Oleh :
Nilai
Disusun oleh:
Nim: 651418097
FAKULTAS PERTANIAN
2022
1
ABSTRAK
Roti adalah makanan yang terbuat dari bahan utama tepung terigu, yeas, garam, dan
air serta bahan tambahan makanan lain seperti gula, margarin, telur, susu, dan
lainnya. Roti manis merupakan salah satu jenis roti yang mempunyai cita rasa manis
yang menonjol serta bertekstur dengan isian atau tanpa isian. Pembuatan roti melalui
beberapa tahapan yaitu dimulai dari pemilihan bahan baku, penimbangan bahan,
pencampuran, proofing 1, pemotongan dan penimbangan, pembulatan, proofing 2,
pemanggangan, terakhir pengemasan. Suhu yang digunakan dalam proses
pemanggangan yaitu 180°C, 190°C, dan 200°C. Dari hasil uji organoleptik
menunjukkan bahwa suhu berpengaruh terhadap kualitas roti dari segi rasa, warna,
dan tekstur, namun tidak berpengaruh terhadap aroma.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga praktikum
prinsip tekhnik pangan II jurusn ilmu teknologi pangan ini dapat tersusun sampai
dengan selesai yang berjudul ”Pengaruh Suhu Baking Terhadap Kualitas Roti ”
Penulis
DAFTAR ISI
3
ABSTRAK....................................................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR....................................................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................
BAB 1 PENTAHULUAN ............................................................................................................
1.1 Latar belakang ..................................................................................................................
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................................
1.2 Tujuan .............................................................................................................................
BAB 2 TINJAUAN PUSTKA .....................................................................................................
2.1 Roti ...................................................................................................................................
2.2 Tepung Terigu ..................................................................................................................
2.3 Ragi...................................................................................................................................
2.4 Air.....................................................................................................................................
BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................................................................
3.1 Waktu dan tempat ............................................................................................................
3.2 Alat dan bahan .................................................................................................................
3.3 Rancangan Penelitian .......................................................................................................
3.4 Rancangan Percobaan ......................................................................................................
3.5 Parameter uji ....................................................................................................................
3.6 Analisi data ......................................................................................................................
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................................
4.1 Hasil .................................................................................................................................
4.2 Pembahsan .......................................................................................................................
BAB 5 PENUTUP .......................................................................................................................
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................................
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR LAMPIRAN
7
BAB 1
PENDAHULUAN
8
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana pengaruh penggunaan suhu pengovenan terhadap kualitasroti
dilihat dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur?
1.3 Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh penggunaan suhu pengovenan terhadap
kualitasroti dilihat dari aspek warna, aroma, rasa dan tekstur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
9
2.1 Roti
Roti merupakan produk pangan berbahan dasar tepung terigu yang di
fermentasi dengan ragi roti atau bahan pengembang lainnya yang diolah dengan
cara dipanggang (Mudjajanto dan Yulianti,2004). Ditambah oleh Subagjo (2007)
pada proses fermentasi roti akan menghasilkan CO2 dan alkohol. Selain itu roti
yang kaya akan cita rasa memiliki bahan tambahan lain yaitu telur, lemak, susu,
dan gula .
10
2.2 Tepung Terigu
Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan roti adalah tepung terigu
(Mariyanti,2012). Tepung terigu merupakan salah satu bahan pangan yang banyak
dibutuhkan oleh konsumen di Indonesia yang diperoleh dari biji gandum (Triticum
Vulgare) yang digiling. Tepung banyak mengandung zat pati yaitu karbohidrat
kompleks yang tidak larut dalam air. Karakteristik yang khas dari tepung terigu
yaitu mengandung protein gluten, gliadin dan prolamin. Jika dilakukan
pengadonan memberikan sifat elastis. Tepung terigu mempunyai gluten yang tidak
dimiliki serealia lainnya (Astawan, 2008).
Gluten adalah zat yang hanya terdapat pada tepung terigu dan pada jenis
tepung lainnya tidak ada, sifat dari zat ini adalah kenyal dan elastis. Gluten sangat
penting dan diperlukan dalam pembuatan roti agar dapat mengembang dengan
baik. Banyak atau sedikitnya gluten yang di dapat tergantung dari berapa banyak
jumlah protein dalam tepung itu sendiri. Semakin tinggi proteinnya semakin
banyak jumlah gluten yang didapat ( Rustandy, 2009).
2.3 Ragi
Disebutkan dalam Ahmad (2005) bahwa pemakaian ragi adalah salah satu
bahan utama pembuatan roti dan kue sejak lama di pakai pada zaman Mesir kuno,
yang belakangan ini diketahui sebagai khamir saccharomyces cerevisiae. S.
