Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nurul Latifah

NIM : 142200264

Kelas : EA-B

ACCOUNTING MEASUREMENT SYSTEMS

 TIGA SISTEM PENGUKURAN PENDAPATAN DAN MODAL UTAMA


System akuntansi untuk pertama kali diperkenalkan oleh Pacioli pada abad ke15,
yaitu system akuntansi double-entry. Sejak saat itu teknik dasar akuntansi tidak berubah
secara signifikan. Bersamaan dengan revolusi industry, khususnya setelah jatuhnya wall
street pada tahun 1929, system akuntansi trandisional berdasarkan historical cost system
muncul dan memimpin sebagai fundamental accounting system. Kemudian pada tahun
1960-an beberapa alternative dasar system akuntansi lainnya muncul dan mulai
berkembang, yaitu current cost accounting dan current selling prices (exit prices).
Current cost accounting juga dianggap sebagai metode pertama yang mempresentasikan
fair value accounting system
 AKUNTANSI BIAYA HISTORIS
a. Tujuan Akuntansi
Historical cost accounting menekankan pada dua objek kritis, yaitu stewardship
dan accountability. Tujuan penggunaan historical cost menekankan hubungan
“kontraktual” yang konservatis antara perusahaan dan pihak yang menyediakan
sumber dana, dan membuat management bertanggungjawab atas penggunaan asset
dalam operasi perusahaan, hasil “profit/output” dari operasional tersebut dan
dampaknya terhadap nilai tambah ekuitas.
b. Modal dan Keuntungan
Agar laba biaya historis dapat ditentukan, pencatatan akuntansi harus menjaga
nilai capital (assets dikurangi kewajiban) memiliki nilai yang sama dengan nilai pada
periode awal, dimana semua asset dan kewajiban dinilai sesuai dengan nilai saat
pembelian. Income statement adalah bagian yang paling penting dalam laporan
keuangan, dimana menunjukkan hasil dari kegiatan operasional perusahaan. FASB
menggunakan istilah„revenue-expense view‟ dan „asset-liability view‟. Terdapat dua
konsep dasar dalam historical cost revenue-expense viewpoint yaitu „matching of
cost‟ dan„conservatism‟
c. Pencocokan Teori Biaya
Akuntan harus melacak aliran biaya yang keluar, terutama karena biaya yang
melekat pada pendapatan „cost attach’. Akuntan mencatat setiap transaksi biaya dan
mencocokan dengan pendapatan yang diterima dari biaya tersebut. Akuntan
memutuskan biaya yang bisa diakui „expired‟ untuk kemudian ditempatkan pada
pendapatan di income statement, dan biaya yang belum dapat diakui „unexpired‟ akan
dilaporkan di balance sheet. Hal ini merupakan konsep „matching cost against
revenue‟ yang merupakan konsep penting dalam historical cost accounting.
d. Konservatisme
Komponen penting lainnya adalah penerapan prosedur pencocokan konservatif
dimana pengeluaran harus dialokasikan sesegera mungkin, sementara pendapatan
tidak boleh diakui sampai ada kemungkinan besar akan diterima. Landasan lain dari
konsep konservatisme adalah bahwa peningkatan nilai aset tidak boleh diakui, tetapi
penurunan nilai harus lebih rendah dari biaya atau aturan pasar.
e. Argument untuk akuntansi biaya historis
Historical cost accounting banyak diserang, terutama banyak dikritik karena tidak
mampu melaporkan kondisi sebenarnya atau tidak dapat menyediakan nilai up-to-date
dari „net-worth‟. Atas hal tersebut defender memiliki argumen-argumen berikut ini:
1. Biaya historis relevan dalam membuat keputusan ekonomi
2. Biaya historis didasarkan pada transaksi yang aktual
3. Financial statement berdasarkan biaya historis, sehingga memudahkan
menemukan data
