SKRIPSI
Disusun Oleh:
D.111.15.0086
Kata Kunci: Soygurt, Susu Kedelai, total BAL, total asam laktat, pH, kesukaan
rasa
v
Abstract
Key words: Soygurt, soy milk, the total BAL, total lactic acid, pH, favorite flavors
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahan rahmat dan hidayah-
Total Bakteri Asam Laktat, Total Asam Laktat, pH Dan Kesukaan Rasa
Soygurt” Penulisan skripsi dapat diselesaikan dengan baik dengan bantuan dari
berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ir. Adi Sampurno, M.Si. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan
laporan.
3. Dr. Ir. Rohadi, MP. selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan
4. Dr. Ir. Haslina, M.Si. selaku Dekan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas
Semarang.
5. Ir. Sri Haryati, M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian
Universitas Semarang.
7. Ibu, Bapak, Nenek, Kakek dan seluruh keluarga yang telah memberikan
8. Adi Hidayanto yang telah senantiasa memberi semangat dan dukungan dalam
vii
9. RMA Nurrochmah, Agustina Novitasari dan M. Taufik Ismail selaku teman
satu team penelitian yang telah saling memberikan dukungan dan motivasi.
10. Ines, Yuyun, Ratih, Lita, Nindya, Firdha, Fifi, Ocha selaku keluarga Kost
12. Seluruh Pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
kekurangan, sehingga saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
SURAT PERNYATAAN.................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... v
ABSTRACT........................................................................................................ vi
DAFTAR ISI....................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL............................................................................................... xi
BAB I. PENDAHULUAN
ix
G. Tingkat Kesukaan dan Mutu Hedonik Rasa Asam ................................. 16
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Kesimpulan ............................................................................................. 41
B. Saran........................................................................................................ 41
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 42
LAMPIRAN........................................................................................................ 47
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Perbandingan Nilai Gizi Susu Kedelai dengan Susu Sapi .............................. 5
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Diagram Alir Pembuatan Subkultur Starter .................................................... 20
2. Diagram Alir Proses Pembuatan Susu Kedelai............................................... 21
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
sumber protein nabati yang murah dan mudah didapat. Kandungan protein dan
asam amino pada susu kedelai hampir setara dengan protein pada susu sapi.
Sehingga selain diolah menjadi tempe, kecap, dan oncom kedelai juga banyak
diolah menjasi susu. Namun, pada susu kedelai terdapat kandungan off-flavour
atau sering disebut “langu” sehingga masih kurang disukai oleh masyarakat
(Nizzori, 2007 dan Rahma, 2011). Pada penelitian yang dilakukan oleh
menghasilkan kualitas soygurt yang baik, namun pada tingkat kesukaan rasa
cenderung tidak suka sampai netral. Hal ini terjadi karena masih terdapat
dapat memperbaiki tingkat kesukaan dan karakteristik dari soygurt. Salah satu
bahan yang dapat ditambahkan dalam pembuatan soygurt yaitu berbagai jenis
gula merah. Gula merah dapat menimbulkan rasa asam dan karamel saat
proses fermentasi sehingga dapat memperbaiki rasa dan aroma pada yogurt
1
2
Selain itu, penambahan gula merah juga dapat menjadi sumber energi
bakteri asam laktat (BAL) dan sebagai sumber karbon untuk memicu
dkk.,2017).
2. Rumusan Masalah
Adanya rasa dan aroma langu pada soygurt kedelai menjadikan tingkat
kesukaan soygurt kedelai masih kurang. Guna mengatasi hal tersebut perlu
dilakukan upaya untuk mengurangi rasa dan aroma langu pada soygurt dengan
penambahan berbagai jenis gula merah karena memiliki aroma dan rasa yang khas
serta dapat membantu memperbaiki total BAL, total asam laktat, pH dan kesukaan
3. Tujuan Penelitian
penambahan berbagai jenis gula merah terhadap tingkat kesukaan rasa serta
4. Manfaat Penelitian
penelitian lebih lanjut mengenai potensi berbagai gula merah yang dapat
gambaran total asam laktat, total bakteri asam laktat, pH dan untuk
memperbaiki kualitas dan rasa “langu” pada soygurt kedelai. Penelitian ini juga
5. Hipotesis
terhadap total BAL, total asam laktat, pH dan tingkat kesukaan rasa soygurt.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Susu Kedelai
Kedelai( Glycine max (L.) Merrill) merupakan salah satu jenis kacang-
kacangan yang dapat digunakan sebagai sumber protein, lemak, vitamin, mineral
dan serat. Kacang kedelai mengandung sumber protein nabati yang kadar
proteinnya tinggi yaitu sebesar 35% bahkan pada varietas unggul dapat mencapai
40-44%. Selain itu kedelai juga mengandung asam lemak essensial, vitamin dan
mineral yang cukup. Disamping protein, kacang kedelai mempunyai nilai hayati
yaitu pengolahan menjadi susu kedelai. Susu kedelai dapat digunakan sebagai
alternatif pengganti susu sapi karena mengandung gizi yang hampir sama dengan
harga yang lebih murah. Protein susu kedelai memiliki susunan asam amino yang
hampir sama dengan susu sapi. Kandungan protein susu kedelai mencapai 1,5 kali
protein susu sapi. Selain itu, susu kedelai juga mengandung lemak, karbohidrat,
kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A, vitamin B1 vitamin B2, dan isoflavon.
Kandungan asam lemak tak jenuh pada susu kedelai lebih besar serta tidak
4
5
Komposisi kimia susu kedelai dan susu sapi tiap 100 gram disajikan pada
Tabel 1.
Tabel 1. Komposisi Kimia Susu Kedelai dan Susu Sapi tiap 100 gram .
Saat ini produk susu kedelai telah banyak beredar di pasaran. Tidak hanya
pada industri rumah tangga yang telah memproduksi susu kedelai, namun industri
besar juga sudah banyak yang melakukan pengolahan kedelai menjadi susu.Salah
satu kendala yang terdapat pada susu kedelai yaitu adanya kandungan off-flavour
atau sering disebut “langu” sehingga masih kurang disukai oleh masyarakat.
