Anda di halaman 1dari 11

TATA TERTIB PESERTA UAS THE

UNIVERSITAS TERBUKA

Peserta UAS THE diwajibkan:

1. Mengunduh naska h UAS TH E, cover BJU, dan sura t pernyataan kejujuran akademik melalui aplika si THE
pada laman https://the.ut.ac.id
2. Mengisi dan menandatangani ide ntitas pada cover BJ U dengan benar.
3. Mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
4. Mengunggah cover BJ U, BJU, dan surat pernyataan kejujuran akademik maksimal 12 jam
setelah unduh soal dan mengerjakan nya (dalam bentu k satu file pdf dengan ukuran file
maksimal 2 Mb}. Khusus untuk jawaban yang berupa video, ukuran file maksimal 50
Mb.
5. Mentaati tata tertib peserta ujian UAS THE.

Peserta UAS THE tidak diperbolehkan/tidak dapat:

1. Mengikuti UAS THE di luar mata kulia h dan di luar ja dwal yang te rcantum di KTPU.
2. Mengunggah BJ U UAS TH E tanpa me n gunduh terle bih da hulu n ask a h soal UAS TH E.
3. Mengunggah BJ U UAS TH E lebih dari 12 jam sejak soal diunduh.
4. Menerima naska h soal UAS THE dari siapapun selain mengunduh sendiri dari aplika si THE pada
laman h ttps://the.ut.ac.id
5. Memberikan naskah soal UAS THE kepada siapapun.
6. Menerima dan/atau memberikan bantuan dalam bentu k apapun dalam pe ngerjaan soal UAS THE.
7. Mencontek atau menyalin pekerjaan orang Iain dan mengakui se bagai pekerjaan sendiri.
8. Melakukan kecurangan dan atau bekerjasama dengan siapapun dalam mengerjakan soal UAS THE.
9. Menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media sosial maupun media Iain nya.
10. Menggunakan jasa orang lain (jokij pada saat UAS THE.
11. Melakukan tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas
Terbuka.

PELANGGARAN TERHADAP TATA TERTIB INI AKAN DIBERIKAN SANKSI AKADEMIK (NILAI
E) UNTUK MATA KULIAH TERKAIT ATAU SELURUH MATA KULIAH PADA SEMESTER
BERJALAN
~Pada sebagian negara berkembang salah satunya Indonesia masih banyak masyarakat yang
membutuhkan bantuan pendanaan bagi pihak yang membutuhkan dana terlebih pendanan tanpa
jaminan pendanaan, seperti halnya banyak masyarakat yang memiliki keinginan untuk membuka
atau memperluas usahanya namun terhalang karena keterbatasan dana.

Diminta:
1. Menurut Anda, apakah solusi yang dapat anda berikan?
Menurut saya solusi yang tepat adalah melakukan investasi dengan bank,yang mana bank
pilihannya adalah bank syariah yang mana bank ini beroperasi menuruti hkum islam yang
berlandaskan Al-qur'an. Solusi yang dapat ditawarkan adalah memilih perbankan syariah karena
perbankan syariah pada dasarnya merupakan sistem perbankan yang dalam usahanya didasarkan
pada prinsip-prinsip hukum atau syariah Islam dengan mengacu pada Al Qur’an dan Al Hadist.
Prinsip dari sistem yang sesuai dengan syariah Islam, adalah beroperasi mengikuti ketentuan-
ketentuan syariah Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat. Tata cara
bermuamalat ini misalnya dengan menjauhi praktik-praktik yang mengandung unsur riba.

2. Produk perbankan syariah seperti apa yang dapat menjadi pilihan serta bagaimana skema kerja
dari produk perbankan syariah tersebut?
Dari kasus di atas produk yang dapat di jadikan pilihan adalaha produk penyaluran dana yang
mana
Terdiri dari 4 kelompok,dari 4 kelompok tersebut yang sangat sesuai dengan kasus di atas adalah
prinsip pinjam berdasarkan Akad Al-qard (pinjaman kebaikan).
Prinsip ini dalam bank syariah pada umumnya di lakukan untuk nasabah peminjam yang kurang
mampu dan sangat membutuhakan dana.misalnya pinjaman yang di tujukan untuk pengusaha
kecil .pad umumnya pinjaman tersebut tidak memberikan imbalan atau tambahan pada saat
mengembalikan ,namun bank bisa mengenakan biaya administrasi yang relatif kecil dan bank
juga bisa meminta jaminan.oleh karena penyaluran dana ini bersifat khusus ,biasanya sumber
dananya juga khusus seperti sedekah,infak dan zakat.

