Anda di halaman 1dari 14

11/02/2020

Bertemu Menteri ATR/BPN RI, Bupati Rocky Bahas HGU Bermasalah

Aceh Timur – Demi mewujudkan kesejahteraan di Aceh Timur, Bupati H Hasballah bin H.M. Thaib beraudiensi
dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang/BPN RI H Sofyan DJalil di Jakarta, Selasa 11 Februari 2020.

Dalam agenda itu, Bupati Aceh Timur, menyampaikan persoalan Hak Guna Usaha (HGU ) milik perkebunan swasta
yang bermasalah sehingga pemerintah kabupaten Aceh Timur membutuhkan langkah strategis untuk
penyelesaiannya.

“Kita langsung melaporkan perusahan perkebunan yang HGU bermasalah. Kita upayakan penyelesaian HGU di
Aceh Timur secepatnya tuntas, sehingga tidak ada lagi terjadi sengketa di tengah-tengah masyarakat,” ujar Bupati
Rocky.

Sebagai bentuk ketegasan dan keseriusannya, Bupati Rocky juga meminta menteri ATR/BPN memberi sanksi tegas
kepada perusahaan yang tidak memenuhi kewajibannya terutama bagi masyarakat yang berada di perkebunan.

“Apabila perlu kita meminta Menteri ATR/ BPN mencabut izin perusahan yang lahan HGUnya tidak dimanfaatkan
dengan baik,” tandas Rocky.

Selain memaparkan, persoalan izin HGU, Bupati juga menyampaikan ketidaksesuaian pemanfaatan ruang yang
bersinggungan langsung dengan hutan lindung di tiga kecamatan di Aceh Timur, diantaranya kecamatan Simpang
Jernih , Serbajadi, dan Penaron.

“Ini juga permasalahan serius yang harus diselesaikan mengingat luas hutan lindung 272.618.19 yang tersebar di
pesisir dan pedalaman tidak sesuai pemanfaatan ruangnya,” imbuhnya.

Selain itu, Bupati Rocky meminta rekomendasi kepada Menteri agar HGU yang terlantar di berikan untuk
masyarakat, termasuk mantan kombatan GAM.

“Kita juga meminta untuk mendistribusikan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) kepada masyarakat dan eks
kombatan sesuai yang tertuang dalam MOU Helsinki untuk kesejahteraan rakyat Aceh Timur,” kata Bupati Rocky.
2020-01-14 20:10:00

Menteri ATR/BPN RI Menyerahkan Sertifikat Tanah di Pusakanagara


Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Sofyan A Djalil didampingi
Bupati Subang H. Ruhimat Menyerahkaan Sertifikat Tanah Untuk Rakyat Program Reforma Agraria Melalui
Kegiatan Retribusi Tanah, bertempat di Halaman Kantor Kecamataan Pusakanagara, Selasa (14/01/2020).

Dalam kegiatan tersebut diserahkan 1000 (seribu) sertifikat tanah kepada masyarakat Kabupaten Subang.

Dalam sambutannya Bupati Subang menyampaikan penyerahan sertifikat ini merupakan wujud nyata dari
kepeduliaan Pemerintah kepada seluruh masyarakat khususnya masyarakat Kabupaten Subang dalam memberikan
suatu tanda bukti hak atas tanah berupa sertifikat. Saya menghimbau kepada seluruh masyarakat penerima
sertifikat tanah untuk menggunakan sertifikatnya dengan baik dan benar serta dapat digunakan untuk kepentingan
peningkatan roda perekonomian keluarga.

Bupati Subang berharap agar program reforma agraria terus berlanjut khususnya untuk masyarakat Kabupaten
Subang. Saya sangat mengapresiasi pihak badan pertanahan nasional yang telah menetapkan program redistribusi
tanah sebagai program strategis dalam pelaksanaan reforma agraria, mengingat kegiatan ini sangat membantu
masyarakat Kabupaten Subang dalam meningkatan kesejahteraannya.

Menteri Agraria dan tata ruang (ATR)/ Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil mengatakan bahwa
Presiden Joko Widodo memerintahkan paling lambat 2025 semua tanah di Indonesia harus bersertifikat.

" Begitu ada sertifiktat akan ada kepastian hukum sehingga diharapkan sengketa tanah akan berkurang. Ia berharap
selain mengurangi sengketa tanah, sertifikat yang dibagikan ini bisa mempermudah masyarakat untuk mengajukan
pinjaman modal usaha ke bank dengan menjaminkan sertifikat tanah. Selain itu juga bisa membantu masyarakat
dalam proses KUR di bank, tapi pastikan peminjam bisa membayar angsuran per bulan. kalau tidak sertifikat tanah
bisa dilelang oleh bank., "pungkasnya.

