Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

PUSBIKAT JLN AMBARAWA-BANDUNGAN KM 3 BARAN,KEC.


AMABARAWA
“Teknik Budidaya Alpukat Wina’’
Diajukan Kepada Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 3 Salatiga
Untuk Memenuhi Mata Diklat Praktik Kerja Industri

Disusun Oleh :
Sri Wahyu Lestari
NIS : 1143618

KOMPETENSI KEAHLIAN
AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 3
SALATIGA
Jl. Ja’far Sodiq, Kalibening, Tingkir, Kota salatiga
TAHUN 2018/2019
PENGESAHAN
Laporan praktik kerja industri yang berjudul : LAPORAN PRAKTIK KERJA
INDUSTRI PUSBIKAT ‘‘Teknik budidaya alpukat wina” ini telah di periksa
dan disahkan pada:
Hari :
Tanggal :

Mengetahui,
Mengetahui,
Ketua Pokja Prakerin Pembimbing Sekolah

Hasan Habib Nur W, S.Pd.T. Hery Winamo, S.P.


NUP. 200807 1 002 NUP. 200807 1 005

Waka Humas Hubin Ketua Jurusan

Djaru Purnomo, S.Pd. Ayustina Krisniati,


S.P
NIP.19790426 201001 1 012 NIP.19830625
201001 2

Kepala SMK N 3 SALATIGA

Suripan, S.Pd,M.Pd
NIP.19650120 199003 1 003

ii
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur pantas kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunianNya berupa kemudahan serta
petunjukNya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja Industri
ini dengan baik.
Laporan ini berisi tentang gambaran perusahaan, gambaran pekerjaan yang
dilaksanakan serta kompetensi yang dipelajari selama mengikuti kegiatan praktik
kerja industri.
Dan penulis mengucap terima kasih kepada Bapak Hery Winarmo, S.P.
selaku Pembimbing Sekolah, dan kepada Bapak H. Agus Riyadi, S.Pd.Iselaku
Direktur dan Pembimbing di Industri serta semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu yang tanpa bantuannya laporan ini tidak dapat
terselesaikan dengan baik.
Saya meminta maaf atas segala kekurangan yang terdapat dalam laporan
ini baik disengaja maupun tidak disengaja. Dan serta bersedia menerima semua
saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini,
semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Salatiga, 2019
Penulis

Sri Wahyu L

iii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktek Kerja Industri............................................... 1
B. Tujuan Praktik Kerja Industri............................................................. 1
C. Manfaat Praktek Kerja Industri ......................................................... 2
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah berdirinya perusahaan ........................................................... 3
B. Letak Geografis ................................................................................. 4
C. Struktur organisasi ............................................................................ 5
D. Sarana dan Prasarana ......................................................................... 6
E. Mekanisme Pekerjaan ....................................................................... 7
BAB III PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
A. Deskripsi Pelaksanaan Praktik Kerja Industri ................................... 8
B. Hasil Pelaksanaan Praktik Kerja Industri .......................................... 14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................... 23
B. Saran ................................................................................................... 23
C. Keterbatasan ...................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 24
LAMPIRAN
 Gambar kerja ........................................................................................... 25

Iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKTIK KERJA INDUSTRI


Praktik Kerja Industri merupakan suatu kegiatan yang wajib diikuti oleh
siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Praktik ini untuk mendukung
pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dalam rangka link and Match
dimana sekolah menengah Kejuruan (SMK) bekerja sama untuk meningkatkan
kualitas alumni SMK sebagai sumber daya manusia yang handal dan professional.
Secara umum latar belakang Praktek Kerja Industri ini adalah untuk
memberikan pemaparan lebih jelas tentang Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Disamping itu Praktek Kerja Industri sangat diperlukan bagi siswa SMK karena
dengan kegiatan ini siswa mendapatkan wawasan dan pengetahuan yang lebih
luas dalam Dunia Usaha dan Dunia Industri.
Dengan Adanya kegiatan ini siswa dapat lebih mengerti dan memahami
segala kegiatan-kegiatan di lapangan kerja baik di lingkungan intern maupun
ekstern, selain itu siswa tahu berbagai alat dan kegunaannya yang belum ada di
sekolah masing-masing.
B. TUJUAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI
Adapun tujuan dilaksanakannya Praktik Kerja Industri adalah sebagai berikut :
1. Memenuhi kewajiban sebagai pelajar sesuai dengan program keahlian.
2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja
setelah lulus nanti.
3. Mempunyai gambaran sistem kerja dalam suatu perusahaan.

C. MANFAAT PRAKTIK KERJA INDUSTRI


Manfaat yang dapat diambil dari kegiatan Praktik Kerja Industri ini adalah:
1. Bagi siswa
a) Sebagai sarana untuk membandingkan antara teori yang didapat dari sekolah
dengan praktik yang sesungguhnya di lapangan kerja.
b) Mengetahui proses pembibitan tanaman secara riil di lapangan.