~Peranan industri perbankan dalam perekonomian adalah cukup strategis. Dua fungsi utama
perbankan, yaitu sebagai lembaga intermediasi dana dan sebagai infrastruktur kebijakan moneter.
Oleh karena itu, secara langsung maupun tidak langsung, baik buruknya kinerja industri
perbankan akan memengaruhi kinerja perekonomian secara umum. Beberapa kasus pada
industry perbankan salah satu contohnya PT BPRS Syariah Asri Madani Nusantara yang di cabut
izin usahanya oleh OJK pada 15 September 2021, PT Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bina
Barumun, Sumatera Utara yang di cabut izin usahanya oleh OJK pada tanggal 3 Mei 2021 dan
masih banyak lagi kasus pencabutan izin usaha yang menunjukkan bahwa bank tersebut tidak
sehat baik dari sisi manajerial, kinerja keuangan dan kinerja pelayanan.
Diminta:
1. Menurut Anda, mengapa perlu suatu Bank melakukan kontrol dan pengawasan atas Kesehatan
Bank?
Karena kesehatan bank merupakan salah satu faktor yang menentukan kepercayaan nasabah
kepada bank.meskipun industri perbankan berkembang sedemikian rupa,fungsi utama bank
adalah lembaga intermediary dan loebih spesifik lagi merukan lembaga depository.sebagai
lembaga depository kepercayaan nasabah (khususnya deposan) adalah hal yang utama.turunnya
kepercayaan nasabah akan sangat mempengaruhi operasional perbankan dan kualitas operasional
perbankan akan mempegaruhi perekonomian secara umum.
2. Lembaga apa yang memiliki kewenangan atas pengawasan perbankan dan non perbankan,
dan kewenangan pengawasan seperti apa yang dimaksud?

Lembaga yang memiliki kewenangan atas pengawasan petbankan dan non perbankan adalah OJK
(Otoritas jasa keuangan). yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang
berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan
sektor jasa keuangan non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan lainnya.
Secara lebih lengkap, OJK adalah lembaga independen dan bebas dari campur tangan pihak lain
yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan dan
penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 21 tersebut.
Tugas pengawasan industri keuangan non-bank dan pasar modal secara resmi beralih dari
Kementerian Keuangan dan Bapepam-LK ke OJK pada 31 Desember 2012. Sedangkan
pengawasan di sektor perbankan beralih ke OJK pada 31 Desember 2013 dan Lembaga Keuangan
Mikro pada 2015.
Pasal 4 UU Nomor 21 Tahun 2011 tentang OJK menyebutkan bahwa OJK dibentuk dengan tujuan
agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil,
transparan, akuntabel dan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
berkelanjutan dan stabil, serta mampu melindungi kepentingan konsumen maupun masyarakat.

Dengan pembentukan OJK, maka lembaga ini diharapkan dapat mendukung kepentingan sektor
jasa keuangan secara menyeluruh sehingga meningkatkan daya saing perekonomian. Selain itu,
OJK harus mampu menjaga kepentingan nasional. Antara lain meliputi sumber daya manusia,
pengelolaan, pengendalian, dan kepemilikan di sektor jasa keuangan dengan tetap
mempertimbangkan aspek positif globalisasi. OJK dibentuk dan dilandasi dengan prinsip-prinsip
tata kelola yang baik, yang meliputi independensi, akuntabilitas, pertanggungjawaban,
transparansi, dan kewajaran (fairness).
OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap
keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.
Sementara berdasarkan pasal 6 dari UU No 21 Tahun 2011, tugas utama dari OJK adalah
melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap:

a. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan;


b. Kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal;
c. Kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan
Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

