Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

’’TINGKAT KESEHATAN BANK DAN PENGGABUNGAN USAHA BANK’’

DISUSUN OLEH:

Andre Pradana (7211143007)

Cantika Elizabeth (7213143015)

Reulina Limbong (7212343001)

Dosen Pengampu :

Randeska Manullang, SE.,M.Si

FAKULTAS EKONOMI
PRODI PENDIDIKAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Yang Maha Kuasa, karena izin dan karunia-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TINGKAT KESEHATAN BANK DAN
PENGGABUNGAN USAHA BANK ”ini. Sholawat dan salam semoga tercurah kepada
Rasulullah saw, beserta keluarga, para sahabat dan seluruh umatnya sampai akhir zaman.
Makalah ini dibuat guna memenuhi salah satu tugas kelompok mata kuliah "BANK DAN
LEMBAGA KEUANGAN "

Penulisan makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai Tingkat kesehatan


bank dan penggabungan usaha bank, mulai dari pengertiannya hingga sangsi atas
pelanggaran aturan usaha bank. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan, baik pada teknis penulisan maupun materi. Untuk itu, kritik dan saran dari
semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Kami
ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu kami dalam
menyelesaikan pembuatan makalah ini. Semoga mereka memperoleh balasan yang
berlipat ganda dari Allah Yang Maha Kuasa, Amin Ya Robbal Alamiin.

Medan,27 Agustus 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
1.1.KESEHATAN BANK
1. Aturan Kesehatan Bank
2. Pelanggaran Kesehatan Bank
B. RAHASIA BANK
1. Tinjauan Umum Rahasia Bank
1.2. BENTUK PENGGABUNGAN USAHA BANK
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB 1
PENDAHULUAN
3
A.Latar Belakang Masalah
Penelitian Perbankan merupakan salah satu lembaga keuangan terpenting dalam perekonomian
suatu negara sebagai lembaga yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat maupun kalangan
industri atau usaha. Menurut pasal 1 Undang undang No. 4 Tahun 2003 tentang Perbankan,
Bank adalah Bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat yang melaksanakan kegiatan usaha
secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan
jasa dalam lalu lintas pembayaran.Kegiatan utama perbankan adalah menghimpun dana,
menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya yang diberikan untuk mendukung
kelancaran kegiatan utama tersebut.
Untuk menjaga eksistensi dan pengembangan dari suatu bank, maka dituntut adanya pelaksanaan
usaha yang berkaitan erat dengan pengelolaan manajemen bank dengan tingkat efisiensi yang
sangat tinggi.Secara umum, menjelang krisis moneter kondisi perbankan Indonesia sudah
menghadapi banyak masalah besar dan mendasar, terutama dalam menghadapi persaingan
global.
Masalah-masalah tersebut dapat terlihat dari kinerja keuangan perusahaan yang menurun dari
tahun ke tahun. Kinerja keuangan dapat dilihat pada data keuangan yang dipublikasikan.
Umumnyakinerja keuangan perbankan dapat diukur dengan menggunakan satu alat alisis yaitu
CAMEL Rating Sistem. CAMEL merupakan faktor yang dapat menentukan tingkat kesehatan
suatu bank, karena system analisis ini menitikberatkan pada lima aspek analisis yaitu Capital
(Permodalan), Assets Quality (Kualitas Aktiva Produktif), Management (Manajemen), Earning
(Rentabilitas), dan Likuidity(Likuiditas). Empat dari lima aspek tersebut masing-masing capital,
assets, earning, liquidity dinilai dengan menggunakan rasio keuangan. Hal ini menunjukkan
bahwa rasio keuangan bermanfaat dalam menilai kondisi keuangan perusahaan perbankan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dari kesehatan bank?
2. Bagaimana aturan-aturan dari kesehatan bank?
3. Bagaimana bentuk penggabungan usaha bank?
4 Apa tujuan dari penempan kerahasiaan bank?
3. Apa jenis-jenis dari penggabungan usaha bank?
6. Bagaimana pengecualian terhadap rahasia bank?
7. Bagaimana sangsi atas pelanggaran aturan rahasia bank?

C. Tujuan Masalah
1. Mendeskripsikan pengertian dari kesehatan bank
2 Mengetahui dan memahami secara menyeluruh aturan-aturan Kesehatan bank
3. Mengetahui sangsi yang akan diperoleh jika melanggar aturan kesehatan bank
4. Menjelaskan tajuan dari penerapan kerahasiaan bank.
5. Megetahui masing-masing bentuk penggabungan usaha bank
6. Menjelaskan tentang pengecualian terhadap rahasia.
7. Mengetahui jenis jenis penggabungan bank

4
BAB II
PEMBAHASAN

KESEHATAN BANK
Kesehatan bank diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional
perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara
– cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku.
Kegiatan tersebut meliputi:
a) Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan dari modal
sendiri
b) Kemampuan mengelola dana
c) Kemampuan untuk menyalurkan dana kemasyarakat
d) Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan, pemilik modal dan
pihak lain
e) Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku

Aturan Kesehatan Bank


Berdasarkan Undang – undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas Undang –undang
No.7 Tahun 1992 tentang perbankan, pembinaan dan pengawasan bank dilakukan oleh Bank
Indonesia. Undang– undang tersebut menetapkan bahwa:
a) Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan
kecukupanmodal, kualitas asset, kualitas menejemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas,
danaspek lain yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan
usaha sesuai dengan prinsip kehati– hatian.
b) Dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah dan melakukan
kegiatan usaha lainnya, bank wajib menempuh cara – cara yang tidak merugikan bank
dan kepetingan nasabah yang mempercayakan dananya kepada bank.
c) Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia segala keterangan, dan penjelasan
mengenai usahanya menurut tata cara yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
d) Bank atas permintaan Bank Indonesia, wajib memberikan kesempatan bagi pemeriksaan
buku–buku dan berkas berkas yang ,serta wajib memberikan bantuan yang diperlukan
dalam rangka memperoleh kebenaran dari segala keterangan, dokumen, dan penjelasan
yang dilaporkan oleh bank yang bersangkutan.
e) Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap bank, baik secara berkala maupun
setiap waktu apabila diperlukan. Bank Indonesia dapat menugaskan akuntan public untuk
dan atas nama Bank Indonesia melaksana kan pemeriksaan terhadap bank.
f) Bank wajib menyampaikan kepada Bank Indonesia neraca, perhitungan laba rugitahunan
dan penjelasannya, serta laporan berkala lainnya, dalam waktu dan bentuk yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia. Neraca dan perhitungan laba rugi tahunan tersebut wajib
terlebih dahulu diaudit oleh akuntan publik.
5
g) Bank wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam waktu dan bentuk
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Menyadari pentingnya kesehatan suatu bank bagi pembentukan kepercayaan dalamdunia
perbankan serta untuk melaksanakan prinsip kehati – hatian ( prudential banking )dalam dunia
perbankan, maka Bank Indonesia merasa perlu untuk menerapkan aturantentang kesehatan bank.
Dengan adanya aturan tentang kesehatan bank ini, perbankan diharapkan selalu dalam kondisi
sehat, sehingga tidak akan merugikan masyarakat yang berhubungan dengan perbankan.
Sesuai surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6 / 23 / DPNP / 31 Mei 2004 kepada semua bank
umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional perihal system penilaian tingkat
kesehatan bank umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6 /10 / PBI / 2004 tanggal 12 April
2004 tentang system penilaian tingkat kesehatan bankumum, bank wajib melakukan penilaian
tingkat kesehatan bank secara triwulanan untuk posisi bulan Maret, Juni, September, dan
Desember. Apabila diperlukan Bank Indonesia meminta hasil penilaian tingkat kesehatan bank
tersebut secara berkala atau sewaktu – waktu untuk posisi penilaian tersebut terutama untuk
menguji ketepatan dan kecukupan hasil analisis bank. Penilaian tingkat kesehatan bank
dimaksud diselesaikan selambat – lambatnya satu bulan setelah posisi penilaian atau dalam
jangka waktu yang ditetapkan oleh pengawas bank terkait.
Penilaian tingkat kesehatan bank mencakup penilaian terhadap faktor–faktor CAMELS yang
terdiri dari :
1. Permodalan (capital)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor permodalan antara lain dilakukan melalui
penilaian terhadap kompenen–komponen sebagai berikut :
a) Kecukupan pemenuhan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum ( KPMM ) terhadap
ketentuan yang berlaku
b) Komposisi permodalan
c) Trend kedepan atau proyeksi KPMM
d) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibandingkan modal bank
e) Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari
keuntungan ( labaditahan )
f) Rencana permodalan bank untuk mendukung pertumbuhan usaha
g) Akses kepada sumber permodalan,dan
h) Kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan

2. Kualitas Aset (AssetQuality )


Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor kualitas aset antara lain dilakukan melalui
penilaian terhadap komponen –komponen sebagai berikut:
a) Aktiva produktif yang diklasifikasikan dibanding total aktiva produktif
b) Debit orinti kredit diluar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit
c) Perkembangan aktiva produktif bermasalah (nonperformingasset) dibandingkan aktiva
produktif
d) Tingkat kecukupan pembentukan penyisihan penghapusan aktiva produktif (PPAP )
e) Kecukupan kebijakan dan produser aktiva produktif
6
f) System kajiulang (review ) internal terhadap aktiva produktif
g) Dokumentasi aktiva produktif
h) Kinerja penanganan aktiva produktif bermasalah
3. Manajemen (management )
Penilaian terhadap faktor manajemen, antara lain dilakukan melalui penilaian terhadap
komponen– komponen sebagai berikut :
a) Manajemen umum
b) Penerapan system manajemen resiko, dan
c) Kepatuhan bank terhadap ketentuan yang berlaku serta komitmen kepada Bank Indonesia
atau pihak lainnya.

4. Rentabilitas (earnings)
a) Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan
melalui penilaian terhadap komponen – komponen sebagai berikut :
b) Pengembalian atas aktiva ( returnonassets–ROA)
c) Pengembalian atas ekuitas( returnequity–ROE)
d) Margin bunga bersih(netinterestmargins –NIM)
e) Biaya operasional terhadap pendapatan operasional(BOPO)
f) Pertumbuhan laba operasional terhadap komponen–komponen onal
g) Komposisi prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya, dan
h) Prospek laba operasional

5. Likuiditas (liquidity)
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuditas antara lain dilakukan melalui
penilaian terhadap komponen– komponen sebagai berikut :
a) Aktiva liquid kurang dari satu bulan dibandingkan passiva liquid kurang dari satu bulan
b) 1– month maturitymis match ratio
c) Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (loantodepositratio–LDR)
d) Proyek siarus kas 3 bulan mendatang
e) Ketergantungan pada dana antar bank dan deposan inti
f) Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assetsandliabilitiesmanagement–ALMA)
g) Kemampuan bank untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau
sumber– sumber pendanaan lainnya, dan
h) Stabiltas dana pihak ketiga (DPK)

