MANAJEMEN PEMASARAN
MAHASISWA PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS
1. 22042010034/DWI MARGARETA/
2. 22042010054/SILVIA NANDA AMILIA/
3. 22042010089/FIFI ALAIDA YAHYA/
4. 22042010097/AMELIA HUMAIZA ZAHRO/
5. 2204201128/NOVITA WULAN RAMADANTI/
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG
MANAJEMEN PEMASARAN
DI BANYUWANGI
Disusun oleh :
10/D
1. 22042010034/DWI MARGARETA /
2. 22042010054/SILVIA NANDA AMILIA/
3. 22042010089/FIFI ALAIDA YAHYA/
4. 22042010097/AMELIA HUMAIZA ZAHRO/
5. 2204201128/NOVITA WULAN RAMADANTI/
Disahkan oleh :
Mengetahui,
ADMINISTRASI BISNIS
NPT. 2111977120433
ii
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena anugerah-
Nya, kami dapat menyelesaikan laporan Praktikum Lapang ManajemePemasaran
ini dengan baik. Laporan ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu dari hasil
praktikum lapang yang dilaksanakan pada 3 Mei 2023 sampai 4 Mei 2023 yang
berlokasi di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi dan Doesoen Kakao
.
PTPN XII. Tidak lupa kami juga mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Acep Samsudin, S.Sos., M.M., M.A., selaku koordinator program
studi administrasi bisnis.
2. Ibu Nurul Azizah, S.AB., M.AB., selaku dosen koordinator mata kuliah
manajemen pemasaran program studi administrasi bisnis.
3. Ibu IR. Lisa Sulistyawati, M.M., selaku dosen pembimbing yang telah banyak
membantu dalam menyusun laporan praktikum lapang ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum lapang ini terdapat
banyak kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran agar kami dapat membuat laporan yang lebih baik
lagi kedepannya.
Akhir kata, kami sangat berharap laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para
pembaca. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat,
semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan hikmat dan berkat kepada
kita semua.
Penulis
iii
iv
DAFTAR ISI
iv
v
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu unsur dalam strategi pemasaran terpadu adalah bauran pemasaran,
yang merupakan strategi yang dijalankan oleh perusahaan. Berkaitan dengan
penentuan, bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada satu segmen
pasar tertentu yang merupakan sasaran pasarnya. Bauran pemasaran merupakan
kombinasi variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran,
variable mana yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk mempengaruhi
1
2
tanggapan konsumen dalam pasar sasarannya. Variable atau kegiatan tersebut perlu
dikombinasikan dan dikoordinasikan oleh perusahaan seefektif mungkin, dalam
melakukan kegiatan pemasarannya, dengan demikian perusahaan tidak hanya
sekedar memiliki kombinasi kegiatan terbaik saja, tetapi juga dapat
mengkoordinasikan berbagai variabel bauran pemasaran tersebut, untuk
melaksanakan program pemasaran secara efektif.
Salah satu sumber daya unggulan Banyuwangi yaitu kakao yang berada pada
Doesoen Kakao PTPN XII Banyuwangi. PTPN XII adalah lahan perkebunan yang
dulunya milik Belanda dan merupakan perkebunan besar sehingga orang Eropa
mengenal produk java cocoa karena orang Belanda membawa kakao ke Eropa, ini
adalah sejarah yang membuat java cocoa terkenal di Eropa. PTPN XII ini adalah
sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang agrobisnis dan agro industri.
Kualitas dari suatu produk serta strategi marketing akan menjadi faktor yang
kuat dalam keberhasilan suatu merk. Hal ini dilakukan oleh Doesoen Kakao PTPN
XII melalui produk cokelat yang dimiliki. Dimana produk coklat yang diproduksi
pada Doesoen Kakao ini berasal dari jenis kakao edel dan kakao bulk yang memiliki
karakteristik masing-masing yang unik dan merupakan kakao dengan kualitas
terbaik di dunia, adapun kakao edel dan kakao bulk ini diolah sehingga
2
3
3
4
4
BAB II
DESKRIPSI PERUSAHAAN /INSTANSI
5
6
Dinas ini terdiri dari satu sekretariat dan tiga bidang yaitu Bidang Kebudayaan,
Bidang Produk Pariwisata, dan Bidang Pemasaran. Selain itu, Dinas Kebudayaan
danPariwisata Kabupaten Banyuwangi juga memiliki website resmi yang dapat
diakses oleh seluruh masyarakat yaituwww.banyuwangitourism.com yang
didalamnya terdapat berbagai informasi mengenai berbagai macam destinasi wisata
dan informasi mengenai kegiatan-kegiatan event pariwisata di Kabupaten
Banyuwangi .