1
c) Menambah keterampilan yang sudah di peroleh di sekolah dan mengukur
kemampuan siswa.
d) Mengetahui asam manisnya dalam bekerja.
e) Bisa mengetahui kalau mencari uang itu sulit,dan bisa membayangkan bagaimana
orang tua mencari uang untuk biaya sekolah kita dan untuk makan kita sehari-
harinya.
2. Bagi Sekolah
a) Melihat kemampuan siswa dapat menerapkan teori yang didapat di bangku
sekolah.
b) Menjalin kerja sama antara sekolah dengan PUSAT BIBIT DAN BUAH
ALPUKAT (PUSBIKAT) AMBARAWA
c) Memberikan kesempatan siswa untuk membiasakan diri pada suasana lingkungan
kerja yang sesungguhnya.
3. Bagi PUSAT BIBIT DAN BUAH ALPUKAT (PUSBIKAT) AMBARAWA
a) Sebagai tahap seleksi untuk mencari tenaga sumber daya manusia yang
berkualitas bagi perusahaan terkait.
b) Merupakan perwujudan yang nyata di dalam pengabdian dalam bidang
pendidikan.

2
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan


Tahun 2002-2003
Dimulai ketika ia selesai dari universitas Gontor, kemudian ia mencoba terjun
kedunia berdagang sayur dipasar Ngasem Bandungan . Awalnya ia mengambil
tomat dari Banjarnegara kemudian ia jual dipasar tradisional. Setelah itu ia
melanjutkan sekolah lagi di Unisula.
Tahun 2004
Sambil kuliah ia juga belajar berdagang kecil-kecilan dengan membawa sepeda
montor dengan berjualan keliling dengan menggunakan keranjang sayur, tidak
hanya sayuran yang ia jual tetapi tahu, tempe, alpukat, salak, dan masih banyak
lagi.
Tahun 2005
Kemudian ia mencoba berjualan rambutan ketika sedang perjalan pengiriman
sayuran ke Jogja . Ketika itu ia hanya sebagai sopir saja. Saat ingin perjalanan
pulang ia melihat orang yang sedang berjualan rambutan ditepi jalan pasar
Borobudur. Di posisi itu ia hanya mempunyai uang hanya Rp. 80.000 bisa ia
gunakan untuk membeli rambutan dengan jumlah 1 keranjang buah rambutan
dengan harga per kg Rp. 1.200. Setelah pulang dari pasar Borobudur ia langsung
menjual rambutannya dipasar Bandungan dengan harga per kg Rp. 2.500.
Setelah itu besoknya ia bisa menjual 2 keranjang buah rambutan, lama-
kelamaan usahanya berkembang terus banyak. Kemudian ia lulus dari Unisula dan
ingin melanjutkan bersekolah lagi tetapi dengan keterbatasan biaya, ia bergerak
untuk mencari dana dengan menjual apa saja yang ada didaerah mereka yang bisa
dijual ke kota dengan komoditas sayuran dan buah-buahan.

3
Tahun 2009- 2010
Musim durian disaat tertentu itu sangat yang dinantikan, ketika saat ada masa
manisnya 2-3 hari mencari keuntungan Rp. 1.000,000 itu bisa ia dapatkan. Selain
berjualan ia juga menjadi guru dengan gaji dulunya masih Rp. 200,000- 400,000.
Tahun 2010- 2011
Ia mengalai kegagalan saat berdagang durian, ia juga mengalami bangrut
bahkan mempunyai hutang ratusan juta. Ibarat untuk makan saja ia kesulitan
bahkan ia harus membawa sisa-sisa nasi yang tidak habis, sayuran, lauk dari
tempa ia mengajarnya lalu ia membawanya pulang kerumah untuk dimakan
bersama istri dan anak-anaknya.
Tahun 2011
Ia mulai fokus dengan merintis usaha baru, saat itu ia mendapatkan tawaran
program pemerintah dengan membuat bibit alpukat, lalu ia mencobanya dan
alhamdulilah bisa sampai sekarang. Awalanya ia melakukannya dengan sendiri
lambat tahun ia mengajak orang untuk membantunya untuk memulai usaha
alpukat.
Tahun 2019
Usahanya mengalami kemajuan dan semakin menambah lahan untuk
dilakukannya pembibitan, sehingga sekarang ia melakukan kerjasama didalam
kota maupun luar kota. Sekarang jumlah kariyawan tetap 16 tetapi dibagi menjadi
2 kelompok yaitu dengan bagian kelompok 1 diarea ambarawa dan kelompok 2
diarea salatiga-tengaran, dan 2 orang dibagian Grading/ penyotiran buah alpukat
sebelum dikirim keluar kota.

B. LETAK GEOGRAFIS
PUSBIKAT ( pusat bibit dan buah alpukat) ambarawa sebagai bagian usaha
dari Perbanyakan jenis alpukat dari jetis bandungan Divisi Tanaman tahunan
dengan komoditas utama tanaman alpukat wina, pangeran, kendil, hass.