6. Sensitivitas terhadap resiko pasar (sensivity tomarket risk )


Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor sensitivitas terhadap risiko pasar antara lain
dilakukan melalui penilaian terhadap komponen – komponen sebagai berikut :
1) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi fluktuasi suku bunga dibandingkan
dengan potensi kerugian(potentialloss )sebagai akibat fluktuasi( adversemovement) suku bunga.
2) Modal atau cadangan yang dibentuk untuk mengatasi fluktuasi nilai tukar dibandingkan
dengan potensi kerugian sebagai akibat fluktuasi (adversemovement ) nilai tukar, dan
3) Kecukupan penerapan system manajemen risiko pasar

7
Tahapan yang dilakukan dalam proses penilaian tingkat kesehatan bank menggunakan kertas
kerjayang sudah ditentukan. Secara umum tahapan itu adalah sebagai berikut:
a) Menerapkan formula dan indikator pendukung dalam rangka penilaian setiap komponen
yang tertuang dalam Matriks Perhitungan / Analisis Komponen setiap faktor.
b) Berdasarkan formula dan indikator tersebut, dilakukan proses analisis untuk menetapkan
peringkat setiap komponen dengan berpedoman kepada Matriks Kriteria Penetapan
Peringkat Komponen. Dalam proses ini juga dilakukan analisis terhadap berbagai
indikator pendukung dan atau pembanding yang relevan.
c) Selanjutnya dilakukan proses analisis untuk menetapkan peringkat setiap faktor penilaian
dengan berpedoman kepadaMatriks Kriteria Penetapan Perangkat Faktor.Proses
penetapan peringkat setiap faktor penilaian dilaksanakan setelah mempertimbangkan
unsur judgment yang didasarkan atas materialitas dan signifikasi dari setiap komponen.
d) Berdasarkan hasil penetapan peringkat setiap faktor penilaian, dilakukan proses analisis
untuk menetapkan peringkat komposit bank dengan berpedoman kepada Matriks Kriteria
Penetapan Peringkat Komposit. Proses penetapan peringkat komposit bank dilaksanakan
setelah mempertimbangkan unsur judgment yang didasarkan atas materialitas dan
signifikasi dari setiap faktor.

Bank indonesia dapat meminta direksi, komisaris, dan atau pemegang saham untuk
menyampaikan rencana tindakan (actionplan ) yang memuat langkah–langkah perbaikan dengan
target waktu selama periode tertentu yang wajib dilaksanakan oleh bank apabila hasil penilaian
tingkat kesehatan bank menunjukkan bahwa satu atau lebih faktor penilaian memiliki peringkat
4 atau 5 Action planter sebutan antara lain meliputi :
a) Penambahan modal ( fresh money ) dari pemegang saham bank dan atau pihak lainnya
apabila bank mengalami permasalahan faktor permodalan seperti kecenderungan
menurunnya KPMM sehingga diperkirakanakan dibawah ketentuan yang berlaku.
b) Penanganan kredit bermasalah secara intensif dan efektif apabila bank mengalami
permasalahan faktor kualitas aset seperti meningkatnya jumlah kreditbermasalah
sehingga diperkirakan berpengaruh secara signifikan kepada faktorlain.
c) Peningkatan fungsi audit internal, penyempurnaan pemisahan tugas, dan peningkatan
efektivitas korektif berdasarkan temuan audit apabila bank mengalami permasalahan
manajemen seperti lemahnya penerapan pengendalian internal ( internal control)
d) Peningkatan efesiensi bank apabila bank mengalami permasalahan rentabilitas sehingga
perolehan laba menurun dan mempengaruhi faktor lain secara signifikan.
e) Peningkatan akses kepada pasaruang, pasar modal, atau sumber–sumber pendanaan
lainnya apabila bank mengalami permasalahan likuiditas seperti menurunnya kecukupan
likuiditas ( liqudity shortage ) sehingga diperkirakan akan mempengaruhi arus kas jangka
pendek.
f) Penambahan modal (freshmoney) dari pemegang saham bank atau pihak lainnya atau
penataan kembali portofolio bank apabila bank mengalami permasalahan sensitivitas
terhadap resiko pasar seperti meningkatnya eksposurerisiko suku bunga pada portofolio
banking book ( interest rate risk in bankingbook) dan kemampuan modal untuk
menyerap potensi kerugian tersebut cenderung menurun.

