SESTARI MUTIA
207667
JUDUL
Disusun Oleh :
Sestari Mutia
NIS 207667
di
Disetujui oleh:
Key words: Red ginger, jelly candy, analysis, gravimetry, luff school, ALT
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur mari kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
kita nikmat yang tak terkira banyaknya, sehingga penulis bisa menyelesaikan laporan
Analisis Terpadu II dengan judul “ Pembuatan dan Analisis Permen Herbal Jelly dari
Dengan adanya laporan Analisis Terpadu II ini menjadi salah satu bukti penulis
Maka dari dari itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan saran dan kritik yang positif sebagai perbaikan di masa mendatang.
Pembuatan laporan ini dapat berjalan dengan baik karena bantuan dari berbagai
1. Kehadirat Allah yang maha esa yang telah memberikan Ridho-Nya dan
2. Dua orang paling berjasa dalam hidup penulis, Ayah dan Ibu yang selalu
3. Bapak Drs. Nasir selaku Kepala Sekolah Menengah Analis Kimia Padang
saran, dan motivasi kepada penulis serta yang selalu meluangkan waktu
semangat
9. Sahabat penulis Salsa, Hara, dll. yang selalu memberi semangat, mendengar
penulis.
10. Seluruh pihak yang telah membantu memberikan saran dan masukan baik
secara langsung maupun tidak langsung dalam membuat laporan ini yang
itu, penulis mohon kritikan dan saran yang bersifat membangun sebagai materi
dan memberikan pengetahuan bagi semua pihak, khususnya bagi ilmu Analisis
( Penulis )
DAFTAR ISI
PERSETUJUAN PEMBIMBING......................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Pembatasan Masalah.........................................................................................3
1.3 Perumusan Masalah...........................................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................................4
1.6 Definisi Masalah.................................................................................................5
BAB II METODOLOGI PENELITIAN...............................................................................7
2.1 Jadwal dan Tempat Penelitian...........................................................................7
2.2 Rancangan Penelitian........................................................................................7
2.3 Metode Penelitian.............................................................................................9
2.4 Alat dan bahan.................................................................................................. 9
2.5 Teknik Analisis Data.........................................................................................12
2.6 Analisis Biaya Pembuatan Produk...................................................................21
KEPUSTAKAAN...........................................................................................................24
LAMPIRAN................................................................................................................. 25
BAB 1
PENDAHULUAN
konsumen tidak hanya memilih makanan berdasarkan cita rasa dan penampilan yang
menarik, tetapi juga manfaat dari makanan yang dipilih. Perubahan pola konsumsi
pandemi menjadi 60%. Hal tersebut mendorong munculnya inovasi berbagai jenis
makanan ringan seperti keripik, produk ekstruksi dan beragam jenis permen. (Harini,
dkk, 2015)
Permen Jeli merupakan satu dari bentuk berbagai permen yang berbahan dasar
gula (sukrosa), gelatin (karaginan), dan penambahan bahan organik seperti jahe yang
biasa digunakan untuk pengawet dan flavor alami. Kelompok dari produk
kalangan dari anak-anak saja akan tetapi orang dewasa pula (Syafutri dkk., 2010;
Jahe merah memiliki aroma yang tajam dan rasa yang sangat pedas. Jahe merah
memiliki rasa yang pedas disebabkan adanya kandungan senyawa keton yakni
zingeron. Jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri yang paling tinggi
dibandingkan jahe lainnya (Mariza dan Sunarsih, 2019). Kandungan minyak atsiri
pada jahe merah yaitu 2,58-2,72% dan oleoresin 3%. Hal tersebut menyebabkan jahe
merah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat (Sadikim, dkk,
2018). Efek farmakologis jahe merah adalah mampu menghambat keluarnya enzim 5-
endokrin. Selain itu, konsumsi jahe merah juga bermanfaat untuk memperlambat
proses penuaan, membantu regenerasi kulit dan sebagai bahan pewangi (Hariana,
2004).