4
Kebun tersebut berada di wilayah Kabupaten Semarang yang mencakup
Kecamatan ambarawa, bandungan, salatiga, boyolali hingga Kecamatan Bawen
yang secara administratif berbatasan dengan Kodya Semarang di sebelah utara,
Kabupaten Boyolali di sebelah timur, Kabupaten Magelang di sebelah selatan, dan
Kabupaten Temanggung di sebelah barat.
Secara astronomis letak geografis kabupaten Semarang berada di antara
110°14’54,7” - 10°39’33,3” Bujur Timur dan 7°3’57” - 7°30’00” Lintang Selatan.
Secara umum, Kebun pusbikat berada pada ketinggian antara 300 - 800 meter dpl
dengan topografi datar sampai bergelombang dan sedikit berbukit.
C. STRUKTUR ORGANISASI
Tidak memiliki struktur organisasi dan hanya berjalan begitu saja.
Direktur utama : bpk. H. Agus riyadi S.pd
Pemegang keungan : ibu eva nuridayah
Menejemen keuangan : bpk. Restu
Grading buah : 1. Arzad
2. aji
Pemegang kebun salatiga : bpk
Pekerja lapangan : 1. Prima
2. dwi
3. poniem
4. pariyadi
5. sugi
6. yasin
D. SARANA DAN PRASARANA
Sarana yang terdapat di PUSAT BIBIT DAN BUAH ALPUKAT
(PUSBIKAT) AMBARAWA antara lain :
1. Cangkul
2. Sabit

5
3. pisau okulasi
4. caping
5. Sepatu lahan

Prasarana yang terdapat di PUSAT BIBIT DAN BUAH ALPUKAT


(PUSBIKAT) AMBARAWA adalah lahan tanah yang berada diberbagai lokasi
dan melakukan kerjasama dengan pihak lain.
E. MEKANISME PEKERJAAN
Di PUSAT BIBIT DAN BUAH ALPUKAT (PUSBIKAT)
AMBARAWA pekerjaan yang ditangani adalah alpukat yang memiliki alur kerja
seperti yang terlihat dibawah ini :

Pengolahan dan Pembibitan Penanaman


persiapan lahan

Grading / Panen dan paska Perawatan


penyotiran buah panen

Pengiriman ke
konsumen

6
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

A. DESKRIPSI PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA


Pelaksanaan praktik kerja industry di laksanakan pada tanggal 7 mei 2019- 7
mei 2019 yang dilaksanakan di Pusat Bibit dan Buah Alpukat Ambarawa. Selama
di Pusbikat kerja kali ini saya memilih tanaman alpukat wina karena tanaman
alpukat mudah dikembangbiakan dengan cara vegetative buatan grafting/ sambung.
Indonesia kaya akan beragam jenis buah-buahan. Baik jenis buah asli Indonesia
ataupun buah berasal dari luar di kembangbiakan di Indonesia. Alpukat (Persea
americana) ialah tumbuhan penghasil buah meja dengan nama sama. Tumbuhan ini
berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah dan kini banyak dibudidayakan
di Amerika Selatan dan Amerika Tengah sebagai tanaman perkebunan monokultur
dan sebagai tanaman pekarangan di daerah-daerah tropika lainnya di dunia.
Pohon, dengan batang mencapai tinggi 20 m dengan daun sepanjang 12 hingga 25
cm. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan ukuran 5 hingga 10
milimeter. Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20 sentimeter, dengan massa 100
hingga 1000 gram; biji yang besar, 5 hingga 6,4 sentimeter.
Buahnya bertipe buni, memiliki kulit lembut tak rata berwarna hijau tua hingga
ungu kecoklatan, tergantung pada varietasnya. Daging buah apokat berwarna hijau
muda dekat kulit dan kuning muda dekat biji, dengan tekstur lembut.

A. Klasifikasi tanaman alpukat


Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Subkingdom : Trachebionta ( Tumbuhan berpembuluh )
Super divisi : Spermatophyta ( Menghasilkan biji )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / dikotil )

7
Sub kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana. Mill

Morfologi tanaman alpukat


1. Akar
Tanaman alpukat memiliki sistem perakaran tunggang, yang memiliki
panjang mencapai 5-10 meter bahkan lebih tergantung dengan varietes.
Perakaran ini juga menyebar luas di permukaan tanah dengan panjang mencapai
5 – 6 meter bahkan lebih. Perakaran ini berguna untuk menyerap media air yang
ada di dalam tanah.
2. Batang
Tanaman alpukat memiliki batang berbentuk bulat memanjang dengan
panjang mencapai 5-10 meter, berwarna kecoklatan, memiliki perkulitan keras
dan batang yang keras. Batang tanaman ini juga memiliki percabangan atau
ranting yang banyak yang menyokong daun tanaman alpukat.
3. Daun
Daun tanaman ini adalah tunggal dan simetris, yang memiliki tangkai dengan
panjang 1-1,5 cm. Biasanya daun ini terletak pada bagian ujung ranting, daun
ini berbentuk bulat telur atau oval yang memiliki tebal hampir seperti kertas.
Pangkal daun meruncing, dengan bagian tepu merata dan juga menggulung
keatas. Permukaan daun halus dengan pertulangan yang menyirip, lebar daun
ini 3-10 cm dengan rata – rata panjang 10-20 cm berwarna kemerahan hingga
kehijauan.

8
4. Bunga
Bunga alpukat termasuk bunga majemuk, yang mempunyai bentuk hampir
menyerupai bintang dan memiliki kelamin ganda. Bunga ini tersusun dari
beberapa malai yang muncul pada ketiak daun atau tanting berwarna
kekuningan dan kehijauan. Biasanya dalam penyerbukan bunga ini dibantu
dengan angin maupun binatang yang ada disekitarnya.
5. Buah
Buah alpukat ini hampir sama dengan buah buni, memiliki bentuk bulat oval
dengan panjang 10-20 cm berwarna kehijauan atau kekuningan. Buah alpukat
ini juga memiliki bercak atau bintik halus berwarna keunguan, memiliki daging
lunak, ketika sudah matang dan biji tunggal berwarna putih berbentuk bulat.
6. Biji
Biji buah alpukat ini berbentuk bulat oval atau telur dengan diameter 2,5-5
cm dan berwaran keputihan. Perkembangbiakan biji alpukat ini termasuk
keda;am tuipe hipogeasl, yaitu perkecambahan yang tumbuh diberada didalam
tanah.

B. Cara Budidaya Alpukat


1. Syarat Tumbuh Alpukat Wina
o Tanaman alpukat wina mampu tumbuh di dataran rendah sampai dataran
tinggi dengan ketinggian antara 5 – 1500 m dpl. Namun ketinggian ideal
untuk tumbuh optimal dan mendapatkan hasil yang maksimal adalah pada
ketinggian 200-1000 m dpl.
o Jenis tanah yang cocok adalah tanah lempung berpasir, lempung liat, dan
lempung endapan. Adapun derajat keasaman tanah untuk pertumbuhan
alpukat ( pH) yang sesuai yaitu: pH 5,6 – 6,4.

9
o Tanaman alpukat wina cocok ditumbuh di daerah tropis. Curah hujan
minimum untuk pertumbuhan adalah 750 -1000 mm / tahun. Kebutuhan
cahaya untuk pertumbuhan alpukat wina adalah 40 – 80 % dan Suhu udara
untuk pertumbuhan adalah 15 – 30 oC
2. Cara Budidayanya
1.PemilihanBibit Unggul
Hal pertama yang harus dipersiapan dalam bertanam alpukat wina adalah
pemilihan bibit unggul. Dalam memilih bibit alpukat wina sebaiknya
memilih dari hasil perbanyakan vegetatif melalui okulasi atau sambung
pucuk. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan bibit yang memiliki sifat
yang sama dengan induknya. Pilihlah bibit alpukat wina dengan tampilan
fisik yang sehat, tegak, segar, memiliki perakaran yang kuat dan tidak
terserang hama dan penyakit.

2.PengelolahanLahan
Lahan untuk budidaya alpukat wina sebaiknya dibersihkan dari gulma, tanaman
liar semak semak, dan bebatuan. Jarak tanam yang digunakan dalam budidaya
alpukat wina adalah 6 m x 6 m, dengan popolasi 278 bibit per Ha. Bisa juga
ditanam dengan jarak tanam 7 m x 7 m dengan populasi 204 bibit per Ha.
Buatlah lubang tanam dengan kedalaman 70 cm, lebar 70 x 70 cm. Lubang
tersebut dibiarkan terbuka selama lebih kurang 2 minggu. Saat menggali, tanah
bagian atas dan bawah dipisahkan. Lubang tanam ditutup kembali dengan posisi
seperti semula. Tanah bagian atas dicampur dulu dengan 25 kg pupuk kandang
sebelum dimasukkan ke dalam lubang. Lubang tanam yang sudah ditutup tanah
diberi tanda berupa ajir agar posisi tanam tidak keliru. Pengolahan lahan
sebaiknya dilakukan saat musim kemarau sehingga penanaman bibit alpukat
dapat dilakukan pada awal musim hujan.

10
3. Penanaman Bibit
o Penanaman bibit alpukat wina sebaiknya dilakukan saat awal musim hujan,
sehingga bibit bisa langsung tumbuh.
o Lubang tanam yang telah ditutup digali lagi seukuran dengan ukuran sebesar
wadah bibit alpukat wina.
o Polybag diiris agar bibit alpukat wina bisa dikeluarkan dengan aman tanpa
menggoyahkan akar bibit.
o Bibit alpukat wina beserta tanahnya dimasukkan dalam lubang hingga leher
batang. Setelah bditimbun bibit diikat dengan ajir.
o Setiap bibit alpukat wina sebaiknya diberi naungan untuk menghindari sinar
matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan. Naungan
tersebut dibuat miring dengan bagian yang tinggi di sebelah timur.
o Peneduh ini berfungsi sampai tumbuh tunas-tunas baru atau lebih kurang 2 – 3
minggu.

4.PemeliharaanTanaman
a.Penyiraman.
Bibit alpukat wina yang baru ditanam memerlukan banyak air, sehingga
penyiraman perlu dilakukan setiap hari. Waktu yg tepat untuk menyiram adalah
pagi / sore hari. Namun, saat musim penghujan penyiraman tidak perlu dilakukan
lagi.
b.Penyiangan.
Gulma adalah tumbuhan yang tumbuh tidak dikehendaki. Gulma akan menjadi
kompetitor bibit alpukat dalam menyerap nutrisi di dalam tanah. Agar tanaman
alpukat wina tumbuh dengan baik maka gulma-gulma tersebut harus disiangi
secara rutin. Proses penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma dan
rumput liar yang tumbuh disekitar bibit alpukat wina dengan menggunakan
cangkul atau dengan manual.

