Anda di halaman 1dari 65

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR

PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

PT. RAMA MITRA merupakan Konsultan Nasional yang senantiasa


berperan serta mendukung program pembangunan baik di tingkat pusat
maupun di tingkat daerah.

PT. RAMA MITRA berdiri dengan dilandasi oleh idealisme para


profesional yang menyadari bahwa tantangan pembangunan nasional
yang semakin berat dan kompleks hanya bisa dihadapi dengan sikap
profesional pula, dengan memadukan unsur-unsur waktu, dana dan
segala sumber daya yang ada secara optimal.

Jasa konsultansi yang mampu kami lakukan meliputi aspek yang luas dan
didukung oleh personil yang handal dari berbagai bidang keahlian.
Namun untuk saat ini kami menitik beratkan jasa kami dalam bidang bidang yang berkaitan dengan bidang-bidang : Studi ketehnikan ( energi
termasuk elektrikal dan migas, geologi, hidrologi, mekanikal dll), bidang
studi umum (sosial, ekonomi, manajemen, pertanian, industri,
lingkungan hidup, tansportasi dll), bidang perencanaan dan pengawasan
(Planologi, arsitektur dan sipil).

Kami menyadari keterbatasan yang ada pada kami, namun hal itu
tidaklah merupakan kendala untuk terus berkembang. Dengan modal
sumber daya manusia yang profesional dan qualified serta tekad yang
mantap, kami tetap berharap dapat menyumbangkan sesuatu yang
berharga bagi Nusa dan Bangsa.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 1

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

1.

Nama Perusahaan

: PT. RAMA MITRA KONS

2.

Nama Direktur

: Ir. Purwanto

3.

Alamat Kantor

: Jl. Rukan Exclucive Radin Inten


Kav. 19,
Jl. Radin Inten II No. 80 Duren Sawit,
Jakarta Timur

4.

Nomor Telepon

: (021) 29065178

5.

Nomor Faksimili

: (021) 29065164

6.

E-Mail Address

: ramamitra44@yahoo.com

7.

Akte Pendirian

Notaris

: Ny RATNA KOMALA KOMAR

Nomor

: 121

Tanggal

: 23 08 1999

Akte Perubahan

Notaris

: Sigit Siswanto, SH

Nomor

: 8

Tanggal

: 18 Nop 2002

Pengesahan Kehakiman

8.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 2

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

9.

2014

Nomor

: W8-02722 HT.01.01.TH2007

Tanggal

: 22 April 2004

N.P.W.P

: No. 02.617.107.4-008.000

P.K.P

: PEM-00816/WPJ.20/KP.0903/2010
Tanggal 13 April 2010

10. T.D.P

: No. 09.03.1.74.030148

11. I.U.J.K.

: No. 1-900276-3172-3-01063
: No. 1-900276-3172-1-01063

12. INKINDO

: No. 10317/P /2076.DKI

13. BANK

: Bank Mandiri
Kantor Cabang Jakarta Pasar Minggu

Sehubungan dengan tekad kami untuk mendukung pemerintah dalam


melaksanakan pembangunan, kami menyediakan layanan jasa konsultansi
baik untuk jasa-jasa Konstruksi maupun Non-Konstruksi.
1. Jasa-jasa Bidang Konstruksi
a. Sub Bidang Pekerjaan
Sub bidang pekerjaan untuk jasa-jasa bidang konstruksi
adalah sebagai berikut :

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 3

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

Pekerjaan Elektrikal,

2014

yang mencakup bidang-bidang

sebagai berikut :

Instalasi Listrik dan Penangkal Petir.

Instalasi

Pembangkit

Jaringan

Transmisi

dan

Distribusi.

Jaringan Telekomunikasi

Sentral Telekomunikasi

Telekomunikasi dan Sarana Bantu Navigasi

Sinyal dan Telekomunikasi Kereta Api

Pekerjaan Mekanikal,

yang mencakup bidang-bidang

sebagai berikut :

Instalasi

Tata

Udara,

Lift/Eskalator,

Utilitas/Plumbing, dan Isolasi Termal/Suara.

Instalasi Minyak, Gas dan Geothermal.

Pekerjaan

Mekanikal

untuk

Industri

dan

Ketenagakerjaan.
Pekerjaan Arsitektural, yang mencakup bidang-bidang
sebagai berikut :

Arsitektural Bangunan Telekomunikasi, Gedung dan


lain-lain.

Arsitektur Interior dan Lansekap.

Pekerjaan Sipil, yang mencakup bidang-bidang sebagai


berikut :

Prasarana Keairan.

Prasarana Transportasi.

Struktur

Bangunan

Telekomunikasi,

Gedung

lain-lain.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 4

dan

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

Pekerjaan Tata Lingkungan,

2014

yang mencakup bidang-

bidang sebagai berikut :

Analisa mengenai Dampak Lingkungan.

Teknik Lingkungan.

Pengembangan Kota dan Wilayah.

b. Lingkup Layanan
Lingkup layanan untuk jasa-jasa bidang konstruksi adalah
sebagai berikut :
Perencanaan Konstruksi,

yang mencakup bidang-

bidang sebagai berikut :

Jasa survey.

Studi Perencanaan Umum dan Studi Mikro Lainnya.

Studi Kelayakan.

Jasa

Perencanaan

Teknik,

Operasi

dan

Pemeliharaan.

Jasa Bantuan Teknik.

Jasa Penelitian.

Jasa Manajemen Konstruksi dan Manajemen Proyek.

Pengawasan Konstruksi,

yang mencakup bidang-

bidang sebagai berikut :

Jasa Inspeksi dan Supervisi.

Jasa Manajemen Konstruksi dan Manajemen Proyek.

2. Jasa-jasa Bidang Non Konstruksi


a. Lingkup Layanan

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 5

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Lingkup layanan untuk jasa-jasa bidang non konstruksi


adalah sebagai berikut :
Jasa survey
Studi Makro
Studi Kelayakan.
Perencanaan Umum dan Studi Mikro lainnya.
Konsultansi Operasi, Pemeliharaan dan Rehabilitasi.
Jasa Bantuan dan Nasehat Teknis.
Jasa Penelitian, Teknologi dan Sistem Informasi.
Jasa Perencanaan Sistem Informasi.
Pelatihan Pelatihan dan Pengembangan SDM.
Konsultansi Manajemen dan Inspeksi Teknik.

b. Sub Bidang Pekerjaan


Sub

bidang

pekerjaan

untuk

jasa-jasa

bidang

non

konstruksi adalah sebagai berikut :


Bidang Pengembangan Pertanian dan Perdesaan, yang
mencakup bidang-bidang sebagai berikut :

Prasarana

Sosial

dan

Pengembangan/Partisipasi

Masyarakat.

Peternakan, Kehutanan dan Perikanan.

Bidang

Telematika,

yang

mencakup

bidang-bidang

sebagai berikut :

Aplikasi Komputer dan Komunikasi.

Bidang Telematika lainnya.

Bidang

USULAN TEKNIS

Perindustrian

dan

Perdagangan,

PT.RAMA MITRA KONS

Page 6

yang

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

mencakup bidang-bidang sebagai berikut :

Perindustrian.

Hasil-hasil

Industri,

Pola

Perdagangan

dan

Pemasaran.

Agroindustri.

Sub Bidang Perindustrian dan Perdagangan Lainnya.

Bidang Pertambangan dan Energi,

yang mencakup

bidang-bidang sebagai berikut :

Ekonomi dan Konservasi Energi.

Minyak dan Gas.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 7

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Tabel berikut adalah daftar pengalaman selama 10 (Sepuluh) tahun terakhir


PT. RAMA MITRA KONS pada pekerjaan pelayanan Jasa Konsultansi sesuai
dengan lingkup layanan yang dimiliki dari berbagai Instansi pengguna jasa baik
Instansi Pemerintah maupun swasta di seluruh wilayah Indonesia. Gambaran
yang lebih detail dari pengalaman PT. RAMA MITRA KONS selama 10 (Sepuluh)
tahun terakhir akan diuraikan pada Data Teknis.

Adapun Tabel Daftar

Pengalaman Kerja 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir, sebagai berikut

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 8

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Tabel berikut adalah daftar Uraian pengalaman selama 10 (Sepuluh) tahun


terakhir PT. RAMA MITRA KONS pada pekerjaan pelayanan Jasa Konsultansi
sesuai dengan lingkup layanan yang dimiliki dari berbagai Instansi pengguna
jasa baik Instansi Pemerintah maupun swasta di seluruh wilayah Indonesia.
Gambaran yang lebih detail dari uraian pengalaman PT. RAMA MITRA KONS
selama 10 (Sepuluh) tahun terakhir akan diuraikan pada Data Teknis. Adapun
Tabel Daftar Pengalaman Kerja 10 (Sepuluh) Tahun Terakhir, sebagai berikut:

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 9

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

1. Tanggapan Terhadap Latar Belakang


Konsulatan sudah memahami latar belakang dari Kegiatan Analisa Dampak
(Positif dan Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral
Komoditas Tembaga, Timbal dan Seng dalam Kerangka Acuan Kerja ini, dan
Konsultan mendukung diadakannya kegiatan tersebut. Pelaksanaan Analisa
Dampak (Positif dan Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan
Mineral diperlukan karena dengan demikian dapat diperoleh gambaran
mengenai dampak pelaksanaan peningkatan nilai tambah mineral melalui
kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian mineral terutama dari sektor
penerimaan negara dan daerah, investasi, hukum, lingkungan dan dampak
sosial terhadap masyarakat pertambangan..

2. Tanggapan Terhadap Maksud dan Tujuan Kegiatan


Konsultan memahami dan mendukung dengan baik maksud Kegiatan Analisa
Dampak (Positif dan Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 10

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Mineral Komoditas Tembaga, Timbal dan Seng yang akan dilaksanakan ini
yaitu adanya analisa dan evaluasi terhadap dampak pelaksanaan peningkatan
nilai tambah mineral melalui identifikasi analisa dampak (positif dan negatif)
kebijakan hilirisasi sektor pertambangan mineral komoditas tembaga
sehingga memberikan data kuantitatif dan kualitatif dampak pelaksanaan
peningkatan nilai tambah mineral melalui kegiatan pengolahan dan/atau
pemurnian mineral terutama dari sektor penerimaan negara dan daerah,
investasi, hukum, lingkungan dan dampak sosial terhadap masyarakat
pertambangan.

