Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG

MANAJEMEN PEMASARAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS

Nama Anggota Kelompok :

1. 22042010034/DWI MARGARETA/
2. 22042010054/SILVIA NANDA AMILIA/
3. 22042010089/FIFI ALAIDA YAHYA/
4. 22042010097/AMELIA HUMAIZA ZAHRO/
5. 2204201128/NOVITA WULAN RAMADANTI/

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
SURABAYA
2023
.
ii

LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG
MANAJEMEN PEMASARAN
DI BANYUWANGI

Disusun oleh :

10/D

1. 22042010034/DWI MARGARETA /
2. 22042010054/SILVIA NANDA AMILIA/
3. 22042010089/FIFI ALAIDA YAHYA/
4. 22042010097/AMELIA HUMAIZA ZAHRO/
5. 2204201128/NOVITA WULAN RAMADANTI/

Disahkan oleh :

DOSEN KOORDINATOR DOSEN PEMBIMBING


MANAJEMEN PEMASARAN

Nurul Azizah, S.AB., M.AB Ir. Lisa Sulistyawati, M.M.


NPT. 17219910501002 NIP. 195802239187032001

Mengetahui,

KOORDINATOR PROGRAM STUDI

ADMINISTRASI BISNIS

Dr. Acep Samsudin, S.Sos., M.M., M.A.

NPT. 2111977120433

ii
iii

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah-
Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum Lapang ManajemePemasaran
ini dengan baik. Laporan ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu dari hasil
praktikum lapang yang dilaksanakan pada 3 Mei 2023 sampai 4 Mei 2023 yang
berlokasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi dan Doesoen Kakao
PTPN XII. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Acep Samsudin, S.Sos., M.M., M.A., selaku koordinator program
studi administrasi bisnis.

2. Ibu Nurul Azizah, S.AB., M.AB., selaku dosen koordinator mata kuliah
manajemen pemasaran program studi administrasi bisnis.

3. Ibu IR. Lisa Sulistyawati, M.M., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dalam menyusun laporan praktikum lapang ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum lapang ini terdapat
banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran agar kami dapat membuat laporan yang lebih baik
lagi kedepannya.

Akhir kata, kami sangat berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat,
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan hikmat dan berkat kepada
kita semua.

Surabaya, 8 Mei 2023

Penulis
iv

DAFTAR ISI

COVER LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG MANAJEMEN PEMASARAN


JUDUL LAPORAN ............................................................................................ ........... i
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Tujuan Praktikum Lapang Pemasaran ................................................................ 3
1.3 Manfaat Praktikum Lapang Pemasaran .............................................................. 3
BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN/INSTANSI ..................................................... 5
2.1 Tinjauan Umum Perusahaan/Instansi .................................................................. 5
2.1.1 Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi ................................... 5
2.1.2 Profil Perusahaan Doesoen Kakao PTPN XII Banyuwangi ............................ 8
2.2 Struktur Organisasi .............................................................................................. 10
2.2.1 Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi ........ 10
2.2.2 Struktur Organisasi Perusahaan Doesoen Kakao PTPN XII .................11
2.3 Kegiatan Perusahaan/Instansi1 ....................................................................12
2.3.1 Kegiatan Instansi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ............................12
2.3.2 Kegiatan Perusahaan Doesoen Kakao PTPN XII ....................................16
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................21
3.1 Perusahaan/Instansi Pertama (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Banyuwangi) .........................................................................................................21
3.2 Analisis Hasil Pengamatan Praktikum Lapang Manajemen Pemasaran.24
3.3 Perusahaan/Instansi Kedua (Doesoen Kakao PTPN XII) ..........................32
3.4 Analisis Hasil Pengamatan Praktikum Lapang Manajemen Pemasaran.36
BAB IV PENUTUP ..............................................................................................41
4.1 Kesimpulan .....................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................43
LAMPIRAN ..........................................................................................................44
v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 ........................................................................................................ 6


Gambar 2.2 .............................................................................................................. 9
Gambar 2.3 ............................................................................................................... 10
Gambar 2.4 ............................................................................................................... 11
.
Gambar 2.5 .........................................................................................................................15
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemasaran adalah proses penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Dengan adanya pemasaran,
konsumen tidak perlu lagi memenuhi kebutuhan pribadi secara sendiri-sendiri
dengan melakukan pertukaran antara konsumen dengan pelaku pemasar sehingga
akan ada banyak waktu konsumen untuk melakukan kegiatan yang disukai.
Menurut William J. Stanton (1984:7) pemasaran ialah suatu sistem total dari
kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga,
mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang yang memuaskan keinginan
produk dan jasa baik kepada para konsumen saat ini maupun konsumen potensial.
Secara umum, perusahaan adalah suatu badan hukum yang dibentuk oleh
sekelompok orang yang terlibat dalam menjalankan badan usaha baik itu dibidang
produk maupun jasa dalam kapasitas komersial atau industri. Pada setiap
perusahaan pasti memiliki strategi tersendiri, kegiatan pemasaran pada intinya
memfokuskan diri pada produk, penerapan pembentukan harga, tempat yang akan
dipasarkan dan cara berpromosi. Manajemen pemasaran dalam perusahaan harus
mampu memberikan sebuah pencapaian tujuan khusus bagi perusahaan dengan kata
lain dapat meningkatkan jumlah penjualan yang lebih baik dari tahun ke tahun
sehingga berpengaruh pada besar kecilnya keuntungan yang akan di dapat pada
perusahaan tersebut.

Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran,
yang merupakan strategi yang dijalankan oleh perusahaan. Berkaitan dengan
penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen
pasar tertentu yang merupakan sasaran pasarnya. Bauran pemasaran merupakan
kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran,
variable mana yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi

1
2

tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variable atau kegiatan tersebut perlu
dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam
melakukan kegiatan pemasarannya, dengan demikian perusahaan tidak hanya
sekedar memiliki kombinasi kegiatan terbaik saja, tetapi juga dapat
mengkoordinasikan berbagai variabel bauran pemasaran tersebut, untuk
melaksanakan program pemasaran secara efektif.

Strategi pemasaran juga dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


Banyuwangi. Banyuwangi memiliki sumber daya alam yang cukup melimpah
karena secara geografis dikelilingi oleh wilayah dataran tinggi, dataran rendah, dan
pantai. dibuktikan dengan terus meningkatnya angka kunjungan wisatawan lokal
maupun mancanegara diBanyuwangi.Potensi Kabupaten Banyuwangi pada sektor
pariwisata juga disadari oleh pemerintah daerah. Berdasarkan analisis dalam
RPJMD Kabupaten Banyuwangi tahun 2010-2015, salah satu isu yang dinilai
strategis di Banyuwangi adalah bidang pariwisata. Analisis tersebut kemudian
dijadikan acuan dalam pembuatan RPJMD Kabupaten Banyuwangi tahun 2016-
2021 yang menetapkan bidang pariwisata sebagai leading sector upaya
perkembangan wilayah..

Salah satu sumber daya unggulan Banyuwangi yaitu kakao yang berada pada
Doesoen Kakao PTPN XII Banyuwangi. PTPN XII adalah lahan perkebunan yang
dulunya milik Belanda dan merupakan perkebunan besar sehingga orang Eropa
mengenal produk java cocoa karena orang Belanda membawa kakao ke Eropa, ini
adalah sejarah yang membuat java cocoa terkenal di Eropa. PTPN XII ini adalah
sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang agrobisnis dan agro industri.

Kualitas dari suatu produk serta strategi marketing akan menjadi faktor yang
kuat dalam keberhasilan suatu merk. Hal ini dilakukan oleh Doesoen Kakao PTPN
XII melalui produk cokelat yang dimiliki. Dimana produk coklat yang diproduksi
pada Doesoen Kakao ini berasal dari jenis kakao edel dan kakao bulk yang memiliki
karakteristik masing-masing yang unik dan merupakan kakao dengan kualitas
terbaik di dunia, adapun kakao edel dan kakao bulk ini diolah sehingga
3

menghasilkan produk seperti permen, minuman coklat, bubuk coklat, coklat


batangan, dan juga aneka topping coklat.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis melakukan penelitian untuk


mengetahui bagaimana bauran pemasaran serta strategi pemasaran yang dilakukan
oleh perusahaan/Instansi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi dengan
Doesoen Kakao PTPN XII Banyuwangi.

1.2 Tujuan Praktikum Lapang Pemasaran


1. Dapat mengetahui pengetahuan secara langsung mengenai bagaimana jalannya
pemasaran yang terdapat pada Doesoen Kakao Glenmore dan cara kerja pada
Dinas Kebudayaan Pariwisata Banyuwangi.
2. Dapat mencontoh dalam mengembangkan keterampilan interpersonal dan
komunikasi dalam berinteraksi terhadap pelanggan ,staff, dan manajemen
perusahaan yang bekerja sama yang diterapkan pada Dosoen Kakao Glenmore
dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Banyuwangi.
3. Untuk mengetahui bentuk strategi pemasaran yang digunakan pada perusahaan
Doesoen Kakao Glenmore dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Banyuwangi.
4. Dapat mengetahui bagaimana proses kinerja pada perusahaan Dosoen Kakao
Glenmore dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Banyuwangi.
5. Dapat mencontoh dan mengimplementasikan inovasi serta kreasi dari Doesoen
Kakao Glenmore dan Dinas Kebudayaan Pariwisata Banyuwangi, berperan
menjadi mahasiswa yang berjiwa wirausahawan.
6. Dari DISBUDPAR, meningkatkan rasa bangga terhadap budaya Jawa Timur
yaitu salah satunya dari Banyuwangi.

1.3 Manfaat Praktikum Lapang Manajemen Pemasaran


1.2.1 Secara Praktis
Hasil laporan praktikum lapang pemasaran diharapkan dapat menjadi manfaat
sebagai wawasan baru bagi pembaca dalam penerapan mengenai strategi pemasaran
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi dan Doesoen Kakao PTPN XII
Banyuwangi. Diharapkan juga hasil laporan praktikum lapang ini dapat menjadi
4

bahan penelitian lebih lanjut bagi peneliti di masa mendatang.