Kegiatan tersebut turut dihadiri Menteri tata ruang dan Republik Indonesia Sofyan A Djalil, Kepala Kanwil BPN Prop.
Jabar Yusuf Purnama, Unsur Forkopimda Kab. Subang/ yang mewakili, Kepala BPN Kab. Subang, para Kepala
Perangkat Daerah Kab. Subang, Camat Pusakanagara beserta jajaran serta para penerima sertifikat.

dilanjutkan dengan penyerahan sertifikat redistribusi tanah obyek landeform oleh Menteri ATR/Kepala BPN
didampingi oleh Gubernur Provinsi Jawa Barat, Bupati Subang, dan Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa
Barat dan direktur landeform ATR/BPN kepada 10 orang perwakilan penerima diantaranya Ropiah, petani
karanganyar, Aam Amanah petani karanganyar, Bella Aulia K, petani Rancaadaka, Darkup petani Kalentambo, H.
Narto, petani Kalentambo, Rasdito, petani Kebondanas, Cahyono bin H. Kujen petani pysakajaya, Warta petani
Kebondanas, Waci petani kalensari, Yudi Yanto petani Compren

Setelah kegiatan penyerahan sertifikat tanah untuk rakyat, Menteri ATR/BPN RI beserta tamu undangan meninjau
langsung ke proyek pelabuhan patimban.
29 Januari, 2020

Bupati Adirozal Hadiri Penandatanganan MoU KPHP Kerinci dan Yayasan Penabulu
SUARA KERINCI – Bupati Kerinci, H. Adirozal didampingi Wakil Bupati Kerinci H. Ami Taher beserta
Jajarannya hadiri dan ikut menyaksikan penandatanganan kerjasama antara KPHP Kerinci dengan
Yayasan Penabulu, di Ruang Pola Kantor Bupati Kerinci, Selasa (28/01/2020).

Kerjasama ini disambut baik oleh Bupati Kerinci H. Adirozal, bahkan Bupati sangat mengapresiasi
adanya kerjasama yang dilaksanakan oleh Yayasan Penabulu bersama KPH dan Pemkab Kerinci.

“Ini semua atas perjuangan kita bersama, semoga kedepannya kulit manis di Kabupaten Kerinci
semakin memberikan dampak baik bagi kesejahteraan masyarakat,” harap Bupati Adirozal.

Sementara itu, Kepala KPHP Kerinci, Neneng Susanti mengungkapkan bahwa MoU ini merupakan
tindak lanjut dari kerjasama antara Pemkab Kerinci dengan Belgia melalui Yayasan Penabulu, dengan
tujuan untuk meningkatkan dan mendukung kegiatan kerjasama penyusunan standar mutu
komoditas kayu manis di Kabupaten Kerinci.

“Penandatanganan kerjasama ini dalam rangka meningkatkan kualitas komoditas kayu manis di
Kabupaten Kerinci, serta meningkatkan dan mendukung pengelolaan Hutan secara lestari pada
wilayah kerja KPH Kerinci,” ucap Neneng.

Kesatuan Pengelolaan Hutan(KPH) Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi-KPHP

Kepala KPHP Kerinci, Neneng Susanti +62 85380608575


Selasa, 11 Februari 2020 7:13 PM

Walikota Serang Mengaku Belum Mengetahui Polemik Izin Terminal Blok M Pasar Rau

Serang, Liputanbanten.co.id – Walikota Serang Syafruddin mengaku tidak mengetahui mengenai polemik
atas dikeluarkannya izin perpanjangan kontrak MoU antara Pemkot Serang dengan pengelola terminal Blok M
Pasar Induk Rau CV Bandar Lestari oleh Sekda Kota Serang.

“Saya belum liat surat perpanjangan kontraknya,” kata Syafruddin saat ditemui awak media, Kota Serang,
Selasa (11/2/2020).

Ia akan melakukan koordinasi dengan Sekda Kota Serang menanyakan hal tersebut.”Kita lihat dulu dan saya
akan koordinasi dan tanya ke Sekda. Karena saya belum tahu soal itu, lagi pula pada waktu itu saya belum
dilantik jadi walikota dan surat perpanjangan kontrak itu sudah ditandatangani Sekda,” tutupnya

Sebelumnya diberitakan, perpanjangan kontrak MoU terminal Blok M Pasar Induk Rau (PIR) antara Pemkot
Serang dengan CV Bandar Lestari yang ditanda tangani Sekda) Kota Serang Tb Urip Henus mendapatkan
kritikan dari Anggota Komisi II DPRD Kota Serang Ari Winanto.

Menanggapi kritikan itu, Sekda Kota Serang Tb Urip Henus mengatakan, bahwa dirinya akan mengecek terlebih
dahuku keabsahan tanda tangan dalam surat perjanjian perpanjangan kontrak antara Pemkot Serang dengan
CV Bandar Lestari hingga tahun 2025 mendatang.

Ia pun berkilah, bahwa tanda tangan yang tertera dalam surat perjanjian tersebut tidak mirip dengan tanda
tangan miliknya.

