Vol. 10 No.01
JURNAL
SMAKPA
Terbitan tahun 2022
Diterbitkan Oleh :
DEWAN REDAKSI
Pembina : Kepala Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang
Penanggung Jawab : Anis Nur Afifah, S.Si
Penelaah Ahli :
Redaktur : Fitriyeni, M.Si
Editor : Silvania Lorina, M.Si; Yeni Hermayanti, M.Si
Redaktur Pelaksana : Farlina, S.Pd, M.Hum
Sekretariat : Evelin Arriesta, S.Si; Fadhilah Al Humaira, S.Pd; Ismaya Indri Astuti, S.Pd; Linda Junaidi, S.Pd
DARI REDAKSI
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat dan karunia-Nya,
jurnal SMAKPA terbitan tahun 2022 dapat terselesaikan dengan baik sesuai jadwal yang telah
ditentukan. Selain itu kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan jurnal ini. Tentunya tidak akan maksimal jika tidak
mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk penulis yang telah menyumbangkan karya-karya
ilmiahnya untuk dipublikasikan pada jurnal SMAKPA 2022.
Jurnal SMAKPA terbitan tahun 2022 ini merupakan salah satu dokumen dalam menjalankan
program-program kegiatan sesuai dengan visi misi yang telah dirumuskan dan mengacu pada tugas
dan fungsi yang diemban. Jurnal ini disajikan secara sistematis mulai dari judul hingga referensi
dengan memperhatikan kepaduan dan keselarasan isi dengan penelitian yang telah dilakukan
secara ilmiah.
Dengan tersusunnya jurnal ini, diharapkan dapat menjadi bahan atau acuan bagi kita semua
khususnya yang terlibat dalam bidang ilmiah . Redaksi menyadari bahwa penyusunan jurnal ini
masih jauh dari kata sempurna karena pengalaman dan pengetahuan kami yang terbatas. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak sangat diharapkan demi perbaikan jurnal ini di masa
mendatang.
SMK-SMAK Padang
Jl. Alai Pauh V no. 13
Kelurahan Kapalo Koto, Kecamatan Pauh
Kota Padang 25163, Telp: (0751) 777702 Fax : (0751) 777703
www.smk-smakpa.sch.id
EMAIL: smakpajurnal@gmail.com
BLOG: http://laboratoriumsmakpa.blogspot.com/ http://jurnalsmakpa.blogspot.com/
2. Verifikasi Metode Penentuan Ion Nitrat, Ion Sulfat Dan Fe Dalam Sampel Air Minum Dalam
3. Verifikasi Metode Hplc Analisis Kadar Kafein Dalam Sampel Obat Sakit Kepala Merek B, P Dan X. 15
6. Analisis Kualitas Air Minum Isi Ulang Berdasarkan Regulasi Permenkes No. 492 Tahun2010 ........... 41
9. Validasi Metoda Relatif Bias Penentu Volatile Matter dalam Batu Bara ............................................... 67
12. Verifikasi Metode Pengujian Kadar Timbal (Pb) dalam Air Limbah Menggunakan Spektrofotometri
14. Verifikasi Parameter SO2 di Udara Ambien Sesuai SNI 7119-8-2017 Menggunakan Spektrofotometer
................................................................................................................................................................. 99
ABSTRAK
Selai adalah makanan semi basah yang dapat dioleskan yang dibuat dari pengolahan buah- buahan, gula atau
tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan yang diijinkan (SNI, 2008). Selai buah
nanas sering digunakan secara komersial dalam kehidupan sehari – hari pada semua lapisan masyarakat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan mutu yang terdapat pada selai nanas dengan parameter
Uji Kadar Pengawet Metoda Asidimetri, Uji Kadar Gula Total Metoda Luff Schoorl dan Perhitungan Jumlah
Kapang dan Khamir Metoda TPC. Didapatkan hasil kadar pengawet 1.821,15 ppm, kadar gula total 0,46%,
dan jumlah kapang dan khamir 59 x 101. Tidak sesuai dengan standar yang digunakan.
ABSTRACT
Jam is a semi-wet food that can be smeared made from processing fruits, sugar or without the addition of
other food ingredients and permitted food additives (SN1, 2008) Pineapple jam is often used commercially in
everyday life at all levels of society , This study aims to determine the content of mautu contained in pineapple
jam with parameters Upi Level of Preservative Audimetric Method, Total Sugar Level Test Method Luff School
das Pethinungan Total Mold and Yeast TPC Method The results obtained concentration of 181, p. total gals
content 15,371, and the amount of mold and yeast. Does not to macth the parameters used.
Yeni Hermayanti, M.Si1*, Rizky Amri Pitama Putra2, Restila Azzahara3, Muhammad Fikri
Yanza4
*Email : rizkyamripitama@gmail.com
Abstrak
Verifikasi metode merupakan suatu uji kinerja metode yang sudah baku/standar. Verifikasi dilakukan
terhadap suatu metode standar sebelum diterapkan di laboratorium. Verifikasi metode bermaksud
untuk membuktikan bahwa laboratorium yang bersangkutan mampu melakukan pengujian dengan
metode tersebut dengan hasil yang valid. Verifikasi metode penentuan ion nitrat, ion sulfat dengan
metode sprektrofotometri UV-Vis dan penentuan Fe metode Spektrofotometri Serapan Atom (SSA)
dalam sampel AMDK yang mengacu pada SNI 3553:2015 dan SNI 3554:2015 telah dilakukan di
laboratorium pengujian SMK SMAK Padang dan didapatkan hasil kandungan ion nitrat 0,112 mg/L
(maks 44 mg/L), ion sulfat 19,175 mg/L, dan Fe 0,1194 mg/L (maks 0,1 mg/L). Dengan nilai korelasi
(r) ion nitrat yaitu 0.9979, ion sulfat 0,9988 dan Fe 0.9951. Nilai batas deteksi atau Limit of Detection
(LoD) ion nitrat sebesar 0.4364 mg/L, ion sulfat 2, 1498 mg/L, dan Fe 0.0111 mg/L. Batas
kuantifikasi atau Limit of Quantification (LoQ) ion nitrat 1.4547 mg/L, ion sulfat 7,1569 mg/L, dan
Fe 0.0163 mg/L. Berdasarkan hal di atas dapat disimpulkan bahwa metode tersebut dapat digunakan
untuk pengujian rutin di laboratorium pengujian SMK SMAK Padang.
Abstrack
Method verification is a standardized method performance test. Verification is carried out against a
standard method before being applied in the laboratory. Method verification intends to prove that the
relevant laboratory is capable of carrying out tests with that method with valid results. Verification of
the method for determining nitrate ions, sulfate ions using the UV-Vis spectrophotometric method and
determination of Fe using the Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS) method in AMDK
samples referring to SNI 3553:2015 and SNI 3554:2015 have been carried out in the testing laboratory
of SMK SMAK Padang and the results obtained nitrate ion content is 0.112 mg/L (max. 44 mg/L),
sulfate ion is 19.175 mg/L, and Fe is 0.1194 mg/L (max. 0.1 mg/L). The correlation value (r) for
nitrate ion is 0.9979, sulfate ion is 0.9988 and Fe is 0.9951. The limit of detection (LoD) for nitrate ion
is 0.4364 mg/L, sulfate ion is 2, 1498 mg/L, and Fe is 0.0111 mg/L. The limit of quantification (LoQ)
for nitrate ion is 1.4547 mg/L, sulfate ion is 7.1569 mg/L, and Fe is 0.0163 mg/L. Based on the above,
it can be concluded that this method can be used for routine testing in the testing laboratory of SMK
SMAK Padang.
8 0.127 19.1800 -
Rata-
0.112 19.175 0,1194
rata
0,3
ABSORBAN
(c)
Gambar 1 Kurva Kalibrasi Standar Nitrat (a), Sulfat (b) dan Fe (c)
0.67 CV
14.909 6,873 14.760
Horwitz
Berdasarkan data yang terlihat pada terkecil yang mampu dideteksi dan masih
Tabel 4 nilai LoD yang diperoleh pada memberikan respon yang signifikan terhadap
pengujian kadar nitrat yaitu 0.4364 mg/L dan alat spektrofotometri UV-Vis dibandingkan
pengujian kadar sulfat yaitu 2,1498 mg/L. dengan blanko. Nilai LoQ yang diperoleh
Nilai tersebut menunjukkan konsentrasi untuk pengujian nitrat yaitu 1.4547 mg/L dan
Sylvi, ST, M.Si1*, Robbi Hadisyahputra2, Aisyatul Fajriyani3, Anggun Yulia Putri4
*Email : fajriyani.ica@@gmail.com
Abstrak
Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) merupakan metode standar analisis yang digunakan untuk
penetapan kadar sediaan farmasi. Salah satu zat organik yang dianalisis ialah kafein. Kafein menjadi
kombinasi dalam persediaan obat untuk dapat memberikan efek analgetik. Tujuan penelitian
dilakukan untuk melakukan verifikasi metode analisis kadar kafein dalam sampel obat sakit kepala
dengan 3 merek yang berbeda. Verifikasi metode merupakan suatu uji kinerja metode yang sudah
baku/standar. Kondisi optimum dalam penelitian ini menggunakan kolom C18 dan air : metanol
(60:40) sebagai fasa gerak. Detektor yang digunakan dengan panjang gelombang 275 nm. Hasil
analisis yang didapatkan hasil yaitu kadar kafein dalam sampel B 98,15%, sampel P 98,66 % dan
sampel X 108,61%. Dengan nilai korelasi (r) yaitu 0,9991. Hasil uji presisi memenuhi syarat yaitu
sampel B diperoleh nilai %RSD kafein 2,41%, sampel P 1,28% dan sampel X 2,667 %. Untuk nilai
limit deteksi (LOD) sebesar 0,00011 mg/L dan limit kuantitasi (LOQ) sebesar 0,00037 mg/L.