2.3.1.1 Visi Misi Perusahaan
Adapun Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi
adalah sebagai berikut :
a. Visi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi
yaitu :“Mewujudkan Kabupaten Banyuwangi sebagai daerah tujuan wisata nasional
yang berbasis kebudayaan dan potensi alam serta lingkungan”.
b. Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Memberikan pelayanan prima terhadap para pelaku usaha industri pariwisata,
wisatawan, dan seluruh lapisan masyarakat.
2. Mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia, aparat, para pelakuusaha
industri pariwisata dan peran serta masyarakat
3. Memasyarakatkan sadar wisata dalam rangka terwujudnya sapta pesona,
promosi, dan hubungan lembaga wisata
4. Menumbuhkembangkan kemitraan dengan pelaku usaha industri pariwisata dan
masyarakat
5. Menumbuhkembangkan potensi objek wisata yang berdaya saing.
6. Menumbuhkembangkan nilai luhur budaya masyarakat KabupatenBanyuwangi
7. Menggalakkan pelestarian dan pemeliharaan Benda Cagar Budaya dan
Kepurbakalaan
8. Menggali, melestarikan, dan mengembangkan potensi seni dan budaya,adat-
istiadat, serta peninggalan sejarah menjadi destinasi pariwisata
6
7
7
8
Banyuwangi
f. Pita dasar dengan warna putih bertuliskan “SATYA BHAKTI PRAJAMUKTI”
menunjukkan makna selalu mengabdi kepada kebenaran demi kesejahteraan dan
kebahagiaan masyarakat
8
9
usaha agribisnis dengan tata kelola yang baik serta peduli pada kelestarian alam dan
tanggung jawa sosial pada lingkungan usaha.
9
10
10
11
11
12
12
13
Jika fermentasi masih 1 hari warnanya putih, kakao edel merupakan jenis biji yang
bagus dan mahal. Fermentasi dilakukan selama 3 sampai 4 hari, dimana ada 3 kotak
untuk tempat fermentasi yang setiap kotaknya memiliki jangka waktu serta
temperatur suhu yang ditentukan, diantaranya ialah :
1. 16 jam dengan temperatur 25 derajat celcius sampai 35 derajat celcius
2. 24 jam dengan 35 derajat celcius sampai 45 derajat celcius
3. 24 jam dengan 45 derajat celcius sampai 50 derajat celcius
1. Tahap fermentasi
Pada hari pertama, biji kakao yang sudah lolos uji petik dipindahkan ke tempat
fermentasi.Selama proses fermentasi dilakukan pemeriksaan kebersihan terhadap
biji kakao. Setelah benar-benar bersih, biji kakao dimasukkan ke dalam karung goni
dengan kapasitas 1500 kg. Namun pada hari pertama uji petik / pemeriksaan akan
masuk kesini, apabila ada kotoran atau kakao nya dalam keadaan yang tidak bagus
akan dikubur dan tidak diolah, jadi dapat dikatakan bahwa yang masuk ketahap
fermentasi adalah biji kakao yang benar-benar besrsih. Lalu ditutup dengan
menggunakan karung goni dengan kapasitas 1500 kg. Tujuan dari fermentasi ini
adalah untuk mengurangi kadar air agar cita rasa yang dihasilkan tidak pahit.
2. Tahap penjemuran
a. Sun Drying
13
14
Setelah dilakukan fermentasi, biji kakao dijemur di bawah sinar matahari selama 3
hari. Selama satu hari penjemuran dapat menghabiskan waktu hingga 7 sampai 8
jam. Tujuan dari penjemuran ini adalah menurunkan kadar air. dalam hal ini
terdapat prosedur dalam yang harus dilaksanakan saat melaksanakan sun draying
yaitu
1) lantai jemur dalam kondisi yang bersih
2) ketebalan hamparan biji 4 lapis (+-15 kg m2)
3) pembalikan dilakukan setiap 1 jam sekali ( lakukan sertai jika ada benda asing
segera pisahkan
4) saat cuaca cerah penjemuran dapat dilakukan lebih dari 1 hari sampai kering.
