SEMINAR AKUNTANSI
( MATERI : PENGANGGARAN )
Disusun Oleh :
FAKULTAS EKONOMI
AMBON
2023
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur Kelompok panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , atas rahmat-Nya dan karunia-Nya
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul dari Makalah ini
adalah “ Penerapan Metode Forecast Dalam Menyusun Anggaran Penjualan Pupuk Non-
Subsidi. Studi Kasus : Cv. Prima Tani ’’
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Ibu Dra. S.J.Hehanussa, SE, M.Si,
CMA selaku dosen mata kuliah Seminar Akuntansi.
Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu selaku dosen mata kuliah. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait dengan bidang yang ditekuni
oleh kami.
Selain itu, kelompok juga ingin mengucapkan Terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam menyelesaikan makalah singkat ini. Kelompok juga mengharapkan bisa mendapat nilai yang
baik dari tugas makalah ini.
Kelompok menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun diharapkan dapat membuat makalah singkat ini menjadi
lebih baik serta bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................5
PENDAHULUAN.................................................................................................................................5
BAB II.................................................................................................................................................11
LANDASAN TEORITIS.....................................................................................................................11
2.2.1. Anggaran..........................................................................................................................12
BAB III................................................................................................................................................38
METODOLOGI PENELITIAN...........................................................................................................38
BAB IV...............................................................................................................................................41
3
4.2.1. METODE MOMENT PUPUK UREA...............................................................................42
BAB V.................................................................................................................................................48
PENUTUP...........................................................................................................................................48
5.1. KESIMPULAN....................................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................49
BAB I
PENDAHULUAN
Perusahaan tumbuh dan berkembang seiring dengan semakin meningkatnya aktivitas yang dijalankan
oleh perusahaan. Pertumbuhan perkembangan suatu perusahaan menuntut kemampuan dan kecakapan
para pengelola dalam menjalankan perusahaannya, termasuk didalamnya kemampuan dalam
mengambil keputusan terhadap masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Keputusan-keputusan yang
tepat oleh manajer didasarkan pada hasil pengukuran dan pengevaluasian terhadap pelaksanaan
aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan.
4
Upaya yang tepat agar seluruh kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan baik adalah menyusun
sistem perencanaan, koordinasi, dan pengendalian yang memadai bagi perusahaan tersebut. Dengan
adanya sistem perencanaan, koordinasi, dan pengendalian, perusahaan diharapkan dapat menyusun
perencanaan yang lebih baik, sehingga perusahaan dapat mengkoordinasi kegiatan-kegiatan yang akan
dilaksanakan serta dapat mengendalikan pelaksanaan kegiatan dalam perusahaan tersebut. Untuk
menjabarkan rencana tersebut diperlukan suatu alat manajemen, yaitu anggaran.
Sebuah perusahaan didirikan dengan tujuan menghasilkan suatu keuntungan dengan memproduksi
dan menjual suatu barang atau jasa secara tepat sesuai dengan permintaan konsumen. Untuk mencapai
tujuan tersebut, perusahaan perlu membuat suatu rencana anggaran sebagai acuan dalam
mengestimasi produksi maupun penjualan barang atau jasa kedepannya. Anggaran diperlukan untuk
semua jenis usaha tanpa anggaran suatu perusahaan akan menghadapi kesulitan dalam menjalankan
operasinya. Kesulitan yang dimaksud antara lain dalam hal pengelolaan.
Salah satu anggaran yang perlu disusun yaitu anggaran penjualan dimana bertujuan untuk mengurangi
ketidakpastian penjualan pada periode selanjutnya, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil
keputusan, memberikan informasi, dan memudahkan pengendalian penjualan. Anggaran penjualan
selain berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran yang ada dalam perusahaan, juga
merupakan salah satu alat pengendalian terhadap kegiatan penjualan yang sedang berjalan. Bagi
perusahaan yang menghadapi persaingan pasar, anggaran penjualan harus disusun paling awal dari
semua anggaran yang lain, yang ada dalam perusahaan.
Perusahaan dapat mencapai laba yang tinggi jika perusahaan bisa memproduksi dan menjual barang
secara maksimal. Perusahaan harus dapat memperkiraan berapa produk yang akan dihasilkan untuk
tahun berikutnya. Tidak hanya sebatas menghasilkan produk, perusahaan harus dapat memprediksi
berapa penjualan yang ideal yang seharusnya dijual perusahaan untuk mendapatkan laba sesuai
dengan target perusahaan. Untuk mengetahui berapa permintaan periode berikutnya dan berapa
jumlah produksi yang harus dikerjakan oleh suatu perusahaan maka seorang manajer harus dapat
meramalkan permintaan atas produk yang dihasilkan untuk periode berikutnya. Dalam mengambil
keputusan, para manajer selalu berusaha membuat estimasi yang baik tentang apa yang terjadi di masa
yang akan datang. Perencanaan yang efektif baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek
bergantung pada peramalan penjualan untuk produk perusahaan tersebut.
Menurut Handoko (2000 : 255) peramalan (forecasting) adalah suatu usaha untuk meramalkan
keadaan di masa mendatang melalui pengujian keadaan di masa lalu. Meramalkan penjualan berarti
menentukan perkiraan besarnya volume penjualan, bahkan menentukan potensi penjualan dan luas
pasar yang dikuasai di masa yang akan datang. Langkah yang perlu ditempuh sebelum menyusun
anggaran penjualan adalah menyusun forecast penjualan. Menurut Nafarin (2012) terdapat dua
metode yang dapat digunakan dalam melakukan peramalan penjualan, yaitu metode kuantitatif dan
5
metode kualitatif. Metode kuantitatif merupakan cara yang berfokus pada perhitungan angka dengan
berdasar pada data statistik dimasa lalu. Sedangkan metode kualitatif merupakan cara yang berfokus
pada pendapat ataupun pengalaman dari informan dengan berdasar pada data penjualan periode
sebelumnya.
CV. Prima Tani merupakan usaha dagang dan juga sebagai distributor pupuk subsidi dan non-
subsidi yang berlokasi di Jalan Tanjung Manimbaya No. 38, Kota Palu. Pada awalnya, CV. Prima
Tani didirikan sebagai badan usaha yang dimiliki oleh satu orang saja dengan nama UD. Prima Tani
yang penjualannya berfokus pada penjualan pupuk secara ecer. UD. Prima Tani didirikan oleh H.
Safruddin pada tahun 1986 dan juga sebagai pemilik usaha. Pada tahun 2018, UD. Prima Tani
ditingkatkan menjadi CV. Prima Tani yang berfokus menjadi distributor dan menjual pupuk subsidi
dan non-subsidi dibawah naungan Prima Group.
Secara bersamaan, kepemilikan CV. Prima Tani juga berubah sejak tahun 2018 sampai dengan
sekarang dan dipimpin oleh Ibu Franssiska Dewi. CV. Prima Tani terus berupaya menjangkau
konsumen secara luas sehingga bisa memasarkan produk pupuk sampai keluar kota Palu seperti
Parigi Moutong, Poso, dan juga Morowali. Untuk menarik minat konsumen, CV. Prima Tani
memiliki visi menjadi distributor pupuk yang mendukung peningkatan dan perkembangan pertanian
yang lebih baik melalui penjualan produk berkualitas, termurah, dan paling diminati dengan misi
menyediakan pupuk yang berkualitas, menyediakan pilihan pupuk yang beragam, dan memberikan
pelayang yang baik bagi konsumen.
CV. Prima Tani adalah perusahaan dagang yang mana aktivitas utamanya membeli produk, dan
menyimpannya sebagai persediaan, kemudian menjual kembali produk tersebut kepada konsumen
tanpa mengubah bentuknya. Aktivitas itulah yang mengharuskan CV. Prima Tani untuk terus
menyediakan barang atau produk pupuk guna mengantisipasi permintaan konsumen yang tidak
menentu. Untuk menangani hal tersebut, CV. Prima Tani mulai menerapkan peramalan penjualan
dengan menggunakan metode kualitatif, yaitu berdasarkan pada pendapat manajer dan karyawan
dengan melihat data penjualan periode sebelumnya sebagai acuan. Akan tetapi, metode peramalan
ini kurang efektif karena hanya berdasarkan pendapat dan pemikiran seseorang yang bersifat
subjektif. Dibandingkan dengan peramalan menggunakan metode kualitatif, peramalan
menggunakan metode kuantitatif akan lebih efektif untuk diterapkan karena dilakukan
6
perhitungan dengan mengacu pada data statistik yang jelas dan berdasarkan fakta yang terjadi di
lapangan.
