Anda di halaman 1dari 3

Nama : Nova Silvia Putri Wijaya

Kelas : X IPA 3

Tugas - Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

1. Apa yang dimaksud dengan Otoritas Jasa Keuangan !


2. Kemukakan minimal 5 kewenangan dari OJK di Indonesia?
3. Apa perbedaan nyata antara OJK dengan lembaga keuangan?
4. Azas- azas apa yang perlu diterapkan oleh sebuah lembaga otoritas jasa keuangan
tersebut?
5. Apa kelemahan yang dimiliki serta tantangan yang dihadapi OJK di Indonesia?

Jawab :
1. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) adalah lembaga Negara yang dibentuk berdasarkan
Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 yang berfungsi menyelenggarakan sistem
pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam
sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan
non-bank seperti Asuransi, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa
Keuangan lainnya.
2. Wewenang ini terdiri atas:
- Pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi perizinan
untuk pendirian bank dan kegiatan usaha bank.
- Pengaturan dan pengawasan tentang kesehatan bank yang meliputi laporan bank
yang berhubungan dengan kesehatan dan kinerja bank, sistem informasi debitor,
pengujian kredit, dan standar akuntansi bank.
- Pengaturan dan pengawasan tentang aspek kehati-hatian bank yang meliputi
manajemen risiko, tata kelola bank, pemeriksaan bank, dan prinsip mengenal
nasabah dan anti pencucian uang.
Meliputi :
1. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.
2. Menetapkan peraturan perundang-undang di sektor jasa keuangan.
3. Menetapkan peraturan tentang pengawasan di sektor jasa keuangan.
4. Menetapkan peraturan tentang tata cara penetapan perintah tertulis terhadap
lembaga jasa keuangan dan pihak tertentu.
5. Menetapkan peraturan tentang tata cara penetapan pengelola statuter pada
lembaga jasa keuangan.
6. Menetapkan peraturan tentang tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan.

3. OJK (Otoritas Jasa Keuangan) adalah lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan
seluruh sektor jasa keuangan sedangkan lembaga keuangan adalah lembaga yang
melakukkan kegiatan dalam bidang keuangan baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan cara menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya untuk
pendanaan serta dengan mendapatkan keuntungan dalam bentuk bunga atau
persentase. Jadi ojk juga yang mengatur dan mengawasi lembaga keuangan tersebut.

4. Dalam menjalankan tugas dan wewewnang, OJK harus berlandaskan asas. Berikut ini
adalah asas-asas OJK:

- Asas kepastian hukum,yaitu asas negara hukum yang menempatkan hukum dan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan keadilan dalam tiap kebijakan
penyelenggaraan OJK.

- Asas keterbukaan, yaitu asas terbuka pada hak masyarakat untuk mendapatkan
informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan OJK
dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi dan golongan,
serta rahasia negara.

- Asas profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keahlian dalam pelaksanaan


tugas dan wewenang OJK, dengan tetap berlandaskan pada kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.

- Asas integritas, yaitu asas yang berpegang teguh pada nilai moral dalam tiap
tindakan dan keputusan yang diambil dalam penyelenggaraan OJK.

- Asas akuntabilitas, yaitu asas yang menetapkan setiap kegiatan dan hasil akhir
setiap kegiatan penyelenggaraan OJK harus dipertanggungjawabkan kepada public,
dll.

5. Kelemahan OJK dapat disimpulkan dari perkataan “Kami sepakat kinerja dari OJK di
perbankan tidak banyak masalahnya. Yang banyak bermasalah itu di industri keuangan
non bank dan untuk itu memang perlu percepatan penyelesaian persoalan-persoalan
yang ada di sana," ujar Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah dalam webinar
yang digelar Perbanas Institute, Jumat. Pemisahan macroprudential lender of the last di
sektor perbankan dan iuran jasa pelaku keuangan membebani konsumen atau nasabah
serta menurunkan efektivitas dalam fungsi pengawasan pun menjadi beberapa
kelemahan OJK.
Tantangan OJK untuk saat ini adalah Pertama, risiko terjadinya gangguan terhadap
stabilitas sistem keuangan Indonesia, baik yang berasal dari luar negeri, misalnya risiko
capital outflows ketika Fed Fund rate naik, dan dari dalam negeri --misalnya ketika
terjadi kenaikan NPL di sistem perbankan. Kedua, perkembangan inovasi keuangan,
misalnya fintech, yang jauh lebih cepat daripada regulasi yang ada. Untuk itu, perlu
dilakukan upgrade kemampuan personel OJK dan rekrutmen tenaga profesional
berpengalaman dari pasar finansial dan lembaga keuangan untuk menjadi regulator
dengan seleksi yang ketat. Ketiga, potensi terjadinya kejahatan finansial, misalnya
investasi bodong, dan/atau manipulasi pasar oleh oknum pelaku pasar finansial,
misalnya pengerekan/rigging suku bunga bank.

Anda mungkin juga menyukai