Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan yang telah
melimpahkan rahmat-Nya. Atas karunia nikmat-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Makalah Sains Patiseri yang berjudul “Dough
Fermentation dan Dough Rheology” disusun dalam rangka untuk memenuhi salah
satu diantara tugas mata kuliah Sains Patiseri yang diampu oleh Bapak Dr.Teddy
Chandra, S.Sos, M.Pd.
Makalah ini berisi tentang pembahasan mengenai pengertian dan penjelasan
dough fermentation dan dough rheology, kenapa dan kapan terjadi fermentation dan
terjadi dough fermentation, kondisi dan lingkungan yang baik dan memungkinkan
terjadinya fermentation dan dough fermentation, bagaimana logika dan penjelasan
terjadinya fermentation dan dough fermentation, macam-macam definisi dan
pengertian dough rheology, berbagai urgensi memahami dough rheology, kapan
pengetahuan dough rheology dapat diterapkan, dimana menerapkan pengetahuan
dough rheology, bagaimana cara mengetahui dan menerapkan dough rheology.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan. Maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik
dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Besar harapan penulis agar makalah
ini dapat menjadi sarana untuk membantu menambah pengetahuan dan informasi bagi
pembaca.
Demikian dari apa yang bisa penulis sampaikan, semoga pembaca dapat
mengambil manfaat dari karya makalah ini. Penulis mengucapkan terima kasih.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan pengertian fermentation dan dough fermentation................2
2.2 Kenapa dan kapan terjadi fermentation dan dough fermentation............ 2
2.3 Kondisi dan lingkungan yang baik dan memungkinkan terjadinya
fermentation dan dough fermentation............................................................ 2
2.4 Bagaimana logika dan penjelasan terjadinya fermentation dan dough
fermentation................................................................................................... 3
2.5 Definisi dan pengertian dough rheology.................................................. 4
2.6 Berbagai urgensi memahami dough rheology..........................................5
2.7 Kapan pengetahuan dough rheology dapat diterapkan............................ 5
2.8 Dimana menerapkan pengetahuan dough rheology................................. 6
2.9 Bagaimana cara mengetahui dan menerapkan dough rheology............... 6
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 7
3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Suhu yang baik selama proses fermentasi itu kisaran 35 derajat C – 38 derajat
C dengan kelembaban relatif antara 80-85% dengan ini maka fermentasi akan
terjadi kisaran antara 60 menit – 70 menit sehingga proses fermentasi tidak
akan berjalan begitu lama. Lalu apa yang terjadi jika suhu temperatur tidak
pada kisaran tersebut dan cenderung dibawah standard dengan kelembaban
yang tidak terkontrol? Biasanya ini terjadi pada fermentasi yang hanya
dilakukan dengan menutup dengan plastik dan hanya dibiarkan dalam suhu
ruang, maka adonan akan menjadi kering serta terbentuk permukaan atas yang
kering, karena permukaan atas adonan yang kering dan pada akhirnya
mengakibatkan kulit roti yang dihasilkan cenderung tebal. Oleh karena itu
ketika proses fermentasi kita harus tetap menjaga suhu dan kelembaban agar
hasil akhir dari adonan akan mengembang dengan sempurna. Jika kondisi
cuaca lingkungan kita dingin, kita cukup mengistirahtkan adonan dengan
menutupnya menggunakan kain lap bersih yang sudah diperas menggunakan
air hangat agar adonan tetap terjaga kelembaban nya.
Sederhananya, fermentasi adalah apa yang terjadi ketika sel ragi makan dan
buang air besar. Secara khusus, itulah yang terjadi ketika sel ragi
mengkonsumsi gula dan menghasilkan etanol dan bahan kimia turunan
lainnya. Alkohol yang dihasilkan oleh ragi selama fermentasi bersama
dengan banyak reaksi lainnya adalah yang memberi roti rasa dan aroma yang
khas. Secara umum, lebih banyak fermentasi berarti roti lebih enak. Secara
teknis, istilah fermentasi adalah reaksi anaerobik (artinya terjadi tanpa
oksigen) yang dilakukan ragi setelah respirasi, yang bersifat aerobik dan
membutuhkan oksigen.
3
2.5 Definisi dan pengertian dough rheology
Adonan roti adalah kombinasi tepung gandum, air, ragi, garam, dan bahan
tambahan lainnya. Adonan roti merupakan topik yang cukup kompleks
apabila dibahas mengenai reologinya. Reologi merupakan ilmu yang
mempelajari mengenai arus atau aliran pada zat cair atau fluida dan deformasi
pada zat padat, serta keterkaitannya antara gaya, deformasi dan waktu
(Mirsaeedghazi, et al, 2008).
Reologi pada adonan roti dapat disebut sebagai aliran fluida yang
menginterpretasikan konsistensi produk, biasanya komponen yang
digambarkan adalah: viskositas, elastisitas, dan ekstensibilitas (Wheat
Marketing Center, 2004).