“Saya akan cek keasliannya tanda tangannya, soalnya sekilas saya lihat hanya paraf. Saya lupa,” kata Urip
Henus saat dihubungi wartawan melalui telepon selulernya.
7 Feb 2020

Sekda Urip Ngaku Lupa Soal Kontrak Perpanjangan Pengelola Terminal Pasar Rau

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Serang Tb Urip Henus

SERANG – Adanya perpanjangan kontrak yang diberikan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Serang kepada pihak CV
Bandar Lestari sebagai pengelola Terminal Blok M Pasar Induk Rau (PIR) yang ditandatangi oleh Sekretaris Daerah
(Sekda) Kota Serang dipertanyakan anggota DPRD Kota Serang.

Adalah anggota Komisi II DPRD Kota Serang dari Fraksi PAN Ari Winanto yang mengaku kaget terkait perpanjang
kontrak CV Bandar Lestari tersebut. “Padahal kontrak tersebut akan berakhir bulan Agustus 2020 ini. Tapi ada
kontrak baru, MoU jadi hingga Agustus 2025.

Sedangkan DPRD akan mengeksekusi penertiban pedagang kaki lima di Pasar Rau sebulan kedepan,” ucapnya usai
audiensi bersama sejumlah OPD Pemkot Serang, Kamis (6/2/2020). Sementara saat dikonrmasi, Sekretaris Daerah
(Sekda) Tb Urip Henus, mengaku tidak tau terkait perpanjangan kontrak untuk CV Bandar Lestari tersebut. Urip
menduga jika tanda tangannya dipalsukan.

“Saya akan cek keaslian tanda tangannya, soalnya sekilas saya lihat hanya paraf. Saya lupa,” ujar Tb Urip saat
dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (6/2/2020) sore. Disinggung akan ada pemanggilan oleh DPRD Kota
Serang kepada dirinya terkait hal itu, Urip mengaku jika dirinya akan dengan senang hati menghadiri panggilan
tersebut. “Bagus itu kalau dipanggil, engga apa-apa. Saya senang, agar tidak terjadi masalah,” tukasnya.

Sekda Urip Ngaku Lupa Soal Kontrak Perpanjangan Pengelola Terminal Pasar Rau
Februari 11, 2020 PIC Co., Ltd 81-358170408 Taizen Co., Ltd +81 545 225955 Mr. Tetsuo Ide

Kerja Sama Kemenperin dengan Perusahaan Jepang Olah Limbah Sawit


Kementerian Perindustrian membangun kerja sama dengan perusahaan Jepang untuk mengembangkan produk
bubur kertas dan pulp dari limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS). Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK)
bersama konsorsium PIC Co., Ltd dan Taizen Co., Ltd, yang bergerak di bidang manufaktur serta penjualan
mesin industri pulp dan kertas menjalankan upaya strategis ini.

“Langkah sinergi ini dilakukan melalui program Japan International Cooperation Agency (JICA). Secara
mekanis, teknologi yang digunakan dari Taizen Co., Ltd, dimana limbah TKKS tersebut bisa dijadikan sebagai
bahan baku untuk industri kertas dan karton,” ucap Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Industri
(BPPI) Kemenperin, Restu Yuni Widayati di Jakarta, Senin (10/2).

Restu berharap melalui kerja sama ini, industri pulp dan kertas dapat lebih mandiri dan tidak lagi
ketergantungan dengan kertas jenis old corrugated cardboard (OCC). “Selain itu, untuk industri minyak sawit,
juga memiliki keuntungan dengan dapat mengurangi biaya proses pengolahan dan pembuangan hasil samping
yang selama ini dilakukan,” tuturnya.

Restu menjelaskan, tim PIC & Taizen telah menghadirkan teknologi Taizen dari Jepang ke Indonesia untuk
dioperasikan di lingkungan BBPK Bandung. Harapannya, penggunaan teknologi ini dapat ikut memberikan
kontribusi dalam penyelesaian masalah lingkungan di Indonesia. Termasuk juga bagi industri kelapa sawit serta
industri pulp dan kertas.

Sebagai tambahan informasi, industri pulp dan kertas memberikan kontribusi cukup signifikan bagi
perekonomian nasional. Tercatat oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pada tahun 2019, industri kertas dan
barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman menyumbang sebesar 3,95% terhadap industri
pengolahan nonmigas dengan pertumbuhan sebesar 8,14%. Bahkan, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI)
menilai permintaan domestik maupun global masih terus meningkat hingga 2%. “Kebutuhan kertas saat ini
didominasi untuk packaging (kertas kemas). Salah satunya diserap oleh industri kertas kemas, yakni berupa
kertas medium dan liner untuk memproduksi kotak karton kemasan,” papar Kepala BBPK Saiful Bahri.

Restu mengatakan, untuk memasok permintaan tersebut sekaligus mensubstitusi bahan baku impor, bahan
baku alternatif yang berpotensi besar dapat dimanfaatkan adalah TKKS. Ditambah, Indonesia memiliki
keunggulan terhadap produksi kelapa sawit. Hal itu sesuai dengan niat pemerintah dalam mendorong program
hilirisasi yang bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri.

