Anda di halaman 1dari 23

LO.1.

3 SISTEM PENGUKURAN UTAMA DI DALAM AKUNTANSI


Selama perkembangan studi mengenai praktek akuntansi, diperoleh 3 sistem utama
terhadap pengukuran atas pendapatan dan modal, antara lain:
1. Historical Cost Accounting
Sistem historical cost ini mulai digunakan sebagai prinsip akuntansi setelah terjadinya
Wall Street Collapse pada 1929. Sistem ini merupakan sistem akuntansi yang
fundamental sebagai dasar untuk mengukur modal dan menghitung pendapatan dengan
menggunakan penandingan biaya pada 1930-an.
2. Current Cost Accounting (entry value)
Pada 1960-an beberapa alternatif sistem penilaian dikembangkan berdasarkan historical
cost sebagai fundamental sistem akuntansi. Pertama, yang diperbarui dari sistem biaya
dengan mengusulkan untuk mengukur penggunaan sumber daya dan penilaian modal
pada harga beli sekarang (current buying price). Kedua menggunakan harga jual
sekarang (current selling price).
3. Exit Price Accounting (current selling price)
Exit price accounting merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual pasar
untuk mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keuangan.Menurut Edwards
and Bell (1961) exit value adalah harga maksimum dari aset yang saat ini ditahan apabila
dijual dan dikurangi dengan biaya transaksi. Dengan sebutan lain exit value disebut juga
dengan nilai realisasi bersih (net relizable value) dari aset).

L.O. 2. HISTORICAL COST


Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 0 of 23

Dasar pemikiran untuk biaya historis yang paling berpengaruh tertuang dalam An
introduction to corporate accounting standards oleh Paton dan Littleton. Saat ini kita banyak
merujuk banyak argumen dalam karangan tersebut sebagai dukungan teoritis sejarah
akuntansi.
A.

Tujuan Akuntansi
Informasi akuntansi menjelma sebagai suatu sumber informasi mengenai perusahaan
yang jauh lebih signifikan sebagaimana perkembangan perusahaan selama satu setengah abat
terakhir. Salah satu alasan perkembangan ini adalah bahwa bentuk usaha bagi sebuah bisnis
yang besar menyebabkan pemisahan kepemilikan usaha dan pengendalian. Oleh karena itu,
akuntabilitas suatu perusahaan dipandang menjadi tujuan paling penting dari fungsi
pelaporan. Fungsi kepengurusan oleh manajer diniai sebagai fokus perhatian pada para
akuntan dalam pelaporan kepada pihak eksternal. Pemilik dan kreditur sangat memperhatikan
atas apa yang telah manajemen lakukan terhadap dana yang dipercayakan kepada mereka.
Tujuan kepengurusan biaya historis menekankan pada suatu hubungan kontrak
konservatif antara perusahaan dan mereka yang menyediakan sumber daya padanya dengan
membuat manajemen bertanggung jawab atas input dari aset operasional dan output
berikutnya pada nilai bersih dari ekuitas operasi. Dengan demikian, laporan laba rugi adalah
mekanisme komunikasi utama.
Kritikus berpendapat bahwa historical cost hanya melaporan penghasilan/pendapatan
saja (yang cocok dengan input/masukan pada konsep biaya historis) tanpa pengakuan atas
perubahan nilai aktiva dan kewajiban tidak tepat dan menghasilkan kebijakan dividen yang
tidak benar. Dalam teori historical cost penentuan nilai total residual suatu perusahaan bukan
merupakan hal yang sangat penting.
B.

Modal dan Laba


Dalam rangka historical cost profit akan ditentukan, entitas akuntansi harus terlebih
dahulu mempertahankan jumlah modal yang sama (aset dikurangi kewajiban) yang dimiliki
pada awal periode - di mana semua aset dan kewajiban dinilai berdasarkan biaya pembelian
historis mereka. Dengan demikian, pendapatan adalah kenaikan modal biaya historis pada
akhir periode akuntansi. Paton dan Littleton menjelaskan penentuan keuntungan sebagai
perhitungan atas saldo selisih antara biaya (sebagai usaha) dan pendapatan (sebagai
pencapaian). Pendapatan menunjukkan pencapaian perusahaan untuk periode tertentu, biaya
merupakan upaya yang dikeluarkan (dalam hal biaya historis yang disesuaikan) dan laba
berkorelasi dengan efektivitas perusahaan sebagai unit operasi. Oleh karena itu laporan laba
rugi adalah laporan keuangan yang paling penting, karena mengungkapkan hasil dari operasi
bisnis.
FASB menggunakan istilah Pandangan Pendapatan-Beban untuk teori yang
menekankan definisi dan pengukuran keuntungan dengan mengacu langsung pada pedapatan
dan beban. Dan menggunakan istilah Pandangan Aset-Kewajiban untuk teori yang
menekankan perubahan pada nilai aset dan kewajiban dalam mendefinisikan dan mengukur
keuntungan. Terdapat dua konsep dasar untuk pandangan pendapatan-beban, yakni
Penandingan Biaya dan Konservatisme.

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 1 of 23

1. Teori Penandingan Biaya

Akuntan biaya historis selalu melacak aliran biaya. Karena melampirkan biaya,
ini hanyalah cara lain untuk mengatakan bahwa akuntan menjaga rekening/akun
transaksi bisnis. Saat perusahaan membelian barang dan jasa, tugas akuntan adalah
untuk menelusuri pergerakan biaya dan melampirkan (menyandingkan) biaya tersebut
terhadap pendapatan yang diterima ketika pendapatan mengalir melalui bisnis. Dengan
kata lain akuntan harus menentukan biaya yang telah jatuh tempo dan karena itu harus
dicocokkan terhadap pendapatan dalam laporan laba rugi, dan mana biaya yang masih
belum jatuh tempo dan karena itu harus ditempatkan pada neraca sebagai residual/sisa
(unmatched aset). dalam menggambarkan proses ini, paton dan littleton, agak puitis,
menyatakan bahwa persediaan dan aset ... akumulasi biaya dalam ketegangan, karena
menunggu nasib mereka. Nasib mereka, tentu saja, adalah untuk berakhir pada laporan
laba rugi. Dengan demikian, kita dapat melihat bahwa konsep penandingan biaya
sangat penting dalam akuntansi biaya historis. Konsep penandingan biaya adalah
konsep yang memandu akuntan dalam menentukan mana biaya yang harus
dipertimbangkan sebagai beban/expense. Istilah seperti biaya yang telah jatuh tempo
untuk beban dan biaya amortisasi untuk aset non-moneter berasal dari teori
melekatkan biaya yang diterapkan pada alokasi biaya historis.
2. Konservatisme
Komponen lain yang penting adalah penerapan prosedur pencocokan konservatif.
Beban harus dialokasikan sesegera mungkin, sedangkan pendapatan tidak harus diakui
sampai ada kemungkinan besar bahwa mereka akan diterima. Terdapat
ketidaksimetrisan yang bias terhadap pengakuan beban dengan pengakuan pendapatan.
Landasan konsep konservatisme lainnya adalah bahwa peningkatan nilai aset tidak
harus diakui, namun penurunan nilai harus diakui -aturan lebih rendah dari biaya atau
nilai pasar- . Penerapan prosedur tersebut berarti keuntungan yang dihitung secara
konservatif dan berarti bahwa setiap aliran pendapatan potensial mengalir ke laporan
laba rugi perlahan seiring waktu. Misalnya, jika nilai aset meningkat karena
peningkatan aliran potensi masa depan ekonomi kas; maka hanya diakui secara
perlahan dalam pendapatan ketika potensi peningkatan arus pendapatan direalisasikan.
Dengan demikian, konsep konservatisme memperkuat pendekatan transaksi daripada
akuntansi (transaksi harus dibuktikan oleh baik kredit atau uang tunai) dan nonrecognition event yang tidak dihasilkan dalam transaksi (seperti kenaikan harga).
Contoh : utang garansi, kegiatan yang meyakinkan bahwa produknya tersebut bagus,
memungkinkan utang tersebut tidak tertagih.
C. Perbedaan Pendapat untuk Akuntansi Historical Cost
Biaya historis telah diserang oleh banyak orang, terutama pada dasar bahwa historical
cost tidak melaporkan realitas komersial atau memberikan penilaian kekayaan bersih terkini.
Pembela telah menyajikan argumen berikut :
Biaya historis relevan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Biaya historis didasarkan pada aktual, bukan hanya mungkin, transaksi.

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 2 of 23

Sepanjang sejarah, laporan keuangan berdasarkan biaya historis telah ditemukan


untuk menjadi berguna.
Konsep terbaik memahami keuntungan merupakan selisih harga jual atas biaya
historis.
Akuntan harus menjaga integritas data mereka terhadap modifikasi internal.
Bagaimana informasi yang berguna adalah laba berdasarkan biaya saat ini atau harga
keluar?
Perubahan harga pasar dapat diungkapkan sebagai data pelengkap.
Ada bukti cukup untuk membenarkan akuntansi biaya historis.