Cerevisiae merupakan khamir sejati tergolong eukariot yang secara morfologi
hanya membentuk blastospora berbentuk bulat lonjong, silindris, oval, atau bentuk
telur yang dipengaruhi stainnya.
Menurut Musket (2008) ragi sama seperti makhluk hidup lainnya, perlu empat hal
untuk bertahan hidup, yakni kehangatan, kelembaban, makanan, dan oksigen.
Kehangatan dapat disediakan dalam beberapa cara,cairan hangat sering digunakan
untuk mengaktifkan ragi, dan proses pencampuran serta juga menghasilkan panas
tambahan.
2.3 Air
Air memiliki peran penting dalam pembuatan roti, karena gluten terbentuk
dengan bantuan air. Air sangat menentukan konsistensi dan karakteristik reologi
adonan, yang sangat menentukan sifat adonan selama proses dan akhirnya
menentukan mutu produk yang dihasilkan. Air juga berfungsi sebagai pelarut
11
bahan seperti garam, gula, susu dan mineral sehingga bahan tersebut terdispersi
secara merata dalam adonan. Menurut U.S. Wheat Associates (1983), dalam
pembuatan roti, air mempunyai banyak fungsi. Mulai dari pembentukan gluten,
mengontrol kepadatan adonan, melarutkan garam, menahan dan meratakan
bahan-bahan selain tepung secara merata, air juga yang mendorong proses kerja
enzim.
BAB III
METODE PENELITIAN
12
Dalam praktikum ini menggunakan alat sebagai berikut : wadah,
gelas, sendok, oven, mixer, timbangan elektrik, gelas ukur.
3.2.2 Bahan
Dalam praktikum ini menggunakan bahan sebagai berikut : tepung
terigu, ragi, telur, susu bubuk, gula halus, air, margarine, garam, bahan
tambahan pangan.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan percobaan yang digunakan dalam praktikum ini adalah Rancangan
Acak Lengkap dengan perlakuan Suhu Pemanggangan yag berbeda-beda.
Tabel 1. Rancangan Percobaan
No Kode sampel Suhu pemanggangan
1 B1 180o C
2 B2 190o C
3 B3 200o C
Tepung terigu
Margarin
Gula Halus
Air Pencampuran
Susu Bubuk
Ragi
Mixing
Proofing 1 15 menit
13
Pemotongan 20 gr
Proofing 2 30 menit
B1 : 180o C
B2 : 190o C Pemanggangan
B3 : 200o C
Roti
14
3= agak tidak suka
4= netral
5= agak suka
6= suka
7= sangat suka
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Keterangan:
15
B1 Suhu = 180o C
B2 Suhu = 190oC
B3 Suhu = 200oC nilai warna roti
5.00
4.80
4.2 Pembahasan
4.60
4.2.14.40
Organoleptik
4.20
180°C 190°C 200°C
Uji sensori atau yang dikenal dengan uji organoleptik sangat penting
dilakukan pada produk pangan. Makanan yang bersih, sehat dan bernilai
nutrient tinggi namun tidak memiliki rasa yang lezat bisa saja membuat produk
tersebut tidak diterima oleh masyarakat. Selera manusia sangat menentukan
penerimaan suatu produk. Respon positif oleh indra manusia kepada suatu
produk menandakan bahwa produk tersebut memiliki kualitas sensori yang
tinggi. Uji sensori dapat digunakan sebagai petunjuk pengembangan produk
baru dan optimasi produksi (Breternitz et al., 2017).Pada uji hedonik, panelis
diminta memberi tanggapan pribadi terhadap suatu produk. Penilaian dilakukan
dengan memberikan skala hedonik seperti sangat suka, suka, agak suka dan
tidak suka (Setyaningsih et al., 2010). Uji kesukaan (hedonik) berdasarkan skor
tertentu dapat memberikan gambaran terhadap penerimaan konsumen (Moore
et al., 2019).
A. Warna
16
tertinggi pada perlakuan kedua dengan suhu 190°C dan yang terandah pada
suhu 180°C.
B. Rasa nilai tekstur roti
5.50
5.00
4.50
4.00
3.50
180°C 190°C 200°C
17
memiliki rata-rata 4,20, perlakuan kedua memiliki rata-rata 4,20, perlakuan
ketiga memiliki rata-rata 4,50. Nilai tertinggi pada perlakuan kedua dengan
suhu 200°C dan yang terandah pada suhu 180°C.
D. Tekstur
18
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat di simpulkan bahwa ada pengaruh
suhu pemanggangan terhadap kualitas roti dilihat dari aspek warna, rasa, dan tekstur.
Dari aspek aroma tidak ada pengaruh apapun. Sampel roti yang di sukai yaitu sampel
yang suhunya 190°C.
5.2 Saran
Perlu ada eksperimen lebih lanjut tentang penggunaan waktu yang tepat yang
digunakan untuk pengovenan roti yang berkualitas baik.
19
Dafrar pustaka
Adawiyah, R. Dede & Waysima. (2006). Buku Ajar Evaluasi Sensori Untuk Edisi 1.
Fakultas Teknologi IPB.
Ahmad, Riza Zainudin. (2005). Pemanfaatan Khamir Saccharomyces Cerevisiae
Untuk Ternak. Jurnal Wartaroza Vol 1 No. 1 Bogor:Balai Penelitian Veteriner.
Astawan, M. (2008). Khasiat Warna-warni. Jakarta:Gramedia.
Breternitz, N.R., Bolini, H.M.A, Hubinger, M.D. 2017. Sensory acceptanceevaluation
of a new food flavoring produced bymicroencapsulation of a mussel (Perna perna)
protein hydrolysate. LWT-Food Science and Technology.
Gaman, P.M & K.B Sherrington. (1992). The Science Of Food, An Introduction Food
Science, Nutrition and Microbiologi 2nd Adition.
Jenie, B.S.L & W.P Rahayu (1993). Penanganan Limbah Industri Pangan. Kanisius.
Yogyakarta.
20
Mariyanti, N. (2012). Studi Pembuatan Mie Kering Berbahan Baku Tepung Singkong
dan Mocaf. Jurnal Sains Terapan.
Muchtadi, T. R., at al. (2010). Teknologi Proses Pengolahan PanganALFABETA,
CV IPB. Bogor.
Mudjajanto, E. S dan L. N. Yulianti. (2008). Membuat Aneka Roti. Penebar
Swadaya. Jakarta
Moore,C.J; Lindke, A.B.S; Cox, G.O. 2019. Research article using sensory science to
evaluate consumer acceptance of recipes in a nutrition education intervention for
limited resource populations. Journal of Nutrition Education.
Ningrum, W.D. (2006) Eksperimen Pembuatan Roti Tawar Dengan Menggunakan
Jenis Lemak Yang Berbeda. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.
Rustandy, R. (2009). Budidaya Buncis. Jakarta : Penerbit Kanisus.
Setyaningsih, D., Apriyantono, A., Sari, M.P. 2010. Analisis Sensoris untuk Industri
Pangan dan Agro. Bogor: IPB Press.
Subagjo, A. (2007). Manajemen Pengolahan Kue dan Roti. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Syarbini, M Husin (2013). Roti Manis dan Donat. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Winarno, F. G. (1997). Kimia Pangan Dan Gizi. PT. Gramedia. Jakarta
21
LAMPIRAN
Descriptives
22
200 10 4.8000 1.03280 .32660 4.0612 5.5388
C
Descriptives
Minimum Maximum
23
Warna 180 C 3.00 6.00
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
24
Based on Median 1.216 2 27 .312
ANOVA
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Total 43.200 29
Total 31.867 29
Total 38.300 29
25
Tekstu Between Groups 3.800 2 1.900 2.230 .127
r
Within Groups 23.000 27 .852
Total 26.800 29
Multiple Comparisons
Mean
Difference (I- Std.
Dependent Variable (I) Perlakuan (J) Perlakuan J) Error Sig.
26
200 C 180 C .50000 .46983 .297
Multiple Comparisons
Dependent Variable (I) Perlakuan (J) Perlakuan Lower Bound Upper Bound
27
200 C .1360 2.0640
Homogeneous Subsets
28
Rasa
Perlakuan N 1 2
200 C 10 4.4000
190 C 10 5.5000
Warna
Subset for
alpha = 0.05
Perlakuan N 1
200 C 10 4.8000
190 C 10 5.0000
Sig. .240
29
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.
Aroma
Subset for
alpha = 0.05
Perlakuan N 1
190 C 10 4.2000
200 C 10 4.5000
Sig. .598
Tekstur
Subset for
alpha = 0.05
Perlakuan N 1
200 C 10 5.0000
190 C 10 5.1000
Sig. .077
30
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 10.000.
Means Plots
31
32
DOKUMEMTASI
Proses pertama penimbangan bahan dan proses pencapuran bahan pembuatan roti
dapat dilihat gambar dibawah ini
33
34