Kesimpulan dalam verifikasi dan analisis obat ini yaitu penentuan kadar sesuai dengan Farmakope
Indonesi edisisi ke VI dan data yang diperoleh memenuhi persyaratan uji verifikasi.
Abstrack
High Performance Liquid Chromatography (HPLC) is a standard analytical method used for assaying
pharmaceutical preparations. One of the organic substances analyzed is caffeine. Caffeine is a
combination in the drug supply to be able to provide an analgesic effect. The purpose of this study was
to verify the method of analyzing caffeine levels in headache medication samples with 3 different
brands. Method verification is a standardized method performance test. The optimum conditions in
this study used a C18 column and water: methanol (60:40) as the mobile phase. The detector used with
a wavelength of 275 nm. The results of the analysis showed that the caffeine content in sample B was
98.15%, sample P was 98.66% and sample X was 108.61%. With a correlation value (r) that is 0.9991.
The results of the precision test met the requirements, namely sample B obtained the value of % RSD
caffeine 2.41%, sample P 1.28% and sample X 2.667%. The detection limit (LOD) value is 0.00011
mg/L and the quantitation limit (LOQ) is 0.00037 mg/L. The conclusion in the verification and
analysis of this drug is that the determination of the levels is in accordance with the 6th edition of the
Indonesian Pharmacopoeia and the data obtained meet the requirements of the verification test.
3 (≤10,7463)
(Harmita, 2004)
Penetapan kadar kafein dilakukan sekresi asam lambung dan rasa gelisah.
dengan diinjeksikan pada sistem KCKT Hasil %Kadar kafein sampel X yang
dengan perbandingan fese gerak (air : didapatkan yaitu 108,14%. Berdasarkan data
metanol) 60:40, laju alir 1 mL/menit dan suhu yang diperoleh maka diketahui bahwa kadar
40ºC. Kadar kafein sampel Obat sakit kepala kafein pada sampel B, P dan X memenuhi
merek B dapat dilihat pada Tabel 1. Data persyaratan Farmakope Indonesia edisi VI
tersebut menunjukkan kadar kafein dalam yaitu tablet mengandung tidak kurang dari
sediaan tablet yang diperoleh dari beberapa 90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari
industri farmasi yaitu 98,15%. Kemudian jumlah yang tertera pada etiket (Departemen
pengujian sampel P yang dilakukan triplo, Kesehatan Republik Indonesia, 2020).
didapatkan rata-rata kadar kafein dalam
miligram per Liter yang terukur pada alat Linearitas
KCKT yaitu sebesar 14,353 mg/L. Sedangkan Dari data linearitas Kafein yang
kadar kafein dalam miligram didapatkan terlihat pada Tabel 2. didapat persamaan
sebesar 64,42 mg. Dengan persen kadar regresi linear y = 20869,3 + 63477,54 (x)
sebesar 98,66 % Berdasarkan kadar yang dengan koefesien korelasi (r) sebesar 0,9991.
didapatkan, dapat dinyatakan kadar yang Pengujian ini dilakukan untuk mengukur
diperoleh dalam miligram cukup dekat dengan seberapa baik kurva kalibrasi yang
kadar kafein yang tertera pada etiket obat menghubungkan antara konsentrasi suatu zat
sakit kepala merek P. (x) dengan respon yang diberikan (y). Kurva
Apabila penetapan kadar kafein lebih kalibrasi bertujuan untuk mendapatkan nilai
tinggi dan tidak sesuai dengan kompendial persamaan regresi yang digunakan untuk
dapat dikhawatirkan penggunaanya kepada menetukan Kadar sampel. Koefisien korelasi
pasien, karena berdampak pada efek samping digunakan untuk menentukan adanya
kafein yaitu sebagai stimulan yang dapat hubungan yang linier antara Kadar dan luas
mempercepat kerja jantung, jantung berdebar, area. Hubungan yang sempurna apabila
sulit tidur, tangan gemetar, meningkatkan Koefisien korelasi mendekati satu.
Slope 63477,5400
Intescept 20869,3000
Syarat Keberterimaan
0,9991 ≥ 0,878
R hitung ≥ R pearson
At.V.Analgesik.
2 666307 10,1680 943550 14,5355 1271998 19. 10
1
At.V.Analgesik.
3 661524 10,0926 934859 14,3986 1241379 19.227
1
At.V.Analgesik.
4 667764 10,1909 885843 13,6264 1286228 19.934
1
At.V.Analgesik.
5 669681 10,6937 916631 14,1114 1281558 19.860
1
At.V.Analgesik.
6 661820 10,5699 916869 14,1152 1247637 19.326
1
At.V.Analgesik.
7 663825 10,1288 891583 13,7168 1326342 20.655
1
Antun Kamilah, S.Pd, M.Kom1*, Viny Alfianora 2, Fitria Agustin 3, Aqsha Savitri Pratiwi 4
*Email : vinyalfianora2002@gmail.com
Abstrak
Sabun pencuci piring cair merupakan campuran surfaktan yang berfungsi sebagai pembersih pada
peralatan makan dan sebagai bahan antibakteri yang diharapkan dapat menjadi solusi dalam mengatasi
bakteri yang ada pada peralatan makan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui kualitas dari
sabun cuci piring TEFA formula 1 apakah sesuai dengan SNI. Parameter uji pada penelitian ini adalah
penentuan massa jenis metode gravimetri, total bahan aktif metode gravimetri, uji cemaran mikroba
angka lempeng total metode TPC, uji bahan yang tidak larut dalam etanol metode refluk dan
gravimetri, penetapan kadar alkali bebas metode volumetri, dan uji daya bunuh mikroba metode difusi
cakram cara Kirby bauer. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini memenuhi SNI 2588 : 2017 Sabun
Cair Pembersih Tangan dan SNI 06-4075-1996 Deterjen Cuci cair yaitu massa jenis 1,0445, total
bahan aktif 13,03%, uji cemaran mikroba angka lempeng total 0,5×103 koloni/gram, uji bahan larut
dalam etanol 0,2%, uji alkali bebas 0,94%, dan sabun cuci piring TEFA formula 1 terbukti mampu
mengatasi bakteri staphylococcus aureus.
Abstrack
Liquid dishwashing soap is a mixture of surfactants that functions as a cleaner on tableware and as an
antibacterial agent which is expected to be a solution in overcoming the bacteria that exist on
tableware. The purpose of this analysis is to determine whether the quality of TEFA dish soap formula
1 is in accordance with SNI. The test parameters in this study were the determination of the density of
the gravimetric method, the total active ingredients of the gravimetric method, the total plate count
microbial contamination test by the TPC method, the test of materials that are not soluble in ethanol by
reflux and gravimetric methods, the determination of free alkali levels by the volumetric method, and
the killing power test. microbial disc diffusion method Kirby Bauer method. The results obtained from
this study meet SNI 2588: 2017 Liquid Hand Sanitizing Soap and SNI 06-4075-1996 Liquid Laundry
Detergent, namely density 1.0445, total active ingredient 13.03%, microbial contamination test total
plate number 0.5× 103 colonies/gram, 0.2% ethanol soluble test, 0.94% free alkali test, and TEFA dish
soap formula 1 were proven to be able to overcome staphylococcus aureus bacteria.
ABSTRAK
Madu merupakan salah satu bahan pangan yang memiliki rasa manis dan kental yang berwarna emas
sampai coklat gelap dengan kandungan gula yang tinggi serta lemak rendah. Penelitian ini dilakukan
dengan tujuan mengetahui kadar air, kadar logam, dan cemaran koliform dalam madu. Penelitian ini
bermanfaat untuk menyampaikan bahwa kadar air, kadar logam, dan bakteri koliform dalam madu yang
dianalisis sesuai dengan SNI 3545:2013. Metode penelitian yang dilakukan yaitu kadar air metode
refraktometri, kadar cemaran logam Pb metode SSA, dan uji cemaran mikroba koliform metode APM.
Hasil dari analisis yang dilakukan yaitu kadar air sebesar 19,0%, kadar cemaran logam Pb sebesar 0,218
mg/Kg, cemaran koliform negative, kadar glukosa metode luff shoorl sebesar 76,6815 %, kadar cemaran
logam Cd sebesar 0,035 mg/kg, dan cemaran mikrobilogi angka lempeng total (ALT) sebesar 1 x102
kologi/gr. Hasil yang dianalisis menunjukkan bahwa madu yang diuji mempunyai kadar air, kadar logam
Pb, cemaran koliform, kadar glukosa, kadar logam Cd, dan jumlah cemaran angka lempeng total( ALT)
memenuhi persyaratan SNI 3545:2013.