D. Kritik atas Historical Cost Accounting


1. Objektivitas Akuntansi
Di dalam historical cost accounting, tujuan dari penyediaan informasi yang
bemanfaat bagi pembuatan keputusan ekonomi adalah menyediakan informasi pada
pengurusan fungsi manajemen meski penting, hal ini merupakan ineterpretasi yang sempit.
Sejarah akuntansi menunjukkan bahwa peran lain dari akuntansi adalah untuk kebutuhan
pembuatan keputusan para pengguna. Sebaliknya, pendekatan keputusan-kegunaan
menyebutkan posisi yang menatak ke depan (forward-looking) ketimbang
memperhatikan masa lalu. Lebih jauh lagi, informasi pada fungsi pengurusan tidak
membutuhkan akuntabilitas yang ketat kepada jumlah asli yang diinvestasikan langsung
atau tidak langsung oleh pemegang ekuitas. Investor juga tertarik mengetahui tentang
peningkatan atau penurunan nilai investasi mereka sebagai representasi oleh aset bersih
perusahaan.
Kritik atas historical cost accounting telah berulang kali didebat bahwa sistem
gagal dalam menggarisbawahi fungsi dalam menyediakan informasi yang objektif. Ada
banyak keputusan yang diasosiasikan dengan perekaman, pengukuran, dan pelaporan
informasi bahwa sistem historical cost jauh dari objektif dan dapat dimanipulasi. Pada
tahun 1998, AARF merilis Accounting Theory Monograph 10, Measurement in Financilan
Accounting yang mempertanyakan validitas informasi historical cost dan menyerang
prinsip dasar sistem, bahwa informasi historis tidak meyakinkan dapat membangun dasar
modal entitas.
2. Informasi bagi pengambilan keputusan.
Pendukung historical cost berpendapat bahwa manajer membutuhkan data historis
dalam rangka mengevaluasi keputusan masa lalu mereka sebagai perenungan mereka
untuk komitmen di masa depan.
Salah atau benarnya keputusan masa lalu harus dipastikan dengan apa yang terjadi
di pasar. Edwards dan Bell berpendapat bahwa evaluasi yang memadai dari keputusan
masa lalu harus meminta divisi dari total keuntungan dalam periode yang diberikan di
antara keuntungan dari aktivitas operasi dan keuntungan dari gains (or loses) untuk
mempertahankan aset atau kewajiban sementara harga mereka berubah. Lanjutnya, profit
operasi dan memempertahankan gain harus dipisahkan ke dalam elemen yang diharapkan
dan elemen kejutan.
Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 3 of 23

Historical cost tidak memadai untuk evaluasi keputusan bisnis. Ketika aset
diperoleh, historical costnya berhubungan karena mengacu pada kejadian saat ini.
Bagaimanapun juga, sekali periode perolehan berlalu dan itu sudah tidak lagi kekinian dan
karena itu tidak lagi konsekuensial. Profit dalam tahun yang diberikan ditujukan untuk
merepresentasikan peningkatan bersih dalam nilai modal entitas tahun itu. Modal/capital
dapat didefinisikan dalam berbagai cara. Misalnya, untuk bermanfaat bagi pengambilan
keputusan, capital boleh berarti kapabilitas operasional perusahaan, atau kemampuan
membayar perusahaan. Dalam konteks historical cost, modal adalah investasi moneter
perusahaan yang orijinal.
Jika modal didefinisikan sebagai kapabilitas operasional perusahaan, profit adalah
perubahan kapabilitas operasi selama periode pelaporan. Informasi ini berguna bagi
keputusan yang berfokus pada kemampuan entitas untuk meningkatkan produksi dan
untuk bersaing dengan industri pesaing di masa depan. Jika profit adalah perubahan
kemampuan membayar, konsepnya modal dianggap modal finansial yang diukur dalam
harga hari ini. Lagi, ini berguna karena menyediakan informasi perubahan kapasitas
perusahaan untuk membayar transaksi di pasar.
Kritik bilang profit dilaporkan dengan historical cost tidak punya interpretasi yang
prospektif. Informasi itu hanya retrospektif. Historical cost accounting mengadopsi konsep
modal finansial (sejumlah uang yang diinvestasikan ke perusahaan) ketimbang
kemampuan membayar dalam investasi. Setelah tahun akuisisi, historical cost tidak
berkorelasi dengan kejadian pada tahun tersebut.
Pada biaya historis, terkadang profit menjadi overstated di saat harga naik yang
dapat mengaburkan nilai sebenarnya dari kenaikan modal.
Historical cost lebih objektif dari harga saat ini tetapi kritik menyatakan
relevansinya bagi pengambilan keputusan sangatlah dipertanyakan. Fakta bahwa sejumlah
pengecualian menyingkap rasionalisasi itu hanyut. Sterling mencatat cost/biaya bukanlah
prinsip fundamental akuntansi termasuk derivatif dari prinsip penilaian konservatisme.
3. Dasar Historical Cost
Salah satu asumsi dasar biaya historis adalah keberlanjutan usaha (going concern)
di mana semua persediaan diharapkan bisa terjual dan biaya yang belum terpakai atas
suatu aset akhirnya akan terpakai. Kritik terhadap pernyataan tersebut adalah bahwa tidak
ada bisnis yang memiliki indefinite life di masa depan. Lebih masuk akal untuk
berasumsi bahwa suatu bisnis tidak bertahan untuk selamanya.
4. Penandingan
Matching concept dalam akuntansi biaya historis merupakan tandingan antara
pendapatan yang dihasilkan dengan biaya yang terjadi dalam proses mendapatkan
pendapatan tersebut untuk menghasilkan profit. Kritik yang terjadi adalah bahwa dalam
banyak kasus, pencocokkan/penandingan antara biaya dengan pendapatan terkait secara
praktik sulit dilakukan karena secara esensial praktik yang dilakukan pada umumnya
adalah keputusan acak daripada analisis yang konsisten dari biaya historis.
5. Kebutuhan Investor
Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 4 of 23

Telah diperdebatkan, historical cost accounting yang berfokus dalam menentukan net
profit menyebabkan baik itu distorsi ataupun disembunyikannya pengungkapan penting
perusahaan. Whitman dan Shubik berargumen bahwa masalah berkembang karena tujuan
konvensional dari historical cost bermasalah:
- Akuntan itu naif, pandangannya teralu sederhana atas investor dan kebutuhannya
- Akuntan menerima cara kuno, pandangan para fundamentalis mengenai perusahaan
dan pembagian mereka harus dianalisis.
Kritik terhadap akuntansi berbasis historis adalah:
a) Investor biasanya memiliki pengetahuan yang sedikit mengenai perusahaan,
manajemen, kebijakan dan tujuan, serta peluang dan masalahnya
b) Investor memiliki peran yang pasif karena mereka tidak dalam posisi untuk
mengubah cara perusahaan menggunakan sumber dayanya
c) Investor dapat masuk dan keluar kapanpun karena kepemilikannya mudah
diperjualbelikan
d) Investor membangun pemikiran jangka pendek

L.O. 3. CURRENT COST ACCOUNTING


A. Tujuan Current Cost Accounting
CCA adalah sistem akuntansi yang asetnya dinilai dari harga pembelian di pasar saat
ini dan profit ditentukan oleh alokasi didasarkan pada current cost. Untuk mengetahui tujuan
dari CCA, kita harus mempertimbangkan jenis keputusan manajer dihadapkan dengan
jalannya bisnis. Edwards dan Bell mencanangkan problem mendasarnya pada tiga hal:
- Expansion, yakni berapa jumlah aset yang harusnya ditahan pada waktu
bersangkutam.
- Composition, apa seharusnya bentuk aset itu.
- Financing, bagaimana seharusnya aset difinansialkan.
Manajer membuat keputusan tergantung tiga hal ini. Untuk memformulasikan harapan
yang akurat, manajet butuh mengavulasi kegiatan dan keputusan masa lalu, Alat yang beguna
bagi evaluasi ini adalah perbandingan data akuntansi untuk periode yang diberikan dengan
harapan asli yang spesifik di periode tersebut. Jika perbandingan ini menyingkap harapan itu
tidak akurat, kejadian saat ini atau harapan harus diubah. Sebagai contoh, jika data akuntasi
menunjukkan total biaya bahan baku lebih tinggi dari yang dianggarkan, perusahaan butuh
mengubah harapannya atas harga bahan baku masa depan dan keputusan pada berapa besar
anggaran untuk harga bahan baku di masa depan. Untuk berguna bagi pengambilan
keputusan, itu harus mengukur kejadian aktual seakurat mungkin, Jika informasinya termasuk
kejadian pada periode awal bercampur dengan kejadian saat ini, proses evaluasi menjadi
membingungkan dan kegunaan evaluasi jadi tidak berguna. Edwards and Bell
mempertimbangkan pergerakan harga dalam periode diberikan adlaah kejadian yang penting
bagi manajemen.
Meski begitu, mereka berdebat seber banyak data yang relevan dengan pihak luar,
seperti para shareholder dan kreditor. Mereka juga tertarik dalam mengevaluasi performa
manajer, juga perusahaan. Dalam teori ini, informasi akuntansi memiliki dua tujuan:

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 5 of 23

Evaluasi oleh manajer atas keputusan masa lalu mereka dalam rangka untuk membuat
keputusan terbaik di masa depan.
Evaluasi manajer oleh shareholder, kreditor, dan lainnya.