Mengacu pada data Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian, selama tahun 2019, luas
perkebunan kelapa sawit di Indonesia diperkirakan sekitar 14,68 juta hektar, dengan jumlah produksi mencapai
51,8 juta ton per tahun atau dapat dikatakan terbesar di dunia. Setiap satuan berat tandan buah segar (TBS)
sawit, diproyeksi dapat menghasilkan 21-23% TKKS. Selama ini, TKKS tersebut lebih banyak dimanfaatkan
untuk pupuk kebun atau bahan bakar industri CPO. Sebagai perkiraan dengan kondisi saat ini, kebun kelapa
sawit dapat memenuhi kebutuhan bahan baku kertas karton (medium linear) mencapai 45 juta ton.
Feb 6, 2020

Perusahaan asal Kaltim Kerjsama Ekspor Impor dengan Perusahaan Malaysia

BALIKAPAN, Inibalikpapan – Perusahaan asal Malaysia Afini Holding SDN BHD bekerjasama dengan PT
Amandari Prakasa Empata, perusahaan asal Kaltim dalam kegiatan ekspor impor. Kerjasama itu dituangkan dalam
MoU.

Penanadatangan MoU dilakukan Executive Chairmain Afini Holding SDN BHD, Dato’HJ Afini Bin Draman dan
Direktur PT. Amandari Prakasa Empata Hestu Prawari Dianingtyas, disaksikan para petinggi kedua perusahan
tersebut.

“MoU yang di lakukan merupakan keseriusan kita untuk ikut berkontribusi untuk membangun Kaltim khususnya
Balikpapan yang merupakan kota yang berdekatan dengan Ibu Kota baru Indonesia ini,” ujar Dato’ Afini usai
menandatangani MoU.

Sementara Direktur PT. Amandari Prakasa Empata, Hestu Prawari Dianingtyas menuturkan, kerjasama tersebut
tentu akan berdampak postif bagi Kaltim maupun Indonesia. “Harapan kami kerjasama ini bisa berjalan dengan
baik,” ujar Hestu.

Komisaris PT. Amandari Prakasa Empata, H. Makalau menuturkan, kerjasama dengan perusahan asing merupakan
yang pertama. “ini merupakan hal yang baru bagi PT Amandari Prakasa Empata, dalam melakukan program kerja
bersama perusahan asing,” ujarnya.

“Namun sesuai dengan visi dan misi kami untuk meningkatkan profesionalitas Perusahan dan Kualitas kerja, hal
inilah yang menjadi langkah awal dalam ikut membantu meningkatkan Perekonomian di Kaltim.”

Holding SDN BHD +60 3-2246 2188

Executive Chairmain Afini Holding SDN BHD, Dato’HJ Afini Bin Draman
06 Feb 2020, 14:45:52 WIB

Investor Malaysia dan PT APE Teken MoU

Jajaki Kerjasama Ekspor Impor dan Listrik di Kaltim


KERJASAMA:Penandatanganan MoU oleh Executive Chairman Afini Holding SDN BHD, Dato

Balpos.com, BALIKAPAN - Perusahaan Malaysia Afini Holding SDN BHD melakukan


penandatanganan kerjasama (MoU) dengan PT Amandari Perkasa Empata (APE), di Swiss-Belhotel
Balikpapan, pada Selasa (4/2) malam. Penandatanganan MoU oleh Executive Chairman Afini Holding
SDN BHD, Dato’HJ Afini Bin Draman dan Director PT APE Hestu Prawari Dianingtyas. Rencananya
kedua perusahaan ini akan bekerjasama di bidang ekspor impor di Kalimantan Timur.

“MoU ini sebagai bentuk keseriusan kami untuk ikut berkontribusi membangun Kalimantan Timur
khususnya Balikpapan yang merupakan kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN),” kata Dato’ Afini
Kepada media ini, usai penandatangan MoU.

Dato Afini juga berterima kasih kepada PT APE yang bersedia menerima perusahaanya untuk
berinvestasi di Kalimantan Timur sekaligus jamuan makan dan pelayanan.
“Intinya kami merasa bangga menjadi bagian dalam membangun ekonomi di Indonesia,” ujar
Dato’HJ Afini Bin Draman.

Hal senada diungkapkan Direktur PT APE, Hestu Prawari Dianingtyas, ia menuturkan adanya investasi
senantiasa mampu menumbuhkan ekonomi di Kaltim maupun di Indonesia.
“Rencana investasi dari perusahan Malaysia ini salah satunya di bidang jasa ekspor impor,” kata
Hestu.

Sementara itu, Komisaris PT APE, H Makalau mengatakan, kerjasama dengan perusahaan asing ini
merupakan hal yang baru bagi perusahaanya.

“Ini merupakan hal yang baru bagi PT APE dalam bekerjasama dengan perusahaan asing. Namun
sesuai dengan visi dan misi kami untuk meningkatkan profesionalitas perusahaan dan kualitas kerja.
Hal inilah yang menjadi langkah awal bagi perusahaan kami untuk ikut membantu meningkatkan
perekonomian di Kaltim,” tutup Makalau yang juga penasehat bisnis komersil dalam
penandatanganan MoU.