Kata kunci : Madu, Kadar Air, Kadar Logam Pb, kadar glukosa, kadar logam Cd, cemaran angka
lempeng total (ALT), Cemaran Koliform
ABSTRACT
Honey is a food ingredient that has a sweet and thick taste that is golden to dark brown in color with a
high sugar content and low fat. This research was conducted with the aim of knowing the water content,
metal content, and coliform contamination in honey. This research is useful to convey that the water
content, metal content, and coliform bacteria in the analyzed honey are in accordance with SNI 3545:2013.
The research method used is the water content of the refractometric method, the level of Pb metal
contamination by the AAS method, and the coliform microbial contamination test by the MPN method.
The results of the analysis carried out were 19.0% water content, 0.218 mg/Kg Pb metal contamination,
negative coliform contamination, the glucose level of the luff shoorl method was 76,6815%, the metal
contamination level of Cd was 0.035 mg/kg, and the microbiological contamination of the total plate
count (ALT) was 1 x102 cology/gr. The results analyzed showed that the tested honey had moisture
content, Pb metal content, coliform contamination, glucose content, Cd metal content, and total plate count
(ALT) contamination that met the requirements of SNI 3545:2013.
Keywords: Honey, Moisture Content, Pb Metal Content, glucose level, Cd metal content, total plate
count (ALT) contamination, Coliform contamination.
ABSTRAK
Air minum isi ulang adalah salah satu jawaban pemenuhan kebutuhan air minum yang murah dan praktis.
Banyak yang belum mengetahui kualitas air minum isi ulang apakah sesuai dengan standar kualitas air
minum. Tujuan penelitian ini adalah melakukan pengujian kadar logam timbal (Pb), total zat padat terlarut,
kesadahan tetap/total dan total coliform untuk mengetahui kualitas air minum isi ulang yang dibandingkan
dengan PERMENKES No. 492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Pada
penelitian ini, didapatkan hasil untuk analisis cemaran logam Pb sebesar 0,0083 mg/L, total zat padat
terlarut sebesar 50 mg/L, kesadahan total sebesar 77,52 mg/L dan jumlah bakteri coliform sebesar 0 per
100 ml sampel. Dapat disimpulkan, bahwa hasil penelitian ini sudah sesuai dengan standar PERMENKES
No. 492/Menkes/Per/IV/2010. Sehingga dapat dinyatakan air minum isi ulang ini layak dikonsumsi.
Kata kunci : Air Minum Isi Ulang, Pb, zat padat terlarut, kesadahan, coliform.
ABSTRACT
Refill drinking water is one of the answers to meet the need for cheap and practical drinking water. Many
do not know whether the quality of refill drinking water is in accordance with drinking water quality
standards. The purpose of this study was to test the levels of lead (Pb), total dissolved solids, fixed/total
hardness and total coliform to determine the quality of refill drinking water compared to PERMENKES No.
492/Menkes/Per/IV/2010 concerning Drinking Water Quality Requirements. In this study, the results for
the analysis of Pb metal contamination were 0.0083 mg/L, total dissolved solids was 50 mg/L, total
hardness was 77.52 mg/L and the number of coliform bacteria was 0 per 100 ml sample. It can be
concluded that the results of this study are in accordance with the PERMENKES No. standard.
492/Menkes/Per/IV/2010. So it can be stated that refill drinking water is suitable for consumption.
1
Sylvi, S.T., M.Si 2 Abdul Dzaky
1Guru SMK-SMAK Padang
2
Siswa kelas XIII SMK-SMAK Padang
Laboratorium SMK-SMAK Padang
Jl. Alai Pauh V No 13 Kel. Kapalo Koto Kec. Pauh - Telp. (0751) 777703, Fax. (0751) 777702 Padang
Email : smakpajurnal@gmail.com
ABSTRAK
Saat ini pertanian di masyarakat Indonesia cenderung memilih untuk menggunakan pupuk anorganik
dibandingkan dengan pupuk organik. Hal ini akan menyebabkan ketergantungan lahan pada pestisida dan
akan memberikan dampak yang cukup besar bagi lingkungan sekitar terutama bagi kesehatan tanah yang
digunakan. Salah satu alternatif solusi yang dapat digunakan adalah dengan menggunakan pupuk organik
dari sumber daya lokal yaitu darah sapi dari rumah potong hewan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kualitas pupuk organik cair dari limbah darah sapi melalui parameter kadar nitrogen, kadar
phospor, dan kadar C-organik pada sampel. Metode yang digunakan pada penentuan kadar nitrogen
adalah mikro kjedhal, dan pada penentuan kadar phospor dan C-organik adalah metode spektrovotometri
uv-vis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar nitrogen dalam pupuk organik sebesar 0,42% dengan
acuan standar 3-6%, hasil kadar phospor sebesar 0,304% dengan acuan standar 3-6% dan hasil kadar C-
organik sebesar 0,9396% dengan acuan standar minimal 6%.
Kata Kunci : Pupuk, Organik, Nitrogen, Phospor, C-organik.
ABSTRACT
Currently, agriculture in Indonesian society tends to choose to use inorganic fertilizers compared to
organic fertilizers. This will lead to land dependence on pesticides and will have a considerable impact
on the surrounding environment, especially for the health of the soil used. One alternative solution that
can be used is to use organic fertilizer from local resources, namely cow blood from abattoirs. This study
aims to determine the quality of liquid organic fertilizer from cow blood waste through the parameters of
nitrogen content, phosphorus content, and organic C content in the sample. The method used in the
determination of nitrogen content is micro kjedhal, and the determination of phosphorus and C-organic
levels is the uv-vis spectrovotometry method. The results showed that the nitrogen content in organic
fertilizer was 0.42% with a standard reference of 3-6%, the yield of phosphorus content was 0.304% with
a standard reference of 3-6% and the yield of C-organic content was 0.9396% with a standard reference.
at least 6%.
E-mail : widyaelsya17@gmail.com
ABSTRAK
Mie kering adalah mie yang banyak digemari oleh masyarakat indonesia karena mulai dari
penyajian sampai dikonsumsi sangat mudah dan cepat sehingga menjadi daya tarik pembeli. Mie
kering mempunyai kadar air rendah sehingga daya simpannya relative lama dan mudah
penanganannya. Produk mie kering yang akan dianalisis pada penelitian kali ini adalah mie kuning
kering curah. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kadar air, kadar abu, kadar protein,cemaran
logam Pb, cemaran logam Cd, cemaran logam Cu, uji E-Coli,angka lempeng total dan kapang,pada
mie kuning kering curah yang akan dianalisis. Metode yang digunakan pada penentuan kadar air
adalah metode thermogravimetri, pada penentuan kadar abu metoda gravimetri, pada penetapan kadar
protein metoda mikro kjedhal,pada cemaran logam (Pb, Cd, Cu) menggunakan metode AAS, pada uji
cemaran mikroba E-Coli menggunakan metoda MPN pada angka lempeng total menggunakan
metode pour plate dan pada cemaran mikroba kapang menggunakan metoda TPC. Pada penelitian
kali ini didapatkan kadar air sebesar 11.11%, Kadar Abu sebesar 1,61%, Kadar Protein sebesar
5,49%, Kadar logam timbal (Pb) sebesar 0.654 Mg/Kg, Kadar Logam Cadmium (Cd) sebesar 0,154
mg/kg, Kadar logam Tembaga (Cu) sebesar 2,27 mg/kg, E-Coli sebesar 0 APM/gram, Angka
lempeng total sebesar 2.1 × 104, angka cemaran mikroba kapang 0,3×10³. Untuk pengujian E-coli
dilakukan sampai uji penguat karena pada uji penguat tidak terdapat hasil yang positif maka
pengujian tidak dilanjutkan. Pada uji protein hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan SNI.
Sehingga dapat dikatakan bahwa mie kuning kering curah yang dianalisis sudah layak untuk
dikonsumsi oleh masyarakat berdasarkan SNI 8217:2015.
Kata Kunci : Mie kuning kering curah, kadar air, kadar abu, logam timbal, logam Cadmium,
logam Tembaga, E-coli, angka lempeng total dan kapang.
ABSTRACT
Dry noodles are noodles that are much favored by the people of Indonesia because from serving to
consumption it is very easy and fast so that it becomes an attraction for buyers.. Dry noodles have a low water
content so that they have a relatively long shelf life and are easy to handle. The dry noodle product that will be
analyzed in this study is bulk dried yellow noodles. This study aims to determine the water content, ash content,
protein content, Pb metal contamination, Cd metal contamination, Cu metal contamination, E-Coli test, total
plate count and mold, in bulk dried yellow noodles to be analyzed. The method used in determining the water
content is the thermogravimetric method, the determination of the ash content by the gravimetric method, the
determination of the protein content by the micro-kjedhal method, the metal contamination (Pb, Cd, Cu) using
the AAS method, the E-Coli microbial contamination test using the MPN method. on the total plate number
using the pour plate method and on mold microbial contamination using the TPC method. In this study, the
water content was 11.11%, Ash content was 1.61%, Protein content was 5,49%, Lead metal content (Pb) was
Keywords: Bulk dry yellow noodles, moisture content, ash content, lead metal, cadmium metal, copper
metal, E-coli, total plate count and mold
Gunandjar. 1985. Diktat Kuliah Spektrofotometri Vandecasteele C., and Block, C. B. 1993.