Data Peramalan Penjualan Dengan Metode Kualitatif yang digunakan CV. PRIMA TANI
Jenis Pupuk
Tahun Pupuk Urea Pupuk NPK
CV. Prima Tani dalam melakukan penyusunan anggaran penjualan menggunakan metode
peramalan kualitatif. Metode peramalan kualitatif merupakan cara menganalisis data penjualan
periode sebelumnya yang dilakukan berdasarkan pendapat karyawan. Pada tabel di atas ini tercatat
data
peramalan penjualan pupuk non-subsidi dari tahun 2019-2021 yang disusun oleh CV. Prima Tani
menggunakan metode kualitatif. Pada tabel tersebut menunjukkan bahwa data peramalan penjualan
yang disusun oleh CV. Prima Tani dengan menggunakan metode kualitatif hanya meramalkan
kuantitas atau banyaknya produk yang diperkirakan akan terjual tanpa menyertakan harga jual dari
7
pupuk tersebut. Ini menjadi salah satu kekurangan dalam penyusunan anggaran karena tidak dapat
menentukan jumlah anggaran yang akan dikeluarkan sebagai upaya dalam menyediakan produk
untuk periode tertentu. pupuk tersebut. Ini menjadi salah satu kekurangan dalam penyusunan
anggaran karena tidak dapat menentukan jumlah anggaran yang akan dikeluarkan sebagai upaya
dalam menyediakan produk untuk periode tertentu.
Pada tabel realisasi penjualan dapat dilihat bahwa ramalan dan realisasi memiliki hasil atau
selisih yang jauh berbeda atau ramalannya tidak sesuai dengan realisasi hal ini membuktikan
bahwa metode ramalan yang digunakan CV.PRIMA TANI tidak efektif. Berdasarkan hasil
wawancara dan juga analisis terhadap peramalan penjualan yang disusun oleh CV. Prima Tani,
dapat disimpulkan bahwa metode kualitatif kurang efektif untuk diterapkan pada CV. Prima Tani
karena peramalan yang bersifat jangka pendek.
Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penerapan metode peramalan pada CV.
Prima Tani dan untuk mengetahui metode peramalan yang paling tepat diterapkan sehingga
meminimalisir kesalahan peramalan. Penelitian ini menerapkan metode kuantitatif, dengan maksud
untuk menekan sedikit mungkin unsur subyektivitas dengan metode kualitatif yang digunakan oleh
perusahaan . Metode yang digunakan dalam membuat forecast penjualan adalah metode moment, dan
metode least square (analisis trend). Selisih antara nilai trend dengan nilai realisasi penjualan
digunakan untuk menghitung Standar Kesalahan Peramalan (SKP).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
mengambil judul “PENERAPAN METODE FORECAST DALAM MENYUSUN ANGGARAN
PENJUALAN PUPUK NON-SUBSIDI (STUDI KASUS CV. PRIMA TANI)”
Kurang efektifnya metode forecast penjualan yang digunakan oleh CV. PRIMA TANI dalam
menyusun anggaran penjualan karena menggunakan metode kualitatif, yaitu hanya berdasarkan pada
pendapat manajer dan karyawan dengan melihat data penjualan periode sebelumnya sebagai acuan.
8
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah penelitian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
Bagaimana perhitungan peramalan (forecast) penjualan pada CV. PRIMA TANI dengan
menggunakan 2 metode forecast kuantitatif yang ada pada analisis trend yaitu metode moment
dan least square baik untuk perhitungan peramalan dalam unit dan peramalan dalam harga jual
untuk Pupuk Urea dan Pupuk NPK ?
Metode forecast manakah yang paling tepat untuk diterapkan di CV. PRIMA TANI dalam
penyusunan anggaran penjualan berdasarkan nilai standar kesalahan peramalannya (SKP) ?
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas , maka tujuan yang akan dicapai dalam
penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui bagaimana perhitungan peramalan (forecast) penjualan CV. PRIMA TANI
dengan menggunakan 2 metode forecast kuantitatif yang ada pada analisis trend yaitu metode
moment dan least square baik untuk perhitungan peramalan dalam unit dan peramalan dalam
harga jual untuk Pupuk Urea dan Pupuk NPK.
Untuk menentukan Metode forecast manakah yang paling tepat untuk diterapkan di CV. PRIMA
TANI dalam penyusunan anggaran penjualan berdasarkan nilai standar kesalahan peramalannya
(SKP).
Bagi Perusahaan :
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dan pertimbangan dalam
menyempurnakan kekurangan yang mungkin ada dalam penyusunan anggaran penjualan.
Bagi Penulis :
9
Penelitian ini memberikan kesempatan untuk dapat membandingkan dan menerapkan ilmu yang
diperoleh selama kuliah ke dalam dunia praktek sesungguhnya.
Bagi Pembaca :
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan menjadi dasar penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
Penelitian Yanti (2016) dengan judul “Penerapan Metode Forecast Dalam Menentukan Anggaran
Penjualan Pada PT. Kediri Tani Sejahtera”. Penelitian ini bertujuan untuk menjadi bahan
pertimbangan perusahaan dalam menentukan anggaran penjualan untuk tahun 2016 dan 2017.
Penelitian ini menggunakan metode forecast dan menggunakan data tahun 2011 – 2015 metode
yangdigunakan adalah metode expose facto. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa metode
moment dan least square lebih tepat digunakan.
Penelitian Wijayanti (2017) dengan judul “Analisa Peramalan Penjualan Produk Susu Kental
Manis Carnation Pada CV. Pangan Makmur Irja Sorong”. Penelitian ini bertujuan untuk
membandingkan anggaran penjualan yang dibuat perusahaan dengan anggaran penjualan
berdasarkan metode jumlah kuadrat terkecil (Least Square Method). Hasil analisis korelasi
menunjukkan adanya pengaruh yang kuat dari penjualan produk susu kental manis carnation
dengan menggunakan metode kuadrat terkecil karena nilai korelasi sama dengan 0,915 atau 92%.
Penelitian Jaya (2019) dengan judul “Penerapan Metode Trend Least Square untuk Forecasting
(Prediksi) Penjualan Obat Pada Apotek”. Penelitian ini bertujuan untuk memprediksi penjualan
obat pada Apotek Ahza sebagai acuan dalam menyiapkan stok obat dengan menerapkan metode
Least Square sebagai dasar perhitungan. Pada penelitian ini, peneliti mengembangkan sebuah
sistem perangkat untuk mempermudah perhitungan peramalan penjualan periode berikutnya
10
berdasarkan data historis dan juga dapat memudahkan karyawan Apotek dalam melihat stok obat
yang tersisa.
Salah satu fungsi manajemen adalah perencanaan (planning). Perencanaan merupakan tindakan yang
dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang
akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Perencanaan berarti menentukan sebelumnya
kegiatan yang mungkin dapat dilakukan dan bagaimana cara melakukannya. Keberhasilan suatu
kegiatan dalam pencapaian tujuannya yang efisien dan efektif ditentukan oleh adanya perencanaan
yang matang, organisasi yang tepat, serta pengelolaan yang baik.
Anggaran adalah suatu rencana keuangan yang disusun berdasarkan program – program yang
telah disetujui. Menurut Adisaputro and Asri (2010) anggaran adalah pendekatan yang formal dan
sistematis daripada pelaksanaan tanggungjawab manajemen dalam perencanaan, koordinasi, dan
pengawasan. Senanda dengan itu, Herawati and Sunarto (2004) juga mengemukakan bahwa anggaran
merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam
unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu pada masa yang
akan datang. Anggaran dapat berfungsi sebagai perencanaan untuk mencapai hasil yang diinginkan,
sebagai alat pengendalian menciptakan koordinasi yang baik, dan sebagai pedoman kerja di suatu
perusahaan (Nafarin, 2012).
Menurut (Munandar 2007, 11), “Anggaran yaitu suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter yang berlaku
untuk jangka periode tertentu yang akan datang”. Sedangkan (Lubis 2009, 173), memberikan
pendapatnya mengenai anggaran : “Anggaran merupakan perencanaan manajerial untuk melakukan
suatu tindakan dalam ungkapan-ungkapan keuangan. Anggaran merupakan istilah singkat dari
11
perencanaan laba yang terpadu dan meliputi pilihan-pilihan manajemen dan tujuan-tujuan terhadap
organisasi dan penyediaan dana sebagai salah satu acuan dalam menjalankan operasional sehari-hari”.
Menurut (Arikunto 2010, 1), “Anggaran yaitu suatu rencana yang disusun secara sistematis yang
meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter yang berlaku
untuk jangka waktu periode tertentu yang akan datang”.
Sedangkan (Nafarin 2013, 11), mendefinisikan bahwa “Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis
mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan dalam suatu uang, tetapi dapat juga dinyatakan
dalam satuan barang/jasa”.
(Sasongko and Parulian 2015, 2), berpendapat bahwa “Anggaran adalah rencana kegiatan yang akan
dijalankan oleh manajemen dalam satu periode yang tertuang secara kuantitatif. Informasi yang dapat
diperoleh dari anggaran di antaranya jumlah produk dan harga jualnya untuk tahun depan”.