3. Tanggapan Terhadap Sasaran


Konsultan memahami sasaran yang ditetapkan dari Kegiatan Analisa Dampak
(Positif dan Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral
Komoditas Tembaga, Timbal dan Seng ini yaitu tersedianya laporan analisa
dan evaluasi dampak dampak pelaksanaan peningkatan nilai tambah mineral
melalui kegiatan pengolahan dan/atau pemurnian mineral komoditas
tembaga, timbal dan seng di dalam negeri. Konsultan mendukung pencapaian
sasaran tersebut melalui pelaksanaan kegiatan secara baik dan sesuai
tahapannya baik konten maupun waktu pelaksanaan.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 11

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

4.

2014

Tanggapan Terhadap Ruang Lingkup


Konsultan telah memahami ruang lingkup Kegiatan Analisa Dampak (Positif
dan Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas
Tembaga, Timbal dan Seng ini dan Konsultan akan melaksanakan dengan
baik setiap tahapan tersebut, sehingga dapat memperlancar pencapaian
maksed, tujuan, dan sasaran kegiatan.

5. Tanggapan Terhadap Lokasi


Konsultan memahami adanya penetapan lokasi Kegiatan Analisa Dampak
(Positif dan Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral
Komoditas Tembaga, Timbal dan Seng yaitu Provinsi Papua, Provinsi Nusa
Tenggara Barat, dan Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut tentu diperlukan
dalam rangka pengumpulan data-data yang dibutuhkan dalam kegiatan ini
dan Konsultan akan melaksanakan proses pengumpulan data tersebut
secara efektif dan efisien.

6.

Tanggapan Terhadap Jadwal Pelaksanaan


Jadwal pelaksanaan Kegiatan Analisa Dampak (Positif dan Negatif)
Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas Tembaga,

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 12

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Timbal dan Seng ini sudah dipahami oleh Konsultan dan akan dijalankan
setiap rincian tahapan tepat waktu, sehingga kegiatan berjalan baik dan
lancar sesuai yang diinginkan pemberi kerja.

7.

Tanggapan Terhadap Personil


Konsultan memahami dibutuhkannya tenaga ahli baik utama maupun
penunjang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam kegiatan ini dan
Konsultan memenuhinya sesuai keinginan pemberi kerja baik secara
kuantitas maupun kualitas.

8.

Tanggapan Terhadap Fasilitas Pendukung


Konsultan memahami diperlukannya fasilitas pendukung dalam Kegiatan
Analisa

Dampak

(Positif

dan

Negatif)

Kebijakan

Hilirisasi

Sektor

Pertambangan Mineral Komoditas Tembaga, Timbal dan Seng sebagai


bagian untuk membantu kelancaran pelaksanaannya.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 13

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

USULAN TEKNIS

Page 14

PT.RAMA MITRA KONS

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

1. DASAR HUKUM
a.

Undang Undang No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan


Batubara.

b.

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan


Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

c.

Peraturan Menteri ESDM No. 7 Tahun 2012 juncto Permen ESDM


No.11/2012 juncto Permen ESDM No.20/2013 tentang Peningkatan
Nilai Tambah Mineral dengan Pengolahan dan Pemurnian Mineral.

d.

Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 18 Tahun


2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral.

2. KONSEP KAJIAN
Pentingnya peningkatan nilai tambah dari pemanfaatan mineral
nasional telah menjadi kesadaran bersama berbagai pihak dewasa ini. Pada
tingkat normatif Pasal 33 UUD 45 telah mengamanatkan penguasaan

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 15

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

kekayaan mineral oleh negara untuk kemakmuran rakyat. Meskipun


demikian,

pada

tataran

yang

lebih

operasional

terdapat

berbagai

pandangan tentang bagaimana mengimplementasikan cita-cita tersebut.


Menurut Pasal 93 PP 23 tahun 2010 mengenai Pelaksanaan Kegiatan
Pertambangan

Mineral

dan

Batubara

dinyatakan

bahwa

kegiatan

peningkatan nilai tambah dapat dilaksanakan secara langsung ataupun


bekerjasama dengan perusahaan pemegang IUP dan IUPK. Dengan kebijakan
ini diharapkan terjadi peningkatan nilai tambah dan produk jadi yang lebih
besar daripada ekspor produk mentah. Diharapkan pula mendorong
investasi baru di sektor pengolahan dan pemurnian konsentrat. Kebijakan
ini diharapkan pula meningkatkan ketersedian bahan baku industri,
penyerapan tenaga kerja dan peningkatan Penerimaan Negara.
Upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah pengolahan
mineral melalui UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan
Batubara dan Permen ESDM No. 7 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai
Tambah Mineral dilakukan dengan adanya kewajiban pengolahan dan/atau
pemurnian mineral logam tentunya akan memberikan dampak baik positif
dan negatif bagi kegiatan pengusahaan pertambangan di Indonesia. Untuk
mendorong

pengembangan

industri

manufaktur

dalam

negeri,

meningkatkan daya saing produk hilirisasi tambang di pasar regional dan


global atau secara umum meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara dan

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 16

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

masyarakat merupakan nilai positif dari peningkatan nilai tambah. Disisi


lain, kewajiban pengolahan dan/atau pemurnian mineral logam tersebut
juga akan memberikan dampak negatif baik yang bersifat sementara atau
jangka panjang bagi kegiatan pengusahaan pertambangan di Indonesia
terutama dari sektor penerimaan negara dan daerah, investasi, hukum,
lingkungan dan dampak sosial terhadap masyarakat pertambangan.

2.1 Kontribusi Sumber Daya Alam dan Mineral Indonesia


Berdasarkan data yang dimiliki Indonesia Mining Asosiation (IMA),
Indonesia menduduki peringkat ke-6 terbesar untuk negara-negara yang
kaya akan sumber daya tambang. Sebagai gambaran, berdasarkan data
United States Geological Survey (USGS) atau Badan Survei Geologi Amerika
Serikat, cadangan emas Indonesia sekitar 2,3 persen dari cadangan emas
dunia. Dengan cadangan sebesar ini, Indonesia menduduki peringkat ke-7
yang memiliki potensi emas terbesar di dunia. Sedangkan, produksi emas
Indonesia sekitar 6,7 persen dari total produksi emas dunia dan menduduki
peringkat ke-6 di dunia.
Masih berdasarkan data USGS, untuk cadangan timah, Indonesia
menduduki peringkat ke-5 atau sebesar 8,1 persen dari cadangan timah
dunia. Sedangkan, produksi timah Indonesia menduduki peringkat ke-2
dengan besar produksi 26 persen dari jumlah produksi timah dunia. Adapun

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 17

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

cadangan tembaga Indonesia sekitar 4,1 persen dari cadangan tembaga


dunia dan menduduki peringkat ke-7. Produksi timah Indonesia mencapai
10,4 persen dari total produksi timah dunia dan merupakan peringkat ke2.Sementara itu, untuk nikel, cadangan nikel Indonesia sekitar 2,9 persen
dari cadangan nikel dunia, dan merupakan peringkat ke-8. Sedangkan,
produksinya sebesar 8,6 persen dari total produksi nikel dunia dan
merupakan peringkat ke-4 dunia.
Pada saat ini volume ekspor barang tambang mentah (raw material)
rata-rata mencapai 70 persen dari total produksi barang tambang di
Indonesia, dan 30 persen produksi tambang mineral di Indonesia yang sudah
diolah oleh pabrik smelter di dalam negeri (Direktur Jenderal Direktorat
Jenderal Mineral dan Batubara (Minerba) Kementerian ESDM Thamrin Sihite
dalam rapat dengar pendapat dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat
(DPR) RI). Tren naik ekspor raw material tersebut juga terekam dalam data
yang dilansir Kementerian Perdagangan. Hingga kuartal I/2013 saja, volume
ekspor produk mineral mentah telah mencapai 30,73 juta ton, meningkat
dari realisasi pada periode sama 2012 yang hanya 25,67 juta ton. Dari segi
nilai juga terjadi kenaikan 36,21 persen (year on year) senilai 1,38 miliar
dollar AS. Kementerian juga mencatat, pada periode itu peningkatan
ekspor terbesar ada pada bijih tembaga dan konsentratnya, yakni 91,4
persen menjadi 266.064,11 ton atau setara dengan 582,02 juta dollar AS.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 18

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Berikutnya ekspor bijih nikel dan konsentratnya naik 61,15 persen menjadi
15,97 juta ton senilai 467,35 dollar AS disusul bijih besi dan konsentratnya
naik 18,16 persen menjadi 4,1 juta ton atau setara 100,99 dollar AS.
Dilihat

dari

sisi

penerimaan

negara,

kegiatan

ekstraksi

dan

eksploitasi sumberdaya alam (SDA) telah memberikan peran penting dalam


pembiayaan pembangunan di Indonesia selama ini. Sebagai gambaran,
realisasi penerimaan negara dalam bentuk Pajak Dalam Negeri yang berasal
dari pajak penghasilan (PPh) Migas pada APBN 2007 adalah sebesar Rp 194,4
milyar dan mencapai Rp 298,2 milyar pada APBN 2010. Disamping
penerimaan dari sektor pajak, sektor SDA juga memberi kontribusi pada
penerimaan negara melalui komponen Penerimaan Negara Bukan Pajak
(PNBP). Penerimaan PNBP dari SDA pada tahun 2007 sebesar Rp132,9 milyar
dan mencapai 168,8 milyar pada tahun 2010.
Di samping memberi kontribusi kepada penerimaan pemerintah
pusat, kegiatan sektor SDA juga memberi kontribusi bagi pendapatan
pemerintah

daerah.

Sesuai

dengan

kebijakan

desentralisasi,

setiap

pemerintah daerah diberi wewenang untuk mengatur daerahnya sendiri.


Untuk

membangun

daerahnya

masing-masing,

pemerintah

daerah

mengandalkan penerimaan dalam APBD dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)


dan transfer pemerintah pusat dalam bentuk dana perimbangan. Demi
peningkatan PAD, pemerintah daerah umumnya berupaya meningkatkan

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 19

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

target penerimaan melalui sumber-sumber yang potensial. Untuk sektor


pertambangan, sumber PAD tersebut dapat berasal dari retribusi daerah,
seperti retribusi bahan galian C yang merupakan produk pertambangan dan
penggalian. Hingga saat ini belum tersedia informasi yang lengkap tentang
besarnya pendapatan daerah yang berasal dari sektor pertambangan.
Namun demikian dapat diduga bahwa sektor pertambangan dan penggalian
memberikan kontribusi yang cukup besar bagi perekonomian daerah.
Selain memberikan kontribusi terhadap penerimaan negara, kegiatan
ekonomi di sektor SDA, khususnya minerba, juga memberikan kontribusi
pada sektor riil perekonomian. Setiap peningkatan permintaan akhir
terhadap komoditas yang dihasilkan oleh sektor minerba dalam bentuk
konsumsi,

investasi,

pengeluaran

pemerintah

dan

ekspor-

akan

meningkatkan output perekonomian secara keseluruhan melalui mekanisme


pengganda output (output multiplier). Hal ini disebabkan kegiatan di
sektor minerba memiliki keterkaitan dengan sektor hulu (backward linkage)
dan sektor hilir atau pengolahan (forward linkage). Di samping itu, setiap
peningkatan

permintaan

akhir

dapat

mengakibatkan

peningkatan

kesempatan kerja (employment multiplier) dan pada gilirannya akan


mendorong peningkatan pendapatan rumah tangga (income multiplier).