11
c.Penggemburan Tanah.
Tanah sebagai media tanam yang berada di sekitar perakaran lama kelamaan
akan mengalami kepadatan sehingga rongga udara dan air di dalam tanah akan
berkurang. Hal ini akan berdampak terganggunya akar tanaman alpukat wina
untuk menyerap nutrisi dengan baik. Oleh karena itu, tanah di sekitar tanaman
perlu digemburkan secara periodik. Proses pengemburan dapat menggunakan
bantuan alat cangkul dan sejenisnya. Lakukan secara perlahan dan hati-hati agar
tidak memutus akar tanaman alpukat miki.
d.Pemangkasan Tanaman.
Pemangkasan hanya dilakukan pada cabang-cabang yang tumbuh terlalu rapat
atau ranting-ranting yang mati. Pemangkasan dilakukan secara hati-hati agar luka
bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit dan luka bekas pemangkasan
sebaiknya diberi penutup luka seperti parafin cair.
5.TahapPemupukan
Tanaman alpukat wina mempunyai rambut akar yang sangat sedikit dengan
sistem pertumbuhan akarnya yang kurang ekstensif. Oleh karena itu, sebaiknya
pemberian pupuk diletakkan sedekat mungkin dengan akar. Pemupukan diberikan
sedikit namun lebih sering, yaitu 4 kali dalam setahun.
Sebelum pemupukan perlu dibuat lubang melingkar tepat di bawah tepi tajuk
tanaman sedalam 30 cm. Pupuk ditebar ke dalam lubang kemudian ditimbun
tanah lagi.
o tanaman alpukat umur 1-4 tahun (fase pertumbuhan) Pupuk yang diberikan
adalah pupuk urea 0,27 kg – 1,1 kg, pupuk TSP 0,5 kg – 1 kg dan Pupuk KCI
0,2kg – 0,83 kg per pohonnya.
o tanaman alpukat umur 3-4 tahun (fase produksi) Pupuk yang diberikan adalah
pupuk urea 2,22 kg-3,55 kg, pupuk TSP 3,2 kg, dan pupuk KCI 4 kg setiap
satu pohonnya.
Adapun pemberian pupuk kandang dapat dilakukan setiap enam bulan sekali.
Pemberian pupuk kandang untuk budidaya dilahan sebanyak 20 kg per pohon.
12
6.TahapPanen
Panen buah alpukat wina akan dimulai saat tanaman sudah berumur 4-5 tahun.
Tanaman alpukat wina mengalami musim berbunga pada awal musim hujan.
Buah alpukat wina biasanya sudah matang setelah berumur 6 hingga 7 bulan dari
saat bunga mekar. Biasanya panen buah alpukat miki terjadi pada bulan
Desember, Januari, & Februari.
Adapun ciri-ciri buah alpukat wina yang sudah matang :
o Warna kulit tua tetapi belum menjadi coklat/ merah dan tidak mengkilap.
o Bila buah diketuk akan menimbulkan bunyi yang tidak nyaring.
o Bila buah digoyang-goyang akan terdengar bunyi akibat tumbukan antara biji
dan daging buahnya.
Proses pemanenan buah alpukat wina dilakukan secara manual, yaitu dipetik
menggunakan tangan. Apabila kondisi fisik pohon tidak memungkinkan untuk
dipanjat, maka panen dapat dibantu dgn menggunakan alat/galah yg diberi
tangguk kain/goni pada ujungnya/tangga. Saat dipanen, buah harus
dipetik/dipotong bersama sedikit tangkai buahnya (3-5 cm) untuk mencegah
memar, luka/infeksi pada bagian dekat tangkai buah.

B. HASIL PELAKSANAAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI

1. Penanaman batang bawah


Batang bawah untuk tanaman alpukat berasal dari biji yang berasal dari
tanaman yang mempunyai perakaran yang kuat.
a. Syarat Biji Yang Digunakan
 Biji sudah masak/ sudah tua ditandai dengan warna yang mengkilat
agak coklat keungu-unguan dan sudah teksturnya sudah kenyal
 Keseragaman biji
 Biji sehat tidak terinfeksi jamur/bakteri