8
Pelanggaran Kesehatan Bank
Apabila terdapat penyimpangan terhadap aturan tentang kesehatan bank, Bank Indonesia dapat
mengambil tindakan – tindakan tertentu dengan tujuan dasar agar bank yang bersangkutan
menjadi sehat dan tidak membahayakan kinerja perbankan secara umum. Berdasarkan Undang –
undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang–undang Nomor 7 Tahun 1992
tentang Perbankan, dalam hal suatu bank mengalami kesulitan yang membayakan kelangsungan
usahanya, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan agar:
a) Pemegang saham menambah modal
b) Pemegang saham mengganti dewan komisaris atau direksi bank
c) Bank menghapus bukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang
macet,dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya
d) Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain
e) Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban
f) Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagian kegiatan bank kepada pihak lain
g) Bank menjual sebagian atau seluruh harta atau kewajiban bank kepada bank atau pihak
lain
Apabila tindakan sebagaimana dimaksud diatas belum cukup untuk mengatasi kesulitan yang
dihadapi bank, dan suatu bank dapat membahayakan sistem perbankan,maka Pimpinan Bank
Indonesia dapat mencabut izin usaha bank dan memerintahkan direksi bank untuk segera
menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham ( RUPS ) guna membubarkan badan hukum
bank dan membentuk tim likuidasi. Apabila menurut penilaian Bank Indonesia terjadi kesulitan
perbankan yang membahayakan perekonomian nasional, atas permintaan Bank Indonesia,
pemerintah setelah berkonsultasi kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dapat
membentuk badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka penyehatan terhadap bank–
bank badan khusus sebagai mana dimaksud di atas mempunyai wewenang yaitu :
a) Mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham termasuk
hak dan wewenang Rapat Umum Pemegang Saham
b) Mengambil alih dan melaksanakan segala hak dan wewenang direksi dan komisarisbank
c) Menguasai, mengelola, dan melakukan tindakan kepemilikan atas kekayaan milik
atauyang menjadi hak bank, termasuk kekayaan bank yang berada pada pihak manapun
baik di dalam maupun di luar negeri
d) Meninjau ulang, membatalkan, mengakhiri, atau mengubah kontrak yang mengikat bank
dengan pihak ketiga, yang menurut pertimbangan badan khusus merugikan bank
e) Menjual atau mengalihkan kekayaan bank, direksi, komisaris, dan pemegang
sahamtertentu, di dalam negeri ataupun di luar negeri, baik secara langsung maupun
melalui penawaran umum
f) Menjual atau mengalihkan tagihan bank atau menyerahkan pengelolaannya kepada pihak
lain, tanpa memerlukan persetujuan nasabah debitor
g) Mengalihkan pengelolaan kekayaan atau manajemen bank kepada pihak lain
h) Melakukan penyertaan modal sementara pada bank, secara langsung atau melalui
pengonversian tagihan badan khusus menjadi penyertaan modal pada bank
i) Melakukan penagihan piutang bank yang sudah pasti dengan penerbitan surat paksa
9
j) Melakukan pengosongan atas tanah dan atau bangunan milik atau yang menjadi hak bank
yang dikuasai oleh pihak lain, baik sendiri maupun dengan bantuan alat negara penegak
hukum yang berwenang
k) Melakukan penelitian dan pemeriksaan, untuk memperoleh segala keterangan yang
diperlukan dari mengenai bank dalam program penyehatan, dan pihak manapun yang
terlibat atau patut diduga terlibat, atau mengetahui kegiatan yang merugikan bank dalam
program penyehatan tertentu
l) Menghitung dan menetapkan kerugian yang dialami bank dalam program penyehatan dan
membebankan kerugian tersebut kepada modal bank yang bersangkutan
m) Menetapkan jumlah tambahan modal yang wajib disetor oleh pemegang saham bank
dalam program penyehatan.
Atas permintaan badan khusus, bank dalam program penyehatan dan pihak – pihak yang
berkaitan wajib memberikan keterangan dan penjelasan mengenai usahanya termasuk
memberikan kesempatan bagi pemeriksaan buku – buku dan berkas yang ada padanya, dan wajib
memberikan bantuan yang diperlukan dalam rangka memperoleh keterangan, dokumen, dan
penjelasan yang diperoleh bank tersebut. Badan khusus tersebut wajib menyampaikan laporan
kegiatan kepada menteri keuangan. Apabila menurut penilaian pemerintah, badan khusus telah
menyampaikan tugasnya, pemerintah menyatakan berakhirnya badan khusus tersebut.
Disamping tindakan – tindakan di atas, bank yang melanggar aturan kesehatan bank dapat
dikenai sanksi administrative dan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku.
RAHASIA BANK
1. Tinjauan Umum Rahasia Bank
Bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran suatu negara, bahkan pada
era globalisasi sekarang ini, bank juga telah menjadi bagian dari sistem keuangan dan
pembayaran dunia. Mengingat hal ini, maka suatu bank telah memperoleh izin berdiri dan
beroperasi dari otoritas moneter negara yang bersangkutan, bank tersebut menjadi milik
masyarakat. Oleh karena itu, eksistensinya bukan saja harus dijaga oleh para pemilik bank itu
sendiri, tetapi juga oleh masyarakat nasional dan global.
Kepentingan masyarakat untuk menjaga eksistensi suatu bank menjadi sangat penting. Lebih
lagi pada saat ini ambruknya suatu bank akan mempunyai rantai atau dominoeffect, yaitu
menular kepada bank lain, yang pada gilirannya tidak mustahil dapat sangat mengganggu fungsi
sistem keuangan dan sistem pembayaran dari negara yang bersangkutan yang pernah juga
dialami oleh negara Amerika Serikat pada tahun 1929 –1933.
Mengingat bank adalah bagian dari sistem keuangan dan sistem pembayaran, masyarakat luas
berkepentingan atas kesehatan dari sistem–sistem tersebut. Kepercayaan masyarakat kepada
bank merupakan unsur paling pokok dari eksistensi suatu bank sehingga terpeliharanya
kepercayaan masyarakat kepada perbankan adalah juga kepentingan masyarakat banyak.
Salah satu faktor untuk dapat memelihara dan meningkatkan kadar kepercayaan masyarakat
terhadap suatu bank pada khususnya dan perbankan pada umumnya adalah kepatuhan bank
terhadap kewajiban rahasia bank, yaitu menyangkut dapat atau tidaknya bank dipercaya oleh
nasabah yang menyimpan dananya atau menggunakan jasa – jasa lainnya dari bank tersebut
10
untuk tidak mengungkapkan keadaan keuangan dan transaksi nasabah serta keadaan lain dari
nasabah yang bersangkutan kepada pihak lain.
Konsep rahasia bank timbul dari tujuan untuk melindungi nasabah bank yang bersangkutan.
Timbulnya pemikiran untuk perlunya ketentuan merahsiakan keadaan keuangan nasabah bank
sehingga melahirkan ketentuan hukum mengenaikewajibanrahasia bank semula bertujuan untuk
melindungi kepentingan nasabah secara individual. Di Indonesia, undang – undang kerahasiaan
bank yang terlalu ketat di Indonesia telah menyebabkan industri perbankan nasional menjadi
tempat persembunyian dan pencurian hasil kejahatan KKN dan penggelapan pajak.
2. Pengertian Rahasia Bank
Hubungan bank dengan nasabah tidak sebatas hubungan kontraktual, tetapi terdapat kewajiban
bagi bank untuk tidak membuka rahasia dari nasabahnya kepada pihak lain manapun, kecuali
jika ditentukan lain oleh perundang –undangan yang berlaku.
Menurut Undang – undang Perbankan, rahasia – rahasia lain yang bukan merupakan rahasia
antara bank dengan nasabahnya, tidak tergolong ke dalam istilah rahasia bank. Rahasia–rahasia
lain itu misalnya, rahasia mengenai data dalam hubungan dengan pengawasan bank oleh Bank
Indonesia, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (3) dan Pasal 33 Undang – undang
Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang –undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
perbankan.
Menurut Pasal 1 angka 28 Undang – undang Perbankan, pengertian rahasia bank adalah segala
sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya.
3. Unsur– Unsur Rahasia Bank
Unsur – unsur dari rahasia bank berdasarkan pengertian Pasal 1 angka 28 dan pasal –pasal
lainnya:
a) Rahasia bank berhubungan dengan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan
simpanannya.
b) Hal tersebut wajib dirahasiakan oleh bank, kecuali termasuk kedalam kategori
perkecualian berdasarkan prosedur dan peraturan perundang–undangan yang berlaku.
c) Pihak yang dilarang membuka pihak rahasia bank adalah bank sendiri dan atau pihak
terafiliasi.Pihak terafiliasi tersebut adalah :
d) Anggota dewan komisaris, pengawas, direksi atau kuasanya, pejabat atau karyawan bank
yang bersangkutan.
e) Anggota pengurus, pengawas, pengelola atau kuasanya, pejabat atau karyawan
bank,khususnya bagi bank berbentuk badan hukum koperasi sesuai dengan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.
f) Pihak pemberi jasa kepada bank yang bersangkutan, termasuk tetapi tidak terbatas pada
akuntan publik, penilai konsultasi hukum, dan konsultan lainnya.
g) Pihak yang menurut penilaian Bank Indonesia turut serta mempengaruhi pengelolaan
bank, tetapi tidak terbatas pada pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris,
keluarga pengawas, keluarga direksi, dan keluarga pengurus.

