Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Membahas tentang Sistem Pengukuran Akuntansi, alangkah baiknya kita ketahui
terlebih dahulu tentang unsur – unsur apa yang mendasari dari Sistem Pengukuran Akuntansi
itu sendiri. Pengukuran bukan seperti yang kita bayangkan pada umum nya, seperti gambar
berikut :

Jika kita bayangkan bahwa pengukuran sama


seperti gambar di samping, maka kita salah.
Penyusun mencoba menggambarkan
pengukuran dalam konteks mengenai
statement keuangan.

(alodokter.com)

Pengukuran dalam statement keuangan adalah penentuan besarnya jumlah rupiah


yang nantinya akan diletakan pada elemen atau post yang terlibat langsung dalam suatu
transaksi, kejadian, atau keadaan guna untuk mengidentifikasi makna atau kelengkapan suatu
elemen atau post. Misalkan : Perusahaan membeli mobil bekas dengan harga Rp.80.000.000,
dengan biaya perbaikan Rp.10.000.000. Dalam Akuntansi mobil tersebut akan diukur
memiliki nilai sebesar Rp.90.000.000, (itulah yang dimaksudkan sebagai pengukuran dalam
statement keuangan).

Maka dari itu dalam pengukuran statement keuangan, laporan dapat melihat 4
(Empat) Sistem Pengukuran besar. Menurut FASB (Financial Accounting Standards Board),
Sistem Pengukuran tersebut terdiri dari 4 Sistem, yaitu : Historical Cost (Biaya Historis),
Current Cost (Biaya Saat Ini), Financial Capital & Physical Capital (Modal Finansial &
Modal Fisik), dan Exit Price (Harga Keluar). (Dr. C. Hery, SE.,M.Si_Teori Akuntansi Suatu
Pengantar;2013)
Sistem sendiri digambarkan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau
elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi untuk mencapai
suatu tujuan. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang
berinteraksi. (Wikipedia)
Pengukuran memerlukan adanya Sistem, dikarenakan Sistem dapat membantu suatu
kegiatan pengukuran yang bertujuan untuk menentukan hal tertentu guna menggambarkan
karakteristik suatu objek. Pentingnya Sistem Pengukuran dalam Akuntansi adalah sebagai
himpunan penetapan perhitungan untuk mengakui dan memasuki setiap unsur keuangan,
sehingga dapat dipastikan setiap penetapan perhitungan dapat berjalan dengan mudah dan
teratur.
Dalam Akuntansi Konvensional, tujuan pemberian informasi untuk pengambilan
keputusan ekonomi ditafsirkan sebagai penyusunan informasi dalam rangka urusan fungsi
manajemen. Pengambilan keputusan ekonomi perlu penafsiran yang tajam. Dalam
sejarahnya, akuntansi berperan membantu para pemakai laporan, padahal pemakai laporan
lebih memerlukan informasi untuk masa depan, bukan masa lalu. Jadi para investor bukan
hanya tertarik pada nilai investasi awal, tetapi lebih tertarik pada berapa nilai kenaikan atau
penurunan investasinya sampai sekarang. Edward and Bell (1961), mengatakan bahwa
pengambilan keputusan ekonomi adalah berdasarkan pergerakan harga secara individual yang
berhubungan di antaranya. Data masa lalu sekedar perbandingan, akuntansi harus mampu
menghubungkan keduanya, yaitu antara perubahan harga masa sekarang dan harga masa lalu.
Tanpa informasi tersebut keputusan ekonomi akan bias. Menurutnya kondisi masa lalu,
meskipun mengandung kebenaran, tetap saja tidak mampu menditeksi kondisi pasar. Salah
satu fungsi manajemen adalah perencanaan, sehingga termasuk melakukan perencanaan
operasi perusahaan masa yang akan datang dan adanya perubahan harga.

1.2. RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan pemaparan Latar Belakang, penyusun mencoba kembali memaparkan Rumusan
Masalah yang dapat diketahui pada maklah ini, yaitu :

1) Dalam Sistem Pengukuran Akuntansi, apa sajakah yang diketahui tentang Historical
Cost (Biaya Historis) ?
2) Dalam Sistem Pengukuran Akuntansi, apa sajakah yang diketahui tentang Current
Cost (Biaya Saat Ini) ?
3) Dalam Sistem Pengukuran Akuntansi, apa sajakah yang diketahui tentang Financial
Capital & Physical Capital (Modal Finansial & Modal Fisik) ?
4) Dalam Sistem Pengukuran Akuntansi, apa sajakah yang diketahui tentang Exit Price
(Harga Keluar) ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


Untuk memberi penegasan tentang 4 Sistem Pengukuran Akuntansi, yaitu : Historical Cost
(Biaya Historis), Current Cost (Biaya Saat Ini), Financial Capital & Physical Capital
(Modal Finansial & Modal Fisik), dan Exit Price (Harga Keluar).