Serapan Atom. Yogyakarta: Batan. Modern Methods For Trace Element
Determinatin. Inggris: John Wiley and
Sons
Adristi Marva
PadangE-mail : adristimrv@gmail.com
ABSTRACT
The validation of the relative bias method of volatile matter content in ASTM D3175-2017 D3175-
2017 standard coal aims to find the relative bias value of the use of Ni-Cr plates instead of platinum
plates because platinum plates have several weaknesses and to test the validity of the volatile
matter method in ASTM standard coal when using Ni-Cr plates. with accuracy and precision
parameters. From the practicum that has been carried out, it was found that the refractive limit
value is less than repeatability, which means that Ni-Cr plates can be used instead of Platinum
plates, and from the results of precision and accuracy tests, both meet the acceptance requirements.
Keywords : Method validation, Volatile Matter, Coal, Accuracy, Precision
ABSTRAK
Validasi metoda relatif bias kadar volatile matter dalam batubara standar ASTM D3175-2017 ini
bertujuan untuk mencari nilai relatif bias dari penggunaan cawan Ni-Cr sebagai pengganti cawan
platina dikarenakan cawan platina memiliki beberapa kelemahan dan menguji keabsahan metoda
volatile matter dalam batubara standar ASTM jika menggunakan cawan Ni-Cr dengan parameter
akurasi dan presisi. Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan bahwa nilai batas bias lebih
kecil dari ½ repeatability yang artinya cawan Ni-Cr boleh digunakan sebagai pengganti cawan
Platina, dan dari hasil uji presisi dan akurasi, keduanya memenuhi syarat keberterimaan.
Kata kunci : Validasi metoda, Volatile Matter, Batubara, Akurasi, Presisi
SARAN
Sebaiknya parameter validasi metoda
dilakukan lebih banyak lagi, seperti uji
linearitas, batas deteksi, batas kuantitasi,
selektivitas, ketahanan, sensitivitas, dan
lainnya, lalu pastikan peralatan, bahan, ruangan
yang digunakan sudah dalam keadaan baik,
bersih, dan terkalibrasi.
DAFTAR PUSTAKA
Austin. 1996. Industri Proses Kimia. Jakarta :
Erlangga
Abstrak
Agar-agar tepung adalah polisakarida berupa tepung yang diperoleh dari ekstrasi agarophyte, bersifat
koloid bila dilarutkan dalam air mendidih dan menggumpal bila didinginkan (reversible). Cara
pembuatan agar-agar tepung melalui beberapa tahapan proses di antaranya yaitu bleaching,
pencucian, ektraksi, penyaringan, penjedalan, pengeringan, penepungan, dan pengemasan.
Pemanfaatan agar- agar tepung biasanya diolah menjadi berbagai jenis makanan ringan seperti
puding, jelly, dan kue agar-agar. Parameter yang digunakan untuk melakukan penelitian produk
agar-agar tepung adalah Identifikasi kadar abu didapatkan hasil yaitu 0,92 %, Identifikasi cemaran
logam Pb didapatkan hasil yaitu 0 mg/kg, Identifikasi cemaran mikroba angka lempeng total
didapatkan hasil yaitu 1450 koloni/gram.
Kata Kunci : Kadar abu, Cemaran logam Pb, Angka lempeng total.
Abstract
Flour agar is a polysaccharide in the form of flour obtained from agarophyte extraction, which is
colloidal when dissolved in boiling water and coagulates when cooled (reversible). The method of
making flour agar goes through several stages of the process including bleaching, washing,
extraction, filtering, stuffing, drying, flouring, and packaging. The use of agar-agar flour is usually
processed into various types of snacks such as pudding, jelly, and jelly cakes. The parameters used
to conduct research on flour agar products are Identification of ash content, the result is 0.92%,
Identification of Pb metal contamination is obtained namely 0 mg/kg, Identification of microbial
contamination of total plate number, the result is 1450 colonies/gram.
Keywords : Ash content, Pb metal contamination, Microbial contamination oftotal plate numbe
CARA KERJA
Cara Preparasi Sampel Sebelum Kadar Abu Metoda Gravimetri
dianalisis Cawan porselen dimasukan ke dalam oven
pada suhu 105o selama 2 jam, dinginkan dala
desikator selama 15 menit, timbang cawan
Sampel yang digunakan yaitu produk agar-
porselen, cawan porselen dipanaskan selama 30
agar tepung merk satelit sebanyak 4 kemasan.
menit, dinginkan dalam desikator dan timbang,
Preparasi sampel untuk parameter
perlakuan diatas diulangi sampai tercapai berat
mikrobiologi dan kimia dilakukan secara
konstan, sampel ditimbang teliti sebanyak 1
terpisah. Untuk parameter mikrobiologi
gram dengan neraca analitik menggunakan
sampel langsung diambil dari kemasan,
wadah cawan porselen yang telah konstan,
sedangkan parameter kimia dilakukan
sampel di arangkan dan didinginkan sebentar,
quartering sebanyak satu kali agar sampel yang
sampel yang telah diarangkan dimasukan
digunakan mewakili dari populasi.
kedalam furnace untuk diabukan dengan suhu
500-600o c sampai pengabuan sempurna,
ALAT DAN BAHAN setelah itu didinginkan cawan porselen + abu
ke dalam desikator selama 15 menit, cawan
Alat Gelas porselen+abu ditimbang sampai berat konstan,
penentuan kadar abu dilakukan secara
Alat yang digunakan adalah gelas piala, cawan triplo
petri, botol pengencer, batang pengaduk, pipet
tetes, erlenmeyer, pipet takar, pipet gondok, Cemaran Logam Pb Metoda
labu ukur, corong, gelas ukur, tabung reaksi,
Spektrofotometri Serapan Atom
buret, lampu spiritus, lampu katoda Pb.
Pembuatan larutan induk siapkan satu buah
Alat Non-gelas titrisol Pb 1000 ppm, pindahkan titrisol
Alat non gelas yang digunakan adalah labu kedalam labu ukur 1000 mL, paskan labu
semprot, standart, klem, cuvet, lumpang dan dengan aquabidest lalu homogenkan, dan beri
alu, cawan porselen. label. Pembuatan larutan intermediet 100 ppm
dengan mempipet 10 mL larutan induk 1000
ppm, pindahkan kedalam labu ukur 100 mL,
Alat Instrumen paskan dengan aquabidest dan homogenkan.
Alat instrumen yang digunakan adalah Pembuatan larutan intermediet 5 ppm yaitu
spektrofotometri serapan atom (ssa), neraca pipet 2,5 mL larutan intermediet 100 ppm
analitik, autoklaf/oven, neraca kasar, kompor pindahkan ke labu 50 mL, paskan dengan
gas, tabung gas, furnace, desikator, inkubator, aquabidest dan homogenkan. Pembuatan deret
koloni center. standar, masukkan larutan intermediet 5 ppm
kedalam buret, turunkan larutan intermediet 5
ppm kedalam labu ukur 25 mL sesuai
Bahan perhitungan deret standar, tambahkan HNO3
Bahan yang digunakan dalamanalisis adalah pekat sebanyak 3 tetes pada tiap-tiap labu ukur
agar-agar tepung, asam nitrat (HNO3) 0,1 N, deret standar, paskan dengan aquabidest dan
homogenkan. Pembuatan larutan sampel
MUHAMMAD ARIEF
Laboratorium PT. Magna Indonesia
Jl. Karet IV No.1, Desa Mekar Jaya, Kec. Sepatan, Kab.Tangerang
E-mail: marief242@gmail.com
ABSTRAK
Inhibitor korosi adalah suatu zat kimia yang bila ditambahkan ke dalam suatu lingkungan,
dapat menurunkan laju korosi yang terjadi pada lingkungan tersebut terhadap suatu logam
didalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari inhibitor korosi
terhadap pengurangan laju korosi pada logam serta untuk memantau kualitas produk inhibitor.
Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menciptakan inovasi produk baru bagi perusahaan dan
menjadi produk pencegahan korosi yang efisien. Metode penelitian yang digunakan yaitu pengukuran
derajat keasaman, conductivity, kekeruhan, spesifik gravity, dan penentuan kadar besi metoda
kolorimetri semua mengacu kepada prosedur perusahaan yang telah ditetapkan.
Kata kunci : Inhibitor, Korosi, pH, Conductivity, Turbidity, SG, Kadar besi
ABSTRACT
Metoda penelitian yang digunakan dalam trial B = Rata rata Berat Air Tertimbang
produk corrosion inhibitor vappro x ini adalah
pengukuran pH dan specific gravity, C = Nilai Konversi Suhu
pengukuran nilai conductivity, pengukuran
kadar turbidity dan pengukuran kadar besi.
Penentuan Nilai pH
ALAT DAN BAHAN Hidupkan alat pH meter EUTECH ubah ke
pengukuran “pH”, Bilas elektoda pH meter
Alat Gelas
dengan air RO, Siapkan sampel pada gelas piala
Gelas piala 500mL; 250 mL; 100 mL, Pipet 250mL, lalu diukur menggunakan pH meter,
Gondok 2 mL, Labu Ukur 100 mL, Kuvet 25 Baca dan catat pH, akukan setiap 1-2 jam.