11
4. Asas Rahasia Bank
Asas kerahasiaan dalam bidang keuangan termasuk rahasia bank yang sudah sejak lama
dikenal dalam sejarah keuangan dan finansial. Dimana sudah diatur dalam KUH Perdata Negara
Jerman dan dikota–kota Negara Italia bagian utara sejak zaman pertengahan. Seirama dengan
perlindungan kepadah ak–hak individu, maka perkembangan pemberlakuan prinsip rahasia bank
juga semakin meluas dengan berbagai variasi.
Teori tentang kekuatan berlakunya asas rahasia bank yaitu:
1). Teori Mutlak
Rahasia keuangan dari nasabah bank tidak dapat dibuka kepada siapa pun dan dalam
bentuk apapun. Dewasa ini hampir tidak ada lagi negara yang menganut teori
mutlakini.
2). Teori Relatif
Rahasia bank tetap diikuti, tetapi dalam hal– hal khusus, yakni dalam hal yang
termasuk luar biasa, prinsip kerahasiaan bank tersebut dapat diterobos, misalnya untuk
kepentingan perpajakan atau kepentingan perkara pidana.
5. Tujuan Penerapan
Dasar dari kegiatan bank adalah kepercayaan. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kadar
kepercayaan masyarakat kepada bank adalah terjamin atau tidaknya rahasia nasabah yang ada di
bank. Bila kerahasian data nasabah tidak dapat dijamin oleh bank, maka nasabah akan merasa
enggan untuk berhubungan dengan bank. Dalam usaha mewujudkan terjaminnya rahasia tertentu
dari nasabah yang berada dibank, maka ketentuan tentang rahasia bank dicantumkan dalam
undang – undang perbankan.
6. Dasar Hukum
Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan telah mencantumkan aturan tentang
rahasia bank dalam Bab I Pasal I Butir 16 dan Bab II Pasal 40, 41, 42, 43,44, 45 dan Bab VII
Pasal 47. Aturan mengenai rahasia bank ini kemudian dirubah seperti tercantum dalam Undang –
undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992.
Rahasia bank yang dimaksud dalam Undang –undang Nomor 10 / 1998 tersebut sangat berbeda
dengan Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992, yang dimaksudkan dengan rahasia bank pada
Undang – undang Nomor 7 /1992 adalah :
“ segala sesuatu yang berhubungan dengan keuangan dan hal – hal lain dari nasabah bank
yang menurut kelaziman dunia perbankan wajib dirahasiakan. “
Masalah tersebut sebenarnya sudah berusaha diantisipasi melalui penjelasan Pasal 40 Undang–
undang Nomor 10 Tahun 1998, namun penjelasan tersebut kurang jelas menyelesaikan masalah
tersebut.
Secara lebih rinci Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992 dan Undang – undang Nomor 10
Tahun 1998 mengatur rahasia bank sebagai berikut:

12
1). Rahasia bank adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan keterangan mengenai
nasabah penyimpanan dan simpanannya
2). Bank wajib merahasiakan keterangan mengenai nasabah penyimpan dan simpanannya
3). Ketentuan tersebut berlaku pula bagi pihak terafiliasi
4). Pihak terafiliasi adalah:
 Anggota dewan komisaris, pengawas, direksi, atau kuasanya, pejabat, atau
karyawan bank
 Anggota pengurus, pengawas, pengelola, atau kuasanya, pejabat, atau karyawan
bank, khusus bagi bank yang terbentuk hukum koperasi sesuai peraturan
perundang– undangan yang berlaku
 Pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain akuntan publik,
penilai,konsultanhukum, dan konsultan lainnya
 Pihak yang menurut penilaian BI turut mempengaruhi pengelolaan bank, antara lain
pemegang saham dan keluarganya, keluarga komisaris, keluarga pengawas,
keluarga direksi, keluarga pengurus.
7. Pengecualian Terhadap Rahasia Bank
Pengecualian terhadap rahasia bank meliputi:
 Kepentingan perpajakan
Pimpinan Bank Indonesia atas permintaan Menteri Keuangan berwenang mengeluarkan
perintah tertulis kepada bank agar memberikan keterangan dan memperlihatkan bukti –
bukti tertulis serta surat – surat mengenai keadaan keuangan nasabah penyimpan tertentu
kepada pejabat pajak.
 Penyelesaian piutang bank yang diserahkan ke BUPLN atau PUPN
Pimpinan Bank Indonesia memberikan izin kepada pejabat Badan Urusan Piutang dan
Lelang Negara/Panitia Urusan Piutang Negara untuk memperoleh keterangan
dari bank mengenai simpanan nasabah debitor, dan pihak bank wajib memberikan
keterangan yang diminta.
 Kepentingan peradilan dalam perkara pidana
Pimpinan Bank Indonesia dapat memberikan izin kepada polisi, jaksa, atau hakim untuk
memperoleh keterangan dari bank mengenai simpanan tersangka atau terdakwa pada
bank, dan pihak bank wajib memberikan keterangan yang diminta.
 Perkara perdata antara bank dengan nasabahnya
Direksi bank yang bersangkutan dapat menginformasikan kepada pengadilan tentang
keadaan keuangan nasabah yang bersangkutan dan memberikan keterangan lain yang
relevan dengan perkara tersebut. Bank dapat menginformasikannya tanpa izin dari
Pimpinan Bank Indonesia.
 Tukar–menukar informasi antar bank
Tukar–menukar informasi antar bank dimaksudkan untuk memperlancar dan
mengamankan kegiatan usaha bank, antara lain guna mencegah kredit rangkap serta
mengetahui keadaan dan status dari suatu bank yang lain. Sehingga bank dapat menilai
tingkat resiko yang dihadapi, sebelum melakukan suatu transaksi dengan nasabah atau
dengan bank lain.
13
 Atas permintaan, persetujuan, atau kuasa dari nasabah penyimpan yang dibuat secara
tertulis
Bank wajib memberikan keterangan mengenai simpanan nasabah penyimpan pada bank
yang bersangkutan kepada pihak yang ditunjuk oleh nasabah penyimpan tersebut atas
dasar permintaan, persetujuan, atau kuasa dari nasabah penyimpan yang dibuat secara
tertulis.
 Dalam hal nasabah penyimpan telah meninggal dunia
Bila nasabah penyimpan telah meninggal dunia, maka ahli waris yang sah dari nasabah
penyimpan yang bersangkutan berhak memperoleh keterangan mengenai simpanan
nasabah penyimpan tersebut.
8. Pelanggaran Rahasia Bank
Masalah berlakunya ketentuan pelanggaran rahasia bank, meskipun bersifat universal, namun
setiap negara memiliki dasar hukum yang berbeda–beda.
1). Pelanggaran Perdata (civilviolation )
Dimana Negara mengatur diberlakukannya ketentuan pelanggaran rahasia bank
dengan“hubungankontraktual“. Penyimpangan hubungan kontraktual terjadi apabila
kepentingan umum menghendaki dan apabila secara tegas dikecualikan oleh ketentuan
undang–undang tertentu. Negara tersebut adalah Inggris, Amerika Serikat, Kanada,
Australia, Belanda, Belgia, The Bahamas, The Cyman Island dan beberapa negara
lainnya.
2). Pelanggaran Pidana ( criminalviolation )
Pelanggaran pidana merupakan pelanggaran publik, dianut oleh Swiss, Austria, Korea
Selatan, Prancis, Luxemburg, dan Indonesia, serta beberapa negara lainnya.
9. Saksi Pelanggaran Rahasia Bank
Dua jenis tindak pidana yang ditentukan oleh Pasal 47 Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998
yang berkaitan dengan rahasia bank.
1). Pertama, ditentukan oleh Pasal 47 ayat (1 )
Tindak pidana yang dilakukan oleh mereka yang tanpa membawa perintah atau izin dari
Pimpinan Bank Indonesia dengan sengaja memaksa bank atau pihak yang terafiliasi
untuk memberikan keterangan yang harus dirahasiakan oleh bank diancam dengan
pidana penjara sekurang – kurangnya 2 ( dua ) tahun dan paling lama 4 (empat) tahun
serta denda sekurang – kurangnya Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah) dan
paling banyak Rp. 200.000.000.000,00 (dua ratus miliar rupiah).