1.4. MANFAAT PENULISAN


Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kelompok penyusun dan untuk para
pembaca yaitu antara lain :

1.4.1. Bagi Kelompok Penyusun


Dimana hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan wawasan pengetahuan tentang 4
Sistem Pengukuran Akuntansi yang akan dibahas nantinya.

1.4.2. Bagi Para Pembaca


Dapat menjadi sumber informasi sekaligus sebagai bahan acuan bagi para pembaca yang
ingin mempelajari atau membahas lebih jauh mengenai Sistem Pengukuran Akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN

(Dr. C. Hery, SE.,M.Si_Teori Akuntansi Suatu Pengantar;2013) dan (Suwardjono_Teori


Akuntansi Perekayasa Pelaporan Keuangan;2008/3), mengungkapkan terdapat setidaknya 4
Sistem Pengukuran Utama di dalam Akuntansi. Terdiri dari Historical Cost (Biaya Historis),
Current Cost (Biaya Saat Ini), Financial Capital & Physical Capital (Modal Finansial &
Modal Fisik), dan Exit Price (Harga Keluar).

1. HISTORICAL COST (Biaya Historis)


Sistem historical cost ini mulai digunakan sebagai prinsip akuntansi setelah terjadinya
Wall Street Collapse pada tahun 1929. Sistem ini merupakan sistem akuntansi yang
fundamental sebagai dasar untuk mengukur modal dan menghitung pendapatan dengan
menggunakan penandingan biaya tepat pada 1930-an.
(Suwardjono;2008), Biaya Historis merupakan harga pertukaran yang telah tercatat
dalam sistem pembukuan. Biaya Historis menghendaki digunakannya harga perolehan
dalam mencatat aktiva, utang, dan modal.
a) Tujuan Akuntansi
Biaya Historis, menekankan pada 2 objek kritis, yaitu : Stewardship dan
Accounttability. Tujuan penggunaan biaya historis adalah untuk menekan hubungan
‘kontraktual’ yang konservatis antara perusahaan dan pihak yang menyediakan
sumber dana, dan membuat manajemen bertanggungjawab atas penggunaan asset
dalam operasi perusahaan, hasil ‘profit/output’ dari operasional tersebut dan
dampaknya terhadap nilai tambah ekuitas. Maka income statement adalah kunci
komunikasi yang tepat dari mekanisme ini. Dalam biaya historis, informasi mengenai
nilai sisa bersih dari perusahaan dianggap tidak begitu penting, namum yang
terpenting adalah profit (keuntungan). Berdasarkan akuntansi konvensional, ‘net
worth’ adalah pengukuran yang tidak tepat relevan, dimana pemilik perusahaan hanya
ingin mengetahui hasil investasi pada perusahaan saja. Maka fungsi akuntansi yang
paling penting bukanlah ‘net worth’ pemilik, melainkan menunjukan profit.
b) Modal dan Keuntungan
Dalam biaya historis, pencatatan akuntansi harus menjaga nilai modal, yaitu
memiliki nilai yang sama dengan nilai periode awal, dimana semua asset dan
kewaajiban dinilai sesuai dengan nilai saat pembelian. Income menunjukan hasil dari
perusahaan selama periode tertentu, pengeluaran merupakan sumber daya yang
dibelanjakan dan profit menunjukan keefektifan sebuah perusahaan dalam beroperasi.
c) Teori Biaya Pencocokan
Akuntan mencatat setiap transaksi biaya dan mentransirnya kepada
pendapatan yang diterima dari biaya tersebut. Jika akuntan memutuskan biaya yang
bisa diakui sebagai ‘kekadarluasaan’ untuk kemudian dilekatkan pada pendapatan di
income statement, dan biaya yang belum dapat diakui sebagai ‘belum diakui’ dan