B. Konsep Profit Bisnis dan Modal Finansial


Terkait dengan profit, manajemen terkadang menghadapi dua keputusan yaitu holding
decisions tentang aset mana yang harus ditahan dan mana yang harus dilepas serta operating
decisions tentang bagaimana cara menggunakan dan membiayai operasi perusahaan. Untuk
itu konsep ini menjelaskan profit bisnis sebagai profit operasi langsung (current operating
profit) dan simpanan biaya yang dapat direalisasikan (realizable cost savings).
Profit operasi langsung adalah kelebihan nilai langsung dari output yang terjual dari
biaya saat ini dari input terkait. Simpanan biaya yang dapat direalisasikan adalah kenaikan
biaya saat ini aset yang ditahan perusahaan dalam periode berjalan.
C. Holding Gains and Losses
Dalam sistem ini, manajemen dapat memisahkan keuntungan/kerugian manakah dari
komponen profit yang merupakan akibat dari murni tindakan operasional ataupun dari
tindakan menahan keuntungan/kerugian yang dilakukan manajemen. Karena menahan suatu
komposisi aset ataupun kewajiban merupakan salah satu cara manajemen untuk menguatkan
posisi pasar perusahan.
D. Mengapa Menahan Keuntungan Merupakan Komponen Profit
Menurut konsep ini, profit merupakan jumlah akhir periode yang melebihi jumlah
investasi awal periode tidak termasuk investasi tambahan dari pemilik maupun distribusi ke
pemilik. Oleh karena itu menahan keuntungan atas kondisi yang menyebabkan kenaikan
biaya saat ini atas suatu aset daripada menggunakan aset tersebut merupakan komponen dari
profit.

L.O.4. FINANCIAL CAPITAL VERSUS PHYSICAL CAPITAL


Pada sistem akuntansi nilai pasar, perhitungan keuntungan tergantung dari ukuran
modal. Profit lebih tepat didefinisikan sebagai perubahan kapital di atas periode laporan dan
bukan sebagai alokasi biaya historis yang ditentukan oleh multidude konvensi akuntansi.
Dalam CCA, ada dua pandangan tentang hal ini yakni financial capital dan physical capital.
Perbedaan utama keduanya adalah iya atau tidaknya menahan gain (atau losses)
dimasukkan ke dalam profit. Dalam term yang kuantitatif, perbedaannya adalah bahwa
menahan gain dimasukkan sebagai profit pada financial capital dan dikeluarkan dalam
physical capital.
Ilustrasinya, ada perusahaan yang memulai operasinya dengan $1000 pada 1 Januari
dan kemudian membayar 100 unit untuk masing-masing $10. Pada 31 Januari, terjuallah
masing-masin $18. Pada saat itu, current costnya sudah $12.
Financial Capital
Physical Capital
Sales Revenue
1800
1800
Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 6 of 23

Cost of sales
Current operating profit
Holding gain
Profit
Paid as dividends

1200
600
200
800
800

1200
600
0
600
600

A. In Support of Physical Capital

Inklusi menahan gain sebagai profit didasarkan pada dua argumen:


- Mereka adalah cost savings
- Mereka merepresentasikan peningkatan arus kas masa depan dari aset.
Samuelson menyerang dua premis itu. Dia berpendapat bahwa perubahan dalam
current cost harus menjadi penyesuaian peningkatan modal. Memperhatikn cost saving, dia
menunjukkan bahwa pemisahan pada aktivitas holding dan aktivitas operasi tidak sejelaspotong yang diasumsikan Edward dan Bell. Lebih lanjut Samuelson bilang bahwa cost saving
adalah opportunity gain, hasil dari mengambil satu wilayah aksi yang saling bertentangan
satu sama lain. Tetapi alternatifnya tidak jadi dilakukan ketika aktual coursenya sudah
diambil. Sekali aset diperoleh, biayanya menjadi sunk cost yang tidak dapat dihindari.
Alternatifnya hanya menjual aset atau terus menggunakannya. Bagaimanapun juga, menahan
gain tidak disdasarkan pada opsi ini tetapi satu yang tidak diambil dan tidak lagi ada.
Konsepnya, profit berhubungan dengan arus kas bersih, disadari atau diharapkan. Samuelson
berpikir kenapa cost saving harus menjadi bagian dari profit ketika mereka tidak menjadi arus
kas terealisasi ataupun arus kas yang diharapkan, tetapi arus kas yang tidak jadi.
Physical capital maintenance didasarkan pada teori alokasi sumber daya optimal dan
memperoleh rate of return yang dibutuhkan pada input sumber daya.
1. Resource Allocation Theory and CCA
By Allan Barton
Dalam terminology modern dari opportunity cost pasar, nilai sumber daya yang
relevan untuk digunakan dalam keputusan pengalokasian sumber daya adalah harga beli
normal yang paling menguntungkan pada saat perusahaan membeli. Harga tersebut
adalah harga ketika produsen mau mensupply sumberdayanya. Harga inilah yang
kemudian menjadi opportunity cost dari semua sumber daya di pasar dan sampai
perusahaan mau membayar harga pasar yang mereka inginkan maka semua sumber daya
tersebut akan dibeli oleh perusahaan lainnya. Ketika perusahaan merasa perolehan
sumber daya pada harga normal tidak menguntungkan tetapi perusahaan memiliki sisa
persediaan sumberdaya , maka opportunity cost sumber daya tersebut yang paling tepat
adalah
harga
pasar
resale
terkini (current market resale price)__ Marshalls market period.
CCA harus berdasarkan pada teori ekonomi dari pengalokasian sumber daya yang
paling optimum, meskipun tidak ada bukti yang tertulis pada literature manapun. Teori
ini menunjukkan mengapa harga pasar input sumberdaya terkini (berdasarkan ukuran
yang paling tepat dari opportunity cost pasar) selalu relevan untuk alokasi sumber daya
Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 7 of 23

dan keputusan pengendalian; dan kedua, mengapa perusahaan harus terus beradaptasi
terhadap metode produksi, campuran produk dan level output ketika terjadi perubahan
harga beli input sumber daya dan harga jual produknya jika tujuannya adalah menjadi
perusahaan yang efisien dan berkeuntungan maksimal. Analisis ini juga mencakup
investor juga. Investor harus dihargai sedikitnya seharga opportunity cost pasar dari
saham yang mereka tanam agar tetap bertahan dalam perusahaan.; jika tidak mereka akan
menariknya dan investasi ke perusahaan lain. Opportunity cost pasar dari saham modal
termasuk dalam cost functions dari perusahaan.
Dasar nilai yang tepat untuk asset yang digunakan sebagai input sumber daya
untuk proses produksi adalah dengan harga beli normalnya, dalam kasus asset yang ada
tidak lagi senilai harga perolehan, maka harganya adalah harga terendah resale pasar
Lebih jauh lagi, penilaian pendapatan, posisi keuangan dan rate of return on investment
(rasio pengembalian investasi) secara konsepsual telah valid dan relevan untuk
pengukuran dan evaluasi dari kinerja operasional dan posisi keuangan. Laporan
keuangan CCA memuat beban dari konsumsi sumber daya sepanjang periode pelaporan
diukur dengan menggunakan harga pasar terkini, ditandingkan dengan pendapatan
penjualan pada periode pelaporan. Sehubungan dengan apakah konsep daya beli rii l
atau konsep pemeliharaan fisik barang modal diadopsi, keuntungan adalah surplus yang
didistribusikan kepada investor sembari pemeliharaan barang modal tetap utuh. Dalam
kondisi pasar yang realistis, dua konsep tersebut cenderung menghasilkan pengukuran
yang sama. Sebuah perusahaan yang mendistribusikan semua pendapatannya mampu
memelihara keutuhan kapabilitas fisik barang modal untuk melanjutkan kegiatan
operasional di masa mendatang. Laporan posisi keuangan menunjukkan harga pasar
terkini dari investasi perusahaan dalam asetnya, liabilitasnya, dan sisa modal owner
perusahaan. Rasio keuntungan dalam berinvestasi pada asset neto, ketika dibandingkan
dengan biaya pasar dari dana ekuitas, mengindikasikan apakah perusahaan akan bertahan
atau tidak. Jika demikian, laporan keuangan posisi keuangan mengindikasikan bahwa
perusahaan harus mampu memenuhi komitmen keuangan yang ada dari cash operating
inflows masa mendatang yang diharapkan, aset keuangan yang ada, dan penjualan dari
aset surplus atau using bergantung pada reliabilitas dari nilai aset, laporan keuangan
secara terpercaya menggambarkan kinerja keuangan dan posisi perusahaan dalam
konteks model penilaian akuntansi.
Sebagai tambahan untuk penggunaan informasi CCA secara umum dalam
manajemen sumber daya dan engukuran serta penilaian pendapatan yang diterima dan
posisi keuangan, informasi CCA berguna untuk sejumlah tujuan khusus. Seperti :
Kebijakan manajemen fisik dari aset.
Tambahan dari keputusan untuk mengakuisisi atau membuang aset, informasi CCA
relevan untuk menentukan kebijakan pemeliharaan aset. Kebijakan memperbaiki atau
memelihara aset berefek pada produktivitas, masa pakai dari aset yang dapat didepresiasi
dan harga resale mereka. Mengoptimalisasi kebijakan ini melibatkan pertimbangan pada
harga membeli atau menjual sepanjang waktu. Sebagai contoh pemeliharaan gedung,
current cost dari rekonstruksi gedung sering digunakan sebagai dasar penentuan
anggaran pemeliharaan jangka panjang atau tahunan. Pemeliharaan membutuhkan
perawatan kulitas fisik dari gedung yang dikalkulasikan dalam persentase dari current
Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 8 of 23

cost dari gedung, dan diupgrade tahunan sepanjang penggunaan dari indeks harga
gedung secara detail.
Penentuan harga dan output;
Seperti teori ekonomi tunjukkan, biaya yang relevan dalam penentuan output
optimum dalam pasar persaingan sempurna dimana perusahaan adalah pembeli
(penerima harga) merupakan current cost dari supply produk. Sebaliknya ketika
perusahaan memiliki kekuatan pasar dan penjual (pembuat harga), relevant cost adalah
sekali lagi merupakan current cost dari supply produk. Penentuan harga dan output
adalah area fundamental dari pengambilan keputusan manajemen dan menghasilkan
keuntungan.
Kebijakan deviden
Pendapatan CCA membentuk dasar rasional untuk penentuan dari kebijakan
deviden dan keputusan yang terkait untuk mempertahankan modal bagi berinvestasi
ulang yang dapat meguntungkan ketika ekspansi aset atau sebaliknya.
Status berkelanjutan perusahaan
Konsep dan penilaian dari status berkelanjutan perusahaan tergantung pada
kemmpuan perusahaan memperoleh rasio normal dari keuntungan pada investasi
pemilik, dimana semua pengukuran berdasarkan pada opportunity cost pasar terkini dari
sumber daya. Rasio normal dari keuntungan yang diperoleh harus setidaknya menutupi
opportunity cost dari dana modal investor
Mempertahankan status berkelanjutan sangat penting bagi perusahaan yang
memiliki investasi aset yang substansial dimana nilai resale terkini kurang dari harga beli
pasar terkini. Kerugian yang terjadi dari likuidasi paksaan terhadap aset tersebut menjadi
substansial. Perusahaan tersebut harus berjuang untuk memaksimalkan nilai ex ante
dalam penggunaan aset mereka untuk tetap berkelanjutan seperti mereka tidak memiliki
opsi recovery belanja investasi dari resale aset.
Investors secara khusus juga tertarik untuk mengetahui perusahaan tetap
berkelanjutan karena dampaknya adalah harga saham dan operasional kedepannya.
Dalam kasus perusahaan yang terdaftar, perolehan rasio normal keuntungan seharusnya
mempertahankan harga saham pada level yang terkini; perolehan keuntungan tambahan
harus meningkatkan harga saham; dan sebaliknya untuk keuntungan dibawah normal.
Kepercayaan investor pada kemampuan perusahaan untuk melanjutkan opersaional yang
menguntungkan kedepannya ditingkatkan oleh status going concern terkini.
2. Ciri-ciri Utama Physical Capacity System
Capital Maintenance
Sistem current cost didasarkan pada entity concept of maintaining yang merupakan
bagian dari operating capability, yaitu kemampuan untuk menyerahkan barang atau
menyediakan jasa dengan nilai yang sama. Jika tidak ada perubahan teknologi, konsep
capital maintenance mensyaratkan bahwa initial physical stock of net assets ditahan.Hal
ini diperoleh dengan menandingkan penggunaan resource dengan menggunakan current
buying prices dan memastikan nilai pembelian monetary items dipertahankan. Dalam
konsep ini, dana yang cukup disediakan untuk membiayai seluruh penggantian aset dari
expense recovery.
Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 9 of 23

Sistem didasarkan pada konsep ekonomi dari analisis marjinal dalam pasar.
Kekuatan pasar, akan terus mempengaruhi harga. Akibatnya, gaji dan variable input lain
dalam produksi seperti harga beli aset tetap, akan terus berubah. Menurut logika
ekonomi, efisiensi operasi yang optimal akan terjadi ketika output dengan jumlah
tertentu diproduksi dengan total biaya opportunity input factors yang minimum. Current
buying prices atau entry prices adalah cara pengukuran yang relevan atas opportunity
cost, dan harus digunakan dalam sistem ini.
3. Valuation Principles
Non-Monetary Items
Item moneter dan non-moneter dibedakan berdasarkan pengaruh dan risiko selama
inflasi. Item moneter menunjukkan angka dollar yang tetap, dan nilainya tidak berubah
selama inflasi. Sebaliknya, nilai dari item non-moneter (seperti tanah dan bangunan) akan
disesuaikan dengan nilai dolar di pasar.
Untuk pendekatan neraca, aset non-moneter harus dinilai dan disajikan pada nilai
sekarangnya (current cost). Nilai tersebut diperoleh berdasarkan:
- Harga beli pasar sekarang, atau
- Indeks khusus jika harga pasar tidak tersedia, atau
- potensi services item yang identik atau mirip untuk aset yang digantikan atau
bersifat khusus
Ketika aset dinilai kembali, penyesuaian dilakukan dengan akun Current Cost
Reserve pada bagian ekuitas. Ketika penurunan dalam nilai secara permanen mengurangi
operating capability, penyesuaian debet dilakukan langsung ke income statement.
Monetary Items dan Loan Capital
Aset moneter disajikan sesuai harga awal. Monetary liabilities dinilai berdasarkan
jumlah yang diharapkan akan dibayarkan, dan memberi keuntungan kepada perusahaan
jika dipegang ketika daya beli uang menurun.
Item moneter dipisah menjadi 2 komponen.Pertama, berdasarkan konsep entitas dan
terdiri dari item moneter yang bukan merupakan loan capital.Contohnya cash, prepayment,
dan short-term bank overdraft. Gain atau loss monetary item dihitung dengan indeks
perubahan current cost barang dan jasa yang tepat. Jika penerapan specific input indexes
dipandang tidak praktis ataupun mahal dari segi biaya penerapannya, disarankan untuk
menggunakan general price indexes.
Seluruh sumber long-term finance, seperti loan, debentures, and bonds, sebagaimana
halnya shareholder contribution dan reserves, dipandang sebagai capital base perusahaan.
Gain atau loss dari loan capital dihitung untuk memperkirakan sampai tingkat mana
shareholders diuntungkan oleh entitas setelah menggunakan long-term loan capital untuk
membiayai operasi. Karena ukuran ini berhubungan dengan shareholder, general price
index digunakan dalam penghitungannya. Lebih lanjut lagi, ketika jumlah account payable
dan monetary liability lainnya melebihi monetary assets dan inventories, kelebihan
tersebut digunakan untuk membiayai non-monetary assets. Kelebihan (selisih) ini
diperlakukan sebagai loan capital dan gain/loss atas selisih tersebut diperlakukan sama
dengan gain/losses loan capital.

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 10 of 23

Non-Monetary Assets Dibeli dan Dijual pada Pasar yang Sama


Saham dan marketable commodities yang dipegang sebagai speculative atau
financial asset dibeli dan dijual dalam pasar yang sama. Aset ini tidak secara langsung
menambah operating capability perusahaan, karena tidak digunakan atau dikonsumsi
dalam proses pembuatan barang atau penyediaan jasa. Aset ini lazimya dipegang untuk
tujuan keuntungan atau dijual kembali dengan capital gain. Operating capability
meningkat atau menurun karena kemampuan reinvestment aset ini. Kemampuan ini tidak
berubah kalau market price aset tersebut bergerak sesuai dengan pergerakan general
inflation.Tetapi kalau market price aset ini meningkat lebih tinggi dari general inflation,
reinvestment capability atau operating capability meningkat.Aset didebet sesuai
pertambahan harga, penyesuaian general inflation dikredit pada current cost reserve dan
gain, yang melebihi inflasi, dikredit ke income statement.Kalau loss, dicatat sebaliknya.
B. Dukungan Bagi Current Cost
Prinsip Pengakuan (Recognition Principle)
Para pendukung dari historical cost berargumen bahwa current cost accounting (CCA)
melanggar prinsip konvensional bahwa gain seharusnya diakui saat non-monetaryasset
dialihkan/dijual (setidaknya sebagai unrealized gain).Pendukung teori current cost
menyatakan unrealized holding gains represent actual free movement phenomenon occurring
in the current period and therefore should be recognized ifthere is sufficient objective
evidence to support the price change.
Objektivitas current cost
Argumen dari orang-orang yang mendukung historical cost bahwa current cost
accounting bersifat kurang objektif karena dalam beberapa kejadian nilai current cost yang
digunakan tidak didasarkan pada transaksi aktual sebenarnya di mana perusahaan yang
menggunakan metode current cost tersebut menjadi partisipannya.Para pendukung CCA
menyatakan untuk aset/kewajiban yang harga pasarnya relatif mudah didapatkan/diketahui
maka tingkat objektivitas dari nilai saat ini (current cost) akan dapat diterima oleh para
akuntan. (Contoh harga saham yang dapat ditentukan lewat bursa efek, harga mobil lewat
info bursa mobil, harga tanah/properti lewat jasa penilai dlsb.).
Revsine menyatakan: Used asset markets are surprisingly well developed for many
types of industrial equipment and machinery. Numerous dealers and well-organized informal
markets exist for a wide range of general purpose manufacturing components and for many
more specialized items where the demand is sufficiently deep. Thus, market prices for the
old assets currently in use will frequently be available by reference to used equipment
dealers price lists and similar sources.
Technological Changes
Para teoritikus current cost berargumen bahwa meskipun kondisi berubah karena faktor
eksternal, besar kemungkinannya bahwa proses produksi saat ini masih lebih menguntungkan
daripada alternatif proses produksi lainnya, karena perubahan kondisi tersebut mempengaruhi
semua proses dengan cara yang sama. Proses produksi alternatif digunakan hanya jika
Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 11 of 23