Aroma langu (beany flavor) masih sangat terasa bahkan ketika susu kedelai telah
dapat mengurangi bau lagu yang terdapat dalam yoghurt susu kedelai (Barros
dkk., 2014) menyatakan, timbulnya rasa langu (beany flavor) disebabkan oleh
kerja enzim lipoksigenase yang bereaksi dengan lemak pada biji kedelai.
6
Yogurt merupakan salah satu jenis susu fermentasi yang telah dikenal oleh
serta penggunaan bakteri asam laktat lain yang dapat memberi mutu produk lebih
baik (Sunarlim dan Umiati, 2008 dalam Kumalasari, 2013). Yogurt merupakan
produk olahan susu hasil fermentasi dua Bakteri Asam Laktat (BAL). Laktosa
susu dalam proses fermentasi dipecah oleh BAL menjadi asam laktat, diasetil dan
CO2 sehingga dihasilkan yogurt dengan aroma asam, segar dan mempunyai
viskositas yang kental. Namun, selain laktosa, BAL juga dapat memecah gula lain
menggunakan susu sapi. Namun, semua jenis susu dapat dibuat menjadi yogurt.
Selain susu sapi yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan
yogurt yaitu susu kedelai atau soygurt. Pengembangan susu kedelai menjadi
soygurt dimulai karena aroma khas susu kedelai kurang begitu disukai oleh
konsumen (Cahyadi, 2007). Soygurt adalah minuman berupa gel hasil fermentasi
soygurt dan kultur (biakan murni) starter yang digunakan pada dasarnya sama
seperti pada pembuatan yoghurt. Akan tetapi, proses fermentasi pada pembuatan
yang terdapat pada susu kedelai berbeda dengan susu sapi yaitu berupa olisakarida
(Cahyadi, 2009 dalam Adhilah, Ruri. 2013). Pembuatan soyghurt dan yoghurt
7
pada dasarnya adalah sama, tetapi karena dalam susu kedelai tidak mengandung
laktosa, glukosa, fruktosa, dan sukrosa. Karbohidrat ini selain digunakan sebagai
sumber energi, juga sebagian akan dimetabolisir lebih lanjut menjadi asam
organik terutama asam laktat oleh bakteri asam laktat (BAL) yang digunakan
sebagai starter dalam pengolahan soyghurt. Jenis gula atau karbohidrat yang
digunakan akan berpengaruh terhadap kualitas hasil akhir dari soyghurt (Layadi,
Natalia dkk., 2009). Daftar mutu Standard Nasinal Indonesia mengenai yogurt
C. Gula Merah
Gula merah atau gula jawa merupakan jenis gula yang dibuat dari nira,
kelapa, aren lontar (siwalan), nipah (rumbia), dan juga tebu yang dibuat dalam
berbagai bentuk (batok, butiran, koin, dll), berbagai warna (emas pucat sampai
coklat gelap) dan berbagai rasa. Perbedaan proses, teknik, dan sumber nira yang
menghasilkan gula yang memiliki jenis, warna, bau, dan rasa yang berbeda untuk
digantikan oleh jenis gula lainya. Gula merah memiliki rasa dan aroma yang khas
yaitu rasa yang manis dengan sedikit asam. Rasa manis pada gula merah
glukosa dan maltose, sedangkan rasa asam disebabkan oleh kandungan asam
mempunyai aroma khas, sedikit asam dan berbau caramel juga menyebabkan
(Tamime, 2006 dalam Hartati, dkk., 2012). Sukrosa merupakan salah satu sumber
Hasil proses reaksi ini disebut gula invert atau gula reduksi. Gula pereduksi
9
sebagai gula pereduksi (Wikipedia, 2015). Jumlah sukrosa dan gula reduksi pada
masing-masing jenis gula merah juga berbeda, seperti yang disajikan pada tabel 3.
Tabel 2 .Kandungan Sukrosa dan Gula Reduksi pada Gula Aren, Gula Tebu,
Cahyanti, 2015).
Gula reduksi yang terdapat pada gula merah adalah glukosa dan
fruktosa yang indikasinya dapat dimanfaatkan oleh BAl dan gula non
pereduksinya adalah sukrosa. Sedangkan pada susu kedelai minim gula yang
telah dipecah oleh BAL dan digunakan untuk proses metabolisme. Jika
semakin banyak gula yang dimetabolisme maka asam laktat yang dihasilkan
kefir susu kacang merah dengan penambahan jenis gula merah dihasilkan
10
bahwa penambahan jenis gula merah berpengaruh nyata terhadap pH, total
gram positif, bentuk kokus atau batang yang tidak berspora dengan asam laktat
sebagai produk utama fermentasi karbohidrat. Secara umum, BAL terdiri dari
salah satu BAL yang digunakan sebagai starter kultur untuk susu fermentasi
seperti untuk pengolahan yogurt, berpotensi sebagai anti kolesterol yang diduga
produksi asam laktat juga dibedakan menjadi dua yaitu bakteri homofermentatif
dengan produk utama adalah asam laktat melalui glikolisis (jalur Embden -
bakteri gram positif, tidak berspora, tidak berpigmen mesofil, serta berbentuk
kokus dan batang. Bakteri ini dapat hidup pada temperatur antara 5 – 50 ºC dan
11
bersifat katalase negatif. Nama bakteri asam laktat diperoleh dari kemampuannya
dalam memfermentasi gula menjadi asam laktat. Bakteri asam laktat juga terdapat
karena memerlukan pH yang relatif rendah (sekitar 4.6 - 5.4) supaya tumbuh
dengan baik. Bakteri ini biasanya memfermentasi susu dan memproduksi asam
pada yoghurt. Agar fermentasi yang menghasilkan asam laktat berjalan dengan
baik, jumlah bakteri asam laktat yang diperlukan adalah lebih dari 10 6 cfu/ml
niasin, riboflavin dan vitamin B12, bisa jadi jumlah vitamin dalam susu tidak
berdasarkan pertumbuhannya pada suhu 45oC dan tidak dapat tumbuh pada 10o C
Kemampuan hidup BAL dalam drink yogurt selain ditunjukkan dengan total
BAL, Juga dapat dilihat dari kadar laktosa, pH, dan keasaman drink yogurt.