akan dilaporkan di neraca keuangan. Hal ini merupakan konsep dari ‘pencocokan
biaya dengan pendapatan’ yang merupakan konsep penting dalam biaya historis.
d) Konservatif
Konsep konservatif menggunakan Sistem Akuntansi dengan pendekatan
transaksi (transaksi dibuktikan dengan adanya kredit atau cash), dan tidak mengakui
sebuah kejadian yang tidak dihasilkan dari adanya transaksi (misalnya peningkatan
harga). Konsep ini menyebabkan perlakuan yang bias antara pengakuan biaya
dibandingkan dengan pengakuan pendapatan.
e) Argumen Pendukung Biaya Historis
 Relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
 Biaya Historis didasarkan pada transaksi yang aktual bukan hanya transaksi
yang mungkin atau belum terjadi.
 Financial Statement yang terjadi berdasarkan biaya historis
 Merupakan konsep yang terbaik dalam memahami konsep profit.
 Akuntan dapat menjaga integritasnya dengan menjaga data berdasarkan nilai
historis dibandingkan dengan modifikasi internal.
 Informasi mengenai profit yang disajikan oleh alternatif sistem yang lain
(dalam anggapan biaya saat ini dan harga penjualan) tidak bermanfaat.
 Perubahan harga pasar dapat disajikan dan diungkapkan oleh data pendukung
atau tambahan.
 Tidak ada bukti yang cukup untuk menolak terhadap biaya historis.
f) Argumen Penolakan Biaya Historis
1) Dari sisi tujuan akuntansi.
Kritik terhadap biaya historis berulang – ulang berargumen bahwa sistem biaya ini
gagal menjamin terpenuhinya tujuan penyediaan informasi yang objektif. Sangat
banyak keputusan yang berhubungan dengan pencatatan, pengukuran, dan
pelaporan informasi. Namun biaya historis sangat jauh dari objektif dan justru
membuka terjadinya manipulasi.
2) Dari sisi informasi pengambilan keputusan.
Biaya historis memang mempunyai manfaat, tetapi tidak cukup untuk mengevaluasi
keputusan suatu bisnis. Ketika asset diperoleh, maka biaya historis adalah jalan
yang tepat karena nilai nya mengacu pada kejadian saat ini. Akan tetapi segera
setelah melewati periode akuisi, nilai ini tidak lagi diperbaharui dan oleh karenanya
tidak lagi logis untuk dijadikan dasar untuk mengevaluasi keputusan bisnis.
3) Dari sisi dasar biaya historis.
Salah satu penolakan dari penggunaan biaya historis adalah adanya prinsip ‘asumsi
kelangsungan hidup’. Dimana penggunaan biaya historis menganggap bahwa
umumnya perusahaan adalah tidak dapat ditentukan menjadi ekspetasi normal
mengenai item non-monetary akan terpenuhi. Inventori sepenuhnya akan terjual,
dan ‘aset tidak lancar’ sepenuhnya digunakan dalam bisnis.
4) Dari sisi pencocokan.
Pada faktanya, penandingan biaya dan pendapatan tidak mungkin di praktikkan.
Perbandingannya adalah sebuah proses untuk keputusan acak yang harus dibuat dari
pada suatu analisis yang konsisten. Dalam konsep pencocokan, tidak ada konsep
penandingan yang pasti, tidak ada cara untuk metode lain dalam penyandingan
kecuali secara sewenang – wenang.
5) Dari sisi kebutuhan investor.
Biaya historis yang hanya memfokuskan pada penentuan net-profit, dianggap dapat
menyebabkan penyimpangan dan penyembunyian atas pengungkapan dari informasi
penting perusahaan. Akuntan seharusnya menyediakan informasi untuk investor
tentang informasi yang terbaru, yang tertarik pada apa yang sebenarnya terjadi
dalam bisnis perusahaan.