JURNAL SMK SMAK PADANG 81
Penentuan Nilai Conductivity konsentrasi yang berbeda mendapatkan hasil
yang sama.
Hidupkan alat pH meter EUTECH ubah ke
pengukuran “Cond”atau Conductivity, Bilas Tabel 1. Hasil Pengukuran pH
elektoda pH meter dengan air RO, Siapkan pH Produk 200 ppm
sampel pada gelas piala 250mL, lalu diukur Time 1:5 2,5 1:5 2,5 1:4 2,5 1:4 2,5
menggunakan pH meter, Baca dan catat 80:20 70:30 80:20 70:30
Condoctivity, lakukan setiap 1-2 jam
10:00 5,86 5,80 6,80 7,04
Penentuan Kadar Besi 11:00 6,64 6,64 7,00 6,97
Hidupkan Alat DR-900, Masukkan 10mL 13:00 6,77 6,78 7,00 6,95
sampel kedalam kuvet 25mL, lalu Lap dengan
14:30 6,73 6,66 6,88 6,90
tissue, Masukkan pada Cellholder di alat DR-
900 yang sebelumnya sudah di atur ke 16:00 6,70 6,60 6,79 6,84
program “Iron Ferrover” tutup alat, Tekan
09:00 6,98 6,87 6,87 6,93
“Zero” hingga muncul 0.00 pada monitor,
Pergi ke “Setting” atur Timer 3 menit, lalu 10:00 6,83 6,71 6,85 6,85
masukkan Reagent Ferrover ke dalam sampel,
dan homogenkan, Tunggu hingga 3 menit atau Gambar 1. Kurva Pengukuran pH
alat berbunyi “bipp, bipp, bipp”, Tekan
“Read” dan catat hasil dalam ppm lalukan Kurva pengukuran pH 24 jam
setiap 1-2 jam
Konsentrasi
pH
7,5
11:00
13:00
14:30
Jam
tissueMasukkan kedalam cellholder
Turbidimeter yang telah di zero sebelumnya
dengan Standar 0 NTU, Tekan “Read” lalu
tunggu hinggal hasil muncul, lalukan setiap 1-
Pengukuran Conductivity
2 jam. Untuk hasil pengujian produk terhadap carbon
HASIL DAN PEMBAHASAN steel yang dilakukan didapatkan nilai
pengukuran conductivity yang tidak berubah
Pengukuran pH drastis, dimana ini menunjukkan conductivity
setiap 1-2 jamnya berubah dikarenakan
Untuk hasil pengukuran hasil pengujian pengaruh reaksi dari produk terhadap carbon
produk terhadap carbon steel yang dilakukan steel, dari semua data yang dihasilkan dapat
didapatkan nilai pengukuran pH yang tidak diterima. Serta hasil pengukuran conductivity
berubah drastis, dimana ini menunjukkan pH pada produk ini dipengaruhi oleh elekrolit yang
setiap 1-2 jamnya berubah dikarenakan dihasilkan dari reaksi produk terhadap carbon
pengaruh reaksi dari produk terhadap carbon steel.
steel, serta juga pengaruh dari pH air yang
tinggi, dari semua data yang dihasilkan dapat Tabel 2. Hasil Pengukuran Conductivity
diterima. Pengecekan pH untuk memastikan Cond (µs/cm) Produk 200 ppm
pH masih dalam range pH awal. Serta hasil
Time 1:5 1:5 1:4 1:4
pengukuran pH pada produk awal dengan
2,5 2,5 2,5 2,5
Fe (ppm)
4 Konsentrasi
10:00 25,5 13,5 13,9 15
1:5 2,5 80:20
3
Gambar 2. Kurva Pengukuran Conductivity
2
1:5 2,5 70:30
10:00
11:00
13:00
14:30
1
Kurva pengukuran Cond 24 jam Jam
Konsentrasi
20 1:5 2,5 80:20 Pengukuran Turbidity
Cond (µs/cm)
11:00
13:00
14:30
10
Jam kekeruhan yang berubah semakin lama
perendaman semakin keruh larutan, dimana ini
Pengukuran Kadar Besi menunjukkan kekeruhan setiap 1-2 jamnya
bertambah dapat dikarenakan terjadinya reaksi
Hasil pengujian produk terhadap carbon steel antara carbon steel dengan produk sehingga
yang dilakukan didapatkan kadar besi yang memunculkan suspensi yang menjadikan larutan
berubah atau bertambah seiring waktu, keruh.
dimana ini menunjukkan kadar besi setiap 1-
Tabel 4. Hasil Pengukuran Turbidity
2 jamnya berubah dikarenakan pengaruh
reaksi dari produk terhadap carbon steel, Turbidity (NTU) Produk 200 ppm
dimana produk mengikis sedikit bagian dari Time
1:5 2,5 1:5 2,5 1:4 2,5 1:4 2,5
carbon steel atau mengikis karat yang tersisa 80:20 70:30 80:20 70:30
sebelumnya pada plat carbon, sehingga
10:00 0 0 0 0
menyebabkan bertambahnya nilai Fe dalam
larutan, dari semua data yang dihasilkan 11:00 0 0 0 0
dapat diterima karena kadar Fe yang
13:00 0 0 0 0
dihasilkan tidak tinggi.
14:30 0 0 0 0
Tabel 3. Hasil Pengukuran Kadar Besi
Fe (ppm) Produk 200 ppm 16:00 0 0 0 0
Time 1:5 2,5 1:5 2,5 1:4 2,5 1:4 2,5 09:00 23,37 25,78 42,96 25,89
80:20 70:30 80:20 70:30
10:00 25,83 32,27 48,69 29,31
10:00 0,09 0,06 0,09 0,03
11:00
13:00
14:30
Jam
DAFTAR PUSTAKA
Hasil Corrosion Rate Jones, Denny. 1992. “Principles and Prevention of
Corrosion”. New York: Macmillan
Tabel 5. Corrosion Rate Publishing Company.
orrosion rate
Konsentrasi Standar Dalimunthe, Indra Surya. “Kimia dari Inhibitor
Korosi”. Program Studi Teknik Kimia,
1:5 2,5% 0,00623 <2mg/cm2.H or Fakultas Teknik Universitas Sumatera
80: 20 mg/cm2.hour <20gram/m2.H
Utara.
1:5 2,5% 0,00737 <2mg/cm2.H or
70: 30 mg/cm2.hour <20gram/m2.H Fontana, G. 1986. “Corrossion Engineering”. New
York: McGraw-Hill Book Company.
1:4 2,5% 0,01161 <2mg/cm2.H or
80: 20 mg/cm2.hour <20gram/m2.H Scumacher M, Seawater Corrosion Handbook,
Noyes Data Corp. NewYork, 1999.
1:4 2,5% 0,00969 <2mg/cm2.H or
70: 30 mg/cm2.hour <20gram/m2.H
Charles W. Keenan, Donald C. Kleinfelter, dan
Berdasarkan hasil corrosion rate diatas semua Jesse H. Wood, Ilmu Kimia untuk
produk memenuhi syarat menjadi corrosion Universitas, Penerbit Erlangga, Jakarta,
inhibitor. 1996
ABSTRAK
Air limbah merupakan bahan buangan yang berbentuk cairan yang mengandung bahan kimia
yang sukar untuk dihilangkan dan berbahaya, sehingga air limbah tersebut harus diolah agar tidak
mencemari dan tidak membahayakan kesehatan lingkungan. Instalasi pengolahan limbah atau
disingkat dengan IPAL adalah struktur yang memungkinkan air tersebut untuk digunakan pada
aktivitas yang lain. Logam berat berbahaya yang diperkirakan memberikan kontribusi pencemaran
pada IPAL SMK SMAK Padang adalah Timbal (Pb). Penelitian ini bertujuan untuk memverifikasi
Penyerapan Atom metode Spektrofotometri (AAS) dan penentuan kadar Pb pada IPAL SMK SMAK
Padang. Dengan parameter presisi dan akan dibandingkan dengan kadar optimumnya pada SNI 6989-
2019.
Kata kunci : Limbah, IPAL, Timbal (Pb), AAS, Presisi
ABSTRACT
Wastewater is a waste material in the form of a liquid containing chemicals that are difficult to
remove and dangerous, so the wastewater must be treated so as not to pollute and not endanger environmental
health. Waste treatment plant or abbreviated as WWTP is a structure that allows the water to be used for other
activities. The hazardous heavy metal that is estimated to contribute to pollution in the WWTP of SMK
SMAK Padang is Lead (Pb). This study aims to verify the Atomic Absorption Spectrophotometric (AAS) method
and the determination of Pb levels in the WWTP of SMK SMAK Padang. With precision parameters and will be
compared with the optimum levels in SNI 6989-2019.
