Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM TENGAH SEMESTER

TEKNOLOGI PENGOLAHAN DAGING

OLEH

HERLIN RUSADI SIHITE


E10020036
A.2

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas kehadiran Tuhan Yang Maha Esa dimana
atas berkat-Nya kita diberikan kesehatan agar dapat menyelesaikan Laporan
Semester Praktikum Teknologi Pengolahan Daging. Saya juga mengucapkan
terimakasih kepada asisten dosen yang telah membimbing kami selama praktikum
berlangsung. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para
pembaca serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang praktikum
yang telah dilakukan tersebut. Saya menyadari bahwa laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu,saya harap ada kritikan dan saran yang bersifat membanguan dan
memperbaiki kerah yang lebih
benar dan lebih baik.

Jambi, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................... i


DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan ........................................................................................... 1
1.3Manfaat ........................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN ......................................................................................... 3
2.1 Pengolahan Daging ....................................................................... 3
2.1.1 Pembuatan Sosis .................................................................. 3
2.1.2 Pembuatan Chicken Nugged ............................................... 3
2.1.3 Pembuatan Corned Beef ...................................................... 4
BAB III MATERI DAN METODA ................................................................ 6
3.1 Tempat dan Waktu ......................................................................... 6
3.2 Materi ............................................................................................. 6
3.3 Metoda ........................................................................................... 6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 8
4.1 Pembuatan Sosis ........................................................................... 8
4.2 Pembuatan Chicken Nugged ......................................................... 10
4.3 Pembuatan Corned Beef ................................................................ 12
BAB V KESIMPULAN................................................................................... 14
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 14
5.2 Saran............................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Hasil Pengamatan Keadaan Sosis ............................................. 8
Tabel 2. Hasil Susut Masak Sosis ........................................................... 9
Tabel 3. Hasil Uji Organoleptik pada Sosis ............................................ 9
Tabel 4. Hasil Pengamatan Keadaan Nugget .......................................... 10
Tabel 5. Hasil Pengamatan Rendemen dan Susut Masak…………… ... 11
Tabel 6. Hasil Uji Organoleptik pada Chicken Nugget………………. 11
Tabel 7. Hasil Pengamatan Keadaan Corned Beef……………………. 12
Tabel 8. Hasil Pengamatan Rendemen dan Susut Masak ....................... 12
Tabel 9. Hasil Pengamatan Uji Organoleptik ......................................... 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daging yang merupakan suatu bahan pangan asal hewan akan mudah
terkontaminasi oleh mikroba berbahaya. Daging secara normal memiliki pH asam.
pH yang asam dalam daging akan mempermudah tumbuhnya mikroba yang akan
merusak kualitas daging. Penurunan kualitas daging secara fisik dan kimiawi
dapat diketahui dari beberapa metode pengujian kualitas daging yang diantaranya
adalah uji organoleptik( warna, bau, rasa, tekstur, dan viscositas), dan pengukuran
pH daging.
Kualitas daging dapat dipengaruhi oleh faktor sebelum dan sesudah
pemotongan. Faktor sebelum pemotongan yang kualitas daging antara lain:
genetik, spesies, banngsa, tipe ternak,umur, pakan, aditif dan stress. Faktor setelah
pemotongan meliputi pemotongan, pelayuan, pembersihan sampai dengan
pemasakan. Pengawasan terhadap kualitas daging yang beredar dimasyarakat
merupakan pengawasan produk pangan asal hewan.
Warna merupakan salah satu sifat fisual yang pertama kali dilihat oleh
konsumen. Warna mempunyai arti dan peranan yang sangat penting pada
komoditas pangan. Arti dan peranan warna pada produk pangan antara lain
sebagai perinci jenis, tanda- tanda kerusakan, petunjuk tingkat mutu dan pedoman
proses pengolahan. Warna merah pada daging akan mengalami perubahan
menjadi abu- abu kecoklatan selama pemasakan karena terjadinya proses oksidasi.
Senyawa pembentukan warna ini merupakan zat warna merah, coklat, ungu, dan
biru yang banyak ditemukan didalam tumbuh-tumbuh. Lama penyimpanan juga
berpengaruh nyata terhadap warna daging.