Makalau menambahkan perusahaan Afini Holding SDN BHD dari Malaysia ini telah berpengalaman
dalam melakukan kerjasama dengan negara-negara Asia Tenggara seperti Thailand, China,
Singapura. Kerjasama berupa migas, power plant atau pembangkit listrik serta jasa ekspor impor.
Bahkan saat ini, Afini Holding telah bekerjasama dengan Pemerintah Thailand untuk tanaman sorgum
yang diolah menjadi biogas sebagai energi alternative pembangkit tenaga listrik.

“Jadi Pemerintah Thailand menyiapkan 1.500 hektar untuk tanaman sorgum yang diolah menjadi
biogas untuk memasok energy listrik pada 7 provinsi di Thailand sekira 100 megawatt dengan total
investasi kurang lebih Rp 600 miliar. Jadi 1 megawatt bisa melayani 6.000 sambungan listrik,”
terangnya.
Makalau menuturkan, kerjasama tanaman sorgum untuk biogas ini coba ditawarkan Afini Holding
kepada pemerintah di Kaltim.
“Kami coba tawarkan penanaman 5.000 hektar sorgum bagi pemerintah di Kaltim untuk pasokan
energy listrik 10 megawatt,” tambah Dato’HJ Afini Bin Draman.

February 7, 2020 PT Plasma Nutfa Marind Papua 081310393199 bpk minsu

Jarmes tabing batara 082348582983

Pemilik ulayat palang kantor PT Plasma Nutfa Marind Papua

Masyarakat Kampung Boepe memalang kantor PT Plasma Nutfa Marind Papua 081310393199

Perusahaan dinilai berbelit-belit dan tidak berniat baik melakukan pembayaran. Warga warga pun
sepakat memalang kantor.

Pertemuan di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Merauke antara puluhan masyarakat dari Kampung
Boepe, Distrik Kaptel yang dihadiri beberapa pejabat pemerintah setempat serta perwakilan PT Plasma Nutfa
Marind-Papua telah menghasilkan suatu kesepakatan.

Kesepakatannya adalah melakukan revisi beberapa poin dalam Memorandum of Understanding (MoU) yang dibuat
perusahaan bersama masyarakat pemilik ulayat.
Dalam pertemuan itu juga disepakati agar puluhan orang yang sudah berbulan-bulan tinggal di kota dipulangkan
perusahan ke Kampung Boepe sambil merevisi MoU dengan batas waktu kurang lebih dua minggu.

Namun bukan itu yang diinginkan dan diharapkan masyarakat Boepe. Mereka justru berharap perusahaan
membayar utang kepada ketua adat dan ketua marga terlebih dahulu karena sudah menunggak hingga satu bulan.

Sesuai kesepakatan, ketua marga dibayar Rp1,5 juta per bulan dan ketua adat Rp1 juta per bulan. Karena menurut
mereka perusahaan tidak menunjukan iktikad baik untuk membayar akhirnya masyarakat mengambil keputusan
melakukan pemalangan Kantor PT Nutfa Marind Papua yang beralamat di Jalan Raya Mandala-Merauke.

Aksi pemalangan itu dengan memasang sasi di pintu masuk. Tujuannya meminta perusahaan membayar utang
honor para ketua adat maupun ketua marga yang nilainya lebih Rp200 juta.

Juru bicara masyarakat dari Kampung Boepe, Robert Amos Ndiken, mengatakan kesepakatan di lembaga DPRD
Merauke untuk dilakukan revisi MoU tidak dipersoalkan masyarakat pemilik ulayat.

Namun paling utama yang mereka inginkan adalah saat pertemuan, perusahaan membayar honor para ketua
marga dan ketua-ketua adat. Karena itu menjadi tuntutan utama.“Memang sudah beberapa bulan puluhan
masyarakat dari Kampung Boepe berada di kota memperjuangkan apa yang menjadi haknya, tetapi sepertinya tidak
diresponi baik oleh PT Nutfa Marind-Papua,” katanya.

Sebagai ungkapan kekecewaan masyarakat memutuskan melakukan pemalangan kantor sekaligus melarang
aktivitas perusahaan mengelola HTI di Kampung Boepe.

Masyarakat, lanjut dia, sudah berulang kali berjuang agar perusahaan menyelesaikan pembayaran yang telah
disepakati secara tertulis ketika mulai beroperasi beberapa tahun silam.

“Kami melihat pihak perusahaan selalu berkelit dan tidak ada niat baik melakukan pembayaran sehingga disepakati
melakukan pemalangan kantor dengan memasang sasi, itu artinya segala aktivitas, baik di kantor perusahaan
maupun di lokasi tidak boleh berjalan terlebih dahulu,” ujarnya.
Menurutnya, masyarakat sudah terlalu baik selama ini. Mereka tidak melakukan hal-hal yang mengganggu aktivitas
perusahan di Boepe. Namun ketika yang diminta tak direspons pemalangan kantor menjadi solusi paling tepat.

Ia mengatakan pihaknya telah siap dengan segala resiko. Jikla polisi datang ke lokasi pemalangan perlu dibicarakan
dulu. Tidak serta merta langsung membuka palang begitu saja.