Dalam penelitian ini digunakan jahe merah sebagai bahan baku pembuatan
permen jelly. Hal ini karena jahe merah merupakan tanaman herbal yang biasanya
hanya digunakan oleh masyarakat selain untuk bumbu dapur dan minuman tradisional
di Indonesia. Contohnya wedang jahe. Padahal jahe merah jika dijadikan bahan baku
dalam pembuatan permen jelly mampu meningkatkan nilai gizi dari permen jelly.
Hal tersebut karena jahe merah mengandung zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan
seperti gingerol, flavonoid, fenol, terpenoid dan minyak atsiri. Sehingga penelitian
tentang “ Pembuatan dan Analisis Permen Jelly dari Jahe Merah “ ini perlu dilakukan,
Agar analisis berjalan dengan lancar, maka perlu adanya pembatasan masalah
belankang masalah tersebut, masalah yang diteliti dibatasi pada pembuatan permen
jelly dari jahe merah dengan parameter uji : penentuan kadar air, penentuan kadar
gula pereduksi, dan penentuan mikroba angka lempeng total (ALT) dan uji
organoleptik.
2. Apakah kadar air dalam permen jelly dari jahe merah sesuai dengan standar yang
3. Apakah kadar gula reduksi dalam permen jelly dari jahe merah sesuai dengan
4. Apakah angka lempeng total pada permen jelly dar jahe merah sesuai dengan
5. Bagaimana uji organoleptik pada produk permen jelly dari jahe merah?
1.4 Tujuan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat kelulusan di SMK SMAK Padang dalam bentuk
Analisis Terpadu II
2. Mengetahui kadar air, gula reduksi, dan nilai ALT pada permen jelly dari jahe
merah
4. Dapat mengetahui apakah produk permen jelly dari jahe yang dianalisis layak
1. Bagi penulis, dapat menerapkan teori yang didapat selama belajar dan menambah
wawasan tentang produk yang dibuat dan dianalisis serta sebagai pengalaman
2. Bagi sekolah, diharapkan penelitian ini dapat diterima oleh masyarakat luas,
3. Bagi masyarakat, menjadi sumber wawasan dan ilmu pengetahuan secara luas
dan menjadi acuan masyarakat terkait hasil analisis yang baru di keluarkan
4. Bagi peneliti lanjutan, dapat berguna dan bermanfaat sebagai bahan rujukan dan
terlebih dahulu yang dimaksud dengan judul penelitian “Pembuatan dan Analisis
Permen Herbal Jelly dari Jahe Merah”. Berikut ini adalah penjelasan untuk variable
tersebut, yaitu :
1. Pembuatan
2. Analisis
Indonesia)
3. Permen jelly
Permen jelly merupakan permen yang terbuat dari campuran sari buah-
untuk menghasilkan berbagai macam rasa dengan bentuk fisik jernih dan
4. Jahe merah
jahe merah adalah 30-100 cm, akan tetapi dapat juga mencapai 120 cm.
Karakteristik lain dari tanaman jahe merah yaitu memiliki daun berwarna
hijau, bunga yang berwarna kuning kehijauan dengan bibir bunga berwarna
5. Kadar air
Kadar air atau moisture content adalah jumlah air yang terkandung dalam
suatu bahan.
6. Gula reduki
yang disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam
molekul karbohidrat.
8. Luff schoorl
Dalam penelitian ini luff schoorl merupakan metoda cara penentuan yang
Berkaitan dengan masalah yang diteliti, berikut ini dijelaskan teori yang
berhubungan denagn penelitian, yakni (1) permen jelly, (2) bahan baku pembuatan
emulsifier, dan lain-lain. Sehingga dihasilkan produk yang cukup keras untuk
dibentuk namun cukup lunak untuk dikunyah dalam mulut. Sehingga setelah
adonan masak dapat langsung dibentuk dan dikemas dengan atau tanpa perlakuan
aging (SNI).
Permen jelly termasuk dalam pangan semi basah yang mempunyai kadar air
sekitar 10-40% dan nilai aw berkisar 0,6-0,9. Kondisi ini telah cukup menghambat
aktivitas biologis dan biokimia, sehingga tidak mudah terjadi kerusakan. Prinsip
tidak tumbuh. Walaupun demikian, kandungan air produk ini masih cukup tinggi,
sehingga dapat dimakan tanpa melakukan rehidrasi terlebih dahulu. Produk ini
cukup kering dan stabil selama penyimpanan (Meliana dan Afaafa, 2015).