1.2 Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah agar kita dapat mengetahui dan mengamati
uji organoleptik pada pembuatan sosis, pembuatan chicken nugget, dan pada
pembuatan corned beef

1
1.3 Manfaat

Manfaat dari praktikum teknologi pengolahan daging ini yaitu menambah


pengetahuan, pengalaman serta wawasan dalam menerapkan ilmu di bidang
pengolahan hasil dari ternak khususnya dalam pengolahan daging menjadi bakso,
pengolahan daging menjadi sosis, pengolahan daging menjadi chicken nugget,
pengolahan daging menjadi corned beef.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengolahan Daging

2.1.1 Pembuatan Sosis


Dewan Standarisasi Nasional (2015) pada SNI 3820:2015 menyatakan
bahwa sosis adalah produk makanan yang diperoleh dari campuran daging
halus (mengandung daging yang tidak kurang dari 75%) dengan tepung atau
Pati atau tanpa penambahan bumbu dan bahan tambahan makanan lainnya
yang diizinkan dan dimasukkan ke dalam selongsong sosis.
Daging yang umum digunakan dalam pengelolaan sosis berasal dari
sapi, ayam, dan kambing namun dari ketiga jenis daging tersebut yang
memiliki kandungan protein tinggi dengan harga terjangkau adalah daging
ayam dengan kandungan protein sebesar 20- 23% (Lawrie,2003).
Menurut Kramlich (1971) dalam Fiqih (2009), sosis adalah makanan
yang dibuat dari daging yang digiling dan dibumbui umumnya dibentuk
menjadi bentuk yang simetris.
Gelatin merupakan senyawa turunan yang dihasilkan dari serabut
kolagen jaringan pengikat yang dihidrolisis dengan asam atau basa (
Charley,1982)
Penambahan air produk sosis berfungsi untuk 1. Meningkatkan
keempukan dan juice daging, 2. Menggantikan sebagian air yang hilang
selama proses pemasakan dan, 3. Melarutkan protein yang mudah larut dalam
air (Soeparno 2005).

2.1.2 Pembuatan Chicken Nugget


Pengolahan dilakukan untuk memperpanjang daya simpan,
meningkatkan nilai estetika dan nilai ekonomis, serta memungkinkan
konsumen mendapatkan bahan pangan hewani dalam beragam bentuk dan
rasa (Nasaruddin et Al,.2015).
Pembuatan nugget mencakup lima tahap yaitu penggilingan yang
disertai oleh pencampuran bumbu, es dan bahan tambahan, pengukusan dan

3
pencetakan, pelapisan perekat tepung dan pelumuran tepung roti,
penggorengan awal (pre-frying) dan pembekuan (Aswar,2005).
Atribut sensori merupakan kumpulan kata untuk mendeskripsikan
karakteristik sensori pada suatu produk pangan, diantaranya adalah warna,
rupa, bentuk, rasa, dan tekstur (Hayati dkk,2012)
Tekstur merupakan ciri suatu bahan sebagai alat perpaduan dari
beberapa sifat fisik meliputi ukuran bentuk jumlah dan unsur-unsur
pembentukan yang dapat dirasakan oleh Indra peraba dan perasa (Midayanto
dan Yuwono,2014).
Pembuatan produk olahan daging dapat ditambahkan berbagai bumbu
dan bahan kimia yang diizinkan misalnya garam dapur, gula, lada, dan bahan
lainnya (Bintoro,2008).

2.1.3 Pembuatan Cornet Beef


Nilai pH merupakan salah faktor yang cukup penting dalam
menghasilkan dan mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan. Semakin
tinggi nilai pH diharapkan akan semakin meningkat pula kualitas produk
yang dihasilkan (Soeparno, 1992).
Ada kecenderungan semakin tinggi konsentrasi angkak yang diberikan,
kemampuan DIA produk (kornet) semakin meningkat. Kondisi ini akan
mengakibatkan meningkatnya rendemen produk (kornet) yang dihasilkan.
Hasil ini tidak berbeda dengan penelitian Lukman dan Afriani (2012) pada
rendemen sosis daging ayam.
Semakin rendah nilai aktifitas air suatu produk, maka kemampuan daya
simpan akan semakin baik. Hal ini dikarenakan semakin terbatasnya jumlah
air bebas yang ada dalam pangan Akibatnya pertumbuhan mikroba semakin
terhambat, aktiftas enzim dan reaksi kimiawi yang ada dalam pangan juga
semakin terbatas. (Adnan, 1982).
Kemampuan angkak memberi warna alami dan menarik dikarenakan
adanya pigmen alami seperti pigmen kuning, oranye dan ungu yang tersusun
sebagai poly-ß-keto acid (Shehata, et. al., 1988)
Senyawa nitrit merupakan zat pengawet yang baik yang dapat
mencegah pertumbuhan yang baik. Namun kelemahan zat pengawet nitrit
adalah

4
timbulnya senyawa nitrosamin yang diduga sebagaiPenyebab timbulnya
kanker sehingga dihindari penggunaannya (Kristiangsih & Fitrianti, 2019).