“Kami mempunyai aturan adat di mana kalau belum ada pembayaran oleh perusahaan, sasi tak boleh dicabut,”
ujarnya.

Ketua DPRD Merauke, Benjamin Latumahina, mengatakan dalam pertemuan sempat terjadi ketegangan antara
masyarakat dengan pihak perusahaan, karena masyarakat menginginkan honor ketua adat dan ketua marga harus
diselesaikan.

“Saya memahami apa yang menjadi keinginan dan harapan masyarakat, namun ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan, termasuk revisi terhadap sejumlah poin dalam MoU antara perusahaan dengan pemilik ulayat,”
katanya.Dalam pertemuan itu telah ada kesepakatan bersama, d mana Pemerintah Kabupaten Merauke bersama
perusahaan serta utusan masyarakat adat melakukan perbaikan kembali isi MoU.

“Itu disepakati bersama dan DPRD Merauke memberikan batas waktu hingga dua minggu ke depan di mana
sejumlah poin perlu direvisi kembali sehingga apa yang menjadi hak masyarakat segera mungkin diselesaikan
perusahaan,” ujarnya.

Wakil Ketua DPRD Merauke, Dominikus Ulukyanan, menambahkan pihaknya mengambil langkah mempertemukan
semua pihak, termasuk perusahaan di ruangan rapat dewan karena adanya surat MoU yang dibuat dan disepakati.

Dalam salah satu poin surat tersebut tercantum pembayaran honor para ketua marga maupun ketua adat setiap
bulan, masing-masing Rp1,5 juta untuk ketua marga dan Rp1 juta untuk ketua adat.

Dari pengaduan masyarakat ternyata selama 15 bulan honor ketua adat dan ketua marga belum dibayar
perusahaan.“Saya kira kita harus selesaikan bersama dalam ruangan sidang dewan sehingga menjadi lebih jelas,”
katanya.

Apalagi, menurutnya, dari pengakuan masyarakat, mereka sudah tiga bulan berada di kota memperjuangkan hak
mereka, namun tak kunjung direspons perusahaan.

“Kami sebagai wakil rakyat mempunyai tugas dan tanggung jawab membela serta memperjuangkan apa yang
menjadi hak masyarakat yang tak kunjung diperhatikan perusahaan, setelah kegiatan investasi sudah berjalan,”
katanya.
2 Juli 2019

Pembangunan Pelabuhan Warnasari, PT PCM Gandeng Tiga Investor Baru


CILEGON, (KB).- PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) telah resmi menggandeng tiga investor baru. Ketiga
investor tersebut adalah PT Akar Kaniis Indonesia (AKI), PT U Connectivity Services (UCS) dan PT Duta Tong
Yang Indonusa.

Jalinan kerja sama ini diikat dalam penandatanganan nota kesepahaman bersama atau Memorandum of
Uderstanding (MoU). Bersama PT AKI, MoU dilaksanakan di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat (28/6/2019).
Sementara dengan PT UCS dan PT Duta Tong Yang Indonesia, dilakukan dua pekan sebelumnya.

Informasi yang berhasil diperoleh, fokus kerja sama dengan PT AKI adalah pembangunan fasilitas penunjang
Pelabuhan Warnasari. Yakni pengelolaan lahan seluas 35 hektare yang diperuntukkan sebagai pergudangan,
penimbunan, dan fasilitas bahan bakar minyak (BBM).

Sementara dengan apt UCS dan PT Duta Tong Yang Indonusa, terkait pembangunan dermaga dan trestle atau
jembatan dermaga seluas 10 hektare. Direktur Utama PT PCM Arief Rifai Madawi mengatakan, ini merupakan
hasil dari komunikasi intensif yang dilaksanakan pihaknya selama beberapa bulan terakhir.

“Selama beberapa bulan berkomunikasi, akhirnya kami menjalin kesepakatan. Bersama PT AKI terkait
pengelolaan lahan 35 hektare, dengan PT UCS dan PT Duta terkait pembangunan pelabuhan 10 hektare-nya,”
katanya, Senin (1/7/2019).

Namun pihaknya belum membahas secara mendalam terkait kerja sama yang telah terjalin. Khususnya dalam
hal pembagian hak dan kewajiban antara kedua belah pihak.

“Sekali pun pada saat penjajakan telah kami sampaikan pola sharing profit, namun hal itu masih perlu dikaji
komprehensif lewat tim yang dibentuk. Jadi nanti kami kaji berapa besar investasi, FS, DED, dan sebagainya
lewat tim legal yang dibentuk,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Operasional dan Komersil PT PCM Akmal Firmansyah mengatakan, ketertarikan
investor lebih mempertimbangkan pada lokasi Warnasari yang strategis. Khususnya PT Duta Tong Yang
Indonusa yang melihat Warnasari berada di antara PT Lotte Chemical Indonesia dan PT Krakatau Posco.

“Perusahaan ini melihat Warnasari berada di segitiga perusahaan Korea. Berhubung PT Duta Tong Yang
Indonusa pun merupakan perusahaan Korea,” tuturnya.