4. Konsep yang terbaik dalam memahami konsep profit, dimana kelebihan nilai
harga jual dibandingkan dengan harga perolehan
5. Akuntan dapat menjaga integrasinya dengan menjaga data berdasarkan nilai
historis dibandingkan dengan memodifikasi internal
6. Informasi mengenai profit yang disajikan oleh system altervatif yang lain (current
cost dan selling price) tidak bermanfaat
7. Perubahan dalam harga pasar dapat disajikan dan diungkapkan oleh data
pendukung atau tambahan
8. Tidak ada bukti yang cukup untuk menolak terhadap historical cost accounting
f. Kritik terhadap akuntansi biaya historis
1. Tujuan akuntansi
Kritik terhadap sistem biaya historis berulang-ulang berargumen bahwa
system gagal menjamin terpenuhinya tujuan penyediaan informasi yang objektif.
Sangat banyak keputusan yang berhubungan dengan pencatatan, pengukuran dan
pelaporan informasi, namun sistem biaya historis sangat jauh dari objektif dan
justru membuka terjadinya manipulasi.
2. Informasi untuk pengambilan keputusan
Kritikus berargumen bahwa profit yang dilaporkan sistem biaya historis
tidak memiliki interprestasi „prospective‟ melainkan „retrospective‟. Capital
hanya dianggap sebagai nominal dollar yang diinvestasikan pada perusahaan
bukan sebagai daya beli (purchasing power). Setelah tahun akusisi, biaya historis
tidak menghubungkan kejadian pada tahun tersebut dan setelahnya.
3. Dasar dari biaya historis
Salah satu pembenaran penggunaan biaya historis adalah asumsi going
concern. Asumsinya adalah umur perusahaan tidak terbatas, sehingga ekspektasi
normal mengenai pos-pos nonmoneter akan terpenuhi. Persediaan dapat
diharapkan untuk dijual, dan aset tidak lancar dapat digunakan sepenuhnya dalam
bisnis. Oleh karena itu, biaya historis aset, atau bagian yang dialokasikan, adalah
jumlah yang tepat untuk dicocokkan dengan pendapatan.
4. Matching
Salah satu konsekuensi dari „matching concept‟ adalah meletakkan neraca
sebagai posisi kedua setelah laporan laba rugi, karena lebih memfokuskan pada
net profit. The Australian Accounting Standards Boards (AASB) meyatakan
bahwa penggunaan konsep „matching‟ dapat mengarah pada volatilitas dalam
menghasilkan laporan dan profit smoothing selama periode pelaporan yang
berbeda. Penggunaan konsep „matching‟ tidak menghasilkan informasi yang
relevan dan terpercaya.
5. Gagasan tentang kebutuhan investor
Historical cost accounting yang hanya memfokuskan pada penentuan net
profit menyebabkan penyimpangan dan penyembunyian atas informasi penting
perusahaan. Akuntan seharusnya menyediakan informasi untuk investor yang
canggih dan pintar, yang tertarik pada apa yang sebenarnya terjadi dalam bisnis
perusahaan. Investor ini lebih tertarik pada nilai pengembalian jangka panjang
 AKUNTANSI BIAYA SAAT INI
a. Tujuan akuntansi biaya saat ini
Current Cost Accounting (CCA) adalah sistem akuntansi dimana Asset dinilai
berdasarkan harga beli saat ini (current market buying price), dan profit ditentukan
oleh alokasi berdasarkan biaya saat itu. Informasi akuntansi memiliki dua tujuan,
yaitu:
 Evaluasi keputusan manajer di masa lalu untuk membuat keputusan yang terbaik
 Evaluasi manajer oleh pemegang saham, kreditur, dan yang lainnya.
b. Konsep keuntungan bisnis dan modal keuangan
Atas nama profit manajemen sering menghadapi dua keputusan yaitu:
1. Apakah akan menahan atau membuang suatu aset atau kewajiban
2. Bagaimana mendanai dan menggunakan aktivitas operasi perusahaan

Untuk menilai dua keputusan tersebut, Edwards dan Bell menawarkan sebuah konsep
profit yang dinamakan „Bussiness Profit‟ yang terdiri dari:

1. Current operating profit, adalah selisih dari current value dari output yang terjual
dengan current cost dari aset yang disimpan dalam waktu tertentu.
2. Realisable cost savings, adalah „holding gains/losses‟, yang dapat direalisasikan
atau belum direalisasi
c. Mempertahankan keuntungan dan kerugian
Mempertahankan (Hold) aset dan kewajiban adalah salah satu cara manajemen
untuk meningkatkan posisi pasar perusahaan. Sebuah asumsi yang mendasari Current
Cost Accounting adalah bahwa percampuran holding gains dan operating gains
membingungkan evaluasi kebijakan manajemen dan menghalangi alokasi sumber
daya dalam perekonomian.
 FINANCIAL CAPITAL VS PHYSICAL CAPITAL
Dari sudut pandang praktis, perbedaan utama diantara kedua konsep tersebut adalah
ada atau tidaknya holding gains (or lossess) dalam komponen profit. Secara
kuantitaif,holding gains (lossess) termasuk di dalam profit pada konsep financial capital
dan tidaktermasuk dalam profit pada physical capital.
a. Untuk mendukung physical capital
Pendukung physical capital concept berpendapat bahwa capital adalah unit fisik yang
menunjukkan kemampuan operasi perusahaan.
b. Argument untuk dan menentang biaya saat ini
1. Prinsip pengakuan
Pendukung historical cost accounting berpendapat bahwa current cost accounting
melanggar prinsip konservatif bahwa keuntungan diakui pada saat non-monetary
asset dihapus. Pendukung physical capital juga berpendapat bahwa jika
perusahaan berencana menggunakan non-curent aset dibandingkan menjualnya,
perubahan pada harga pasar dari aset tersebut tidak relevan untuk dijadikan profit
2. Objektivitas dari biaya saat ini
Pendukung historical cost berpendapat bahwa current cost accounting
mencerminkan objektivitas yang rendah karena penggunaan current cost tidak
didasarkan pada transaksi perusahaan yang sebenarnya
3. Perubahan teknologi
Current cost accounting dikritik karena mengabaikan perubahan teknologi yang
dapat terjadi dalam jangka panjang. Ketika mesin baru mengubah biaya produksi,
maka harga dari mesin lama harus disesuaikan.
d. Kritik yang lebih spesifik
1. Pendukung biaya historis
Pendukung historical cost menolak current cost accounting pada dasarnya
dikarenakan melanggar prinsip realisasi tradisional
2. Perbandingan Hasil dengan Biaya Historis
Perbedaan profit dari historical cost dan current cost dari operasional perusahaan
dikarenakan perbedaan unrealised holding gains
3. Pendukung harga keluar
Pendukung exit price menyatakan bahwa current cost accounting memiliki
problem matematis dikarenakan pada prakteknya melibatkan metode pengukuran
yang bervariasi. Pendukung exit price accounting juga berpendapat bahwa
informasi current cost umumnya tidak relevan pada keputusan investasi
 AKUNTANSI HARGA KELUAR
a. Pendapatan dan modal
Exit price accounting adalah sistem akuntansi dimana menggunakan harga jual pasar
untuk mengukur posisi finansial beserta performa perusahaan. Terdapat dua
perbedaan yang mendasar dengan perhitungan historical cost pada akuntansi:
1. Nilai dari aset non moneter yang disesuaikan berdasarkan harga pasar berfungsi
untuk mengukur aset tersebut dan jika terdapat income dianggap sebagai
unrealized gains.
2. Perubahan dalam kekuatan daya beli uang secara umum yang dipertimbangkan
ketika mengukur modal keuangan dan hasil dari operasi
b. Tujuan Akuntansi (Pengambilan Keputusan Adaptif)
Konsep perilaku adatif melihat perusahaan untuk siap dalam tindakan untuk
membuang aset jika tindakan ini memberikan keuntungan terbaik bagi perusahaan.
Perusahaan akan menjaga aset tidak lancarnya hanya jika nilai sekarang dari arus kas
masa depan dari penggunaan aset lebih besar dari nilai sekarang dari arus kas masa
depan jika ada alternatif investasi lain.
c. Argumen untuk akuntansi harga keluar
1. Memberikan informasi yang bermanfaat
Akuntan adalah yang menyiapkan laporan keuangan dan bertanggung jawab
hanya kepada dua kepentingan: pemilik, yang mengatur bisnis dan mengetahu
detail semua transaksi dan kreditur, yang memiliki ketertarikan atas kemampuan
pemilik dalam membayar pinjaman yang jatuh tempo
2. Informasi yang relevan dan dapat diandalkan
Untuk menjadi relevan, informasi harus bergunan dalam pengambilan keputusan
akuntansi bagi para pengguna laporan.
3. Aditivitas
Chambers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam CCE
accounting, Produk utama dari sistem laporan akuntansi – neraca dan laporan laba
rugi. Jika memberikan nilai yang berbeda dengan berbagai karakteristik yang
berbeda juga, maka tidak dapat secara logis dapat ditambahkan bersama-sama
4. Alokasi
Positifnya dari exit price accounting bahwa laporan keuangan dialokasikan secara
bebas
5. Realitas
Exit price accounting melibatkan referensi yang nyata karena memang
menggunakan harga pasar actual saat ini
6. Objektivitas
Banyak yang mengatakan bahwa harga pasar tidak objektif namun pada
kenyataannya nilai pasar adalah nilai yang mencerminkan kenyataan pada saat ini.