13
 Biji bernas
 Biji bersih dari selaput daging buah
b. Syarat Tempat Pembibitan Biji Alpukat
 Dekat dengan sumber air
 Mudah transportasi
 Tempat teduh sinar matahari 10%-40%
 Jauh dari perternakan unggas
c. Alat Dan Bahan
1.Cangkul
2.Paranet
3.Biji alpukat
4.Tanah liat
5.Pupuk organic dan kompos
6.Kapur dolomit
7.Sedikit fungisida
8.Polybag kecil
Cara Kerja
 Sebelum penanaman, cucilah biji alpukat hingga terlihat bersih
 Setelah itu pilihlah biji yang benar-benar bernas,sehat,dan tua
 Kemudian campurlah media tanam tanah : pupuk organic dan kompos : kapur
dolomit : sedikit fungisida
 Setelah itu peti diisi dengan campuran media tanam kira-kira 15cm
 Biji alpukat yang dipilih lalu ditata didalam media tanam secara lurus mata
biji diletakan dibawah
 Tutuplah biji alpukat dengan campuran media tanam secara tipis-tipis saja
 Setelah itu media tanam dapat disiram menggunakan air sampai media itu
lembab
 Tutupi menggunakan paranet agar terjaga kelembapannya
 Siramilah media stiap 2-3 hari agar media tetap lembab
14
 Setelah 15 hari kecambah alpukat siap dipindahkan ketempat yang
luas/polybag
 Sebelum dipindahkan sirami dahulu tunas kecil dengan air
 Setelah itu polybag bisa diisi dengan campuran kira-kira 15cm
 Kemudian tunas tadi diletakan dipolybag lalu ditutup dengan tanah secara
tipis-tipis
 Sirami dan tunggulah sampai tunas itu siap dilakukan perkembangbiakan
secara vegetative.
d. Keuntungan dan kerugian menggunakan tanah
Keuntungan:
1.Kecambah panjang serta seragam
2.Saat dipindahkan tidak terluka
3.Drainasenya baik
Kerugian:
 Seringkali banyak cacing yang merusak biji
 Hamper 20% banyak yang membusuk karena terganggu dengan virus
 Apabila tidak disirami secara teratur tanah akan keras
2. Cara Perkembangbiakan Tanaman Alpukat Secara Vegetative Sambung
Sambung (grafting) adalah pengembangbiakan tanaman secara vegetative
dengan menyatukan batang bawah dan batang atas yang berbeda dari satu keluarga.
Sambung ada dua macam yaitu mini grafting sambung biasa yang masih dibagi dua
yaitu sambung celah dan sambung sisip.
1) Alat Dan Bahan
a. Pisau okulasi/pisau khusus
b. Tali sambung
c. Plastic cungkup
d. Gunting kupir
e. Gunting pangkas

15
f. Batu asah halus
g. Kain lap
h. Batang bawah
i. Batang atas
j. Tempat entres & bak entres
2) Syarat Batang Bawah
 Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang atasnya, sehingga
batang bawah ini mampu menyatu dan menopang proses pertumbuhan batang
atasnya.
 Tanaman dalam kondisi sehat.
 Sistem perakarannya baik dan dalam serta tahan terhadap keadaan tanah yang
kurang menguntungkan, termasuk harus tahan teradap hama dan penyakit yang
ada dalam tanah.
 Tidak mengurangi kualitas dan kuantitas tanaman yang disambungkan/
diokulasi.
3) Syarat Batang Atas
 Mampu beradaptasi atau tumbuh kompak dengan batang bawahnya, sehingga
batang atas mampu menyatu dan dapat berproduksi dengan optimal.
 Cabang dari pohon yang sehat, pertumbuhannya normal dan bebas dari
serangan hama dan penyakit
 Cabang berasal dari pohon induk yang sifatnya benar-benar seperti dikehendaki,
misalnya berbuah lebat dan berkualitas tinggi.

16
3, Cara Penyambungan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Siapkan batang bawah berupa tanaman yang ditumbuhkan dari biji, sheling
batang kira-kira berumur 8 minggu

.
3. Pilih dan siapkan entres( batang atas) dari alpukat varietas wina, tunas ujung
harus cukup umur dengan daun yang sudah berkembang sempurna dan berada
dormon (keadaan istirahat tanpa ada tanda-tanda akan muncul tunas baru).
Rompes semua daun dengan cara menggunting 1daun dan menyisakan tangkai
daun sepanjang 5 hingga 10 milimeter. Perompesan daun pada tunas ujung
dilakukan 2-3 hari sebelum penyambungan dilakukan, bertujuan untuk
merangsang pertumbuhan mata tunas menjadi bunting, baik itu mata tunas
dibagian ujung maupun mata tunas dibagian ketiak daun yang dirompes
daunnya.

17
4. Tentukan titik pada bagian batang bawah yang akan dipotong dan disambung
dengan batang atas,dengan mempertimbangkan ukuran diameter batang bawah
dan diameter entres agar diperoleh kesesuian yang paling baik,agar proses
penyambungan dan penyatuan berlangsung dengan cepat.

5. Potong batang bawah pada titik yang telah ditentukan menggunakan gunting
pangkas yang tajam dan bersih, jika tidak terdapat gunting pangkas, gunakan
pisau tajam yang bersih dan lakukan dengan tindakan sekali potong. Hindari
potongan yang berulang-ulang agar tidak terjadi “memar” pada batang muda
yang nantinya akan mengakibatkan kegagalan penyambungan.

18
6. Belah ujung batang bawah pada bagian tengah ( jika ukuran diameter entres
sama persis dengan ukuran batang bawah), atau pada bagian agak pinggir (jika
ukuran diameter entres lebih kecil dibandingkan dengan ukuran diameter
batang bawah). Penyesuian bidang belah ini sangat penting agar cambium pada
kedua sisi dapat melekat satu sama lainnya dengan baik.

