NIM : 142200264
Kelas : EA-B
Untuk menilai dua keputusan tersebut, Edwards dan Bell menawarkan sebuah konsep
profit yang dinamakan „Bussiness Profit‟ yang terdiri dari:
1. Current operating profit, adalah selisih dari current value dari output yang terjual
dengan current cost dari aset yang disimpan dalam waktu tertentu.
2. Realisable cost savings, adalah „holding gains/losses‟, yang dapat direalisasikan
atau belum direalisasi
c. Mempertahankan keuntungan dan kerugian
Mempertahankan (Hold) aset dan kewajiban adalah salah satu cara manajemen
untuk meningkatkan posisi pasar perusahaan. Sebuah asumsi yang mendasari Current
Cost Accounting adalah bahwa percampuran holding gains dan operating gains
membingungkan evaluasi kebijakan manajemen dan menghalangi alokasi sumber
daya dalam perekonomian.
FINANCIAL CAPITAL VS PHYSICAL CAPITAL
Dari sudut pandang praktis, perbedaan utama diantara kedua konsep tersebut adalah
ada atau tidaknya holding gains (or lossess) dalam komponen profit. Secara
kuantitaif,holding gains (lossess) termasuk di dalam profit pada konsep financial capital
dan tidaktermasuk dalam profit pada physical capital.
a. Untuk mendukung physical capital
Pendukung physical capital concept berpendapat bahwa capital adalah unit fisik yang
menunjukkan kemampuan operasi perusahaan.
b. Argument untuk dan menentang biaya saat ini
1. Prinsip pengakuan
Pendukung historical cost accounting berpendapat bahwa current cost accounting
melanggar prinsip konservatif bahwa keuntungan diakui pada saat non-monetary
asset dihapus. Pendukung physical capital juga berpendapat bahwa jika
perusahaan berencana menggunakan non-curent aset dibandingkan menjualnya,
perubahan pada harga pasar dari aset tersebut tidak relevan untuk dijadikan profit
2. Objektivitas dari biaya saat ini
Pendukung historical cost berpendapat bahwa current cost accounting
mencerminkan objektivitas yang rendah karena penggunaan current cost tidak
didasarkan pada transaksi perusahaan yang sebenarnya
3. Perubahan teknologi
Current cost accounting dikritik karena mengabaikan perubahan teknologi yang
dapat terjadi dalam jangka panjang. Ketika mesin baru mengubah biaya produksi,
maka harga dari mesin lama harus disesuaikan.
d. Kritik yang lebih spesifik
1. Pendukung biaya historis
Pendukung historical cost menolak current cost accounting pada dasarnya
dikarenakan melanggar prinsip realisasi tradisional
2. Perbandingan Hasil dengan Biaya Historis
Perbedaan profit dari historical cost dan current cost dari operasional perusahaan
dikarenakan perbedaan unrealised holding gains
3. Pendukung harga keluar
Pendukung exit price menyatakan bahwa current cost accounting memiliki
problem matematis dikarenakan pada prakteknya melibatkan metode pengukuran
yang bervariasi. Pendukung exit price accounting juga berpendapat bahwa
informasi current cost umumnya tidak relevan pada keputusan investasi
AKUNTANSI HARGA KELUAR
a. Pendapatan dan modal
Exit price accounting adalah sistem akuntansi dimana menggunakan harga jual pasar
untuk mengukur posisi finansial beserta performa perusahaan. Terdapat dua
perbedaan yang mendasar dengan perhitungan historical cost pada akuntansi:
1. Nilai dari aset non moneter yang disesuaikan berdasarkan harga pasar berfungsi
untuk mengukur aset tersebut dan jika terdapat income dianggap sebagai
unrealized gains.
2. Perubahan dalam kekuatan daya beli uang secara umum yang dipertimbangkan
ketika mengukur modal keuangan dan hasil dari operasi
b. Tujuan Akuntansi (Pengambilan Keputusan Adaptif)
Konsep perilaku adatif melihat perusahaan untuk siap dalam tindakan untuk
membuang aset jika tindakan ini memberikan keuntungan terbaik bagi perusahaan.
Perusahaan akan menjaga aset tidak lancarnya hanya jika nilai sekarang dari arus kas
masa depan dari penggunaan aset lebih besar dari nilai sekarang dari arus kas masa
depan jika ada alternatif investasi lain.
c. Argumen untuk akuntansi harga keluar
1. Memberikan informasi yang bermanfaat
Akuntan adalah yang menyiapkan laporan keuangan dan bertanggung jawab
hanya kepada dua kepentingan: pemilik, yang mengatur bisnis dan mengetahu
detail semua transaksi dan kreditur, yang memiliki ketertarikan atas kemampuan
pemilik dalam membayar pinjaman yang jatuh tempo
2. Informasi yang relevan dan dapat diandalkan
Untuk menjadi relevan, informasi harus bergunan dalam pengambilan keputusan
akuntansi bagi para pengguna laporan.
3. Aditivitas
Chambers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam CCE
accounting, Produk utama dari sistem laporan akuntansi – neraca dan laporan laba
rugi. Jika memberikan nilai yang berbeda dengan berbagai karakteristik yang
berbeda juga, maka tidak dapat secara logis dapat ditambahkan bersama-sama
4. Alokasi
Positifnya dari exit price accounting bahwa laporan keuangan dialokasikan secara
bebas
5. Realitas
Exit price accounting melibatkan referensi yang nyata karena memang
menggunakan harga pasar actual saat ini
6. Objektivitas
Banyak yang mengatakan bahwa harga pasar tidak objektif namun pada
kenyataannya nilai pasar adalah nilai yang mencerminkan kenyataan pada saat ini.
7. Ukuran risiko
Untuk memungkinkan para pengguna laporan keuangan dalam mengevaluasi
berbagai risiko dan kinerja dalam risiko finansial yang signifikan akan
membutuhkan:
a. Deskripsi dari setiap risiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan
serta kebijakan untuk mengelola risiko tersebut.
b. Informasi mengenai dampak risiko terhadap neraca dan laporan kinerja
keuangan
c. Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan dalam
mengestimasi nilai wajar instrument keuangan
d. Argumen melawan akuntansi harga keluar
1. Konsep keuntungan
Keuntungan adalah ukuran aktivitas kinerja dari perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional mereka dalam menggunakan sumber daya yang telah ada.
Ketika evaluasi telah dibuat, maka perusahaan dapat memutuskan apakah
melanjutkan dalam pemakaian aset atau menjual asset dan menggunakan hasil
yang ada pada alternative yang lain.
2. Aditivitas
Pendukung exit price mengklaim bahwa pengukuran akuntansi, jika berpikir
objektif, harus didasarkan hanya pada nilai masa lalu dan masa kini. Perhitungan
antisipasi tidak dapat ditambahkan bersama-sama dengan angka saat ini.
Pengkritik berpikir bahwa arus kas yang setara aset ditentukan berdasarkan
asumsi likuidasi bertahap dan teratur. Jika itu terjadi maka peristiwa masa depan
harus diasumsikan dengan menggunakan dan tercatat sesuai tanggal neraca
3. Penilaian kewajiban
Chambers berpendapat bahwa hutang obligasi secara efektif berbentuk modal dan
harus dinyatakan sebesar nilai nominal bukan, nilai pasar. Oleh karena itu
terdapat inkosistensi karena obligasi sebagai aktiva harus dinyatakan dengan
harga pasar
4. Biaya Saat Ini vs Harga Keluar
Current cost berpendapat bahwa metode penilaian normal lebih baik, diantaranya
karena:
- Exit Price mengarah pada revaluasi anomali, dimana setelah pembelian harga
akan jatuh dan kurang dari harga perolehan
- Exit Price menyiratkan pada pendekatan jangka pendek, karena fokus
terhadap likuidasi dan disposal
- Exit price pada persediaan barang jadi merupakan bentuk antisipasi
terhadap laba operasi karena persediaan dinilai lebih dari biaya saat ini
VALUE IN USE VERSUS VALUE IN EXCHANGE
Pendekatan Value in use menggunakan investor eksternal atau entitas yang
berorientasi pada produksi sebagai benchmark yang relevan. Pendekatan ini lebih
terkonsentrasi pada perolehan hasil yang paling efisien dari penggunaan aset dengan
tidak mempertimbangkan adaptasinya. Pada pendekatan value in exchange, sudut
pandang lebih kepada manajer internal atau kreditur yang akan membuat keputusan yang
berkaitan dengan likuiditas dari perusahaan dan current spending power yang merupakan
performa jangka pendek perusahaan.
PERSPEKTIF GLOBAL DAN INTERNATIONAL FINANCIAL REPORTING
STANDARDS
1. Amerika Serikat
Pada tahun 1979, FASB mencabut Accounting Series Release (ASR) 190 yang
dikeluarkan tahun 1976 untuk kemudian menggantinya dengan Statement 33 yang
menekankan pada pengungkapan tambahan untuk penyesuaian akun akun atas inflasi
dan biaya penjualan kini
2. Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggtis atau ASC (Accounting Standard Committee )
menerbitkan statement 16 (SSAP 16) tentang akuntansi biaya kini di bulan Maret
2010.
3. Australia
Profesi akuntan di Australian menerbitkan DPS 1.1., Statement of Provisional
Accounting Standards (PAS) mengenai Akuntasi Biaya kini dibulan Oktober 1976
sebagaimana diamandemen dalam PAS 1 dan panduannya di bulan Agustus 1978.
4. Standar Akuntansi Internasional
IAS 29 yang membahas pelaporan keuangan dalam perekonomian hiperinflasi
mewajibkan (dan bukan hanya merekomendasikan) penyajian ulang informasi
laporan keuangan utama. Keuntungan atau kerugian daya beli yang terkait dengan
posisi kewajiban atau aktiva moneter bersih dimasukkan ke dalam laba kini.
5. Sistem Pengukuran Campuran dan Standar Internasional
Perbedaan dalam pengukuran yang diadopsi oleh berbagai negara yang disebabkan
oleh belum adanya konsep teoritis mengenai penilaian menimbulkan adanya sistem
pengukuran secara campuran
MASALAH BAGI AUDITOR
Adapun beberapa masalah yang sering didapatkan oleh para auditor dalam melakukan
audit antara lain:
a. Kebutuhan akan bukti yang memadai dan kualitas atas bukti tersebut mendukung
relevansi dan reliabilitas dalam penyajian data, mendeteksi adanya misstatements,
dalam jurnal, akun, dan pengungkapan entitas
b. Kebutuhan akan pengetahuan dan pemahaman atas beberapa metode pengukuran
yang dikenal serta kombinasinya. Oleh karena itu, peran ahli sangat mungkin untuk
dibutuhkan dalam rangka pemeriksaan.
c. Dalam hal Arm Length Transaction, dibutuhkan bukti-bukti spesifik transaksi dan
informasi pihak ketiga juga dibutuhkan untuk memastikan setiap transaksi telah
dicatat dan diungkapkan dengan benar
PERTANYAAN