Dari beberapa definisi mengenai anggaran yang telah disebutkan di atas, maka dapat diketahui
bahwa anggaran merupakan suatu perencanaan yang disusun secara sistematis oleh perusahaan
untuk membantu dalam operasional perusahaan.
Robert dan Vijay (2009: 73), anggaran memiliki karakteristik- karakteristik sebagai berikut :
2) Dinyatakan dalam istilah moneter, walaupun jumlah moneter mungkin didukung dengan jumlah
nonmoneter, (contoh : unit yang terjual atau di produksi).
3) Biasanya meliputi waktu selama satu tahun. Dalam bisnis- bisnis yang sangat dipengaruhi oleh
faktor-faktor musiman, mungkin ada dua anggaran per tahun.(misal : perusahaan busana biasanya
memiliki anggaran musim gugur dan anggaran musim semi).
4) Merupakan komitmen manajemen, manajer setuju untuk menerima tanggung jawab atas
pencapaian tujuan-tujuan anggaran.
5) Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi wewenangnya dari pembuat
anggaran.
6) Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi- kondisi tertentu. 7) Secara berkala,
kinerja keuangan dibandingkan dengan anggaran dan varians dianalisis serta dijelaskan.
12
Anggaran yang sudah dilakukan perhitungannya dan disusun sesuai keperluannya akan terlihat
bagaimana anggaran tersebut memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak bagi perusahaan pada saat
pengambilan keputusan. Keputusan yang baik ialah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa
yang akan terjadi
pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Tujuan-tujuan lainnya yang terkait dengan penyusunan
anggaran menurut (Sasongko and Rumondang 2013, 3) meliputi perencanaan, koordinasi, motivasi
dan pengendalian.
Sedangkan tujuan penyusunan anggaran menurut (Nafarin 2013, 19), antara lain adalah sebagai
berikut:
Digunakan sebagai landasan formal dalam memilih sumber dan investasi dana.
Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan.
Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal.
Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi lebih jelas dan
nyata terlihat.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan tersebut dapat dikatakan bahwa secara umum
anggaran bertujuan untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam pengambilan keputusan di
perusahaan.
Supriyono yang dikutip oleh Tendi Haruman dan Sri Rahayu (2007: 9) menyatakan bahwa prinsip-
prinsip dasar yang harus dipenuhi dan ditaati agar suatu anggaran dapat disusun dan dilaksanakan
sesuai dengan rencana adalah sebagai berikut :
2) Organizational Adaption Suatu rencana keuangan harus disusun berdasarkan struktur organisasi
dimana ada ketegasan wewenang dan tanggungjawab.
3) Responsibility Accounting Agar rencana keuangan dapat dilaksanakan dengan baik, maka harus
didukung adanya suatu sistem responsibility accounting yang polanya disesuaikan dengan
pertanggung jawaban manajemen keuangan perusahaan.
13
4) Full Communication Suatu perencanaan dan pengendalian dapat berjalan secara efektif apabila
antara tingkatan manajemen mempunyai pemahaman yang sama tentang tanggungjawab dan sasaran
yang akan dicapai.
5) Reward and Punishment Manajemen harus melakukan penilaian kinerja manajer berdasarkan
perencanaan yang telah ditetapkan. Jadi manajer yang kineijanya dibawah atau melebihi standar harus
dapat diketahui sehingga pemberian reward atau punishment oleh manajemen menjadi transparan.
Anggaran yang harus disusun suatu perusahaan terdiri dari berbagai jenis anggaran. Semua aktivitas
yang direncanakan suatu perusahaan di dalam periode mendatang harus di susun didalam suatu
anggaran lengkap. Karena tanpa memiliki anggaran lengkap, maka aktivitas yang akan dilaksanakan
tetapi tidak memiliki anggaran tersebut tetap diupayakan untuk dilaksanakan, maka aktivitas tersebut
tidak dapat dinilai hasilnya. (Rudianto 2009, 7) mengemukakan bahwa walaupun anggaran yang harus
disusun perusahaan terdiri dari berbagai jenis anggaran, tetapi pada dasarnya anggaran perusahaan
dapat dikategorikan ke dalam beberapa kelompok anggaran, yaitu:
A. Anggaran Operasional
Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua kegiatan utama
perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu periode tertentu. karena itu, anggaran
operasional mencakup:
14
Anggaran Laba : Anggaran laba adalah besarnya laba yang ingin diperoleh perusahaan di dalam
suatu periode tertentu dimasa mendatang. Anggaran laba sebenarnya merupakan gabungan dari
anggaran pendapatan dan anggaran biaya.
B. Anggaran Keuangan
Anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan dengan rencana pendukung aktivitas operasi
perusahaan. Anggaran ini tidak berkaitan secara langsung dengan aktivitas perusahaan untuk
menghasilkan dan menjual produk. Anggaran ini merupakan pendukung upaya perusahaan untuk
menghasilkan dan menjual produk perusahaan. Anggaran keuangan mencakup beberapa jenis
anggaran, yaitu :
1. Anggaran investasi : adalah rencana perusahaan untuk membeli barang - barang modal atau
barang barang yang dapat digunakan untuk menghasilakan produk perusahaan di masa mendatang
dalam jangka panjang, seperti pembelian dan pembangunan gedung kantor, bangunan pabrik,
pembelian mesin, pembelian tanah, dan sebagainya.
2. Anggaran kas : adalah rencana aktivitas penerimaan kass dan pengeluaran kas perusahaan di
dalam suatu periode tertentu, beserta penjelasan tentang sumber-sumber penerimaan dan pengeluaran
kas tersebut.
Dilihat dari kelengkapan anggaran yang disusun oleh suatu organisasi, maka anggaran dapat
dikategorikan sebagai anggaran parsial dan anggaran komprehensif.
1. Anggaran parsial : adalah anggaran yang terdiri dari satu jenis atau kelompok kegiatan tertentu
saja, misalnya anggaran penjualan saja, anggaran biaya pemasaran saja, anggaran administrasi saja,
dan sebagainya.
2. Anggaran komprehensif : adalah keseluruhan anggaran yang terdiri dari gabungan anggaran-
anggaran parsial di dalam suatu periode waktu tertentu. Pada dasarnya anggaran komprehensif
merupakan gabungan dari anggaran pendapatan, anggaran biaya dan anggaran laba. Anggaran
komperhensif menggabarkan keseluruhan rencana yang ingin dicapai perusahaan di dalam kurun
waktu tertentu.
1. Anggaran Fleksibel : adalah anggaran yang dapat diubah dan disesuaikan berdasarkan perubahan
lingkungan yang ada. Perubahan asumsi yang terlalu drastis yang mendasari penyusunan anggaran
dapat mendorong diubahnya anggaran yang telah disusun. Misalnya, nilai tukar rupiah, tingkat bunga,
situasi politik, perubahan daya beli masyarakat dan sebagainya.
15
2. Anggaran Tetap : adalah anggaran yang tidak berubah, walaupun terjadi perubahan di dalam
lingkungan dimana anggaran tersebut diterapkan.
Sedangkan (Nafarin 2013, 31) berpendapat bawa anggaran dapat dikelompokkan dari
beberapa sudut pandang sebagai berikut:
a. Anggaran variabel : (variable budget), yaitu anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran)
kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan
pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda.
b. Anggaran tetap : (fixed budget), yaitu anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas
tertentu.
a. Anggaran periodik : (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu.
Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.
b. Anggaran kontinu :(continuous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan
perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
a. Anggaran jangka pendek : (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka
waktu lebih dari satu tahun. Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran
jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
b. Anggaran jangka panjang : (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka
waktu lebih dari satu tahun. Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran modal. Anggaran
jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek.
Dilihat dari segi bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran
keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut anggaran induk (master budget).
a. Anggaran operasional : (operational budget) adalah anggaran untuk menyususn anggaran laba
rugi. Anggaran operasionalnya anatar lain terdiri dari :
1. Anggaran penjualan
16
5. Anggaran biaya overhead pabrik
b. Anggaran keuangan : (financial budget) adalah anggaran untuk menyususn anggaran neraca.
Anggaran keuangan terdiri dari:
1. Anggaran kas
2. Anggaran piutang
3. Anggaran persediaan
4. Anggaran utang
5. Anggaran neraca
a. Anggaran komprehensif : (comprehensive budget) adalah rangkaian . dari berbagai jenis anggaran
yang disusun secara lengkap. Anggaran ini merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan
anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
b. Anggaran parsial : (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau
anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja.
a. Anggaran tertentu : (appropriation budget) adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan
tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain.
b. Anggaran kinerja : (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi
kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan), misalnya untuk menilai apakah biaya (beban)
yang dikeluarakan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.
Anggaran dalam melaksanakan fungsinya mempunyai fungsi sebagai alat manajemen yang meliputi 3
macam fungsi yaitu sebagai berikut :
1) Fungsi Perencanaan : Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menuntut pemikiran yang
teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang.