profitabilitas yang dihasilkan lebih besar daripada proses produksi yang sudah ada.CCA juga
dikritik karena nampak mengabaikan perkembangan teknologi. Lemke menyatakan bahwa
perhatian utama dari current operating profit adalah prospek jangka panjang perusahaan,
hanya saja mengapa prospek tersebut didasarkan pada mode produksi saat ini yang akan
menjadi usang. Jika operasi perusahaan di masa yang akan datang didasarkan pada teknik
yang berbeda, maka laba operasi saat ini tidak akan menjadi indikator yang valid bagi laba
operasi di masa depan.
Revsine berargumen bahwa ketika mesin baru mampu merubah biaya produksi
(menjadi lebih efisien) maka harga mesin lama harus disesuaikan.Ini karena didasarkan pada
cross-elasticity of demand antara mesin baru dengan mesin lama.Ketika penyeuaian harga
mesin lama dilakukan, maka perubahan harga ini mencerminkan adanya perubahan teknologi.
C. More Specific Criticsm
Dari pendukung Historical Cost
Pendukung historical cost menolak current cost accounting, alasan utamanya adalah hal
itu melanggar pandangan tradisional dari revenue-gain recognition. Pencatatan atas
pengakuan kenaikan biaya dari aset-aset sebelum dijual, terutama untuk aset tetap,
menyulitkan current cost accounting.
Subjektivitas dalam menentukan jumlah kenaikan biaya. Keterkaitan besar dari
subjektivitas terkandung dalam mengetahui current cost dari sebuah aset tetap. Bila tidak ada
pengaruh pasar yang andal, maka dasar untuk menentukan current cost dari aset actual yang
dipakai perusahaan adalah aset baru yang diharapkan untuk menggantikan aset lama.
Gagasan dari current cost dari penyesuaian dibuat untuk keuntungan atau kerugian operasi
antara aset actual yang dimiliki dan penggantiannya agar memperoleh current cost dari aset
yang bekas. Bukanlah hal yang mudah untuk mengkalkulasi jumlah keuntungan atau
kerugian operasi. Seorang editor dari Business Week menggambarkan masalah itu dengan
kalimat:untuk menghitung earnings dari sebuah replacement cost basis, akuntan tidak hanya
harus membebankan depresiasi yang lebih, mereka juga harus menyesuaikan dari perbedaaan
dalam output dan biaya operasi. Ketika mereka sudah selesai mengerjakannya, mereka
terangkat dalam dunia mimpi yang aneh dimana perusahaan-perusahaan mengurangi
penghematan, yang tidak disadari dari biaya yang tidak terjadi untuk memperoleh earning
dimana biaya yang tidak mereka timbulkan.
Dari pendukung Exit Price
Exit Price Accounting menemukan sejumlah kelemahan pada current cost accounting,
yakni: Berpendapat ada syarat biaya dinyatakan secara tidak langsung sebagai opportunity
cost. Dari kebanyakan kasus, pengorbanan yang sedangdihadapi perusahaan untuk menjual
aset daripadauntuk memakainya, tetapi tidak membelinya karenaperusahaan sudah
memilikinya. Jadi current cost,harga untuk membeli barang tidak pada jumlahrelevan. Exit
price accounting atau realizable valueadalah pernyataan dari opportunity cost.
Masalah alokasi. Adanya kebutuhan dari backlog depreciation. Dimana dibebankan
kepada income atau kepada akun modal akan memberikan perbedaan pada income yang
dilaporkan. Prof.Chambers menjelaskan, jumlah dari aset-aset seharusnya serupa dengan

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 12 of 23

jumlah dari liabilitas. Mereka seharusnya dijumlah dalam uang atau ekuivalen dengan uang
dari aset non-money dari tanggal neraca. Ekuilvalen uang dari non-money aset adalah nilai
bersih kas dari aset tersebut pada tanggal neraca.
Pendukung exit price accounting mempercayai bahwa informasi current cost secara
umum tidak relevan dengan kebanyakan keputusan investasi karena itu tidak fokus pada
kemampuan perusahaan untuk mengendalikan sumber daya financial dalam misi perusahaan
untuk adaptasi diri dengan lingkungan.

LO 5 Akuntansi Harga Keluaran (Exit Price Accounting - EPA)


Akuntansi harga keluaran merupakan sistem akuntansi yang menggunakan harga jual
pasar untuk mengukur posisi keuangan perusahaan dan kinerja keunagan. Dua dasar teori ini
adalah :
1. Nilai aset non keuangan disesuaikan untuk mengukur perubahan dalam harga jual
pasar khusus untuk aset tersebut dan dimasukkan dalam pendapatan sebagai
keuntungan yang belum terealisasi.
2. Perubahan dalam daya beli uang secara umum diambil dalam mempertimbangkan
pengukuran modal keuangan dan hasil operasi.
Dalam konsep ini, aset dalam neraca disajikan ulang dalam nilai keluaran (harga jual)
sehingga mempresentasikan nilai pasar wajar perusahaan. Laba rugi menyajikan profit dari
operasi setelah adanya penyesuaian atas nilai inflasi dari aset yang ditahan. Profit diukur
secara komprehensif yang menilai total perubahan nilai yang terjadi untuk semua komponen
modal dan menyajikan akuntansi surplus bersih (yaitu saat laporan laba rugi menghubungkan
neraca awal dengan neraca akhir).
Akuntansi Harga Keluaran dicetuskan atas karya Raymond Chambers, Robert Sterling
dan Kenneth MacNeal. Chambers menghasilkan perbedaan yang signifikan antara
pengukuran dan penilaian. Pengukuran diartikan sebagai harga yang dihasilkan oleh pihak
independen (akuntan) secara obyektif, sedangkan penilaian lebih fokus atas harapan terkait
manfaat di masa yang akan datang yang dapat dihasilkan dari suatu aset pokok. Oleh karena
itu, perbedaan yang dapat disimpulkan adalah mengenai biaya perolehan yang bersifat masa
lalu, penilaian berkaitan dengan masa yang akan datang sedangkan pengukuran saat ini
berarti harga keluaran kontemporer.
A. Tujuan Akuntansi
Pengambilan Keputusan yang Adaptif
CoCoA (Continuously contemporary accounting) adalah proposal komprehensif yang
disajikan oleh Chambers terkait akuntansi harga keluaran, dan kemudian ditingkatkan
menjadi CCE (Current Cash Equivalent). Chambers melihat bisnis perusahaan sebagai entitas
yang adaptif dan terikat pada membeli dan menjual barang dan jasa. Bisnis perusahaan
dikelola sesuai kebijakan-kebijakan manajer sebagai representatif tujuan pemilik. Pemilik
mempertimbangkan perusahaan sebagai sebuah instrumen dimana mereka mengharapkan
untuk dapat meningkatkan kekayaan finansial secara riil. Gagasan pada perilaku adaptif

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 13 of 23

berimbas pada usaha terus menerus untuk menyesuaikan pada lingkungan bisnis yang
kompetitif demi keberlangsungan usaha. Dengan demikian, perusahaan dapat bertahan dan
melanjutkan operasinya dengan cara memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam pasar dan
mengambil kelebihan peluang sebagaimana yang telah mereka capai. Asumsi dari hal di atas
bahwa dunia bisnis bersifat dinamis (tidak statis) dan bisnis harus mampu beradaptasi untuk
bertahan. Pada akhirnya, sebagaimana argumentasi Chambers, investor tertarik pada
menerima kas secara personal dari hubungannya dengan perusahaan. Oleh karena itu, semua
pihak tertarik pada bentuk setara kas.
Untuk bisa bertahan dalam bisnis, perusahaan harus bersifat adaptif dalam transaksi
pasar dan hal ini bisa terlihat dari posisi keuangan perusahaan.Nilai moneter aset dan
kewajiban perusahaan bisa dinilai secara objektif dengan mereferensikannya dengan harga
pasar yaitu harga beli dan harga jual. Harga beli atau biaya saat ini tidak dapat
mengungkapkan kemampuan perusahaan untuk bisa masuk ke suatu pasar dengan kas untuk
tujuan menyesuaikan diri terhadap kondisi pasar saat ini, tetapi harga jual bisa
mengungkapkannya. Kemampuan adaptif perusahaan untuk bisa bertahan dalam bisnis
bergantung pada jumlah kas yang bisa digunakan dan neraca adalah hal yang penting dalam
pengambilan keputusan terkait hal tersebut.
B. Argumen untuk Exit Price Accounting
Menyediakan informasi yang berguna
Perusahaan bisnis terutama dimiliki langsung oleh orang atau mitra kelompok kecil.
Akuntan yang menyiapkan laporan keuangan memiliki kewajiban untuk hanya dua pihak
yang tertarik: pemilik, yang mengelola bisnis dan mengetahui semua rinciannya; dan kreditur
yang tertarik terutama dalam kemampuan pemilik untuk membayar rekening atau pinjaman
saat jatuh tempo.
Solusi ideal dipandang akuntan untuk melaporkan semua keuntungan dan kerugian dan
nilai seperti yang ditentukan dalam pasar yang kompetitif. Namun, tidak semua aset memiliki
pasar yang tersedia. Oleh karena itu MacNeal menyarankan bahwa kompromi harus bisa
diterapkan ke nilai:

Aset efek pada harga pasar (exit price);


Aktiva yang dapat digandakan pada biaya penggantian;
Aset non-efek dan yang tidak dapat direproduksi kadang-kadang pada biaya perolehan

Keuntungan harus mencakup keuntungan maupun yang belum direalisasi dan kerugian
sesuai dengan prinsip surplus bersih secara keseluruhan.
Informasi yang relevan dan dapat dipercaya
Untuk menjadi relevan, informasi harus berguna dalam model keputusan pengguna
laporan akuntansi. Model keputusan, pada gilirannya, memungkinkan pengguna untuk
menentukan tindakan untuk mengambil dari beberapa alternatif. Jika tidak ada kendala,
informasi dapat dikumpulkan yang relevan untuk setiap pengguna atau masalahnya diberikan
dan model keputusan. Namun, kendala ada karena informasi sumber daya produksi langka
dan mahal. Masalahnya adalah untuk memilih model keputusan yang sesuai dengan menilai

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 14 of 23

kemampuan model untuk memprediksi konsekuensi dari program alternatif yang tersedia saat
tindakan.
Aditif
Chambers mempertimbangkan masalah aditif menjadi faktor kunci dalam mendukung
akuntansi CCE. Produk utama dari sistem akuntansi laporan akuntansi neraca dan laporan
laba rugi. Jika kita memberikan nilai yang berbeda dengan karakteristik yang relatif kecil dari
fakta dan menggunakan skala pengukuran relatif kecil, maka tidak ada arti tertentu atau
komersial dapat dideduksi dari agregat- mereka tidak dapat secara logis ditambahkan
bersama-sama. Sebagai contoh, kita tidak bisa nilai kewajiban sebesar harga perolehan (surat
hutang), beberapa aset sebesar biaya penggantian (persediaan), yang lain sebesar nilai kini
(sewa aset) dan masih lain di setara kas (debitur) dan berarti memperoleh neraca. Kita juga
tidak dapat menggunakan secara campur aduk biaya historis pada tanggal dan tempat yang
berbeda atas makna pada perhitungan aktiva bersih. Maka, penilaian dari semua elemen
dalam neraca dan laporan laba rugi pada setara kas mereka (nilai keluar), menyediakan satu
aturan yang dapat diterapkan secara konsisten terhadap perusahaan manapun. Sistem ini
berkonsentrasi pada pengukuran kemampuan keuangan penting uang dan setara kas. Hal itu
membuat kita tidak menggunakan karakteristik fisik atau aset lainnya.
Alokasi
Thomas mengeluhkan kenyataan bahwa sistem akuntansi biaya (historis dan saat ini)
sangat bergantung pada alokasi biaya untuk penilaian aset dan penentuan laba. Dia
berpendapat bahwa fitur positif akuntansi harga keluar adalah bahwa laporan keuangan bebas
alokasi. Laporan laba rugi tidak dapat melaporkan perubahan dalam jumlah yang
dialokasikan, tapi arus masuk aktiva dan perubahan nilai-nilai keluar dari aset perusahaan dan
kewajiban dalam suatu periode tertentu. Laba menampilkan jumlah perubahan daya beli riil
dari aktiva bersih, tidak termasuk investasi tambahan oleh dan distribusi kepada pemilik.

Realitas
Akuntansi harga keluaran melibatkan referensi untuk contoh-contoh dunia nyata
karena, ia berpendapat, setiap tokoh mengacu pada saat ini, harga pasar sebenarnya.
Penyusutan tidak didefinisikan dengan cara konvensional, namun dalam arti ekonomi
penurunan harga pasar. Penyusutan tidak mungkin terjadi dalam beberapa tahun jika harga
naik atau tetap konstan. Jika tidak ada nilai realisasi dapat dikaitkan dengan item, maka item
tersebut akan memiliki saldo nol. Selain itu, dipertukarkan adalah bagian dari definisi suatu
aset sehingga goodwill, yang tidak dapat dijual secara terpisah, tidak termasuk dalam
petimbangan. Dengan dua kendala - dipertukarkan dan adanya harga jual semua item pada
laporan keuangan dapat dikuatkan dengan bukti di dunia nyata
Obyektivitas
Hal ini sering dikatakan bahwa harga pasar saat ini tidak objektif. Namun, beberapa
studi penelitian menunjukkan bahwa harga pasar relatif lebih objektif daripada kebanyakan
orang percaya. Parker melakukan studi penelitian tentang perbandingan relatif dan
objektivitas untuk nilai keluar dan jumlah biaya historis tercatat. Objektivitas didefinisikan

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 15 of 23

sebagai konsesus di antara penilai. Komparatif diartikan sebagai sebuah konsesus dalam
pengukuran. Menggunakan 148 perusahaan bisnis, Parker menunjukkan bahwa untuk
mengukur objektivitas dan komparatif, nilai-nilai keluar mengungkapkan dispersi kurang dari
jumlah tercatat. Penyebab utama dari kurangnya objektivitas nilai tercatat adalah dispersi
estimasi akuntansi di masa manfaat dan nilai sisa. McKeown juga menerapkan model ruang
untuk sebuah perusahaan berukuran sedang jalan konstraksi, dan menyimpulkan dengan
analisa statistik bahwa metode yang digunakan untuk menentukan harga keluar adalah
objektivitas lebih (diversifikasi) daripada metode berdasarkan GAAP. Dalam studi lain,
McKeown dibandingkan empat model yang diusulkan dengan metode GAAP untuk
objektivitas mereka dan menyimpulkan bahwa model CCE adalah yang paling objektif.
Ukuran risiko
Harga keluaran dan perubahan pada harga keluar juga bisa menjadi indikasi risiko
keuangan pembelian aset. Misalnya, jika sebuah perusahaan pembelian aset nilai keluar yang
berbeda secara signifikan dari harga masukan, maka aset tersebut adalah proposisi berisiko.
Informasi keuangan menunjukkan bahwa pembelian aset tersebut harus merupakan proposisi
jangka panjang dimana nilai ekonomi yang ditemukan oleh nilai pakai. Sebaliknya, jika harga
keluar meningkat secara drastis, biaya peluang meningkat kembali dan harus dioperasikan
dengan lebih efisien. Untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi
posisi resiko dan kinerja dalam mengelola risiko keuangan yang signifikan rancangan standar
akan membutuhkan:
Deskripsi dari setiap resiko keuangan yang signifikan dan tujuan perusahaan dan
kebijakan untuk mengelola risiko tersebut;
Informasi tentang dampak risiko tersebut terhadap laporan posisi keuangan (neraca)
dan laporan kinerja keuangan
Informasi mengenai metode dan asumsi utama yang digunakan untuk memperkirakan
nilai wajar instrumen keuangan
Kritik terhadap konsep ini adalah interpretasi yang dianggap terlalu dangkal atas nilai
ekonomis dimana konsep ini mengabaikan konsep value in use yang bisa mencerminkan
kinerja operasi sebagai aktivitas penting perusahaan.Karena dianggap lebih memperhatikan
perubahan harga daripada operasi, konsep ini tidak dapat mengevaluasi perusahaan melalui
aspek efisiensi perusahaan karena hanya berfokus pada likuiditas keuangan dan pengambilan
keputusan jangka pendek.