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 20

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

2.2 Dasar Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Mineral


Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD 1945) Pasal
33 ayat (3), disebutkan bahwa seluruh kekayaan alam dimiliki oleh negara dan
dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Hal ini memberi arti
bahwa kekayaan sumber daya mineral yang ada di Indonesia, harus
dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan rakyat.
Dasar Hukum pengelolaan sumber daya alam menyatakan bahwa pada
pengelolaan lingkungan akan berhadapan dengan hukum sebagai sarana
pemenuhan kepentingan. Berdasarkan kepentingan-kepentingan lingkungan
yang bermacam-macam dapat dibedakan bagian-bagian hukum lingkungan:

Hukum Bencana (Ramperenrecht);

Hukum Kesehatan Lingkungan (Milieuhygienerecht);

Hukum tentang Sumber Daya Alam (Recht betreffende natuurlijke


rijkdommen) atau Hukum Konservasi (Natural Resources Law);

Hukum tentang Pembagian Pemakaian Ruang (Recht betreffende de


verdeling van het ruimtegebruik) atau Hukum Tata Ruang;

Hukum Perlindungan Lingkungan (Milieu beschermingsrecht)


Penjelasan tersebutmenunjukkan bahwa Hukum SDA merupakan bagian

dari Hukum Lingkungan.Menurut Rangkuti Hukum Lingkungan menyangkut


penetapan nilai-nilai (waardenbeoordelen), yaitu nilai-nilai yang sedang
berlaku dan nilai-nilai yang diharapkan diberlakukan di masa mendatang serta
USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 21

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

dapat disebut hukum yang mengatur tatanan lingkungan hidup. Dengan


demikian Hukum Lingkungan adalah hukum yang mengatur hubungan timbal
balik antara manusia dengan mahluk hidup lainnya yang apabila dilanggar dapat
dikenankan sanksi.
Melihat kondisi semakin tingginya ekspor raw material sekarang ini
memunculkan kebijakan baru dalam perundang-undangan pengelolaan sumber
daya alam yaitu tertuang dalam Undang-Undang Nomor 4 tahun 2009 tentang
pertambangan mineral dan batubara, termasuklah didalamnya kebijakan
tentang hilirisasi tambang, dimana mineral hasil tambang tidak boleh untuk
diekspor dalam bentuk barang mentah mulai tahun 2014.
Melaksanakan

progam

hilirisasi

industri

secara

substansial

dan

menumbuhkembangkannya bukan perkara mudah. Secara material, negeri ini


harus memiliki industri dasar yang kuat sebagai industri pendukung yang
mengolah bahan mentah menjadi bahan baku atau penolong atau barang
setengah jadi atau yang menghasilkan energi bagi keperluan industri. Dengan
demikian, hilirisasi perlu didukung oleh adanya industri dasar yang efisien.
Apalagi hilirisasasi industri yang diarahkan menghendaki tercapainyai tujuan
strategis, antara Iain mengurangi ketergantungan impor dan penguatan struktur
industri. Lalu secara ideal progam hilirisasi industri hanya akan terwujud dalam
jangka panjang bilamana pemerintah dapat mengembangkan kebijakannya
dalam dua area besar, yaitu kebijakan pengembangan industri dasar sebagai

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 22

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

industri

pendukung

dan

kebijakan

industri

2014

hilirnya

sendiri.

Selain itu, industri-industri dasar yang tumbuh harus bisa beroperasi pada skala
produksi yang optimal. Artinya bila kebutuhan di dalam negerinya sudah
terpenuhi, maka sebagian dari produksinya harus diperbolehkan untuk di
ekspor.

2.3 Kebijakan Program Hilirisasi Mineral


Sebagai komoditas tak terbarukan, komoditas tambang perlu dikelola
secara bijak dengan menerapkan prinsip berkelanjutan. Oleh karena itu,
pengelolaannya harus dilakukan seoptimal dan seefisien mungkin.
Peningkatan nilai tambah pertambangan juga erat kaitannya dengan
upaya peningkatan penerimaan negara dan pengembangan masyarakat
lokal. Dalam tiga tahun terakhir setelah UU No. 4 Tahun 2009 diterbitkan,
ekspor bijih mineral meningkat secara besar-besaran. Misalnya, ekspor bijih
nikel meningkat sebesar 800%, bijih besi meningkat 700%, dan bijih bauksit
meningkat 500%. Oleh karena itu, guna menjamin ketersediaan bahan baku
untuk pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri dan mencegah
dampak negatif terhadap lingkungan, maka mutlak diperlukan adanya
pengendalian ekspor bijih mineral.
Sehubungan dengan upaya untuk mewujudkan peningkatan nilai
tambah terutama untuk komoditas mineral, pada tanggal 16 Februari 2012

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 23

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

telah diterbitkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 07 tahun 2012 tentang


Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui Kegiatan Pengolahan dan
Pemurnian Mineral. Kemudian pada tanggal 16 Mei 2012 dilakukan
perubahan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri ESDM No, 11 tahun
2012. Penerbitan Peraturan tersebut yang sudah ditindaklanjuti dengan
Permendag Nomor: 29/M-DAG/PER/5/2012 tentang Ketentuan Ekspor
Pertambangan dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 75/PMK.011/2012
tentang Penetapan Barang Ekspor yang dikenakan Bea Keluar dan Tarif Bea
Keluar. Munculnya kebijakan tersebut merupakan upaya pemerintah untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga hilirisasi minerba dapat
dilaksanakan.
Walaupun kontribusi sektor minerba dalam paparan sebelumnya
terlihat cukup besar, namun sebenarnya sektor ini memiliki potensi
kontribusi yang lebih tinggi lagi jika terdapat nilai tambah yang lebih
melalui proses pengolahan di dalam negeri. Yang dimaksud dengan
peningkatan nilai tambah adalah pengolahan menjadi produk yang lebih
hilir sepanjang rantai nilai. Peningkatan nilai tambah melalui proses
pengolahan tersebut mewakili semangat dalam UU No 4 tahun 2009 yang
mengamanatkan

kegiatan

pertambangan

melakukan

peleburan

dan

pemurnian mineral dan Permen ESDM No. 7 Tahun 2012 yang mengharuskan
pengolahan dan pemurnian sampai tahap tertentu sebelum mineral dapat

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 24

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

diekspor. Selain meningkatkan nilai tambah, langkah ini juga memiliki


semangat keberpihakan dan pengembangan industri pengolahan dalam
negeri dan upaya untuk memanfaatkan kekayaan alam serta memberikan
perlindungan lebih kepada lingkungan. Keberpihakan pada industri dalam
negeri masih sangat dibutuhkan, salah satunya dalam bentuk tersedianya
sumber daya minerba yang dapat memperkuat industri nasional. Meskipun
demikian,

dalam

implementasinya

semangat

ini

mungkin

menemui

hambatan dan trade-off seperti menurunnya nilai produksi dan ekspor


pertambangan dalam jangka pendek dan ketidaksiapan industri hilir
domestik.
Di tengah berbagai kendala program hilirisasi industri tambang ini,
program tersebut pantang untuk dimundurkan, karena kebijakan ini sangat
penting dan strategis bagi Indonesia. Seiring gejolak yang saat ini sedang
menghantui perekonomian dalam negeri dimana defisit neraca perdagangan
luar negeri semakin lebar, nilai tukar rupiah yang semakin melemah
terhadap dollar Amerika (USS), dan indikator makro ekonomi yang
melemah, penundaan untuk menunda penghentian ekspor mineral mentah
di 2014 tidak boleh diakomodasi.
Volume ekspor barang tambang mentah rata-rata mencapai 70
persen dari total produksi barang tambang di Indonesia. Tren naik ekspor
raw material tersebut juga terekam dalam data yang dilansir Kementerian

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 25

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Perdagangan. Hingga kuartal I/2013 saja, volume ekspor produk mineral


mentah telah mencapai 30,73 juta ton, meningkat dari realisasi pada
periode sama 2012 yang hanya 25,67 juta ton. Dari segi nilai juga terjadi
kenaikan 36,21 persen (year on year) senilai 1,38 miliar dollar AS.
Kementerian juga mencatat, pada periode itu peningkatan ekspor terbesar
ada pada bijih tembaga dan konsentratnya, yakni 91,4 persen menjadi
266.064,11 ton atau setara dengan 582,02 juta dollar AS. Berikutnya ekspor
bijih nikel dan konsentratnya naik 61,15 persen menjadi 15,97 juta ton
senilai 467,35 dollar AS disusul bijih besi dan konsentratnya naik 18,16
persen menjadi 4,1 juta ton atau setara 100,99 dollar AS.
Hingga Januari 2013 terdapat 185 perusahaan yang telah dan akan
membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri.
Saat ini terdapat sembilan fasilitas pengolahan dan pemurnian yang
berpotensi untuk dibangun dengan rincian sebagai berikut:
Status Smelter

Jumlah

Pengolahan dan Pemurnian telah beroperasi

Pengajuan rencana pengolahan dan pemurnian sebelum Permen ESDM no 7/2012

24

Pengajuan rencana pengolahan dan pemurnian setelah ESDM no. 7/2012

154

Total

185

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 26

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

2.4 Regulasi Terkait Peningkatan Nilai Tambah Mineral


Salah satu tonggak utama regulasi minerba adalah UndangUndang
No. 4 Tahun 1999 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara. Dengan
demikian undang-undang ini mengatur sisi hulu, yaitu sisi pertambangan
minerba. Dalam undang-undang ini semangat untuk mendorong penciptaan
nilai tambah melalui pengolahan bahan mentah minerba bahkan telah
muncul dari sisi hulu. Dalam Pasal 102 disebutkan:
Pemegang IUP dan IUPK wajib meningkatkan nilai tambah sumber daya
mineral dan/atau batubara dalam pelaksanaan penambangan, pengolahan
dan pemurnian, serta pemanfaatan mineral dan batubara.