Mengenai perizinan sisi laut di Kementerian Perhubungan, kata Akmal, saat ini masih dalam proses. Katanya,
Kemenhub merespons positif kerja sama yang dijalin dengan para investor.

“Kemarin sudah ke Kemenhub, pada intinya kami diterima Dirjen Hubla. Mereka akan mengeluarkan izin surat
penugasan dimulai pembangunan pelabuhan. Memang ada perhatian dari Kemenhub, karena ini investasi yang
cukup besar, kami harus hati-hati. Penekannya lebih kepada market,” ucap Akmal.
1 Februari 2020

Pembangunan Pelabuhan Warnasari, PT PCM Lirik Anak Perusahaan KS


CILEGON, (KB).- PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) tampaknya akan menyampingkan PT Duta Tong Yang
Indonesia, investor dari Korea Selatan, untuk kepentingan pembangunan Pelabuhan Warnasari.

Karena, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemerintah Kota Cilegon tersebut, melirik PT Krakatau Bandar
Samudera (KBS), anak perusahaan PT Krakatau Steel (KS) yang bergerak di bidang kepelabuhan.

Bahkan, kabarnya PT PCM dan PT KBS telah menjalin kesepahaman yang dituangkan dalam memorandum of
understanding (MoU), di salah satu hotel di Tangerang, Rabu (29/1/2020) lalu. Kini sedang dipersiapkan tindak
lanjut dari MoU tersebut, yakni tentang perjanjian kerja sama kedua belah pihak.

“Kemarin itu sifatnya hanya pemahaman bersama, itu kan perlu ditindaklanjuti dengan kerja sama. Untuk
persoalan teknis kerja sama, itu akan menjadi pembahasan berikutnya,” kata Direktur Utama PT PCM Arief
Rivai Madawi saat ditemui di ruang rapat PT PCM, Kamis (30/1/2020).

Menurut dia, dipilihnya PT KBS, karena perusahaan tersebut, memiliki visi yang sama, yakni memperluas bisnis
layanan kepelabuhanan serta menjalin kerja sama saling menguntungkan.

“Jika dengan investor satu tidak ada kejelasan, lebih baik lirik investor yang punya visi yang sama,” ujarnya.

Ia menuturkan, sejumlah poin yang disetujui dalam MoU, di antaranya pembagian saham kepemilikan harus
mayoritas milik Pemkot Cilegon serta pola kerja sama kedua belah pihak berupa kerja sama operasional (KSO).

“Waktu itu sudah disampaikan, terkait kepemilikan saham harus minimal 51 persen Pemkot Cilegon dan 49
persen PT KBS. Itu sudah disepakati,” ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, PT PCM sebelumnya telah menggandeng tiga investor baru, yakni PT Akar Kaniis
Indonesia (AKI), PT U Connectivity Services (UCS), dan PT Duta Tong Yang Indonusa.

Fokus kerja sama dengan PT AKI, adalah pembangunan fasilitas penunjang Pelabuhan Warnasari, yakni
pengelolaan lahan seluas 35 hektare yang diperuntukkan sebagai pergudangan, penimbunan, dan fasilitas
bahan bakar minyak (BBM).

Sementara, dengan PT UCS dan PT Duta Tong Yang Indonusa, terkait pembangunan dermaga dan trestle atau
jembatan dermaga seluas 10 hektare.

Terkait hal tersebut, Direktur Operasional dan Komersil PT PCM Akmal Firmansyah mengatakan, PT Duta Tong
Yang Indonusa selaku perusahaan asing tidak dapat melanjutkan kerja sama dengan perusahaannya. Hal
tersebut, karena adanya kendala dalam hal perizinan di Korea Selatan.“Ini kan kerja sama antarnegara, jadi
harus ada izin dari kedua pemerintah. Sementara, PT Duta Tong Yang Indonusa terganjal perizinan dari Korea
Selatan,” tuturnya.

Di sisi lain, kata dia, kerja sama dengan PT KBS bisa berkembang lebih jauh. Menurut dia, ada kemungkinan
untuk PT PCM juga memiliki saham di PT KBS.

“PT KBS kan mau IPO. Makanya, kalau Pemkot Cilegon menanam saham lewat PT PCM untuk KBS, berarti PT
PCM menjadi pemilik saham PT KBS,” ujarnya.
19 Agustus 2019

Pembangunan Pelabuhan Warnasari, PT PCM Tunggu Rekomendasi Pemprov Banten

CILEGON, (KB).- PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) menunggu rekomendasi Pemerintah Provinsi
(Pemprov) Banten untuk membangun Pelabuhan Warnasari. Rekomendasi diperlukan terkait ruang pesisir yang
tercantum dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang Zona Wilayah Peisir dan Pulau-pulau Kecil (RZW2K).

Diketahui, saat ini, Pemprov Banten bersama DPRD Provinsi Banten sedang membahas rancangan Perda
RZW2K. Saat ini, Pemprov Banten sudah membuat area-area kewenangan laut dari nol mill hingga 12 mil.