(Hasyim et al., 2015). Ada beberapa bahan pembentuk tekstur kekenyalan permen
jelly, salah satunya adalah gelatin. Gelatin memiliki kekenyalan yang khas karena
bersifat gelling agent. Dengan demikian, penggunaan gelatin dalam permen jelly
a) Jahe Merah
Jahe merah merupakan salah satu jenis jahe yang digunakan dalam pembuatan
Divisi: Spermatophyta
Subdivisi: Angiospermae
Kelas: Monocotyledonae
Ordo: Musales
Family: Zingiberaceae
Genus: Zingiber
yang termasuk dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae). Tinggi tanaman jahe merah
adalah 30-100 cm, akan tetapi dapat juga mencapai 120 cm. Karakteristik lain dari
tanaman jahe merah yaitu memiliki daun berwarna hijau, bunga yang berwarna
kuning kehijauan dengan bibir bunga berwarna ungu gelap, rimpangnya berwarna
Rimpang jahe merah memiliki aroma yang tajam dan rasa yang sangat pedas.
Jahe merah memiliki rasa yang pedas disebabkan adanya kandungan senyawa keton
yakni zingeron. Jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri yang paling tinggi
dibandingkan jahe lainnya (Mariza dan Sunarsih, 2019). Kandungan minyak atsiri
pada jahe merah yaitu 2,58-2,72% dan oleoresin 3%. Hal tersebut menyebabkan jahe
merah banyak dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat (Sadikim, dkk,
2018). Efek farmakologis jahe merah adalah mampu menghambat keluarnya enzim 5-
endokrin. Selain itu, konsumsi jahe merah juga bermanfaat untuk memperlambat
proses penuaan, membantu regenerasi kulit dan sebagai bahan pewangi (Hariana,
2004).
b) Gula
Gula adalah suatu karbohidrat sederhana yang menjadi sumber energi dan
Kristal sukrosa padat. Gula digunakan untuk mengubah rasa menjadi manis pada
makanan atau minuman. Gula sederhana, seperti glukosa (yang diproduksi dari
sukrosa enzim atau hidrolisis asam) menyimpan energi yang akan digunakan oleh
karena dapat larut dalam air dan dapat diserap tubuh dan diubah menjadi energi.
a. Monosakarida
Sesuai dengan namanya yaitu mono yang berarti satu, ia terbentuk dari satu
molekul gula. Yang termasuk monosakarida adalah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
b. Disakarida
gula. Yang termasuk disakarida adalah sukrosa (gabungan glukosa dan fruktosa),
laktosa (gabungan dari glukosa dan galaktosa) dan maltosa (gabungan dari dua
glukosa)
c) Gelatin
dapat diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit, tulang dan
jaringan ikat. Gelatin yang adaa di pasaran umumnya diproduksi dari kulit dan
tulang sapi atau babi. Gelatin banyak digunakan dalam industri farmasi, kosmetika,
fotografi, dan makanan. Penggunaan gelatin dalam produk murni bersifat sebagai
dalam suatu bahan. Konsentrasi gelatin yang rendah akan membentuk sifat bahan
masih seperti cairan, sementara konsentrasi gelatin yang tinggi akan membentuk sifat
padat pada bahan. Semakin banyak jumlah partikel gelatin yang terdapat dalam
bahan, akan semakin banyak air yang akan diserap dan terikat. Jones (1977) dalam
Maryani et al. (2010) menyatakan bahwa konsentrasi gelatin yang tinggi akan
d) Air
Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi
standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperature 273,15 K (0ºC). Air
merupaka pelarut yang kuat, melarutkan banyak zat kimia. Zat-zat yang larut dengan
baik dalam air (misalnya garam-garam) disebut sebagai zat-zat “hidrofilik” (pencinta
air), dan zat-zat yang tidak mudah tecampur dengan air (misalnya lemak dan
samping ikut sebagai bahan pereaksi, sedangkan bentuk air dapat ditemukan sebagai
air bebas dan air terikat. Air bebas dapat dengan mudah hilang apabila terjadi
penguapan atau pengeringan, sedangkan air terikat sulit dibebaskan dengan cara
tersebut. Sebenarnya air dapat terikat secara fisik, yaitu ikatan menurut sistem kapiler
dan air terikat secara kimia, antara lain air kristal dan air yang terikat dalam sistem
dispersi (Purnomo,1995).