5) hindari dari biji terpecah
6) lakukan uji petik sesuai pedoman SUDIR (23/SE/096/2002)
7) penyiapan terpal untuk melindungi biji saat hujan
b. Mechanical Drying
Mechanical drying dilakukan ketika setelah sun drying. atau juga bisa digunakan
saat cuaca hujan dan tidak adanya sinar matahari yang merata. dalam menjalankan
Proses ini menggunakan mesin yang tidak menggunakan bahan bakar kayu atau
solar melainkan elemen listrik. serta kapasitas yang bisa dimuat oleh mesin ini yaitu
sekitar 4.500 kg, dan Biji kakao yang dikeringkan melalui mesin memakan waktu
13 sampai 15 jam. adapun juga terdapat instruksi kerja pengeringan listrik yaitu
1) persiapan alat, skop kayu, buku pencatat suhu, bimbingan, skop plastik dan
pengukur KA
2) pastikan aliran listrik berfungsi dengan baik
3) pastikan bak dalam keadaan bersih
4) nyalakan pemanas bak selama 15 menit sebelum diisi biji kakao
5) pastikan biji yang akan dikeringkan sudah dijemur min. 3 hari cuaca normal
6) lakukan pembalika setiap 1 jam sekali sampai kering dengan KA 7-7,5 %
7) lakukan uji petik pencatatan suhu setiap jam
8) setelah dinyatakan kering dikarungki 50 kg
9) pastikan disekitar bak pengering tidak ada biji kececeran.
14
15
15
16
g. Proses pengayakan
Setelah penghancuran bungkil, bubuk kakao dibubukkan menggunakan mesin
pengayak tipe getar.
h. Proses penyangrai bubuk
Bubuk kakao disangrai kembali untuk memastikan mikroba dan kemudian
didinginkan.
i. Proses blending bubuk
Pada proses ini bubuk kakao dicampur dengan bahan-bahan lainnya seperti gula,
vanilla, dan sebagainya.
j. Proses bolmil
Pada proses ini bubuk kakao dipanaskan kembali hingga suhu 40 derajat celcius.
k. Proses councing
Pada proses ini bubuk kakao dipanaskan kembali sampai suhu 40 derajat celcius
selama lima jam.
l. Proses pencetakan cokelat
Sebelum pencetakan, suhu cokelat cair dijaga pada suhu 30-32 derajat celcius untuk
dibawa ke wadah-wadah pencetakan. Selanjutnya, dilakukan pendinginan secara
perlahan untuk memadatkan cokelat dan kemudian cokelat dikeluarkan dari cetakan
setelah mencapai 10 derajat celcius.
Proses pendinginan yang terkontrol akan menghasulkan cokelat padat dengan
kristal lemak yang halus dan struktur yang stabil terhadap panas, terlihat dari sifat
lelehnya yang baik dan permukaan yang mengkilap.
16
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Banyuwangi mempunyai kekayaan sumber daya manusia, hayati dan non hayati
serta sumber daya alam potensial yang merupakan modal untuk dimanfaatkan
secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang ditujukan untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah sebagai pendukung pendapatan nasional.
17
17
18
Dinas kebudayaan sendiri memiliki peran yang sangat penting, salah satunya
untuk menjaga dan melestarikan budaya asli daerah setempat serta mengenalkan
budaya daerah kepada masyarakat luar agar budaya nya dapat dikenal dan menjadi
ciri khas tersendiri. Selain itu, bidang pariwisata juga tidak kalah penting perannya
untuk memajukan dan mengenalkan tempat-tempat wisata yang ada didaerahnya.
18
19
1. Assesment
Assessment dilaksanakan dengan melibatkan para akademisi, birokrat, tokoh
masyarakat adat,pelaku seni, para pengusaha dan stakeholder lainnya untuk analisa
dan review bagaimana posisi atau kondisi kota yang akan dibranding dengan
menentukan konsumen internal dan eksternal, kebutuhannya, kapabilitas pesaing,
trend, menemukan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki sebuah kota..