Selanjutnya Pasal 103 menjelaskan lebih lanjut mengenai kewajiban


peningkatan nilai tambah tersebut:
(1) Pemegang IUP dan IUPK Operasi Produksi wajib melakukan pengolahan
dan pemurnian hasil penambangan di dalam negeri.
(2) Pemegang IUP dan JUPK sebagaimana dirnaksud pasal ayat (1) dapat
mengolah dan memurnikan hasil penambangan dari pemegang IUP dan
IUPK lainnya. 11
(3)

Ketentuan

lebih

lanjut

mengenai

peningkatan

nilai

tambah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 102 serta pengolahan dan pemurnian

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 27

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

sebagaimana

dimaksud

pada

ayat

(2)

diatur

2014

dengan

peraturan

pemerintah.

Pemerintah tentu menyadari bahwa pembangunan fasilitas pengolahan


membutuhkan

waktu

dan

persiapan.

Oleh

karena

itu

untuk

mempersiapkan fasilitas pengolahan dan pemurnian hasil penambangan,


Pasal 170 menjelaskan:
Pemegang kontrak karya sebagaimana dimaksud dalam pasal 169 yang
sudah berproduksi wajib melakukan pemurnian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 103 ayat (1) selambat-lambatnya 5 (lima) tahun sejak
Undang-Undang ini diundangkan.

Undang-undang ini secara implisit mengharuskan penambang untuk


memiliki fasilitas peleburan dan pengolahan pada tahun 2014. Dalam
perkembangannya, undang-undang tersebut memerlukan dukungan dalam
bentuk peraturan yang lebih operasional di tingkat kementerian. Salah
satu tindak lanjut dari undang-undang ini adalah terbitnya Peraturan
Menteri ESDM No. 7 tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral
Melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral. Peraturan ini
memberikan ketentuan pengolahan dan pemurnian mineral minimum

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 28

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

sebelum suatu bahan mineral dapat diekspor. Dalam Pasal 13 ayat 1 diatur
secara khusus keharusan mengolah mineral untuk diekspor:
Pemegang IUP Operasi Produksi tembaga, IUPK Operasi Produksi tembaga,
dan IUP Operasi Produksi khusus untuk pengolahan dan/ atau pemurnian
tembaga serta IUP Operasi Produksi khusus untuk pengangkutan dan
penjualan yang menjual komoditas tambangtembaga, termasuk produk
samping atau sisa hasil pengolahan dan/atau pemurnian berupa lumpur
anoda dan tembaga telurid ke luar negeri wajib memenuhi batasan
minimum pengolahan dan/atau pemurnian komoditas tambang mineral
logam sebagaimana tercantum dalam

2.5 Dampak Kebijakan Hilirisasi Mineral


Hilirisasi sektor pertambangan merupakan upaya untuk meningkatkan
nilai kadar dari suatu bahan galian dan salah satu cara yang dilakukan
adalah dengan melakukan Pengolahan Bahan Galian. Pengolahan Bahan
Galian merupakan proses pemisahan mineral berharga dari mineral tidak
berharga (gangue), yang dilakukan secara mekanis, menghasilkan produk
yang kaya mineral berharga (konsentrat) dan produk yang mineralnya
berkadar rendah (tailing). Proses pemisahan ini didasarkan atas sifat fisik
mineral maupun sifat kimia fisika permukaan mineral dan diupayakan
menguntungkan.
USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 29

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Kebijakan hilirisasi industri mendorong agar semakin banyak proses


pengolahan barang mentah dilakukan di Indonesia, sehingga keuntungan
dalam bentuk penyerapan tenaga kerja, pendapatan pajak dan lain-lain
dinikmati oleh mereka yang berada di Indonesia. Studi mendalam
diperlukan untuk benar-benar mengukur besarnya potensi keuntungan dari
program hilirisasi industri. Namun demikian contoh sederhana manfaat
hilirisasi industri dapat terlihat dari ekspor bijih tembaga, di mana
jika menjual bijih tembaga, maka jumlah tenaga kerja yang diperlukan
serta pendapatan pajak yang diperoleh hanya sedikit saja, namun jika
menjual tembaga yang sudah diproses, maka jumlah tenaga kerja yang
terserap dan pendapatan pajak akan jauh lebih tinggi. Selisih nilai tambah
tersebut akan gagal ikut bersirkulasi dalam sistem ekonomi kita, jika
masih mengandalkan struktur ekonomi tradisional yakni hanya mengekspor
bahan mentah. Jika program hilirisasi industri berhasil diberlakukan, maka
secara jangka menengah dan panjang dampak positifnya tidak hanya
meningkatkan
mengurangi

pertumbuhan
defisit

ekonomi,

perdagangan

dan

tetapi

juga

menjaga

nilai

akan

mampu

Rupiah

yang

belakangan fluktuatif terhadap dolar Amerika Serikat.


Namun pemberlakuan hilirisasi mineral membutuhkan investasi tinggi,
termasuk ketersediaan energi yang besar, seperti pembangunan smelter
(fasilitas pengolah barang tambang mentah menjadi bernilai tambah)

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 30

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

tentu membutuhkan investasi besar. Selain itu smelter untuk tembaga,


besi, nikel, dan emas terkenal sangat

boros energi.

Diperlukan

harmonisasi antar berbagai kebijakan, terutama kebijakan di sektor


investasi, ekspor, perbankan, transportasi, energi, termasuk fiskal agar
produsen energi lebih tertarik untuk menjual mineral ke dalam negeri
untuk menjamin ketersediaan pasokan energi. Seluruh investasi dan
besarnya energi itu akan terbayar dengan hasil yang besar pula, tidak
hanya bagi pengusaha selaku eksportir namun juga bangsa yang pada
gilirannya berdampak positif bagi rakyat. Untuk perusahaan, hilirisasi
industri biaya produksi justru akan menurun karena akan terdapat potensi
penghematan luar biasa salah satunya biaya transportasi, misalnya biaya
transportasi untuk mengekspor bijih tembaga atau emas, sudah pasti jauh
lebih mahal daripada biaya untuk mengangkut emas dan tembaga
batangan. Indonesia sebagai negara penghasil mineral dengan cadangan
yang cukup besar, juga akan dimudahkan dengan biaya mengangkut energi
yang lebih murah jika fasilitas smelter ada di dalam negeri, bukan di luar
negeri.
Masih berlangsungnya praktik pungutan liar terhadap pelaku
industri, sulitnya pembebasan lahan industri, korupsi dan lain-lain, maka
secara realistis akan sulit mewujudkan hilirisasi industri. Pemerintah juga
perlu memberikan kepastian hukum dalam investasi bidang industri,

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 31

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

karena selama ini investasi yang diperlukan untuk mendukung hilirisasi


industri seperti pembangunan smelter, yakni investasi jangka panjang
bernilai miliaran rupiah. Tanpa adanya insentif dan kepastian hukum maka
para investor akan enggan berinvestasi. Selain itu, kebijakan hilirisasi
yang tidak terkelola baik memungkinkan untuk terjadinya potensi
penurunan pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah penghasil
komoditas mineral yang dampak dari turunnya NTB yang dihasilkan oleh
sektor Pertambangan dan Penggalian.

Demikian juga dengan angka

pengangguran yang mungki terjadi karena pemberlakuan larangan ekspor


raw material akan mengakibatkan perusahaan pertambangan terpaksa
menutup operasinya dan menyebabkan tidak dapat menyalurkan sebagian
besar hasil produksinya, juga dengan industri hilir pertambangan juga
terpaksa harus menghentikan operasinya karena tidak mendapatkan
pasokan konsentrat tembaga dari industri hulunya. Potensi dampak
kerugian dapat sangat besar adalah kemungkian terjadinya penurunan luar
biasa pada neraca perdagangan luar negeri akibat turunnya nilai ekspor
yang berasal dari sektor Pertambangan.
Untuk mengetahui gambaran dampak kebijakan hilirisasi mineral,
diperlukan evaluasi dampak (positif dan negatif) yaitu melalui identifikasi
dampak positif (Manfaat) dan dampak negatif (Biaya) dalam pelaksanaan
hilirisasi mineral tersebut. Dari uraian di atas sebelumnya, maka secara

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 32

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

garis besar dampak dari pengolahan/pemurnian komoditi tambang


(hilirisasi) dapat dikelompokkan dalam menjadi 2 (dua) bagian yaitu
dampak langsung dan dampak tidak langsung.
1.Dampak Langsung, yaitu dampak langsung yang dialami oleh obyek
pelaksana kebijakan hilirisasi industri mineral yang dalam hal ini adalah
perusahaan pertambangan. Beberapa dampak yang terjadi dengan
adanya hilirisasi mineral antara lain :
A. Dampak Positif
1. Secara Ekonomis
a. Mengurangi ongkos angkut tiap ton logam dari lokasi
pengolahan ke pabrik peleburan, karena sebagian mineral
tidak berharga (waste mineral) telah terbuang selama proses
pengolahan dan kadar bijih sudah ditingkatkan.
b. Mengurangi jumlah Flux yang ditambahkan dalam proses
peleburan serta mengurangi metal yang hilang bersama Slag.
c. Mengurangi biaya peleburan tiap ton logam yang dihasilkan,
sebab dalam peleburan tonase logam yang dihasilkan lebih
banyak (dalam waktu yang sama) bila dibandingkan dengan
peleburan tanpa diawali dengan Pengolahan Bahan Galian.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 33

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

2. Secara Teknis
a. Pengolahan Bahan Galian akan menghasilkan konsentrat yang
mempunyai kadar mineral berharga relatif tinggi, sehingga
lebih memudahkan untuk mengambil metalnya.
b. Ada kemungkinan konsentratnya mengandung lebih dari satu
mineral berharga, sehingga ada kemungkinan dapat diambil
logam yang lain sebagai hasil sampingan.
B. Dampak Negatif
1. Secara Teknis
Analisis dampak negatif yang terjadi berkaitan dengan adanya
proses Pengolahan Bahan Galian (PBG) antara lain dapat terjadi
pada tahap-tahap preparasi maupun tahap konsentrasi. Tahaptahap tersebut yaitu:
a. Pengecilan ukuran / Kominusi (Cominution), Pada tahap ini
belum ada bagian bahan galian yang sengaja dibuang. Kalau
prosesnya kering, yang timbul adalah debu yang lolos di sekitar
titik-titik perpindahan (transfer points) material. Oleh sebab itu
di daerah tersebut agar ditutup dan dipasangi pengisap debu (dust
collector). Tetapi jika prosesnya basah, biasanya tak ada masalah,

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 34

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

kecuali ceceran-ceceran lumpur (slurry) di titik-titik perpindahan.