Jumlah air bebas dalam bahan pangan yang dapat digunakan oleh
Seperti halnya pH, mikroba mempunyai niali Aw minimum, maksimum dan optimum
Sampai sekarang belum diperoleh sebuah istilah yang tepat untuk air yang
terdapat dalam bahan makanan. Istialah yang umumnya dipakai hingga sekarang ini
adalah “air terikat” (bound water). Walaupun sebenarnya istilah ini kurang tepat,
karena keterikatan air dalam bahan berbeda-beda, bahkan ada yang tidak terikat.
Karena itu, istilah “air terikat” ini dianggap suatu sistem yang mempunyai derajat
e) Sitrun
Citric acid atau asam sitrat adalah senyawa asam yang diambil dari sari daun
dan buah citrus. Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang merupakan bahan
pengawet cukup baik dan alami. Bahkan sitrun bisa digunakan sebagai penambah
unsur atau senyawa tertentu. Bagian terbesar dari penentuan secara analisis
gravimetri meliputi transformasi unsur atau radikal ke senyawa murni stabil yang
dapat segera diubah menjadi bentuk yang dapat ditimbang dengan teliti. Berat
unsur dihitung berdasarkan rumus senyawa dan berat atom unsur-unsur yang
Pada uji kadar air dalam jelly bertujuan untuk mengetahui apakah
jelly mengandung air yang tinggi apa tidak, karena Kadar air merupakan salah
satu metode uji laboratorium kimia yang sangat penting dalam industri pangan
mungkin terjadi. Meski bukan sumber nutrien seperti bahan makanan lain, air
sangat esensial dalam kelangsungan proses biokimia organisme hidup. Air dalam
bahan pangan berperan sebagai pelarut dari beberapa komponen sebagai bahan
pereaksi.
dan disakarida (kecuali sukrosa) memiliki peran sebagai gula pereduksi. Sifat
pereduksi suatu bahan pangan ditentukan dari ada atau tidaknya gugus hidroksil (OH)
pemecahan sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa. Hal ini disebabkanoleh asam dan
suhu tinggi yang dapat meningkatkan kelarutan gula. Pembuatan permen jelly kolang-
kaling pada penelitian ini menggunakan gula pasir sebanyak 50 gram dan
pengawet dan pembentuk tekstur (Lees & Jackson, 1973). Permen jelly yang
Gula reduksi adalah gula yang mempunyai kemampuan untuk mereduksi. Hal
ini dikarenakan adanya gugus aldehid atau keton bebas. Senyawa-senyawa yang
Contoh gula yang termasuk gula reduksi adalah glukosa, fruktosa, laktosa, maltosa,
senyawa. Sifat pereduksi dari suatu gula ditentukan oleh ada tidaknya gugus hidroksil
bebas yang reaktif. Prinsip analisanya berdasarkan pada monosakarida yang memiliki
2CuI2 → Cu2I2 + I2
Pertumbuhan bakteri dengan berbagai cara yang salah satunya yaitu uji angka
lempeng total. Pengukuran dengan platting technique (uji angka lempeng total)
merupakan metode perhitungan jumlah sel tampak (visible) dan didasarkan pada
asumsi bahwa bakteri hidup akan tumbuh, membelah, dan memproduksi satu koloni
tunggal. Satuan perhitungan yang dipakai adalah CFU (Colony Forming Unit) dengan
cara membuat seri pengenceran sampel dan menumbuhkan sampel pada media padat.
Pengukuran dilakukan pada plate dengan jumlah koloni berkisar 25-250 atau 30-300
(Pratiwi, 2008).