2. Analysis and Advantage
Setelah analisa dan pengumpulan data tentang keunggulan dan kelemahan
Banyuwangi dalam langkah pertama, selanjutnya menyusun strategi positioning
yang tepat untuk Banyuwangi dengan mempertimbangkan keunggulan kompetitif
yang dimiliki Banyuwangi.
3. Architecture and Alignment
Arsitektur merek didefinisikan sebagai hubungan antara struktur dan hubungan
antara lokasi internal kota yang dibranding dan faktor faktor pendukungnya seperti
letak geografis, tematik lokasi dan cara marketingnya. Banyuwangi memilih tagline
yang tepat dengan memanfaat potensi letak geografis banyuwangi yang di ujung
timur pulau jawa yang atinya memang benar bahwa banyuwangi adalah daerah
yang pertama kali menikmati matahari terbit di Pulau Jawa. Sehingga ditetapkanlah
tagline The Sunrise of Java.
4. Articulate
Dalam langkah ini fokus pada mendesain identitas sebuah kota secara visual dan
verbal, dengansingkat jelas dan mudah dipahami oleh publik, dan bisa menjual
daerah. Kalimat tagline yang disusun oleh Banyuwangi benar benar memiliki arti
yang sebenarnya bahwa kalau ingin menikmati matahari terbit yang pertama ya di
Banyuwangi. Kalimat ini juga mengadung artibahwa Banyuwangi menjadi daerah
yang benar-benar terbit dan muncul kemajuan dan pembangunannya. Tagline The
19
20
Sunrise of Java memakai bahasa asing karena target auidience yang diharapkan
tidak hanya dari Indonesia tapi masyarakat international.
5. Activation
Dalam langkah aktivasi ini bagaimana melakukan publikasi branding yang telah
dibuat dengan mengintegrasikan semua saluran komunikasi pemasaran seperti
advertising, web marketing, public relation, social media dan word of mouth,
mobile technology, video and sound, dan Brochures and publications. Semua
saluran komunikasi pemasaran ini telahdimanfaatkan dan dimaksimalkan oleh
Banyuwangi untuk mengenalkan brandingnya. Banyuwangi menggunakan media
seperti media sosial,Detik.com, kompas, berita A1. Media cetak, membuat
publikasi seperti buku Pelangi Budaya Banyuwangi, buku exploring Banyuwangi.
Di bidang web marketing, membangun website resmi Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi. Dalam bidang mobile technology Banyuwangi memiliki aplikasi
android tentang Banyuwangi Tourism, dan dalam waktu dekat juga menggandeng
pihak Apple untuk aplikasi IOS di I phone dan I pad. Untuk video, Banyuwangi
membuat video tentang exploring Banyuwangi untuk ditayangkan di televisi (Metro
TV dan Trans TV),
termasuk menciptakan sound instrument angklung Banyuwangi untuk diputar di
lobby-lobby hotel,restoran dan tempat-tempat publik lainnya”. Membuat baliho-
baliho yang dipasang di sudut sudut jalan baik di dalam kota Banyuwangi maupun
di kota lain dengan menampilkan semua events di Banyuwangi. Dalam public
relation Banyuwangi melakukan promosi pariwisata dengan melakukan gathering
dengan para pelaku pariwisata di kota lain seperti Yogyakarta dan Bali.
6. Adoption
Memaksimalkan dukungan semua stakeholder untuk mensukseskan city branding
yang telah ditetapkan, baik intermal stakeholder seperti birokrat, akademisi,
peneliti, masayakat dan komunitas tertentu atau eksternal stakeholder seperti
pengusaha, investor dan perusahaan swasta.
20
21
21
22
dataran rendah serta garis pantai yang membentang sepanjang 175,8 km (Dispar
Banyuwangi, 2018). Keberagaman sumber daya alam tersebut menjadikan
Banyuwangi kaya akan potensi pariwisata. Salah satu destinasi wisata edukasi yang
didukung oleh Pemerintah Banyuwangi adalah Doesoen Kakao. Objek wisata ini
terletak di wilayah PTPN XII tepatnya di Kendenglembu Kecamatan Glenmore
Kabupaten Banyuwangi.