L.O.6. Perbedaan Antara Nilai Guna (Value in Use) Dengan Nilai Tukar
(Value in Change)
Pendekatan nilai guna merupakan pendekatan jangka panjang yang menggunakan
investor eksternal atau entitas berorientasi produksi sebagai benchmark yang relevan.
Investor jarang berfokus pada nilai likuidasi saat ini tetapi lebih tertarik pada prospek arus
kas masa depan yang bisa diprediksi lebih akurat melalui penghasilan operasi daripada arus
kas saat ini. Yang dibutuhkan dari pendekatan ini adalah sebuah pengukuran pendapatan yang
menandingkan biaya saat ini dari aset input dengan outputnya.
Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 16 of 23

Di lain pihak, harga jual sebagai pendekatan nilai tukar yang merupakan pendekatan
jangka pendek, menggunakan sudut pandang manajer internal perusahaan atau kreditor yang
harus membuat keputusan terkait dengan likuiditas perusahaan dan kekuatan beli saat ini.
Pendekatan ini penting bagi perusahaan dengan masalah likuiditas (hutang yang tinggi) atau
perusahaan dengan barang-barang tradeable serta perusahaan yang dapat mengadaptasikan
operasinya dengan cepat terhadap kondisi pasar.
Staubus menunjukkan bahwa sejumlah faktor yang umum untuk setiap titik pandang:
Memperbaharui pengamatan harga pasar lebih relevan untuk pengambilan keputusan
keuangan
Keandalan yang dibutuhkan oleh sistem pengukuran, yaitu penilaian tidak bergantung
pada alokasi subjektif
Aditif (pengukuran) dari fenomena ekonomi adalah dibuat dalam satuan yang sama,
disesuaikan dengan pergerakan inflasi dan harga.
Hal ini dapat digambarkan oleh beberapa keputusan aturan sederhana yang
menggunakan kembali akuntansi (CCE dan CCA) dalam hubungannya dengan kebutuhan net
present value (NPV):
Jika CCA > EXA, dimana CCA > NPV, maka aset memiliki nilai saat ini dan
dipertahankan operasi saat ini
Jika EXA > CCA, dimana CCA > NPV, maka kemudian aset terlikuidasi saat ini yang
digunakan. Secara terus-menerus aset beradaptasi terhadap investasi alternatif lainnya
Jika EXA > CCA, dan CCA < NPV maka kesemua aktivitas dilikuidasi dan dihentikan.

L.O. 7. Perspektif Global dan International Financial Reporting Standards


(IFRS)
Penerapan Akuntansi berbiaya saat ini (CCA) sudah digunakan dan direkomendasikan
untuk digunakan pada tahun 1970an dan 1980an di USA, UK dan Australia serta telah diteliti
oleh badan International Financial Financial Reporting Standart. Di USA, ditandai dengan
dicabutnya ASR 90 oleh FASB dan menerbitkan statement 33 yang mempersyaratkan
pengungkapan data inflasi yang disesuaikan dengan biaya saat ini yang mendapatkan banyak
pertentangan dari perusahaan. Setelah mempertimbangkan data-data yang ada dan reaksi
terhadap pengungkapan data tambahan tersebut, FASB menerbitkan statement 82 pada
November 1984 yang mengeliminasi ketentuan tersebut. Di United Kingdom, Sandilands
Committee merekomendasikan sebuah sistem akuntansi biaya saat ini. Komite tersebut
menyimpulkan bahwa laporan biaya historis dengan penyesuaian nilai mata uang global
memiliki kegunaan yang terbatas. Dengan mempertimbangkan informasi yang dibutuhkan
oleh pengguna laporan keuangan, sistem CCA dapat memberikan penilaian yang memadai
terhadap keuntungan masa depan dari aset perusahaan kepada pengguna laporan keuangan
sehingga pada maret 1980 Accounting Standart Committee mengeluarkan statement (SSAP

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 17 of 23

16). Setelah memunculkan banyak perdebatan dari banyak perusahaan besar, maka ASC
membatalkan persyaratan pelaporan CCA dari SSAP 16. Di Australia badan profesi akuntansi
mengeluarkan Statement of Provisional Accounting Standart CCA pada oktober 1976 dan
kemudian merevisinya dalam Statement of Accounting Practice (SAP) 1 tetapi saat ini tidak
lagi diadopsi di Australia.
Setelah sistem CCA tersebut sudah tidak diadopsi lagi, AASB memilih untuk
mengadopsi international accounting standart untuk semua pelaporan entitas dengan laporan
keuangan yang bertujuan umum setelah 1 januari 2015. Dalam IAS 39 dan IAS 16
didefinisikan pengertian fair value dengan beberapa alternative pengukuran. Meskipun
terdapat beberapa alternative pengukuran, tetapi tidak disebutkan dalam standar konsep
capital maintenance mengenai perbedaan pengukuran fair value tersebut.
Terhadap adanya sistem CCA tersebut, ada banyak kritikan dari perusahaan contohnya
adalah adanya inkonsistensi dan lain-lain. Berbagai bentuk dari historical cost tersebut tetap
diterapkan meskipun adanya banyak kritikan. Pertanyaan selanjutnya apakah yang mendasari
penerapan tersebut? Pertanyaan tersebut akan dijawab pada bagian selanjutnya

A Mixed Measurement System and International Standards


Diskusi di atas menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana teknik current value
diterapkan dalam laporan keuangan. Secara khusus, masalah akuntansi untuk aset keuangan
memberikan contoh bagaimana harga jual dapat digunakan dalam laporan keuangan. Aset
keuangan mungkin termasuk trading securities dan held-to-maturity assets. Untuk trading
securities, keberadaan pasar yang siap berarti bahwa harga pasar tersedia dan dapat
dimasukkan ke dalam laporan keuangan. Trading securities diukur pada nilai pasar ditandai
di bawah IAS 39/AASB 139 Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran dan di bawah
GAAP Amerika Serikat dan Jepang. Aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo saat ini
dinilai pada biaya perolehan diamortisasi di sebagian besar negara. Namun, penggunaan nilai
pasar untuk semua instrumen keuangan ideal untuk beberapa pembuat standar.

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 18 of 23

Meskipun penilaian pasar yang tersirat dalam pendekatan "nilai wajar" dalam
beberapa standar pelaporan keuangan internasional, pendekatan telah diimplementasikan
secara mentah pada dasarnya karena regulator akuntansi tidak memiliki konsep teoritis
penilaian, pemeliharaan modal atau pengukuran pendapatan. Staubus berpendapat bahwa
mereka belum benar-benar mengadopsi teori keputusan-kegunaan. Sebaliknya mereka telah
mengadopsi istilah mereka sendiri, bukan metode pengukuran yang berbeda. Hal ini telah
menyebabkan sistem pengukuran campuran. Figure 6.1 menunjukkan gerakan menjauh dari
biaya historis yang ketat dan penggunaan konsep pengukuran yang berbeda di bawah standar
1. IAS 2/AASB 102: memungkinkan pengukuran persediaan sebesar nilai realisasi bersih
bahkan jika itu di atas biaya untuk persediaan produsen hasil pertanian dan kehutanan, bijih
mineral, dan persediaan broker-dealer produsen komoditas atau saham.
2. IAS 16/AASB 116: property, plant, and equipment dapat dinilai pada biaya historis atau nilai
revaluasi dimana nilai revaluasi adalah nilai wajar dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi
penurunan nilai berikutnya.
3. IAS 17/AASB 117: bunga sewa untuk tanah dicatat sebagai properti investasi di bawah IAS
40 / AASB 140 dan diukur pada nilai wajar dengan perubahan nilai diakui sebagai
keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi.
4. IAS 19/ AASB 119: pengukuran keuntungan atau kerugian pembatasan terdiri dari (a)
perubahan nilai kini kewajiban imbalan pasti, (b) perubahan yang terjadi dalam nilai wajar
aset program, dan (c) bagian pro rata dari setiap keuntungan keuntungan dan kerugian
aktuaria.
5. IAS 29/ AASB 129: penyesuaian atas laporan keuangan dari suatu entitas yang beroperasi
dalam ekonomi hiperinflasi dapat dilakukan dengan menggunakan indeks tingkat harga
umum.
6. IAS 36/ AASB 136: penurunan nilai aset, dimana aset senilai jumlah terpulihkan, yang
merupakan lebih tinggi dari nilai aset yang digunakan dan setara kas saat ini.
7. IAS 36/ AASB 136: memperlakukan nilai sisa aset sebagai setara kas saat ini.
8. IAS 37/ AASB 137: pengukuran provisi ditentukan dengan metode present value yang
diharapkan.
9. IAS 40/ AASB 140: properti investasi dapat diukur dengan pilihan antara (a) penurunan
penyusutan biaya atau (b) nilai wajar dengan perubahan nilai melewati laporan laba rugi
sebagai keuntungan atau kerugian.
Figure 6.1 Beberapa contoh penggunaan konsep pengukuran yang berbeda dalam IFRS

internasional.

ISSUES FOR AUDITORS


Auditor mencari bukti-bukti yang cukup dan tepat untuk mendukung pendapat mereka
tentang apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dan sesuai dengan standar dan
hukum yang relevan. Kualitas bukti ditentukan oleh relevansi dan keandalan dalam
menyediakan dukungan untuk, atau mendeteksi salah saji dalam, kelas transaksi, saldo
rekening dan pengungkapan entitas (ISA/ASA 500). Auditor percaya ada risiko yang lebih
besar dari salah saji, yaitu kebutuhan untuk mengumpulkan bukti audit yang cukup dan tepat
adalah lebih berat.