5
BAB III
MATERI DAN METODA

3.1 Tempat dan Waktu

Praktikum pengukuran kualitas dan pengolahan daging ini dilaksanakan di


Laboratorium Analisis Gedung C Fakultas Peternakan, Universitas Jambi pada
hari Sabtu 29 Oktober 2022 s/d Sabtu, 12 November 2022 pukul 13:00 WIB
sampai dengan selesai.

3.2 Materi

Alat dan bahan pada pembuatan sosis antara lain daging ayam, es batu,
bawang merah, bawang putih, merica halus, susu skim powder, tomato juice,d dan
telur ayam.
Alat dan bahan pada pembuatan pembuatan Chicken Nugged daging ayam,
tepung, air, garam, bawang putih, bawang merah, lada, dan tepung panir
Alat dan bahan pada pembuatan pembuatan Chicken Nugged daging ayam,
kaldu, bawang merah, bawang putih, garam, kentang, lada halus, dan tepung
terigu.

3.3 Metoda
Metoda yang dilakukan pada pembuatan sosis pertama bersihkan daging dari
jaringan ikat dan lemak, kemudian haluskan daging tersebut dengan menggunakan
food processor, lalu masukkan bawang merah/bawang putih, garam, merica halus,
dan tomato juice setelah adonan homogen lalu tambahkan es batu 25gr dan susu
skim 50 gr homogenkan kembali adonan tersebut. Setelah homogen lalu
masukkan kedalam plastik yang sudah disediakan timbang sebelum kukus selama
kurang lebih 15 menit, setelah masak angkat dan tiriskan hingga dingin, lalu
timbang kembali sosisnya, setelah itu amati secara organoleptik.
Metode yang dilakukan dalam pembuatam chicken nugget pertama daging
ayam dicacah searah serat daging, bumbu dihaluskan dan dicampur dengan tepung
dan air, tambahkan daging ayam yang telah dicacah dan diaduk sampai rata.
Kemudian adonan di haluskan dengan menggunakan food processor selama 2
menit. Kemudian adonan dicetak dan ditaburi tepung panir, setelah itu
penggorengan dilakukan dengan api yang sedang hingga berwarna kuning
6
kecoklatan, setelah masak angkat dan tiriskan hingga dingin. Lalu amati secara
organoleptik dan hitung susut masak (cooking loss) dan produksi rendemen pada
chicken nugged.
Metode yang dilakukan dalam pembuatan corned beef pertama daging
dibersihkan dari jaringan ikat dan lemak, lalu cincang. Buat kaldu dengan
memanaskan daging dengan menambahkan air secukupnya pada suhu 80-90 0
C
selama 20 menit. Ambil kaldu dari daging tersebut sebanyak 60 gram. Kemudian
kaldu yang diperoleh ditambahkan bumbu seperti garam, lada, penyedap rasa.
Lalu masukkan kentang dan bawang merah yang telah direbus dan dihaluskan lalu
masukkan kaldu serta daging yang telah di haluskan lalu homogenkan semua
bahan tersebut, lalu adonan tersebut di masukkan kedalam kaleng sarden dan
sisanya ke dalam aluminum kecil lalu dikukus selama 20 menit. Setelah masak
kemudian dinginkan dan timbang kembali corned lalu amati corned secara
organoleptik.

7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengolahan Daging

4.1.1 Pembuatan Sosis


Sosis merupakan makanan yang dibuat dari daging maupun ikan yang
telah dicincang ,dihaluskan diberi bumbu-bumbu lalu dimasukkan kedalam
pembungkus berbentuk bulat panjang (casing) berupa usus hewan atau
pembungkus buatan. Sosis dapat dikonsumsi dengan memasak, tanpa
dimasak, ataupun tanpa diasap. Daging segar diolah oleh konsumen menjadi
produk olahan daging yang siap saji, seperti sosis (Prayitno,dkk.2009).
Pada hasil praktikum yang telah kami laksanakan dengan menggunakan
dua jenis daging antara lain daging sapi dan daging ayam, maka diperoleh
hasil sebagai berikut.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Keadaan Sosis

Keadaan sosis
Sebelum pemasakan setelah
pemasakan Warna Cream putih
pucat
Bau bau aging dan susu bau khas sosis
Tekstur lunak/lembek kenyal/empuk
Berdasarkan data pada tabel diatas merupakan hasil dari praktikum
yang
mana sebelum pemasakan sosis memiliki warna cream dan setelah pemasakan
menjadi putih pucat, keadaan sosis sebelum pemasakan baud aging dan susu
dan setelah pemasakan bau khas sosis, dan pada sosis atau tekstur sosis
sebelum pemasakan menjadi kenyal/ lembak.
Menurut Sutrisno (2009) bahan pengikat bahan yang terdapat pada sosis
berfungsi untuk menarik air, memberi warna khas, membentuk tekstur yang
padat, memperbaiki stabilitas emulsi, menurunkan penyusutan waktu
pemasakan, memperbaiki cita rasa dan sifat irisan.