1.2.2 Secara Teoritis
Hasil dari praktikum lapang pemasaran ini diharapkan memberikan manfaat
dibidang bisnis khususnya dalam penerapan strategi pemasaran produk atau jasa
yang sesuai dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi dan Doesoen
Kakao PTPN XII Banyuwangi.
5

BAB II
DESKRIPSI PERUSAHAAN /INSTANSI

2.1 Tinjauan Umum Perusahaan/Instansi


2.2 Profil Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi
2.3 Sejarah Perusahaan
Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa
.
Timur yang berada di bagian paling timur pulau Jawa. Banyuwangi memiliki
sumber daya alam yang cukup melimpah karena secara geografis dikelilingi
oleh wilayah dataran tinggi, dataran rendah, dan pantai. selain sumber daya
alam, Banyuwangi juga memiliki budaya khas yang tercipta secara turun
temurun dari adat istiadat Suku Osing, yakni suku indigenos yang menempati
Banyuwangi sejak masa-masa Kerajaan Blambangan. Dikarenakan
karakteristik wilayahnya yang khas, potensi Banyuwangi di bidang pariwisata
cukup kuat. Sehingga Dinas kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi sangat
berperan penting dalam mengembangkan sumber daya tersebut.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi merupakan
unsur pemerintahan dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang
mempunyai tugas untukmembantu Bupati Kabupaten Banyuwangi dalam hal
melaksanakan urusan pemerintahan dalam bidang kebudayaan dan bidang
pariwisata yang menjadi kewenangan daerah. Kedudukan, susunan organisasi,
tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Banyuwangi diatur melalui Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 56 Tahun
2016. Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Banyuwangi menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang kebudayaan dan pariwisata
2. Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang kebudayaan dan pariwisata
3. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan dibidang kebudayaan dan pariwisat
4. Pelaksanaan administrasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi berlokasi di
Jl.Jend. A. Yani No. 74 Taman Baru, Kec. Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi.

5
6

Dinas ini terdiri dari satu sekretariat dan tiga bidang yaitu Bidang Kebudayaan,
Bidang Produk Pariwisata, dan Bidang Pemasaran. Selain itu, Dinas Kebudayaan
danPariwisata Kabupaten Banyuwangi juga memiliki website resmi yang dapat
diakses oleh seluruh masyarakat yaituwww.banyuwangitourism.com yang
didalamnya terdapat berbagai informasi mengenai berbagai macam destinasi wisata
dan informasi mengenai kegiatan-kegiatan event pariwisata di Kabupaten
Banyuwangi .

2.3.1.1 Visi Misi Perusahaan


Adapun Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi
adalah sebagai berikut :
a. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi
yaitu :“Mewujudkan Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah tujuan wisata nasional
yang berbasis kebudayaan dan potensi alam serta lingkungan”.
b. Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan prima terhadap para pelaku usaha industri pariwisata,
wisatawan, dan seluruh lapisan masyarakat.
2. Mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia, aparat, para pelakuusaha
industri pariwisata dan peran serta masyarakat
3. Memasyarakatkan sadar wisata dalam rangka terwujudnya sapta pesona,
promosi, dan hubungan lembaga wisata
4. Menumbuhkembangkan kemitraan dengan pelaku usaha industri pariwisata dan
masyarakat
5. Menumbuhkembangkan potensi objek wisata yang berdaya saing.
6. Menumbuhkembangkan nilai luhur budaya masyarakat KabupatenBanyuwangi
7. Menggalakkan pelestarian dan pemeliharaan Benda Cagar Budaya dan
Kepurbakalaan
8. Menggali, melestarikan, dan mengembangkan potensi seni dan budaya,adat-
istiadat, serta peninggalan sejarah menjadi destinasi pariwisata Banyuwangi.
7

2.3.1.2 Logo Perusahaan

Gambar 2.1. (LOGO DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA


BANYUWANGI)
(Sumber : sippn.menpan.go.id)
Logo Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi pada gambar 2.1 memiliki
makna yaitu :
a. Daun lambang berbentuk perisai berdiri tegak ditengah membelah
dasarlambang menjadi dua bagian yaitu sebelah kiri warna hitam, dan
sebelahkanan warna hijau. Maknanya adalah lambang keamanan dan
ketentramanserta kejujuran yang melambangkan dasar kehidupan rakyat
Banyuwangi
b. Bintang warna kuning emas merupakan lambang ketuhanan yang mahaesa,
bersudut lima dan bersinar lima dengan garis tegak yang artinya Pancasila
sebagai dasar negara yang selalu menyinari rakyat Banyuwangiserta menyinari
peta Kabupaten Banyuwangi, padi, dan kapas
c. Padi dan kapas melambangkan pangan dan sandang yang menjadikebutuhan
pokok masyarakat sehari-hari, gambar 17 butir padi dan 8 buah kapas
melambangkan kemerdekaan Bangsa Indonesia yaitu 17 Agustus1945
d. Peta Kabupaten Banyuwangi yang terdapat banyak sungai dilukiskandengan
warna kuning dan hijau serta di lingkungan Selat Bali dan SamudraIndonesia
melambangkan sumber kemakmuran daerah
e. Pita berisikan tulisan Banyuwangi yang menunjukkan daerah KabBanyuwangi

7
8

f. Pita dasar dengan warna putih bertuliskan “SATYA BHAKTI PRAJAMUKTI”


menunjukkan makna selalu mengabdi kepada kebenaran demi kesejahteraan dan
kebahagiaan masyarakat

2.3.2 Profil Perusahaan Doesoen Kakao PTPN XII Banyuwangi


2.3.2.1 Sejarah Perusahaan
PTPN XII merupakan Badan Usaha Milik Negara yang memiliki status
Perseroan Terbatas (PT). PTPN XII dibentuk pada tahun 1996. Pada tanggal 2
Oktober 2014, PT. Perkebunan Nusantara menjadi perusahaan induk holding
perkebunan dengan kepemilikan saham perusahaan 90% dan saham pemerintah
10%. Keputusan ini didasarkan dengan Peraturan Pemerontah No.72 Tahun 2014
mengenai penambahan modal Negara Republik Indonesia ke dalam modal saham
perusahaan PT. Perkebunan Nusantara XII.
PT. Perkebunan Nusantara XII membangun Rollas Coffee and Tea Café
pada tahun 2008. Pembangunan ini dilakukan atas wujud pengembangan
pemasaran baru yang mulai memperkenalkan produk-produk yang dihasilkan oleh
PTPN XII. Pada tahun 2009, Rollas Coffee diambil alih oleh Industri Hilir dalam
penjualan ritel. Selama dua tahun, PTPN XII mampu mengembangan tiga cabang
dan kerjasama waralaba.
2.3.2.2 Visi Misi Perusahaan
Visi dari perusahaan ini adalah menjadi perusahaan agribisnis yang berdaya
saing tinggi dan mampu tumbuh- kembang berkelanjutan. Adapun misi dari
perusahaan ini adalah melaksanakan reformasi bisnis, strategi, struktur, dan budaya
perusahaan untuk mewujudkan profesionalis berdasarkan prinsip-prinsip good
corporate governance, meningkatkan nilai dan daya saing perusahaan melalui
inovasi serta peningkatan produktivitas dan efisiensi dalam penyediaam produk
berkualitas dengan harga kompetitif dan pelayanan bermutu tinggi, menghasilkan
laba yang dapat membawa perusahaan tumbuh dan berkembang untuk
meningkatkan nilai bagi shareholders dan stakeholders lainnya, mengembangkan
usaha agribisnis dengan tata kelola yang baik serta peduli pada kelestarian alam.
9

2.3.2.3 Logo Perusahaan

Gambar 2.2. (LOGO PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XII)


(Sumber : PT. Perkebunan Nusantra XII)
PT. Perkebunan Nusantara XII memiliki logo yang mempunyai makna:
a. Bentuk dasar seperti globe tembus pandang, melambangkan bahwa PTPN XII
bercita-cita sebagai World Class Company, senantiasa menerapkan prinsip-
prinsip Good Corporate Governance (GCG).
b. Bagian dasar bola berwarna coklat dan hijau memiliki makna bahwa asset
utama perusahaan berupa lahan dan bergerak dalam bidang agribisnis, dengan
memperhatikan lingkungan.
c. Pita berwarna kuning dan merah memberikan kesan bisnis yang bertumbuh
secara mantap dengan memperhatikan efektivitas dan efisiensi yang
mengarah
d. Kediversifikasi baik hulu maupun hilir dengan meningkatkan nilai
perusahaan.
e. Warna biru melambangkan semangat dan etos kerja yang kreatif dengan
memanfaatkan teknologi.
f. Huruf dan angka romawi menunjukkan eksistensi PTPN XII yang merupakan
bagian dari BUMN perkebunan.
10

2.4 Struktur Organisasi


2.4.1 Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Gambar 2.3 (STRUKTUR ORGANISASI DINAS KEBUDAYAAN DAN


PARIWISATA BANYUWANGI)
(Sumber : Dispasbudbdg)
Gambar diatas menunjukkkan struktur organisasi yang ada di dalam perusahaan
Dinas Kebudayaan dan Priwisata Banyuwangi yang memiliki beberapa bidang
yaitu bidang kebudayaan, bidang kesenian dan perfilman, bidang kepariwisataan,
dan bidang pemasaran yang diawasi oleh Kepala Dinas yang memiliki wewenang
untuk mengambil setiap kebijakan yang bersifat strategis demi keberlangsungan
usaha, memberi arahan dan bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan yang
dilaksanakan di lingkup instansi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi
guna untuk menghindari adanya hal hal yang tidak diinginkan, sehingga akan sesuai
dengan tugas yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
manajer atau orang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan usaha yang
bertujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya.
11

2.4.2 Struktur Organisasi Doesoen Kakao PTPN XII Banyuwangi

Gambar 2.4 (STRUKTUR ORGANISASI PTPN XII)

(Sumber : PTPN XII Banyuwangi)

Struktur organisasi pada perkebunan kakao PTPN XII Banyuwangi memiliki


bentuk struktur lini dan staf dengan kekuasaan tertinggi dimiliki oleh seorang
Dewan Komisaris yang membawahi masing-masing bagian. Lalu dibawahnya,
diduduki oleh seorang Direktur, Manajer dan Kepala Bagian.

a. RUPS : organ Perseroan pemegang kekuasaan tertinggi dalam struktur


organisasi tata kelola, dengan kewenangan yang tidak diberikan kepada Direksi
atau Dewan Komisaris.
b. Dewan Komisaris : sebuah dewan yang bertugas untuk melakukan pengawasan
dan memberikan nasihat kepada direktur Perseroan terbatas. KOMISARIS
UTAMA – Ir. Tri Siswanto, B.Sc, SH, MH KOMISARIS – Ir. Tjahya
Widayanti, MSc
c. Komite Audit : Komite yang dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada
Dewan Komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas dan fungsi
Dewan Komisaris.
d. Komite Manajemen Risiko : komite yang dibentuk untuk membantu
pelaksanaan tugas dan wewenang Dewan Direksi terkait dengan penerapan
manajemen risiko Perusahaan.
e. Direktur : Kepemimpinan lembaga perusahaan yang kemudian disebut instansi
12

Perseroan terbatas. DIREKTUR – Siwi Peni, S. Si., MM


f. SEVP Operation : Jabatan tertinggi yang memegang wewenang penuh untuk
mengambil keputusan atau teknis operasional. SEVP OPERATION – Ir.
Yualianto
g. SEVP Business Support : Jabatan tertinggi pemegang wewenang terkait
business support. SEVP BUSINESS SUPPORT – Tri Septiono, S.P.
h. Manajer : orang yang bertanggung jawab untuk mengarahkan usaha yang
bertujuan membantu organisasi dalam mencapai sasarannya.
i. Kepala Bagian : pemimpin suatu divisi / unit perusahaan.