2). Kedua, ditentukan oleh Pasal 47ayat (2 )


Tindak pidana yang dilakukan oleh anggota Dewan Komisaris, Direksi, Pegawai Bank,
atau pihak terafiliasi lainnya, yang dengan sengaja memberikan keterangan yang wajib
dirahasiakan oleh bank diancam dengan pidana sekurang – kurangnya 2(dua) tahun yang
paling lama 4 (empat) tahun serta denda sekurang–kurangnya Rp4.000.000.000,00(empat
miliar rupiah) dan paling banyak Rp.8.000.000.000,00(delapan miliar rupiah)

14
MASING-MASING BENTUK PENGGABUNGAN USAHA BANK MEMILIKI
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN.
Adapun jenis-jenis penggabungan yang bisa dipilih adalah sebagai berikut:

 Merger
Merger adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara tetap
mempertahankan berdirinya salah satu dari bank yang ikut merger dan membubarkan
bank-bank lainnya tanpa melikuidasi terlebih dahulu.
Cara yang dilakukan adalah, menggabungkan seluruh saham bank lainnya yang ikut
bergabung menjadi satu dengan bank yang dipilih untuk menjadi bank yang akan
dipertahankan. Nama bank hasil merger menggunakan salah satu nama bank yang dipilih
secara bersama-sama.
Contohnya sebagai berikut: Bank A melakukan merger dengan bank B dan disepakati
memakai nama bank B, maka nama bank A diganti dengan nama bank B.

 Konsolidasi
Konsolidasi adalah penggabungan dari dua bank atau lebih dengan cara mendirikan bank
baru dan membubarkan bank–bank yang ikut konsolidasi tersebut tanpa melikuidasi
terlebih dahulu.
Contoh sebagai berikut: Bank A melakukan konsolidasi dengan bank B, maka nama
kedua bank tersebut diganti dengan nama bank C.

 Akuisisi
Akuisisi adalah pengambil-alihan kepemilikan suatu bank yang berakibat beralihnya
pengendalian terhadap bank. Dalam penggabungan dengan bentuk akuisisi, nama bank
yang diakuisisi tidak berubah dan yang berubah hanya kepemilikannya.
Contohnya: Bank A diakuisisi oleh bank B, maka nama bank A tidak berubah dan yang
berubah adalah kepemilikan yaitu menjadi milik bank B.

Penggabungan usaha bank biasanya dilakukan dengan alasan masalah kesehatan, masalah
permodalan, manajemen, teknologi administrasi, dan penguasaan pasar.
 Alasan Kesehatan
Jika suatu bank dinyatakan tidak sehat oleh Bank Indonesia (BI) setelah melakukan
beberapa perbaikan, maka sebaiknya melakukan penggabungan. Pilihan yang ideal
adalah digabung dengan bank sehat, misalnya akuisisi. Apabila yang digabung sama-
sama bank yang tidak sehat, maka pilihan penggabungannya adalah konsolidasi.

 Alasan Permodalan
Jika modal suatu bank dirasa kecil dan sulit untuk mendapatkan tambahan modal, maka
bisa dilakukan penggabungan
Contohnya: Bank A hanya memiliki modal Rp. 5 miliar dengan 10 buah cabang,
bergabung dengan bank B yang memiliki modal Rp. 10 miliar dengan 20 buah cabang.
Gabungan kedua bank tersebut memiliki modal Rp. 15 miliar dan 20 cabang.

15
 Alasan Manajemen
Jika manajemen suatu bank kurang profesional yang berakibat pada kerugian dan sulit
berkembangnya bank yang bersangkutan, maka dilakukan penggabungan. Pilihan yang
bisa ditempuh adalah penggabungan usaha atau peleburan usaha dengan bank yang lebih
profesional yang terkenal dengan kualitas manajemennya.

 Alasan Teknologi dan Administrasi


Apabila suatu bank masih menggunakan teknologi tradisional maka bisa melakukan
penggabungan. Pilihannya adalah penggabungan dengan bank yang sudah menggunakan
tekn ologi canggih dan pengelolaan administrasi yang baik.