Laktosa merupakan sumber energi bagi BAL Sehingga penting mengetahui kadar
Pemanfaatan gula yang ada dalam substrat untuk pertumbuhan BAL akan
terlihat dengan meningkatnya sel BAL. Menurut SNI 2981:2009, jumlah minimal
total BAL yaitu sebesar 1 × 107 CFU/ml. Pemecahan gula dalam sel BAL
seperti asam laktat. Menurut Tamime dan Robinson 1985 dalam Keiza, 2015,
heksosa difosfat untuk memproduksi asam laktat sebagai produk utama. Semakin
banyak sumber gula yang dimetabolisir maka semakin banyak pula asam-asam
organik yng dihasilkan sehingga secara otomatis pH juga akan semakin rendah.
Asam laktat adalah komponen asam terbesar yang terbentuk dari hasil
terhadap flavor dari yogurt. Proses fermentasi pada pembuatan yogurt pada
prinsipnya menguraikan laktosa (gula susu) menjadi asam laktat dan berbagai
komponen aroma dan citarasa. Komponen utama yang diuraikan oleh BAL
Kemudian laktosa diubah menjadi asam laktat dan asam organik lain. Yogurt yang
baik mempunyai total asam laktat sekitar 0,85 – 0,9% (Astawan, 2008).
Substrat yang difermentasi oleh bakteri asam laktat yaitu laktosa susu.
Laktosa adalah bentuk karbohidrat yang terdapat di air susu. Bentuk ini tidak
14
terdapat dalam bahan-bahan makanan yang lain. Laktosa terbentuk dari dua
komponen gula yaitu glukosa dan galaktosa. Sifat air susu yang sedikit manis
ditentukan oleh laktosa. Kadar laktosa dalam air susu dapat dirusak oleh beberapa
Kadar laktosa turun karena diubah menjadi asam laktat oleh bakteri yoghurt.
piruvat dan kemudian baru dipecah menjadi asam laktat. Bakteri Lactobacillus
laktat yang berperan dalam produksi yoghurt. Dengan adanya aktivitas bakteri
asam laktat, maka laktosa yang ada dalam yoghurt akan mengalami penurunan
dan terjadi kenaikan kadar asam laktat. Kenaikan kadar asam laktat dalam
besar kadar asam laktat yang terbentuk selama fermentasi maka pH yoghurt
sengan kenaikan kadar asam laktat. (Utami dkk. dalam Rofiah ,2015).
15
Kadar asam laktat juga dipengaruhi oleh lamanya waktu fermentasi. Hal ini
jumlah mikroba semakin banyak, sehingga semakin semakin banyak pula substrat
yang difermentasi. Bakteri asam laktat yang digunakan dalam penelitian ini
F. pH
pH merupakan jumlah ion H+ dari asam didalam susu yang diakibatkan oleh
banyak konsentrasi dari ekstrak buah akan semakin asam. Semakin banyak
Uji sensoris mempunyai dua fungsi, yakni mengetahui flavor score (skala
intensitas flavor) dan flavor note (catatan kesukaan/ daya terima). Daya terima
Asam dan aroma yang beraneka ragam merupakan hasil dari proses
asetat, asam propionat, asam kaproat, asam kaprilat, asam kaprat, asam butirat dan
asam iso-valerat dihasilkan oleh beberapa bakteri asam laktat. Senyawa tersebut
sebagian besar dihasilkan dari fermentasi laktosa, namun dapat pula berasal dari
dipengaruhi oleh komponen yang ada di dalam bahan dan proses yang dialaminya.
Rasa menjadi faktor yang sangat menentukan pada putusan akhir konsumen untuk
menolak atau menerima suatu makanan, walau parameter penilaianyang lain lebih
baik, jika rasa makanan tidak disukai maka produk akan ditolak (Saragih, 2014).
BAB III
METODE PENELITIAN
Pratama, Bantul untuk uji total asam laktat. Untuk uji tingkat kesukaan rasa
Bahan yang digunakan untuk pembuatan soygurt adalah susu nabati kedelai
memert, panci stenles stell, pengaduk, kotak pelastik berpenutup, cup plastik,
alkohol 70%, aquades, media MRS-A (De Mann Rogosa Sharp Agar),
buffer 7. Alat pengujian: Inkubator merk memrt, autoclav, cawan petri, ependolf,
18
19
alumunium foil, biuret, corong, statif, clap, labu ukur, pipet gelas ukur.
C. Rancangan Percobaan
rancangan acak lengkap (RAL) dengan satu faktor perlakuan penambahan gula
3. pH (Wahyudi, 2006)
D. Prosedur Penelitian
Laktat) yang ada didalam stater komersial (yogurt plain) menurut Cahyanti,
a. Susu bubuk skim 9 g ditambahkan kedalam susu kedelai sampai 100 ml.
b. Larutan susu skim 100 ml dicampur dengan stater (yogurt plain) 100 ml
Homogenisasi
Starter Yogurt Plain (100 ml : 100 ml)
100 ml
Inkubasi
( T:37o C, t:24 Jam)
Subkultur
(200 ml)
Gambar 1. Diagram alir pembuatan subkultur starter (Cahyanti, 2008:
dengan modifikasi)
dua kali menggunakan saringan biasa dan kain mori untuk memisahkan sari
Air
Perendaman rendaman
Air (t : 12 jam)
8000 ml
Perebusan
Air
(T : 100̊ C, t : 15 menit)
16000 ml
Aquades Penghancuran
1:1 (Blender, t: 5 menit)
Penyaringan Ampas
( Saringan dan Kain mori) kedelai
gula aren, dan gula tebu dengan tahap sebagai berikut menurut Susilorini dan
h. 40̊ C
j. Kemudian masukkan dalam cup plastik berpenutup yang sudah diberi label
l. Dilakuan uji total bakteri asam laktat, total asam laktat, pH dan tingkat
Diagram alir pembuatan Yogurt Susu Kedelai dapat dilihat pada Gambar 3.
