Oleh :
MUHAMMAD RIZQI AKMAL
1810711310004
Oleh:
MUHAMMAD RIZQI AKMAL
1810711310004
Penulis
i
RINGKASAN
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................. i
RINGKASAN........................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
DAFTAR TABEL.................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................ iv
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang...................................................................... 1
1.2. Tujuan................................................................................... 2
1.3. Kegunaan.............................................................................. 3
1.4. Waktu dan Tempat............................................................... 3
BAB 2. METODE PRAKTIKUM.......................................................... 4
2.1. Metode Praktik Lapang........................................................ 4
2.2. Pengumpulan Data................................................................ 5
BAB 3. REALISASI KEGIATAN MAGANG...................................... 7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................. 9
4.1. Hasil...................................................................................... 9
4.1.1. Profil dan Sejarah Tempat Magang............................ 10
4.1.2. Struktur Organisasi..................................................... 11
4.1.3. Proses Pengolahan Ampang....................................... 12
4.2. Pembahasan.......................................................................... 15
BAB 5. PENUTUP................................................................................... 18
5.1. Kesimpulan........................................................................... 18
5.2. Saran..................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
3.1. Realisasi Kegiatan Magang Di UMKM Rini Amplang...................... 7
4.1. Peralatan dan Perlengkapan Pengolahan Amplang............................. 12
4.2. Bahan-bahan dalam Pengolahan Amplang.......................................... 12
iv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
4.1. Struktur Organisasi…………….……………………….………...… 11
4.2..Diagram Alir Pengolahan Amplang…………………..…………... 14
v
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Dokumentasi Kegiatan Magang............................................................ 22
2. Catatan Harian Kegiatan Magang.......................................................... 26
3. Nilai Praktik Magang............................................................................. 29
4. Lembar Kendali Konsultasi Magang..................................................... 30
vi
iv
2
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
1.2. Tujuan
1.3. Kegunaan
1
BAB 2. METODE PRAKTIKUM
4
4
5
dan fenomena yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi
(Hariwijaya, 2007). Metode ini dilaksanakan pada saat kegiatan berlangsung yaitu
dengan melakukan wawancara kepada Kepala Balai, laporan/analis pendamping
di laboratorium, pemilik usaha, petugas administrasi, dan sumber informasi lain di
lapangan. Wawancara ini dilaksanakan sebelum kegiatan magang dilakukan.
d. Deskriptif
Metode deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diamati melalui data atau informasi yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat
kesimpulan yang berlaku umum (Sugiono, 2009). Kegiatan ini dimaksudkan agar
nantinya menghasilkan gambaran mekanisme proses atau hubungan, kemudian
menjelaskan tahapan serta menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai
subjek pengamatan pada saat magang.
e. Partisipatif
Menurut Djalal dan Supriyadi (2017), partisipatif merupakan wujud dari
peran dalam aktivitas berupa perencanaan dan pelaksanaan untuk mencapai
tujuan. Wujud dari partisipasi dapat berupa saran jasa, ataupun dalam bentuk
materi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kegiatan ini berkaitan
dengan peran kita pada saat magang berlangsung di UMKM Rini Amplang. Peran
ini dalam artian kita memberikan jasa terhadap instansi tersebut selama magang
berlangsung.
2. mengumpulkan data primer antara lain yaitu dengan observasi, wawancara dan
penyebaran kuesioner.
3. Data Sekunder merupakan pendekatan yang menggunakan data-data tersebut
sesuai dengan tujuan. Data sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber
seperti Biro Pusat Statistik (BPS), buku laporan, jurnal dan lain-lain.
BAB 3. REALISASI KEGIATAN MAGANG
7
8
7
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
9
12
14
10
Usaha amplang merupakan usaha turun temurun dari orang tua sejak tahun
1992 di Kabupaten Kotabaru. UMKM Rini Amplang sudah berdiri selama 10
tahun yaitu dari tahun 2012 di Kota Banjarbaru. Pada awal memulai usaha
UMKM Rini Amplang hanya bermodal uang sebesar Rp. 5.000.000.00,- dan
mempekerjakan 2 orang tenaga kerja, namun sekarang seiring dengan
berkembangnya usaha sekarang telah memiliki 6 orang tenaga kerja. Usaha ini
memberdayakan para ibu rumah tangga dan anak muda dari masyarakat sekitar
yang tidak memiliki pekerjaan.
UMKM Rini Amplang merupakan usaha yang bergerak di bidang
makanan ringan (camilan). Produk yang dijual ibu Rini menjadi pilihan konsumen
karena produknya memiliki rasa yang enak, renyah dan gurih. Pihak UMKM Rini
Amplang sangat memperhatikan kualitas produk dengan menetapkan bahan baku
pilihan dan berkualitas, tidak menggunakan bahan pengawet, dan tidak
menggunakan bahan kimia lainnya. Disamping bisa dikonsumsi sebagai makanan
ringan, cemilan, atau makanan tambahan. ikan tenggiri memiliki protein lebih
tinggi jika dibandingkan kacang-kacangan dan kandungan asam aminonya yang
mudah dicerna oleh tubuh.
Sebagai seorang yang berkomitmen terhadap produk lokal, Ibu Rini
Wardani sebagai pemilik UMKM Rini Amplang sangat menyayangkan jika
potensi daerah Kalimantan Selatan tidak dimanfaatkan secara optimal. Komitmen
beliau didukung oleh Pemerintah Kota Banjarbaru yang mendorong dan
mendukung penuh usaha UMKM Rini Amplang untuk berkembang. Secara umum
perkembangan UMKM yang berada di Kota Banjarbaru berpotensi menopang
14
11
Direktur
Rini Wardani
Wakil Direktur
Paimun
Ikan Tenggiri
Pengadonan
Pemotongan adonan 2 cm
Penirisan
Amplang
4.2. Pembahasan
Kegiatan UMKM Rini Amplang meliputi, yaitu produksi amplang,
menjual amplang dan menjual titipan produksi dari UMKM lain sebagai sentral
oleh-oleh serta melakukan distribusi amplang ikan tenggiri ke toko Alfamart,
Indomaret, dan Hypermart.
Tahapan-tahapan pengolahan amplang dimulai dengan melakukan
pelumatan daging atau menghancurkan daging ikan, kemudian pengadonan
pencampuran daging ikan tenggiri yang sudah dilakukan pelumatan dan diberi
tepung tapioka, bawang putih. Penambahan telur dalam pembuatan amplang
berfungsi sebagai bahan penguat adonan agar tidak mudah hancur saat digoreng.
Komposisi telur yang utuh adalah putih telur berguna sebagai pengempuk dalam
suatu butir telur utuh kandungan putih telur sebanyak 64% sedangkan kuning telur
sebanyak 36%, penambahan telur dalam pembuatan amplang sangat
mempengaruhi daya kembang amplang, bagian telur yang memiliki fungsi sebagai
pengemulsifier adalah kuning telur karna terdapat lesithin yang dapat
mengembangkan adonan dapat mempercepat hidrasi air dari tepung serta juga
sebagai pengempuk (Koswara, 2009).
Tahap penggilingan dan pemotongan yaitu adonan amplang ikan tenggiri
dipotong dengan beberapa bagian, kemudian bentuk adonan dengan bentuk
panjang-panjang, lalu dipotong menggunakan pisau. Tahap penggorengan adonan
amplang ikan tenggiri menggunakan minyak goreng. Minyak goreng yang
digunakan harus sering diganti agar amplang yang digoreng tidak berbau tengik,
memasukkan amplang lalu lakukan pengadukan dengan spatula terus-menerus
hingga amplang tesebut masak, kemudian melakukan penirisan amplang yaitu
dengan dituang ke wadah dengan disamping ada kipas angin yang berguna agar
amplang yang ditiriskan cepat dingin dan minyak yang terperangkat dalam
amplang cepat kering serta tidak mengendap dalam amplang, pengadukan dengan
tangan agar amplang cepat dingin dengan merata.
Pengembangan kerupuk merupakan salah satu faktor penentuan kualitas
yang paling penting karena mempengaruhi daya beli konsumen. Bahan yang
digunakan sebagai pengembang alami dalam pengolahan kerupuk amplang ini
19
16
adalah telur. Agar kerupuk mengembang dengan baik sewaktu menggoreng, dapat
menggunakan telur yang berfungsi sebagai pengembang. Adonan kerupuk harus
diuleni sampai kalis agar memperoleh bentuk mengembang yang sempurna.
Kerupuk yang berkualitas tinggi akan mengembang 3-5 kali lipat sewaktu
digoreng (Suprapti, 2005).
Rasa pada amplang merupakan faktor penentu daya konsumen terhadap
produk pangan. Rasa lebih banyak dinilai menggunakan indra pengecap dan lidah,
dalam pemilihan produk oleh konsumen, karena kandungan gizinya baik tetapi
rasanya kurang maka tidak dapat diterima oleh konsumen dan produk tidak laku.
Kelezatan amplang sangat ditentukan oleh faktor aroma, aroma menjadi
daya tarik tersendiri dalam menentukan rasa enak dari produk makanan itu
sendiri.
Amplang yang dinilai bergizi dan teksturnya sangat baik tidak akan
dimakan apabila memiliki warna yang tidak sedap dipandang atau memberi kesan
menyimpang dari warna yang seharusnya.
Amplang yang masak ditandai dengan proses pengembangan sudah
sempurna, warna kuning, dan tekstur renyah kemudian dilakukan penirisan.
Caranya amplang dituang ke dalam wadah berlubang yang bisa meniriskan
minyak sambil didinginkan dengan kipas angin. Wadah yang berlubang bertujuan
agar minyak yang terperangkap dalam amplang cepat kering dan keluar serta tidak
mengendap dalam amplang. Secara berkala dilakukan pengadukan dengan tangan
yang bertujuan untuk meratakan sebaran suhu dan penirisan minyak sehingga
amplang cepat dingin dengan merata. Proses ini berlangsung sekitar 15 menit.
Tahapan selanjutnya pengemasan amplang, yaitu menggunakan kemasan
primer dan sekunder. Kemasan primer adalah kemasan yang mengalami kontak
langsung dengan produk, kemasan yang digunakan yaitu plastic pp
(Polypropylene) adalah jenis kantong plastik bening transparan, tidak elastis,
bersih, higienis dan tidak berbau. Kemasan sekunder adalah kemasan yang tidak
mengalami kontak langsung dengan produk (Mahmud, 2008), kemasan sekunder
yang digunakan pada produk Rini Amplang adalah plastik besar dan karton.
13
17
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
18
22