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 19 of 23

Auditor harus bersaing dengan model pengukuran campuran. Untuk setiap satu
kesatuan basis pengukuran dapat mencakup, minimal, nilai wajar (misalnya harga jual
instrumen keuangan), arus kas diskonto (misalnya penilaian penurunan nilai aset), dan
amortisasi biaya (misalnya aset tetap yang disusutkan). Bahkan dalam masing-masing
kategori, ada berbagai masalah aplikasi. Misalnya, untuk aset dinyatakan pada biaya
perolehan diamortisasi ada keputusan yang harus dibuat tentang apakah biaya-biaya tertentu
dikapitalisasi atau dibebankan; misalnya, biaya yang berkaitan dengan pemasangan aset tetap,
aset yang dibangun sendiri, dan belanja pengembangan.
Masing-masing model pengukuran membuat beberapa jenis risiko salah saji. Harga
jual bisa sulit untuk menentukan kapan pasar yang tipis diperdagangkan. Diskonto arus kas
memerlukan pertimbangan dari proyeksi arus kas masa depan dan pilihan tingkat diskonto.
Memutuskan apakah pengeluaran tertentu dalam sifat pemeliharaan atau perbaikan modal
bisa sulit, dan menilai prospek masa depan pengeluaran pembangunan bergantung pada
perkiraan penjualan produk. Auditor menangani beberapa masalah penilaian tersebut dengan
mencari pendapat ahli (ISA / ASA 620), dan lain-lain dengan menguji dasar asumsi
manajemen dan input data ke model penilaian daripada pengujian secara langsung nilai untuk
korespondensi ke nilai pasar eksternal (ISA 540 / ASA 540 dan 545).
Meskipun auditor dapat mengurangi risiko audit mereka dengan mendapatkan
pendapat ahli tentang penilaian, bukti menunjukkan bahwa penilaian tersebut belum tentu
lebih dapat diandalkan daripada yang dibuat oleh manajemen. Direksi lebih mungkin untuk
digunakan untuk revaluasi investasi, pabrik dan peralatan, dan asset tak berwujud. Serta
penilai eksternal lebih mungkin untuk digunakan untuk revaluasi tanah dan bangunan dan
aset lain jika direksi kurang independen.
Faktor lain yang meningkatkan risiko salah saji dalam pengukuran adalah keterlibatan
pihak-pihak berelasi. Di mana transaksi dengan pihak berelasi terjadi, auditor memerlukan
bukti spesifik bahwa transaksi telah dicatat dan diungkapkan dengan tepat (ISA 550 / ASA
550). Dalam arms-length transaction auditor mungkin harus puas bahwa biaya transaksi
adalah wajar, dan bahwa apapun yang dihasilkan aset, kewajiban atau elemen laba diukur
dengan tepat. Namun, keterlibatan pihak berelasi mempengaruhi kualitas bukti yang
diberikan oleh catatan transaksi. Auditor harus mencari bukti tambahan dari pihak ketiga,
memeriksa semua dokumen dan / atau aset, dan mendiskusikan rincian transaksi dengan
pengurus dan anggota komite audit, sesuai dengan situasi.

SUMMARY
Gambaran Umum dari Sistem Pengukuran Utama Pendapatan dan Modal dalam
Akuntansi - Biaya Historis, Biaya Saat Ini, dan Harga Jual Saat Ini
Setelah Wall Street runtuh pada tahun 1929, sistem biaya historis tradisional yang
menerapkan prinsip akuntansi sederhana muncul yang secara sistematis dikodifikasikan
sebagai dasar fundamental untuk mengukur modal dan menghitung pendapatan dengan
menggunakan pencocokan biaya pada akhir 1930-an. Pada tahun 1960-an beberapa alternatif

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 20 of 23

sistem penilaian dikembangkan yang memperbaiki biaya historis sebagai dasar sistem
akuntansi. Yang pertama adalah sistem biaya diperbarui yang cocok dengan biaya saat
penggunaan sumber daya untuk kapita senilai harga beli saat ini. Ada dua versi biaya saat ini:
modal keuangan dan operasional. Sistem penilaian lain digunakan nilai keluar atau harga jual
sebagai dasar penilaian.
Model Biaya Historis
Tujuan akuntansi dipandang sebagai pemantauan fungsi kepengurusan manajemen
dengan menghitung pendapatan dan menilai aset bersih dengan cara sederhana. Laporan laba
rugi dipertahankan sebagai lebih penting daripada neraca yang mencatat biaya belum
berakhir aset. Karena laporan laba rugi ditekankan, prinsip-prinsip pengakuan pendapatan
dan pencocokan memainkan peran penting. Biaya historis dianggap obyektif ditentukan dan
biaya melekat pada aset dan jasa yang diperoleh. Dengan melacak aliran biaya, akuntan juga
menjaga rekening operasional perusahaan. Akhirnya, tugas memutuskan biaya telah berakhir
dan yang belum, pada dasarnya kewenangan dan aturan didorong-karena membuat penilaian
tersebut hampir tidak mungkin.
Akuntansi Biaya Saat Ini: Keuntungan Usaha, Keuntungan Perusahaan, dan Modal
Operasi
Edwards dan Bell berpendapat bahwa perbandingan data akuntansi masa lalu yang
mengungkapkan jumlah, komposisi dan pembiayaan aset membantu manajer dalam membuat
keputusan ekonomi. Mereka menentukan bahwa nilai wajar aset untuk keputusan ini adalah
penilaian dengan menggunakan harga biaya saat ini. Keberangkatan utama dari biaya historis
konvensional bahwa keuntungan dan kerugian perusahaan diukur dan dimasukkan sebagai
bagian dari pendapatan atas dasar bahwa mereka adalah penghematan biaya untuk manajer,
dan beban cocok sebagai biaya saat penggunaan sumber daya. Kritikus menunjukkan bahwa
akuntansi biaya saat ini melanggar prinsip pengakuan pendapatan tradisional dengan
mengakui kenaikan nilai aset sebelum dijual.
Modal Keuangan vs Modal Fisik
Sementara para pendukung akuntansi biaya saat ini yakin bahwa ia menyediakan
informasi yang lebih berguna daripada akuntansi sejarah, mereka tidak setuju pada semua
masalah. Secara umum, pendukung dapat dibagi menjadi dua kubu: (1) orang-orang yang
percaya pada konsep modal keuangan, dan (2) orang-orang yang percaya pada konsep modal
fisik. Masing-masing ukuran modal menyebabkan laba yang diperoleh berbeda, dengan
modal fisik keuntungan umumnya lebih rendah dan kurang stabil. Secara kuantitatif,
perbedaan antara dua sudut pandang adalah bahwa keuntungan memegang termasuk dalam
keuntungan di bawah modal dan dikecualikan dalam modal fisik.
Akuntansi Harga Jual
Macneal berpendapat bahwa keuntungan termasuk menyadari dan komponen yang
belum direalisasi berdasarkan harga jual pasar saat ini; Chambers berkonsentrasi pada
perilaku adaptif perusahaan dan implikasinya; dan Sterling meneliti jenis keputusan
pengguna yang cenderung untuk dibuat. Laporan keuangan harga jual juga dipandang bebas
Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 21 of 23

alokasi dan memiliki referensi harga dunia nyata. Dalam analisis terakhir, kelangsungan
hidup ekonomis perusahaan tergantung pada jumlah uang tunai yang didapat dan neraca
sangat penting untuk keputusan ini. Kritikus berpendapat bahwa akuntansi harga jual terlalu
sempit dalam penafsiran nilai ekonomi.
Perbedaan antara Nilai Pakai dan Nilai Tukar
Ketika pasar sangat lancer dan efisien, terdapat perbedaan yang sangat kecil dalam
pengukuran nilai. Lebih jauh, Staubus menunjukkan bahwa ada sejumlah faktor yang umum
untuk kedua sudut pandang likuidasi (nilai tukar) dan nilai pakai. Nilai pakai menilai
kemampuan perusahaan untuk bertahan hidup dalam jangka panjang (solvabilitas) dan nilai
dalam pertukaran menilai kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dalam jangka pendek
(likuiditas).
Inisiatif Global dan Hubungan dengan Akuntansi Nilai Wajar dibawah International
Financial Reporting Standards (IFRS)
Akuntansi berbiaya saat ini (CCA) sudah digunakan dan direkomendasikan untuk
digunakan pada tahun 1970an dan 1980an di USA, UK dan Australia dan kemudian
ditinggalkan. Kebanyakan sistem akuntansi didasarkan pada modal fisik dan tidak mengakui
keuntungan ditahan sebagai pendapatan. Sekarang, penggunaan akuntansi berbiaya saat ini
dilakukan secara mixed measurement.
Eksaminasi yang dilakukan IFRS menunjukkan bahwa sementara akuntansi biaya
historis secara umum masih digunakan, terdapat beberapa standar akuntansi bertipe nilai saat
ini. Bagaimanapun juga, metode pengukuran tidak secara fundamental didorong oleh
perbedaan prinsip. Perbedaan pengukuran telah digunakan untuk menilai aset dan kewajiban
terkait dengan kondisi spesifik yang berbeda-beda. Saat ini, pendekatan IASB menggunakan
mixed valuation dimana akuntansi nilai wajar didefinisikan sebagai harga masukan pasar saat
ini ataupun biaya historis ataupun harga jual ataupun arus kas masa depan yang
didiskontokan.
Isu untuk Auditor
Auditor harus mendapatkan bukti yang cukup dan sesuai untuk penyajian wajar dan
kesesuaian dalam laporan keuangan auditee. Risiko audit dapat muncul dari penggunaan
model mixed measurement. Beberapa risiko dihadapi auditor melalui penilaian yang
dilakukan ahli independen dan risiko lainnya dihadapi dengan menguji asumsi manajemen
dan input data model penilaian yang digunakan.

Sistem Pengukuran Akuntansi

Page 22 of 23

Anda mungkin juga menyukai