17
2) Fungsi Pelaksanaan : Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga
pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba).
Anggaran perusahaan sebagai suatu rencana yang disusun secara sistematis, di dalamnya terdapat
unsur-unsur sebagai berikut:
1. Rencana : Rencana adalah penentuan lebih dahulu tentang kegiatan yang akan dilakukan pada
waktu yang akan datang. Alasan yang mendorong untuk menyusun rencana antara lain karena :
3. Dinyatakan dalam satuan moneter : Semua aktivitas yang akan dilaksanakan dinyatakan dalam
satuan “rupiah”. Sebelum dinyatakan dalam satuan rupiah, pada setiap bagian aktivitas yang ada
diukur dengan satuan sendiri-sendiri.
4. Menyangkut waktu yang akan datang : Anggaran disusun dan berlaku untuk periode yang akan
datang periode anggaran yang lazim digunakan adalah dalam jangka panjang atau dalam jangka
pendek.
Penyusunan anggaran biasanya dilaksanakan oleh komite anggaran. Komite Anggaran tersebut
anggotanya terdiri atas para manajer pelaksanaan fungsi-fungsi pokok perusahaan sesuai dengan
prinsip keperansertaan. Anggaran tersebut meliputi; manajer pemasaran, manajer produksi, manajer
teknik, manajer pengawasan dan keuangan. Menurut (Nafarin 2013, 9), proses penyusunan anggaran
dibagi kedalam beberapa tahapan antara lain:
18
1. Penentuan Pedoman Anggaran : Anggaran yang dibuat pada tahun yang akan datang sebaiknya
disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggaran berikutnya dimulai. Dengan demikian anggaran
yang dibuat dapat digunakan pada awal tahun anggaran.
2. Persiapan Anggaran : Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan (sales budget)
terlebih dahulu menyusun ramalan penjualan (sales forecast). Dalam tahap persiapan anggaran ini,
biasanya diadakan rapat atas bagian terkait saja.
3. Tahap Penentuan Anggaran : Pada tahap ini, semua manajer dan direksi mengadakan rapat
meliputi kegiatan :
4) Terdapatnya alat pengawasan yang baik : Anggaran disamping berfungsi sebagai alat
perencanaan juga dapat mempunyai fungsi ganda sebagai alat pengawasan pelaksanaan kegiatan
perusahaan.
5) Terdapatnya alat evaluasi kegiatan perusahaan : Perusahaan yang mempunyai anggaran untuk
pelaksanaan kegiatan operasionalnya, akan dapat melaksanakan evaluasi rutin setiap kali selesai
melaksanakan kegiatan tersebut.
19
2.2.1.10. Syarat-syarat Penyusunan Anggaran
Penyusunan suatu anggaran perusahaan perlu mempertimbangkan beberapa syarat yakni bahwa
anggaran harus :
1) Realistis, artinya tidak terlalu optimis dan tidak pula terlalu pesimis.
2) Fleksibel (luwes), artinya tidak terlalu kaku, mempunyai peluang untuk disesuaikan dengan
keadaan yang mungkin berubah.
3) Continue, artinya membutuhkan perhatian secara terus-menerus dan tidak merupakan suatu usaha
yang insidentil.
Meskipun anggaran memiliki banyak manfaat, tetapi masih terdapat kelemahan-kelemahan yang
membatasi anggaran. Kelemahan- kelemahan tersebut menurut Adisaputro (2003: 53) antara lain :
1) Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas produksi, dan lain-
lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut.
2) Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan
sungguh-sungguh.
3) Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam
melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya.
4) Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena
itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes.
Menurut Nafarin (2012) anggaran penjualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka
dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode tertentu dan merupakan dasar penyusunan
anggaran lainnya. Menurut M. Munandar (2001) anggaran penjualan merupakan anggaran yang
merencanakan secara lebih rinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang
didalamnya meliputi rencana tentang kualitas, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta
tempat penjualan. Anggaran penjualan bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian penjualan pada
periode selanjutnya, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan, memberikan
informasi, dan memudahkan pengendalian penjualan. Anggaran penjualan dapat dipengaruhi oleh
20
beberapa faktor, yaitu faktor pemasaran, factor keuangan, faktor ekonomis, faktor teknis, dan faktor
lainnya (M. Nafarin 2004 ).
Anggaran penjualan merupakan langkah awal dalam menyiapkan anggaran induk karena volume
penjualan yang diestimasi mempengaruhi hampir semua item-item lainnya dalam anggaran induk
(J.K. Shim & J.G. Siegel, 2000: 56).
Sedangkan menurut Moekijat (2000) menyatakan bahwa: Anggaran penjualan adalah suatu perkiraan
yang
layak tentang volume penjualan yang diharapkan. Berdasarkan definisi di atas, maka pada dasarnya
anggaran penjualan itu merupakan sebuah rencana yang dinyatakan dalam bentuk kuantitatif pada
periode tertentu yang biasanya dinyatakan dalam periode tahun.
Pembuatan suatu anggaran penjualan haruslah memiliki manfaat terhadap perusahaan baik untuk
karyawan maupun pemiliknya karena anggaran penjualan disusun pasti memiliki manfaat yang baik
bagi kelangsungan hidup perusahaan tersebut. Menurut (Glenn, et al. 2000, 174) , manfaat anggaran
penjualan yaitu:
2. Untuk memasukkan kebijakan dan keputusan manajemen ke dalam proses perencanaan (contoh
dalam rencana pemasaran).
3. Untuk memberikan informasi penting berisi pembentukan elemen lain dari rencana laba yang
menyeluruh.
4. Untuk memudahkan pengendalian manajemen atas kegiatan penjualan yang dilakukan. Menurut
(Munandar 2001) didalam bukunya berjudul Budget menyebutkan sebagai berikut :
”Secara umum, semua budget, termasuk budget penjualan, mempunyai tiga kegunaan pokok, yaitu
sebagai pedoman kerja, sebagai alat pengkoordinasian kerja dan sebagai alat pengawasan kerja yang
membantu management dalam memimpinnya jalannya perusahaan. Sedangkan secara khusus,
anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran dalam perusahaan, sebab bagi
perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing, anggaran penjualan harus disusun paling awal
daripada semua anggaran yang lain, yang ada dalam perusahaan”.
1. Pedoman Kerja : Anggaran penjualan berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah
serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh aktivitas- aktivitas perusahaan di
waktu yang akan datang.
21
2. Pengoordinasian Kerja : Anggaran penjualan berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja
agar semua bagian yang terdapat dalam perusahaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama
dengan baik, untuk menuju ke sasaran yang telah ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya
perusahaan akan lebih terjamin.
3. Pengawasan Kerja : Anggaran penjualan berfungsi pula sebagai tolak ukur, sebagai alat
pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi aktivitas perusahaan nanti. Dari perbandingan tersebut
dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara anggaran penjualan dengan realisasinya,
sehingga dapat pula diketahui kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Secara khusus,
anggaran penjualan berguna sebagai dasar penyusunan semua anggaran-anggaran dalam perusahaan,
sebab bagi perusahaan yang menghadapi pasar yang bersaing, anggaran penjualan harus disusun lebih
awal dari semua anggaran yang lain, yang ada dalam perusahaan.
Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik bila taksiran-taksiran yang termuat didalamnya cukup
akurat,
sehingga tidak jauh berbeda dengan realisasinya nanti. Untuk dapat melakukan penaksiran secara
lebih akurat, diperlukan berbagai dasar informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang
harus diperhitungkan dalam menyusun anggaran penjualan dalam suatu perusahaan.
Menurut M. Nafarin (2004) mengemukakan bahwa penyusunan anggaran dipengaruhi oleh beberapa
factor yaitu : 1. Faktor pemasaran. 2. Faktor keuangan. 3. Faktor ekonomis. 4. Faktor teknis. 5.
Faktor lainnya.” Adapun penjelasan dari factor-faktor yang mempengaruhi anggaran penjualan yaitu :
1. Faktor Pemasaran : Luas pasar, apakah bersifat lokal, regional, nasional. Keadaan persaingan,
apakah bersifat monopoli, oligopoli atau bebas. Keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen,
apakah konsumen akhir atau konsumen industri.
2. Faktor Keuangan : Apakah model kerja perusahaan mampu untuk mencapai target penjualan yang
dianggarkan, seperti untuk : beli bahan baku, bayar upah, biaya promosi produk, dan lain-lain.
3. Faktor Teknis : Apakah kapasitas terpasang seperti mesin dan alat mampu memenuhi target
penjualan yang dianggarkan, apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah didapat dan murah biayanya.
4. Faktor Ekonomis : Apakah dengan meningkatkan penjualan akan meningkakan laba atau
sebaliknya.