2.5 Kegiatan Perusahaan/Instansi


2.5.1 Kegiatan Perusahaan/Instansi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Banyuwangi

a) Kepala Seksi Informasi Budaya dan Wisata memiliki tugas :

1) Menyusun rencana Seksi Informasi Budaya dan Wisata sesuai dengan rencana
kerja Dinas.
2) Menyelenggarakan pembinaan dan kemitraan dalam rangka meningkatkan
informasi kepariwisataan.
3) Menyiapkan bahan kerja sama dengan instansi pemerintah maupun swasta
dalam pengadaan dan memajukan sarana informasi kepariwisataan.
4) Melakukanupaya informasi melalui media cetak, film, slide, poster, brosur,
leaflet, internet, dan lain-lain.
5) Membuka pusat - pusat informasi wisata.
6) Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang informasi
kepariwisataan.
7) Menyiapkan bahan penyelenggaraan informasi, mengelola pusatpusat
informasi pariwisata.
8) Mengoordinasi bawahan agarv terjalin kerja sama yang baik dan saling
mendukung.
9) Menilai hasil kerja sama bawahan untuk bahan pengembangan karier.
13

10) Melaksanakan tugas kedinasan yang di berikan oleh atsan sesuai tugas pokok
dan fungsinya.
11) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas/kegiatan kepada atasan.

b) Kepala Seksi Promosi Budaya dan Wisata mempunyai tugas :


1) Menyusun rencana Seksi Pelayanan Informasi Budaya dan Wisata sesuai dengan
rencana kerja Dinas.
2)Menyelenggarakan pembinaan dalam rangka peningkatan promosi
kepariwisataan di dalam dan di luar negeri.
3) Menyiapkan bahan dan membuka jaringan kerja sama dengan instansi
pemerintah maupun swasta dalam pengadaan dan memajukan sarana promosi
kepariwisataan.
4) Melakukan upaya promosi melalui media cetak, film, slide, poster, brosur,
leaflet, internet, dan lain –lain.
5) Mengumpulkan bahan dan menyusun laporan di bidang.

• Kepala Bidang Pemasaran


Kepala Bidang Pemasaran mempunyai tugas pokok melaksanakan Pembinaan dan
Pemantauan dalam rangka pengembangan jaringan usaha pemasaran wisata.
1. Kepala Bidang Pemasaran memiliki fungsi sebagai berikut :
1) Pelaksanaan upaya pengembangan pemasaran wisata.
2) Peningkatan kerjasama pemasaran baik di dalam maupun luar negeri dengan
menonjolkan keunggulan-keunggulan daerah.
3) Peningkatan koordinasi pengembangan jaringan aksesibilitas.
4) Pelaksanan promosi intensif di dalam dan luar negeri.
5) Perancangan dan mensinergikan pembuatan event-event untuk meningkatkan
kunjungan.
6) Peningkatan kemitraan pengembangan produk dan promosi.
7) Peningkatan pembangunan sistem informasi pelayanan kepariwisataan.
8) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
14

2. Kepala Bidang Pemasaran memiliki tugas sebagai berikut :


1) Menyusun rencana Bidang Pemasaran sesuai dengan rencana Dinas.
2) Melaksanakan upaya pengembangan pemasaran wisata.
3) Meningkatkan kerja sama pemasaran baik di dalam maupun di luar negeri dengan
menonjolkan keunggulan-keunggulan daerah.
4) Meningkatkan koordinasi pengembangan jaringan aksebilitas.
5) Melaksanakan promosi intensif di dalam dan di luar negeri.
6) Merancang dan mensinergikan pembuatan event-event untuk meningkatkan
kunjungan.
7) Meningkatkan kemitraan pengembangan produk dan promosi.
8) Meningkatkan pembangunan sistem informasi pelayanan kepariwisataan.
9) Mengoordinasikan bawahan agar terjalin kerja sama yang baik dan saling
mendukung.
10) Menilai hasil kerja bawahan untuk bahan pengembangan karier.
11) Melaksanakan tugas kedinasan yang diberikan oleh atasan sesuai tugas pokok
dan fungsinya.

• Kepala Bidang Atraksi dan Ekonomi Kreatif


Berdasarkan Peraturan Bupati No. 33 Tahun 2020, Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan Pemerintahan Daerah di
bidang Kebudayaan dan Pariwisata.
Untuk melaksanakan tugas dimaksud, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
mempunyai fungsi :
1) Perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata.
2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kebudayaan dan pariwisata.
3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata
Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai tugas dan fungsinya.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi adalah sarana untuk


mengelola dan memberikan edukasi dalam mengembangkan budaya dan pariwisata
15

Banyuwangi. Program pemasaran pariwisata pantai pulau merah yang dilakukan


oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi dilakukan dengan
beberapa kegiatan pemasaran. kegiatan program pemasaran antara lain adalah yang
pertama pembuatan bahan promosi dan informasi kabupaten banyuwangi, dimana
untuk melakukan kegiatan ini terdapat dua target kinerja yaitu pembuatan buku
pariwisata Kabupaten Banyuwangi dan famtrip pariwisata

Beberapa kegiatan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi antara lain


adalah:

- Membudidayakan destinasi wisata yang bekerjasama dengan warga lokal guna


meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang didapat dari
pemasukan pariwisatawan.
- Mempublikasi dokumenter berisi kekayaan dan keunikan destinasi wisata
Banyuwangi sebagai bentuk promosi
- Mengadakan event, yang merupakan salah satu alat promosi yang paling
diunggulkan Banyuwangi. Event-event tersebut dikemas dalam Banyuwangi
Festival yang digelar sepanjang tahun. Setiap tahun ada tema-tema tertentu
untuk BEC. Ada beberapa festival Banyuwangi yangtidak bersifat kebudayaan
namun sangat dinantikan danmempunyai pangsa pasarnya sendiri, seperti Tour
De Ijen, Kite and Wind Surfing, Banyuwangi Jazz Festival, Banyuwangi Batik
Festifal, Banyuwangi International BMX. Hubungan publik diwujudkan dalam
bentuk hubungan kerjasama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi
untuk mempromosikan objek wisatanya dengan berbagai pihak. Dengan
mengandalkan penggencaran promosi yang dimulai pada tahun 2019,
Banyuwangi mampu mencapai prestasi luar biasa dalam kurun waktu empat
tahun terakhir. Tercatat sejak tahun 2019, Banyuwangi mampu mengurangi
angka kemiskinan sebesar 7,52% dengan pendapatan per kapita naik 149,0%
yang totalnya menjadi 51,80 triliun. Padahal pada sebelum tahun 2010 tercatat
persentase kemiskinan sebesar 20,09%. Ini menjadi bukti bahwa pariwisata
berpengaruh besar pada peningkatan kesejahteraan rakyat Banyuwangi.
16

2.5.2 Kegiatan Perusahaan/Instansi Doesoen Kakao PTPN XII Banyuwangi


`Doesoen kakao di kawasan PTPN XII pabrik pengolahan cokelat Pager
Gunung, Kebun Kendeng lembu, Glenmore Banyuwangi. Lokasinya berjarak
sekitar 13 km dari kantor Telkom Glenmore, searah dengan jalur menuju wisata
Waduk Sidodadi. Luasnya, sekitar 600 hektar. Jalan menuju lokasi Doesoen Kakao
sangat mulus dan lebar karena merupakan bagian dari Jalan Lingkar

Selatan yang menggunakan konstruksi beton. Selain melewati Waduk


Sidodadi, anda juga akan menjumpai Pabrik Gula Glenmore, yang merupakan
pabrik gula termodern di Indonesia. Tepat di tengah kebun kakao terdapat bangunan
mirip peninggalan Belanda berdiri kokoh. Tempat tersebut merupakan bangunan
yang digunakan untuk mengolah kakao. Diawali memetik buah kakao, selanjutnya
buah kakao dipisahkan antara biji dan kulit. Caranya, dengan memotong kulit
kakao. Lalu, mencungkil bijinya, biji kakao kemudian dipisahkan ke selaput buah
berwarna putih. Setelah itu, biji kakao difermentasi selama empat hari secara
tradisional, ditutup karung goni, tempat penerimaan biji kakao. Biji kakako dari
kebun diterima disini.

Gambar 2.5. (TEMPAT FERMENTASI BIJI KAKAO)


(Sumber : Doesoen Kakao PTPN XII,2023

Jika fermentasi masih 1 hari warnanya putih, kakao edel merupakan jenis biji yang
bagus dan mahal. Fermentasi dilakukan selama 3 sampai 4 hari, dimana ada 3 kotak
untuk tempat fermentasi yang setiap kotaknya memiliki jangka waktu serta
temperatur suhu yang ditentukan, diantaranya ialah :
17

1. 16 jam dengan temperatur 25 derajat celcius sampai 35 derajat celcius


2. 24 jam dengan 35 derajat celcius sampai 45 derajat celcius
3. 24 jam dengan 45 derajat celcius sampai 50 derajat celcius

Adapun tahap pemrosesannya ialah:

1. Tahap fermentasi
Pada hari pertama, biji kakao yang sudah lolos uji petik dipindahkan ke tempat
fermentasi.Selama proses fermentasi dilakukan pemeriksaan kebersihan terhadap
biji kakao. Setelah benar-benar bersih, biji kakao dimasukkan ke dalam karung goni
dengan kapasitas 1500 kg. Namun pada hari pertama uji petik / pemeriksaan akan
masuk kesini, apabila ada kotoran atau kakao nya dalam keadaan yang tidak bagus
akan dikubur dan tidak diolah, jadi dapat dikatakan bahwa yang masuk ketahap
fermentasi adalah biji kakao yang benar-benar besrsih. Lalu ditutup dengan
menggunakan karung goni dengan kapasitas 1500 kg. Tujuan dari fermentasi ini
adalah untuk mengurangi kadar air agar cita rasa yang dihasilkan tidak pahit.

2. Tahap penjemuran
a. Sun Drying
Setelah dilakukan fermentasi, biji kakao dijemur di bawah sinar matahari selama 3
hari. Selama satu hari penjemuran dapat menghabiskan waktu hingga 7 sampai 8
jam. Tujuan dari penjemuran ini adalah menurunkan kadar air. dalam hal ini
terdapat prosedur dalam yang harus dilaksanakan saat melaksanakan sun draying
yaitu
1) lantai jemur dalam kondisi yang bersih
2) ketebalan hamparan biji 4 lapis (+-15 kg m2)
3) pembalikan dilakukan setiap 1 jam sekali ( lakukan sertai jika ada benda asing
segera pisahkan
4) saat cuaca cerah penjemuran dapat dilakukan lebih dari 1 hari sampai kering.
5) hindari dari biji terpecah
6) lakukan uji petik sesuai pedoman SUDIR (23/SE/096/2002)
7) penyiapan terpal untuk melindungi biji saat hujan
18

b. Mechanical Drying
Mechanical drying dilakukan ketika setelah sun drying. atau juga bisa digunakan
saat cuaca hujan dan tidak adanya sinar matahari yang merata. dalam menjalankan
Proses ini menggunakan mesin yang tidak menggunakan bahan bakar kayu atau
solar melainkan elemen listrik. serta kapasitas yang bisa dimuat oleh mesin ini yaitu
sekitar 4.500 kg, dan Biji kakao yang dikeringkan melalui mesin memakan waktu
13 sampai 15 jam. adapun juga terdapat instruksi kerja pengeringan listrik yaitu
1) persiapan alat, skop kayu, buku pencatat suhu, bimbingan, skop plastik dan
pengukur KA
2) pastikan aliran listrik berfungsi dengan baik
3) pastikan bak dalam keadaan bersih
4) nyalakan pemanas bak selama 15 menit sebelum diisi biji kakao
5) pastikan biji yang akan dikeringkan sudah dijemur min. 3 hari cuaca normal
6) lakukan pembalika setiap 1 jam sekali sampai kering dengan KA 7-7,5 %
7) lakukan uji petik pencatatan suhu setiap jam
8) setelah dinyatakan kering dikarungki 50 kg
9) pastikan disekitar bak pengering tidak ada biji kececeran.

