PENDAHULUAN
Sistem historical cost ini mulai digunakan sebagai prinsip akuntansi setelah
terjadinya Wall Street Collapse pada tahun 1929. Sistem ini dikatakan tidak sistematis.
Sistem historical cost merupakan sistem akuntansi yang fundamental sebagai dasar
untuk mengukur modal dan untuk mencatat, melaporkan kegiatan ekonomi yang terkait
dari suatu entitas sampai akhir 1930-an.
Terdapat 2 sistem dasar harga beli saat ini. Pada tahun 1961, Prof. Edwards dan
Bell mengusulkan sistem akuntansi biaya saat ini dalam Theory and Measurement of
Business Income. Karena pada sistem ini didasarkan pada harga saat ini, dapat
dianggap sebagai presentasi metodologi pertama dari sistem akuntansi fair value (nilai
wajar). Sistem utama pertama, yang ditawarkan oleh Edward dan Bell didasarkan
pada konsep pemeliharaan modal keuangan, tetapi seperti yang digambarkan dalam
versi kedua dari biaya saat ini yang menggunakan pemeliharaan modal fisik, pilihan
konsep modal secara signifikan mempengaruhi ukuran penurunan pengukuran
keuntungan. Sistem utama yang kedua, menggunakan harga jual atau nilai keluar
untuk memperoleh pengukuran pendapatan dan modal. Dukungan untuk versi yang
berbeda telah bervariasi, pada penjelasan berikut nya kelompok akan menguraikan dan
menggambarkan kelebihan dan kekurangan masing – masing sistem akuntansi.
Berdasarkan Latar Belakang diatas, maka pada makalah ini akan membahas tentang
Sistem – sistem Pengukuran Akuntansi. Rumusan Masalah yang dapat diketahui dalam
makalah ini, adalah sebagai berikut :
Dari Rumusan Masalah, kita akan bertolak pada Tujuan Penulisan dalam makalah ini.
Adapun Tujuan Penulisan yang dapat diketahui, adalah sebagai berikut :
1) Kita dapat memahami sistem apa sajakah yang dikategorikan dalam Sistem
Pengukuran Akuntansi.
2) Dapat mengevaluasi bagian – bagian penting apa sajakah yang dapat menunjang
sistem Biaya Historis.
3) Dapat mengevaluasi bagian – bagian penting apa sajakah yang dapat menunjang
sistem Biaya Sekarang.
4) Dapat mengevaluasi bagian – bagian penting apa sajakah yang dapat menunjang
sistem Harga Keluar.
BAB II
PEMBAHASAN
Dasar pemikiran untuk biaya historis berasal dari beberapa sumber dengan buku
yang paling berpengaruh oleh Paton dan Littleton. An introduction to corporate
accounting standards. Kita bergantung pada buku mereka untuk banyak argumen atas
dukungan teoritis akuntansi hari ini.
Biaya Historis dapat ditinjau dari beberapa aspek, diantaranya :
2.2.4. KONSERVATISME
Komponen lain yang penting adalah penerapan prosedur pencocokan
konservatif. Beban harus dialokasikan sesegera mungkin, sedangkan
pendapatan tidak harus diakui sampai ada kemungkinan besar bahwa mereka
akan diterima yaitu, terdapat kecurangan/kecondongan bias terhadap
pengakuan beban dan pengakuan pendapatan. Landasan konsep konservatisme
lainnya adalah, bahwa peningkatan nilai aset tidak harus diakui, namun
penurunan nilai harus menjadi lebih rendah dari cost atau aturan pasar.
Penerapan prosedur tersebut berarti keuntungan yang dihitung secara
konservatif dan berarti bahwa setiap aliran pendapatan potensial mengalir ke
laporan laba rugi perlahan seiring waktu. Misalnya, jika nilai aset meningkat
karena peningkatan aliran potensi masa depan ekonomi pada kas; maka hanya
diakui secara perlahan dalam pendapatan sebagai potensi peningkatan arus
pendapatan yang direalisasikan. Dengan demikian, adanya konsep
conservatism memperkuat pendekatan transaksi dengan akuntansi (transaksi
harus dibuktikan, baik kredit atau uang tunai) dan peristiwa tanpa pengakuan
yang tidak dihasilkan dalam transaksi (seperti kenaikan harga).
Berapa jumlah aset harus dilakukan pada waktu tertentu? Ini adalah
masalah ekspansi.
Apa yang harus menjadi bentuk aset ini? Ini adalah masalah komposisi.
Bagaimana seharusnya aset yang akan dibiayai? Ini adalah masalah
pembiayaan.
Laba operasi saat ini merupakan selisih lebih dari nilai saat ini dari
output terjual dengan biaya beli saat ini. Penghematan biaya realisasi adalah
peningkatan biaya saat ini yang dimiliki oleh perusahaan pada periode berjalan.
Mencakup baik perubahan Realisasi biaya yang belum direalisasi. Laba usaha
itu dihitung secara riil, yaitu yang 'fiksi' elemen karena perubahan tingkat harga
umum dihilangkan. Istilah untuk penghematan biaya realisasi adalah “holding
gains/losses”, yang dapat maupun yang belum direalisasi. Karena biaya
penggunaan sumber daya yang cocok dengan harga beli saat ini, semua aset dan
kewajiban juga diukur pada harga beli saat ini dan muncul dalam laporan posisi
keuangan sebesar nilai kontemporer.