23
Pasteurisasi
( Waterbath,T;80oC t;15 menit)
Tempering
Susu skim (T:40oC)
(125 g)
Subkultur Homogenisasi
(50 ml) (sendok pengaduk)
Fermentasi
(inkubator, T;40oC, 24 Jam)
- Total BAL
- Total Asam
Soygurt laktat
- pH
- Kesukaan Rasa
E. Prosedur Analisis
sebelumnya.
dalam cawan petri lalu dimasukan MRS-Agar setengah padat ±15 ml.
membentuk angka 8.
sebagai berikut:
h. Jumlah koloni yang sudah dihitung dalam rumus dan telah didapatkan
Keterangan:
3. pH (Wahyudi, 2006)
c. T to bo “ ” t o b H t
hingga stabil.
26
gula siwalan, kelapa, aren dan tebu menggunakan skala numerik untuk
menilai sifat produk yang disajikan dengan metode uji hedonik. Panelis
meliputi: 1= amat sangat tidak suka, 2= sangat tidak suka, 3= tidak suka,
sirkulasi udara yang baik, tempat dan peralatan yang sama, sehingga
dilakukan pada kesukaan rasa dimana kriteria penilaian dapat dilihat pada
5. Analisis Data
Yij = µ + i + ij
Keterangan :
i : 1,2,3,4,5
j : 1,2,3,4
berarti tidak terdapat perbedaan rata-rata populasi total BAL, pH, total
sedikit ada satu nilai µ yang berbeda satu dengan yang lain, yang berarti
28
taraf signifikasi 5%, maka dilanjutkan dengan uji Wilayah Ganda dari
nyata. Nilai yang dihasilkan dari perlakuan kontrol dan perlakuan penambahan
gula merah tidak terlalu berbeda yang artinya penambahan gula merah tidak
mampu meningkatkan total BAL pada soygurt. Hal ini diduga disebabkan karena
jenis gula merah adalah sama. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Kumala,
dkk., (2004) bahwa BAL akan tumbuh lebih banyak pada kondisi optimum dan
sumber energi yang berlebihan akan menyebabkan penurunan jumlah bakteri yang
hidup pada soygurt kedelai. Total BAL pada soygurt tertinggi adalah P3 (4,6 ×
109 CFU/ml), sedangkan yang terendah adalah P1 (3,1 × 109 CFU/ml). Total BAL
semua perlakuan sesuai dengan standar (SNI 2891-2009) yaitu minimal sebesar 1
× 107 CFU/ml, ini berarti penambahan berbagai jenis gula merah secara standar
29
30
telah memenuhi syarat mutu mengenai BAL yang dikandungnya. Grafik total
BAL yang diperoleh pada setiap perlakuan dapat dilihat pada gambar 4.
CFU/ml
5.00 4,6 x 109
4.50
Keterangan:
4.00 3,7 x 109 3,6 x 109 P1: Kontrol (Tanpa
3.50 3,1 x 109 3,2 x 109 gula merah)
3.00 P2: Gula Siwalan
2.50 P3: Gula Kelapa
Total BAL
sehingga pada P3 didapat jumlah BAL yang lebih tinggi di banding dengan
berkembang biak lebih cepat dan menghasilkan asam maupun CO2, asam dan CO2
bulgaricus, sehingga BAL meningkat seiring laju pertumbuhan pada saat proses
menjadi asam laktat maupun gula sederhana lainnya seperti laktosa, glukosa dan
BAL, asam laktat dan pH. Gula reduksi adalah jenis gula yang dapat memacu laju
pertumbuhan BAL, namun terlalu banyak gula dalam yogurt juga berpengaruh
tidak baik terhadap pertumbuhan BAL. Dengan demikian semakin banyak gula
Total asam laktat soygurt pada berbagai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 6.
kontrol dengan perlakuan penambahan gula merah. Total asam laktat yang
dihasilkan pada kontrol yaitu sebesar 3,44%. Sumber gula yang terdapat dalam P1
hanya laktosa yang terkandung pada susu skim. Bakteri asam laktat merombak
laktosa menjadi asam laktat.. Hal ini sesuai dengan pendapat Nur, (2009) bahwa
jumlah asam laktat yang dihasilkan hampir sama yaitu 3,1%. Hal ini dikarenakan
pada gula merah tebu, glukosa dan fruktosa dimanfaatkan secara optimal oleh
laktat. Hal ini sesuai dengan pendapat Kumalasari, 2012 bahwa gula merah
Pada P2, P3 dan P4 nyata dengan perlakuan kontrol. Jumlah asam laktat
yang dihasilkan lebih rendah dari kontrol. Hal ini disebabkan karena kandungan
gula dalam masing-masing gula merah tidak secara optimal dirombak oleh BAL
sehingga jumlah total asam laktat lebih rendah. Menurut Sintasari, dkk., 2014
bahwa selama proses fermentasi BAL mempunyai batasan optimal untuk dapat
menggunakan gula sebagai sumber energi dan karbon sehingga tidak semua gula
yang ditambahkan diubah menjadi asam laktat. Grafik total asam laktat soygurt
(%)
4.00
3.44
3.50
Total Asam Laktat
3.10
3.00 2.70 Keterangan:
2.60
2.50 P1: Kontrol (Tanpa gula
2.10 merah)
2.00
P2: Gula Siwalan
1.50
P3: Gula Kelapa
1.00 P4: Gula Aren
0.50 P5: Gula Tebu
0.00
P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan
Gambar 5. Grafik Batang Rerata Total Asam Laktat Soygurt
berkisar antara 0,5-2,0%. Namun, pada penelitian ini, total asam laktat yang
dihasilkan melebihi jumlah total asam laktat menurut SNI. Hal ini diduga
menghasilkan asam laktat pada saat penelitian dan dapat mempengaruhi jumlah
total asam laktat yang diperoleh. Asam laktat merupakan produk yang dihasilkan
BAL sebagai aktivitas fermentasi gula, sehingga kadar asam laktat dalam yogurt
dipengaruhi oleh total bakteri probiotik soygurt. Kenaikan kadar asam laktat
dalam fermentasi susu selalu berbanding lurus dengan penurunan pH, artinya
semakin besar jumlah total asam laktat maka pH yang dihasilkan semakin turun
dan semakin tinggi total BAL yang dihasilkan akan mempengaruhi jumlah total
Namun, pada penelitian ini, kadar asam laktat tertinggi yaitu pada P1
sedangkan BAL tertinggi dan pH terendah pada P3. Hal ini diduga disebabkan
34
karena BAL tidak mampu meningkatkan total asam laktat pada perlakuan dengan
penambahan gula merah sehingga BAL lebih optimal memecah gula laktosa pada
perlakuan kontrol. Menurut Herawati dan Andang (2007), gula (glukosa, laktosa,
fruktosa dan sukrosa) sebagai sumber energi yang baik bagi bakteri asam laktat.