1 0.0090 0,498646
2 0.0094 0,516238
3 0.0094 0,516238
4 0.0084 0,472259
5 0.0100 0,542625
6 0.0105 0,564614
7 0,0094 0,516238
8 0.0104 0,560216
9 0.0105 0,564613
10 0.0106 0,569011
Rata-rata 0.5281117
SB 0.008666604
SBR
5.875941084
CV Horwitz
17,61383443
Hasil SBR ≤ CV Horwitz memenuhi
= Presisi syarat
Penentuan presisi ditentukan mutu air dalam air limbah IPAL dengan metode AAS
limbah yang telah ditetapkan oleh Peraturan dinyatakan terverifikasi dan dapat diterapkan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik pada laboratorium uji SMK SMAK Padang
Indonesia Nomor KEP-51/MENLH/10/1995. dengan menghitung %SBR. Dari perhitungan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dsimpulkan diatas didapatkan bahwa nilai SBR contoh ≤
bahwa metode Spektrofotometri Serapan Atom CV Repeability, yaitu dengan nilai
(SSA) persen presisi memenuhi kriteria yang 5,875941084 ≤ 17,61383443. Sehingga dapat
ditentukan. Nilai SBR menunjukan hasil yang disimpulkan bahwa presisi pada pengujian
lebih (5,875941084) kecil dari nilai CV logam Pb dalam air limbah dapat diterima.
Hortwiz (17, 61383443). Presisi yang Berdasarkan Tabel , diperoleh rata- rata kadar
memenuhi kriteria harus memiliki nilai SBR Timbal dalam sampel 0,5281117 mg/L dengan
kecil dari CV Hortwiz. Dari hasil uji parameter nilai %SBR 5,875 %, dan nilai CV Horwitz
(presisi, kadar timbal) ,yang memenuhi 17,613 %. Nilai % CV Horwitz yang didapat
persyaratan metode pengukuran kadar Timbal lebih besar dari nilai SBR nilai tersebut
JURNAL SMK SMAK PADANG 91
memenuhi syarat keberterimaan yang KEPUSTAKAAN
ditetapkan. Menurut SUMARDI (2002), nilai Anonim. 1999. Responsible Self-Medication, Joint
simpangan baku relatif (%SBR) Statement by The International
menggambarkan ketelitian suatu metode. Pharmaceutical Federation and The World
Self-Medication Industry.
Tingkat ketelitian terdiri atas: SBR ≤
1% termasuk ketelitian sangat tinggi; 1% ≤ Badan Standar Nasional. 2008. SNI 6989-59-
SBR ≤ 2% termasuk ketelitian tinggi; 2% ≤ 2008 tentang Pengambilan Sampel Air
SBR ≤ 5% termasuk ketelitian sedang; SBR ≥ Limbah.
5% termasuk ketelitian rendah. Dari nilai SBR
yang diperoleh dapat diketahui bahwa hasil uji Bievre, P., and Gunzler, H. 1998. Eurachem
presisi pada metode ini memiliki tingkat Guidance Document. The Fitness for
Purpose of Analytical Methods, a
ketelitian sedang. Ditemukan bahwa koefisien
Laboratory Guide to Method validation
variasi meningkat seiringdengan menurunnya
and Related Topics. London: Laboratory of
konsentrasi analit. Pada kadar 1% atau lebih, the Government Chemists.
standar deviasi relatif antara laboratorium
adalahsekitar 2,5% ada pada satu per seribu BPOM. 2010. Produk yang Mengandung
adalah 5%. Pada kadarsatu per sejuta (ppm) Bahan Kimia Obat.
RSDnya adalah 16%, dan pada kadar part per
BSN. 2009. Air dan Air Limbah-Bagian 8: Cara Uji
bilion (ppb) adalah 32%. Pada metode yang
Timbal (Pb) secara Spektrofotometri
sangat kritis, secara umum diterima bahwa
Serapan Atom (SSA)-Nyala, SNI
RSD harus lebih dari 2%. 6989.8:2009. Badan standardisasi nasional,
Jakarta.
PENUTUP
Kesimpulan Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi
Makhluk hidup. 111, 131-134. Jakarta :
Penetapan presisi pada pengujian Universitas Indonesia Press
logam Pb dalam air limbah dengan
menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom Day, R A, dan Underwood, A L..2002. Jakarta :
(SSA) yang mengacu pada SNI 6989.84-2019 Erlangga
dan standard baku
Fardiaz.1992. Polusi Air dan Udara. 58-59, 363,
739. Yogyakarta : Kanisius
Saran Indrayanto, G., dan Yuwono, M .2005. Validation of
Dapat disarankan berdasarkan Chromatographic Methodes of Analysis.
penetapan presisi yang telah dilakukan, Profiles of Drugs Substances, Excipients
sebaiknya parameter dilakukan lebih banyak and Related Methodology, Volume 32
lagi agar dapat melakukan validasi atau
Khopkar. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik,
verifikasi, diantaranya uji akurasi, lod dan loq,
diterjemahkan oleh Saptorahardjo,
reproduksibiliti, linearitas atau metode alternatif
274- 281. Jakarta : Universitas Indonesia
lainnya seperti Grapite Furnace-AAS untuk Press
menetapkan kadar logam timbal (Pb) dalam air
limbah IPAL SMK SMAK Padang. Khopkar, S.M..1990. Konsep Dasar Kimia
Analitik. Jakarta :Ul-press
ABSTRAK
Minyak goreng adalah salah satu kebutuhan pokok masyarakat dalam memenuhi kebutuhan
sehari – hari. Minyak goreng yang kita konsumsi sehari – hari sangat erat kaitannya dengan
kesehatan tubuh kita. Penting bagi kita untuk mengetahui kualitas dari minyak goreng yang kita
gunakan sehari – hari. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji analisis kualitas minyak goreng
kemasan sesuai dengan persyaratan mutu SNI. Uji analisis kualitas minyak goreng menggunakan uji
parameter kadar air, bilangan asam lemak bebas, dan kadar logam Pb. Hasil penelitian minyak
goreng adalah kadar air 0,11%, asam lemak bebas 0,15%, dan cemaran logam Pb 0,3 mg/kg. Dari
hasil analisa yang dilakukan menunjukan bahwa untuk kadar air dan cemaran logam Pb telah
memenuhi standar sedangkan untuk kadar air tidak memenuhi standar.
Kata Kunci: Minyak Goreng, Kadar Air, Asam Lemak Bebas, Cemaran Logam Pb.
ABSTRACT
Cooking oil is one of the basic needs of the community in meeting their daily needs.
The cooking oil that we consume every day is closely related to the health of our bodies. It is
important for us to know the quality of the cooking oil we use every day. This study aims to
analyze the quality of packaged cooking oil in accordance with the quality requirements of
SNI. The analysis test of cooking oil quality used parameter test of water content, free fatty
acid number, and Pb metal content. The results of the cooking oil research were 0.11%
water content, 0.15% free fatty acids, and 0.3 mg/kg Pb metal contamination. From the
results of the analysis carried out, it shows that the water content and Pb metal
contamination havemet the standard while the water content did not meet the standard.
Dalam proses pengolahan sawit, mutu Analisis mutu minyak goreng merek x ini
hasil olah ditentukan oleh bahan bakunya. menggunakan kadar air metoda gravimetri, asam
Pengolahan minyak sawit menghendaki mutu lemak bebas metoda volumerti (alkalimetri), dan
yang baik secara kuantitatif maupun kualitatif. cemaran logam Pb menggunakan AAS.