Berarti dampak negatifnya tidak ada.
b. Pemisahan berdasarkan ukuran butir (Sizing), Pada tahap
sizing belum ada bagian dari proses yang disengaja dibuang,
sehingga dampak negatifnya juga tidak ada.
c. Peningkatan kadar atau konsentrasi (Concentration), Produk
dari proses konsentrasi adalah :

Konsentrat yang harus ditangani dengan sebaik-baiknya jangan


ada yang tertumpah, karena mengandung mineral berharga
dengan kadar tinggi.

Amang

(middling)

menangkap

harus

sisa-sisa

diproses

mineral

lebih

berharga

lanjut

untuk

yang

masih

dikandungnya.

Ampas (tailing) yang harus dibuang dan banyak menimbulkan


masalah pencemaran lingkungan lebih-lebih bila mengandung
bahan-bahan berbahaya dan beracun. Tetapi kadang-kadang
ampas bisa berguna bila dapat dimanfaatkan sebagai bahan
pengisi (filling material) lubang-lubang bekas penambangan.

d. Pengurangan kadar air (Dewatering), Pada proses PBG yang


harus diwaspadai adalah pencemaran karena pembuangan air, dan
USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 35

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

belum tentu air buangan itu sudah bersih dan jernih, sehingga
perlu dipersiapkan kolam pengendap (settling pond) untuk
mengurangi jumlah padatan yang terkandung dalam air buangan
sebelum dialirkan ke badan air bebas. Jika dalam proses
pengeringan (drying) ada gas-gas berbahaya atau beracun yang
menguap (CO, NO2, CN, dll), maka ventilasi pabrik pengolahan
harus baik . Disamping itu para pekerja juga harus memakai
penutup hidung (masker).
e. Penanganan material (Material handling), Dalam PBG yang
terpenting dan tersulit adalah penanganan ampas (tailing) agar
jangan sampai
Penanganan

mencemari dan merusak lingkungan hidup.

yang baik adalah

bila

tailing tersebut

dapat

dikembalikan ke bekas lubang penambangan, walaupun kadangkadang

dapat

mencemari

air

tanah

bila

ampas

tersebut

mengandung bahan berbahaya dan beracun, karena bahan beracun


tersebut dapat menembus ke lapisan batuan di sekeliling lubang
bekas tambang. Tailing harus dibuang ke daerah penampungan
yang berbentuk tandon (cekungan atau kolam atau bendungan)
supaya tailing tersebut tidak menyebar ke daerah yang luas,
sehingga merusak daerah tersebut. Kondisi flora dan fauna
menjadi musnah untuk jangka waktu yang lama sehingga

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 36

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

menyebabkan upaya reklamasinya menjadi sulit dan memakan


waktu yang lama juga. Tailing yang langsung dibuang ke sungai
akan merusak ekosistem sungai dan daerah aliran sungai (DAS)
tersebut, karena volume tailing yang dibuang sangat besar.
2. Secara Ekonomi
Ada beberapa dampak negatif yang mungkin timbul yaitu :
a.

Biaya

tinggi

untuk

pembangunan

pabrik

pengolahan/pemurnian (smelter)
b.

Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan pembuangan limbah


pengolahan/pemurnian

c.

Biaya peningkatan kesempatan kerja atau pencegahan


terjadinya pemutusan hubungan kerja (pengangguran)

d.

Biaya CSR

2. Dampak tidak langsung, yaitu dampak secara tidak langsung yang muncul
karena adanya hilirisasi mineral. Kesulitan mengukur nilai dampak ini
dapat diatasi melalui identifikasi dampak ekonomi sektor minerba
(khususnya mineral) melalui analisis dengan pendekatan Model InputOutput (IO). Analisis Model IO dapat menghasilkan karakteristik sektor
minerba seperti (a) backward linkage, (b) forward linkage, (c) output

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 37

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

multiplier, (d) employment multiplier, dan (e) income multiplier.


Disamping itu, model IO dapat digunakan untuk menduga dampak ekonomi
yang timbul dari perubahan permintaan akhir yang disebabkan oleh
konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah, dan ekspor.
Gambar 1 mengilustrasikan skema dampak ekonomi menggunakan
model IO. Dalam kaitannya dengan kajian ini, model IO akan digunakan
untuk membandingkan manfaat ekonomi dari beberapa kondisi atau
skenario pengendalian ekspor, yaitu; (a) keseluruhan produksi bahan
mentah minerba diekspor, (b) sebagian bahan mentah minerba dihambat
ekspornya, dan (c) seluruh bahan minerba tidak boleh diekspor dalam
bentuk mentah dan harus diolah terlebih dahulu.
Gambar 1.Model Multiplier Manfaat Ekonomi

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 38

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Besar atau kecilnya dampak ekonomi dari kegiatan usaha di suatu


sektor sangat tergantung dari keterkaitan sektor tersebut dengan sektorsektor ekonomi lainnya. Keterkaitan produksi terdiri dari keterkaitan ke
hulu (backward linkage) dan keterkaitan ke hilir (forward linkage).
Keterkaitan ke hulu suatu sektor adalah terdorongnya produksi bahanbahan yang digunakan sebagai input oleh sektor yang bersangkutan.
Sementara keterkaitan ke hilir adalah terdorongnya produksi di sektorsektor lain yang memakai output sektor yang bersangkutan sebagai input.

3. METODOLOGI
Pelaksanaan Analisa

Dampak (Positif dan Negatif) Kebijakan

Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas Tembaga, Timbal dan


Seng ini menggunakan analisis deskriptif-kualitatif, di mana data dan
informasi

yang

diperoleh,

selanjutnya

dianalisis

untuk

diketahui

keterkaitannya dengan kajian ini sehingga pada akhirnya ditarik suatu


kesimpulan.

Analisa

dampak (positif dan negatif) kebijakan hilirisasi

sektor pertambangan mineral komoditas

tembaga,

timbal dan seng

disusun untuk mengetahui secara seksama akibat dan efek yang paling
dominan terjadi dari berlakunya aturan hilirisasi sektor pertambangan.
Kajian ini lebih banyak bersifat desk study yang dikombinasikan dengan

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 39

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

data kunjungan lapangan, sehingga data analisis ini bersifat kualitatif dan
kuantitatif.

Untuk itu,

diperlukan tahapan-tahapan dalam menyusun

analisis adalah sebagai berikut.


a. Studi literatur, Mengumpulkan berbagai informasi yang relevan dari
berbagai sumber literatur,
berbagai

data

mempelajari regulasi

referensi yang

yang terkait

serta

mendukung kajian sehingga diperoleh

informasi secara mendalam terhadap topik analisis yang dilakukan. Tahapan


ini penting untuk mendapatkan pemahaman awal secara mendalam
sebelum melakukan kunjungan lapangan.
b. Observasi Lapangan, Observasi dilakukan untuk mendapatkan data-data
yang relevan di masing-masing daerah, khususnya di Propinsi

Papua,

Propinsi Nusa Tenggara Barat serta Propinsi Jawa Barat terkait dampak
nyata dari diberlakukannya kebijakan hilirisasi komoditi tambang.
c. Wawancara, Wawancara dilakukan untuk melihat secara lansung respon
dari stakeholder, diantaranyaPemerintah Daerah, perusahaan tambang
yang

sudah

beroperasi

serta

masyarakat

lokal

terkait

diberlakukannya kebijakan hilirisasi komoditi tambang.

dampak

Tahapan ini

dilaksanakan dengan tujuan untuk mendapatkan masukan dan saran dalam


sehingga diperoleh informasi yang akurat.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 40

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

d. Penyebaran Kuisioner, Melengkapi data yang diperoleh dari wawancara,


maka dilakukan penyebaran kuisioner yang akan diolah untuk mengetahui
faktor-faktor yang terkena dampak dari kebijakan hilirisasi komoditi
tambang. Responden utama kuisioner adalah perusahaan, investor bidang
pertambangan, pemerintah daerah dan masyarakat lokal.
f. Diskusi Pakar dan Workshop, Diskusi dengan para pakar dan`
melaksanakan workshop terbatas diantara anggota tim dan beberapa
narasumber

untuk membahas secara akademis terkait dengan data dan

fenomena yang ditemukan. Tahapan ini penting agar kajian lebih terarah
dan mendapatkan masukan berharga dalam membuat laporan hasil
analisis.`
Dalam melaksanakan kajian, Konsultan akan menjalankannya sesuai
dengan metodologi yang sudah ditetapkan yaitu terdiri dari beberapa
tahap :
1. Persiapan,

yang berisi :Pemahaman yang sama mengenai maksud,

tujuan, dan ruang lingkup kegiatan kajian. Hal ini dilakukan melalui
kesamaan kajian dasar atas teori.
2. Pengumpulan

data,

Kegiatan

yang

dilakukan

adalah

dalam

pengumpulan data Analisis Dampak (Positif dan Negatif) Kebijakan

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 41

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas Tembaga, Timbal,


Seng, yang meliputi:
Teknik Pengumpulan Data, yaitu dengan cara :

Tidak langsung, yaitu melalui studi literature/pustaka dan studi


terkait lainnya.

Langsung, yaitu melalui kunjungan ke perusahaan yang sudah


ditentukan. Kriteria data yang dibutuhkan yang terkait dengan
kegiatan ini yaitu antara lain data IUP Tahap Operasi Produksi
komoditas tembaga, timbal dan seng.

3. Pengolahan Data. Kegiatan yang dilakukan dalam tahapan ini meliputi


kajian dan analisa terhadap keseluruhan data yang diperoleh. Kegiatan
kajian dan analisis data ditekankan pada Analisis Kajian yang ditujukan
untuk mendapatkan gambaran nyata mengenai dampak kebijakan
hilirisasi sektor pertambangan mineral di beberapa lokasi kunjungan.
4. Rekapitulasi hasil. Kegiatan yang dilakukan adalah merangkum seluruh
hasil kegiatan evaluasi yang sudah dilakukan yaitu dengan Interpretasi
hasil analisis dari pengolahan data lapangan yang dikumpulkan dengan
deskripsi secara dalam, lengkap, dan tajam sehingga menghasilkan
kesimpulan yang baik dan benar.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 42

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

5. Menyusun laporan akhir berdasar semua hasil Kegiatan Analisa


Dampak (Positif dan Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan
Mineral Komoditas Tembaga, Timbal dan Seng.

3.1 RUANG LINGKUP


Ruang lingkup Kegiatan Analisa

Dampak (Positif dan Negatif)

Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas

Tembaga,

Timbal dan Seng yang akan dilaksanakan adalah :


a.