2. CURRENT COST (Biaya Saat Ini)


Pada 1960-an, beberapa alternatif sistem penilaian dikembangkan berdasarkan
historical cost sebagai fundamental sistem akuntansi. Pertama, yang diperbarui dari
sistem biaya historis dengan mengusulkan untuk mengukur penggunaan sumber daya dan
penilaian modal pada harga beli sekarang (current buying price). Kedua, menggunakan
harga jual sekarang (current selling price).
(Prof. Edward dan Bell;1961), Dalam proses menganalisis perlu adanya penggunaan
akuntansi harga kini. Hal tersebut didasari oleh suatu kondisi perekonomian yang
menimbulkan penggunaan harga historis dalam akuntansi menjadi tidak realistis lagi.
a) Tujuan Akuntansi
Sistem ini dinilai berdasarkan harga beli saat ini, dan profit ditentukan oleh
alokasi berdasarkan biaya saat itu. Untuk memahami tujuan dari penggunaan sistem
ini, terlebih dahulu kita harus memahami macam – macam keputusan yang dihadapi
oleh manajer dalam menjalankan perusahaan. Dalam hal ini, kita asumsikan terlebih
dahulu bahwa tujuan dari manajer adalah untuk mengalokasikan sumber daya
perusahaan yang tersedia dengan tujuan untuk memaksimalkan laba.
Pada tahap ini (Edward dan Bell) mencoba merumuskan asusmsi ini menjadi 3
pertanyaan, yaitu : 1) Berapa jumlah asset yang harus disimpan dalam waktu
tertentu?, 2) Bagaimana bentuk asset?, 3) Bagaimana seharusnya asset dibiayai?.
Manajer membuat keputusan terhadap 3 pertanyaan tersebut berdasarkan
ekspetasi tentang kejadian di masa yang akan datang. Untuk menghasilkan ekspetasi
yang relatif akurat, manajer harus mengevaluasi aktivitas masa lalu. Salah satu
caranya adalah dengan membandingkan data akuntansi antara periode tersebut dengan
data ekspetasi awal yang telah direncanakan sebelumnya. Bila perbandingan ini
menunjukan bahwa ekspetasi itu tidak lagi akurat, maka ekspetasi itu harus diubah.
Informasi akuntansi sangat dibutuhkan dalam pengambilan keputusan,
sehingga peristiwa aktual harus diukur seakurat mungkin. Menurut (Edward dan
Bell), perubahan harga dalam suatu periode merupakan sesuatu yang penting untuk
didasari oleh manajemen dalam mengambil keputusan terbaik di masa yang akan
datang.
b) Konsep Laba Usaha
Atas nama profit, manajemen sering menghadapi 2 keputusan, yaitu : 1)
Apakah kemampuan akan menahan atau membuang suatu asset atau kewajiban?, 2)
Bagaimana mendanai dan menggunakan aktivitas dari operasi perusahaan?.
Untuk menilai 2 keputusan tersebut, (Edward dan Bell) menawarkan sebuah
konsep yang dinamakan ‘Keuntungan Bisnis’ yang terdiri dari :
1) Laba Operasi Lancar, adalah selisih dari nilai sekarang (Current Value) dari
profit yang terjual dengan biaya saat ini dari asset yang tersimpan dalam waktu
tertentu.
2) Penghematan Biaya yang dapat direalisasikan, adalah peningkatan dari biaya saat
ini pada asset yang dimiliki oleh perusahaan pada periode berjalan.

Keduanya mencakup perubahan atas biaya yang direalisasi dan yang belum
direalisasi.
Dalam akuntansi konvensional, laba operasi lancar merupakan selisih lebih
dari nilai saat ini dari output terjual dengan biaya beli saat ini. Penghematan biaya
yang dapat direalisasikan, adalah peningkatan biaya saat ini aset yang dimiliki oleh
perusahaan pada periode berjalan. Mencakup baik perubahan Realisasi biaya yang
dapat direalisasi.
Laba usaha itu dihitung secara riil, yaitu yang 'fiksi elemen’ karena perubahan
tingkat harga umum dihilangkan. Istilah untuk penghematan biaya yang dapat
direalisasikan adalah “holding gains/losses” (Arti Holding gains/losses dalam
istilah Keuangan adalah : Perubahan dalam nilai moneter suatu aset atau kewajiban
yang dihasilkan dari perubahan tingkatan dan struktur harga, diasumsikan bahwa aset
atau kewajiban tidak berubah secara kualitatif atau kuantitatif), hal ini mengacu pada
tingkat perubahan biaya yang dapat direalisasi maupun yang belum direalisasi.