7. Potong pangkal entres membentuk huruf “V” atau bentuk “beji” cukup dengan
sekali iris pada masing-masing sisi. Sekali lagi, hindari pengirisan pangkal
entres yang berulang-ulang untuk mencegah pemendekan entres akibat irisan/
dipotong berkali-kali, juga agar lapisan cambium tidak terlalu lama
terkontaminasi udara luar yang mengakibatkan lapisan cambium tersebut
akhirnya mengering dan menggagalkan proses penyambungan pada tahap
berikutnya.

19
8. Masuk dan sisipkan entres pada belahan batang bawah dengan hati-hati. Jika
teryata diameter entres lebih kecil pepetkan salah satu sisi batang bawah, ke
kanan atau ke kiri saja(bukan pas dibagian tengah). Proses penyambungan
akan berhasil jika jaringan kambiumnya entres bertemu dengan jaringan
cambium batang bawah meski hanya bertemu pada satu sisi saja.
Ini adalah tahap yang menentukan keberhasilan penyambungan dan
penyatuan entres dengan batang bawah pada kondisi dimana diameter ukuran
entres dan batang bawah yang berbeda. Hal tersebut bisa dihindari jika ukuran
diameter keduanya adalah sama. Kemudian jepit erat titik sambungan dengan
jari tangan agar entres stabil dan tidak berpindah-pindah posisi.

9. Ikat titik sambungan dengan potongan plastic PE yang tipis dan lentur sambil
ditarik memutar kearah atas mengikuti arah putaran jarum jam, meliliti
seluruh bidang permukaan di titik sambungan. Jangan menarik ikatan terlalu
kuat agar tidak terjadi “memar” batang baawah atau entres pada bagian titik
sambungan.
Plastic Pe(Polientilen) yang tipis dan lentur atau gunakan “wrapped plastic”
yang biasa digunakan untuk sebagai pengemas makanan atau buah di
supermarket. Iris dengan ukuran 2 x 6 centimeter menggunakan cutter yang
tajam agar bagian plastic tidak halus.

20
Jika bagian pinggir plastic kasar atau bergelombang, maka plastik akan sangat
mudah putus saat plastic tersebut ditarik.

10. Kerudungi entres dengan plastic es mambo sebagai alat untuk menyungkup,
tanpa perlu diikat bagian bawahnya. Plastic penyungkup ini berguna untuk
menjaga kestabilan iklim mikro sekaligus menggurangi evapotranspirasi (
penguapan akibat proses pernafasan entres) sehingga entres dapat
mempertahankan kesegaran dan kehidupannya selama proses penyambungan
dan penyatuan tersebut berlangsung. Dan jangan lupa sertakan label
keterangan varietas yang disambuung seta tanggal penyambungan dilakukan.

21
11. Letakkan bibit ditempat terbuka tanpa naungan sama sekali,namun jika ragu
terhadap tingginya insetisitas penyinaran matahari maupun insetisitas curah
hujan, bibit dapat diletakkan dibawah naungan paranet dengan naungan
maksimum 20% (80% sinar matahari dapat menembus naungan paranet).
Jaga kelembapan media tanam,sirami media tanam dengan teratur dan
beri pupuk secukupnya dalam bentuk kocoran air disiram.larutkan pupuk
NPK 25-7-7- sebanyak 1 sendok the kedalam 2 liter air dan kocorkan
sebanyak 100cc larutan pupuk ke media dalam polybag/ pot kecil setiap
minggu selama proses penyambungan berlangsung.
Jika dalam waktu 2 minggu entres tetap berwarna hijau segar, 50% proses
penyambungan dikatakan berhasil. Tunggu hingga sambungan berumur 4
minggu sebelum akhirnya plastic penyungkup ditarik dan dilepaskan
seluruhnya. Jika proses penyambungan dilakukan dengan benar dan baik,
maka tunas pada entres mulai akan tumbuh pada umur 2 hingga 3 minggu
pasca penyambungan yang akan diikuti oleh pertumbuhan tunas menjadi
daum yang berlangsung dengan tepat.

12. Tunas yang tumbuh tersebut akan berkembang menjadi daun sempurna 7
hingga 10 hari kemudian. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan
mata tunas menjadi daun sempurna ini, bibit harus berada di tempat yang
teduh dengan intensitas naungan 70%(maksimum hanya 30% sinar matahari
yang lolos mengenai bibit) untuk memastikan jika tidak ada mata tunas,
calon daun, atau entres yang mengering setelah plastic sungkup dilepaskan.
Jika entres, calon daun kemudian mongering, maka proses penyambungan
telah gagal. Hal seperti ini lebih disebabkan karena factor evapotranspirasi
yang berlangsung sangat cepat, sementara penyambungan entres dan batang
bawah belum sempurna sama sekali.

22
13. Diberapa kasus ditemukan tunas pecah dan menimbulkan calon daun hanya
beberapa hari setelah proses penyambungan selesai(antara 7 hingga 14 hari
pasca penyambungan). Pada kasus seperti ini, segera lepaskan plastic
penyungkup dan letakkan bibit pada tempat dengan naungan 90% (hanya
10% sinar matahari yang dapat mengenai daun secara langsung). Hal ini
harus dilakukan agar daun bisa berkembang sempurna pada kondisi
intensitas penyinaran matahari yang rendah.