Adapun rendahnya mutu minyak sawit sangat
ALAT DAN BAHAN
ditentukan oleh banyak faktor. Faktor- faktor
Alat
tersebut dapat langsung dari induk pohonnya,
penanganan pasca panen, pengangkutan dan Erlenmenyer 250 mL,Gelas Piala 250 mL,Pipet
kesalahan selama pemrosesan. Mutu produksi Tetes,Gelas Ukur 50 mL,Cawan
minyak kelapa sawit sebagai bahan makanan Penguap,Corong,Pipet Takar 5 mL,Buret 50
mempunyai aspek kualitas yang berhubungan mL,Buret 25 mL,Tabung Reaksi,Labu Ukur 25
dengan parameter kadar air, kadar asam lemak mL,Labu Ukur 50 mL,Labu Ukur 100 mL,Rak
dan kadar zat pengotor. Aspek lain yang Tabung,Tang Cawan,Cawan Porselen, Batang
mempengaruhi standar mutu adalah titik cair, Pengaduk, Botol Semprot, Furnace, Oven,
kejernihan, logam berat, bilangan iodin, bilangan Desikator, Hot Plate, Neraca Analitik, AAS,
peroksida dan lain-lain. Klem, Standar Lampu KatodaPb, Lemari Asam
Peningkatan kadar lemak bebas juga Bahan
dapat terjadi pada proses hidrolisa di pabrik, pada
proses tersebut terjadi penguraian kimiawi yang Etanol 95% Netral, Natrium Hidroksida 0,1
dibantu oleh air dan berlangsung pada kondisi N, Indikator PP, Asam Nitrat Pekat, Asam
tertentu. Air panas dan air uap pada suhu tertentu Nitrat 0,1 N, Asam Klorida 6 N, Aquadest,
merupakan pembantu dalam proses pengolahan. Aquabidest, Titrisol Pb, Kertas Saring, Selica
Akan tetapi, proses pengolahan yang kurang Gel, Kertas Serap, Asam Oksalat
cermat mengakibatkan efek samping yang tidak
diinginkan, mutu minyak menurun sebab air pada CARA KERJA
kondisi suhu tertentu bukan membantu proses
Kadar Air Metoda Gravimetri
JURNAL SMK SMAK PADANG 95
Dipanaskan cawan penguap dalam oven pada warna keabu- abuan,dibasahkan dengan beberapa
suhu 105°C selama kurang lebih 2 jam dan tetes air dan ditambahkan tetes demi tetes HNO3
dinginkan dalam desikator selama 20 menit pekat kirakira0,5mL sampai dengan 3mL,cawan
sampai dengan 30 menit, kemudian timbang dikeringkan di atas kompor dan dimasukkan
dengan neraca analitik (W0),dimasukkan 5 g kembali ke dalam furnace pada suhu (450 ± 5) °C
contoh ke dalam cawan penguap, tutup, dan kemudian dilanjutkan pemanasan sampai abu
timbang (W1),dipanaskan cawan penguap yang menjadi putih.Penambahan HNO3 pekat dapat
berisi contoh tersebut di dalam oven pada suhu diulangi apabila abu masih berwarna keabu-
105°C selama 2 jam,dipindahkan segera ke abuan,abu berwarna putih dilarutkan dalam 5mL
dalam desikator dan dinginkan selama 20 menit HCl 6N, sambil dipanaskan di atas hot plate atau
sampai dengan 30 menit sehingga suhunya sama penangas air sampai kering, kemudian dilarutkan
dengan suhu ruang kemudian timbang dengan HNO3 0,1N 20mL – 30mL dan masukkan
(W2),pekerjaan c dan d dilakukan sebanyak dua ke dalam labu ukur 50mL kemudian dipaskan
kali atau hingga diperoleh bobot tetap,,dihitung hingga tanda garis dengan aquabides, jika
kadar airdalam contoh. perlu,larutan disaring menggunakan kertas saring
Kadar Air =W1−W2 x 100% ke dalam tabung reaksi,disiapkan larutan blanko
W0 dengan penambahan pereaksi dan perlakuan yang
sama seperti contoh,dibaca absorbans larutan baku
Asam Lemak Bebas Metoda Alkalimetri kerja dan larutan contoh terhadap blanko
menggunakan SSA pada panjang gelombang
Ditimbang 10g sampel (W) ke dalam Erlenmeyer
maksimal sekitar 283,3nm untuk Pb,buat kurva
250mL,dilarutkan dengan 50mL etanol hangat
kalibrasi antara konsentrasi logam (μg/mL)
dan tambahkan 5 tetes larutan fenolftalein sebagai
sebagai sumbu X dan absorbans sebagai sumbu
indikator, dititrasi larutan tersebut dengan Kalium
Y,hasil pembacaan larutan contoh diplotkan
Hidroksida atau Sodium Hidroksida 0,1N (N)
terhadap kurva kalibrasi (C),dihitung kandungan
sampai terbentuk warna merah muda. (Warna
logam dalamcontoh.
merah muda bertahan selama 30
detik.),dilakukan pengadukan dengan cara HASIL DAN PEMBAHASAN
menggoyangkan erlenmeyer selama titrasi. Kadar Air Metode Gravimetri
Titrasi dilakukan sebanyak 3 kali,dicatat volume
larutan KOH atau NaOH yang diperlukan (V). Prinsip penetapan kadar air dengan metoda
mL NaOH x N NaOH x Be ALB
gravimetri adalah dengan menguapkan air yang
terkandung dalam minyak caranya dengan
ALB= memanaskan minyak dalam oven pada suhu 100-
x100% 105oC selama 2 jam untuk mendapatkan berat
gram sampel x 1000
yang konstan dari sampel yang tidak lagi
mengandung air. Selisih berat konstan antara
sampel minyak sebelum dan sesudah pemanasan
Penetapan Kadar Logam Pb dengan
menunjukan kandungan air pada minyak, dimana
spektrofotometer serapan atom
hanya tersisa berat kering minyak itu sendiri.Dari
Ditimbang 10g contoh (W) dengan teliti dalam pratikum yang dilakukan didapatkan hasil analisis
cawan porselen,ditempatkan cawan berisi contoh kadar air sebagai berikut:
uji di atas kompor dan panaskan secara bertahap
sampai contoh uji tidak berasap lagi,dilanjutkan Tabel 1 : Hasil Kadar Air
pengabuan dalam furnace(450 ± 5)°C sampai abu
Sampel Hasil SNI 7709:2019
berwarna putih, bebas dari karbon,apabila abu
belum bebas dari karbon yang ditandai dengan
JURNAL SMK SMAK PADANG 96
1 0,10% lemak yang tinggi pada minyak goreng dapat
merusak minyak tersebut dalam proses
2 0,12% Maks.0,10%
penyimpanan sehingga menyebabkan minyak
RATA- 0,11%
menjadi tengik dan kadar asam lemak yang tinggi
RATA
dalam minyak goreng dapat mengakibatkan
Hasil diatas menunjukan bahwa kadar air
gangguan kesehatan seperti kegemukan, kolestrol,
dalam minyak goreng cukup tinggi yaitu 0,11% ,
dan meningkatnya lemak dalam darah.
hal tersebut mungkin diakibatkan oleh proses
penyimpanan yang kurang baik ataupun karena Kadar Cemaran Logam PbMenggunakan
proses produksi yang kurang baik. Tingginya
AAS
kadar air dapat menyebabkan kandungan asam
lemak bebas menjadi cukup tinggi juga karena air Timbal (Pb) merupakan kelompok logam
yang terkandung dalam minyak akan golongan IV-A dengan warna kelabu kebiruan,
menghidrolisis minyak dan menghasilkan asam lunak, titik leleh 327oC dan titik didih 1749oC.
asam lemak bebas yang mengakibatkan Pada pratikum ini, preparasi sampel dilakukan
menurunnya kualitas minyak pada proses dengan metoda destruksi kering dimana prinsipnya
penyimpanan sehingga minyak menjadi tengik. merombak logam organik menjadi logam
anorganik dengan cara pengabuan pada suhu
Asam Lemak Bebas Metoda Alkalimetri tinggi. Sebelum diabukan pada suhu tinggi
sampel akan diarangkan dengan tujuan untuk
Asam Lemak Bebas adalah asam lemak mengurangi atau menghilangkan air yang terdapat
yang berada sebagai asam bebas tidak terikat pada sampel dan membentuk karbon agar pada
sebagai trigliserida. Asam lemak bebas yang proses pengabuan tidak menghasilkan asap yang
terkandung dalam sampel berasal dari proses banyak, lalu dilanjutkan dengan proses pengabuan
hidrolisis ataupun karena proses pengolahan yang bertujuan untuk membentuk oksida-oksida
yang kurang baik. Minyak dengan kualitas yang logam yang diukur menggunakan AAS.
bagus memiliki kadar asam lemak yang kecil. Selanjutnya dilarutkan dengan HCl dan HNO3,
Pada pratikum kali ini metoda yang digunakan fungsi penambahan HNO3 adalah untuk
adalah metoda titrasi alkalimetri. Minyak melarutkan logam dan memutus ikatan senyawa
ditambah etanol hangat netral, penambahan ini komplek pada sampel, sedangkan penambahan
berfungsi untuk mempercepat pelarutan minyak HCl adalah sebagai katalis yang mempercepat
atau lemak agar mudah untuk dititrasi karena pemutusan ikatan senyawa komplek. Setelah itu
minyak tidak dapat larut dalam air. Dari pratikum kandungan logam Pb diukur menggukan deret
yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai standar dengan kosentrasi 0,01 0,05 0,1 0,15 0,2
berikut: 0,25 ppm sebagai standar pada alat AAS.
Tabel 2 : Hasil Asam Lemak Bebas Pada penelitian yang telah dilakukan
didapatkan kandungan logam Pb pada produk
Sampel Hasil SNI 7709:2019 minyak adalah 0,3 ppm. Dari hasil tersebut dapat
1 0,15% dikatakan bahwa minyak tidak memenuhi standar
2 0,15% Maks. 0,3% mutu SNI 7709:2019 dengan kadar maksimal 0,1
RATA- 0,15% ppm. Hal ini mungkin disebabkan oleh proses
RATA produksi yang kurang baik. Kontaminasi logam
Hasil diatas menujukan bahwa asam timbal (Pb) dalam makanan dengan kosentrasi
lemak bebas yang terkandung didalam minyak yang melebihi batas aman dapat menyebabkan
goreng merek X tidak melebihi standar mutu SNI efek yang buruk pada tubuh seperti hilangnya
7709:2019. Pengujian asam lemak bebas pada nafsu makan, anemia, tidak bisa tidur
minyak goreng perlu dilakukan karena asam (insomania), pusing, otot dan persendian sakit,
JURNAL SMK SMAK PADANG 97
halusinasi, gangguan liver, kerusakan sistem Ketaren S,2008. Minyak dan Lemak
syaraf, darah dan ginjal. Pangan. Jakarta : UI Press.
Badan Standarisasi Nasional. SNI – 3741 – 2013 ( Yani, SY,. 2011. Pengaruh ProsesPenggorengan
Standart Mutu Minyak Goreng). Badan Terhadap KandunganLogam Pb dan Cu
Standarisasi Nasional : Jakarta. PadaMinyak Yang Dipakai
BerulangKali. Skripsi.
Budiyanto, dkk. 2010. Perubahan Kandungan Universitas Andalas,Padang.
