THESIS
Oleh :
SUWARTI
6305040078
UNIVERSITAS INDONESIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI BIOLOGI
DEPOK
2008
Menyetujui,
1.Komisi Pembimbing
hanya kepada Allah, SWT, Tuhan semesta alam sehingga akhirnya tesis ini dapat
diselesaikan. Penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam
1. Bapak Dr. Arief Budi Witarto, selaku pembimbing I dan Ketua Laboratorium
kesabaran, motivasi, dan dukungan baik materil maupun moril sehingga penulis
3. Ibu Aryanti Oetari, Ph. D selaku penguji I, atas segala kritik, saran dan masukan
4. Bapak Dr. Wibowo Mangunwardoyo selaku penguji II, atas segala kritik, saran
yang memberikan ilmu dan motivasi selama studi di Departemen Biologi UI.
vi
Yuyun, Mba Wulan, Mba Sandra, Imam, Glaudy, Didik, Pak Dondin, Pak Sjahrir
atas bantuannya.
9. Keluarga tercinta, suami Dheni Mita Mala atas pengertian, semangat, motivasi,
dan cinta kasih, Ibu yang memungkinkan semua ini terjadi, dan anakku tercinta
Harvy Raffa Azami, semoga yang dilakukan Bunda dapat menjadi inspirasi kelak.
10. Semua pihak yang membantu penulis dan tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari dengan sangat, tulisan ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, penulis terbuka terhadap segala kritik, saran dan masukan.
Terima kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
SUMMARY ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR........................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... x
LAMPIRAN…………………………………………………………………………….. 105
Thesis supervisors:
Dr. Arief Budi Witarto, M. Eng; Dr. Wellyzar Sjamsuridzal
SUMMARY
decades. This reaction had been utilized in biosensor (Yuhashi et al. 2005),
quinon is one of the latest known-cofactors. PQQ differs from other cofactor
since it is not covalently bond to its enzyme (Oubrie et al. 1999). PQQ
al. 1998).
water (Toyama et al. 1995), fruits (Adachi et al. 2003), plants, and in human
1985). One of the habitats which provides such organic substrates is Situ
quinone.
Depok. This is the first study on bacteria isolation performed in Situ Agathis
UI, Depok. Hence, this study can provide information about the
Depok.
The study consists of two part: first part describe the isolation of
dilution, filtration using filter paper Milipore membran (0.2 µm) based on
bacteria was carried out by using selective media based on Toyama et al.
The result showed that 83 isolates were obtained from Situ Agathis
isolates, 15 isolates were randomly selected for further study e.g : five
bacteria.
analyzed further in second part this thesis. Those enzymes were examined
for their possibility to have intracellular PQQ cofactor. Those enzymes were
acrylamide gel. We assumed that the amount of protein extracted from cell
which had thicker peptydoglycan layer than isolate G1H1D30 which is Gram
negative bacteria.
from isolate G1H1D30 was known to be PQQ dependent enzymes from its
activity increased after addition of PQQ. The addition of PQQ raised the
enzyme activity to eight fold from 0.102 U/mL to 0.94 U/mL of crude enzyme
extract. In contrast, addition of PQQ did not give significant effect to EDH
enzyme activity (activity of crude enzyme remain 0.082 U/mL in the presence
analyze the real cofactor of EDH from isolate A1H2D60. EDH differs from
GDH since it had disulphide ring which stabilize PQQ bound to its enzyme.
performed. PQQ-GDH do not have any disulphide ring which could stabilize
PQQ bound. This fact implicated unstable PQQ bound to GDH while isolation
Suwarti
atiesuwarti@yahoo.com
ABSTRACT
PENDAHULUAN
mulai dari bakteri, khamir, hingga mamalia (Bishop et al. 1998). Enzim
al. 2002) dan siklus asimilasi serin (Korotkova et al. 2002). Moat et al.
biosensor (Yuhashi et al. 2005), biofuel dan biotransformasi (Zu et al. 2006).
darah (Witarto 1997). Selain biosensor glukosa, saat ini juga sedang
Enzim tersebut dapat dihasilkan oleh bakteri Gram negatif (Frank dan Duine
1979; Duine et al. 1986; Adamowicz et al. 1991) maupun bakteri Gram positif
substrat lain seperti tanaman (Adachi et al. 2003), kaki serta kulit manusia
Sumber karbon yang dibutuhkan dapat diperoleh dari glukosa (Dokter et al.
format (Yoch et al. 1990) dan senyawa-senyawa organik yang lebih kompleks
seperti polivinil akohol (Shimao et al. 1986), dan gliserol (Toyama et al.
adalah perairan tawar. Menurut Sobczak et al. (2002) sumber karbon organik
sangat terbatas.
Salah satu daerah perairan yang kaya akan kandungan bakteri yang
2006, di kawasan UI, Depok terdapat enam situ yakni Situ Kenanga, Situ
Agathis, Situ Mahoni, Situ Puspa, Situ Ulin dan Situ Salam. Beberapa di
2003).
mikroalga dari enam situ di kampus UI, Depok. Selain itu, Situ Agathis
oksidoreduktase.
Bacillus subtilis (Iswantini dan Nurhidayat 2005) telah diisolasi dari kawasan
biofuel.
Depok.
BAHAN
Sampel air
diperoleh dari Situ Agathis, Kampus UI, Depok dari dua titik sampling yang
Mikroorganisme
enam sampel air dari dua titik sampling pada Situ Agathis, Kampus UI,
Depok. Lima belas isolat yang dianggap mewakili seluruh isolat yang
Cibinong.