Semakin banyak gula ditambahkan maka nutrisi yang tersedia bagi bakteri asam
mendegradasi gula menjadi asam laktat semakin tinggi pula. Metabolisme asam
laktat melewati suatu jalur yang disebut jalur Embden Meyerhoff Parnas (EMP)
didegradasi menjadi glukosa dan kemudian diubah menjadi piruvat dan kemudian
C. pH Soygurt
nyata dengan P2 dan P5 namun tidak dengan P3 dan P4. pH pada kontrol yaitu
3,70 yang disebabkan karena selama proses fermentasi, bakteri asam laktat telah
merombak gula yang ada didalam susu kedelai menjadi asam-asam organik
sehingga akan menurunkan pH pada soygurt. Sumber gula yang terdapat pada
perlakuan kontrol berasal dari penambahan susu skim yaitu gula laktosa. Pada
kontrol yaitu menghasilkan pH sebesar 4,27 yang berarti lebih besar dari kontrol.
Kandungan gula reduksi yang dirubah menjadi asam-asam organik pada gula
dihasilkan tidak terlalu rendah. Pada perlakuan penambahan gula kelapa tidak
daripada kontrol. Hal ini disebabkan karena kandungan gula reduksi dari gula
kelapa cukup tinggi yaitu sebesar 6,58% (Thampan, 1982 dalam Sampurno dan
Pada P4 berbeda nyata dengan P1, pH yang dihasilkan pada P4 yaitu 4,35
Kandungan gula yang dirubah oleh BAL lebih sedikit daripada kontrol sehingga
Penambahan gula merah tebu pada soygurt tidak terdapat perbedaan nyata
dengan kontrol. Hal ini disebabkan karena hasil pH yang dihasilkan hampir sama
5.00
4.27 4.35
4.50
4.00 3.70 3.50 3.60
3.50 Keterangan:
3.00
P1: Tanpa Gula
2.50
P2: Gula Siwalan
2.00
pH
1.50
P3: Gula Kelapa
1.00 P4: Gula Aren
0.50 P5 : Gula Tebu
0.00
P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan
Gambar 6. Grafik Batang Nilai pH Soygurt Pada Berbagai Perlakuan
Hal ini sesuai pendapat Connes, dkk., 2005 dalam Harun, Noviar dkk., 2013
yang menyatakan bahwa dalam proses fermentasi susu kedelai, nilai pH yang
asam organik.
Kualitas soygurt yang baik ditandai dengan nilai pH yang berkisar antara
3,8-4,6 karena dengan nilai pH tersebut diyakini produk aman dari bakteri
(Keiza, 2015).
37
gula reduksi yang ada dalam masing-masing gula merah sebagai sumber
penurunan nilai pH soygurt, hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh (Harun, Noviar dkk., 2013) yang menyatakan bahwa selama fermentasi
akan terjadi perubahan karbohidrat menjadi asam laktat. Selain karena adanya
fermentasi yang dilakukan oleh bakteri asam laktat, penambahan gula merah
juga dapat mempengaruhi nilai pH dan jumlah bakteri asam laktat pada susu
menurun (pH naik) seiring dengan menurunnya aktifitas bakteri yang ditandai
dengan semakin berkurangnya jumlah bakteri asam laktat yang masih hidup.
Total BAL tertinggi pada penelitian ini yaitu P3 (4,06 × 109) CFU/ml
terendah yaitu P3 (3,35). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rahmah, (2016)
yang menyatakan bahwa, semakin tinggi jumlah BAL yang dihasilkan akan
pH pada soygurt.
38
Skor kesukaan rasa soygurt dari berbagai perlakuan dapat dilihat pada Tabel 8.
dengan P2 dan P4, namun tidak terdapat perbedaan dengan P3 dan P5. P1
mempunyai nilai skor 2 (tidak suka). Hal ini dikarenakan rasa soygurt terlalu
asam dan masih terdapat aroma langu sehingga kurang disukai panelis. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nizzori, A dkk., (2008) yaitu
kesukaan rasa dan aroma 2,70-3,35 yang menunjukkan panelis tidak suka hingga
netral karena masih terdapat rasa dan aroma langu pada soygurt. Pada perlakuan
P2 dan P4 menunjukkan adanya perbedaan nyata dengan P1. Hal ini diduga
disebabkan karena soygurt yang dihasilkan rasanya tidak terlalu asam dan
munculnya rasa khas gula merah yang tercampur secara homogen sehingga sudah
tidak terdapat rasa langu pada soygurt. Pada penelitian Permatasari, (2015)
mengenai yogurt susu kambing dengan penambahan gula merah siwalan diperoleh
skor tingkat kesukaan rasa tertinggi karena dapat menghilangkan rasa prengus
penambahan gula kelapa dan P5 penambahan gula tebu. Soygurt yang dihasilkan
pada P3 dan P5 memiliki nilai keasaman yang tinggi dibuktikan dengan nilai pH
yang rendahyaitu berkisar 3,3 dan 3,7 sehingga tingkat keasaman soygurt sama
hampir dengan kontrol. Hal ini disebabkan karena kandungan gula reduksi yang
ada dalam gula kelapa dan gula tebu tinggi sehingga asam-asam organik yang
dihasilkan juga tinggi. SNI 01-2981-2009 menyatakan, bahwa kriteria rasa yogurt
adalah normal atau khas asam. Asam dan aroma yang beraneka ragam merupakan
hasil dari proses fermentasi yang berbeda-beda. Susu fermentasi yang mempunyai
keasaman tidak terlalu tinggi akan lebih disukai masyarakat sehingga dapat
meningkatkan konsumsi susu tersebut (Cahyanti dkk., 2015). Grafik skor kesukan
6.00
4.85 4.70
5.00
4.00
Keterangan:
3.35 P1: Kontrol (Tanpa Gula)
Kesukaan Rasa
3.00
P2: Gula Siwalan
2.45 P3: Gula Kelapa
2.25
2.00 P4: Gula Aren
P5: Gula Tebu
1.00
0.00
P1 P2 P3 P4 P5
Perlakuan
Tingkat kesukaan rasa tertinggi yaitu pada P2 memiliki skor 5 (suka) yang
perlakuan lainnya. Hal ini sesuai dengan penelitian (Cahyanti, dkk., 2015) yang
tinggi akan lebih disukai masyarakat sehingga dapat meningkatkan konsumsi susu
tersebut. Kandungan gula yang berhasil dipecah oleh bakteri asam laktat pada
berbeda dan mempengaruhi tingkat kesukaan rasa pada setiap perlakuan tersebut.