3. Tahap pengolahan produk:


a. Proses steaming
Steaming adalah proses pengukusan menggunakan mesin steamer selama 30 menit
dengan kapasitas 50 kg. Pengukusan sebelum roasting bertujuan untuk mengurangi
jumlah mikroba awal dan juga menghilangkan kotoran.
b. Proses penyangraian
Setelah dilakukan proses steaming, kemudian dilakukan penyangraian biji kakao
dengan menggunakan alat sangrai bernama roaster dengan suhu mencapai 120
derajat celcius. Tujuan dari penyangraian adalah mengembangkan cita rasa dan
aroma khas cokelat, menurunkan kadar air, mematikan mikroba,
menggelembungkan kulit biji hingga mudah dipisahkan dari nib daging biji, dan
membuat nib lebih renyah sehingga memudahkan penghancuran dan penghalusan.
19

c. Proses desheller
Proses desheller merupakan proses pemisahan daging biji nib dari kulit kakao.
Proses ini bertujuan untuk memisahkan dan membersihkan biji kakao dari kulit
arinya.
d. Proses pemastaan
Proses pemastaan dilakukan untuk mengubah bentuk biji kakao menjadi bentuk
pasta cokelat. Ketika dilakukan penggilingan biji mengeluarkan minyak yang
berbentuk pasta. Proses ini juga dapat melelehkan minyak dalam biji kakao
tersebut, suhu pelelehan lemak yang terdapat di dalam biji kakao dengan titik leleh
sebesar 31 sampai 32 derajat celcius.
e. Proses pemecah bungkil
Pada proses ini bungkil kakao dibubukkan menggunakan mesin penghancur
bungkil Bungkil yang akan dibubukkan didinginkan di tempering terlebih dahulu
pada suhu 15 derajat celcius selama dua hari.
f. Proses penghalus bubuk
Pada proses padatan bungkil dipecahkan terlebih dahulu menggunakan pemecah
bungkil menjadi kepingan besar bungkil, kemudian dipecah menjadi kepingan
kecil. Padatan bungkil lalu dihaluskan dengan alat penghalus selama 15 menit.
g. Proses pengayakan
Setelah penghancuran bungkil, bubuk kakao dibubukkan menggunakan mesin
pengayak tipe getar.
h. Proses penyangrai bubuk
Bubuk kakao disangrai kembali untuk memastikan mikroba dan kemudian
didinginkan.
i. Proses blending bubuk
Pada proses ini bubuk kakao dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti gula,
vanilla, dan sebagainya.
j. Proses bolmil
Pada proses ini bubuk kakao dipanaskan kembali hingga suhu 40 derajat celcius.
k. Proses councing
20

Pada proses ini bubuk kakao dipanaskan kembali sampai suhu 40 derajat celcius
selama lima jam.
l. Proses pencetakan cokelat
Sebelum pencetakan, suhu cokelat cair dijaga pada suhu 30-32 derajat celcius untuk
dibawa ke wadah-wadah pencetakan. Selanjutnya, dilakukan pendinginan secara
perlahan untuk memadatkan cokelat dan kemudian cokelat dikeluarkan dari cetakan
setelah mencapai 10 derajat celcius.
Proses pendinginan yang terkontrol akan menghasulkan cokelat padat dengan
kristal lemak yang halus dan struktur yang stabil terhadap panas, terlihat dari sifat
lelehnya yang baik dan permukaan yang mengkilap.

Pengolahan biji kakao merupakan kumpulan tahapan proses yang panjang


dan kompleks. Dalam pengolahannya dibutuhkan keahlian serta alat dan teknologi
yang memadai untuk dapat menghasilkan cokelat dengan kualitas terbaik dan
bermutu. Selain itu pengolahan biji kakao membutuhkan ketelatenan yang ekstra
sehingga prosesnya berhasil.
21

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Perusahaan/Instansi Pertama (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata


Banyuwangi)
Banyuwangi mempunyai kekayaan sumber daya manusia, hayati dan non hayati
serta sumber daya alam potensial yang merupakan modal untuk dimanfaatkan
secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang ditujukan untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah sebagai pendukung pendapatan nasional.

Menyadari pentingnya eksistensi dan daya tarik budaya Osing, Pemerintah


daerah mengusung konsep dimana pembangunan destinasi wisata yang dilakukan
tidak hanya berfokus pada fungsi ekonomi, namun juga diharapkan dapat menjadi
media pelestarian budaya Osing. Dengan begitu, Dapat disimpulkan bahwa upaya
pelestarian budaya dan peningkatan ekonomi pada pembangunan sektor pariwisata
Banyuwangi berjalan bersamaan. Hingga Saat ini, upaya yang sudah dilakukan
Pemerintah Banyuwangi dalam merealisasikan visi pariwisata berbasis budaya
tersebut antara lain melalui penentuan kawasan sentra wisata adat Osing yang
berada di Desa Kemiren, dan pengadaan program Banyuwangi Festival yang
diselenggaraan beberapa kali dalam setahun.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi merupakan Satuan


Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang memiliki tanggung jawab melaksanakan
tugas Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi di bidang Kebudayaan dan
Pariwisata yang diharapkan dapat mewujudkan visi dan misi Kabupaten
Banyuwangi juga mewujudkan visi dan misi yang dimiliki oleh Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.Tugas utama dari Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kabupaten Banyuwangi menurut Undang-Undang Nomor 52 Tahun
2011 Tentang Rincian Tugas, Fungsi Dan Tata Kerja Dinas Kebudayaan Dan
Pariwisata Kabupaten Banyuwangi yaitu melaksanakan urusan Pemerintahan
Daerah di bidang Kebudayaan dan Pariwisata. Untuk melaksanakan tugas
dimaksud, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata mempunyai fungsi :

21
22

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang kebudayaan dan pariwisata.


2. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kebudayaan dan pariwisata.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kebudayaan dan pariwisata

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi agar dapat


mewujudkan kinerja yang lebih efisien dan efektif dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya, kinerja tersebut dibagi menjadi 3 (tiga) bidang dan 1 (satu) sekertariat
diantaranya adalah Bidang Kebudayaan, Bidang Pariwisata, dan Bidang
Pemasaran.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu


unsur pelaksana Pemerintah Daerah yang di bentuk berdasarkan Peraturan Bupati
Banyuwangi Nomor 33 Tahun 2020 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Bupati Banyuwangi Nomor 56 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata
Kabupaten Banyuwangi. Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
memiliki 6 bidang yang terdiri dari Sekretariat, Bidang Pemasaran dan
Kelembagaan Ekonomi Kreatif, Cagar Budaya dan Sejarah, Destinasi Pariwisata,
Kebudayaan, Pengembangan Sumber Daya Parekraf serta 4 UPT yakni UPT Taman
Budaya, UPT Pengembangan Ekonomi Kreatif Taman Candra Wilwat.

Dinas kebudayaan sendiri memiliki peran yang sangat penting, salah satunya
untuk menjaga dan melestarikan budaya asli daerah setempat serta mengenalkan
budaya daerah kepada masyarakat luar agar budaya nya dapat dikenal dan menjadi
ciri khas tersendiri. Selain itu, bidang pariwisata juga tidak kalah penting perannya
untuk memajukan dan mengenalkan tempat-tempat wisata yang ada didaerahnya.

Pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai


negara sudah tidak diragukan lagi. Indonesia dengan keberagaman budaya
merupakan tempat yang menarik bagi wisatawan sebagai alternatif tujuan wisata.
Wisatawan yang datang berkunjung merupakan sumber devisa negara yang dapat
meningkatkan pendapatan negara dan masyarakat di lokasi objek wisata. Tak hanya
23

itu dalam diDinas Kebudayaan Pariwisata Banyuwangi juga memiliki tufas dan
tanggung jawab yaitu meliputi :

1. Pengelolaan Destinasi Pariwisata: Dinas ini bertanggung jawab dalam


mengelola, mengembangkan, dan mempromosikan destinasi pariwisata di
Banyuwangi. Mereka melakukan pemetaan potensi pariwisata, perencanaan
pengembangan destinasi, pengelolaan infrastruktur pariwisata, serta
pengawasan terhadap keberlanjutan dan kelestarian lingkungan di area
pariwisata.

2. Pengembangan Produk Pariwisata: Dinas ini melakukan penelitian dan


pengembangan untuk menciptakan produk pariwisata yang menarik dan
beragam. Mereka berkolaborasi dengan pihak terkait dan masyarakat setempat
untuk mengembangkan atraksi pariwisata, kegiatan budaya, event, dan festival
yang dapat menarik wisatawan.

3. Promosi Pariwisata: Dinas ini memiliki peran penting dalam mempromosikan


pariwisata Banyuwangi ke tingkat lokal, nasional, dan internasional. Mereka
mengadakan kampanye promosi melalui media massa, media sosial, partisipasi
dalam pameran pariwisata, dan kerjasama dengan pelaku pariwisata lainnya.

4. Pelestarian Budaya: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi juga


bertanggung jawab dalam pelestarian warisan budaya dan tradisi lokal. Mereka
mendokumentasikan budaya lokal, mendukung kegiatan seni dan budaya, serta
mengadakan program pengembangan kesenian dan kebudayaan bagi
masyarakat.

5. Pengembangan Industri Pariwisata: Dinas ini berperan dalam pengembangan


industri pariwisata yang berkelanjutan. Mereka bekerja sama dengan pelaku
industri pariwisata, pelaku usaha, dan komunitas lokal untuk meningkatkan
kualitas layanan, infrastruktur, dan meningkatkan penghidupan masyarakat
melalui sektor pariwisata.
24

Dengan peran dan tanggung jawab tersebut, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Banyuwangi berupaya untuk memajukan pariwisata, melestarikan budaya, dan
menciptakan keberlanjutan dalam pengembangan pariwisata yang berkelanjutan di
Banyuwangi.

3.2 Analisis Hasil Pengamatan Praktikum Lapang Manajemen Pemasaran


3.2.1 Implementasi Bauran Pemasaran
Strategi dan kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Banyuwangi antara lain, strategi yang digunakan adalah akselerasi program yaitu
dengan menggerakkan potensi dan penunjang kepariwisataan secara terpadu dan
berkelanjutan untuk menjadikan Kabupaten Banyuwangi mempunyai daya tarik.
Strategi diuraikan ke dalam arah kebijakan, tujuan, sasaran program dan kegiatan
prioritas yang akan diimplementasikan dalam periode waktu tertentu. Menjaga
konsistensi Visi dan Misi, terutama dalam menjabarkannya pada kebijakan
perencanaan pembangunan. Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi perlu ditetapkan kebijakan,
program dan kegiatan. Kebijakan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Banyuwangi tersebut yang telah dilaksanakan yaitu pembinaan dan pengembangan
kesenian dan adat budaya daerah serta peningkatan obyek-obyek pariwisata di
daerah Kabupaten Banyuwangi sekaligus sebagai upaya peningkatan ekonomi
kerakyatan. Potensi Objek Pariwisata Kabupaten Banyuwangi yang Menjadi
Potensi Unggulan yaitu :

1. Kawah IjenGunung Ijen


Sebuah gunung berapi aktif yang mempunyai ketinggian 2443 meter. Kawah
seluas 20 km yang dikelilingi dinding kaldera setinggi 300-500 meter.Daya
tarik utama dari tempat ini adalah Api Biru atau Blue Fire yang terletak di
bawah kawah dan terlihat semakin bagus saat kondisi sekitarnya gelap atau pada
saat dinihari.
2. Pulau Merah
25

Pulau Merah memiliki bukit hijau cantik yang terdapat di seberang pantai.
Menariknya kita dapat mencapai pulau ini ketika air surut dengan berjalan kaki
yang hanya berjarak 100 meter.
3. Pantai Plengkung
Pantai Plengkung lebih dikenaldengan nama G-Land. Pantai Plengkung dijuluki
“The Seven Giant Waves Wonder" oleh peselancar asing karena memiliki 7
gulungan ombak hingga 6 meter tingginya.
4. Pantai Sukamade
Berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB),Pantai Sukamade
merupakan salah satu dari Triangle Diomond Banyuwangi, Jawa Timur. Untuk
mencapai pantai ini memang penuh dengan perjuangan karena kawasan
Sukamade dikenal memiliki Jungle track yang sangat esktrem dengan
pemandangan alam yang masih sangat dan eksotis.Pantai sukamade menjadi
tempat favorit bagi para penyu mendarat dan bertelur, tempat ini juga dikenal
dengan sebutan Istana penyu bagi seluruh jenis penyu yang ada karena 4 dari 6
jenis penyu yang ada di seluruh dunia mendarat di tempat ini.

Banyuwangi telah menetapkan strategi city brandingdengan tagline The


Sunrise of Java Langkah – langkah yang telah diambil pemerintah Banyuwangi
dalam rangka menyusun strategi menjual daerahnya sudah cukup tepat. Dengan
mengkombinasikan kekuatan sumber daya yang dimiliki Banyuwangi. Adapun
langkah –langkah yang telah dilakukan Banyuwangi menerapkan teori yang dikenal
dengan The 7 A Destination Branding :

1. Assesment
Assessment dilaksanakan dengan melibatkan para akademisi, birokrat, tokoh
masyarakat adat,pelaku seni, para pengusaha dan stakeholder lainnya untuk analisa
dan review bagaimana posisi atau kondisi kota yang akan dibranding dengan
menentukan konsumen internal dan eksternal, kebutuhannya, kapabilitas pesaing,
trend, menemukan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sebuah kota..
2. Analysis and Advantage
26

Setelah analisa dan pengumpulan data tentang keunggulan dan kelemahan


Banyuwangi dalam langkah pertama, selanjutnya menyusun strategi positioning
yang tepat untuk Banyuwangi dengan mempertimbangkan keunggulan kompetitif
yang dimiliki Banyuwangi.
3. Architecture and Alignment
Arsitektur merek didefinisikan sebagai hubungan antara struktur dan hubungan
antara lokasi internal kota yang dibranding dan faktor faktor pendukungnya seperti
letak geografis, tematik lokasi dan cara marketingnya. Banyuwangi memilih tagline
yang tepat dengan memanfaat potensi letak geografis banyuwangi yang di ujung
timur pulau jawa yang atinya memang benar bahwa banyuwangi adalah daerah
yang pertama kali menikmati matahari terbit di Pulau Jawa. Sehingga ditetapkanlah
tagline The Sunrise of Java.
4. Articulate
Dalam langkah ini fokus pada mendesain identitas sebuah kota secara visual dan
verbal, dengansingkat jelas dan mudah dipahami oleh publik, dan bisa menjual
daerah. Kalimat tagline yang disusun oleh Banyuwangi benar benar memiliki arti
yang sebenarnya bahwa kalau ingin menikmati matahari terbit yang pertama ya di
Banyuwangi. Kalimat ini juga mengadung artibahwa Banyuwangi menjadi daerah
yang benar-benar terbit dan muncul kemajuan dan pembangunannya. Tagline The
Sunrise of Java memakai bahasa asing karena target auidience yang diharapkan
tidak hanya dari Indonesia tapi masyarakat international.
5. Activation
Dalam langkah aktivasi ini bagaimana melakukan publikasi branding yang telah
dibuat dengan mengintegrasikan semua saluran komunikasi pemasaran seperti
advertising, web marketing, public relation, social media dan word of mouth,
mobile technology, video and sound, dan Brochures and publications. Semua
saluran komunikasi pemasaran ini telahdimanfaatkan dan dimaksimalkan oleh
Banyuwangi untuk mengenalkan brandingnya. Banyuwangi menggunakan media
seperti media sosial,Detik.com, kompas, berita A1. Media cetak, membuat
publikasi seperti buku Pelangi Budaya Banyuwangi, buku exploring Banyuwangi.
Di bidang web marketing, membangun website resmi Pemerintah Kabupaten
27

Banyuwangi. Dalam bidang mobile technology Banyuwangi memiliki aplikasi


android tentang Banyuwangi Tourism, dan dalam waktu dekat juga menggandeng
pihak Apple untuk aplikasi IOS di I phone dan I pad. Untuk video, Banyuwangi
membuat video tentang exploring Banyuwangi untuk ditayangkan di televisi (Metro
TV dan Trans TV),
termasuk menciptakan sound instrument angklung Banyuwangi untuk diputar di
lobby-lobby hotel,restoran dan tempat-tempat publik lainnya”. Membuat baliho-
baliho yang dipasang di sudut sudut jalan baik di dalam kota Banyuwangi maupun
di kota lain dengan menampilkan semua events di Banyuwangi. Dalam public
relation Banyuwangi melakukan promosi pariwisata dengan melakukan gathering
dengan para pelaku pariwisata di kota lain seperti Yogyakarta dan Bali.
6. Adoption
Memaksimalkan dukungan semua stakeholder untuk mensukseskan city branding
yang telah ditetapkan, baik intermal stakeholder seperti birokrat, akademisi,
peneliti, masayakat dan komunitas tertentu atau ekstern gghhhgghhgd
al stakeholder seperti pengusaha, investor dan perusahaan swasta.

7. Action and Afterward


Pengorganisasian berkelanjutan dan tool atau alat manajemen yang fokus pada
strategi branding ini. Banyuwangi sendiriberdasarkan keterangan beberapa
informan masih dalam tahap formulasi strategi dan menjalankan atau menerapkan
strategi branding, belum mencapai tahap action dan afterward ini. Monitoring dan
evaluasi terhadap substansi materi branding sendiri belum dilakukan. Pemerintah
daera hanya berusaha menampilkan beberapa indikator keberhasilan formulasi
strategi branding. Tujuan dari penerapan strategi city branding sebenarnya adalah
kesejahteraan masyarakat, Banyuwangi memilih atau memberikan prioritas pada
sektor pariwisata yang dalam pengembangan pariwisatanya menggunakan konsep
sport, culture and tourism sebagai langkah implementasi city branding.
Banyuwangi secara cerdas melaksanakan beberapa event baik olahraga,
pertunjukan seni dan budaya di beberapa lokasi destinasi wisata yang sudah ada,
baik event skala nasional. regional maupun internasional. Tujuannya untuk lebih
28

mengenalkan destinasi-destinasi wisata yang ada di Banyuwangi, dan mengangkat


image yang positif terhadap destinasi wisata tersebut.

(Bardgett, 2000) mengungkapkan bahwa pembangunan dan hubungan


pariwisata telah menciptaan lapangan kerja. Pengembangan pariwisata membuka
peluang kerja di sektor perhotelan, rumah makan, biro perjalanan, dan berbagai
tempat rekreasi. Keputusan berinvestasi merupakan faktor yang sangat penting bagi
investor, khususnya dalam membaca peluang bisnis (Hasnawati, 2005). Salah satu
faktor yang mempengaruhi peluang bisnis adalah potensi suatu kota, pariwisata
dapat menjadi salah satu potensi (Genoveva & Handoko, 2018). Sementara (Neto,
2003) mengatakan bahwa pariwisata memberi peluang kerja bagi masyarakat dari
berbagai kualifikasi, yaitu mereka yang berpendidikan rendah hingga yang
berpendidikan tinggi. Dalam hal ini pengembangan pariwisata membuka peluang
kerja bagi masyarakat lokal di tiga wilayah tersebut. Pada saat ini mereka yang
terserap dalam pasar tenaga kerja lebih banyak yang berpendidikan rendah. Lebih
lanjut (Neto, 2003) mengatakan pengembangan pariwisata memberi peluang
kepada perempuan berkiprah sebagai tenaga kerja. Pada umumnya perempuan bisa
terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam sektor pariwisata. Sektor
pariwisata mendorong perempuan memberdayakan diri sehingga mereka bisa
bekerja untuk diri sendiri.

3.2.2 Keunikan/Spesifikasi Implementasi Pemasaran Jasa/Produk


Banyuwangi sebagai salah satu kabupaten yang memiliki berbagai macam
potensi kekayaan alam berupa gunung, laut dan hutan, juga memiliki kekayaan
keragaaman budaya. Pemerintah daerah dan semua stakeholder dan masyarakat
meramu strategi marketing dengan menetapkan branding daerahnya “Banyuwangi
: The Sunrise of Java”. Strategi branding ini diikuti dengan grand strategi
pengelolaan pariwisatanya dengan konsep Sport, Culture and Tourism, yaitu
memperkenalkan dan memanfaatkan semua destinasi wisata dengan
menyelenggarakan berbagai event olahraga dan pagelaran seni dan budaya di
tempat-tempat tersebut. Dari Implementasi strategi branding ini Banyuwangi
memperoleh berbagai macam penghargaan di bidang kepariwisataan dan investor
29

baik lokal, nasional maupun internasional mulai menjajaki berinvestasi di


Banyuwangi.

Salah satu cara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi dalam


memasarkan kekayaan daerahnya adalah dengan jurus gethok tular, yang berarti
setiap yang datang adalah endorser, cerita adalah segalanya. Promosi paling ampuh
adalah tidak berpromosi. Secara luas, komunikasi getok tular (Word of mouth-
WOM) adalah komunikasi berantai yang beredar dengan sendirinya di suatu
komunitas tertentu, merujuk pada penyampaian informasi yang pada umumnya
dilakukan secara lisan, informal dari seseorang kepada orang lain secara pribadi,
antara dua individu atau lebih. Perkembangan teknologi memungkinkan
komunikasi getok tular juga berkembang melalui internet, situs web, maupun
halaman-halaman profil online, posting dalam blog-blog pribadi maupun
pertukaran informasi melalui e-mail. Dengan memperkaya isi percakapan dengan
informasi pandangan, pengetahuan, dan sebagainya, secara terus-menerus.
Komunikasi getok tular tumbuh subur dalam masyarakat kolektivis, seperti di
Indonesia, karena dalam masyarakat kolektivis, diri (self) tidak bersifat unik atau
otonom, melainkan lebur dalam kelompok (keluarga, klan, kelompok kerja, suku
bangsa, bangsa, dan sebagainya.) Secara tradisional, komunikasi getok tular terjadi
pada saat orang-orang sangat berminat pada topik yang diperbincangkan.
Komunikasi getok tular dapat dikembangkan sebagai saluran referensi untuk
mempopulerkan merek (produk), karena khalayak sasaran lebih percaya pada pesan
yang disampaikan oleh orang yang mereka kenal, dan mereka hargai. Jadi,
Banyuwangi harus terus mempertahankan citra baiknya tentang destinasi wisata
dan keunikan budayanya sehingga para pariwisatawan banyak yang tertarik untuk
mengunjungi Banyuwangi.

Wisata edukasi pada Agrowisata Doesoen Kakao harus memenuhi delapan


prinsip wisata edukasi antara lain; Memiliki fokus pada wilayah alami yang
menjamin pengunjung memiliki kesempatan untuk menikmati alam secara
langsung, menyediakan layanan penerangan atau pendidikan kepada pengunjung
dalam menikmati alam agar wisatawan memiliki tingkat pengertian, apresiasi, dan
30

kepuasan yang lebih besar dalam berwisata, melakukan penanganan kegiatan


wisata yang dapat memberikan efek terbaik dalam memelihara kelestarian ekologi,
memberikan kontribusi terhadap konservasi lingkungan alami dan warisan budaya
setempat,memberikan kontribusi positif bagi kehidupan ekonomi dan sosial
masyarakat lokal secara terusmenerus, menghormati budaya lokal serta sensitif
terhadap keberadaan dan pengembangan budaya tersebut, secara konsisten
menjadikan aspirasi pengunjung sebagai masukan dan pertimbangan dalam
mengembangkan kegiatan wisata dipasarkan dan dipromosikan secara jujur,.
Delapan kriteria tersebut diringkas menjadi tiga hal yaitu kealamian, kontribusi bagi
masyarakat, dan melakukan pengembangan, sehingga pada saat dikunjungi dapat
memenuhi harapan para wisatawan secara nyata.
1. Kealamian
Kealamian dalam wisata edukasi merupakan hal penting dalam sebuah wisata
edukasi. Agrowisata Doesoen Kakao memiliki wilayah alami yang menjamin
pengunjung memiliki kesempatan untuk menikmati alam secara langsung,
Agrowisata Doesoen Kakao berada di perkebunan kakao seluas 1500 hektar yang
terdapat banyak tumbuhan kakao, selain itu juga terdapat pohon karet di sepanjang
jalan menuju Agrowisata Doesoen Kakao yang membuat kealamian dapat terasa.
Menyediakan pelayanan untuk pendidikan atau penerangan mengenai informasi
dalam menikmati alam agar wisatawan memiliki tingkat pengertian, apresiasi, dan
kepuasan yang lebih besar dalam berwisata. Implementasi mengenai penanganan
kegiatan wisata yang dapat memberikan efek terbaik dalam pelestarian alam sudah
diimplementasikan di Agrowisata Doesoen Kakao. Hal ini diimplementasikan
dalam hal aktivitas yang dilakukan wisatawan di Agrowisata Doesoen Kakao.
Wisatawan diajari untuk melakukan penanaman, perawatan, dan pemanenan yang
baik dan benar. Pada saat pemanenan wisatawan diajarkan untuk memotong buah
kakao di tangkainya dan tidak diperbolehkan mengenai pohonnya karena akan
menyebabkan pohon tidak dapat berkembang.

2. Memberikan Kontribusi Bagi Masyarakat


31

Dengan adanya Agrowisata Doesoen Kakao membuat masyarakat


mendapatkan manfaatnya. Masyarakat mulai mengenal kembali kebudayaan yang
telah dilupakan dan ditinggalkan untuk menjadi atraksi wisata yang menarik
wisatawan, misalnya saja penggunaan Luweng atau tempat memasak yang
menggunakan kayu bakar sebagai bahan bakar mulai digunakan lagi oleh sebagian
masyarakat karena akan menarik wisatawan untuk melihat atau berfoto ria. Selain
itu dengan adanya Agrowisata Doesoen Kakao membuat masyarakat lebih menjaga
kebersihan lingkungannya agar wisatawan betah dan merasa nyaman saat berwisata
di Agrowisata Doesoen Kakao. Selain itu masyarakat juga mendapatkan manfaat
dari segi ekonomi maupun sosial. Dari segi ekonomi tidak diragukan lagi bahwa
masyarakat mendapatkan keuntungan ekonomi dari bekerja pada Agrowisata
Doesoen Kakao atau berjualan di sekitar Agrowisata Doesoen Kakao. Dengan
adanya Agrowisata Doesoen Kakao, masyarakat meningkat taraf hidupnya yang
berdampak pada segi sosial. Masyarakat yang dulunya menganggap pendidikan
tidak terlalu penting karena pemikiran masyarakat ujungujungnya akan bekerja di
kebun lagi membuat pendidikan agak kurang diperhatikan. Namun saat ini
masyarakat sudah memikirkan pendidikan anak-anak mereka setelah melihat dan
berhubungan sosial dengan wisatawan dari segala perspektif membuat masyarakat
lebih mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya pendidikan.
Adanya Agrowisata Doesoen Kakao di lingkungan masyarakat tidak membuat
masyarakat melupakan budayanya. Salah satu kontribusi adanya Agrowisata
Doesoen Kakao pada budaya masyarakat yang tidak berubah adalah bangun pukul
empat pagi untuk pergi ke masjid dan setelah itu menyapu halaman depan. Sikap
wisatawan terhadap kebudayaan tersebut tentu saja toleransi karena selama ini
belum terdapat kasus intoleransi kebudayaan oleh wisatawan terhadap masyarakat
lokal di Agrowisata Doesoen Kakao. Selain itu masyarakat juga ikut bertoleransi
terhadap sikap kebudayaan wisatawan. Misalnya masyarakat harus memahami
bahwa logat orang medan lebih keras daripada orang jawa oleh karena itu
masyarakat harus toleransi terhadap budaya dari masing-masing wisatawan asalkan
tidak menyimpang dari norma yang berlaku di setempat.
32

3. Melakukan Pengembangan
Dalam melakukan pengembangan terhadap wisata edukasi di Agrowisata
Doesoen Kakao dapat dilakukan dengan menggunakan aspirasi pengunjung dan
pemasaran yang jujur. Secara konsisten menjadikan aspirasi pengunjung sebagai
masukan dan pertimbangan dalam mengembangkan kegiatan wisata merupakan hal
yang sangat penting. Aspirasi pengunjung mampu menjadikan sebuah daya tarik
wisata menjadi lebih baik lagi dengan mengikuti permintaan dari pengunjung.
Namun hal ini belum diimplementasikan di Agrowisata Doesoen Kakao, karena
tidak adanya kotak saran pada Agrowisata Doesoen Kakao. Kotak saran menjadi
sangat penting bagi pengembangan daya tarik wisata. Dengan adanya kotak suara
pengunjung ataupun wisatawan dapat memberikan saran tanpa merasa malu untuk
berbicara langsung kepada pengelola Doesoen Kakao. Demi mendatangkan jumlah
kunjungan wisatawan lebih banyak, pemerintah Banyuwangi membuat sebuah
acara di Agrowisata Doesoen Kakao yaitu Chocolate Food Festival yang
dilaksanakan pada 16-17 Februari 2019. Acara tersebut diresmikan oleh menteri
BUMN pada saat itu yaitu Rini Soemarno didampingi oleh Bupati Kabupaten
Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Acara tersebut digelar 2 hari dengan salah satu
acara utamanya adalah lomba lari mengelilingi Agrowisata Doesoen Kakao yang
diikuti oleh pelari dari lokal maupun internasional. Acara tersebut dipromosikan
secara jujur dan sesuai ekspektasi wisatawan yang mengikuti acara tersebut.

3.3 Perusahaan/Instansi Kedua (Doesoesn Kakao PTPN XII Banyuwangi)


Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten yang berada di
Pro66vinsi Jawa Timur dengan bentang alam yang beragam, mulai dari
pegunungan, dataran rendah serta garis pantai yang membentang sepanjang 175,8
km (Dispar Banyuwangi, 2018). Keberagaman sumber daya alam tersebut
menjadikan Banyuwangi kaya akan potensi pariwisata. Salah satu destinasi wisata
edukasi yang didukung oleh Pemerintah Banyuwangi adalah Doesoen Kakao.
Objek wisata ini terletak di wilayah PTPN XII tepatnya di Kendenglembu
Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Pemerintah Indonesia sedang
berusaha membangun sektor pariwisata. Berbagai upaya dilakukan oleh pemerintah
33

Indonesia untuk mendatangkan wisatawan mancanegara. Hal tersebut dilakukan


karena devisa yang didapat oleh pemerintah indonesia sangat besar dari sektor
pariwisata. Dengan adanya hal tersebut, seluruh daerah di Indonesia berlomba-
lomba mengembangkan pariwisata. Salah satu daerah yang sedang melaksanakan
pembangunan pariwisata adalah kabupaten Banyuwangi.

Menurut Hidayat, sebuah objek wisata dalam pengembangannya harus


memiliki strategi yang komprehensif sehingga proses menjadi terencana dengan
baik dan tidak menyebabkan daerah wisata mencapai fase stagnasi dalam jangka
waktu yang pendek. Untuk itu, diperlukan sebuah kajian strategi agar dapat
bersaing dengan objek wisata lain David (2010), strategi menjadi sarana yang
digunakan secara bersama dengan tujuan jangka Panjang yang akan dicapai.

Pariwisata di Banyuwangi tidak terlepas dengan alamnya yang indah dan


mempesona. Sisi utara Banyuwangi terdapat gunung ijen, sisi selatan Banyuwangi
terdapat taman nasional alas purwo dan pantai plengkung, dan sisi sebelah timur
Banyuwangi terdapat taman nasional meru betiri. Ketiga sisi tersebut apabila ditarik
garis akan membentuk sebuah segitiga yang dijuluki sebagai segitiga berlian dan
menjadi kawasan pengembangan pariwisata di Banyuwangi. Pemerintah kabupaten
Banyuwangi telah mencoba dengan sangat berani pembangunan sektor pariwisata
sebagai generator penggerak sektorsektor lainnya. Suatu hal yang mungkin belum
pernah dilakukan sebelumnya. Terobosan pemerintah kabupaten Banyuwangi di
bawah kepemimpinan Bupati Abdullah Azwar Anas memberikan banyak
perubahan mendasar (Mahagangga, dkk., 2019).

Banyak daya tarik wisata di Banyuwangi yang sudah menjadi primadona bagi
wisatawan untuk dikunjungi salah satunya adalah Agrowisata Doesoen Kakao.
Sebuah perkebunan kakao yang terletak di Kecamatan Glenmore, Kabupaten
Banyuwangi dikembangkan menjadi sebuah daya tarik wisata dengan
menyuguhkan keasrian dan kesejukan suasana perkebunan. Agrowisata Doesoen
Kakao membuat sebuah paket wisata tentang proses tumbuhan kakao dari
34

penanaman hingga pengolahan menjadi coklat yang layak jual. Aktivitas pariwisata
tersebut menarik wisatawan untuk mengunjungi Agrowisata Doesoen Kakao.

Namun banyak wisatawan menyatakan bahwa wisata edukasi di Agrowisata


Doesoen Kakao hanya sekedar pemberian informasi. Oleh karena itu penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui apa saja aktivitas pariwisata dan bagaimana
implementasi wisata edukasi yang terjadi di Agrowisata Doesoen Kakao
Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi. Penelitian menggunakan beberapa
konsep meliputi konsep implementasi (Winarno, 2005), wisata edukasi (Jafari &
Ritchie, 1981), pengelolaan (Follet, 2007), masyarakat lokal (Undang-Undang
Nomor 27 Tahun 2007), Agrowisata (Fatimah dan Sari, 2018), Aktivitas wisata
edukasi (Jafari & Ritchie, 1981), Wisatawan (Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2009) dan pengunjung (International Union of official Travel Organization
/IUOTO, 1966).

Doesoen kakao merupakan salah satu destinasi yang menawarkan komoditas


cokelat dengan sensasi berbeda. Kawasan ini terletak di sekitar area perkebunan
kakao mulia sebagai komoditas ekspor Indonesia yang patut dibanggakan dan
diketahui oleh masyarakat. Maka dari itu pihak perusahaan PTPN XII membuka
destinasi wisata edukasi pada doesoen kakao ini yang dibuat dalam bentuk kegiatan
budidaya kakao, mulai dari proses pembibitan, panen, penjemuran biji kakao,
fermentasi, sortasi dan proses pengolahan biji kakao menjadi produk cokelat siap
saji di pabrik pengolahan cokelat.

Produk wisata edukasi memiliki karakteristik yang relatif sederhana serta murah
yang mencakup unsur sosial, budaya dan membangun sumber daya yang sudah ada.
Produk wisata edukasi mencakup tiga dimensi, yaitu : produk inti, produk nyata dan
produk tambahan. Di doesoen kakao produk inti dapat diperoleh dari daya tarik
wisata alam dengan melakukan pembelajaran mulai proses penanaman, mengolah
dan memasarkan kakao. Sementara produk nyata merupakan produk inti yang
dikemas dalam bentuk paket wisata dan ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan.
35

Paket wisaya di doesoen kakao terdiri dari paket wisata edukasi untuk
pelajar/mahasiswa, umum dan untuk wisatawan mancanegara, masing-masing
paket memiliki harga yang berbeda-beda tapi tidak mengurangi esensi dari proses
pembelajaran yang diberikan. Serta produk tambahan merupakan layanan tambahan
yang dapat menunjang kegiatan wisatawan.

Dalam pengelolaannya Doesoen Kakao sepenuhnya berada dalam naungan


PTPN XII di bawah Afdeling Pager Gunung. Doesoen Kakao merupakan penghasil
kakao dengan kualitas ekspor serta satu- satunya penghasil komoditi kakao yang
ada di Banyuwangi. Untuk menghasilkan kakao dengan kualitas dunia, kakao
tersebut harus melewati beberapa tahapan. Dimulai dari tahapan budidaya sampai
dengan proses pengolahan kakao menjadi makanan cokelat yang siap untuk
dikomsumsi.

Sejak tahun 1980, terjadi pergeseran minat wisatawan yang mengarah pada
pilihan wisata yang lebih ramah lingkungan. Destinasi Doesoen Kakao termasuk
dalam katagori objek wisata baru di Kabupaten Banyuwangi yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan, sehingga Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
memasukkan destinasi Doesoen Kakao ke dalam Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Banyuwangi melalui Peraturan Daerah Kabupaten
Banyuwangi Nomor 13 Tahun 2012.

Selain itu pemerintah kabupaten banyuwangi mengadakan serangkaian festival


yang diselenggarakan pada tahun 2021 selama 2 hari yaitu pada tanggal 3-4 hari
2021, dimana diharapkan melalui festival ini diharapkan pengunjung bisa
merasakan cokelat kualitas terbaik dan menikmati beberapa kegiatan yang telah
disiapkan, antara lain lomba olahan makanan dari bahan dasar cokelat, lomba tarian
gandrung dan funbike. Dimana dari pihak doesoen kakao juga berharap melalui
festival ini masyarakat yang belum pernah mengunjungi destinasi wisata ini bisa
mengenal dan mengetahui doesoen kakao ini.
36

Destinasi ini akan menjadi destinasi unggulan di daerah Banyuwangi Selatan.


Menurut Anas (2019), Doesoen Kakao akan dijadikan sebagai sarana informasi dan
pembelajaran untuk mendorong kepedulian masyarakat terhadap kelestarian.

3.4 Analisis Hasil Pengamatan Praktikum Lapang Manajemen Pemasaran


3.4.1 Implementasi Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran merupakan salah satu strategi pemasaran untuk
menyampaikan informasi secara luas, memperkenalkan suatu produk barang dan
jasa, merangsang konsumen untuk memberi bahkan menciptakan preferensi pribadi
terhadap image suatu produk. Oleh karena itu bauran pemasaran dianggap sebagai
salah satu unsur strategi yang paling potensial di dalam memasarkan produk.
Strategi bauran pemasaran 4P yaitu : Produk(Produk), Price (Harga), Promotion
(Promosi) dan Place (Tempat Distribusi) yang berperan terutama pada keadaan
persaingan yang semakin tajam dan perkembangan akan permintaan barang.
Didalamya keadaan persaingan yang sangat tajam dewasa ini terutama dalam pasar
pembeli peranan penetapan harga dan promosi penjualan sangat penting terutama
untuk membangun komitmen dan loyalitas pelanggan.
Pengertian bauran pemasaran adalah sebagai berikut : “Bauranpemasaran adalah
perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan
perusahaannya”. Maka, dapat disimpulkan bahwa bauran pemasaran merupakan
satu perangkat yang terdiri dari produk, harga, promosi dan distribusi, yang
didalamnya akan menentukan tingkat keberhasilan pemasaran dan semua itu
ditujukan untuk mendapatkan respon yang diinginkan dari pasar sasaran. (Kotler
dan Keller, 2007). PT. Perkebunan Nusantara XII Doesoen Kakao Banyuwangi
akan dianalisis berdasarkan 4 (empat) vaiabel dalam bauran pemasaran (marketing
mix), yaitu :

1) Product (Produk
Produk adalah jantung dari bauran pemasaran. Semua aktivitas pemasaran
dimulai dengan produk. Tanpa suatu produk, kita tidak memiliki harga, promosi
atau tempat. Doesoen Kakao merupakan destinasi yang menawarkan komoditas
37

cokelat dengan sensasi berbeda. Kawasan ini terletak di sekitar area perkebunan
kakao mulia sebagai komoditas ekspor Indonesia yang patut dibanggakan. Rute
menuju ke Doesoen Kakao dari Banyuwangi cukup mudah untuk dijangkau karena
berada pada jalur lintas selatan. Kawasan ini memiliki pabrik pengelolaan kakao
beserta cafe berkisah tentang sejarah coklat. Strategi yang diberikan antara lain
adalah kualitas produk yang baik dan bermanfaat serta memberikan kepuasaan
terhadap konsumen (consumer satisfaction), pelayanan pasca jual, pembentukan
citra baik terhadap produk yang dipasarkan dan bagaimana
mempertahankannya,orientasi dan prefensi konsumen terhadap produk.
Terdapat dua faktor utaama yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor
sosial dan budaya yang terdiri dari kedubayaan,sosial,kelas sosial,lingkungan dan
budaya. Faktor kedua adalah faktor psikologis yang terdiri atas motivasi,presepsi
dan kepercayaan. Produk yang dihasilkan oleh Dosoen Kakao antara lain : Biji
coklat yang dipasarkan keseluruh Indonesia hingga diekspor ke luar negeri, Dosoen
Kakao juga memiliki produk jadi berupa bubuk coklat, permen coklat, dan
minuman coklat dalam kemasan botol yang didinginkan di dalam kulkas agar
produk tersebut dapat awat dalam jangka waktu tertentu.
2) Price (Harga),
Menurut Philip Kotler harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan kepada
suatu produk atau layanan jasa, artinya bahwa harga merupakan jumlah nilai yang
harus dibayar konsumen demi memiliki atau mendapatkan keuntungan dari sebuah
produk atau jasa. Secara kredit umum harga adalah nilai moneter yang harus
dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh atau memiliki produk suatu perusahaan.
Ini adalah komponen penghasil pendapatan yang penting bagi perusahaan.
Keputusan bauran harga perlu mempertimbangkan variabel pemasaran yaitu
dengan metode penetapan harga, kebijakan dan strategi, benefit, periode
pembayaran, dan kebijakan harga pasti. Range harga yang diberikan Doesoen
Kakao untuk produknya berada dikisaran harga 15 ribu untuk produk minumannya,
dan untuk produk cokelat lainnya mulai dari 30 ribuan.
3) Place (Tempat),
38

Adalah pemilihan serta pengelolaan saluran perdagangan yang digunakan untuk


menyalurkan produk atau jasa. Distribusi juga termasuk pengembangan sistem
pengiriman serta perniagaan produk secara fisik. Selain penyaluran distribusi, place
juga bisa berarti pemilihan lokasi pemasaran produk atau jasa. Doesoen (dusun)
Kakao terletak di areal perkebunan kakao seluas 1.500 hektar. Destinasi ini dibuka
sejak 2016 dengan luas areal untuk wisata sekitar 4 hektar. Kawasan ini terletak di
Kawasan pabrik pengolahan cokelat pager Gunung , Kebun Kendenglmebu,
Glenmore-Banyuwangi. Lokasinya berjarak 13 km dari kantor Telkom Glenmore.
Dusun kakao ini melewati waduk sukodadi dan pabrik gula Glenmore. Lokasi
Doesoen Kakao sangat mulus dan lebar karena merupakan bagian dari Jalan
Lingkar Selatan yang menggunakan konstruksi beton. Selain melewati Waduk
Sidodadi, Anda juga akan menjumpai Pabrik Gula Glenmore, yang merupakan
pabrik gula termodern di Indonesia. Letak wisata Doesoen Kakao tepat di sebelah
kiri jalan dan Anda dengan mudah akan mengenalinya.
4) Promotion (Promosi),
Suatu kegiatan untuk meningkatkan sesuatu (barang ataujasa) ke arah yang lebih
baik. Menurut Fandy Tjiptono promosi adalah komunikasi pemasaran
yangdikerjakan untuk mempengaruhi, menyampaikan sesuatu, membujuk,
sertameningkatkan pasar sasaran dari suatu perusahaan. Selain itu, kegiatan
promosi adalah dilakukan supaya produk yang dijual dapatditerima dengan baik
oleh masyarakat, sehingga mereka dapat ikut membelidan menggunakannya.
Perusahaan dan usaha kecil sering melakukan promosi produk sebagai
alatpemasaran untuk mendatangkan pelanggan. Promosi suatu produk
dirancanguntuk menyoroti merek baru atau barang tertentu. Tujuan daripada
Promosi adalah Menarik perhatian pembeli, Sebagai Branding agar bersaing
dengan competitor, untuk Meningkatkan keuntungan, untuk mendapatkan calon
pelanggan baru, dan menyebarkan informasi terkait produk yang di pasarkan.
Promosi yang dilakukan Dosoen Kakao meliputi pemberdayaan masyarakat sekitar
untuk memenuhi SDM dalam pengelolahan kebun Kakao hingga mengahasilkan
produk – produk yang berkualitas. Sehingga Dosoen Kakao dapat dikenal oleh
masyarakat luas di Indonesia dan menjadikannya destinasi wisata.
39

3.4.2 Keunikan/Spesifikasi Implementasi Pemasaran Jasa/Produk


Dalam rangka untuk menarik minat konsumen untuk membeli produk yang
ditawarkan, tentunya perusahaan memiliki strategi pemasaran yang baik agar
konsumen tertarik membeli produk tersebut.
Selain itu, pengunjung dapat berwisata kuliner menjajal menu makanan dan
minuman yang serba terbuat dari cokelat di Cafe Doesoen Kakao. Seperti, pisang
crispy topping cokelat, minuman cokelat panas, permen cokelat, dan masih banyak
lagi. Tak hanya itu, pihak pengelola juga menawarkan wisata edukasi sejarah
cokelat. Di sini terdapat dua jenis cokelat yang dibudidayakan yaitu cokelat yaitu
cokelat edel dan cokelat bulk. Pengunjung diajak berkeliling mempelajari budidaya
kakao yang merupakan bahan baku cokelat.
Dengan hal itu, konsumen dapat merasakan kepuasan dalam menikmati
olahan coklat, yang menjadikan konsumen tersebut akan terus menerus membeli
dan memilih produk Dosoen Kakao. Keunikan yang dimiliki oleh Dosoen Kakao
yaitu memiliki tempat olahan yang berupa bangunan peninggalan Belanda. Selain
itu Dosoen Kakao memiliki tempat – tempat unik yang masih berfungsi dalam
olahan produksi coklat di Doesoen Kakao.

Doesoen Kakao juga menggunakan jurus getok tular dan memang terkenal
sebagai arena edukasi pembuatan cokelat yang berkualitas. Di sini banyak yang
berkunjung mulai warga lokal, anak sekolah dari jenjang TK hingga SMK, bahkan
mahasiswa juga bisa menimba pengetahuan dari sini. Dari Doesoen Kakao dapat
tau bagaimana bentuk biji kakao dan klasifikasi jenisnya, proses fermentasi biji
kakao, penjemuran biji kakao hingga pengeringan, sampai proses penggilingan biji
kakao kering menjadi bubuk cokelat yang siap diolah lagi menjadi cokelat batang,
permen cokelat, camilan dari cokelat dan lain sebagainya. Di samping itu, sarana
pemasaran atau promosi Doesoen Kakao adalah dengan mengandalkan media
sosial. Seperti yang diketahui, media sosial disebut sebagai media pemasaran yang
paling efektif yang membuat proses pengenalan produk lebih dekat dan lebih efisien
daripada proses sebelumnya menggunakan koran atau lainnya. Alasan tersebut
didasari bahwa media sosial memiliki kepraktisan, kelebihan lainnya yaiutu jumlah
40

penggunanya yang sangat banyak dan terus meningkat, sehingga memudahkan


tersebarnya pesan. Perkembangan media saat ini memberikan berbagai pilihan
kepada masyarakat untuk menikmati informasi dengan cara yang beragam.
41

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis mengenai strategi pemasaran pada bab III, dari Dinas
Kebudayaan Pariwisata Banyuwangi dan PTPN XII yang terletak pada Doesoen
Kakao, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi memiliki peran penting pada
pengembangan seni budaya dan destinasi wisata Banyuwangi yang menjadi
faktor kejayaan roda perekonomian masyarakat Banyuwangi.
2. Bandara Angkasa Pura yang berlokasi di Banyuwangi memiliki keunikan yaitu
Pada tahun 2009, Bandara yang awalnya disebut sebagai Bandara Blimbingsari
ini mulai digunakan Bali International Flight Academy dalam hal pelatihan lepas
landas untuk para calon pilot. Pada tanggal 29 Desember 2010, maskapai Sky
Aviation mulai beberapa hari sebelumnya. Penerbangan tersebut sekaligus
menjadi peresmian bagi Bandara Blimbingsari atau bandara Banyuwangi
sebagai salah satu bandara komersil di Indonesia.
3. Produk yang dihasilkan dari PTPN XII terletak di Dosoen Kakao yaitu berupa
layanan edukasi , dimana layanan edukasi ini dapat mengenalkan
4. secara langsung biji Kakao dan cara pengelolahannya kepada pengunjung yang
hadir, selain berupa layanan edukasi penunjang kenyamanan pengunjung yang
hadir dinomor satukan selama berada di Dosoen Kakao, dan juga berbagai
macam bentuk olahan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan para konsumen,
yaitu ada bubuk coklat, permen coklat, dan minuman dengan cita rasa coklat
dalam kemasan botol.
5. Mengenai harga yang diimplementasikan dari PTPN XII di Dosoen Kakao yaitu
dengan melihat kualitas dari hasil produksi biji Kakao yang dijadikan olahan
coklat yang dibutuhkan para konsumen, kemudian untuk mekanisme pemesanan
produk tersebut sendiri PTPN XII di Dosoen Kakao berinovasi dengan
menyediakan layanan pemesanan baik secara langsung maupun itu e –
commerce agar konsumen dapat membeli produk ini dengan mudah

41
42

4.2 Saran
Mengingat begitu pentingnya mengetahui dan memahami perihal strategi
pemasaran baik bagi individu yang memiliki minat dalam dunia bisnis maupun
pelaku bisnis, maka diharapkan setiap individu dapat mempelajari dengan sungguh-
sungguh mengenai strategi pemasaran. Hal ini dibutuhkan, agar setiap individu
terutama mereka yang berhubungan atau berkecimpung dalam dunia bisnis
memiliki wawasan dan keterampilan pemasaran yang mumpuni, sehingga nantinya
dapat diimplementasikan dalam kehidupan bisnis yang nyata.
Bagi para pimpinan Dinas Kebudayaan dan Priwisata Banyuwangi dan PTPN
XII Dosoen Kakao diharapkan seluruh kritik dan saran yang diberikan oleh pihak
masyarakat mampu untuk memperbaiki hal yang dirasa kurang dalam bidang
pemasaran maupun pelayanannya serta dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
dari masyarakat sebagai target market. Selain itu, baik Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Banyuwangi dan PTPN XII Dosoen Kakao di Banyuwangi, diharapkan
untuk mempertahankan kualitas produk dan layanan yang sudah baik, dan selalu
meningkatkan layanan melalui berbagai inovasi baru, dengan tanpa mengabaikan
kebutuhan serta keinginan masyarakat selaku konsumen.
Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan laporan ini dan laporan
dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya, dan pembaca pada umumnya.
43

DAFTAR PUSTAKA

Loka, Iriandani D. (2017, Juli 10). Peran Dinas Kebudayaan dan


Pariwisata Banyuwangi dalam meningkatkan Mancanegara dan
Wisata Nusantara di Kabupaten Banyuwangi

Sahroni, A. (2021, April 3). Banyuwangi Nikmati Cokelat Kualitas


Terbaik Dalam Festival Doesoen Kakao. Retrieved from
https://www.afederasi.com: https://www.afederasi.com/kabar-
daerah/nikmati-cokelat-kualitas-terbaik- dalam-festival-doesoen-
kakao/

Purwaningtyas, A. (2020, Juni). Strategi Pengembangan Doesoen Kakao


sebagai destinasi wisata edukasi di Banyuwangi.

Retrieved from https://www.afederasi.com:


https://www.afederasi.com/kabar-daerah/nikmati-cokelat-
kualitas-terbaik- dalam-festival-doesoen-kakao/

Sahroni, A. (2021, April 3). Banyuwangi Nikmati Cokelat Kualitas


Terbaik Dalam Festival Doesoen Kakao. Retrieved from
https://www.afederasi.com: https://www.afederasi.com/kabar-
daerah/nikmati-cokelat-kualitas-terbaik- dalam-festival-doesoen-
kakao/

Dosoen Kakao, Destinasi wisata Edukasi dan sejarah Banyuwangi. (19


july 2019).

Martutik, T. A. (2010). Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap


Keputusan Konsumen Pengguna Jasa Catering Pada PT.
Sonokembang Wahana Jaya Malang.

43
44

LAMPIRAN

NO FOTO KETERANGAN

1. Kegiatan pemaparan materi


oleh pengelola Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata
Banyuwangi.

2. Penjelasan sejarah tentang


Doesoen Kakao dan
pengenalan tentang jenis
kakao yang dibudidayakan di
Doesoen Kakao.

3. Tempat proses fermentasi biji


kakao serta cara kerjanya
sesuai SOP.

4. Gambar biji kakao yang


sedang difermentasi dan akan
masuk ke tahap penjemuran.

44
45

5. Tempat pengeringan biji kakao

6. Pohon kakao yang ditanam di


kebun milik Doesoen Kakao,
yaitu terdapat kakao bulk dan
kakao edel.

7. Proses penggilingan biji kakao


menjadi bubuk cokelat yang
berkualitas.
46

8. Foto anggota kelompok 10


mata kuliah manajemen
pemasaran di kebun kakao
milik Doesoen Kakao.

9.
Gambar disamping merupakan
alat untuk menghaluskan biji
kakao.

Anda mungkin juga menyukai