Karoten, Asam Lemak Bebas, Bilangan
Peroksida Minyak Sawit Merah Selama
Pemanasan. Agritech Vol. 30 (2) Hal.
75-79.
Jl. Swadaya No.19, Rw. Mekar Jaya, Kec. Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten 15310Email:
henitaputri756@gmail.com
ABSTRAK
Verifikasi metode adalah penilaian terhadap parameter tertentu, untuk membuktikan bahwa
parameter tersebut memenuhi persyaratan penggunaannya. Verifikasi metode analisis merupakan salah
satu cara untuk memastikan bahwa suatu metoda memberikan hasil yang valid. Penelitian ini bertujuan
untuk memverifikasi metode analisis Sulfur Dioksida (SO2) pada Udara Ambien dengan
Spektrofotometer, sebagai syarat parameter terakreditasi. Telah dilakukan penentuan hasil uji gas sulfur
dioksida (SO2) dalam udara ambien yang mengacu pada SNI 7119-7:2017 menggunakan
spektrofotometer UV-Visibel. Tujuan dilakukannya verifikasi metode pengujian ini adalah untuk
mengetahui nilai linieritas, akurasi dan presisi. Prinsip dari analisis ini yaitu gas yang ada diudara
ambien akan dijerap oleh impinger dan diukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV-
Visibel. Verifikasi metode spektrofotometer UV- Visibel untuk penentuan kadar sulfur dioksida (SO2)
diudara ambien diperoleh hasil yang baik dengan nilai koefisien determinasi sebesar 0,9999.
Didapatkan nilai akurasi sebesar %R = 91.3 – 107.9 %. Nilai presisi (Repeatabilitas) yaitu % RPD
=1.10 – 3.76 %. Sedangkan nilai Reprodusibilitas yang didapatkan yaitu %RSD = 4.4 – 5.9%, pada
kadar rendah : 4.7 % , kadar sedang : 5.9% , kadar tinggi : 4.4 %, dari % Hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa metode ini sudah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dan metode ini
dapat digunakan untuk pengujian lanjutan.
Kata kunci: Sulfur Dioksida (SO2), Udara Ambien, Spektrofotometer UV-Visibel, Verifikasi
ABSTRACT
Repeatabilitas
PEMBAHASAN
Dipilih deret dari konsentrasi standar terkecil,
konsentrasi standar tengah Lalu deret diukur Pada praktikum kali ini dilakukan
dengan menggunakan Spektrofotometer. validasi dan verifikasi Sulfur Dioksida (SO2)
Lakukan pengujian berkali hingga 7 kali
dangan menggunakan alat Spektrofotometer.
pengulangan. Repeatabilitas dilakukan pada hari
Tujuan dari praktikum ini dihasilkan data uji
yang sama.
yang valid. Hasil uji yang valid dapat
Reprodusibilitas digambarkan sebagai hasil uji yang mempunyai
Dipilih deret dari konsentrasi standar terkecil, akurasi dan presisi yang baik. Verifikasi
konsentrasi standar tengah dan konsentrasi merupakan suatu uji kinerja metode standar.
standar tertinggi. Lalu deret diukur deret dengan Verifikasi ini dilakukan terhadap suatu metode
menggunakan Spektrofotometer. Lakukan standar sebelum diterapkan di laboratorium.
pengujian berkali hingga 7 kali pengulangan. Verifikasi sebuah metode bermaksud untuk
Reprodusibilitas dilakukan 3hari berbeda. membuktikan bahwa laboratorium yang
bersangkutan mampu melakukan pengujian
HASIL PENGUJIAN dengan metode tersebut dengan hasil yang valid.
Disamping itu verifikasi juga bertujuan untuk
membuktikan bahwa laboratorium memiliki
data kinerja. Hal ini dikarenakan laboratorium
yang berbeda memiliki kondisi dan kompetensi
personil serta kemampuan peralatan yang
berbeda. Sehingga, kinerja antara satu
laboratorium dengan laboratorium lainnya
tidaklah sama.
Reprodusibilitas
Batas
Keberterim
Uraian Hasil
aan
kadar rendah :
4.7%
kadar sedang : %RSD ≤
Reprodu 5.9% 0.5×
sibilitas kadar tinggi : CVhorwitz
4.4%
Akurasi dan Presisi (Repeatabilitas)
Reprodusibilitas merupakan pengulangan yang
bertujuan untuk mengukur keragaman nilai hasil
Batas
pengujian terhadap sampel yang sama dengan
Keberteri
Uraian Hasil analis dan peralatan yang berbeda yang
Maan
dilakukan pada satu atau lebih laboratorium
%R = 91.3-
Akurasi 100±15% dalam waktu yang sama. Pada Verifikasi SO2 ini
107.9 % saya melakukan pengujian pada hari yang
Presisi bereda. Dari hasil yang didapatkan yaitu pada
(Repeata %RSD = 4.4 -
< 10% kadar rendah : 4.7% , kadar sedang : 5.9%,
bilitas) 5.9 %
kadar tinggi 4.4%. Sedangkan batas
Akurasi diartikan sebagai kedekatan %RSD ≤ 0.5× Cv Maka
keberterimaan horwitz.
hasil analisa terhadap nilai yang sebenarnya.
dapat disimpulkan bahwa repeatabilitas
Akurasi menggambarkan kesalahan sistematik
memenuhi syarat keberterimaan yang telah
atau bias. Dari hasil yang didapat bisa
ditetapkan.
dikatakan memenuhi syarat, yaitu %R =
91.3 – 107.9 % sedangkan batas
ABSTRAK
Susu bubuk adalah bubuk yang terbuat dari susu yang dikeringkan, solid dan memiliki kadar
uap air yang sangat rendah. Hal ini menyebabkan susu bubuk memiliki daya tahan yang lebih lama
dibandingkan dengan susu cair atau susu kental yang harus disimpan di dalam lemari pendingin.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar protein, cemaran logam Pb dan cemaran
mikroba ALT yang terkandung dalam susu bubuk kiloan , serta membandingkan hasil yang didapat
dengan SNI apakah layak atau tidak dikonsumsi. Parameter yang digunakan dalam analisis susu
bubuk ini adalah kadar protein metoda mikro khrjdal, analisis kadar Pb menggunakan metode SSA
dan cemaran mikroba ALT. Dari data analisis diperoleh hasil untuk Analisis Kadar Protein sebesar
27,46 %, Cemaran Logam Pb Sebesar 0,2185 mg/kg dan Cemaran Mikroba ALT sebesAr 8,5 × 103
koloni/sampel . Hasil ini menunjukan bahwa susu bubuk yang dianalisis sesuai dengan persyartan
SNI 2970-2015.
Kata Kunci: Susu Bubuk, Kadar protein, Logam Pb, Cemaran Mikroba
ABSTRACT
Powdered milk is a powder made from milk that is dried, solid and has a very low moisture
content. This causes powdered milk to have a longer shelf life compared to liquid milk or condensed
milk which must be stored in the refrigerator. The purpose of this study was to determine the levels of
protein, metallic Pb contamination and ALT microbial contamination contained in milk powder, as
well as to compare the results obtained with SNI whether it is feasible or not to be consumed. The
parameters used in the analysis of this powdered milk were protein content of the micro khrjdal
method, analysis of Pb levels using the AAS method and ALT microbial contamination. From the
analysis data, the results for the analysis of protein content were 27.46 %, Pb metal contamination
was 0.2185 mg/kg and ALT microbial contamination was 8.5 × 103 colonies/sample. These results
indicate that the analyzed powdered milk complies with the requirements of SNI 2970-2015.
SARAN
Penulis menyarankan kepada pembaca
untuk melakukan analisis Susu bubuk kiloan
lanjutan. Pada analisis lanjutan, usahakan agar
penimbangan constant, destruksi sempurna dan
pengerjaan aseptis. Pada pratikum diperlukan
ketelitian sehingga mendapatkan hasil yang
bagus dan sesuai dengan SNI 01- 2970-2015 .
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2013). Produksi Susu
Perusahaan Sapi Perah, 2007 – 2011.
http://www.bps.go.id/tab_sub/
view.php?kat=3&tabel=1&daftar=1&i
d_sub yek=24 ¬ab=4.Diunudh
tanggal 24 agustus 2021
Badan Standarisasi Nasional. 2006. Susu
Bubuk. SNI 01-2970- 2006.
Barraquia, V. 1978. Milk Product
Manufacture. University of T he
Philippines at Los Banos
College. Laguna.Phillipine.
Chavan, R.S., Shraddha R. C., Chandrashekar
D.K., and Atanu H.J. ( 2011). UHT Milk
Processing and Effect of Plasmin
Activity on Shelf Life: A Review.
Institute of Food Technologists.
Comprehensive Reviews in Food
Science and Food Safety. Vol. 10: 251-
268..
Hadiwiyoto, S. 1983. Hasil-hasil Olahan Susu,
Ikan, Daging dan Telur. Penerbit Liberty.
Yogyakarta.
Idris, S. 1992. Pengantar Teknologi
Pengolahan Susu. Fakultas Perternakan
Universitas Brawijaya. Malang.
Widodo. 2003. Teknologi Proses Susu Bubuk.
Yogyakarta.Lacticia Press
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta