Anda di halaman 1dari 9

Rahardjo M, Sihombing P, Firdaus VP Karakteristik fisik soyghurt

DOI: http://dx.doi.org/10.35941/jtaf.4.2.2022.9165.96-104

PENGARUH PENAMBAHAN MADU TERHADAP KARAKTERISTIK FISIK


DAN ORGANOLEPTIK YOGHURT KEDELAI (SOYGHURT)

The Effect of Honey Addition On Physical Characteristics of Soy Yogurt (Soyghurt)

Monika Rahardjo*, Monang Sihombing, Valentino Pandu Firdaus


1
Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen Satya
Wacana, Salatiga
*)Penulis korespondensi: monika.rahardjo@uksw.edu

Submisi 28.10.2022; Penerimaan 23.12.2022; Dipublikasikan: 28.12.2022

ABSTRAK
Beberapa orang menghindari susu hewani, yaitu seperti penderita intolerasi laktosa
dan vegetarian. Berdasarkan masalah tersebut, yoghurt berbahan dasar susu nabati dari
kedelai atau biasa disebut dengan soyghurt dapat menjadi solusi. Jenis karbohidrat yang
digunakan sebagai sumber energi pertumbuhan bakteri adalah madu. Tujuan penelitian ini
adalah untuk menganalisis pengaruh konsentrasi penambahan madu yaitu 0,0%, 2,5%, 5,0%,
7,5%, 10,0%, 12,5% terhadap karakteristik fisik (pH dan kekentalan) dan organoleptik
soyghurt. Tahapan yang dilakukan adalah pembuatan susu kedelai kemudian pembuatan
soyghurt. Data dianalisis menggunakan metode One-Way ANOVA dilanjutkan dengan uji
Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan nyata pH pada konsentrasi
madu 7,5% dan 10% dengan nilai penurunan sebesar 4,85. Perbedaan nyata viskositas terlihat
pada konsentrasi madu 5% dengan nilai peningkatan sebesar 6,3 dpa.s. Perbedaan nyata
karakteristik organoleptik terlihat pada parameter rasa, tekstur dan keseluruhan dengan
tingkat kesukaan tertinggi terdapat pada konsentrasi madu 12,5%. Penambahan madu dengan
konsentrasi yang berbeda (0,0-12,5%) memberikan pengaruh nyata pada pH, viskositas dan
tingkat kesukaan panelis terhadap sifat organoleptik khususnya untuk parameter rasa, tekstur
dan keseluruhan soyghurt.
Kata kunci: Karakteristik fisik, madu, soyghurt

ABSTRACT
Some people avoid animal milk, such as people with lactose intolerance and
vegetarian. Based on that problem, yogurt that made from vegetable milk from soybeans or
commonly known as soygurt can be solution. The type of carbohydrate used as an energy
source for bacterial growth is honey. The porpose of this study is to determine the effect
concentration addition of honey that is 0.0, 2.5, 5.0, 7.5, 10.0 and 12.5% on the physical (pH
and viscosity) and organoleptic characteristics of soyghurt. The steps taken were making soy
milk and making soyghurt. Data were analysed by One-Way ANOVA continued by Duncan's
test. The results show that there was a significant difference in pH at the honey concentration
of 7.5% and 10% with a decrease value of 4.85. The real difference in viscosity is seen at 5%
honey concentration with an increase value of 6.3 dpa.s. Significant differences in
organoleptic properties were seen in taste, texture and overall parameters with the highest
level of preference found at 12.5% honey concentration. The addition of honey with different
concentration (0.0-12.5%) affected significantly on pH, viscosity and panelists' preference
for organoleptic properties, especially for parameters of taste, texture and overall of soygurt.
Keywords: Physical characteristic, honey, soyghurt

PENDAHULUAN yang bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu


pangan yang dikenal masyarakat sebagai
Meningkatnya kesadaran masyarakat
pangan fungsional dan bermanfaat bagi
terhadap kesehatan menyebabkan terjadinya
kesehatan adalah minuman probiotik.
tuntutan dalam mengonsumsi produk pangan
Minuman probiotik adalah minuman yang

96
Journal of Tropical AgriFood 2022; 4(2): 96-104 p-ISSN 2685-3590
Artikel Riset e-ISSN 2685-3604

bermanfaat untuk kesehatan yang mana dapat vitamin A, B1, B2, B3, B5, B6, C, D, E, K,
meningkatkan sistem kekebalan tubuh, beta karoten, flavonoid, asam fenolik dan
memperbaiki penyerapan gizi makanan dan asam nikotinat serta mineral dan zat lain
mengandung bakteri asam laktat (BAL) seperti besi, sulfur, magnesium, kalsium,
sehingga menguntungkan bagi saluran natrium dan fosfor (Sihombing, 1994).
pencernaan karena dapat meningkatkan Rasa manis madu alami melebihi rasa
keseimbangan mikroflora usus dan mampu manis pada gula karena tingkat kemanisannya
bertahan hidup dalam keasaman lambung bisa 1 setengah kali lebih manis dari gula
(Widyaningsih, 2011). Salah satu jenis pasir. Kandungan senyawa utama pada madu
minuman probiotik yang banyak dikenal seperti karbohidrat (79,8%) dan air (17%)
masyarakat adalah yoghurt. juga menyebabkan madu alami tidak memiliki
Yoghurt merupakan salah satu produk efek-efek buruk seperti halnya pada gula pasir
hasil fermentasi berbahan dasar susu hewani (Ambarwati, 2004). Selain itu madu juga lebih
dengan menggunakan starter bakteri asam baik jika digunakan dibandingkan sukrosa
laktat. Namun ada beberapa orang yang atau gula biasa karena madu mengandung
menghindari susu hewani karena tidak glukosa dan fruktosa sehingga saat diminum
mengonsumsi bahan-bahan yang berasal dari langsung akan diserap darah dan cepat
hewan (vegetarian) dan mengandung laktosa menghasilkan tenaga. Sedangkan gula yang
sehingga penderita intolerasi laktosa tidak berisi sukrosa baru diserap setelah beberapa
dapat mengonsumsi susu hewani karena tidak jam kemudian (Prasetyo, 2014).
dapat mencerna laktosa yang terdapat pada Penambahan madu dalam proses
susu hewani. Berdasarkan masalah tersebut, fermentasi soyghurt bertujuan untuk mening-
yoghurt berbahan dasar susu nabati dari katkan kualitas soyghurt karena madu me-
kacang kedelai atau yang biasa disebut dengan rupakan sumber prebiotik. Penggunaan madu
soghurt dapat menjadi solusi. Kedelai juga dapat memperbaiki tekstur, aroma, pH,
merupakan jenis kacang-kacangan yang nilai gizi dan berperan sebagai perisa pada
populer di masyarakat, mudah didapat dan soyghurt sehingga lebih disukai masyarakat.
diolah menjadi produk pangan yang bergizi. Lactobacillus bulgaricus dan
Selain itu, kandungan protein pada susu atau Streptococcus thermophilus memiliki
sari kedelai (4,40%/100 g) lebih tinggi hubungan simbiosis selama proses fermentasi.
dibandingkan dengan susu sapi (2,90%/100 g) S. thermophilus tumbuh lebih cepat dan
(Maris dan Radiansyah, 2021), sehingga layak menghasilkan asam laktat yang dapat menu-
untuk dijadikan bahan alternatif pengganti runkan pH untuk mengoptimalkan
susu sapi dalam pembuatan yoghurt. Bau partumbuhan L. bulgaricus (Puvanenthiran et
langu pada sari kedelai menyebabkan sari al., 2002). Sebaliknya, L. bulgaricus dalam
kedelai kurang disukai masyarakat, sehingga proses fermentasi menyebabkan terurainya
perlu dilakukan proses pengolahan seperti protein susu, menghasilkan asam amino dan
fermentasi menjadi soyghurt untuk peptida-peptida yang akan menstimulasi
menghilangkan bau langu yang ada (Layadi et pertumbuhan S. thermophilus (Wahyudi,
al., 2009). 2006). Bakteri Lactobacillus juga akan
Pada dasarnya proses pembuatan menguraikan lemak dan menghasilkan asam-
soyghurt dan yoghurt sama, namun karena asam lemak yang memberikan aroma khas
dalam sari kedelai tidak mengandung laktosa pada produk akhir soyghurt. Streptococcus
maka diperlukan penambahan karbohidrat thermophilus berperan dalam memproduksi
sebagai sumber energi untuk pertumbuhan exopolysaccharides untuk menghasilkan
kultur starter bakteri. Karbohidrat yang dapat struktur produk fermentasi yang diinginkan
ditambahan antara lain adalah laktosa, sehingga lebih produktif dalam menghasilkan
glukosa, glukosa, fruktosa dan sukrosa. Madu rasa asam pada soyghurt (Layadi et al., 2009).
merupakan salah satu sumber gula yang juga Berdasarkan studi literatur yang sudah
dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi bagi dilakukan, terdapat beberapa penelitian me-
bakteri asam laktat. Madu mengandung ber- ngenai pembuatan yoghurt berbahan kacang-
bagai jenis gula seperti fruktosa 41%, glukosa kacangan. Beberapa penelitian mengenai
35% dan sukrosa 1,9%. Madu mengandung pembuatan yoghurt berbahan dasar kacang

97
Rahardjo M, Sihombing P, Firdaus VP Karakteristik fisik soyghurt
DOI: http://dx.doi.org/10.35941/jtaf.4.2.2022.9165.96-104

kedelai sudah pernah dilakukan oleh Labiba et (L. bulgaricus dan S. thermophilus) dari
al. (2020) dan Meirida et al. (2016), namun Yogourmet komersial.
penelitian tersebut masih menggunakan
Rancangan Percobaan dan Analisa Data
sumber karbohidrat dari gula pasir dan masih
Penelitian ini merupakan jenis peneli-
menggunakan campuran susu skim. Penelitian
tian eksperimental-kuantitatif yang disusun
mengenai pengaruh penambahan madu pada
dalam Rancangan Acak Lengkap dengan
yoghurt kedelai juga sudah pernah dilakukan
faktor tunggal (penambahan madu, %) dengan
oleh Kumala et al. (2004) namun masih
enam perlakuan (0,0%, 2,5%, 5,0%, 7,5%,
menggunakan campuran susu skim.
10,0%, 12,5%), masing-masing diulang
Konsentrasi madu yang paling optimum
sebanyak 3 kali.
dalam meningkatkan kualitas soyghurt adalah
Data pH, viskositas dan organoleptik
2,5% (Kumala et al. (2004). Penelitian ini
dianalisis dengan metode One-Way ANOVA
bertujuan untuk menganalisis pengaruh
dan uji lanjut Duncan yang dilakukan
konsentrasi penambahan madu yaitu 0%,
menggunakan aplikasi SPSS16. Uji lanjut
2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 12,5% terha-dap
menggunakan uji Duncan karena untuk
karakteristik fisik yang meliputi derajat
mengetahui hasil uji beda nyata dan pengaruh
keasaman, kekentalan dan organoleptik
antar perlakuan soyghurt.
soyghurt tanpa adanya campuran susu skim.
Prosedur Penelitian
BAHAN DAN METODE Penelitian ini dimulai dengan membuat
susu kedelai kemudian dilanjutkan dengan
Bahan
mengolahkan menjadi soyghurt. Prosedur
Bahan yang digunakan dalam
pengolahan susu kedelai dan soyghurt
penelitian ini adalah kedelai, madu randu
disajikan pada Tabel 1.
yang diperoleh dari kota Salatiga dengan
viskositas 10oBx dan starter bakteri
Tabel 1. Prosedur pegolahan susu kedelai dan soyghurt
Tahap ke- Prosedur Penelitian Bahan Jumlah Durasi
Pembuatan Susu Kedelai
1 Perendaman dan Kacang 250 gram 12 jam
pencucian kedelai kedelai
2 Air Hingga melebihi permukaan
kedelai
3 Kedelai diblender Kedelai yang 250 gram Hingga halus
telah
direndam
Air 3 liter
4 Perebusan kedelai Kedelai yang telah halus 30 menit (85-
90℃)
5 Penyaringan kedelai Kedelai yang telah direbus -
Pembuatan Soyghurt
1 Penimbangan susu Susu kedelai 100 ml (setiap perlakuan/botol)
-
kedelai
2 Penambahan madu Madu 0%; 2,5%; 5%; 7,5%; 10%;
-
12,5%
3 Pendinginan susu Susu kedelai yang telah ditambahkan madu Hingga mencapai
kedelai suhu 43-45℃
4 Penambahan starter Starter bakteri 0,5% Hingga tercampur
dan diaduk merata merata
5 Campuran susu kedelai Campuran susu kedelai yang telah ditambahkan 12 jam
dimasukan ke dalam sterter bakteri dan perlakuan madu
botol kaca kedap udara
dan diinkubasi

98
Journal of Tropical AgriFood 2022; 4(2): 96-104 p-ISSN 2685-3590
Artikel Riset e-ISSN 2685-3604

perasa, penglihatan, pembau, dan peraba


Prosedur Analisis
terhadap soyghurt yang disajikan dalam
Uji pH wadah plastik dengan cara panelis mencicipi
Pengukuran pH dilakukan dengan soyghurt dengan 6 macam variasi konsentrasi
menyalakan pH-meter dan bilas elektroda penambahan madu yang berbeda.
dengan aquades. Elektroda dimasukan ke
dalam larutan buffer pH 7 kemudian tunggu HASIL DAN PEMBAHASAN
hingga pembacaan pH 7 stabil. Selanjutnya
Karakteristik fisik soyghurt
pH-meter dimasukan ke dalam setiap sampel
Karakteristik fisik yang diamati pada
perlakuan. Pembacaan pada pH-meter
peneitian ini adalah nilai pH dan viskositas
diperoleh setelah pH-meter dicelupkan, jika
soyghurt. Nilai pH merupakan parameter yang
pengukuran sudah stabil dilakukan pencatatan
digunakan untuk menyatakan tingkat
terhadap angka yang tertera pada layer pH
keasaman yang dimiliki oleh suatu larutan.
meter (Meirida et al., 2016).
Penambahan madu berpengaruh nyata
Uji Viskositas terhadap pH dan viskositas soyghurt (Tabel
Pengujian viskositas soyghurt dilaku- 2.), sedangkan kecenderungan pengaruhnya
kan menggunakan viscometer. Sampel disajikan pada Gambar 1.
sebanyak 100 mL dicelupkan sampai
menyentuh spindle. Viskositas yang dihasil- Table 2. Pengaruh penambahan madu
kan adalah dari angka yang muncul pada layar terhadap pH dan viskositas soyghurt
viscometer setelah kondisi angka cenderung
Viskositas
stabil (Wibawanti dan Rinawidiastuti, 2018). Madu (%) pH
(dPa.s)
Uji Karakteristik Organoleptik 0,0 5,04 ± 0,015a 4,57 ± 0,35a
Uji organoleptik yang dilakukan adalah 2,5 4,86 ± 0,015b 5,33 ± 0,06bc
uji score sheet yang terdiri dari uji hedonik 5,0 4,86 ± 0,012b 6,30 ± 0,27d
terhadap warna, aroma, rasa, tekstur dan 7,5 4,85 ± 0,021b 5,57 ± 0,21c
keseluruhan. Dalam uji hedonik ini menggu- 10,0 4,85 ± 0,006b 5,33 ± 0,53bc
nakan 5 skala hedonik yang menunjukkan 12,5 4,89 ± 0,010c 5,00 ± 0,36ab
angka kesukaan yaitu 5 = Sangat Suka, 4 = Keterangan: Data (mean±SD) diperoleh dari 3 kali
Suka, 3 = Biasa, 2 = Tidak Suka, 1 = Sangat ulangan. Data pada kolom yang sama yang diikuti
Tidak Suka (Meirida et al., 2016). Penilaian oleh huruf yang berbeda menunjukan beda nyata
dilakukan dengan menggunakan indera (uji Duncan, p<0,05).

5,1 5,04 8 6,3


Viskositas (cp)

5,33 5,57 5,33


5,0 6 4,57 5
4,89
4,86 4,86
pH

4,9 4,85 4,85 4

4,8 2

4,7 0
0% 2,5% 5% 7,5% 10% 12,5% 0% 03% 5% 08% 10% 13%
Penambahan Madu
Penambahan Madu
Viskositas Linear (Viskositas)
pH Linear (pH)
(a) (b)
Gambar 1. Tren pengaruh penambahan madu terhadap keasaman dan viskositas soyghurt

Derajat keasaman (pH) terendah terdapat pada soyghurt dengan


Nilai pH yang dihasilkan cenderung konsentrasi madu sebanyak 7,5% dan 10%.
mengalami penurunan pada konsentrasi madu Nilai ph tertinggi terdapat pada soyghurt
0% hingga 10% dan mengalami kenaikan dengan konsentrasi madu sebanyak 0%.
pada konsentrasi madu 12,5%. Nilai pH

99
Rahardjo M, Sihombing P, Firdaus VP Karakteristik fisik soyghurt
DOI: http://dx.doi.org/10.35941/jtaf.4.2.2022.9165.96-104

Nilai pH pada perlakuan konsentrasi 0%, 5% dan 12,5%. Viskositas pada


madu 0% berbeda nyata dengan perlakuan perlakuan konsentrasi madu 12,5% berbeda
konsentrasi madu 2,5%, 5%, 7,5%, 10% dan nyata dengan 5% dan 7,5%.
12,5%. Nilai pH pada perlakuan konsentrasi Viskositas soyghurt cenderung
madu 2,5%, 5%, 7,5% dan 10% berbeda nyata mengalami kenaikan pada konsentrasi
dengan nilai pH pada konsentrasi madu 0% penambahan madu 0%, 2,5% dan 5%.
dan 12,5%. Nilai pH pada Perlakuan Selanjutnya viskositas cenderung mengalami
konsentrasi madu 12,5% berbeda nyata penurunan pada konsentrasi madu 7,5%, 10%
dengan nilai pH pada konsentrasi madu 0%, dan 12,5%. Nilai viskositas tertinggi terdapat
2,5%, 5%, 7,5% dan 10%. pada konsentrasi madu 5% yaitu 6,3 dPa.s.
Penurunan pH terjadi karena pada saat Sedangkan nilai viskositas terendah terdapat
fermentasi bakteri asam laktat menghasilkan pada konsentrasi madu 0% yaitu 4,57 dPa.s.
asam laktat. Asam laktat yang dihasilkan dari Menurut Mohan et al. (2020) penambahan
metabolisme karbohidrat madu dapat madu sebesar 5% adalah tingkat konsentrasi
menurunkan nilai pH lingkungan dan yang optimal untuk memperoleh atribut
menimbulkan rasa asam (Nofrianti et al., sensori, fisiokimia yang diinginkan seperti
2013). Namun nilai pH tidak selalu harus pH, viskositas dan penampakan sineresis. Hal
berbanding terbalik dengan kadar asam laktat tersebut terjadi karena penambahan madu
karena pH lebih ditentukan oleh jumlah ion H+ dengan konsentrasi 5% pada yoghurt atau
dalam larutan. Adanya peningkatan pH susu fermentasi memberikan kondisi
soyghurt pada konsentrasi penambahan madu lingkungan yang optimal untuk pertumbuhan
12,5% dikarenakan penambahan madu dalam bakteri probiotik, kultur starter dan
konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kelangsungan hidup mereka.
kondisi medium menjadi kurang optimum Viskositas menggambarkan tingkat
untuk mendukung metabolisme S. kekentalan suatu cairan atau produk pangan.
thermophilus dan L. bulgaricus. Kelebihan Pada saat proses fermentasi, terjadi
madu dalam medium juga dapat penggumpalan protein karena asam laktat
menyebabkan sel bakteri mengalami yang dihasilkan oleh bakteri S. thermophilus
plasmolisis karena medium menjadi dan L. bulgaricus, sehingga menyebabkan
hipertonik dan kandungan airnya berkurang. produk menjadi kental. Penurunan viskositas
Menurut Gianti dan Evanuarini (2011) dapat disebabkan oleh aktivitas bakteri yang
semakin tinggi kadar gula yang ditambahkan berperan dalam proses fermentasi menurun
cenderung dapat mempengaruhi pH susu karena nutrisi dalam hal ini energi bakteri
fermentasi dan menyebabkan penurunan yang berasal dari madu berkurang (Susilorini
aktivitas starter bakteri. dan Sawitri, 2006). Menurut Kristinaningsih
et al. (2015) salah satu cara untuk
Viskositas
meminimalisir terjadinya penurunan
Viskositas soyghurt menggambarkan
viskositas adalah dengan menambahkan
sifat resistensi cairan terhadap suatu aliran
stabilizer.
kekuatan untuk menahan pergerakan relatif
(Manab, 2008). Penambahan madu (0%, Karakteristik Organoleptik
2,5%, 5%, 7,5%, 10% dan 12,5%) Karakterisitik organoleptik dilakukan
berpengaruh nyata terhadap derajat viskositas meliputi respons organoleptik hedonik untuk
soyghurt. atribut aroma, warna, rasa, tekstur dan
Nilai viskositas perlakuan konsentrasi keseluruhan. Respons organoleptik hedonik
madu 2,5% dan 10% berbeda nyata dengan ini menggunakan skala 1-5 untuk Sangat
viskositas pada konsentrasi madu 0%, 5%, Tidak Suka sampai Sangat Suka.
7,5% dan 12,5%. Viskositas perlakuan Pengaruh penambahan madu terhadap
konsentrasi madu 5% berbeda nyata dengan karakteristik sensoris hedonik soyghurt
konsentrasi madu 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10% disajikan pada Tabel 3., sedangkan profil
dan 12,5%. Nilai viskositas pada perlakuan sensorisnya disajikan dengan web diagram
konsentrasi madu 7,5% berbeda nyata dengan pada Gambar 2.

100
Journal of Tropical AgriFood 2022; 4(2): 96-104 p-ISSN 2685-3590
Artikel Riset e-ISSN 2685-3604

Table 3. Pengaruh penambahan madu terhadap karakterisitik sensoris hedonik Soyghurt


Penambahan madu (%)
Atribut
0,0 2,5 5,0 7,5 10,0 12,5
Aroma 2,73±0,88a 2,88±0,89ab 3,15±0,76ab 3,36±0,99b 3,18±0,88ab 3,21±0,99ab
Warna 3,33±0,82 3,55±0,67 3,58±0,61 3,70±0,59 3,48±0,67 3,55±0,71
Rasa 2,27±0,80a 2,48±1,03ab 2,64±0,99ab 2,82±1,01bc 3,30±0,92cd 3,42±1,25d
Tekstur 2,94±0,93a 3,12±0,86ab 3,45±0,91bc 3,61±0,70c 3,61±0,70c 3,70±0,92c
Keseluruhan 2,73±0,67a 2,93±0,90ab 3,15±0,91abc 3,27±0,94bc 3,52±0,80c 3,6 ±0,97c
Keterangan: Angka yang diikuti oleh kode huruf berbeda menunjukan adanya perbedaan nyata (uji Duncan,
p<0,05).

0%2,73 0%
4 3,8 3,33

3,21 3 3,55 3,6


12,50% 2 2,50% 12,50% 3,4 2,50%
1 2,88 3,2 3,55
0 3
3,18 3,48
10% 5% 10% 5%
3,15 3,58

3,70
3,367,50% 7,50%

(a) (b)
0% 0%2,94
4 2,27 4
3,42 3 3,70 3
12,50% 2 2,50% 12,50% 2 2,50%
1 2,48 1 3,12
0 0

3,30 3,61
10% 5% 10% 5%
2,64 3,45

2,827,50% 3,617,50%

(c) (d)
0%2,73
4
3,61 3
12,50% 2 2,50%
2,93
1
0

3,52
10% 5%
3,15

3,27
7,50%

(e)
Gambar 2. Pengaruh penambahan madu terhadap profil karakteristik sensoris hedonik soyghurt.
(a) Aroma; (b) warna; (c) rasa; (d) tekstur; (e) keseluruhan

101
Rahardjo M, Sihombing P, Firdaus VP Karakteristik fisik soyghurt
DOI: http://dx.doi.org/10.35941/jtaf.4.2.2022.9165.96-104

rasa yang tidak terlalu asam. Soyghurt dengan


Aroma
konsentrasi penambahan madu 2,5% dan 5%
Penambahan (0%, 2,5%, 5%, 7,5%,
memilki rasa asam. Pada soyghurt dengan
10% dan 12,5%) berpengaruh nyata (p<0,05)
konsentrasi penambahan madu 7,5% rasa
terhadap tingkat kesukaan aroma pada
yang dihasilkan adalah asam dengan sedikit
Soyghurt. Soyghurt dengan konsentrasi
rasa manis. Soyghurt dengan konsentrasi
penambahan madu 0%, 2,5%, 5%, 7,5% 10%
penambahan madu 10% memiliki rasa asam
dan 12,5% memiliki aroma asam khas
dan manis. Riazi dan Ziar (2012) menyatakan
yoghurt, namun masih terdapat aroma dari
bahwa yoghurt dengan konsentrasi
sari kedelai. Panelis cenderung menyukai
penambahan madu 10% juga memiliki rasa
aroma soyghurt dengan konsentrasi
manis. Soyghurt dengan konsentrasi
penambahan madu 7,5% yang menghasilkan
penambahan madu 12,5% memiliki rasa yang
skor tertinggi yaitu 3,36. Skor terendah pada
paling baik yaitu asam, manis (lebih manis
tingkat kesukaan aroma soyghurt terdapat
dari soyghurt dengan konsentrasi
pada soyghurt dengan konsentrasi
penambahan madu 10%) dan terdapat sedikit
penambahan madu 0% dengan nilai skor
rasa madu. Panelis cenderung menyukai rasa
sebesar 2,73. Berdasarkan penelitian yang
soyghurt dengan konsentrasi penambahan
dilakukan oleh Riazi dan Ziar (2012),
madu 12,5% yang menghasilkan skor tingkat
penambahan konsentrasi madu 10% pada bio-
kesukaan tertinggi yaitu 3,42 (Tabel 3;
yoghurt menghasilkan aroma madu yang kuat.
Gambar 2c). Tingkat kesukaan panelis
Warna terendah pada kategori rasa soyghurt terdapat
Penambahan madu sampai dengan pada soyghurt dengan konsentrasi
12,5% berpengaruh tidak nyata (p>0,05) penambahan madu 0% yang menghasilkan
terhadap tingkat kesukaan warna pada skor sebesar 2,27.
Soyghurt. Soyghurt dengan konsentrasi
Tekstur
penambahan madu 0%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10%
Penambahan madu (0%, 2,5%, 5%,
dan 12,5% menghasilkan warna yang
7,5%, 10% dan 12,5%) berpengaruh nyata
cenderung sama yaitu putih. Pada tingkat
(p<0,05) terhadap tingkat kesukaan tekstur
kesukaan warna, panelis cenderung menyukai
pada Soyghurt. Tingkat kesukaan tekstur
warna soyghurt dengan konsentrasi
dengan penambahan konsentrasi madu 0%
penambahan madu 7,5% yang menghasilkan
berbeda nyata dengan konsentrasi madu 5%,
skor tertinggi yaitu 3,70. Sedangkan skor
7,5%, 10% dan 12,5%. Perlakuan konsentrasi
terendah pada tingkat kesukaan warna
madu 2,5% berbeda nyata dengan 7,5%, 10%
soyghurt terdapat pada soyghurt dengan
dan 12,5%.
konsentrasi penambahan madu 0% yang
Soyghurt dengan konsentrasi
menghasilkan nilai skor sebesar 3,33.
penambahan madu 0% memiliki tekstur yang
Menurut penelitian (Krisnaningsih dan
lembut, sedikit kental dan terdapat gumpalan
Yulianti, 2015), memberikan beberapa tingkat
yang terlihat jelas. Soyghurt dengan
konsentrasi penambahan madu tidak
konsentrasi penambahan madu 2,5%, 5%,
berpengaruh terhadap warna yang dihasilkan
7,5%, 10% dan 12,5% memiliki tekstur yang
pada yoghurt.
cenderung sama yaitu lembut, kental dan
Rasa masih terdapat sedikit gumpalan, namun
Penambahan madu (0%, 2,5%, 5%, soyghurt dengan penambahan madu 10% dan
7,5%, 10% dan 12,5%) berpengaruh nyata 12,5% memiliki gumpalan yang lebih sedikit.
(p<0,05) terhadap tingkat kesukaan rasa Burhan (2008) mengatakan bahwa kondisi
Soyghurt. Tingkat kesukaan rasa dengan asam menyebabkan protein pada susu berubah
konsentrasi madu 0% berbeda nyata dengan struktur dan terdenaturasi sehingga dapat
konsentrasi madu 7,5%, 10% dan 12,5%. membentuk gumpalan. Pada uji tingkat
Perlakuan konsentrasi madu 2,5% dan 5% kesukaan tekstur soyghurt, panelis cenderung
berbeda nyata dengan 10% dan 12%. menyukai tekstur soyghurt dengan
Pada kategori rasa, soyghurt dengan konsentrasi penambahan madu 12,5%. Pada
konsentrasi penambahan madu 0% memiliki konsentrasi tersebut nilai skor yang dihasilkan

102
Journal of Tropical AgriFood 2022; 4(2): 96-104 p-ISSN 2685-3590
Artikel Riset e-ISSN 2685-3604

sebesar 3,70. Nilai skor dengan tingkat kesukaan panelis tertinggi terdapat pada
kesukaan tekstur soyghurt terendah terdapat konsentrasi madu 12,5%. Penambahan madu
pada soyghurt dengan konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap
penambahan madu 0% yang menghasilkan parameter warna soyghurt.
nilai skor sebesar 2,94.
DAFTAR PUSTAKA
Keseluruhan
Penambahan madu (0%, 2,5%, 5%, Ambarwati, Y.K., 2004. Pengaruh
7,5%, 10% dan 12,5%) berpengaruh nyata Penambahan Madu dan Lama
(p<0,05) terhadap tingkat kesukaan secara Penyimpanan Terhadap Total Bakteri
keseluruhan pada Soyghurt. Tingkat kesukaan dan Daya Terima Susu Pasteurisasi.
secara keseluruhan pada perlakuan Skripsi. Fakultas Kesehatan
konsentrasi madu 0% berbeda nyata dengan Masyarakat, Universitas Diponegoro,
konsentrasi 7,5%, 10% dan 12,5%. Perlakuan Semarang.
konsentrasi madu 2,5% berbeda nyata dengan
Burhan, B., 2008. Kefir Minuman Susu
10% dan 12,5%. Kemudian untuk perlakuan
Fermentasi dengan Gudang Khasiat
penambahan madu 5% berbeda nyata dengan
Untuk Kesehatan. PT Gramedia
12,5%.
Pustaka Utama, Jakarta.
Secara keseluruhan soyghurt dengan
konsentrasi penambahan madu 0% kurang Gianti, I., Evanuarini, H., 2011. Pengaruh
bisa diterima panelis. Soyghurt dengan penambahan gula dan lama
konsentrasi penambahan madu 2,5%, 5% dan penyimpanan terhadap kualitas fisik
7,5% sedikit bisa diterima karena secara susu fermentasi. Jurnal Ilmu dan
keseluruhan hampir menyerupai yoghurt. Teknologi Hasil Ternak, 6(1): 28–33.
Soyghurt dengan konsentrasi penambahan Krisnaningsih, A.T.N., Yulianti, D.L., 2015.
madu 10% dan 12,5% merupakan soyghurt Improving the quality of the yoghurt
yang paling bisa diterima karena secara with the addition of honey. Proceeding
keseluruhan lebih menyerupai yoghurt. Tabel. Internasional Seminar Improving
3 dan Gambar. 7 menunjukan bahwa pada Tropical Animal Production for Food
tingkat kesukaan secara keseluruhan panelis Security. 2015, Nov, 3-5, Universitas
cenderung menyukai soyghurt dengan Halu Oleo, Kendari, Indonesia, pp.
konsentrasi penambahan madu 12,5% yang 205–211.
menghasilkan nilai skor tertinggi yaitu 3,61.
Secara keseluruhan panelis cenderung tidak Kumala, N., Setyaningsih, R., Susilowati, A.,
menyukai soyghurt dengan konsentrasi 2004. Pengaruh konsentrasi susu skim
penambahan madu 0% yang menghasilkan dan madu terhadap kualitas hasil
nilai skor terendah yaitu 2,73. yoghurt kedelai (Glycine max (L)
Merr.) dengan inokulum Lactobacillus
KESIMPULAN casei. Bio Smart, 6(1):15-18.
Penambahan madu dengan perlakuan Labiba, N.M., Marjan, A.Q., Nasrullah, N.,
konsentrasi yang berbeda yaitu 0%, 2,5%, 5%, 2020. Pengembangan soyghurt
7,5%, 10% dan 12,5% memberikan pengaruh (yoghurt susu kacang kedelai) sebagai
nyata (p<0,05) terhadap karakteristik minuman probiotik tinggi isoflavon.
soyghurt dalam hal derajat keasaman (pH) dan Amerta Nutrition, 4(3): 244-249.
viskositas Perbedaan nyata pada derajat Layadi, N., Sedyandini, P., Edi Soetaredjo, F.,
keasaman terlihat pada penurunan pH dengan 2009. Pengaruh waktu simpan terhadap
nilai nilai pH terendah 4,85 pada konsentrasi kualitas soyghurt dengan penambahan
madu 7,5% dan 10%. Perbedaan nyata pada gula dan stabiliser. Widya Teknik, 8(1):
viskositas terlihat pada peningkatan viskositas 1-11.
dengan nilai tertinggi yaitu 6,3 dpa.s pada
konsentrasi madu 5%. Pada sifat organoleptik, Manab, A., 2008. Kajian sifat fisik yogurt
perbedaan nyata terlihat pada parameter rasa, selama penyimpanan pada suhu 4oC.
tekstur dan keseluruhan dengan tingkat

103
Rahardjo M, Sihombing P, Firdaus VP Karakteristik fisik soyghurt
DOI: http://dx.doi.org/10.35941/jtaf.4.2.2022.9165.96-104

Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Puvanenthiran, A., Williams, R.P.W.,


Ternak, 3(1): 52–58. Augustin, M.A., 2002. Structure and
visco-elastic properties of set yoghurt
Maris, I., Radiansyah, M.R., 2021. Kajian
with altered casein to whey protein
pemanfaatan susu nabati sebagai
ratios. International Dairy Journal,
pengganti susu hewani. Food Scientia:
12(4): 383-391.
Journal of Food Science and
Technology, 1(2): 103–116. Riazi, A., Ziar, H., 2012. Effect of honey and
https://doi.org/10.33830/fsj.v1i2.2064. starter culture on growth, acidification,
2021 sensory properties and bifidobacteria
cell counts in fermented skimmed milk.
Meirida, M., Lestari, E., Sandri, D., 2016.
Afr. J. Microbiol. Res., 6(3): 486-498.
Pengaruh penambahan carboxylmethyl
https://doi.org/10.5897/AJMR10.819
cellulose (CMC) dan agar-agar sebagai
pengemulsi pada pembuatan soyghurt Sihombing, D.T., 1994. Ilmu Ternak Lebah
buah naga. Jurnal Teknologi Agro- Madu. Gajah Mada University Press,
Industri, 3(2): 8-14. Yogyakarta.
Mohan, A., Hadi, J., Gutierrez-Maddox, N., Susilorini, T.E., Sawitri, M.E., 2006. Produk
Li, Y., Leung, I.K.H., Gao, Y., Shu, Q., Olahan Susu. Penebar Swadaya,
Quek, S.Y., 2020. Sensory, Jakarta.
microbiological and physicochemical
Wahyudi, M., 2006. Proses pembuatan dan
characterisation of functional manuka
analisis mutu yoghurt. Buletin Teknik
honey yogurts containing probiotic
Pertanian, 11(1): 12-16.
lactobacillus reuteri DPC16. Foods,
9(1): 106. Wibawanti, J.M.W., Rinawidiastuti, R., 2018.
https://doi.org/10.3390/foods9010106. Sifat fisik dan organoleptik yogurt
drink susu kambing dengan
Nofrianti, R., Azima, F., Eliyasmi, R., 2013.
penambahan ekstrak kulit manggis
Pengaruh penambahan madu terhadap
(Garcinia mangostana L.). Jurnal Ilmu
mutu yoghurt jagung. Jurnal Aplikasi
dan Teknologi Hasil Ternak, 13(1): 27-
Teknologi Pangan, 2(2): 60-67.
37.
Prasetyo, B.A., 2014. Perbandingan Mutu
Widyaningsih, E.N., 2011. Peran Probiotik
Lebah Madu Apis mellifera
Untuk Kesehatan. Jurnal Kesehatan,
Berdasarkan Kandungan Gula
4(1): 14-20.
Pereduksi dan Non Pereduksi di
Kawasan Karet (Hevea brasiliensis)
dan Rambutan (Nephelium
lappaceum). Skripsi. Universitas
Brawijaya, Malang.

104

Anda mungkin juga menyukai