T B
Situ Agathis
200 m
Bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan dari Merck antara lain : NaCl, KNO3,
Brilliant Blue (CBB), Bromphenol Blue (BB), etanol, dan metanol. Bahan-
bahan dari Difco yang digunakan untuk pembuatan medium antara lain :
Bacto Tryptone, Yeast Extract, Bacto Agar dan Nutrient Agar. Bahan kimia
Bahan kimia lain yang digunakan adalah: akuades, MOPS (usb), Triton
X-100 (Promega), gliserol dan Rose Bengal (Wako). Selain itu digunakan
Medium
Situ Agathis adalah medium Plate Count Agar (PCA). Medium yang
Peralatan
tip (Axygen), alat-alat gelas (Iwaki, Schott dan Pyrex), autoklaf (Everlight), pH
tusuk gigi steril, lemari pendingin, plastic wrapp, bunsen, laminar air flow
CARA KERJA
dilakukan secara acak. Lokasi pertama terletak pada daerah selatan situ
yang bersebelahan dengan daerah aliran outlet situ. Titik sampling pertama
sampling kedua berada sekitar 800 m ke arah utara dari titik sampling
kedua titik sampling dapat dilihat pada Gambar I.2 dan Gambar I.3.
pukul 08.51 WIB berdasarkan metode Gandjar et al. (1992). Sampel air
Pembuatan medium
pada suhu 1210 C tekanan 2 atm. Medium yang telah steril didiamkan
stok 10 mg/mL sikloheksimida steril sebanyak 100 µL, larutan Rose Bengal
karbon steril yang berupa metanol 10% v/v dan etanol 10% v/v hingga
konsentrasi akhir 0,2% v/v, dan glukosa 10% w/v hingga konsentrasi akhir
0,2% w/v secara aseptis. Selanjutnya medium dituang ke dalam cawan Petri
sikloheksimida 10 mg/mL, Rose Bengal 0,3 g/mL, etanol 10% v/v, metanol
10% v/v, dan glukosa 10% w/v dapat dilihat pada Lampiran I.1.
modifikasi tanpa penambahan yeast extract dalam 250 mL berisi: KNO3 0,5
suhu 1210 C tekanan 2 atm. Medium yang telah steril didiamkan hingga
sumber karbon yang berupa 500 μL metanol dan etanol hingga konsentrasi
akhir 0,2 %v/v dan glukosa hingga konsentrasi akhir 0,2% w/v secara
aseptis.
c. Medium NA
kemasan.
d. Medium PCA
dibiarkan mengeras.
Pengerjaan sampel air situ dari Kampus UI, Depok dilakukan dengan
Isolasi Bakteri
media basal selektif yang telah diberi kotak pada bagian bawah untuk
dijadikan pustaka koloni dan diinkubasi selama 24 jam pada suhu ruang
(± 27º C). Apabila telah tampak pertumbuhan koloni pada medium pustaka
Pemurnian isolat
24 jam pada suhu ruang (27º C). Proses pemurnian dilakukan sebanyak tiga
tunggal tersebut dijadikan biakan asli (original culture). Biakan asli dipindah
diinkubasi pada suhu ruang (± 270 C) selama 24 jam untuk dijadikan stock
culture dan disimpan pada suhu suhu 40 C. Sebanyak satu ose isolat dari
selama 24 jam pada suhu ± 270 C untuk dijadikan working culture dan
disimpan pada suhu 40 C. Selain dalam bentuk segar, dibuat pula stock
culture dalam bentuk gliserol 10% dan disimpan pada suhu -70º C.
a. Produksi enzim
sebanyak 1 mL di dalam tabung mikro 1,5 mL. Sebanyak satu ose isolat –
medium produksi lalu diinkubasi pada suhu 270 C dengan agitasi 200 rpm
b. Isolasi enzim
hari dengan cara sentrifugasi pada 14.000 rpm selama 15 menit suhu 40 C.
sel divorteks dan diinkubasi pada suhu 270 C selama 15 menit. Pemisahan
sisa-sisa sel dilakukan dengan sentrifugasi pada 14.000 rpm selama 15 menit
oksidoreduktase.
Larutan stok, resolving gel, stacking gel dan pewarna gel seperti terlampir
dijalankan pada 110 Volt dan 30 mA selama kurang lebih 1,5 jam. Setelah
diperoleh titik biru kehitaman (spot) pada gel. Reaksi dihentikan dengan
pada suhu ruang (± 27º C) selama 24 jam. Gel yang telah diwarnai dengan
pewarna protein, dicuci dengan larutan pencuci hingga warna gel awal
digunakan diganti apabila telah berubah dari bening menjadi biru pekat.
kedua titik sampling berkisar pada 5,8 hingga 6,2 ppm, dan kandungan BOD
kedua titik sampling berkisar pada 11,5 hingga 12,2 ppm. Situ Agathis
memiliki rerata pH 6 dan rerata suhu air 260 C. Jika mengacu pada PP.