5. Faktor Lainnya : Apakah pada musim tertentu anggaran penjualan ditambah, apakah
kebijaksanaan pmerintah tidak berubah, sampai berapa lama anggaran yang disusun masih dapat
22
dipertahankan. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa selain peramalan penjualan yang
diperlukan untuk penyusunan anggaran tetapi perlu juga dipertimbangkan.
Sebagaimana telah uraikan di atas bahwa anggaran penjualan merupakan dasar bagi penyusunan
anggaran-anggaran yang lainnya diperusahaan. Oleh karena itu, dalam menyusun anggaran penjualan
haruslah secermat dan seakurat mungkin. Dalam penyusunan anggaran penjualan ini mencakup tujuan
perusahaan, strategi perusahaan serta peramalan penjualan. Untuk lebih jelasnya ada beberapa
langkah dalam penyusunan anggaran penjualan yang dikemukakan oleh Gunawan Adi Saputro
(2001), yaitu :
Adapun penjelasan dari langkah-langkah dalam menyusun anggaran penjualan di atas yaitu :
a. Analisis Ekonomi, dengan mengadakan proyeksi terhadap aspek-aspek makro seperti : -Moneter
Kependudukan. - Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah dibidang ekonomi. - Teknologi, serta
menilai akibatnya terhadap permintaan industri.
b. Melakukan Analisis Industri , Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan masyarakat
menyerap produk sejenis yang dihasilkan oleh industri.
c. Melakukan Analisis Prestasi Penjualan Yang Lalu, Analisis ini dilakukan untuk mengetahui posisi
perusahaan pada masa lalu. Dengan kata lain untuk mengetahui market share yang dimiliki
perusahaan dimasa lampau.
d. Analisis Penentuan Prestasi Penjualan Yang Akan Datang , Analisis ini dilakukan untuk
mengetahui kemampuan perusahaan mencapai target penjualan dimasa depan, dengan memperhatikan
faktor-faktor produksi seperti : - Bahan mentah - Tenaga kerja - Kapasitas Produksi - Keadaan
permodalan
23
e. Menyusun Forecast Penjualan, yaitu meramalkan jumlah penjualan yang diharapkan dengan
anggapan segala sesuatu berjalan seperti masa yang lalu.
h. Mengkomunikasikan rencana penjualan yang telah disetujui pada pihak yang berkepentingan.
Dari uraian di atas dapat diikhtisarkan bahwa penyusunan anggaran penjualan yang tidak baik dapat
mengakibatkan anggaran induk menjadi tidak bermanfaat dan hanya merupakan pemborosan waktu
serta usaha. Begitupun jika anggaran penjualan tidak realistik maka sebagian besar atau bahkan semua
bagian dari perencanaan laba juga tidak realistik. Ketidakpastian akan kekuatan dan faktor diluar
kendali manajemen, mengakibatkan perencanaan penjualan merupakan titik yang paling kritis yang
dihadapi oleh suatu perusahaan.
Forecast adalah menentukan ramalan mengenai sesuatu di masa yang akan datang. Sesuatu yang akan
datang perlu diramalkan atau diperkirakan karena waktu yang akan datang penuh dengan resiko
ketidakpastian. Realisasi sesuatu hampir tidak pernah sama dengan apa yang diperkirakan, tetapi
memperkirakan sesuatu harus dilakukan demi perencanaan yang lebih luas (Gitosudarmo, 2003: 16).
Forecast penjualan merupakan suatu teknik untuk memproyeksikan tingkat permintaan konsumen,
potensi pada suatu tahun tertentu, dengan berasumsi yang tertentu pula. Dua hal yang harus
diperhatikan dalam menentukan ramalan, yakni tersedianya data yang relevan dan penggunaan teknik
yang tepat. Forecast penjualan yang ditentukan dengan baik akan sangat berpengaruh atau
menentukan pada perencanaan penjualan, perencanaan produksi, persediaan dan lain-lain.
Menurut Nafarin (2012) peramalan penjualan adalah perkiraan penjualan pada waktu yang
akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data-data yang pernah terjadi atau
mungkin akan terjadi. Sedangkan menurut Welsch, Hilton and Gordon (2000) peramalan bukan
merupakan rencana, melainkan suatu pernyataan atau penafsiran terukur dari keadaan di masa
mendatang tentang pokok tertentu berdasarkan satu atau lebih asumsi yang jelas. Terdapat dua
metode yang digunakan dalam peramalan penjualan, yaitu metode kuantitatif dalam bentuk statistik
atau matematik dan metode kualitatif berupa pendapat (judgment) dari sales, sales manager, pendapat
para ahli, dan survey konsumen (Nafarin, 2012).
24
Menurut (Swastha 2012, 99) ramalan penjualan adalah estimasi realistis tentang penjualan actual
dalam rupiah atau unit yang diharapkan akan dicapai perusahaan dalam periode mendatang menurut
rencana pemasaran serta kondisi lingkungan ekstern yang terantisipasi.
Dari beberapa definisi teresebut dapat diketahui bahwa peramalan penjualan adalah suatu kegiatan
memperkirakan penjualan atas permintaan konsumen berdasarkan kepada data masa lalu yang akurat.
Peramalan penjualan merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan oleh perusahaan untuk
mencegah adanya pengeluaran biaya yang tidak perlu dan juga agar bisa mengetahui penjualan di
masa yang akan datang.
Peramalan atau forecasting yang sudah dilakukan perhitungannya akan terlihat pada saat pengambilan
keputusan. Keputusan yang baik ialah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan
terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Suatu ramalan penjualan akan terlihat manfaatnya
apabila sesuai dengan tujuan dari ramalan itu sendiri. Apabila ramalan yang disusun kurang tepat,
maka masalah peramalan itu akan menjadi masalah perusahaan yang harus dihadapi.
Menurut (Makridakis 1993, 3) tujuan peramalan meruapakan yaitu sebagai alat bantu yang penting
dalam perencanaan yang efektif dan efisien. Dengan kata lain ramalan bertujuan agar perkiraan yang
dibuat dapat meminimumkan kesalahan memprediksi (forecast error) . Menurut (Heizer, Jay and
Render 2009, 47) peramalan atau forecasting memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan dimasa lalu serta melihat sejauh
mana pengaruh dimasa datang.
2. Peramalan diperlukan karena adanya time lag atau delay antara saat suatu kebijakan perusahaan
ditetapkan dengan saat implementasi.
3. Peramalan merupakan dasar penyusunan bisnis pada suatu perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efektivitas suatu rencana bisnis.
Menurut (Sofyan 2013, 15) tujuan peramalan adalah untuk meramalkan permintaan dimasa yang akan
datang, sehingga diperoleh suatu perkiraan yang mendekati keadaan yang sebenarnya, peramalan
tidak akan pernah sempurna, tetapi meskipun demikian hasil peramalan akan memberikan arahan bagi
suatu
perencanaan. Tujuan dari disusunnya ramalan penjualan dapat tercapai apabila seluruh elemen yang
ada di dalam perusahaan tersebut bekerja dan berkoordinasi dengan baik agar terwujudnya tujuan
suatu perhitungan ramalan penjualan tersebut.
25
2.2.3.3. Karakteristik Peramalan yang Baik
Sebelum suatu perusahaan melakukan perhitungan sebuah peramalan, pasti perusahaan telah
mengidentifikasi bagaimana peramalan yang baik tersebut. Karakteristik peramalan yang baik harus
diketahui oleh perusahaan agar setelah dilakukannya ramalan tersebut, perusahaan atau manajer dapat
menilai apakah ramalan tersebut sudah memenuhi kriteria atau belum berdasarkan karakteristik
peramalan yang baik. Menurut (Makridakis, 1988) Karakteristik dari peramalan yang baik harus
memenuhi beberapa kriteria yaitu dari hal-hal sebagai berikut:
1. Ketelitian/ Keakuratan
Tujuan utama peramalan adalah menghasilkan prediksi yang akurat. Peramalan yang terlalu rendah
mengakibatkan kekurangan persediaan (inventory). Peramalan yang terlalu tinggi akan menyebabkan
inventory yang berlebihan dan biaya operasi tambahan.
2. Biaya
Biaya untuk mengembangkan model peramalan dan melakukan peramalan akan menjadi signifikan
jika jumlah produk dan data lainnya semakin besar. Mengusahakan melakukan peramalan jangan
sampai menimbulkan ongkos yang terlalu besar ataupun terlalu kecil. Keakuratan peramalan dapat
ditingkatkan dengan mengembangkan model lebih komplek dengan konsekuensi biaya menjadi lebih
mahal. Jadi ada nilai tukar antara biaya dan keakuratan.
3. Responsif
4. Sederhana
Keuntungan utama menggunakan peramalan yang sederhana yaitu kemudahan untuk melakukan
peramalan. Jika kesulitan terjadi pada metode sederhana, diagnosa dilakukan lebih mudah. Secara
umum, lebih baik menggunakan metode paling sederhana yang sesuai dengan kebutuhan peramalan.