Menurut Saragih (2014). Rasa bahan pangan salah satu parameter penting
yang dihasilkan dipengaruhi oleh komponen yang ada di dalam bahan dan proses
yang dialaminya. Rasa menjadi faktor yang sangat menentukan pada putusan
akhir konsumen untuk menolak atau menerima suatu makanan, walau parameter
penilaian yang lain lebih baik, jika rasa makanan tidak disukai maka produk akan
ditolak.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
penambahan berbagai jenis gula merah pada soygurt memberikan pengaruh yang
nyata terhadap total asam laktat, pH, tingkat kesukaan rasa dan tidak berpengaruh
nyata terhadap total BAl. Penambahan berbagai jenis gula merah tidak mampu
meningkatkan total BAL dan total asam laktat sehingga tidak cocok pada
fermentasi soygurt.
B. Saran
bahan lain sebagai sumber gula dan sekaligus meningkatkan total bakteri asam
41
DAFTAR PUSTAKA
Barros, E. A. De. Broetto, F., Bressan, D. F., Sartori, M. M.P. And Costa. V. E.
2014. Chemical Composition And Lypoxygenase Activity In Soybeans
Subtimmed Gamma Irradiation. Radiation Physics And Chemistry.
Elsevier, 98, Pp. 29-32.
Caroline, Wijaya., Netty Kusumawati, Ira Nugerahani. 2012. Pengaruh Jenis Gula
Dan Penambahan Sari Nanas-Wortel Terhadap Sifat Fisiko-Kimia,
Viabilitas Bakteri Soygurt, Serta Organoleptik Yogurt Non Fat.
Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Katolik Widy Mandala
Surabaya.
Cahyadi, Wisnu. 2009. Kedelai Khasiat Dan Tegnologi. Bumi Aksara. Jakarta.
42
43
Ginting, N., Dan Pasaribu, E. 2005. Pengaruh Dalam Pembuatan Yogurt Dari
Berbagai Jenis Susu Dengan Menggunakan Lactobacillus Bulgaricus Dan
Streptococcus Thermophilus. Jurnal Agribisnis Peternakan. 1(2), 73-76.
Harun, N. Rahmayuni Dan Yucha Eklesia Sitepu. 2013. Penambahan Gula Kelapa
Dan Lama Fermentasi Terhadap Kualitas Susu Fermentasi Kacang Merah
(Phaeolus Vulgaris L.). Jurnal Fakultas Teknologi Pertanian. September
2013, Vol.12,No.02. Hal. 9-16.
Jayanti, Septi. Bintari, Siti Harnia Dan Iswati, Retno Sri. 2015. Pengaruh
Penambahan Konsentrasi Susu Sapi Dan Waktu Fermentasi Terhadap
Kualitas Soyghurt. Unnes Journal Of Life Science. Universitas Negeri
Semarang. Semarang.
Legowo, A.M, Kusrahayu, Sri Mulyani. 2009. Ilmu Dan Teknologi Susu. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Nizzori, A., Suwita Viny, Surhaini, Mursalin, Melisa, Titi Candra Sunarti, Endang
Warsiki. 2007. Pembuatan Soygurt Sinbiotik Sebagai Pangan Fungsional
Dengan Penambahan Kultur Campuran. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian. Vol.18 (1).
Nehemya, Dkk., 2017. Pengaruh Konsentrasi Gula Merah Dan Konsentrasi Starter
Terhadap Mutu Minuman Sinbiotik Sari Buah Sukun. Jurnal Fakultas
Teknologi Pertanian. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Permatasari, Dyah. 2015. Total Asam Laktat, Ph, Gula Reduksi, Tingkat
Kesukaan Yogurt Susu Kambing Etawa Dengan Penambahan
Berbagai Gula Merah. Universitas Semarang. Semarang.
Rahmah, Fani. 2016. Pengaruh Penggunaan Jenis Gula Dan Lama Fermentasi
Terhadap Karakteristik Water Kefir. Skripsi. Universita Pasundan.
Bandung.
45
Rofiah , N.F. 2015. Pemanfaatan Ekstrak Bekatul Beras Merah Sebagai Sumber
Prebiotik Dalam Pembuatan Soygurt Dengan Variasi Lama Fermentasi.
Skripsi. Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan. Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta.
Saragih, Raskita. 2014. Uji Kesukaan Panelis Pada Teh Daun Torbangun (Coleus
Ambonicius). Peogram Studi Teknologi Industri Pertanian. Institut
Teknologi Indonesia. Banten.
Susilorini, T.E dan M.E , Sawitri. 2008. Produk Olahan Susu. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Supriyono, Teguh. 2008. Kandungan Beta Karoten, Polifenol Total Dan Aktivitas
”Merantas” Radikal Bebas Kefir Susu Kacang Hijau (Vigna Radiata) Oleh
Pengaruh Jumlah Starter (Lactobacillus Bulgaricus Dan Candida Kefir)
Dan Konsentrasi Glukosa. Program Pacasarjana. Universitas
Diponegoro. Semarang.