Modal adalah konsep kepemilikan keuangan real yang berarti laba yang
ditentukan setelah nilai pembelian/pembukaan (modal) pada tingkat harga
umum, kemudian laba adalah peningkatan usaha, dan holding gains and losses
adalah penyesuaian untuk setiap kenaikan atau tingkat penurunan harga secara
umum.
Additivity
Cahmbers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam
mendukung akuntansi CCE. Produk utama dari sistem akuntansi laporan
akuntansi, tentu adalah neraca dan laporan laba rugi. Jika kita memberikan nilai
yang berbeda dengan karakteristik yang relatif kecil dari fakta dan
menggunakan skala pengukuran relatif kecil, maka tidak ada arti tertentu. Hal
ini tidak dapat secara logis ditambahkan bersama-sama. Sebagai contoh, kita
tidak bisa nilai kewajiban sebesar harga perolehan (surat hutang), beberapa aset
sebesar biaya penggantian (persediaan), yang lain sebesar nilai kini (sewa aset)
dan yang lain di setara kas (debitur) dan memperoleh neraca yang sesuai. Juga
tidak bisa kita gunakan untuk mencampuradukan biaya historis pada tanggal
yang berbeda dan makna berbeda pada perhitungan aktiva bersih.
Maka, penilaian dari semua elemen dalam neraca dan laporan laba rugi
pada setara uang mereka (nilai keluar), menyediakan satu aturan yang dapat
diterapkan secara konsisten terhadap perusahaan manapun. Sistem ini
berkonsentrasi pada pengukuran kemampuan keuangan penting meliputi uang
dan setara uang. Itu tidak menggunakan karakteristik fisik atau aset lainnya.
Obyektifitas
Hal ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak objektif.
Namun, beberapa studi penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih
objektif dari pada kepercayaan banyak orang. Parker melakukan studi penelitian
tentang perbandingan relatif dan objektivitas untuk exit price dan jumlah biaya
historis tercatat. Objektivitas didefinisikan sebagai konsensus di antara penilai.
Komparatif didefinisikan sebagai sebuah konsensus dalam pengukuran.
Menggunakan 148 perusahaan bisnis, Parker menunjukkan bahwa untuk
mengukur objektivitas dan komparatif, exit price mengungkapkan dispersi
kurang dari jumlah tercatat. Penyebab utama dari kurangnya objektivitas nilai
tercatat adalah dispersi estimasi akuntansi di masa manfaat dan nilai sisa.
McKeown juga menerapkan model ruang untuk sebuah perusahaan berukuran
sedang untuk jalan kontraksi, dan menyimpulkan dengan analisa statistik bahwa
metode yang digunakan untuk menentukan exit price adalah objektivitas lebih
baik dari pada metode berdasarkan Financial Accounting Standard. Dalam studi
lain, McKoewn membandingkan empat model yang diusulkan dengan metode
GAAP untuk objektivitas mereka dan menyimpulkan bahwa model CCA adalah
yang paling objektivitas.
Ukuran Risiko
Exit price dan perubahan exit price juga bisa menjadi indikasi risiko
keuangan pembelian aset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset
dengan nilai keluar yang berbeda secara signifikan dari harga entri, maka aset
tersebut adalah proposisi berisiko. Informasi keuangan menunjukkan bahwa
pembelian aset tersebut harus merupakan proposisi jangka panjang dimana nilai
ekonomi yang ditemukan oleh nilai pakai. Sebaliknya, jika exit price meningkat
secara drastis, biaya peluang meningkat kembali dan harus dioperasikan dengan
lebih efisien.
Untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi
posisi risiko dan kinerja dalam mengelola risiko keuangan yang signifikan
dengan rancangan standar akan membutuhkan :
1. Deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan
serta kebijakan untuk mengelola risiko tersebut.
2. Informasi tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan
(neraca) dan laporan kinerja keuangan.
3. Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan untuk
memperkirakan nilai wajar instrumen keuangan.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Perhitungan modal dan laba dianggap sebagai perhitungan yang paling
fundamental dalam ilmu akuntansi. Modal dinilai berasal dari transaksi dan penilaian
ulang yang terjadi di pasar modal. Laba berasal dari perbandingan dari beban dan
pendapatan, juga perubahan modal dalam satu periode akuntansi.
3.2. SARAN
Untuk pembahasan pada tiap Sistem Pengukuran Akuntansi, dapat dilihat pada pemaparan
bagian BAB II (PEMBAHASAN).
DAFTAR PUSTAKA
Jayne Godfrey, Allan Hodgson, Ann Tarca, Jane Hamilton, Scott Holmes, Accounting
Theory, 7th Edition,John Wiley & Sons Publisher, ISBN: 978-0-470-81815-2
http://kambingterbang26.blogspot.co.id/2013/04/sistem-pengukuran-akuntansi.html
http://akuntansi-kreatif.blogspot.co.id/2016/02/sistem-pengukuran-akuntansi.html
http://manulihcarito.blogspot.co.id/2014/08/accounting-measurement-systems.html