14. Secara perlahan daun akan tumbuh dan berkembang sempurna karena tidak
dibatasi oleh ruang tumbuh yang sempit dan terbatas dalam sungkup plastic,
sekaligus menghindari daun yang mongering sebagai akibat proses
evaportransiprasi yang terlalu tinggi. Daun akan menggering dan biasanya
akan diikuti oleh jaringan entres yang juga menggering apabila plastic
sungkup dibuka namun bibit tetap dibiarkan berada di bawah penyinaran sinar
matahari penuh, ini terjadi karena proses evaportansiprasi yang berlangsung
sangat tinggi sementara penyatuan sambungan entres dan batang bawah
belum berlangsung secara sempurna.

23
15. Dua minggu pasca mata tunas tmbuh, akan berkembang menjadi daun
sempurna dan menjadi bibit baru hasil sambung dini dengan metode sambung
pucuk. Seminggu kemudian setelah daun berbentuk sempurna, jemur bibit
baru tersebut di bawah sinar matahari penuh. Jangan lupa untuk memberi air
siraman dan pemupukan secara teratur dalam bentuk kocoran air siraman,
tetap dengan pupuk NPK 25-7-7 serta dosis pupuk yang sama namun
frequensi yang lebih jarang, yakni diulang setiap 2 minggu sekali.

16. Daun yang telah tumbuh sempurna 5 minggu pasca penyambungan dapat
segera diletakkan di bawah sinar matahari agar tumbuh dan berkembang
dengan lebih cepat.

17. Ikatan plastic pada titik sambungan yang telah dibuka dan dilepas, akan
memacu pertumbuhan jaringan kalus di titik penyambungan antara entres dan
batang bawah.

24
18. Penyatuan yang sempurna antara entres dengan batang bawah, 3 bulan pasca
penyambungan, dan pada kondisi seperti ini, bibit telah siap untuk ditanam di
lahan maupun dibesarkan terlebih dahulu sebagai bahan tana untuj
tabulampot(tanaman buah dalam pot).

19. 6 minggu pasca penyambungan akan terbentuk jaringan “kalus” persis


dipertemuan antara jaringan cambium entres dengan jaringan cambium
batang bawah. Biarkan plastic pengingkat hingga proses penyambungan
berlangsung selama 8 sampai 10 minggu sebelum akhirnya ikatan plastic
harus dipotong dan dibuka. Jangan membiarkan ikatan plastic terlalu lama,
melebihi 10 minggu karena ikatan plastic tersebut akan mencekik batang dan
menghambat pertuumbuhan bibit selanjutnya.

25
20. Daun akan terus tumbuh dan berkembang dengan sempurna( dalam kondisi
ternaungi).

21. Pemasaran
Biasanya bibit dijual ketika proses penyambungan telah berhasil, harga
pervarietas alpukat berbeda. Harganya berkisaran Rp. 100.000,00 hingga
Rp.800.000,00 tergantung besar kecilnya polybag dan ukuran diameter
batang.

27
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
 Pembiakan tanaman secara sambung pucuk merupakan salah satu cara
perbanyakan secera vegetative buatan
 Sambung pucuk dapat dilakukan pada tanaman pohon induk tanaman buah
yang telah diketahui mempunyai sifat-sifat unggul: berumur genjeh,
produktivitas tinggi dengan kualitas buah prima, tahan atau teloren terhadap
serangan hama dan penyakit tanaman,tahan kekeringan, bibit turunan dari
kolonalnya mempunyai daya adaptasi tinggi diberbagai lokasi tanam dan
lainnya.
 Dalam melakukan sambung pucuk dibutuhkan ketrampilan khusus dan
ketelitian dalam memilih mata entres.
B. SARAN
 Untuk meningkatkan keberhasilan sambung pucuk lebih baik menggunakan zat
pengatur rumbuh auksin
 Musim penghujan lebih baik dalam melakukan sambung pucuk
C. KETERBATASAAN
Masih minimnya pengetahuan tentang proses khususnya pada tanaman
Waktu praktik sangat terbatas sehingga belum bisa menjadi tolak ukur tingkat
keberhasilan dalam melakukan pada tanaman

28
DAFTAR PUSTAKA
 https://id.wikipedia.org/wiki/Avokad
 https://www.jualbenihmurah.com/blog/inilah-6-cara-tepat-budidaya-alpukat-wina-
agar-mampu-tumbuh-dengan-optimal-dan-mampu-berbuah-dengan-lebat
 Jurnalprakerinsmk3salatiga
 Contohlaporanprakerin2016

29
LAMPIRAN

Proses penyungkupan
sambungan

Gambar 3.1

Gambar 3.2

Sanitasi lahan

Gambar 3.3

30
Pengelepasan plastic
sambung

Gambar 3.4

Pemilik usaha
Pusbikat

Gambar 3.5

penyiraman

Gambar 3.6

31

Anda mungkin juga menyukai