Uji angka lempeng total (ALT) merupakan metode yang umum digunakan
untuk menghitung adanya bakteri yang terdapat dalam sediaan yang diperiksa. Uji
angka lempeng total dapat dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik cawan tuang
(pour plate) dan teknik sebaran (spread plate). Pada prinsipnya dilakukan
media lempeng agar. Jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada lempeng agar dihitung
setelah inkubasi pada suhu dan waktu yang sesuai. Perhitungan dilakukan terhadap
petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300. Titik angka lempeng total
dinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan dengan faktor
maka mikroba tersebut akan berkembang biak dan membentuk koloni yang dapat
manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap produk.
hai ini yang dilihat adalah warna, bau, dan tekstru. Dalam uji organoleptik haru
Uji penerimaan menyangkut penilaian seseorang akan sifat atau kualitas suatu
bahan yang menyebabkan orang menyenangi produk tersebut. Pada uji ini panelis
atau tanggapan senang atau tidaknya terhadap sifat sensoris atau kualitas yang di
nilai. Uji ini banyak digunakan dalam penelitian proses dan penilaian akhir.
Bactiar,dkk(2017).
Permen Jelly Kulit Buah Naga Merah (hylocereus polyrhizus) Kajian Konsentrasi
interaksi yang nyata antara penambahan sukrosa dan gelatin terhadap kadar air, kadar
abu, dan kekuatan gel. Serta didapat hasil lanjutan total fenol 0,52%, aktivitas
merah dan karagenan memberikan pengaruh terhadap kadar air, kadar abu, derajat
keasaman dan kadar gula reduksi. Hasil penelitian permen jelly terpilih pada
perlakuan (kombinasi ekstrak jahe merah 41,50 % + karagenan 7,50%) dengan kadar
air 12,84%, kadar abu 0,85%, derajat keasaman (pH) 6,47, kadar gula 19,74% dan
antioksidan 2,77 µg/ml. Permen jelly yang dihasilkan dari ekstrak jahe merah dan
karagenan secara keseluruhan telah memenuhi standar mutu permen jelly (SNI 3574-
2-2008) berdasarkan parameter kadar air, kadar abu dan kadar gula.
sebelumnya terletak pada jenis bahan baku dan formula serta parameter uji yang
dilakukan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan penelitian yang dimaksud pada penelitian ini adalah persiapan kerja
analisis permen jelly yang terdiri dari (1) pengumpulan bahan baku, (2) teknik
sampling
Jahe merah yang digunakan adalah jahe merah yang diambil dari kebun jahe di
daerah Bukit sileh, kabupaten Solok. Jahe merah yang diambil adalah jahe merah
yang tidak terlau tua dan tidak terlalu muda. Banyak jahe merah yang diambil adalah
500 gram yang diambil pada batang yang berbeda. Kriteria jahe merah yang
digunakan sebagai bahan baku adalah jahe yang masih segar dan memiliki aroma
yang tajam.
a) Kupas lalu potong kecil-kecil jahe merah, blender jahe merah sebanyak
merah
diamkan 10 menit
d) Siapkan gula sebanyak 200 g lalu tambahkan 90 ml air dan 15 ml sari pati
dari jahe merah, didihkan dengan api besar sampai terbentuk buih lalu
didihkan kembali dengan api kecil selama 5 menit degan ditandai gula
telah mengental
Teknik sampling yang digunakan adalah Quartering. Sampel permen jelly yang
sudah jadi dan belum dikemas ditimbang sebanyak 340 gram lalu dimasukkan
kedalam wadah, ratakan lalu lakukan quartering sebanyak 2 kali. Cara quartering
yaitu dibagi menjadi 4 bagian lalu diambil secara berseberangan dan ratakan lagi
yang berseberangan tadi lakukan lagi quartering dengan membagi menjadi 4 lalu
diambil secara berseberangan. Lalu sisa yang berseberangan lainnya dijadikan arsip
3.3 Metode Penelitian
supaya tujuan dan hasil yang baik darri penelitian tercapai. Dimana metode penelitian
2. Penentuan kadar gula pereduksi dalam permen jelly dengan metoda luff
schoorl
4. Uji organoleptik
3.4.1 Alat
A. Alat gelas
i). buret 50 ml
j). cawan petri
C. Alat pendukung
a). oven
c). autoklaf
d). inkubator
f). desikator
3.4.2 Bahan
A. Bahan kimia
e). KI 20%
j). HCL 4N
k). Aquadest
j). K2Cr2O7
B. Bahan pendukung
b). Gabus
e). Tissue
f). Gabus
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dari sampel permen jelly dari jahe merah adalah
105° C
Perhitungan :
a−b
Kadar air (%) = x 100 %
gram sampel
dalam labu ukur 1 liter tepatkan sampai tanda garis dengan air suling
dan kocok.