3. Financial Capital & Physical Capital (Modal Finansial & Modal Fisik)
Modal Finansial merupakan sumber – sumber dana yang diperoleh, yang berarti
mengacu pada dana yang diberikan oleh pemberi pinjaman (investor) atau dana yang
disetor oleh pemilik. Modal Finansial meliputi investasi dalam instrumen pasar uang
misalnya deposito dan instrumen pasar modal misalnya obligasi, saham, reksadana,
maupun asset properti, dan lain sebagainya yang sering dikategorikan dalam Alternative
Investments. Suatu perusahan memperhitungkan cara pencapaian tujuan hidup yang
dikehendaki melalui alokasi asset, hanya berdasarkan modal finansial yang mereka miliki.
Padahal dalam realitanya, sebenarnya klien tersebut masih memiliki assets yang lain yaitu
Human Capital.
(Modal manusia dalam Bahasa Inggris Human capital adalah segala sifat yang
tersedia di dalam manusia, mencakup kebiasaan, pengetahuan, atribut sosial, dan
kepribadian yang diwujudkan dalam kemampuan melakukan kerja sehingga
menghasilkan nilai ekonomi (Wikipedia). Human Capital berkaitan dengan kemampuan
seseorang dalam menghasilkan Income, dan tentu saja hal ini dipengaruhi juga oleh lini
bisnis di mana orang itu bekerja. (Sebagai contoh : apabila seseorang bekerja sebagai
pialang bursa saham, pada saat indeks saham mengalami kenaikan, biasanya penghasilan
pialang tersebut juga meningkat. Sebaliknya pada saat indeks saham mengalami
penurunan, penghasilannya pun ikut menurun. Apabila pialang tsb tidak menyadari
kondisi tsb, ada kemungkinan dia menginvestasikan assetsnya dalam porsi cukup besar di
instrumen saham. Kondisi ini akan berbahaya sekali jika indeks saham mengalami
penurunan, maka nilai portofolionya akan anjlok, dan income yang di hasilkan pun ikut
anjlok. Jika pialang tsb memahami bahwa Human Capital yang dimilikinya memiliki
perilaku seperti pergerakan instrumen saham, maka sebaiknya dia menginvestasikan
modal finansialnya dalam instrumen lain yang lebih stabil dengan tujuan diversifikasi
portofolio akan lebih tercapai)).
Modal Fisik yaitu kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Modal Fisik sendiri
mengacu pada setiap aset yang dibuat manusia (barang – barang) kemudian yang
digunakan dalam produksi, atau dapat dikatakan bentuk kekayaan yang dimiliki
perusahaan. Modal fisik (physical capital) mengacu pada alat buatan manusia untuk
membantu produksi. Ekonomi mengklasifikasikannya sebagai salah satu faktor produksi.
(Contoh modal fisik adalah adalah bangunan, kendaraan, mesin, dan peralatan. Dalam
sebuah laporan keuangan, anda dapat menemukan komponennya dalam kategori asset
tetap).
Pada sistem akuntansi dengan menggunakan penilaian pasar, perhitungan profit
didasarkan pada pengukuran modal (Capital). Profit dalam aspek ini lebih didefenisikan
pada perubahan modal selama periode pelaporan bukan sebagai alokasi dari biaya historis
yang ditentukan dengan berbagai ketentuan akuntansi. Hubungan antara Modal Finansial
dan Modal Fisik dalam Sistem Pengukuran Akuntansi adalah sebagai salah satu alat untuk
bagaimana profit diukur dengan semestinya. Dari sudut pandang praktis, perbedaan utama
antara Modal Finansial dan Modal Fisik adalah ada atau tidaknya titik keuntungan /
kerugian dalam suatu komponen profit.

4. EXIT PRICE (Harga Keluar)


Atas usulan (Reymond;1966 & Sterling;1970), yang mengajukan adanya penggunaan
harga keluar dalam laporan keuangan, karena Exit Price ini menujuk pada suatu kenyataan.
Penggunaan Exit Price ini menunjukan kondisi yang nyata atau kondisi yang sebenar –
benarnya.
a) Pendapatan dan modal
Exit Price merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar untuk
mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan. Memiliki dua hal utama
dari biaya historis konvensional :
1) Nilai aktiva non-moneter, disesuaikan untuk mengukur perubahan harga jual
pasar khusus untuk aktiva dan dimasukkan dalam pendapatan sebagai
keuntungan yang belum direalisasi.
2) Perubahan daya beli umum uang, dipertimbangkan ketika mengukur modal
keuangan dan hasil usaha.

b) Tujuan Akuntansi (Pengambilan Keputusan Adaptif)