Melakukan pengumpulan data IUP Tahap Operasi Produksi mineral


logam komoditas tembaga, timbal, dan seng.

b.

Melakukan pengkajian data kuantitatif dan kualitatif dari IUP Tahap


Operasi Produksi mineral logam komoditas tembaga, timbal dan
seng.

3.2.

c.

Kunjungan ke lapangan.

d.

Evaluasi hasil identifikasi data.

e.

Pembuatan laporan.

KELUARAN
Keluaran dari kegiatan ini adalah tersedianya laporan Analisa
Dampak (Positif dan Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan
Mineral Komoditas Tembaga, Timbal dan Seng di dalam negeri.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 43

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

RingkasanMetodologi
Analisa Dampak (Positif/Negatif) Kebijkan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas Tembaga, Timbal dan Seng
No

JenisDampak

Geofisik-Kimia
Perubahan iklim
dan hujan asam

Penurunan
kualitas udara

Metode Prakiraan Dampak

Menggunakan Model
matematisterhadapseberapabesarkontribus
i polutan yang diemisikan dari sumbersumber pencemar terhadap kualitas udara,
serta pola sebaran dari polutan tersebut.
Sedangkan untuk menghitung laju emisi
seperti CO2 dipergunakan rumus berikut :
Emisi CO2 =Ci x EFi
Menggunakan model matematis untuk
mengetahui besarnya kontribusi polutan
yang diemisikan dari sumber-sumber
pencemar terhadap kualitas udara, serta
pola sebaran dari polutan tersebut.
Timbulan
polutan
akibat
emisi
daripembakaran BBM dan Batubara dihitung
berdasarkan rumus berikut (Noll, 1977).

Q.s
u. z

Sedangkan untuk menghitung laju emisi


seperti CO2 dipergunakan rumus berikut :
Emisi CO2 =Ci x EFi
Sebaran dampak debu yang terbentuk
diperkirakan melalui pendekatan

USULAN TEKNIS

Data dan Informasi yang


Relevan dan Dibutuhkan

Metode Pengumpulan Data


Untuk Prakiraan

Metode Analisis Data


Untuk Prakiraan

Curah hujan
Tipe Iklim
Temperatur
Kelembaban nisbi
RencanaPenggunaan BBM
RencanaPembakaran
Batubara
g. RencanaKualitas Batubara
yang Digunakan
a. Panjangdaerahtujuan (s)
b. Kecepatanangin (u)
c. Tinggipencampuran (z)
d. Konsumsibahanbakar (Ci)
e. Faktoremisi CO2
daribahanjenis i (EFi)
f. Data rata-rata konsumsi
BBM
menurutjeniskendaraan.
g. Diameter partikel (dp)
h. Percepatangravitasi (g)
i. Densitaspartikel (1)
j. Densitasudara ()
k. Viskositasudara ()
l. RencanaPenggunaan BBM
m. RencanaPembakaran

VisitasidanInventarisasi data
daripemegang IUP

PerkiraanJumlahPolutan
yang masukkedalam
system iklim,
danpotensiterjadihujanas
amdankontribusiterhadap
Gas RumahKaca

VisitasidanInventarisasi data
daripemegang IUP

Membandingkanbesarnya
dampakterhadapnilaibaku
mutudanronaawal
Dan
akibatdaribesarnyadampa
k

a.
b.
c.
d.
e.
f.

PT.RAMA MITRA KONS

Page 44

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG
berdasarkan hukum Stoke untuk
pengendapan partikel dalam fluida.

d p .(1 )
2

vt
3

Peningkatan
kebisingan

18

P2 P2
P2
L p total 12 22 n2
P0
P0 P0
LP2 LP1 20 log

r2
r1

Sumber garis (bergerak) :

LP2 LP1 10 log


Hidrologi

Batubara
n. RencanaKualitas Batubara
yang Digunakan

Sumber titik (sumber diam) :

2014

r2
r

Peningkatan debit aliran permukaan


Q =C.I.A
Q=(Cp-Cb).I. A

Peningkatan laju erosi


Besarnya laju erosi diperkirakan dengan
rumus R-USLE (Revised Universal Soil Loss
Equation) sebagai berikut :
E = Rm x K x L x S x CP

USULAN TEKNIS

a. Intensitas suara sumber 1


(P1)
b. Intensitas suara sumber 2
(P2)
c. Intensitas suara referensi
(Po)
d. Jarak 1 dari sumber
kebisingan (r1)
e. Jarak 2 dari sumber
kebisingan (r2)
f. Baku mutu untuk
kebisingan

VisitasidanInventarisasi data
daripemegang IUP

Metode statistik untuk


mendapatkan nilai ratarata tingkat kebisingan
di suatu lokassi.

a. Curah hujan
b. Jumlah hari hujan
c. Koefisien air limpasan per
jenis bukaan lahan(untuk
area sarana-prasarana)
d. Luas masing-masing jenis
tataguna lahan
e. Luas untuk bangunan
sarana-prasarana.
a. Volume aliran permukaan
(V)
b. Puncak aliran permukaan
(Qp)
c. Nilai erodibilitas tanah (K)
d. Panjang lereng (Lo)
e. Kemiringan (s)
f. Faktor tanaman (C)
g. Faktor pengelolaan
manusia (P)

a. Data sekunder dari BMG


b. Visitasi dan Inventarisasi
data daripemegang IUP

Metode matematis

a. VisitasidanInventarisasi
data daripemegang IUP
b. Studi pustaka
c. Perhitungan.

a. Metode RUSLE
b. Kemudian menganalisis
perhitungan erosi
dengan cara
membandingkan
dengan Kriteria
Tingkat Bahaya Erosi.

PT.RAMA MITRA KONS

Page 45

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

Kualitas Air Permukaan


Kualitas badan air penerima setelah
bercampur dengan air limbah kegiatan
pengolahandanpemurnian diprediksi
dengan cara perbandingan antara beban
(konsentrasi/debit) badan air sebelum
adanya air limbah dan beban air limbah
(konsentrasi/debit air limbah).
Rumus konsentrasi pencampuran di badan
air :

Cm

(C a x Q a ) (C b x Q b )
Qa Q b

USULAN TEKNIS

2014

h. Data curah hujan rata-rata


bulanan
i. Hari hujan rata-rata per
bulan (H)
j. Curah hujan bulanan
maksimum selama 24 jam
dalam 1 bulan (MP)
k. Data tanah
l. Peta/data topografi
m. Peta / data penutupan
lahan
a. TSS
b.TDS
c. Temperatur
d.pH
e.DO
f. BOD
g. COD
h. Ammoniak
i. Fosfat
j. Nitrat
k. Nitrit
l. Sulfat
m. Sulfida
n. Klorida
o. Fluorida
p. Sianida
q. Mangaan
r. Besi total
s. Krom heksavalen
t. Cadmium
u. Timbal
v. Seng
x. Tembaga
y. Deterjen
z. Fenol

a. VisitasidanInventarisasi
data daripemegang IUP
b. Studi pustaka
c. Perhitungan.

PT.RAMA MITRA KONS

Page 46

a. dengan
membandingkan kualitas
air permukaan sebelum
dan sesudah dilakukan
pengolahan dan
pemurnia.
b. membuat perencanaan
pengelolaan air
permukaan yang terkena
limbah

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

Kualitas Air Tanah


Banyaknyazatpencemarpada tailing yang
akanmasukkedalam system air tanah

Penurunan
kesuburan tanah

Menggunakan metoda informal, yaitu


dengan membandingkan kondisi kualitas
tanah pada saat ini dengan prakiraan

USULAN TEKNIS

2014

aa. Arsen
ab. Boron
ac. Minyak dan lemak
ad. Merkuri
a. TSS
b.TDS
c. Temperatur
d.pH
e.DO
f. BOD
g. COD
h. Ammoniak
i. Fosfat
j. Nitrat
k. Nitrit
l. Sulfat
m. Sulfida
n. Klorida
o. Fluorida
p. Sianida
q. Mangaan
r. Besi total
s. Krom heksavalen
t. Cadmium
u. Timbal
v. Seng
x. Tembaga
y. Deterjen
z. Fenol
aa. Arsen
ab. Boron
ac. Minyak dan lemak
ad. Merkuri
Sifat fisik tanah meliputi:
a.Kedalaman solum
b. Tekstur

a. VisitasidanInventarisasi
data daripemegang IUP
b. Studi pustaka
c. Perhitungan.

a. dengan
membandingkan kualitas
air tanah sebelum dan
sesudah dilakukan
pengolahan dan
pemurnia.
b. membuat perencanaan
pengelolaan air tanah
yang terkena limbah

Untuk sifat fisik tanah


menggunakan metode:
a. Pengamatan

Untuk sifat fisik tanah


menggunakan metode
analisis:

PT.RAMA MITRA KONS

Page 47

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

Biologi
Gangguan
vegetasi dari
kegiatan
kegiatan
pembangunan
sarana dan
prasarana

Gangguan satwa
liar dari
kegiatan
kegiatan

2014

besarnya perubahan yang akan terjadi


akibat kegiatan penimbunan Tailing
(Infiltrasi air tailing ke tanah)

c. Struktur
d. Porositas
e. Bobot isi
f. Permeabilitas.
g. Konsistensi
h. Batuan di permukaan
Sifat kimia tanah yang
merupakan hasil tes di
laboratoium.

b. Analisis laboratorium dan


pengamatan.
Sedangkan untuk sifat kimia
tanah menggunakan
metode:
a. Oksidasi.
b. Analisis laboratorium
c. Perhitungan

a. Boring
b. Pemipetan dan
deskriptif
c. Deskriptif
d. Gravimetrik
e. Dihitung
f. Penjenuhan.
Sedangkan untuk sifat
kimia tanah
menggunakan metode
analisis:
a. Walkey & Black
b. Kjeldhl
c. Spektrofotometrik
membanding-kan data
hasil uji kualitas tanah
terhadap Tabel Kriteria
Sifat Kimia Tanah dari
Pusat Penelitian Bogor.

Menggunakan metoda informal, yaitu


dengan membandingkan kondisi kualitas
vegetasi pada saat ini dengan prakiraan
besarnya perubahan yang akan terjadi
akibat kegiatan nilai tambah.

a. Tipe dan jenis vegetasi.


b. Komposisi dan struktur
dari komunitas, vegetasi,
dan ekosistem yang
dilindungi.
c. Keadaan tanaman
budidaya meliputi jenis,
jumlah, dan diameter
batang dan kondisi
pertumbuhannya serta
kerapatan, frekuensi, dan
Dominansinya.
a. Jenis satwa liar
b. Jumlah individu
c. Tanda-tanda yang dijumpai
seperti jejak, sarang, feces,

Metode reconnaissance atau


studi pendahuluan dan
wawancara untuk
mengetahui
keanekaragaman jenis, lalu
dilanjutkan dengan
sampling vegetasi dengan
metode plot ganda untuk
analisis vegetasi lebih
lanjut.