didih
0,1 N
perlahan-lahan
e. Tambah 1 mL amilum
f. Titar kembali dengan Thio 0,1 N hingga TAT biru hilang.
Perhitungan :
( Vb−Vs ) × Nthio
mL sakar =
0 ,1 N
mg sakar × fp × 0 , 95
Gula pereduksi = ×100 %
mg sampel
Keterangan :
Vb = Volume blanko
Vs = Volume sampel
K2Cr2O7
Schoorl
3.5.3 Analisis cemaran mikroba dengan metoda angka lempeng total (ALT)
cawan petri steril secara duplo dan aseptis, sebaiknya waktu antara
g. Dituang 12-15 mL media PCA steril yang masih cair dengan suhu
sampel dan media yang ada di dalam cawan petri dengan gerakan
pembungkus
i. Diinkubasi cawan dalam incubator pada suhu 35̊C selama 1-2 hari
Perhitungan :
ALT = C x Fp
Keterangan :
Fp = Factor pengenceran
3.5.4 Uji organoleptik
A. Uji bau
Cara kerja :
1. Sangat suka
2. Suka
3. Tidak suka
B. Uji rasa
Cara kerja :
1. Sangat suka
2. Suka
3. Tidak suka
C. Uji tekstur
Cara kerja :
1. Sangat suka
2. Suka
3. Tidak suka
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
dst
3.6 Analisis Biaya Pembuatan Produk
Dalam pembuatan dan analisis suatu produk pasti dibutuhkan biaya dalam
pembuatannya. Biaya pembuatan produk dan pengujian mutu produk permen jelly
= Rp. 160.000
= Rp.160.000 – 113.000
= Rp. 47.000
e. Laba = 47.000 : 20
= Rp.2.300/unit
laba per unit
f. % keuntungan = x 100 %
harga pembualan
2.300
= x 100 %
8.000
= 28,75 %
Produk berupa permen jelly dengan bahan baku jahe merah dengan jumlah sari
pati sebanyak 15 ml, gula 200 g, gelatin sebanyak 15 g, dan citrun sebanyak 1 g,
menghasilkan ±50 pcs permen jelly dengan berat 113 g. memiliki ciri berwarna
pengujian kadar air dengan metode gravimetri, didapatkan data analisis sebagai
berikut:
Berdasarkan hasil pengujian kadar air dengan metode gravimetri dalam produk
permen jelly dari jahe merah yang dilakukan pada tanggal 22 Agustus 2023
didapatkan hasil kadar air sebesar 19,56%. Jika dibandingkan dengan standar acuan
SNI 3547.2-2008 syarat mutu kembang gula lunak, dimana standar kadar air pada
permen jelly yaitu maksimal 20%, maka dapat disimpulkan produk permen jelly yang
diproduksi seudah sesuai dengan standard dan layak untuk dikonsumsi. Semakin
tinggi kadar air dalam permen jelly maka akan tidak baik kualitas dari permen jelly
tersebut seperti berdampak permen jelly lebih lembek dan produk menjadi cepat
terkontaminasi oleh kapang dan bakteri, sehingga mengurangi masa simpan dari
produk tersebut.
pengujian gula reduksi metode luff schoorl, didapatkan data analisis sebagai berikut:
Berdasarkan hasil pengujian gula reduksi dengan metode luff schoorl dalam
produk permen jelly dari jahe merah yang dilakukan pada 23 agustus 2023
didapatkan hasil kadar gula reduksi sebesar 6,07%. Jika dibandingkan dengan standar
acuan SNI 3547.2-2008 syarat mutu permen jelly lunak, dimana standar kadar gula
reduksi pada produk permen jelly yaitu maks 25%. Maka dapat disimpulkan bahwa
produk permen jelly yang saya produksi sudah sesuai dengan standard an layak untuk
dikonsumsi.