kisaran 5-9, suhu air berdeviasi 5 dari suhu air yang seharusnya (250 C),
kandungan DO minimum 0 ppm dan nilai BOD maksimum 12, nilai chemical
oxygen demand (COD) ≤ 200 ppm, kandungan bakteri fecal coliform ≤2000
CFU /mL, kandungan total bakteri <10000 CFU/mL, dan kandungan residu
terlarut < 2000 ppm maupun residu tersuspensi < 400 ppm. Berdasarkan
data-data lingkungan yang diperoleh pada Tabel I.1, tidak dapat dilakukan
penilaian terhadap Situ Agathis apakah berada pada kondisi yang sesuai
Suhu
Waktu BOD
Titik air pH DO air Kedalaman
No pengambilan 0 air Cuaca
sampling ( C) air (ppm) (cm)
(ppm)
08.51 WIB
1 1 26 6 5,8 11,5 28 Cerah
Berdasarkan data TPC yang diperoleh dari sampel air, kisaran total
bakteri pada Situ Agathis adalah 2,0 x 104 ~ 2,0 x 106 CFU/mL. Kisaran
CFU/mL (De Wever et al. 2005; Piccini et al. 2006). Bila dibandingkan
dengan populasi bakteri secara umum dari perairan tawar, populasi bakteri
Populasi bakteri total pada titik sampling pertama adalah 2,0 x 104
CFU/mL, sedangkan populasi bakteri total pada titik sampling kedua adalah
2,0 x 106 CFU/mL . Perbedaan populasi bakteri total pada kedua titik
yang lebih banyak pada titik sampling kedua. Menurut Church et al. (2000)
untuk hidup pada suatu habitat bergantung pada faktor-faktor fisik dan kimia
seperti suhu (Simon dan Wunsch 1998), pH (Russel et al. 1980) dan
kandungan oksigen (Kotoski 1997). Berdasarkan Tabel I.1, suhu pada kedua
titik sampling di Situ Agathis adalah 260 C dan pH pada kedua titik sampling
tumbuh dengan optimum pada kisaran pH 6,5 -7,5 dan suhu 30-400 C (Moat
et al. 2002).
UI, Depok. Isolat-isolat bakteri tersebut diperoleh dari hasil isolasi yang
dilakukan terhadap substrat air dari dua titik sampling di Situ Agathis dengan
berbagai habitat yang memiliki sumber organik seperti perairan tawar dan
gliserol.
dilihat pada Tabel I.2. Nilai rerata populasi bakteri penghasil enzim etanol
sampling pertama sebanyak 1,9 x 102 CFU/mL sampel air dan dari titik
sampling kedua sebanyak 2,1 x 102 CFU/mL sampel air. Asimilasi etanol
2
Etanol 1,9x 10
1
3
Glukosa 4,3 x 10
2
Metanol 1,1 x 10
2
Etanol 1,9 x 10
2
2
Glukosa 2,1 x 10
1
Metanol 2,4 x 10
membentuk aldehid oleh enzim EDH (Anthony et al. 1986; Sulter et al.
dihasilkan akan masuk ke dalam salah satu dari dua jalur asimilasi etanol.
2002), sedangkan jalur kedua adalah jalur siklus serin yang menghasilkan
energi (Korotkova et al. 2002; Korotkova et al. 2005). Melalui kedua siklus
tersebut, sel bakteri dapat menghasilkan ATP yang dapat digunakan untuk
dari medium seleksi yang mengandung glukosa pada titik sampling pertama
sebanyak 4,3 x 102 CFU/mL sampel air dan pada titik sampling kedua
sebanyak 2,1 x 102 CFU/mL sampel air. Populasi bakteri penghasil glukosa
paling banyak digunakan oleh bakteri perairan (Hahn 2006). Menurut Rich et
al, (1996) asimilasi glukosa oleh bakteri digunakan untuk proses respirasi
al. 1998; Peekhouse dan Conway 1998). Menurut Fliege et al. (1998)
terdapat dua jalur alternatif untuk asimilasi glukosa oleh bakteri yaitu :
fosfat yang rendah. Kondisi perairan dengan kandungan fosfat yang rendah
bakteri menghasilkan ATP yang melalui sikus tricarboxylic acid (TCA) (Moat
et al. 2002).
dari medium seleksi yang mengandung metanol pada titik sampling pertama
sebanyak 1,1 x 102 CFU/mL sampel air dan pada titik sampling kedua
sebanyak 2,4 x 101 CFU/mL sampel air. Populasi bakteri penghasil enzim
karbon tunggal. Metanol dan etanol akan diasimilasi pada jalur metabolisme
titik sampling Situ Agathis memiliki nilai yang relatif sama. Hal tersebut
relatif lebih banyak dihuni oleh fitoplankton dibandingkan titik sampling kedua
berbeda pada warna, profil, tekstur dan tepi koloni. Isolat-isolat yang terpilih
berjumlah 15 isolat dengan rincian enam isolat dipilih dari medium yang
mengandung etanol, lima isolat dari medium yang mengandung glukosa, dan
bervariasi dari kusam, mengilap dan licin. Penampakan koloni tampak tidak
karbon tunggal. Bakteri yang menghasilkan enzim GDH yang hidup pada
perairan meliputi genus Bacillus (Lampel et al. 1986), E. coli (Peekhouse dan
G2H3D20
G2H3D20 M1H2D5 M1M3 M2M2 M2M4 11 cm
cm
10 µm
10 µm
No
Metode Pengerjaan
Media Profil
Lokasi Permukaan dan
pertum Wana koloni samping
sampling tekstur
buhan Filtrasi dan tepi
Dilusi
Milipore
Agak kusam,
Titik
Putih agak berlendir dan Datar,tepi
1 Etanol A1H1D26 - sampling
kehijauan agak tembus bergerigi
1
pandang
- Licin, mengilap,
Titik
Kuning agak berlendir, dan Menggunung,
2 Etanol A1H2D56 sampling
kehijauan tidak tembus rata
1
pandang
- Licin, mengilap,
Titik
berlendir dan
3 Etanol A1H2D60 sampling Kekuningan Datar;rata
tidak tembus
1
pandang
- Licin, mengilap,
Titik
Kuning agak berlendir, dan
4 Etanol A2H2D14 sampling Datar;rata
krem tidak tembus
2
pandang
- Titik Mengilap, licin,
5 Etanol A2H2D19 sampling Krem keputihan berlendir, tidak Datar;rata
2 tembus pandang
- Licin, mengilap,
Titik
berlendir, dan Menggunung,
6 Etanol A2H3D4 sampling Kekuningan
tidak tembus tepi bergerigi
2
pandang
- Licin, mengilap,
Titik
Kuning agak berlendir, dan
7 Glukosa G1H1D30 sampling Datar;rata
kemerahan tidak tembus
1
pandang
-
Licin, mengilap,
Titik
berlendir, dan Menggunung;
9 Glukosa G2H1D21 sampling Putih agak krem
tidak tembus rata
2
pandang
Licin, mengilap,
Titik
berspora,dan
10 Glukosa G2H2D22 - sampling Kekuningan Datar;rata
tidak tembus
2
pandang
Datar; rata
Licin, mengilap,
Titik
berspora,dan
11 Glukosa G2H3D20 - sampling Krem
tidak tembus
2
pandang
Tabel I.4. Karakteristik morfologi mikroskopis dan hasil pewarnaan gram isolat-
isolat bakteri terpilih penghasil enzim oksidoreduktase dari Situ Agathis di kampus
UI, Depok pada medium NA dengan umur 24 jam.
Ukuran sel
Hasil pewarnaan Gram dan
No. Kode Isolat (panjang; lebar; diameter
bentuk sel
dalam µm)
1 A1H1D26 Negatif ; bulat d=1
2 A1H2D56 Negatif ; bulat d = 0.5-1
3 A1H2D60 Positif; ellips p=2;l=1
4 A2H2D14 Negatif ; bulat d=1
5 A2H2D19 Positif; ellips p = 1.5 ; l = 1
6 A2H3D4 Positif; ellips p= 0.5; l = 1
7 G1H1D30 Negatif ; batang p=2 ;l=1
8 G1H3D10 Negatif ; ellips p = 1.5 ; l = 1
9 G2H1D21 Negatif; bulat d=1
10 G2H2D22 Positif; ellips p=2 ;l=1
11 G2H3D20 Negatif ; ellips p = 1.5 ; l = 1
12 M1H2D5 Negatif ; bulat d = 0.5
13 M1M3 Negatif ; bulat d = 0.5
14 M2M2 Negatif ; bulat d = 0.5-1
15 M2M4 Negatif ; bulat d = 0.5-1
Beberapa bakteri metilotropik yang telah diisolasi dari perairan antara lain:
terlampir pada Gambar I.6. Rincian hasil pengecatan Gram dan pengamatan
mikroskopis terlampir pada Tabel I.4. Hasil pada Gambar I.6 dan Tabel I.4.
M2M2, dan M2M4) adalah bakteri Gram negatif. Menurut Ameyama et al.
Namun, beberapa isolat juga memiliki bentuk ellips (enam isolat dari 15 isolat
terpilih) dan bentuk batang (satu isolat dari 15 isolat terpilih). Morfotipe yang
beragam yang ditunjukkan pada Tabel I.3 dan Tabel I.4 juga mengindikasikan
khususnya penghasil enzim GDH dan EDH dari Situ Agathis. Bakteri-bakteri
yang dapat dijumpai pada perairan tawar seperti danau dan dapat
al. 2000; Hahn 2003; Zwart et al. 2003) dan Proteobacteria (Hiorns et al.
1997; Zwart et al. 2003), Cyanobacteria (De Wever et al. 2005). Akan tetapi
isolat penghasil enzim oksidoreduktase tidak dilakukan. Oleh karena itu perlu
dilakukan terhadap ekstrak kasar enzim isolat-isolat terpilih dan dari medium
enzim yang diperoleh dengan melakukan isolasi enzim. Isolasi enzim yang
Hasil pengujian enzim EDH, GDH, dan MDH dari ekstrak kasar enzim
menunjukkan hasil Native-PAGE dari ekstrak kasar enzim EDH. Gambar I.7
Gambar I.7 E dan F menunjukkan hasil Native PAGE dari ekstrak kasar
enzim MDH. Berdasarkan Gambar I.10 terlihat bahwa seluruh isolat terpilih
terlihat dari spot biru kehitaman di area gel yang bening pada Gambar I.7 A,
Enzim
oksidoreduktase
Substrat + PMS(reduksi) Produk + PMS(oksidasi)
Menurut Toyama et al. (1995) bakteri penghasil GDH, EDH, dan MDH dapat
oksidoreduktase, pewarna seperti PMS dan NBT juga dapat tereduksi oleh
1 2 3 4 5 6 7 1 2 3 4 5 6 7 8
kDa
116
76
53
A B
9 10 11 12 13 14 15 kDa
9 10 11 12 13 14 15
116
76
53
C D
16 17 18 19 20 21 16 17 18 19 20 21 kDa
116
76
F 53
E
F
E
enzim EDH, GDH dan MDH yang diperoleh merupakan protein karena
Hasil Native-PAGE pada ekstrak kasar enzim GDH, EDH, dan MDH
karena tidak dapat dilakukan estimasi pengukuran berat molekul enzim terkait.
faktor, antara lain: ukuran pori gel akrilamid yang terlalu besar, arus listrik yang
KESIMPULAN
oksidoreduktase intraselular.
697-671.
181: 517-524.
J. Bacteriology. 122:1189-1199.
71(9): 5029-5037.
131-138.
201-209.
87 hlm.
J. 234: 611-615.
11(6): 912-916.
hlm.
1758.
Biologija. 2: 441-450.
32(10): 2722-2733.
Bauke.1999. The 1.7 Ȃ crystal structure of the apo form of the soluble
18 (19): 5187-5194.
130.
glucose in the upper water column of the Gulf of Mexico. Amec. Soc.of
Van Schie, B., Hellingwerf, K.J., Van Dijken, J.P., Elferink, M.G.L., Van Dijl,
499.
Van Ophem, P.W., G.J.W. Euvrink, L. Dijkhuizen & J.A. Duine. 1991. A novel
Witarto, A.B. 1997. From bench to business: The story of glucose sensor.
Yoch, D., C. Chen, & M. G. Hardin. 1990. Formate dehydrogenase from the
172: 4456-4463.
Zwart, G., B.C. Crump, M.P. Agterveld, Van der Gucht, F. Hagen & Suk-
Suwarti
atiesuwarti@yahoo.com
ABSTRACT
PENDAHULUAN
55
diisolasi dari Situ Agathis Kampus UI, Depok. Enzim oksidoreduktase yang
al.1979) seperti yang terlihat pada Gambar II.1. Berbeda dengan kofaktor-
Menurut Kasahara dan Kato (2003), PQQ berpeluang besar menjadi vitamin
biosensor glukosa karena sifatnya yang tidak dipengaruhi oleh oksigen dalam
PQQ dengan enzim GDH (Avezoux et al. 1995). Enzim EDH juga memiliki
kesamaan spesifitas substrat dengan enzim MDH (Groen et al. 1986). Enzim
minat peneliti (Reddy dan Bruice 2004). Mengingat potensi yang dimiliki oleh
enzim GDH dan enzim EDH maka perlu dilakukan karakterisasi dari kedua
enzim tersebut.
pada gel akrilamid pada ukuran pori tertentu dengan bantuan arus listrik
menganalisis enzim dalam keadaan native, enzim yang dianalisis pada SDS-
1986).
G1H3D10 dan enzim EDH diisolasi dari bakteri A1H2D60. Kedua isolat
parsial enzim GDH dan EDH yang diperoleh. Informasi yang didapat
diharapkan menjadi informasi dasar guna penelitian lebih lanjut dalam rangka
Bahan
Mikroorganisme
Februari 2007.
Bahan kimia
Bahan kimia yang berasal dari Merck antara lain :Tris-HCl, glisin,
brilliant blue (CBB), bromphenol blue (BB), gliserol, metanol, asam asetat
glasial, asam fosforat, D(+) glukosa, etanol, CaCl2. 2H2O, MgCl2. 2H2O,
Bahan kimia yang digunakan dari Sigma antara lain, membran dialisis
Tetrazolium (NBT).
Bahan kimia lain yang digunakan adalah : MOPS (usb), Bovine Serum
Albumin dan Triton X-100 (Promega), gliserol (Wako), High Molecular Weight
(HMW) dan Low Molecular Weight (LMW) (Amersham). Bahan kimia habis
pakai lain yang adalah alkohol teknis, spirtus teknis, dan akuades.
Peralatan
tip (Axygen), alat-alat gelas (Iwaki, Schott dan Pyrex), autoklaf (Everlight), pH
meter (Lauvinder), jarum ose, bunsen, laminar air flow (Esco), inkubator
(Heraeus).
Cara kerja
Pembuatan medium
modifikasi dalam 250 mL berisi: KNO3 0,5 g, (NH4)2SO4 0,5 g, K2HPO4 0,5 g,
sumber karbon yang telah disterilkan berupa larutan glukosa 0,2 % w/v dan
etanol 0,2 % v/v sebanyak 5 mL. Penambahan sumber karbon dilakukan bila
2) Medium starter
produksi enzim yang telah steril ke dalam Erlenmeyer flask 100 mL.
Pellizer et al. (2002) pada dua isolat yakni G1H1D30 dan A1H2D60.
Sebanyak satu ose dari setiap isolat terpilih diinokulasikan ke dalam medium
starter. Inokulum diinkubasi pada suhu ruang (±270 C) dengan agitasi 200
medium produksi enzim, dan diinkubasi pada kondisi yang sama dengan
optical density (OD) setiap 2 jam pada λ 600 nm hingga nilai OD tidak
mengalami perubahan.
Isolasi enzim
pemanenan sel apabila nilai OD medium produksi telah mencapai fase log
Campuran sel divorteks dan inkubasi selama 15 menit pada suhu 270 C lalu
yang diperoleh digunakan sebagai ekstrak kasar enzim dan disimpan pada
suhu -200 C.
Purifikasi enzim
1. Dialisis
direndam asam asetat 1 % selama satu jam dan direndam kembali dalam air
dengan larutan EDTA (1% sodium karbonat, 10-3 M EDTA) selama satu jam.
Selanjutnya membran dialisis yang berisi enzim direndam dalam beaker glass
metode Bellion dan Wu (1978). Ekstrak kasar enzim yang telah didialisis
fraksi yang tidak terikat maupun hasil eluen ditampung pada tempat yang
stok, resolving gel, stacking gel dan pewarna gel seperti terlampir pada
sebanyak 250 mL, kemudian elektroforesis dijalankan pada 110 Volt dan 30
substrat dilakukan pada suhu 40 C hingga diperoleh titik biru kehitaman (spot)
24 jam. Gel yang telah diwarnai dengan pewarna protein, dicuci dengan
larutan pencuci hingga warna gel awal (bening) muncul kembali. Selama
pencucian, larutan pencuci yang digunakan diganti apabila telah berubah dari
resolving gel, stacking gel dan pewarna gel seperti terlampir pada Lampiran
dengan vortex lalu diapnasakn dalam suhu 900 C selama lima menit. Sampel
kurang lebih 1,5 jam. Setelah dilakukan elektroforesis, gel dikeluarkan dari
protein sebanyak 50 mL pada suhu ruang (±27º C) selama 24 jam. Gel yang
telah diwarnai dengan pewarna protein, dicuci dengan larutan pencuci hingga
warna gel awal (bening) muncul kembali. Selama pencucian, larutan pencuci
yang digunakan diganti apabila telah berubah dari bening menjadi biru pekat.
protein 0, 19, 29, 39, dan 49 µg/mL dengan menggunakan akuades. Larutan
campuran divorteks dan diinkubasi pada suhu ruang (±270 C) selama lima
dengan tiga mL pereaksi Bradford, dan dilakukan inkubasi pada suhu ruang
Lampiran 8.
2. Pengukuran aktivitas
campuran dan dikocok hingga homogen. Sebagai blanko digunakan 100 .µL
dilakukan tepat setelah satu menit dan tiga menit penambahan sampel pada
Keterangan :
FP : Faktor Pengenceran
Satu unit aktivitas enzim didefinisikan sebagai jumlah enzim yang dapat
inkubasi pada suhu 270 C selama 30 menit. Sampel yang telah ditambahkan
(untuk GDH) atau 300 µL larutan E (untuk EDH) dan 200 µL larutan F ke
dalam kuvet.
Kurva pertumbuhan
terpilih G1H1D30 dapat dilihat pada Gambar II.2. dan Gambar II.3 untuk
isolat bakteri terpilih A1H2D60. Akhir fase logaritmik dari kurva pertumbuhan
isolat G1H1D30 dan isolat A1H2D60 dicapai setelah jam ke-22 dan jam ke-
28 waktu inkubasi .
Menurut Alves et al. (1994) enzim GDH dapat mencapai jumlah yang
optimum pada akhir fase logaritmik. Menurut Adamowicz et al. (1991) akhir
fase logaritmik beberapa bakteri penghasil enzim GDH seperti E. coli dan
A. calcoaceticus dicapai setelah jam ke-20. Menurut Christen (et al. 1991)
dilakukan setelah jam ke-22 masa inkubasi dan pemanenan enzim EDH
menunjukkan hasil pengujian enzim EDH . Enzim GDH terdapat pada tiga
fraksi yakni ekstrak kasar (lajur satu), fraksi hasil dialisis (lajur dua), dan fraksi
elusi kromatografi kolom terbuka pada konsentrasi 0,3 M NaCl (lajur tiga).
Enzim EDH terdapat pada fraksi ekstrak kasar enzim (lajur sembilan) , fraksi
enzim hasil dialisis (lajur 10) , dan fraksi enzim elusi kromatografi 0,1 M NaCl
(lajur 12). Kedua fraksi dialisis mengindikasikan adanya enzim GDH dan
enzim EDH. Menurut Dokter et al. (1986) proses dialisis dapat membantu
(1995) enzim EDH yang telah mengalami perlakuan dialisis dapat terdeteksi
mikromolekul seperti ubiquinon (Ellias et al. 2005) dan sitokrom (Dokter et al.
elusi hasil kromatografi kolom DEAE pada konsentrasi NaCl 0,3 M untuk
enzim GDH dan 0,1 M NaCl untuk enzim EDH pada Gambar II. 4
negatif. Protein tersebut merupakan protein yang bersifat basa dan memiliki
1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 kD
a
76
53
A B
7 8 9 10 1112 kDa 7 8 9 10 11 12
76
53
C D
Gambar II.4. lajur empat dan lajur 12 mengindikasikan enzim GDH dan
enzim EDH yang diperoleh merupakan protein basa. Enzim GDH dalam
pI ~9,5 (Dokter et al.1986). Menurut Groen et al. (1984) enzim EDH terikat
yakni 1) fraksi ekstrak kasar, 2) fraksi hasil dialisis 3) fraksi enzim yang tak
fraksi elusi kromatografi 0,2 M NaCl, 6) fraksi elusi kromatografi 0,3 M NaCl,
NaCl, 9) fraksi elusi kromatografi 0,9 M NaCl dan 10) fraksi elusi kromatografi
kDa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
97
66
45
30
20.1
Berdasarkan hasil yang tampak pada Gambar II.5, pita protein enzim GDH
ditunjukkan oleh fraksi ekstrak kasar (lajur satu), fraksi hasil dialisis (lajur
dua), dan fraksi elusi 0,3 M NaCl (lajur tujuh), fraksi elusi 0,4 M NaCl (lajur
delapan), serta protein penanda LMW (lajur empat). Selain pita protein yang
terlihat dari warna biru pada gel akrilamid SDS-PAGE dari fraksi-fraksi protein
yang diisolasi dari G1H1D30 (Gambar II.5), pita protein penanda LMW juga
yang ditunjukkan oleh nilai Retardation factor (Rf) (Gambar II.5). Nilai Rf
adalah perbandingan jarak migrasi protein total dengan jarak migrasi protein
diplotkan dengan log berat molekul dari pita protein LMW pada kurva linear
persamaan linear yang juga terlihat pada Gambar II.6. Hasil konversi nilai Rf
pita protein fraksi-fraksi enzim GDH dari isolat G1H1D30 menunjukkan berat
molekul enzim GDH yang diperoleh sekitar 46 kDa. Analisis dengan SDS-
tidak ada lagi (Laemmli 1970). Menurut Dokter et al. (1986) enzim GDH
yakni 1) ekstrak kasar, 2) hasil dialisis, 3) fraksi enzim yang tak terikat matriks
DEAE, 4) fraksi elusi 0,1 M NaCl, 5) fraksi elusi 0,2 M NaCl, 6) fraksi elusi 0,3
M NaCl, 7) fraksi elusi 0,5 M NaCl, 8) fraksi elusi 0,7 M NaCl, 9) fraksi 0,9 M
NaCl dan 10) fraksi elusi 1 M NaCl. Hasil SDS-PAGE enzim EDH tampak
pada Gambar II.7. Berdasarkan Gambar II.7, tidak terdeteksi adanya pita
protein dari seluruh fraksi protein isolat A1H2D60. Pita protein yang tidak
khususnya mengenai berat molekul enzim EDH yang diperoleh. Hal tersebut
hasil isolasi lebih rendah, sehingga protein yang terikat dengan CBB lebih
kDa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
96
60
45
30
20.1
Konsentrasi protein yang lebih sedikit dapat disebabkan oleh proses lisis sel
yang tidak sempurna. Proses lisis sel dilakukan pada enzim EDH dari isolat
Shockman (1978) proses autolisis yang diinduksi Triton-X 100 oleh enzim
hidrolisis pada bakteri Gram positif akan sulit.karena bakteri tersebut memiliki
proses lisis oleh Triton-X baik untuk bakteri Gram positif maupun bakteri
Gram negatif. Selain itu, proses fisik seperti sonikasi maupun French
pressure (Alves 1991) dapat dijadikan alternatif untuk memecah sel isolat
jelas pada proses SDS-PAGE sehingga informasi berat molekul enzim EDH
dan fraksi-fraksi EDH dari isolat A1H2D60 dapat dilihat pada Tabel II.1. Nilai
dan enzim EDH dengan persamaan linear yang diperoleh dari kurva standar
Toyama (et al. 1995) konsentrasi pada fraksi-fraksi protein enzim GDH dan
EDH akan semakin berkurang pada fraksi yang lebih murni. Hal tersebut
mereduksi jumlah protein total pada setiap fraksinya. Menurut Shimao et al.
(1986) fraksi enzim yang lebih murni akan mengandung sedikit konsentrasi
protein total. Menurut Alves et al. (1994) penurunan konsentrasi protein total
pada fraksi dialisis dan kromatografi dapat mencapai 10x lipat dari
Tabel II.1. Nilai Absorbansi dan Konsentrasi Protein Total dari Isolat bakteri
G1H1D30 dan A1H2D60 pada λ 595 nm
Konsentrasi
No Sampel Absorbansi (µg/mL)
yang terdeteksi mengandung enzim GDH yakni fraksi ekstrak kasar enzim,
fraksi enzim hasil dialisis, dan fraksi elusi kromatografi 0,3 M NaCl (hasil
dapat diketahui fraksi enzim hasil elusi kromatografi kolom terbuka 0,3 M
dengan aktivitas fraksi-fraksi enzim lain dari isolat G1H1D30 untuk perlakuan
yang sama dari fraksi-fraksi enzim isolat G1H1D30 terlihat pada fraksi ekstrak
kasar enzim yakni sebesar 0,102 U/mL, sedangkan nilai aktivitas fraksi enzim
hasil dialisis berada di antara fraksi ekstrak kasar enzim dan fraksi elusi
meningkatkan aktivitas enzim GDH seperti yang dilakukan oleh Dokter et al.
enzim dari isolat G1H1D30. Aktivitas fraksi ekstrak kasar meningkat delapan
kali lipat setelah ditambahkan PQQ (0,102 U/mL menjadi 0,941 U/mL).
Kenaikan aktivitas fraksi enzim hasil dialisis setelah ditambahkan PQQ juga
terjadi sebesar hampir delapan kali dari 0,143 U/mL menjadi 1,084 U/mL.
Kenaikan aktivitas sebanyak 1,5 kali terjadi pada fraksi elusi 0,3 M NaCl
kromatografi dari 0,695 U/mL menjadi 1,002 U/mL setelah ditambahkan PQQ.
katalitik setelah ditambahkan PQQ. PQQ yang terikat pada enzim GDH akan
mengaktifkan sisi aktif dari enzim GDH sehingga reaksi katalitik enzim GDH
beberapa enzim GDH berada dalam bentuk apoenzim dan akan membentuk
PQQ yang sebelumnya terikat melalui ikatan hidrogen dan interaksi ionik
antar residu asam amino terlepas dari enzim GDH (Reddy dan Bruice, 2004).
Hal tersebut disebabkan oleh sebagian molekul PQQ pada enzim GDH yang
holoenzim GDH yang tidak stabil karena melibatkan ion Ca2+ (Sato et al.
ekstrak kasar, fraksi enzim hasil dialisis, dan fraksi elusi kromatografi 0,1 M
NaCl (hasil Native PAGE Gambar II.4). Hasil pengukuran aktivitas fraksi-
fraksi enzim EDH dari isolat A1H2D60 tersebut diperlihatkan pada Gambar
enzim dan fraksi enzim hasil dialisis isolat A1H2D60 memiliki aktivitas
Aktivitas enzim EDH tertinggi pada perlakuan yang sama dari fraksi-fraksi
enzim isolat A1H2D60 terlihat pada enzim fraksi elusi kromatografi 0,1 M
aktivitas enzim EDH seperti yang dilakukan oleh Groen et al. (1986) dan
aktivitas enzim fraksi elusi kromatografi 0.1 M NaCl. dari isolat A1H2D60.
Aktivitas fraksi elusi kromatografi 0.1 M NaCl meningkat satu setengah kali
PQQ tidak memberikan pengaruh kepada aktivitas fraksi ekstrak kasar enzim
PQQ menurunkan aktivitas enzim pada fraksi hasil dialisis enzim isolat
A1H2D60 dari 0,082 menjadi 0,0204 U/mL. Hal tersebut dapat disebabkan
PQQ-GDH, molekul PQQ terikat lebih stabil pada enzim EDH. Menurut
Avezoux et al. (1995) pada enzim EDH terdapat cincin disulfid yang terbentuk
enzim EDH dari solven sehingga ikatan keduanya relatif stabil. Ikatan yang
relatif stabil menyebabkan aktivitas enzim EDH relatif tetap dan tidak
katalitiknya. Menurut Van Ophem et al. (1991) enzim EDH yang diisolasi dari
nikotinamid dan flavonoid. Oleh karena itu diperlukan studi lebih lanjut
KESIMPULAN
1. Fraksi purifikasi enzim GDH dari isolat G1H1D30 dan enzim EDH dari
2. Enzim GDH dari isolat G1H1D30 diduga memiliki berat molekul ~46
ditambahkan PQQ (dari 0,102 U/mL menjadi 0,940 U/mL ekstrak kasar
enzim). Enzim EDH dari isolat A1H2D6 belum diketahui secara pasti
6835.
320: 697-671.
Avezoux, A., M.G. Goodwin & C. Anthony. 1995. The role of the novel
735-741.
Commun. 31:438-446.
55
faecalis induced with Triton X-100. J. Bacteriology. 135 (1): 153 – 160.
Groen, B.W., M. van Kleef & J.A. Duine. 1986. Quinohaemoprotein alcohol
J. 234: 611-615.
11(6): 912-916.
9th ed. Prentice Hall international, Inc, New Jersey: xix +991 hlm.
7918.
D.1999. The 1.7 Å crystal structure of the apo form of the soluble
18 (19): 5187-5194.
Advanced Texts in Chemistry. Springer Verlag, New York Inc. 201 hlm.
Tanaka, S., S. Igarashi, S. Ferri & K.Sode. 2005. Increasing stability of water-
Van Ophem, P.W., G.J.W. Euvrink, L. Dijkhuizen & J.A. Duine. 1991. A novel
Witarto, A.B. 1997. From bench to business: The story of glucose sensor.
Avezoux, A., M. G. Goodwin & C. Anthony. 1995. The role of the novel disulphide
99
Cornett , J.B. & G.D. Shockman. 1978. Cellular lysis of Streptococcus faecalis
5029-5037.
Dokter, P., J. Frank & J.A. Duine. 1986. Purification and characterization of
234: 611-615.
329-333.
Khodijah, S. 2003. Pola elektroforesis protein globulin 7S dan 11S dari kacang
441-450.
Lehninger , A. J. 1982. Basics of Biochemistry I. 8th ed. McGraw Hill, New York :
x+306 hlm.
Oubrie, A., J. R. Henriette, H. K. Kor Arjen, J. A.Duine. & Bauke W. D.1999. The
1.7 Ȃ crystal structure of the apo form of the soluble quinoprotein glucose
Schulten, H. R., B. Plage & M. Schnitzer. 1991. A chemical structure for humic
glucose in the upper water column of the Gulf of Mexico. Amec. Soc. Limnol
2442-2450.
Van Ophem, P.W., G.J.W. Euvrink, L. Dijkhuizen, J.A. Duine. 1991. A novel dye
XX + 406 hlm.
1 mL 1 mL
ml
9 mL
akuades
Vortex
steril
Vortex Vortex
250 mL
Kertas Saring
Whatman
No.41
Filtrat
Sampel sisa 1
pengerjaan dengan
metode
pengenceran,
Lampiran I.3 Medium seleksi Toyama et al, (1995)
Isolasi dilakukan
pada interval
24 jam
0
Inkubasi pada suhu ruang (27 C)
selama 120 jam
Buchner funnel
Membran Milipore
0,2 μm
Pompa
vakum
Filtrat 1 sisa
penyaringan
dengan kertas Medium seleksi
saring, Toyama et al. (1995)
Lampiran I.3
0
Inkubasi pada suhu ruang (27 C) selama 120 jam
Metode Pengenceran
Tusuk gigi
steril
-2
10
0
10
-1 10
Metode Penyaringan