Menganalisis data
vegetasi dengan Metode
Indeks Nilai Penting (INP)

a. Metode inventarisasi.
b. Pengamatan secara
kualitatif.
c. Wawancara dengan

Metode analisis data


dengan cara kuantitatif
berdasarkan tingkat
keseringan satwa muncul

Membandingkan kondisi kualitas satwa liar


pada saat ini dengan prakiraan besarnya
perubahan yang akan terjadi akibat
kegiatan
pembangunan
sarana
dan

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 48

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

pembangunan
sarana dan
prasarana

prasarana nilai tambah serta menganalisis


kemungkinan adaptasi satwa liar terhadap
perubahan yang akan terjadi pada
habitatnya, yaitu habitat dengan kondisi
akibat rencanan kegiatan.

Gangguan biota
perairan dari
kegiatan
pembuangan air
limbah hasil
pengolahan
Sosial
Peningkatan
pendapatan
masyarakat

Menggunakan metoda informal, yaitu


dengan membandingkan kondisi kualitas
biota perairan hasil pengamatan dengan
hasil penelitian lain yang hampir serupa.

Menggunakan metode matematka hasil


pendapatan masyarakat sekitar

a. Demografi penduduk

Peningkatan
kesempatan
kerja

Perbandingandenganjumlahtenagakerja
yang di
butuhkandenganJumlahpencarikerjabaikLo
kalmaupunLuardaerah

a. Potensipembukaanlapanga
nkerjabaru
b. Klasifikasitenagakerja yang
dibutuhkan

Coorporate
Sosial
Responsibility

Peningkatan
Pendapatan Asli
Daerah

Menggunakan metode survey

Menggunakan metode matematka hasil


pendapatan masyarakat sekitar

bekas gigitan/cakaran pada


pohon, suara.
d. Kondisi areal tempat
ditemukannya.
e. Penyebaran satwa liar
f. Kekayaan jenisnya
g. Kelimpahannya
h. Kondisi habitat.
a. Jenis kelimpahan plankton
b. Jenis dan kelimpahan
benthos

a. Data kegiatan masyarakat


sekitar
b. Data
CSR
perusahaan
terhadap
masyarakat
sekitar
b. Demografi penduduk

masyarakat.

Pengambilan sampel di
lapangan atau data yang
tersedia di perusahaan

Pengamatan visual
melalui mikroskop atau
analisis dari data
sekunder yang ada

a. Metode inventarisasi.
b. Pengamatan secara
kualitatif.
c. Wawancara dengan
masyarakat.
VisitasidanInventarisasi data
daripemegang IUP

Membandingkan/kompara
si

a. Metode inventarisasi.
b. Pengamatan secara
kualitatif.
c. Wawancara dengan
masyarakat.
a. Metode inventarisasi.
b. Pengamatan secara
kualitatif.
c. Wawancara dengan
masyarakat.

Membandingkan/kompara
si

Kesehatan

USULAN TEKNIS

atau teramati, banyaknya


jejeak, sarang, kotoran,
baik yang ditemukan
langsung maupun
berdasarkan informasi
dari penduduk.

PT.RAMA MITRA KONS

Page 49

Membandingkan/kompara
si

Membandingkan/kompara
si

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

Masyarakat
Gangguan
kesehatan
masyarakat

Terganggunya
K3 dari kegiatan
pengupasan
tanah pucuk
(top soil ) dan
lapisan tanah
penutup

Didasarkan pada konsep dan teori yang


relevan menggunakan analogi pada
kegiatan sejenis serta merupakan hipotesis
yang disusun berdasarkan kerangka pikiran
tertentu yang dimiliki tenaga ahli.
Kemudian menyusun hubungan antara
aktivitas proyek dan komponen lingkungan
secara kualitatif, serta memantau
perkembangan jenis dan kuantitas
penyakit-penyakit tertentu yang
kemungkinan disebabkan oleh kegiatan
proyek. Dengan demikian dapat
diperkirakan seberapa besar dampak
kegiatan peningkatan nilai tambah
terhadap timbul dan berkembangnya
penyakit atau masalah kesehatan di
masyarakat.
Didasarkan pada konsep dan teori yang
relevan menggunakan analogi pada
kegiatan sejenis serta merupakan hipotesis
yang disusun berdasarkan kerangka pikiran
tertentu yang dimiliki tenaga ahli.
Kemudian menyusun hubungan antara
aktivitas proyek dan komponen lingkungan
secara kualitatif, serta memantau
perkembangan jenis dan kuantitas
penyakit-penyakit tertentu yang
kemungkinan disebabkan oleh kegiatan
proyek. Dengan demikian dapat
diperkirakan seberapa besar dampak
kegiatan penambangan batubara terhadap
keselamatan dan kesehatan kerja.

USULAN TEKNIS

2014

a. Profil kesehatan wilayah


dan masyarakat seperti
jenis penyakit dan jumlah
pasien penderitanya yang
didapat dari Dinas
Kesehatan atau Puskesmas
di sekitar proyek, sebelum
dan ketika ada proyek
b. Tingkat kepedulian
kesehatan
c. Data kesehatan umum

a. Observasi
b. Interview
c. analisis data sekunder

a. Metode analisis
dampak kesehatan
lingkungan.
b. Metode epidemiologis
yang lebih sesuai
diterapkan pada
kondisi tambang yang
jauh dari pemukiman
serta jumlah desa yang
relatif sedikit dengan
jumlah populasi
penduduk yang tidak
terlampau besar.

a. Profil keselamatan dan


kesehatan kerja yang ideal,
sehingga bisa dijadikan
acuan untuk pelaksanaan
K3.
b. Tingkat kepedulian
kesehatan
c. Data kesehatan umum

Observasi di lapangan,
wawancara dan analisis data
sekunder

a. Metode analisis
dampak K3.

PT.RAMA MITRA KONS

Page 50

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

4. PROGRAM KERJA
Kegiatan Analisa Dampak (Positif dan Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor
Pertambangan Mineral Komoditas Tembaga, Timbal dan Seng ini terdiri
dari beberapa tahapan yaitu :
1. Persiapan
Tahap ini merupakan tahap persiapan dari pelaksanaan pekerjaan
ini, yang mencakup persiapan administrasi dan teknis.
2. Inventarisasi Data
Untuk menginventarisasi data yang diperlukan, studi literatur dan juga
survey di perusahaan-perusahaan batubara yang sudah ditentukan. Data
yang dikumpulkan meliputi antara lain peraturan yang terkait kajian ini,
data IUP Produksi komoditi mineral, serta data terkait lainnya.
3. Tahap Evaluasi dan Analisis Data
Dalam pelaksanaan kegiatan identifikasi dan evaluasi data ini,
kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan meliputi:
Identifikasi dan analisis terhadap data yang diperoleh baik dari
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara maupun pihak terkait
lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan proses evaluasi dan analisis

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 51

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

baik kuantitatif maupun kualitatif atas keseluruhan data yang


diperoleh untuk kemudian didiskusikan dan dibahas sehingga dapat
menghasilkan kesimpulan

Kegiatan Analisa Dampak (Positif dan

Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas


Tembaga, Timbal dan Seng ini.
4. Pelaporan
Yaitu proses penyusunan laporan yang memuat semua dokumentasi
kegiatan serta hasil dari Kegiatan Analisa Dampak (Positif dan Negatif)
Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas Tembaga,
Timbal dan Seng ini yang selanjutnya dapat dijadikan dasar
pertimbangan keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

4.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksanaan pekerjaan ini, membutuhkan waktu 4 (empat) bulan
kalender. Konsultan telah menyusun rencana kerja yang meliput tahapantahapan sebagaimana telah diuraikan dalam penyelesaian pekerjaan, untuk
jadwal pelaksanaan kegiatannya sebagai berikut :

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 52

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Tabel Jadwal Pelaksanaan Kegiatan


No

Uraian Kegiatan
1

Persiapan pelaksanaan

Pengumpulan data awal


(data IUP Tahap Operasi Produksi mineral logam
komoditas tembaga, timbal dan seng )

Pengkajian data

Kunjungan ke lapangan

Evaluasi hasil kunjungan lapangan

Pembuatan Laporan Kegiatan


(Laporan Awal, Antara, Akhir)

Bulan
2
3

4.2 Laporan
Dalam Kegiatan Analisa Dampak (Positif dan Negatif) Kebijakan
Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas Tembaga, Timbal dan
Seng ini, konsultan akan melakukan pelaporan hasil kegiatan secara berkala
yang meliputi :
a. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan kegiatan Analisa dan Evaluasi Dampak (Positif dan
Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas
Tembaga, Timbal dan Seng memuat tentang pemahaman dari Kerangka

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 53

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

Acuan

Kerja

(KAK),

metodologi

umum,

2014

rencana

kerja,

jadwal

pelaksanaan dan struktur organisasi pelaksana kegiatan. Laporan


Pendahuluan harus disertakan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sejak SPMK diterbitkan sebanyak 5 (lima) laporan.
b. Laporan Antara
Laporan Antara kegiatan Analisa Dampak (Positif dan Negatif) Kebijakan
Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas Tembaga, Timbal dan
Seng memuat tentang pemahaman dari Kerangka Acuan Kerja (KAK),
metodologi umum, rencana kerja, jadwal pelaksanaan dan struktur
organisasi

pelaksana

kegiatan.

Laporan

Antara

harus

disertakan

selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari sejak SPMK diterbitkan


sebanyak 5 (lima) laporan.
c. Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat hasil akhir tentang Analisa Dampak (Positif dan
Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas
Tembaga, Timbal dan Seng. Laporan Akhir harus disertakan selambatlambatnya 120 (seratus dua puluh) hari sejak SPMK diterbitkan sebanyak
10 (sepuluh) laporan beserta CD laporan.
d. Executive Summary
Executive summary memuat tentang ringkasan Analisa Dampak (Positif
dan Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 54

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Tembaga, Timbal dan Seng Executive summary harus disertakan


selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.

4.3 Keterlibatan dan Kualifikasi Personil


Sebagaimana yang telah diuraikan dalam Kerangka Acuan Kerja
mengenai

kebutuhan

tenaga

ahli

dan

tenaga

pendukung,

untuk

melaksanakan Kegiatan Analisa Dampak (Positif dan Negatif) Kebijakan


Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas Tembaga, Timbal dan
Seng, maka konsultan telah menyusun tim pelaksana dengan jumlah dan
kualifikasi yang sesuai dengan ketentuan dimaksud. Daftar tenaga ahli dan
tenaga pendukung yang akan dilibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan ini
disajikan pada tabel berikut :

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 55

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Tabel Susunan Tim Pelaksana


POSISI

KUALIFIKASI

JUMLAH
ORAN

BULAN

G
TenagaAhli
Ketua Tim

S2 Tambang/Metalurgi/Ekonomi

pengalaman 4 Tahun
Ahli Metalurgi

S1 Metalurgi pengalaman 5 Tahun

Ahli Tambang

S1 Tambang pengalaman 5Tahun

Ahli Statistik

S1 Statistik pengalaman 5 Tahun

Ahli Ekonomi

S1 Ekonomi pengalaman 5 Tahun

Ahli Geologi

S1 Geologi pengalaman 5 tahun

Ahli Matematika

S1 Matematika pengalaman 5 tahun

Sekretaris

Diploma (D3)

Administrasi

Diploma (D3)

Tenaga Pendukung

Untuk menunjang pelaksanaan Kegiatan Analisa Dampak (Positif dan


Negatif) Kebijakan Hilirisasi Sektor Pertambangan Mineral Komoditas
Tembaga, Timbal dan Seng, Konsultan membuat program kerja dan alokasi
tenaga yang memadai sesuai dengan kebutuhan. Adapun uraian tugas dari
masing-masing tenaga ahli dan tenaga pendukung agar kegiatan ini dapat
terselenggara dengan baik, adalah sebagai berikut :

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 56

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

a. 1 (satu) orang Ketua Tim Ketua tim yang disyaratkan seorang Magister
Teknik Strata 2 (S2) Jurusan Teknik Pertambangan/Metalurgi/Ekonomi
yang berpengalaman dalam pertambangan mineral dan batubara
sekurang kurangnya 4 (empat) tahun. Tugasnya sebagai koordinator
kegiatan lapangan dan di kantor pusat.
b. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Metalurgi disyaratkan seorang Sarjana
Teknik Strata 1 (S1) lulusan Teknik Metalurgi yang berpengalaman
dalam pertambangan mineral dan batubara sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun. Tugasnya mengkaji dari aspek teknik tentang kebijakan
hilirisasi sektor pertambangan mineral komoditas tembaga, timbal,
dan seng.
c. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Pertambangan disyaratkan seorang Sarjana
Teknik Strata 1 (S1) jurusan lulusan Teknik Pertambangan yang
berpengalaman dalam pertambangan batubara sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun. Tugasnya mengkaji dari aspek teknik tentang kebijakan
hilirisasi sektor pertambangan mineral komoditas tembaga, timbal,
dan seng.
d. 1 (satu) orang Tenaga Ahli Statistik disyaratkan seorang Sarjana MIPA
Strata 1 (S1) jurusan Statistik yang berpengalaman sekurangkurangnya 5 (lima) tahun. Tugasnya mengkaji data kuantitaif dan

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 57

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

kualitatif dampak (positif dan negatif) kebijakan hilirisasi sektor


pertambangan mineral komoditas tembaga, timbal, dan seng.
e. 2 (dua) orang Tenaga Ahli Ekonomi disyaratkan seorang Sarjana
Ekonomi Strata 1 (S1) jurusan Ekonomi yang berpengalaman sekurangkurangnya 5 (lima) tahun. Tugasnya mengkaji dari aspek ekonomi
tentang dampak (positif dan negatif) kebijakan hilirisasi sektor
pertambangan mineral komoditas tembaga, timbal, dan seng.
f. 1 (satu) orang Ahli Geologi disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata
1 (S1) jurusan Geologi yang berpengalaman sekurang-kurangnya 5
(lima) tahun. Tugasnya mengkaji dari aspek teknik tentang kebijakan
hilirisasi sektor pertambangan mineral komoditas tembaga, timbal,
dan seng.
g. 1 (satu) orang Ahli Matematika disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Strata 1 (S1) jurusan Matematika yang berpengalaman sekurangkurangnya 5 (lima) tahun. Tenaga ahli yang diperlukan sebanyak 1
(satu) orang. Tugasnya mengkaji data kuantitaif dan kualitatif dampak
(positif dan negatif) kebijakan hilirisasi sektor pertambangan mineral
komoditas bauksit tembaga, timbal, dan seng.
naga Pendukung :
a. 2 (dua) orang tenaga sekretaris, bertugas sebagai petugas pengolah
data.

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 58

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

b. 2 (dua) orang administrasi kantor, bertugas sebagai petugas pelaksana


dalam hal administrasi kegiatan

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 59

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

2014

Untuk memenuhi target sasaran kegiatan ini, maka dibuatlah jadwal


pelaksanaan tahapan kegiatan, agar tercapai efisiensi dan efektivitas pekerjaan.
Hal tersebut dapat terlihat pada tabel berikut :
Tabel Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No

Uraian Kegiatan
1

Persiapan pelaksanaan

Pengumpulan data awal


(data IUP Tahap Operasi Produksi mineral logam
komoditas tembaga, timbal dan seng )

Pengkajian data

Kunjungan ke lapangan

Evaluasi hasil kunjungan lapangan

Pembuatan Laporan Kegiatan


(Laporan Awal, Antara, Akhir)

USULAN TEKNIS

Bulan
2
3

PT.RAMA MITRA KONS

Page 60

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

Nama
Personil

2014

Perusa Tena
haan
ga
Ahli
Lokal
/
Asing
Edy
PT.
Lokal
RAMA
Nursanto,
MITRA
ST, MT
KONS

Lingkup
Keahlian

Posisi
Diusulkan

Uraian Pekerjaan

Jml
Ora
ng
Bula
n

Ahli
Tambang

Ketua Tim

4
OB

Herna
Mulyana,
ST

Ahli
Metalurgi

bertugas sebagai
koordinator
pelaksana
kegiatan, yang
bertanggung
jawab pada
terlaksananya
kegiatan ini.
Bertugas mengkaji
dari aspek teknik
tentang kebijakan
hilirisasi sektor
pertambangan
mineral komoditas
tembaga, timbal,
dan seng
bertugas mengkaji
dari aspek teknik
tentang kebijakan
hilirisasi sektor
pertambangan
mineral komoditas
tembaga, timbal,
dan seng.
bertugas mengkaji
data kuantitaif

PT.
RAMA
MITRA
KONS

Lokal

Ahli
Metalurgi

Rika
PT.
Ernawati, RAMA
MITRA
ST
KONS

Lokal

Ahli
Ahli
Pertamba Pertambang
ngan
an

Ari Tri
Wibowo,

Lokal

Ahli

PT.
RAMA

USULAN TEKNIS

Ahli

PT.RAMA MITRA KONS

Page 61

4
OB

3
OB

4
OB

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

S.Si

MITRA
KONS

Statistik

Statistik

Dudung
Abdurah
man, SE,
M.Si

PT.
RAMA
MITRA
KONS

Lokal

Ahli
Ekonomi

Ahli
Ekonomi

Tri
Martiyani
Poedjiset
yaningtya
s, SE

PT.
RAMA
MITRA
KONS

Lokal

Ahli
Ekonomi

Ahli
Ekonomi

Tomu R
Welly
Simanjut
ak, ST

PT.
RAMA
MITRA
KONS

Lokal

Ahli
Geologi

Ahli Geologi

Mufid
Nilmada,

PT.
RAMA
MITRA

Lokal

Ahli
Matemati

Ahli
Matematika

USULAN TEKNIS

2014

dan kualitatif
dampak (positif
dan negatif)
kebijakan hilirisasi
sektor
pertambangan
mineral komoditas
tembaga, timbal,
dan seng.
bertugas mengkaji
dari aspek
ekonomi tentang
dampak (positif
dan negatif)
kebijakan hilirisasi
sektor
pertambangan
mineral komoditas
tembaga, timbal,
dan seng
bertugas mengkaji
dari aspek
ekonomi tentang
dampak (positif
dan negatif)
kebijakan hilirisasi
sektor
pertambangan
mineral komoditas
tembaga, timbal,
dan seng.
bertugas mengkaji
dari aspek teknik
tentang kebijakan
hilirisasi sektor
pertambangan
mineral komoditas
tembaga, timbal,
dan seng.
Bertugas mengkaji
data kuantitaif
dan kualitatif

PT.RAMA MITRA KONS

Page 62

4
OB

4
OB

4
OB

4
OB

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

S.Si

KONS

ka

2014

dampak (positif
dan negatif)
kebijakan hilirisasi
sektor
pertambangan
mineral komoditas
bauksit tembaga,
timbal, dan seng

PT.
RAMA
MITRA
KONS
PT.
RAMA
MITRA
KONS

Lokal

Kesekre
tariatan

Sekretaris

bertugas sebagai
petugas pengolah
data.

4
OB

Lokal

Kesekre
tariatan

Sekretaris

4
OB

PT.
RAMA
MITRA
KONS

Lokal

Adminis
trasi

Adminis
trasi

PT.
RAMA
MITRA
KONS

Lokal

Adminis
trasi

Adminis
trasi

bertugas sebagai
petugas pelaksana
dalam hal
administrasi
kegiatan
bertugas sebagai
petugas pelaksana
dalam hal
administrasi
kegiatan
bertugas sebagai
petugas pelaksana
dalam hal
administrasi
kegiatan

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 63

4
OB

4
OB

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

Masukan Personil
(dalam bentuk diagram balok)2
Nasional
Edy Nursanto, ST, MT
1
No

2
3
4
5
6
7
8

Bulan ke2
3

2014

Orang
Bulan
4,00

Herna Mulyana, ST

4,00

Rika Ernawati, ST

4,00

Ari Tri Wibowo, S.Si

4,00

Dudung Abdurahman, SE, M.Si

4,00

Tri Martiyani Poedjisetyaningtyas, SE

4,00

Tomu R Welly Simanjutak, ST

4,00

Mufid Nilmada, S.Si

4,00

4,00

10

4,00

11

4,00

12

4,00
Sub Total

48,00

Asing
1

0,00

0,00

USULAN TEKNIS

PT.RAMA MITRA KONS

Page 64

ANALISA DAMPAK (POSITIF DAN NEGATIF) KEBIJAKAN HILIRISASI SEKTOR


PERTAMBANGAN MINERAL KOMODITAS TEMBAGA, TIMBAL DAN SENG

Sub Total

0,00

Total

48,00

Masukan Penuh Waktu

USULAN TEKNIS

2014

PT.RAMA MITRA KONS

Masukan Paruh Waktu

Page 65

Anda mungkin juga menyukai