Viskositas merupakan pengukuran dari perubahan ketahanan fluida
dikarenakan adanya tekanan atau tegangan. Viskositas juga dapat dikatakan
sebagai thickness dari suatu bahan, contohnya air memiliki viskositas yang
rendah, sedangkan madu memiliki viskositas yang tinggi. Viskositas
mempengaruhi kemampuan mengalir suatu benda, atau biasa disebut fluiditas.
Bahan dengan viskositas yang tinggi atau semakin kental akan memiliki
kesulitan pergerakan aliran atau fluiditasnya tinggi (Kotelnikov dan Zabusky,
2000).
Dalam pengujian reologi adonan berupa viskositas biasanya menggunakan
alat bernama Rapid Visco Analyzer (RVA) (Wheat Marketing Center, 2004)
Elastisitas merupakan persepsi indrawi yang dirasakan saat suatu adonan
mudah direntangkan, kemudian dilepaskan dan kembali ke bentuk semula.
Suatu adonan memiliki elastisitas yang baik atau tinggi apabila adonan dapat
berkontraksi dengan cepat mendekati bentuk semula (Wheat Marketing
Center, 2004). Dobraszczyk dan Morgenstern (2003) menambahkan bahwa
apabila adonan kurang elastis saat diberikan tekanan atau tegangan maka akan
memiliki karakteristik struktur yang mudah terputus. Dalam pengujian reologi
adonan berupa elastisitas biasanya menggunakan alat bernama Ekstensograph
(Wheat Marketing Center, 2004)
Ekstensibilitas merupakan kemampuan adonan untuk diregangkan. Pada
pengujian ekstensograph, ekstensibilitas dinilai sebagai jumlah elastisitas
dalam adonan yang dinyatakan dalam panjang kurva. Jumlah elastisitas
tersebutlah yang menentukan seberapa besar kemampuan adonan untuk
meregang tanpa putus. Pada pengujian reologi lain, yakni pengujian
alveograph, ekstensibilitas digambarkan dengan panjang kurva yang
mengindikasikan kemampuan adonan untuk diregangkan menjadi selaput tipis
hingga akhirnya pecah (Wheat Marketing Center, 2004).
4
2.6 Berbagai urgensi memahami dough rheology
Dari dough rheology terdapat ketersediaan informasi yang memberikan
pengetahuan tentang ketergantungan struktur makanan terhadap komposisi dan interaksi dari
konstituen bahan (Shoemaker et al., 1992). Pati yang banyak digunakan sebagai bahan
pengental dapat diketahui daya pengembangannya berdasarkan data reologi suhu gelatinisasi
(Self et al., 1990)
5
2.8 Dimana menerapkan pengetahuan dough rheology
Penerapan ilmu rheologi sebenarnya bisa diaplikasikan pada banyak hal dalam
konteks pengolahan pangan, namun jika yang dimaksud adalah dough rheology,
penerapan ilmu tersebut umumnya dilakukan di lab uji untuk mengetahui beberapa
hal yang terpengaruh oleh sifat rheology pada saat pembuatan adonan roti, berikut
beberapa fungsi atau peran penerapan ilmu dough rheology:
1. Mengevaluasi zat aditif yang terbentuk atau terkandung dalam adonan
2. Mengevaluasi pengoksidasian adonan seperti zat pengoksidasi dan pereduksi
3. Mengevaluasi kualitas dan fungsionalitas tepung
4. Memformulasikan produk
5. Quality control
6. Pengembangan proses dan peningkatan skala
7. Optimalisasi proses
(J.A. Menjivar; Dough Rheology and baked product texture)
Penerapan ilmu dough rheology dapat dilakukan dimana ketika kita ingin mengetahui
karakteristik dari hasil akhir sebuah produk roti, baik dari segi tekstur, rasa, aroma
dan tingkat cerna produk roti tersebut.
6
Dengan memerhatikan faktor-faktor berikut:
1. Viscosity: stress/strain rate
2. Modulus: stress/strain
3. Compliance: strain/stress
(J.A. Menjivar,1986)
Adapun cara lainnya yang lebih sederhana yaitu dengan menggunakan panca indera
peraba dan persasa dengan memberikan gaya tekan terhadap adonan roti baik
sebelum dan sesudah dipanggang, seperti:
● Memijat
● Menekan
● Menyentuh
● Mengigit
● Mengunyah
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
7
2. Mengevaluasi pengoksidasian adonan seperti zat pengoksidasi dan
pereduksi
3. Mengevaluasi kualitas dan fungsionalitas tepung
4. Memformulasikan produk
5. Quality control
6. Pengembangan proses dan peningkatan skala
7. Optimalisasi proses
(J.A. Menjivar; Dough Rheology and baked product texture)