7. Ukuran risiko
Untuk memungkinkan para pengguna laporan keuangan dalam mengevaluasi
berbagai risiko dan kinerja dalam risiko finansial yang signifikan akan
membutuhkan:
a. Deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan
serta kebijakan untuk mengelola risiko tersebut.
b. Informasi mengenai dampak risiko terhadap neraca dan laporan kinerja
keuangan
c. Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan dalam
mengestimasi nilai wajar instrument keuangan
d. Argumen melawan akuntansi harga keluar
1. Konsep keuntungan
Keuntungan adalah ukuran aktivitas kinerja dari perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional mereka dalam menggunakan sumber daya yang telah ada.
Ketika evaluasi telah dibuat, maka perusahaan dapat memutuskan apakah
melanjutkan dalam pemakaian aset atau menjual asset dan menggunakan hasil
yang ada pada alternative yang lain.
2. Aditivitas
Pendukung exit price mengklaim bahwa pengukuran akuntansi, jika berpikir
objektif, harus didasarkan hanya pada nilai masa lalu dan masa kini. Perhitungan
antisipasi tidak dapat ditambahkan bersama-sama dengan angka saat ini.
Pengkritik berpikir bahwa arus kas yang setara aset ditentukan berdasarkan
asumsi likuidasi bertahap dan teratur. Jika itu terjadi maka peristiwa masa depan
harus diasumsikan dengan menggunakan dan tercatat sesuai tanggal neraca
3. Penilaian kewajiban
Chambers berpendapat bahwa hutang obligasi secara efektif berbentuk modal dan
harus dinyatakan sebesar nilai nominal bukan, nilai pasar. Oleh karena itu
terdapat inkosistensi karena obligasi sebagai aktiva harus dinyatakan dengan
harga pasar
4. Biaya Saat Ini vs Harga Keluar
Current cost berpendapat bahwa metode penilaian normal lebih baik, diantaranya
karena:
- Exit Price mengarah pada revaluasi anomali, dimana setelah pembelian harga
akan jatuh dan kurang dari harga perolehan
- Exit Price menyiratkan pada pendekatan jangka pendek, karena fokus
terhadap likuidasi dan disposal
- Exit price pada persediaan barang jadi merupakan bentuk antisipasi
terhadap laba operasi karena persediaan dinilai lebih dari biaya saat ini
 VALUE IN USE VERSUS VALUE IN EXCHANGE
Pendekatan Value in use menggunakan investor eksternal atau entitas yang
berorientasi pada produksi sebagai benchmark yang relevan. Pendekatan ini lebih
terkonsentrasi pada perolehan hasil yang paling efisien dari penggunaan aset dengan
tidak mempertimbangkan adaptasinya. Pada pendekatan value in exchange, sudut
pandang lebih kepada manajer internal atau kreditur yang akan membuat keputusan yang
berkaitan dengan likuiditas dari perusahaan dan current spending power yang merupakan
performa jangka pendek perusahaan.
 PERSPEKTIF GLOBAL DAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING
STANDARDS
1. Amerika Serikat
Pada tahun 1979, FASB mencabut Accounting Series Release (ASR) 190 yang
dikeluarkan tahun 1976 untuk kemudian menggantinya dengan Statement 33 yang
menekankan pada pengungkapan tambahan untuk penyesuaian akun akun atas inflasi
dan biaya penjualan kini
2. Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggtis atau ASC (Accounting Standard Committee )
menerbitkan statement 16 (SSAP 16) tentang akuntansi biaya kini di bulan Maret
2010.
3. Australia
Profesi akuntan di Australian menerbitkan DPS 1.1., Statement of Provisional
Accounting Standards (PAS) mengenai Akuntasi Biaya kini dibulan Oktober 1976
sebagaimana diamandemen dalam PAS 1 dan panduannya di bulan Agustus 1978.
4. Standar Akuntansi Internasional
IAS 29 yang membahas pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi
mewajibkan (dan bukan hanya merekomendasikan) penyajian ulang informasi
laporan keuangan utama. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan
posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukkan ke dalam laba kini.
5. Sistem Pengukuran Campuran dan Standar Internasional
Perbedaan dalam pengukuran yang diadopsi oleh berbagai negara yang disebabkan
oleh belum adanya konsep teoritis mengenai penilaian menimbulkan adanya sistem
pengukuran secara campuran
 MASALAH BAGI AUDITOR
Adapun beberapa masalah yang sering didapatkan oleh para auditor dalam melakukan
audit antara lain:
a. Kebutuhan akan bukti yang memadai dan kualitas atas bukti tersebut mendukung
relevansi dan reliabilitas dalam penyajian data, mendeteksi adanya misstatements,
dalam jurnal, akun, dan pengungkapan entitas
b. Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman atas beberapa metode pengukuran
yang dikenal serta kombinasinya. Oleh karena itu, peran ahli sangat mungkin untuk
dibutuhkan dalam rangka pemeriksaan.
c. Dalam hal Arm Length Transaction, dibutuhkan bukti-bukti spesifik transaksi dan
informasi pihak ketiga juga dibutuhkan untuk memastikan setiap transaksi telah
dicatat dan diungkapkan dengan benar

PERTANYAAN

1. Bagaimana biaya historis relevan dalam membuat keputusan ekonomi?


2. Bagaimana cara menentukan laba biaya historis apabila nilai capital memiliki nilai yg
tidak sama dengan nilai pada periode awal?

Anda mungkin juga menyukai