Tamime Dan Robinson. 1989. Yogurt. Science And Technology Pergamon Press;
New York.
Wahyuni, Eka. 2017. Konsentrasi Pure Pisang Raja Nangka (Musa Paradiaca
Linn) Terhadap Total Bakteri Asam Laktat (BAL), Total Asam Laktat Dan
PH Yogurt Susu Kambing Etawa. Universitas Semarang. Semarang.
LAMPIRAN 1. Dokumentasi Bahan Penelitian
47
48
,303 4 15 ,872
ANOVA
BAL
I II MEAN mean 2
P1 U1 3,2577 3,3423 3,3 3,4420375
U2 3,4798 3,4379 3,45885
U3 3,5611 3,3915 3,4763
U4 3,4894 3,5766 3,533
P2 U1 1,957 2,046 2,0015 2,1643
U2 2,2122 2,1302 2,1712
U3 2,165 2,1208 2,1429
U4 2,299 2,3842 2,3416
P3 U1 2,6423 2,5571 2,5997 2,6452625
U2 2,785 2,6109 2,69795
U3 2,3926 2,5635 2,47805
U4 2,7829 2,8278 2,80535
P4 U1 2,0978 2,1818 2,1398 2,71626875
U2 2,3165 2,1449 2,2307
U3 2,2484 2,1619 2,20515
U4 2,5902 2,4116 2,5009
P5 U1 3,2055 3,1212 3,16335 3,1634
U2 3,0363 2,9496 2,99295
U3 3,4018 3,2228 3,3123
U4 3,3124 3,0576 3,185
Descriptives
ASAMLAKTAT
95% Confidence
Interval for Mean
,202 4 15 ,934
ANOVA
ASAMLAKTAT
Multiple Comparisons
Dependent Variable: ASAMLAKTAT
a
Dunnett t (2-sided)
P2- P1-KONTROL *
-1,27774 ,09565 ,000 -1,5386 -1,0169
GULASIWALAN
*
P3-GULAKELAPA P1-KONTROL -,79677 ,09565 ,000 -1,0577 -,5359
*
P4-GULAAREN P1-KONTROL -1,17290 ,09565 ,000 -1,4338 -,9120
*
P5-GULATEBU P1-KONTROL -,27864 ,09565 ,035 -,5395 -,0178
Descriptives
pH
95% Confidence Interval
for Mean
Std. Std. Lower Upper Minimu Maximu
N Mean Deviation Error Bound Bound m m
P1
4 3,700 ,0000 ,0000 3,700 3,700 3,7 3,7
(tanpa_gula)
P2
4 4,275 ,0957 ,0479 4,123 4,427 4,2 4,4
(Gula_Siwalan)
P3 (Gula-
4 3,525 ,0500 ,0250 3,445 3,605 3,5 3,6
Kelapa)
P4 (Gula_Aren) 4 4,350 ,0577 ,0289 4,258 4,442 4,3 4,4
P5
4 3,600 ,0000 ,0000 3,600 3,600 3,6 3,6
(Gula_Tebu)
Total 20 3,890 ,3626 ,0811 3,720 4,060 3,5 4,4
ANOVA
pH
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 2,453 4 ,613 204,417 ,000
Within Groups ,045 15 ,003
Total 2,498 19
Multiple Comparisons
Dependent Variable: pH
a
Dunnett t (>control)
95% Confidence
Mean Difference Interval
(I) Perlakuan (J) Perlakuan (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound
P2 (Gula_Siwalan) P1 (tanpa_gula) ,5750
*
,0387 ,000 ,484
P3 (Gula-Kelapa) P1 (tanpa_gula) -,1750 ,0387 1,000 -,266
P4 (Gula_Aren) P1 (tanpa_gula) ,6500
*
,0387 ,000 ,559
P5 (Gula_Tebu) P1 (tanpa_gula) -,1000 ,0387 1,000 -,191
*. The mean difference is significant at the 0.05 level.
a. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.
56
Kode
Panelis
186 258 469 531 497
1 2 5 4 7 3
2 1 4 3 2 5
3 4 3 1 2 5
4 2 6 1 7 1
5 1 5 2 6 4
6 4 3 2 6 7
7 1 3 2 4 5
8 3 4 2 5 1
9 2 5 1 4 3
10 4 5 3 7 2
11 3 5 1 4 2
12 5 6 4 2 3
13 2 5 3 4 1
14 1 5 2 4 3
15 3 6 5 4 2
16 4 7 2 6 3
17 2 6 1 5 4
18 2 4 3 5 6
19 1 5 2 4 3
20 2 5 1 6 4
Jumlah 49 97 45 94 67
Rata-rata 2,45 4,85 2,25 4,7 3,35
Descriptive Statistics
Dependent Variable: Kesukaan_rasa
Perlakuan Panelis Mean Std. Deviation N
P1_Kontrol PANELIS1 2,00 . 1
PANELIS2 1,00 . 1
PANELIS3 4,00 . 1
PANELIS4 2,00 . 1
PANELIS5 1,00 . 1
PANELIS6 4,00 . 1
PANELIS7 1,00 . 1
PANELIS8 3,00 . 1
PANELIS9 2,00 . 1
PANELIS10 4,00 . 1
PANELIS11 3,00 . 1
PANELIS12 5,00 . 1
57
PANELIS13 2,00 . 1
PANELIS14 1,00 . 1
PANELIS15 3,00 . 1
PANELIS16 4,00 . 1
PANELIS17 2,00 . 1
PANELIS18 2,00 . 1
PANELIS18 1,00 . 1
PANELIS20 2,00 . 1
Total 2,45 1,234 20
P2_GULA_SIWALAN PANELIS1 5,00 . 1
PANELIS2 4,00 . 1
PANELIS3 3,00 . 1
PANELIS4 6,00 . 1
PANELIS5 5,00 . 1
PANELIS6 3,00 . 1
PANELIS7 3,00 . 1
PANELIS8 4,00 . 1
PANELIS9 5,00 . 1
PANELIS10 5,00 . 1
PANELIS11 5,00 . 1
PANELIS12 6,00 . 1