Produk wisata edukasi memiliki karakteristik yang relatif sederhana serta murah
yang mencakup unsur sosial, budaya dan membangun sumber daya yang sudah ada.
Produk wisata edukasi mencakup tiga dimensi, yaitu : produk inti, produk nyata dan
produk tambahan. Di doesoen kakao produk inti dapat diperoleh dari daya tarik
wisata alam dengan melakukan pembelajaran mulai proses penanaman, mengolah
dan memasarkan kakao. Sementara produk nyata merupakan produk inti yang
dikemas dalam bentuk paket wisata dan ditawarkan untuk memenuhi kebutuhan
wisatawan.
Paket wisaya di doesoen kakao terdiri dari paket wisata edukasi untuk
pelajar/mahasiswa, umum dan untuk wisatawan mancanegara, masing-masing
paket memiliki harga yang berbeda-beda tapi tidak mengurangi esensi dari proses
pembelajaran yang diberikan. Serta produk tambahan merupakan layanan tambahan
yang dapat menunjang kegiatan wisatawan.
22
23
kakao dengan kualitas ekspor serta satu- satunya penghasil komoditi kakao yang
ada di Banyuwangi. Untuk menghasilkan kakao dengan kualitas dunia, kakao
tersebut harus melewati beberapa tahapan. Dimulai dari tahapan budidaya sampai
dengan proses pengolahan kakao menjadi makanan cokelat yang siap untuk
dikomsumsi.
Sejak tahun 1980, terjadi pergeseran minat wisatawan yang mengarah pada
pilihan wisata yang lebih ramah lingkungan. Destinasi Doesoen Kakao termasuk
dalam katagori objek wisata baru di Kabupaten Banyuwangi yang memiliki potensi
besar untuk dikembangkan, sehingga Pemerintah Kabupaten Banyuwangi
memasukkan destinasi Doesoen Kakao ke dalam Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Kabupaten Banyuwangi melalui Peraturan Daerah Kabupaten
Banyuwangi Nomor 13 Tahun 2012.
23
24
cokelat dengan sensasi berbeda. Kawasan ini terletak di sekitar area perkebunan
kakao mulia sebagai komoditas ekspor Indonesia yang patut dibanggakan. Rute
menuju ke Doesoen Kakao dari Banyuwangi cukup mudah untuk dijangkau karena
berada pada jalur lintas selatan. Kawasan ini memiliki pabrik pengelolaan kakao
beserta cafe berkisah tentang sejarah coklat. Strategi yang diberikan antara lain
adalah kualitas produk yang baik dan bermanfaat serta memberikan kepuasaan
terhadap konsumen (consumer satisfaction), pelayanan pasca jual, pembentukan
citra baik terhadap produk yang dipasarkan dan bagaimana
mempertahankanya,orientasi dan prefensi konsumen terhadap produk. Terdapat
dua faktor utaama yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu faktor sosial dan
budaya yang terdiri dari kedubayaan,sosial,kelas sosial,lingkungan dan budaya.
Faktor kedua adalah faktor psikologis yang terdiri atas motivasi,presepsi dan
kepercayaan. Produk yang dihasilkan oleh Dosoen Kakao antara lain : Biji coklat
yang dipasarkan keseluruh Indonesia hingga diekspor ke luar negeri, Dosoen Kakao
juga memiliki produk jadi berupa bubuk coklat, permen coklat, dan minuman coklat
dalam kemasan botol yang didinginkan di dalam kulkas agar produk tersebut dapat
awat dalam jangka waktu tertentu.
2) Price (Harga),
Menurut Philip Kotler harga merupakan sejumlah uang yang dibebankan kepada
suatu produk atau layanan jasa, artinya bahwa harga merupakan jumlah nilai yang
harus dibayar konsumen demi memiliki atau mendapatkan keuntungan dari sebuah
produk atau jasa. Secara kredit umum harga adalah nilai moneter yang harus
dibayar oleh pelanggan untuk memperoleh atau memiliki produk suatu perusahaan.
Ini adalah komponen penghasil pendapatan yang penting bagi perusahaan.