Adapun wewenang yang dimiliki OJK adalah sebagai berikut:


a. Terkait Khusus Pengawasan dan Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan Bank yang meliputi:
 Perizinan untuk pendirian bank, pembukaan kantor bank, anggaran dasar, rencana kerja,
kepemilikan, kepengurusan dan sumber daya manusia, merger, konsolidasi dan akuisisi
bank, serta pencabutan izin usaha bank;
 Kegiatan usaha bank, antara lain sumber dana, penyediaan dana, produk hibridasi, dan
aktivitas di bidang jasa;
 Pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank yang meliputi: likuiditas,
rentabilitas, solvabilitas, kualitas aset, rasio kecukupan modal minimum, batas maksimum
pemberian kredit, rasio pinjaman terhadap simpanan dan pencadangan bank; laporan bank
yang terkait dengan kesehatan dan kinerja bank; sistem informasi debitur; pengujian kredit
(credit testing); dan standar akuntansi bank;
 Pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank, meliputi: manajemen
risiko; tata kelola bank; prinsip mengenal nasabah dan anti-pencucian uang; dan
pencegahan pembiayaan terorisme dan kejahatan perbankan; serta pemeriksaan bank.

b. Terkait Pengaturan Lembaga Jasa Keuangan (Bank dan Non-Bank) meliputi:

 Menetapkan peraturan dan keputusan OJK;


 Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan;
 Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK;
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga
Jasa Keuangan dan pihak tertentu;
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola statuter pada lembaga jasa
keuangan;
 Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan
menatausahakan kekayaan dan kewajiban;
 Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.
c. Terkait pengawasan lembaga jasa keuangan (bank dan non-bank) meliputi:

 Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan;


 Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif;
 Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan konsumen dan tindakan
lain terhadap lembaga jasa keuangan, pelaku, dan atau penunjang kegiatan jasa keuangan
sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
 Memberikan perintah tertulis kepada lembaga jasa keuangan dan atau pihak tertentu;
 Melakukan penunjukan pengelola statuter;
 Menetapkan penggunaan pengelola statuter;
 Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap
peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan;
 Memberikan dan atau mencabut: izin usaha, izin orang perseorangan, efektifnya
pernyataan pendaftaran, surat tanda terdaftar, persetujuan melakukan kegiatan usaha,
pengesahan, persetujuan atau penetapan pembubaran dan penetapan lain.

~Adanya fenomena pandemic yang terjadi telah menyebabkan perubahan drastis yang cepat dan
sekala besar pada tiap sisi kehidupan dunia, terlebih pada ekonomi dunia, dimana akibat
pandemic banyak negara yang kesulitan ekonomi akibat terbatasnya ruang gerak dan banyaknya
aktifitas ekonomi, industry dan perbankan yang terpaksa terhambat bahkan berhenti
menyebabkan dampak kesulitan ekonomi di seluruh negara. Hal ini menyebabkan masing-
masing negara hanya fokus pada perbaikan ekonomi negaranya. Sehingga kecil kemungkinan
dapat membantu kesulitan berbagai negara lainya yang juga terdampak pandemic. Indonesia
menjadi salah satu Negara yang terdampak dari adanya Pandemi Covid-19. Pada tahun 2020
Bank Dunia mendukung Indonesia dalam menangani pandemi Covid-19 dengan menyetujui dua
proyek senilai $700 juta untuk meningkatkan sistem perlindungan sosial dan memperkuat sektor
keuangan.

Diminta:
1. Apa yang anda ketahui mengenai Bank Dunia dan operasional Bank Dunia?

Bank Dunia (World Bank) muncul akibat keterpurukan ekonomi usai Perang Dunia II.
Lembaga perbankan internasional ini memberikan bantuan pinjaman dana, penelitian, sampai
konsultasi bagi negara berkembang. Hingga saat ini, tercatat ada 189 negara yang tergabung
menjadi anggota Bank Dunia.
Bank Dunia didirikan dengan tujuan mengentaskan kemiskinan di berbagai negara
berpendapatan kapita rendah. Lantas, seperti apakah peran Bank Dunia lainnya? Simak
uraiannya berikut ini.

Menurut situs Britannica, Bank Dunia adalah organisasi skala global yang berafiliasi dengan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bank Dunia dirancang untuk membiayai proyek-proyek
pembangunan ekonomi pada negara anggota. Kantor pusat Bank Dunia sendiri terletak di
Washington DC, Amerika Serikat.

Selain itu, Bank Dunia juga memberikan bantuan berupa teknikal dan saran regulasi ekonomi.
Badan ini turut mengawasi pelaksanaan pasar bebas termasuk pendidikan, infrastruktur, dan
kesehatan. Bersama dengan IMF (International Monetary Fund) dan Organisasi Perdagangan
Dunia, Bank Dunia terlibat dalam aktivitas reformasi lembaga publik di negara berkembang.

Bank Dunia diresmikan pada 1 April 1944 dalam sebuah konferensi moneter (United Nations
Monetary and Financial) di Bretton Woods, New Hampshire, Amerika Serikat. Namun baru
sejak Juni 1946, Bank Dunia mulai memberikan pinjaman untuk rekonstruksi Eropa Barat
setelah perang.

Pada pertengahan 1950-an, Bank Dunia mulai memainkan peran dalam investasi infrastruktur di
negara berkembang. Bank Dunia terdiri dari lima lembaga konstituen, yakni International Bank
for Reconstruction and Development (IBRD), International Development Association (IDA),
The International Finance Corporation (IFC), The Multilateral Investment Guarantee Agency
(MIGA), dan The International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID).
Tugas Bank Dunia
Masing lembaga-lembaga turunan dari Bank Dunia memiliki fokus kerja yang berbeda-beda.
Adapun tugas Bank Dunia, antara lain:

1. International Bank for Reconstruction and Development (IBRD)

IBRD berperan memberikan bantuan kepada negara dengan pendapatan menengah yang layak
kredit. Badan ini didirikan pada tahun 1944.
2. International Development Association (IDA)

Lembaga IDA dibuat pada tahun 1960 untuk melengkapi tugas IBRD. Yakni memberikan
pinjaman uang kepada negara berkembang dan miskin.

3. The International Finance Corporation (IFC)

IFC lebih menyasar kepada layanan non finansial dan sektor privat. IFC berfungsi menyediakan
konsultasi dan kesempatan investasi keuangan pada negara berkembang.

4. The Multilateral Investment Guarantee Agency (MIGA)

Selanjutnya tugas Bank Dunia lembaga MIGA yakni memberikan jaminan dari serangan
perpolitikan kepada para investor. MIGA juga melindungi investasi asing dan non komersial di
negara berkembang.

5. The International Centre for Settlement of Investment Disputes (ICSID)

ICSID memfasilitasi penyelesaian sengketa investasi global dan urusan arbitrase lainnya.
Artinya, ICSID sebagai penengah sekaligus navigator terhadap konflik investasi.
Adapun fungsi Bank Dunia, yaitu:

- Meningkatkan taraf kesejahteraan melalui pendidikan dan kesehatan.

- Mengembangkan aspek sosial, pembangunan, dan pemerintahan.

- Membantu pemangku kebijakan sebuah negara untuk menyediakan layanan berkualitas,


transparan, dan efisien.

- Menjunjung kelestarian lingkungan hidup.

- Mendorong peningkatan bisnis swasta.

- Berkontribusi terhadap kestabilan ekonomi dalam investasi dan juga perencanaan jangka
panjang.
Tujuan Bank Dunia
Terdapat lima tujuan pokok pembentukan Bank Dunia, yaitu:
- Membantu pembangunan dan rekonstruksi suatu negara dengan memfasilitasi investasi modal.

- Mendorong pengajuan pinjaman atau investasi lewat jaminan.

- Membantu menstabilkan neraca perdagangan internasional.

- Menyusun proyek pinjaman tingkat internasional level kecil dan besar.

- Mempengaruhi investasi global sehingga tercapainya keadaan ekonomi seimbang.


Daftar Presiden Bank Dunia
Sejumlah nama pernah menjabat presiden Bank Dunia, di antaranya:
1. Eugene Meyer (1946).
2. John J. McCloy (1947-1949).
3. Eugene R. Blask, Sr. (1949-1963).
4. George Woods (1963-1968).
5. Robert McNamara (1968-1981).
6. Alden W.Clausen (1981-1986).
7. Barber Conable (1986-1991).
8. Lewis T. Preston (1991-1995).
9. James Wolfensohn (1995-2005) berkebangsaan Australia dan Amerika Serikat.
10. Paul Wolfowitz (2005-2007).
11. Robert Zoellick (2007-2012).
12. Jim Yong Kim (2012-2019) berkebangsaan Korea Selatan dan Amerika Serikat.
13. Kristalina Georgieva (2019) asal Bulgaria.
14. David Malpass (2019-sekarang).

2. Mengapa Bank dunia dapat membantu pendanaan Negara dalam pemulihan pandemi
Covid19?

Karena Pemulihan ekonomi nasional dilakukan dengan mengambil kebijakan fiskal dan
moneter yang komprehensif. Di samping itu, Pemerintah juga mengalokasikan dana APBN untuk
pemulihan ekonomi sebesar Rp 695,2 triliun.

Pemulihan ekonomi nasional diharapkan mulai terasa pada triwulan III. Meskipun tidak
bertumbuh positif, diharapkan ekonomi nasional tidak berkontraksi sebesar triwulan II.
Selanjutnya triwulan IV, diharapkan ekonomi nasional bertumbuh positif sehingga kontraksi tahun
2020 bisa ditekan sekecil mungkin. Sementara itu, pada tahun 2021, diharapkan ekonomi nasional
akan mengalami recovery secara siginifkan.
Untuk mencapai tujuan di atas, terdapat 3 (tiga) kebijakan yang dilakukan yaitu
peningkatan konsumsi dalam negeri, peningkatan aktivitas dunia usaha serta menjaga stabilitasi
ekonomi dan ekpansi moneter. Kebijakan tersebut dilaksanakan secara bersamaan dengan sinergy
antara pemegang kebijakan fiskal, pemegang kebijakan moneter dan institusi terkait.

Salah satu penggerak ekonomi nasional adalah konsumsi dalam negeri, semakin banyak
konsumsi maka ekonomi akan bergerak. Konsumsi sangat terkait dengan daya beli masyarakat.
Oleh sebab itu, Pemerintah telah mengalokasi anggaran sebesar Rp172,1 triliun untuk mendorong
konsumsi/kemampuan daya beli masyarakat. Dana tersebut disalurkan melalui Bantuan Langsung
Tunai, Kartu Pra Kerja, pembebasan listrik dan lain-lain. Pemerintah juga mendorong konsumsi
kementerian/Lembaga/pemerintah daerah melalui percepatan realisasi APBN/APBD. Konsumsi
juga diarahkan untuk produk dalam negeri sehingga memberikan multiplier effects yang
signifikan.

Pemerintah berusaha menggerakkan dunia usaha melalui pemberian insentif/stimulus


kepada UMKM dan korporasi. Untuk UMKM, pemerintah antara lain memberikan penundaaan
angsuran dan subsidi bunga kredit perbankan, subsidi bunga melalui Kredit Usaha Rakyat dan
Ultra Mikro, penjaminan modal kerja sampai Rp10 miliar dan pemberian insentif pajak misalnya
Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21) Ditanggung Pemerintah. Untuk korporasi, Pemerintah
memberikan insentif pajak antara lain bebas PPh Pasal 22 impor, pengurangan angsuran PPh Pasal
25 dan pengembalian pendahuluan PPN; menempatkan dana Pemerintah di perbankan untuk
restrukturisasi debitur. Pemerintah juga memberikan penjaminan modal kerja untuk korporasi
yang strategis, prioritas atau padat karya.

Dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional, Bank Indonesia menjaga


stabilisasi nilai tukar Rupiah, menurunkan suku bunga, melakukan pembelian Surat Berharga
Negara, dan stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Tujuan penurunan suku bunga adalah
meningkatkan likuiditas keuangan untuk mendorong aktivitas dunia usaha.

Sumber :

https://pustaka.ut.ac.id/reader/index.php?subfolder=EKSI420503/&doc=M6.pdf

https://www.djkn.kemenkeu.go.id/artikel/baca/13287/Strategi-Kebijakan-Pemulihan-
Ekonomi-Nasional.html

Anda mungkin juga menyukai