasan bank secara umum dikelompokkandalam;
perizinan, pengaturan, pengawasan dan pemberian sanksi.
*Kebijakan dalam hal bank-bank mengalami kesulitan*
Dalam UU perbankan telah diatur bahwa apabila dalam hal suatu bank
menurut penilaian Bank Indonesia membahayakan kelangsungan usaha bank yang

14
bersangkutan atau membahayakan sistem perbankan Dan selanjutnya akan berdampak
pada perekonomian nasional, maka Bank Indonesia dapat melakukan tindakan sebagaimana
diatur dalam UU.
Apabila suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya,
tindakan yang dapat dilakukan BI adalah sebagai berikut:
- Pemegang saham menambah modal
- Pemegang saham mengganti dewan komisaris Dan atau direksi bank
- Bank menghapus bukukan kredit berdasarkan prinsip syariah yang macet Dan
memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya
- Bank melakukan marger atau konsolidasi
- Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban
- Pengurus bank harus bertanggungjawab atas modal yang sudah ditanamkan.
*Kebijakan penanggulangan krisis perbankan di Indonesia*
Krisis yang terjadi di Asia pada tahun 1997 telah memicu krisis perbankan di beberapa
negara seperti Korea Selatan, Thailand dan Indonesia. Di Indonesia krisis perbankan diawali
dengan dilikuidasinya beberapa bank yang memicu menurunnya kepercayaan masyarakat
yang tercermin dari penarikan besar-besaran dana masyarakat dari bank. Dalam
rangka menanggulangi kepercayaan masyarakat tersebut, Pemerintah dan Bank Indonesia
mengeluarkanberbagai kebijakan di bidang perbankan.
3. Pembentukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN)
BPPN adalah suatu lembaga yang dibentuk berdasarkan Keppres No.27 pada tanggal
27Febuari Tahun 1998 tentang Pembentukan BPPN dengan tujuan penyehatan perbankan
diindonesia yang bersifat sementara (berlaku lima tahun) dan dapat diperpanjang selama
diperlukan untuk menjalankan tugas. BPPN ditugaskan untuk memulihkan kondisi
perbankan nasional serta mengembalikan uang negara yang telah disalurkan ke sektor
perbankan. Sesuai undang-undang perbankan, tiga tugas pokok BPPN adalah melakukan
penyehatan perbankan, menyelesaikan aset bermasalah, dan mengupayakan
pengembalian uang negara yang telah tersalur pada sektor perbankan
Il. Restrukturisasi Perbankan Indonesia
Program restrukturisasi ini diwujudkan dalam bentuk pemulihan kepercayaan
masyarakat, serta perbaikan solvabilitas dan profitabilitas bank. Diharapkan dapat
dibangun kembali sistem perbankan yang sehat, kuat, dan mampu mencegah terjadinyakrisis
di masa mendatang. Restrukturisasi perbankan pada intinya dilakukan melalui dua program,
yaitu :
1. Program Penyehatan Perbankan
Program ini berupaya menyelesaikan persoalan likuiditas yang lebih disebabkan
oleh masalah kepercayaan masyarakat, persoalan rentabilitas yang disebabkan oleh buruknya

15
kualitas aktiva, persoalan produktif (KAP) ketika kredit macet sangat tinggi serta persoalan
solvabilitas yang disebabkan oleh menurunnya permodalan bank hingga negatif.
Sesuai dengan persoalan yang dihadapi tersebut, program ini meliputi :
a. Program Penjaminan
b. Program Rekapitalisasi Bank Umum
c. Program Restrukturisasi Kredit
2. Program Peningkatan Ketahanan Perbankan
Seiring dengan program penyehatan yang tengah berlangsung, dilakukan juga upaya
untuk lebih meningkatkan kemampuan perbankan untuk menjalankan fungsinya dan
dengan demikian menjadi lebih tangguh dalam menghadapi segala tantangan yang dilakukan
melalui :
a. Pengembangan Infrastruktur
b. Peningkatan Mutu Pengelolaan Perbankan
c. Penyempurnaan Ketentuan perbankan
d. Pemantapan pengawasan Bank

16
BABIII
PENUTUP
KesimpulanBank adalah lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi,
membentukkelancaran sistem pembayaran Dan juga sebagai lembaga yang menjadi sarana
dalam pelaksanaankebijakan moneter. Oleh karenanya kondisi kesehatan bank perlu
diperhatikan secara seksama dalam prinsipnya kesehatan perbankan akan membawa
kesehatan pada perekonomian. Untuk itu otoritas pengawasan bank merupakan bagian yang
dibentuk untuk upaya menciptakan, menjaga dan memelihara sistem perbankan yang sehat.
Kebijkan perbankan pada dasarnya ditujukan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan
dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Dan stabilitas nasional kearah
peningkatan kesejahteraan semua rakyat secara merata. Menciptakan Dan menjaga
Bank yang sehatdibutuhkan kerjasama dari semua pihak seperti bank-bank yang
bersangkutan, pemerintah beserta masyarakat yang menggunakan jasa perbankan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Anonime.200x. Sejarah Bank Indonesia : Perbankan (periode 1983-1997). Unit Khusus


Museum Bank Indonesia.

Aulia pohon.2008.Potret Kebijakan Moneter Indonesia.Jakarta:Rajawali Pers.

http://perintis.perbanas.ac.id/4146/3/BAB%20II.pdf

http://zriefmaronie.blogspot.com/2014/04/sistem-perbankan.html

Suseno & Abdullah,Piter.2003. Sistem Dan Kebijakan Perbankan Di Indonesia, Seri


Kebanksentralan No.7.jakarta: pusat pendidikan dan studi Kebanksentralan.

18

Anda mungkin juga menyukai