Keputusan bauran harga perlu mempertimbangkan variabel pemasaran yaitu
dengan metode penetapan harga, kebijakan dan strategi, benefit, periode
pembayaran, dan kebijakan harga pasti. Range harga yang diberikan Doesoen
Kakao untuk produknya berada dikisaran harga 15 ribu untuk produk minumannya,
dan untuk produk cokelat lainnya mulai dari 30 ribuan.
3) Place (Tempat),
24
25
25
26
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisis mengenai strategi pemasaran pada bab III, dari Dinas
Kebudayaan Pariwisata Banyuwangi dan PTPN XII yang terletak pada Doesoen
Kakao, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banyuwangi memiliki peran penting pada
pengembangan seni budaya dan destinasi wisata Banyuwangi yang menjadi
faktor kejayaan roda perekonomian masyarakat Banyuwangi.
2. Bandara Angkasa Pura yang berlokasi di Banyuwangi memiliki keunikan yaitu
Pada tahun 2009, Bandara yang awalnya disebut sebagai Bandara Blimbingsari
ini mulai digunakan Bali International Flight Academy dalam hal pelatihan lepas
landas untuk para calon pilot. Pada tanggal 29 Desember 2010, maskapai Sky
Aviation mulai beberapa hari sebelumnya. Penerbangan tersebut sekaligus
menjadi peresmian bagi Bandara Blimbingsari atau bandara Banyuwangi
sebagai salah satu bandara komersil di Indonesia.
3. Produk yang dihasilkan dari PTPN XII terletak di Dosoen Kakao yaitu berupa
layanan edukasi , dimana layanan edukasi ini dapat mengenalkan
4. secara langsung biji Kakao dan cara pengelolahannya kepada pengunjung yang
hadir, selain berupa layanan edukasi penunjang kenyamanan pengunjung yang
hadir dinomor satukan selama berada di Dosoen Kakao, dan juga berbagai
macam bentuk olahan yang disediakan sesuai dengan kebutuhan para konsumen,
yaitu ada bubuk coklat, permen coklat, dan minuman dengan cita rasa coklat
dalam kemasan botol.
5. Mengenai harga yang diimplementasikan dari PTPN XII di Dosoen Kakao yaitu
dengan melihat kualitas dari hasil produksi biji Kakao yang dijadikan olahan
coklat yang dibutuhkan para konsumen, kemudian untuk mekanisme pemesanan
produk tersebut sendiri PTPN XII di Dosoen Kakao berinovasi dengan
menyediakan layanan pemesanan baik secara langsung maupun itu e –
commerce agar konsumen dapat membeli produk ini dengan mudah
27
28
4.2 Saran
Mengingat begitu pentingnya mengetahui dan memahami perihal strategi
pemasaran baik bagi individu yang memiliki minat dalam dunia bisnis maupun
pelaku bisnis, maka diharapkan setiap individu dapat mempelajari dengan sungguh-
sungguh mengenai strategi pemasaran. Hal ini dibutuhkan, agar setiap individu
terutama mereka yang berhubungan atau berkecimpung dalam dunia bisnis
memiliki wawasan dan keterampilan pemasaran yang mumpuni, sehingga nantinya
dapat diimplementasikan dalam kehidupan bisnis yang nyata.
Bagi para pimpinan Dinas Kebudayaan dan Priwisata Banyuwangi dan PTPN
XII Dosoen Kakao diharapkan seluruh kritik dan saran yang diberikan oleh pihak
masyarakat mampu untuk memperbaiki hal yang dirasa kurang dalam bidang
pemasaran maupun pelayanannya serta dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan
dari masyarakat sebagai target market. Selain itu, baik Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Banyuwangi dan PTPN XII Dosoen Kakao di Banyuwangi, diharapkan
untuk mempertahankan kualitas produk dan layanan yang sudah baik, dan selalu
meningkatkan layanan melalui berbagai inovasi baru, dengan tanpa mengabaikan
kebutuhan serta keinginan masyarakat selaku konsumen.
Penulis banyak berharap para pembaca bisa memberikan kritik dan saran
yang membangun kepada penulis demi kesempurnaan laporan ini dan laporan
dikesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis pada khususnya, dan pembaca pada umumnya.
28
DAFTAR PUSTAKA
29
LAMPIRAN
NO FOTO KETERANGAN
30
31
31
32
9.
Gambar disamping merupakan
alat untuk menghaluskan biji
kakao.
32