Menurut Taylor (2004) Peramalan yang baik mempunyai beberapa kriteria yang penting, antara lain
akurasi, biaya,dan kemudahan. Penjelasan dari kriteria- kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
1. Akurasi : Akurasi dari suatu hasil peramalan diukur dengan hasil kebiasaan dan kekonsistensian
peramalan tersebut. Hasil peramalan dikatakan bias bila peramalan tersebut terlalu tinggi atau
rendah dibandingkan dengan kenyataan yang sebenarnya terjadi. Hasil peramalan dikatakan
konsisten bila besarnya kesalahan peramalan relatif kecil. Peramalan yang terlalu rendah akan
mengakibatkan kekurangan persediaan, sehingga permintaan konsumen tidak dapat dipenuhi
26
segera akibatnya perusahaan dimungkinkan kehilangan pelanggan dan kehilangan keuntungan
penjualan.
2. Biaya : Biaya yang diperlukan dalam pembuatan suatu peramalan adalah tergantung dari jumlah
item yang diramalkan, lamanya periode peramalan, dan metode peramalan yang dipakai. Ketiga
faktor pemicu biaya tersebut akan mempengaruhi berapa banyak data yang dibutuhkan,
bagaimana pengolahan datanya (manual atau komputerisasi), bagaimana penyimpanan datanya
dan siapa tenaga ahli yang diperbantukan. Pemilihan metode peramalan harus disesuaikan dengan
dana yang tersedia dan tingkat akurasi yang ingin didapat, misalnya item-item yang penting akan
diramalkan dengan metode yang sederhana dan murah. Prinsip ini merupakan adopsi dari hukum
Pareto ( Analisa ABC ).
3. Kemudahan : Penggunaan metode peramalan yang sederhana, mudah dibuat, dan mudah
diaplikasikan akan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Percuma memakai metode yang
canggih, tetapi tidak dapat diaplikasikan pada sistem perusahaan karena keterbatasan dana,
sumber daya manusia, maupun peralatan teknologi. Seseorang yang akan melakukan peramalan
harus terlebih dahulu mengenai karakteristik dari peramalan itu sendiri.
1. Akurasi : Perhitungan peramalan harus memiliki ke-konsisten-an dari hasil yang telah diramalkan
dengan kenyataan yang ada. Peramalan bisa dikatakan konsisten apabila nilai dari kesalahan
peramalan tersebut relatif kecil.
2. Biaya : Peramalan tidak akan pernah dari biaya-biaya yang melekat di dalamnya dan tergantung
dari jumlah barang yang akan diramalkan, jangka waktu peramalan, dan metode peramalan yang
digunakan.
3. Kemudahan : Dari hasil perhitungan peramalan yang dihasilkan haruslah memiliki sebuah
keuntungan dan salah satu keuntungannya adalah kemudahan bila adanya keterbatasan biaya, sumber
daya manusia dan teknologi.
Ishak, Aulia. Manajemen Operasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), hlm. 104.
Dari beberapa karakteristik peramalan yang baik yang telah dicantumkan di atas, dapat diketahui
bahawa umunya ada tiga hal yang harus difokuskan perusahaan dalam membuat suatu peramalan
yang baik, yaitu akurasi atau ketelitian, biaya dan kemudahan.
Peramalan yang akan dihitung suatu perusahaan terdiri dari berbagai jenis ramalan. Sebelum
melakukan perhitungan akan ramalan penjualan, perusahaan harus terlebih dahulu menentukan jenis
27
peramalan apa yang akan dipakai dan cocok untuk kepentingan dan kondisi perusahaan tersebut. Jenis
permalan dapat menentukan proyeksi masa depan apa yang akan perusahaan ramalkan. Berdasarkan
horizon waktu, peramalan atau forecasting dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu “Herianto,
2008:78”
1. Peramalan jangka panjang : yaitu yang mencakup waktu lebih besar dari 18 bulan. Misalnya
peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas dan
perencanaan untuk kegiatan litbang.
2. Peramalan jangka menengah : yaitu mencakup waktu antara 3 sampai 18 bulan. Misalnya
peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan perencanaan tenaga kerja tidak
tetap.
3. Peramalan jangka pendek : yaitu mencakup jangka waktu kurang dari 3 bulan. Misalnya peramalan
dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja dan penugasan
karyawan.
Berdasarkan fungsi dan perencanaan operasi di masa depan, peramalan atau forecasting dibagi
menjadi tiga jenis yaitu (Heizer, Jay and Render 2009, 47)
1. Peramalan ekonomi (economic forecast) peramalan ini menjelaskan siklus bisnis dengan
memprediksi tingkat inflasi ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan
dan indikator perencanaan lainnya.
3. Peramalan permintaan (demand forecast) ialah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan
perusahaan. Proyeksi permintaan produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini juga disebut
peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi
input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.
Menurut Saputro dan Asri (2000:148) berdasarkan jenis data ramalan yang disusun,
peramalan dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu :
1. Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil
ramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena
peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat, dan pengetahuan
serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya peramalan secara kualitatif ini didasarkan atas hasil
penyelidikan, seperti pendapat salesman, pendapat sales manajer pendapat para ahli dan survey
konsumen.
28
2. Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data penjualan pada masa lalu. Hasil
peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut.
Penggunaan metode yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda pula.
Menurut (Rosnani 2007) berdasarkan sifat penyusunannya, peramalan dibagi menjadi dua
jenis, yaitu:
1. Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang
menyusunnya.
2. Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan
menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam penganalisaan data tersebut.
Dari beberapa penjelasan mengenai jenis peramalan tersebut, maka dapatdiketahui bahwa jenis
peramalan terbagi dalam beberapa jenis, yaitu peramalan dari segi waktu, peramalan berdasarkan
jenis datanya dan peramalan berdasarkan sifat penyusunannya. Jenis-jenis peramalan tersebut bisa
digunakan oleh perusahaan sebagai satu kesatuan dalam menyusun peramalan untuk perusahaannya.
Sebelum menghitung suatu ramalan penjualan, perusahaan harus terlebih dahulu mengetahui dan
menentukan metode peramalan penjualan apa yang akan dipakai atau yang akan diterapkan. Metode
peramalan penjualan penting untuk diketahui karena dengan begitu pimpinan dapat menentukan
metode peramalan penjualan mana kah yang sesuai dengan situasi dan kondisi di perusahaan. Metode
peramalan adalah salah satu cara meperkirakan atau memprediksi apa yang akan terjadi di masa depan
yang berpacu pada data yang relevan di masa lalu.
Menurut (Nafarin 2000, 24) teknik-teknik atau metode-metode forecast dikelompokkan menjadi:
1. Forecast berdasarkan pendapat (judgment method) Biasanya digunakan untuk menyusun forecast
penjualan maupun forecast kondisi bisnis pada umumnya. Pendapat-pendapat yang dipakai sebagai
dasar
dilakukan forecast adalah :
a. Pendapat salesman
29
Para salesman diminta untuk mengukur apakah ada kemajuan atau kemunduran segala hal yang
berhubungan dengan tingkat penjualan pada daerah mereka masing-masing. Kemudian mereka
diminta pula untuk mengestimasi tentang tingkat penjualan di daerah masingmasing di waktu
mendatang. Perkiraan para salesman itu perlu diawasi karena mungkin ada unsur kesengajaan untuk
membuat perkiraan yang lebih rendah (under estimate), dengan harapan apabila ia menjual di atas
perkiraannya ia akan mendapatkan hadiah.
b. Pendapat sales manager
Perkiraan yang dikemukakan oleh para salesman perlu diperbandingkan dengan perkiraan yang dibuat
oleh kepala bagian penjualan. Seorang kepala bagian penjualan tentu mempunyai pertimbangan dan
pandangan yang lebih luas meliputi seluruh daerah penjualan. Pada umumnya perkiraan kepala bagian
penjualan dapat lebih obyektif karena mempertimbangkan banyak faktor. Hal ini mungkin juga
disebabkan pendidikannya yang relatif lebih tinggi (mungkin) dan pengalamannya yang lebih luas di
bidang penjualan.
c. Pendapat para ahli
Terkadang perkiraan yang dibuat oleh salesman dan kepala bagian penjualan sangat bertentangan satu
sama lain, sehingga perusahaanmenganggap perlu untuk meminta pertimbangan kepada orang yang
dianggap ahli. Mereka ini disebut konsultan.
d. Survey konsumen
Apabila ketiga pendapat di atas masih dirasa kurang dapat dipertanggungjawabkan, maka biasanya
lalu diadakan penelitian langsung terhadap konsumen.
Menurut (Haruman, Tendi and Rahayu 2007, 36) menyatakan bahwa metode forecast
penjualan dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Judgemental method atau non statistical method, yakni metode memproyeksikan penjualan yang
berdasar pada pendapat salesman, sales manager, para ahli, dan survey konsumen.