Dari hasil praktikum Analisis Terpadu II yang telah dilakukan untuk pengujian
Bakteri dalam permen jelly berasal dari bahan baku seperti jahe merah dan air
yang kurang bersih, proses pengolahan yang kurang higienis dan pengerjaan
praktikum yang kurang aseptis. Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan
jumlah koloni bakteri pada permen jelly adalah 7,5 x 10 2 koloni/g. Nilai tersebut telah
memenuhi standar acuan SNI 3547.2-2008 yaitu maks 5x10 4 koloni/g. Maka dapat
disimpulkan bahwa analisis yang telah dilakukan memenuhi standard dan sampel
Jadi total biaya tetap yang harus disediakan untuk biaya produksi permen jelly
Jadi total biaya variabel yang harus disediakan untuk produksi permen jelly dari
= 104.500 : 20 unit
= 5.300 / unit
= 8.000 – 5.300
= 2.700
= 38 unit
Artinya penjualan sebanyak 38 unit usaha ini berada pada titik impas (balik
modal).
= 1.620.000
= 10.000.000 : 1.620.000
= 6 bulan
Jadi jangka waktu untuk dapat mengembalikan modal pembuatan permen jelly
Laba/tahun = laba/bulan x 12
= Rp 1.620.000 x 12
= Rp 19.440.000
= 94,4%
Karena ROI yang didapat yaitu 94,4% berarti >5% maka usaha permen jelly
jahe merah ini layak dikembangkan. Dari data diatas, maka studi kalayakan dari
usaha yogurt rasa mangga dapat dikembangkan untuk usaha yang lebih besar,
4.4 Pemasaran
Teknik pemasaran yang akan dilakukan adalah social media marketing dan
swalayan. Jenis marketing ini memanfaat peran social media dan penjualan offline
dalam proses pemasarannya. Pada media sosial dipasarkan melalui WhatsApp dan
herbal jahe merah akan dimasukkan pada beberapa swalayan yang ada dikota padang.
1. Terbuat dari bahan baku jahe merah yang popular dalam dunia pengobatan
herbal.
3. Dilihat dari bentuk fisik permen jelly yang sangat menarik dan unik dengan
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
dari jahe merah yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa produk permen jelly
dari jahe merah yang dibuat telah memenuhi stndar mutu SNI 3547-2-2008, dimana
1. Kadar air = 19,56% (memenuhi standar mutu SNI yaitu maks 20%)
2. Kadar gula reduksi = 6,07% (memenuhi standar mutu SNI yaitu maks 25%)
Jika dibandingkan dengan standar syarat mutu kembang gula lunak oleh SNI
3547-2-2008, maka semua parameter yang diuji sudah memenuhi standar mutu dan
5.2 SARAN
mengenai kandunagn permen jelly herbal dari jahe merah dengan parameter
KEPUSTAKAAN
1. Na2HPO4 10%
X
10 %= x 100 %
150 ml
10 % x 150 ml
gram= =15 gram
100 %
Prosedur pembuatan :
3. Dihomogenkan
2. Pb Asetat ½ basa
dengan 20 mL aquadest
suling
ml air suling
4. H2SO4 25%
= [ V x % ] Pekat = [ V x % ]Encer
100 ml x 25 %
= V encer =
66 %
= 37,88 mL = 38 mL
Prosedur pembuatan :
5. HCL 4 N