PANELIS13 5,00 . 1
PANELIS14 5,00 . 1
PANELIS15 6,00 . 1
PANELIS16 7,00 . 1
PANELIS17 6,00 . 1
PANELIS18 4,00 . 1
PANELIS18 5,00 . 1
PANELIS20 5,00 . 1
Total 4,85 1,089 20
P3_GULA_KELAPA PANELIS1 4,00 . 1
PANELIS2 3,00 . 1
PANELIS3 1,00 . 1
PANELIS4 1,00 . 1
PANELIS5 2,00 . 1
PANELIS6 2,00 . 1
PANELIS7 2,00 . 1
PANELIS8 2,00 . 1
PANELIS9 1,00 . 1
PANELIS10 3,00 . 1
PANELIS11 1,00 . 1
PANELIS12 4,00 . 1
PANELIS13 3,00 . 1
PANELIS14 2,00 . 1
PANELIS15 5,00 . 1
PANELIS16 2,00 . 1
PANELIS17 1,00 . 1
PANELIS18 3,00 . 1
PANELIS18 2,00 . 1
PANELIS20 1,00 . 1
Total 2,25 1,164 20
P4_GULA_AAREN PANELIS1 7,00 . 1
PANELIS2 2,00 . 1
PANELIS3 2,00 . 1
PANELIS4 7,00 . 1
58
PANELIS5 6,00 . 1
PANELIS6 6,00 . 1
PANELIS7 4,00 . 1
PANELIS8 5,00 . 1
PANELIS9 4,00 . 1
PANELIS10 7,00 . 1
PANELIS11 4,00 . 1
PANELIS12 2,00 . 1
PANELIS13 4,00 . 1
PANELIS14 4,00 . 1
PANELIS15 4,00 . 1
PANELIS16 6,00 . 1
PANELIS17 5,00 . 1
PANELIS18 5,00 . 1
PANELIS18 4,00 . 1
PANELIS20 6,00 . 1
Total 4,70 1,593 20
P5_GULA_TEBU PANELIS1 3,00 . 1
PANELIS2 5,00 . 1
PANELIS3 5,00 . 1
PANELIS4 1,00 . 1
PANELIS5 4,00 . 1
PANELIS6 7,00 . 1
PANELIS7 5,00 . 1
PANELIS8 1,00 . 1
PANELIS9 3,00 . 1
PANELIS10 2,00 . 1
PANELIS11 2,00 . 1
PANELIS12 3,00 . 1
PANELIS13 1,00 . 1
PANELIS14 3,00 . 1
PANELIS15 2,00 . 1
PANELIS16 3,00 . 1
PANELIS17 4,00 . 1
PANELIS18 6,00 . 1
PANELIS18 3,00 . 1
PANELIS20 4,00 . 1
Total 3,35 1,663 20
Total PANELIS1 4,20 1,924 5
PANELIS2 3,00 1,581 5
PANELIS3 3,00 1,581 5
PANELIS4 3,40 2,881 5
PANELIS5 3,60 2,074 5
PANELIS6 4,40 2,074 5
PANELIS7 3,00 1,581 5
PANELIS8 3,00 1,581 5
PANELIS9 3,00 1,581 5
PANELIS10 4,20 1,924 5
PANELIS11 3,00 1,581 5
PANELIS12 4,00 1,581 5
PANELIS13 3,00 1,581 5
PANELIS14 3,00 1,581 5
PANELIS15 4,00 1,581 5
PANELIS16 4,40 2,074 5
PANELIS17 3,60 2,074 5
59
2. Perlakuan
Dependent Variable: Kesukaan_rasa
95% Confidence Interval
Perlakuan Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound
P1_Kontrol 2,450 ,314 1,825 3,075
P2_GULA_SIWALAN 4,850 ,314 4,225 5,475
P3_GULA_KELAPA 2,250 ,314 1,625 2,875
P4_GULA_AAREN 4,700 ,314 4,075 5,325
P5_GULA_TEBU 3,350 ,314 2,725 3,975
3. Panelis
Dependent Variable: Kesukaan_rasa
95% Confidence Interval
Panelis Mean Std. Error Lower Bound Upper Bound
PANELIS1 4,200 ,628 2,949 5,451
PANELIS2 3,000 ,628 1,749 4,251
PANELIS3 3,000 ,628 1,749 4,251
PANELIS4 3,400 ,628 2,149 4,651
PANELIS5 3,600 ,628 2,349 4,851
PANELIS6 4,400 ,628 3,149 5,651
PANELIS7 3,000 ,628 1,749 4,251
PANELIS8 3,000 ,628 1,749 4,251
PANELIS9 3,000 ,628 1,749 4,251
PANELIS10 4,200 ,628 2,949 5,451
PANELIS11 3,000 ,628 1,749 4,251
PANELIS12 4,000 ,628 2,749 5,251
PANELIS13 3,000 ,628 1,749 4,251
PANELIS14 3,000 ,628 1,749 4,251
60
Perlakuan
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Kesukaan_rasa
a
Dunnett t (2-sided)
Mean 95% Confidence Interval
(I) Perlakuan (J) Perlakuan Difference (I-J) Std. Error Sig. Lower Bound Upper Bound
*
P2_GULA_SIWALAN P1_Kontrol 2,40 ,444 ,000 1,29 3,51
P3_GULA_KELAPA P1_Kontrol -,20 ,444 ,975 -1,31 ,91
*
P4_GULA_AAREN P1_Kontrol 2,25 ,444 ,000 1,14 3,36
P5_GULA_TEBU P1_Kontrol ,90 ,444 ,144 -,21 2,01
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 1,972.
*. The mean difference is significant at the ,05 level.
a. Dunnett t-tests treat one group as a control, and compare all other groups against it.
61
Berilah tanda (V) pada nilai yang anda pilih sesuai dengan kode sampel yang di uji.
Kode
Spesifikasi Skor
186 258 469 531 497
Amat Sangat Suka 7
Sangat Suka 6
Suka 5
Netral 4
Tidak Suka 3
Sangat Tidak Suka 2
Amat Sangat Tidak Suka 1