1. Penerapan garis trend secara bebas : merupakan suatu cara penerapan garis trend tanpa
menggunkan rumus matematika. Meskipun demikian bukan berarti bahwa garis trend dapat ditarik
begitu saja tanpa
menggunakan pertimbangan-pertimbangan tertentu.Penggambaran garis trend dengan cara ini sangat
subyektif dan kurang memenuhi syarat ilmiah,sehingga jarang digunakan.
30
2. Penerapan garis trend dengan metode setengah rata-rata Metode least square adalah metode
peramalan yang menggunakan persamaan linear untuk menemukan garis paling sesuai untuk
kumpulan data lampau guna meramalkan data di masa depan.
a. Metode moment : Metode trend moment merupakan analisis yang dapat digunakan untuk keperluan
peramalan dengan membentuk persamaan Y=a+b(X)
b. Metode least square : Metode least square adalah metode peramalan yang menggunakan persamaan
linear untuk menemukan garis paling sesuai untuk kumpulan data lampau guna meramalkan data di
masa depan. c. Metode kuadrat : Metode Kuadrat adalah salah satu metode dengan bentuk sampel
dapat berupa segi empat atau lingkaran dengan luas tertentu. Hal ini tergantung pada bentuk vegetasi.
b. Analisa korelasi
Analisis korelasi adalah metode statistika yang digunakan untuk menentukan kuatnya atau derajat
hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Specific purpose method, meliputi:
a. Analisa industry : Analisis industri merupakan salah satu bagian dari analisis fundamental.
b. Analisa product line : Merupakan kegiatan menganalisis sekelompok produk yang berhubungan
erat karena mereka berfungsi dengan cara yang sama, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama,
dipasarkan melalui tipe yang sama dari outlet, atau jatuh dalam rentang harga yang diberikan.
c. Analisa penggunaan akhir : Analisis ini digunakan pada perusahaan-perusahaan yang memproduksi
barang-barang yang tidak langsung dapat dikonsumsi.
Forecast berdasarkan perhitungan-perhitungan statistik (statistical method) Pada metode statistik ini
unsur subyektivitas ditekan sedikit mungkin. Perhitungan lebih didasarkan pada data obyektif baik
yang bersifat mikro maupun makro.
Analisis Trend
Merupakan gerakan lamban yang berjangka panjang dan cenderung menuju ke satu arah, menaik atau
menurun. Menurut (Nafarin 2013, 100) analisis trend yang dapat dipergunakan seperti :
1. Metode moment (trend garis lurus) Rumus-rumus dasar yang digunakan adalah sebagai
berikut :
I. Y = a + bX
II. Y = n a + b X
31
III. XY = a X + b X^2
Dimana :
a = Nilai Konstanta
n = banyaknya data
2. Metode least square (trend garis lurus) : Adalah penyederhanaan dari metode moment yaitu
mengusahakan sedemikian rupa sehingga jumlah parameter “X” = 0.
Forecast penjualan dengan metode least square dapat dihitung dengan rumus :
Persamaan trend : Y = a + bX
Dengan persamaan :
(1) a = ∑y (2) b = ∑xy
n ∑x2
Dimana :
Y = Penjualan (Variabel Terikat)
X = Variabel bebas yang dinyatakan dalam Tahun (Unit Waktu)
a = Nilai Konstanta
b = Koefisien arah regresi
n = banyaknya data.
32
Peramalan yang baik adalah peramalan yang dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah atau
prosedur penyusunan yang baik. Berdasarkan pendapat (Assauri 1999, 33) Pada dasarnya ada
tiga langkah peramalan, yaitu :
Tahap ini berguna untuk pola yang terjadi pada masa lalu. Analisis ini dilakukan dengan cara
membuat tabulasi dari data yang lalu. Suatu langkah yang penting dalam memilih metode analisis
deret waktu adalah mempertimbangkan jenis pola yang terdapat dari data observasi sehingga metode
tersebut dapat ditest.
a. Pola Horizontal atau stationary Bila nilai-nilai dari data observasi berfluktuasi sekitar nilai konstan
rata-rata atau dapat dikatakan pola ini sebagai stationary pada rata-rata hitungnya (means). Missal
suatu produk mempunyai jumlah penjualan yang tidak menaik atau menurun selama beberapa waktu.
b. Pola Musiman atau Seasonal Bila suatu deret waktu dipengaruhi oleh faktor musim (seperti
kuartalan,
bulanan, mingguan, harian). Misal minuman segar, ice cream, jasa angkutan, dan lain sebagainya.
Data runtut waktu yang berkaitan dengan adanya kejadian yang berulang secara teratur dalam setiap
tahun. Misal volume penjualan buku pelajaran pada awal-awal tiap tahun ajaran baru.
c. Pola Siklus atau Cyclical Bila data observasi dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang
yang berkaitan atau tergabung dengan siklus usaha. Ada produk yang penjualannya menunjukan pola
siklus seperti mobil sedan, besi baja, dan perkakas atau peralatan bengkel.
d. Pola tren Bila ada pertambahan/kenaikan atau penurunan daru data observasi untuk jangka panjang.
Pola ini terlihat pada penjualan produk dari banyak perusahaan. Merupakan komponen data dalam
waktu yang berkaitan dengan adanya kecenderungan meningkat atau menurun.
Metode peramalan yang baik adalah metode yang memberikan hasil ramalan yang tidak jauh berbeda
dengan kenyataan yang terjadi.
3. Memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode yang dipergunakan dan
mempertimbangkan adanya beberapa faktor perubahan.
Secara garis besar, terdapat tiga langkah utama dalam melakukan peramalan (forecasting),
yaitu sebagai berikut (Martiningtyas 2004, 102) :
33
1. Menganalisis data yang lalu, tahap ini berguna untuk pola yang terjadi pada masa yang lalu.
Analisis ini dilakukan dengan cara membuat tabulasi dari data yang lalu sehingga dapat diketahui pola
dari data tersebut.
3. Memproyeksikan data yang lalu dengan menggunakan metode yang dipergunakan dan
mempertimbangkan adanya beberapa faktor perubahan, seperti kebijakan-kebijakan yang mungkin
terjadi, perkembangan potensi masyarakat, perkembangan teknologi.
Menurut (Gaspersz 2005) terdapat 9 langkah yang harus diperhatikan untuk menjamin efektivitas dan
efisiensi dari sistem peramalan, yaitu :
7. Membuat peramalan
Menurut (Nafarin 2013, 109), analisis tren terdiri dari dua metode yang dapat digunakan dalam
melakukan peramalan penjualan, yaitu metode tren garis lurus dan metode tren bukan garis lurus.
Untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dari kedua metode tersebut, maka digunakan
standar kesalahan peramalan (SKP). Nilai SKP yang terkecil akan menunjukkan bahwa peramalan
yang disusun mendekati kesesuaian. Adapun rumus standar kesalahan peramalan (SKP) menurut
Nafarin(2013:109) adalah sebagai berikut :
34
𝑆𝐾𝑃 = √∑(𝑋 − 𝑌)^2 ∶ (𝑛 − 2)
Keterangan :
X = penjualan nyata
Y = ramalan penjualan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Objek Penelitian
Yang dimaksud obyek penelitian, adalah hal yang menjadi sasaran penelitian ( Kamus Bahasa
Indonesia, 1989: 622). Menurut (Supranto 2000: 21) obyek penelitian adalah himpunan elemen yang
dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas (Anto Dayan
1986: 21), obyek penelitian, adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data
secara lebih terarah. Adapun Obyek penelitian dalam penelitian ini adalah CV. PRIMA TANI
untuk mengukur metode peramalan yang tepat untuk diterapkan dalam penyusunan anggaran
penjualan.
Variabel penelitian ini adalah segala bentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono, 201:
35
38) . Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif. Sugiyono (2016: 13) mengatakan
penelitian deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik
satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan
variabel yang lain.
Sedangkan menurut Ali Maksum (2012: 68), penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk menggambarkan gejala, fenomena atau peristiwa tertentu. Pengumpulan data dilakukan untuk
mendapatkan informasi terkait dengan fenomena kondisi, atau variabel tertentu dan tidak
dimaksudkan untuk melakukan
pengujian hipotesis. Menurut Sugiyono (2012 : 53) metode deskriptif adalah : “Suatu rumusan
masalah yang berkenaan dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada
satu variabel atau lebih (variabel mandiri adalah variabel yang berdiri sendiri, bukan variabel
independen karena kalau variabel independen selalu dipasangkan dengan variabel dependen).”
Sehingga Variabel dalam penelitian ini adalah Metode forecast dan anggaran penjualan.
Metode forecast Peramalan penjualan adalah perkiraan penjualan pada waktu yang
akan datang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data data yang
pernah terjadi atau mungkin akan terjadi. Terdapat dua metode yang
digunakan dalam peramalan penjualan, yaitu metode kuantitatif dalam
bentuk statistik atau matematik dan metode kualitatif berupa pendapat
(judgment) dari sales, sales manager, pendapat para ahli, dan survey
konsumen (Nafarin, 2012).