Ketika perusahaan membeli aktiva tidak lancar, tentu akan ada
kemampuannya untuk beradaptasi. Jika aset tersebut dibeli untuk kas, penurunan
saldo kas perusahaan berkurang kebebasannya untuk mengatur kas dalam investasi
lainnya. Jika aset tersebut dibeli secara kredit, hal ini mengurangi kemampuan
perusahaan untuk memperoleh kredit lebih lanjut. Tetapi konsep perilaku adaptif
melihat perusahaan selalu siap untuk tindakan ‘membuang aset’, tindakan ini
merupakan yang terbaik.
Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbangkan apakah kesempatan
alternatif untuk keuntungan yang lebih besar untuk aset non-lancar jika mereka dijual
dan dari hasil investasi. Ini adalah konsep biaya peluang, yang menggunakan harga
jual dan bukan harga penggantian aset, sebagai basis pengukuran. Tapi konsep
perilaku adaptif melihat perusahaan akan selalu siap untuk membuang aset nya jika
tindakan ini adalah kepentingan yang terbaik.
Chamber mengakui bahwa, setiap aset pada prinsipnya merupakan komponen
sebuah nilai tukar (harga keluar) dan nilai pakai. Nilai pakai (nilai sekarang) pada
dasarnya adalah sejumlah nilai yang dihitung dari harapan sekarang dan itu
merupakan keyakinan tentang masa depan, bukan fakta sekarang.

c) Argumen Pendukung Exit Price


a. Menyediakan informasi yang berguna.
b. Relevan dan informasi yang dapat dipercaya.
c. Additivity
d. Alokasi
e. Berdasarkan Kenyataan
f. Obyektifitas
g. Ukuran risiko

d) Argumen Penolakan Exit Price


a. Dari sisi konsep keuntungan
b. Dari sisi aditif
c. Dari sisi Penilaian kewajiban
BAB III
PENUTUP

2.1. KESIMPULAN

Sistem historical cost ini mulai digunakan sebagai prinsip akuntansi setelah terjadinya
Wall Street Collapse pada 1929. Sistem ini tidak sistematis. Sistem historical cost merupakan
sistem akuntansi yang fundamental sebagai dasar untuk mengukur modal dan untuk mencatat,
melaporkan kegiatan ekonomi dan terkait dari suatu entitas sampai akhir 1930-an.Pada 1960-
an beberapa alternatif sistem penilaian dikembangkan berdasarkan historical cost sebagai
fundamental sistem akuntansi.
Ada 2 sistem dasar harga beli saat ini. Pada tahun 1961, Edwards dan Bell
mengusulkan sistem akuntansi biaya saat ini dalam Theory and Measurement of Business
Income. Karena pada sistem ini didasarkan pada harga saat ini, dapat dianggap sebagai
presentasi metodologi pertama dari sistem akuntansi fair value. Sistem yang ditawarkan oleh
Edward dan Bell didasarkan pada konsep pemeliharaan modal keuangan, tetapi seperti yang
digambarkan dalam versi kedua dari biaya saat ini yang menggunakan pemeliharaan modal
fisik, pilihan konsep modal secara signifikan mempengaruhi ukuran penurunan pengukuran
keuntungan. Sistem utama yang kedua menggunakan harga jual atau nilai keluar untuk
memperoleh pengukuran pendapatan dan modal.
Modal Finansial merupakan sumber – sumber dana yang diperoleh, yang berarti
mengacu pada dana yang diberikan oleh pemberi pinjaman (investor) atau dana yang disetor
oleh pemilik. Modal Finansial meliputi investasi dalam instrumen pasar uang misalnya
deposito dan instrumen pasar modal misalnya obligasi, saham, reksadana, maupun asset
properti, dan lain sebagainya yang sering dikategorikan dalam Alternative Investments. Suatu
perusahan memperhitungkan cara pencapaian tujuan hidup yang dikehendaki melalui alokasi
asset, hanya berdasarkan modal finansial yang mereka miliki. Padahal dalam realitanya,
sebenarnya klien tersebut masih memiliki assets yang lain yaitu Human Capital.
Atas usulan (Reymond;1966 & Sterling;1970), yang mengajukan adanya penggunaan
harga keluar dalam laporan keuangan, karena Exit Price ini menuju pada suatu kenyataan.

2.2. SARAN
Diharapkan para pembaca menggunakan literatur – leteratur lainnya untuk mendapatkan data
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://kambingterbang26.blogspot.co.id/2013/04/sistem-pengukuran

www.wikipedia.com

www.alodokter.com

Dr. C. Hery, SE.,M.Si_Teori Akuntansi Suatu Pengantar;2013

Suwardjono_Teori Akuntansi Perekayasa Pelaporan Keuangan;2008/3

Anda mungkin juga menyukai