 Alasan Penguasaan Pasar


Tujuan ingin menguasai pasar hanya diketahui oleh mereka yang hendak bergabung.
Efek dari penggabungan ini adalah jumlah cabang dan nasabah akan bertambah, serta
mengurangi persaingan yang ada

Penggabungan usaha bank, baik penggabungan secara merger, konsolidasi atau akuisisi dapat
dilakukan atas:
 Inisiatif bank yang bersangkutan;
 Permintaan Bank Indonesia;
 Inisiatif Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
 Dalam melakukan penggabungan, pihak perbankan wajib memenuhi beberapa aturan dan
syarat yang telah ditetapkan. Izin untuk melakukan merger, konsolidasi atau akuisisi
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
 Memenuhi rasio kecukupan modal yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia
 Calon anggota Direksi dan Dewan Komisaris tidak termasuk daftar orang yang tercela di
bidang perbankan
 Dalam hal akuisisi, maka bank wajib memenuhi ketentuan mengenai pengertian modal
oleh bank yang diatur oleh Bank Indonesia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1). Kesehatan suatu bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait,baik pemilik dan
pengelola bank, masyarakat, pengguna jasa bank, maupun bankindonesia sebagai
pembina dan pengawas-pengawas bank-bank sebagai perpanjangan tangan dari pihak
pemerintah.
2). Berdasarkan hasil analisis kinerja keuangan pada perusahaan perbankkanyang terdaftar
di bursa efek indonesia pada tahun 2010-2012 dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai rasio
CAR ( capital Adquecy Ratio) pada tahun2010 sampai 2012 seluruh perusahaan
perbankkan pada penelitian ini memiliki nilai CAR sesuai kriteria yang ditentukan.
3). KAP (kualitas aktiva produktif) secara keseluruhan perusahaan perbankkan mempunyai
kualitas aktiva produktif telah sesuai dengan kriteria penilaian yang artinya peningkatan
jumlah APYD yang lebih besar dibandingkan dengan jumlah aktiva produktif.

16
4). Rasio ROA ( Return On Asset) bahwa secara keseluruhan perusahaan perbankan mampu
mengelolah asset yang dimilikinya sehingga perusahaan mampu mempertahankan tingkat
profitabilitasnya. Dilihat darirasio BOPO ( Biaya Operasional dibandingkan Pendapatan
Operasioanal )mampu untuk mempertahankan tingkat efesiensi dalam menggunakan
biaya-biaya operasionalnya..
5). Rasio LDR (Loan To Deposit). Bahwa seluruh perusahaan perbankkan mampu
membayar semua hutang-hutangnya terutama simpanan dana pihak ketiga dan
perusahaan dapat memenuhi permohonan kredit yang layak dibiayai.
6). Kebijakan dari Bank Indonesia yang mengatur tingkat suku bunga yang menjadi patokan
dalam bank umum untuk meningkatkan atau menurunkan tingkat suku bunga baik dalam
penyaluran kredit, deposito, dan tabungan agar masyarakat tetap mempercayai pihak
perbankan untuk menyimpan atau menanamkan modalnya.
7). Secara keseluruhan dilihat dari hasil evaluasi kinerja keuangan perusahaan perbankan
telah memenuhi standar camel yang telah ditentukan oleh kebijakan Bank Indonesia.
B. Saran
Bagi Praktisia. Bagi pihak perbankan agar terus memperhatikan tingkat kesehatan bank secara
hati-hati terhadap semua aspek tingkat kesehatan bank, halini dilakukan agar pihak manajemen
dapat melakukan koreksi dan perbaikan sedini mungkin bila terdapat ketidaksesuian dalam
kesehatan bank bersangkutan sehingga tidak menyebabkan kerugian pada bank bersangkutan
dan pihak-pihak yang berhubungan dengan bank yang bersangkutan. Selain itu juga pihak
perbankan disarankan untuk membuat inovasi-inovasi terbaru untuk menarik minatmasyarakat
untuk menyimpan dananya kepada lembaga keuangan terutama perbankan..
Bagi Nasabah dan investor yang ingin menabung ataupun yang ingin menanamkan dananya
untuk lebih berhati-hati, khususnya pada tingkat kesehatan perbankan yang dapat dilihat salah
satunya melalui rasio yang diperoleh bank yang bersangkutan, yang secara langsung dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan bank. Dengan begitu hal ini dapat dijadikan suatu
pertimbangan dalam pengambilan keputusan apakah dana yang dimiliki akan ditabung atau
ditanamkan pada bank tersebutdan untuk menghindari kerugian yang akan dialami dimasa yang
akan datang.
Bagi Akedemik Bagi peneliti selanjutnya agar mencamtumkan faktor manajemen yang
menunjukkan kemampuan manajemen bank untuk mengidentifikasi,mengukur, mengawasi, dan
mengontrol risiko-risiko yang timbul melaluikebijakan-kebijakan dan strategi bisnisnya untuk
mencapai target,sehingga bisa menambah pengetahuan dalam mengevaluasi tingkat

17
DAFTAR PUSTAKA
PS, Agus Prihartono. "Pengaturan Penggabungan Usaha (Merger) Bank Sebagai Upaya
Peningkatan Kesehatan Bank Di Indonesia Dalam Pembangunan Hukum Ekonomi Nasional."
Aktualita: Jurnal Hukum 1.1 (2018): 1-15.
Aznita, Indah Fatimah, Ade Sudarma, and Gatot Wahyu Nugroho. "PENGARUH METODE
CAMEL TERHADAP TINGKAT KESEHATAN BANK DALAM PENGAMBILAN
KEPUTUSAN MERGER." OPTIMA 5.2 (2022): 50-60.
Wibowo, Yosiana Christine. ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN
MENGGUNAKAN METODE CAMELS PADA BANK SWASTA DAN BANK
18
PEMERINTAH DI INDONESIA PERIODE 2016-2018. Diss. Universitas Katholik
Soegijapranata Semarang, 2021.

19

Anda mungkin juga menyukai