36
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah daerah generalisasi yang mencakup objek/subjek yang memiliki sifat atau ciri dan
kualitas tertentu yang ditetapkan dan dipelajari oleh peneliti untuk dibuat kesimpulannya (Sugiyono,
2011) . Populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh data Anggaran penjualan dan data Realisasi
penjualan pupuk CV. PRIMA TANI .
Sampel yang diambil dari populasi adalah data anggaran penjualan serta realisasi penjualan tahun
2019 – 2021 pada CV. PRIMA TANI
DATA PRIMER
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data primer merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara) (Indriantoro dan
Supomo, 2002). Data primer berupa hasil wawancara dan data penjualan pupuk non-subsidi jenis
Urea dan NPK periode 2019-2021.
37
DATA SEKUNDER
Menurut Sugiyono (2019: 193) data sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpulan data. Data sekunder didapatkan dari sumber yang dapat mendukung
penelitian antara lain dari dokumentasi dan literatur. Data sekunder dalam penelitian ini berupa
penelitian terdahulu yang bersumber dari skripsi dan jurnal penelitian.
Adapun tolak ukur yang digunakan dalam teknik analisis pada penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh (Nafarin, 2012), sebagai
berikut :
1. Metode Kualitatif : Peramalan penjualan dengan metode kualitatif akan dilakukan berdasarkan
pendapat karyawan CV. Prima Tani yang berkaitan langsung dengan penjualan pupuk non-subsidi.
BAB IV
Data Peramalan Penjualan Dengan Metode Kualitatif yang digunakan CV. PRIMA TANI
Jenis Pupuk
38
Tahun Pupuk Urea Pupuk NPK
a. Dalam Unit
Forecast penjualan pupuk Urea dari tahun 2019-2021 dalam unit menggunakan metode moment
adalah sebagai berikut :
Sedangkan perhitungan peramalan untuk tahun 2022-2024 sebagai anggaran penjualan yang akan
disusun adalah sebagai berikut :
39
b. Dalam Harga Jual
forecast harga jual pupuk Urea dari tahun 2019-2021 menggunakan metode moment adalah sebagai
berikut :
Sedangkan perhitungan peramalan untuk tahun 2022-2024 sebagai anggaran penjualan yang akan
disusun adalah sebagai berikut :
a. Dalam Unit
Sedangkan perhitungan peramalan untuk tahun 2022-2024 sebagai anggaran penjualan yang akan
disusun adalah sebagai berikut :
forecast harga jual pupuk NPK tahun 2019-2021 adalah sebagai berikut :
40
2021 = 12.400 + 2.600 (2) = 17.600
Sedangkan perhitungan peramalan untuk tahun 2022-2024 sebagai anggaran penjualan yang akan
disusun adalah sebagai berikut :
a. Dalam Unit
forecast penjualan pupuk Urea dari tahun 2019- 2021 menggunakan metode least square adalah
sebagai berikut :
Sedangkan perhitungan peramalan untuk tahun 2022-2024 sebagai anggaran penjualan yang akan
disusun adalah sebagai berikut :
forecast harga jual pupuk Urea dari tahun 2019-2021 menggunakan metode least square adalah
sebagai berikut :
41
2021 = 9.267 + 1.800 (1) = 11.067
Sedangkan perhitungan peramalan tahun 2022-2024 sebagai anggaran penjualan yang akan disusun
adalah sebagai berikut :
a. Dalam Unit
forecast penjualan pupuk NPK dari tahun 2019-2021 menggunakan metode least square adalah
sebagai berikut :
Sedangkan perhitungan peramalan untuk tahun 2022-2024 sebagai anggaran penjualan yang akan
disusun adalah sebagai berikut :
42
4.3. STANDAR KESALAHAN PERAMALAN
Hasil perhitungan standar kesalahan peramalan (SKP) tertera pada tabel 10. Dari perbandingan pada
tabel tersebut, maka dapat dilihat bahwa metode moment dan least square memiliki nilai standar
kesalahan peramalan (SKP) terkecil dibandingkan dengan nilai SKP dari metode kualitatif. Hasil dari
perhitungan yang mendapat nilai SKP terkecil merupakan metode yang paling tepat untuk digunakan
karena mendekati realisasi penjualan dalam perusahaan (Nafarin, 2012). Namun, analisis terhadap
perhitungan peramalan yang telah dilakukan diantara kedua metode tersebut lebih baik menggunakan
metode least square karena bentuk perhitungan yang lebih sederhana untuk digunakan dalam
penyusunan anggaran penjualan.
NILAI SKP
Dari hasil penelitian diatas, dapat dilihat bahwa metode least square merupakan salah satu
metode peramalan dengan nilai SKP terkecil dan memiliki bentuk perhitungan paling sederhana
dan mudah untuk diterapkan. Sehingga melalui penelitian ini dapat simpulkan bahwa metode least
square merupakan metode yang paling tepat diterapkan pada CV. Prima Tani. Penelitian Wijayanti
(2017) yang menemukan bahwa sebuah perusahaan dalam menyusun anggaran penjualan lebih baik
menggunakan metode least square karena metode ini teliti dalam perhitungan, mencegah kesalahan
peramalan, dan mudah sehingga dapat mempersingkat waktu dalam menghitungan peramalan
penjualan.
43
4.4. PENYUSUNAN ANGGARAN PENJUALAN
Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa metode least square merupakan metode peramalan
yang paling tepat untuk diterapkan, maka anggaran penjualan untuk pupuk non-subsidi tahun 2022-
2024 menggunakan metode least square tersusun sebagai berikut :
Jenis Pupuk
Tahun Pupuk Urea Pupuk NPK
44
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
menyusun anggaran penjualan yang dilakukan oleh CV. Prima Tani, menerapkan peramalan
menggunakan metode kualitatif yaitu berdasarkan pendapat karyawan. Kemudian melihat dari hasil
perhitungan, metode kuantitatif dengan menggunakan metode moment dan metode least square lebih
tepat untuk diterapkan dalam penyusunan anggaran penjualan pada CV. Prima Tani karena nilai
standar kesalahan peramalan (SKP) yang lebih kecil dan mendekati jumlah realisasi penjualan.
Namun, penerapan metode peramalan dalam menyusun angagran penjualan lebih baik
menggunakan metode least square karena karena perhitungan yang lebih sederhana dibandingkan
dengan metode moment.
45
DAFTAR PUSTAKA
Adisaputro, G., & Asri, M. (2010). Anggaran Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Herawati, J., &
Sunarto. (2004). Anggaran Perusahaan (Kedua). Yogyakarta: Universitas Taman Siswa.
Jaya, I. D. (2019). Penerapan Metode Trend Least Square Untuk Forecasting (Prediksi) Penjualan
Obat Pada Apotek. Jurnal CoreIT: Jurnal Hasil Penelitian Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi,
5(1), 1–7.
Nafarin, M. (2012). Penganggaran rencana kerja perusahaan (Kesatu). Jakarta: Salemba Empat.
Nurkahfi, M. B., Wahanggara, V., & Prakoso, B. H. (2020). Perbandingan Metode Double
Exponential Smoothing dan Least Square untuk Sistem Prediksi Hasil Produksi Teh. BIOS : Jurnal
Teknologi Informasi Dan Rekayasa Komputer, 1(2), 48–53.
https://doi.org/10.37148/bios.v1i2.12
Welsch, G., Hilton, R. W., & Gordon, P. N. (2000). Budgeting Planning and Profit Control. Yang
diterjemahkan oleh Purwatiningsih dan Maudy Warouw dalam Anggaran : Perencanaan dan
Pengendalian Laba (Kesatu). Jakarta: Salemba Empat.
Wijayanti, M. (2017). Analisa Peramalan Penjualan Produk Susu Kental Manis Carnation Pada Cv
Pangan Makmur Irja Sorong. Jurnal Pitis AKP, 1(1), 78–91.
https://doi.org/10.32531/jakp.v1i1.57
Yanti, N. E. (2016). Penerapan Metode Forecast Pada Pt Kediri Tani Sejahtera. Retrieved from
http://simki.unpkediri.ac.id/mahasiswa/file_artikel/2016/12.1.01.04.0092
file:///C:/Users/acer/Downloads/DOC-20230303-WA0007.-3.pdf
https://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/9138/BAB%202%20ANGGARAN
%20PENJUALAN.%2067500rugethw-5.pdf?sequence=4&isAllowed=y
http://repository.um-palembang.ac.id/id/eprint/1323/1/SKRIPSI1123-1711284853.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/jbptppolban-gdl-riantikurn-11952-3-bab2--4.pdf
file:///C:/Users/acer/Downloads/KURNIAWATI-1.PDF
https://eprints.uny.ac.id/64617/5/5.%20Bab%20III.pdf
https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/8832/1/Yufri.pdf
46