Anda di halaman 1dari 2

RABU, 13 JULI 2022

Menteri ATR/BPN Bertemu Para Kepala BPN


Prioritaskan Penyelesaian Konflik Agraria di Sumut

(Foto: Dok/BPN Sumut)

KUNKER: Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto, Kakanwil BPN Sumut Askani SH MH dan lainnya foto bersama di kantor BPN
Sumut, Selasa (12/7).

Medan (SIB) - Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Hadi
Tjahjanto menargetkan penyelesaian sengketa lahan di Sumut khususnya di atas lahan eks Hak Guna
Usaha (HGU) PT Perkebunan Negara II (PTPN II).
Hal tersebut dikatakan Hadi Tjahjanto saat memimpin pertemuan dengan Kepala Kantor Badan
Pertanahan se-Sumut di Kantor Wilayah BPN Sumut, Selasa (12/7/2022). Hadi mengatakan salah satu
prioritas kementerian yang ia pimpin adalah menyelesaikan konflik agraria di Sumut yang berlarut-larut.
Hadi mengatakan tim penyelesaian sengketa lahan atau konflik agraria di Sumut sudah dibicarakan
Presiden Joko Widodo pada rapat di Istana Negara kemarin." Atas arahan Bapak Presiden nanti akan
dibentuk tim penyelesaian," kata Hadi.
Juru bicara Kementerian ATR/BPN T Hari Prihantono mengatakan, kementerian sedang mengevaluasi
skema yang selama ini dipakai PTPN II, yakni skema pembayaran ganti rugi lahan eks HGU PTPN II
melalui Surat Perintah Pembayaran (SPP) yang diterbitkan PTPN II kepada warga masyarakat yang
masuk dalam daftar nominatif penerima lahan eks HGU yang telah disusun Pemprov sejak masa
Gubernur Sumut Tengku Rizal Nurdin.
Hari Prihantono menegaskan, skema pembayaran ganti rugi kepada PTPN II akan diganti menjadi
sistim Kerja Sama Operasional (KSO). Namun sistim KSO tersebut, katanya masih merupakan skema
besar penyelesaian sengketa agraria di atas 5.876 hektare lahan eks HGU PTPN II.
"KSO ini merupakan skema besar yang ditawarkan Kementerian ATR/BPN dalam menyelesaikan
sengketa agraria lahan eks HGU PTPN II. Kementerian sudah menyampaikan skema KSO tersebut dan
sedang menunggu data dari PTPN II di lahan mana saja yang bisa di KSO kan nantinya. Menteri
ATR/BPN telah bertemu Direktur PTPN II membahas hal tersebut," katanya.
Presiden Joko Widodo juga telah memanggil Gubernur Sumut Edy Rahmayadi ke Istana Kepresidenan,
kemarin. Presiden Jokowi menggelar rapat terkait masalah agraria di Sumut.
Dalam rapat terbatas tentang agraria tersebut Gubernur Sumut mengatakan telah menyampaikan kondisi
pertanahan di Sumut kepada Presiden.
Dalam rapat terbatas tersebut, ujar Edy akan dibentuk tim untuk mempercepat penyelesaian konflik
agraria di Sumut agar ada kepastian hukum.
Namun Edy mengakui ia tidak tahu siapa saja yang berada dalam tim tersebut. Edy mengatakan akan
ada pembahasan di tingkat kementerian. Ia menuturkan hanya memberikan input kondisi tanah di Sumut
kepada Presiden Joko Widodo saat rapat kemarin.
Sebelum ke Kantor BPN Sumut, Menteri ATR/BPN Hadi Tjahjanto mengunjungi Kantor Pertanahan
Kota Medan di Jalan STM, Kecamatan Medan Amplas, Selasa (12/7).
Dalam kunjungan kerja itu Hadi sempat melontarkan pertanyaan soal pungutan liar saat warga
mengurus sertifikat tanah di sana.
Hadi datang sekitar pukul 11.45 WIB. Ia pun langsung disambut Kepala Kantor ATR/BPN Kota Medan
Yuliandi Djalil serta pegawai lainnya.
Hadi langsung masuk ke dalam kantor ATR BPN Kota Medan dan melihat suasana pelayanan publik di
sana. Dia kemudian menyinggung soal Kantor Pertanahan Kota Medan sebagai percontohan pelayanan
publik berbasis HAM.
Hadi juga menyempatkan diri berinteraksi dengan warga yang sedang mengurus sertifikat tanah.
"Bagaimana? Ngurus sendiri atau melalui kuasa?" tanya Hadi. “Sendiri pak,” jawab warga tersebut.
"Bagus kata Hadi sembari melayangkan dua jempol untuk warga tersebut. Bagaimana pelayanannya?
ucap Hadi. “Bagus pak,” ujar warga.
Hadi kemudian bertanya soal pungutan liar (pungli) di kantor layanan itu. “Ada pungli gak?” tanya
Hadi. “Tidak ada,” sebut warga itu.
Setelah itu Hadi kemudian melangkah ke meja pelayanan lainnya dan menjumpai ada dua pria yang
mengaku mengurus sertifikat untuk aset negara. "Oh PUPR ya. Bagus semuanya dilayani dengan baik
meskipun instansi pemerintah juga ya," ujarnya.
Kepada wartawan usai meminjau pelayanan kanr BPN Medan mengatakan, kehadirannya di Kota
Medan adalah meninjau sejumlah objek tanah yang saat ini sedang bersengketa. Salah satunya adalah
konflik lahan di Kelurahan Sarirejo, Kecamatan Medan Polonia, Kota Medan.
"Saya memang datang ke Kota Medan dalam rangka melihat wilayah yang sedang berkasus di antaranya
Polonia," katanya.
Mantan Panglima TNI itu menjelaskan kedatangannya memang sengaja untuk meninjau secara langsung
lahan sengketa. Dengan begitu dia bisa melihat kondisi lahan sengketa secara komprehensif dan akan
menyelesaikannya dengan instansi yang bersengketa.
"Saya tidak ingin hanya melihat data di atas meja. Saya ingin dapat informasi di lapangan sehingga
jelas. Informasi yang jelas ini nanti dikoordinasikan dengan instansi lain terkait untuk menyelesaikan
permasalahan. Yang jelas data di kantor dan di lapangan beda. Saya harus turun ke lapangan dan juga
berbicara dengan masyarakat untuk menyelesaikan permasalahan," katanya.
Seperti diketahui persoalan sengketa lahan antara masyarakat dengan pihak TNI AU di Kelurahan
Sarirejo telah berlangsung lama. Sengketa itu dimulai saat TNI AU mengklaim bahwa lahan yang
ditempati masyarakat itu merupakan aset mereka. (rel/A13/d)

Anda mungkin juga menyukai