= [ V x N ] Pekat = [ V x N ] Encer
= [ V x 9,8 N ] = [ 50 mL x 4 N ]
50 ml x 4 N
= VEncer =
9 ,8 N
= 20,4 mL = 21 mL
Prosedur pembuatan :
6. KI 20%
Perhitungan :
x
20% = × 100 %
100 ml
20 % ×100 ml
x= = 20 gram
100 %
Prosedur pembuatan :
7. Na2S2O3 0,1 N
G = N x BE x V
= 2,48 gram
Prosedur pembuatan :
d. Diberi label
8. Indikator Amilum 1%
Perhitungan
x
1% = x 100 %
50 ml
1% ×50 ml
x= = 0,5 gram
100 %
Prosedur pembuatan :
22 , 5 gr X
PCA = x
1000 ml 100 ml
= 2,250 gram
2. Perhitungan BPW
25 , 5 gr X
BPW = x
1000 ml 50 ml
= 1,275 g
Lampiran 2. SNI
Lampiran 3. Perhitungan data hasil analisis
1. Penentuan kadar air metode gravimetric
a) Sampel 1
0,9736 g
¿ x 100 % ¿ 19 , 47 %
5,000 g
b). sampel 2
W 1−W 2
Kadar air ¿ x 100 %
W 1−W 0
41,0737 g−40,0911 g 0,9826 g Rata-rata kadar air
¿ x 100 %¿ x 100 % ¿ 19 , 65 %
41,0737 g−36,0736 g 5,0001 g
19 , 47 %+19 , 65 %
¿ ¿ 19 , 56 %
2
G = BE x V(L) x []
= 0,49 gram
3. Konsentrasi K2Cr2O7
G
[] ¿
BE x V ( L)
0,4903 g
[] ¿
49 g/mol X 0 , 1 l
[] = 0,1001 N
5. Standarisasi Na2S2O3
[VN]Na2S2O3 = [VN]K2Cr2O7
9,85 ml x N = 10 ml x 0,1001 N
N = 10 ml x 0,1001 N
9,85 ml
= 0,1016 N
( Vb−Vs ) × Nthio
ml sakar = × 100 %
0 ,1 N
( 27 , 3 ml−25 , 2 ml ) × 0,1016 N
=
0,1N
= 2,1336 ml sakar
Mg sakar = 2 + 0,1336
= 4,8 + 0,3206
= 5,1206
250 ml
Fp ¿ ¿ = 25
10 ml ¿
mg sakar × fp × 0 , 95
% gula reduksi = ×100 %
mg sampel
5,1206 mg x 25 x 0 , 95
= × 100 %
2000 , 1 mg
= 6 , 07 %
Jumlah koloni
Sampel 10-2 10-3 ALT (Koloni/g)
Permen jelly dari 7 8
jahe merah 8 5 7,5 x102
Rata-rata 7,5 6,5
1
ALT = jumlah koloni x
fp
1
Pengenceran 10-2 = jumlah koloni x
fp
1
= 7,5 x
10−2
= 7,5 x 102
1
Pengenceran 10-3 = jumlah koloni x
fp
1
= 6,5 x
10−3
= 6,5 x 103
Kerena jumlah koloni kurang dari 30-300 koloni, maka langsung saja
diambil pengenceran yang terkecil yaitu 7,5 x 102 koloni/g (menurut aturan spc).
dan tamat pada tahun 2020. Dan Insya Allah akan menamatkan pendidikan di SMK
Pada penelitian ini penulis dibimbing oleh Ibu Ayu Kurnia Permata Sari,S.Si.
sebagai pembimbing praktikum Analisis Terpadu II serta orang tua dan rekan kerja
Ikram Fadhillah beserta teman-teman Amertha Intelegensia (angkatan 56) yang telah
membantu dalam penyelesaian laporan ini. Penulis memilih judul penelitian ini
bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa Jahe merah yang biasanya
hanya digunakan sebagai bumbu dapur dan minuman tradisional seperti wedang jahe
dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam pembuatan permen jelly. Penulis
menciptakan inovasi-inovasi lainnya yang lebih baik lagi. Semoga laporan pembuatan
dan analisis permen jelly herbal dari jahe merah ini dapat bermanfaat bagi pembaca..
e-mail : sestari180904@gmail.com