Kewenangan-kewenangan tersebut, terbagi ke dalam 14 poin, di antaranya zona industri 760 hektare dan
pertambangan pasir laut 46.623 hektare.

Wali Kota Cilegon Edi Ariadi mengatakan, sudah mendapatkan dukungan penuh dari Menteri Perhubungan Budi
Karya Sumadi terkait perizinan Pelabuhan Warnasari. Sayangnya, pihaknya juga membutuhkan rekomendasi
dari Pemprov Banten terkait ruang pesisir tersebut.

“Beberapa hari lalu sudah bertemu dengan pak Menhub (Budi Karya Sumadi) di Jakarta. Pemerintah Pusat siap
bantu, asalkan rekomendasi dari gubernur ada. Salah satu yang akan dibantu, dengan memberikan izin pandu
dan izin tunda,” katanya, akhir pekan lalu.

Terkait hal tersebut, dia menuturkan, akan segera berkoordinasi dengan Gubernur Banten Wahidin Halim. Hal
tersebut untuk membahas rekomendasi ruang pesisir di Pemprov Banten. “Nanti ada pertemuan. Tunggu saja,”
ujarnya.

Sementara itu, Direktur SDM dan Umum PT PCM Arief Rivai Madawi mengatakan, jika pemerintah baik pusat
maupun daerah telah mendukung pembangunan Pelabuhan Warnasari.

“Saya kira gak ada hambatan atau ganjalan untuk merealisasikan pembangunan Pelabuhan Warnasari.
Pemerintah Pusat sudah positif bantu kok,” ucapnya.

Ia menuturkan, jika pembangunan Pelabuhan Warnasari ditargetkan akan segera dibangun pada 2020.

“Mudah-Mudahan 2020 sudah proses pembangunan. Karena, Pemerintah Pusat akan membantu proses
perizinan pelabuhan. RIP (rancangan induk pelabuhan) ada di pak gubernur (Wahidin Halim), tinggal kami saja
melakukan audiensi dengan pak gubernur untuk membahas hal tersebut,” tuturnya.
Selasa, 4/02/2020 15:11:11

Depak OOG, Perusahaan Uni Emirat Arab Calon Kuat Mitra Pertamina Garap Kilang Bontang
JAKARTA – PT Pertamina (Persero) memutuskan kembali melakukan seleksi mitra dalam pembangunan
Kilang Bontang, salah satu dari enam proyek kilang bagian dari proyek strategis nasional. Sejatinya,
Pertamina bermitra dengan Overseas Oil and Gas LLC (OOG) asal Oman.

Ignatius Tallulembang, Direktur Mega Proyek dan Petrokimia Pertamina, mengungkapkan saat ini posisi
Pertamina sudah terbuka untuk kembali mencari partner.

“Kami open, Oman sudah tidak (nggak dilanjutkan). Iya (open partner lagi),” kata Tallulembang ditemui di
Gedung DPR/MPR, Senin (3/2).

Pertamina telah menandatangani perjanjian Framework Agreement dengan OOG Oman pada 2018.
Hanya saja berdasarkan dokumen tentang rencana pembangunan kilang, masa Framework Agreement
telah habis pada 2019.

Heru Setiawan, Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Resiko Pertamina saat dikonfirmasi
mengakui telah melaporkan perkembangan progress pembangunan Kilang Bontang kepada pemerintah.

“Kami sampaikan adanya kendala terkait diskusi ada beberapa hal yang belum terlaksana. Masalah lahan
ada, macam-macam pokoknya,” kata Heru kepada Dunia Energi.

OOG sebelumnya telah menandatangani Momerandum of understanding (MoU) dengan dua perusahaan
lokal sebagai partner yaitu PT Meta Epsi, perusahaan teknik, pengadaan dan konstruksi serta PT
Sanuharta Mitra perusahaan dalam bidang pengembangan properti dan hotel. Keduanya nanti akan
menggarap fasilitas penunjang out side batery limit (EPC OSBL).

Isyarat didepaknya OOG sebagai mitra Pertamina dalam pembangunan kilang Bontang sudah pernah
disampaikan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi.

Menurut Luhut, penggantian mitra usaha sangat mungkin dilakukan berhubung pemerintah saat ini
mendorong percepatan pembangunan berbagai infrastruktur kilang Pertamina. Salah satu kandidat yang
bisa menggantikan OOG adalah perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA).

“Oman kami mau gantikan mungkin dengan Abu Dhabi (UEA). Sangat bisa (ganti mitra),” kata Luhut,
beberapa waktu lalu.

Dalam road map pembangunan kilang, Pertamina menjadwalkan Kilang Bontang rampung pada 2026
dengan total investasi antara US$10 miliar-US$15 miliar.

OOG ditetapkan Pertamina sebagai pemenang dalam tender pembangunan Kilang Bontang pada Januari
2018. Tidak seperti pembangunan kilang lainnya, Pertamina hanya mendapatkan porsi saham sebesar
10% sementara OOG mencapai 90%.(RI)

Anda mungkin juga menyukai