8
Tabel 2. Hasil Susut Masak Sosis
Susut Masak
Sampel
I II III
Daging Ayam 0,11 0,08 -
Daging Sapi 21,5 23,4 18,6

Berdasarkan data pada tabel diaatas merupakan hasil dari praktikum


yaitu pada sampel daging ayam susut masak ulangan I yaitu 0,11 , ulangan II
yaitu 0,08 dan untuk sampel daging sapi susut masak ulang yaitu 21,5 ,
ulangan II yaitu 23,4 dan ulangan III yaitu 18,6. Tambunan (2009) nilai susut
masak ini erat hubungannya atau kaitannya dengan Daya Ikat Air (DIA).

Tabel 3. Hasil Uji Organoleptik pada Sosis


Skala Hedoponik Warna Bau Rasa Tekstur
Sangat Suka 2
Suka 2.3 2.5 3 2.3
Biasa 1.4.5 1.3.4 1.5 4
Tidak Suka 4 1.5
Sangat Tidak Suka

Berdasarkan hasil ujian organoleptik pada tabel diatas untuk


kelompok1. Warna biasa, bau biasa, rasa biasa, tekstur tidak suka, kelompok
2. Warna suka, bau suka, rasa sangat suka, tekstur suka, kelompok 3. warna
suka, bau suka, rasa suka, tekstur suka, kelompok 4. Warna biasa, bau biasa,
rasa tidak suka, tekstur biasa, dan kelompok 5. Warna biasa, bau suka, rasa
biasa, tekstur tidak suka.
Menurut Soekarto (2000) tujuan dari hedoponik atau uji kesukaan yaitu
untuk mengetahui respon panelis terhadap sifat mutu secara umum, misalnya
rasa, aroma, warna, dan tekstur. Kemampuan tersebut meliputi kemampuan
mendeteksi (detection) mengenali (recognition) membedakan (diserimination)
membandingkan (scalling) dan kemampuan menyatakan suka atau tidak suka
(hedoponik) (Salen,2004).

9
4.1.2 Pembuatan Chicken Nugged
Nugget adalah makanan yang pertama kali dikenalkan di Amerika
serikat sebagai makanan yang praktis dan cepat saji sesuai dengan aktivitas
masyarakat yang padat. Nugget merupakan produk olahan dari daging giling,
diberi penambahan bumbu, dicetak kemudian dilumuri dengan tepung panir
pada bagian permukaan dan digoreng. Warna menjadi salah satu parameter
penting untuk meningkatkan tingkat kesukaan masyarakat akan satu produk
pangan. Warna nugget dipengaruhi oleh warna daging giling dan bahan
tambahan yang digunakan (Nugraha et Al.,2019).
Pada hasil praktikum yang telah dilaksanakan dengan menggunakan
dua jenis daging yaitu daging ayam broiler dan daging ayam afkir dan kami
menggunakan ayam broiler diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Keadaan Nugget

Keadaan Nugget
Sebelum Pemasakan Setelah Pemasakan
Warna Putih Pucat Kuning Keemasan
Bau Bau Daging Bau Khas Nugget
Tekstur Lunak/Lemak Kenyal

Berdasarkan data pada tabel di atas merupakan hasil dari praktikum


yang mana sebelum pemasakan berwarna putih pucat sedangkan setelah
pemasakan berwarna kuning keemasan, untuk bau dari naga awalnya bau
daging dan setelah pemasakan baunya khas nugget dan untuk tekstur awal
nugget lunak/lembek dan setelah pengolahan teksturnya kenyal. Tekstur
makanan adalah hasil dari respon tactile sense terhadap bentuk rangsangan
fisik ketika terjadi kontak antara bagian di dalam rongga mulut dan makanan
( Sari dan Yohana,2015).

1
Tabel 5. Hasil Pengamatan Rendemen dan Susut Masak
Bobot (Gram)
No
Daging bahan non-daging rendemen susut masak
1 daging bloiler bawang merah/putih,lada, susu 56% 3.50%
Penyedap rasa, garam,tepung
2 daging afkir bawang merah/putih,lada, susu 53,69% 5.88%
Penyedap rasa, garam,tepung

Berdasarkan data pada tabel diatas merupakan hasil praktikum pada


daging ayam broiler yang bahan non daging dapat dilihat pada tabel di atas
diperoleh hasil rendemen 56% dan susut masak 3,50%, sedangkan pada
daging ayam afkir diperoleh hasil rendemen sebanyak 53, 69% dan susut
masak 5,88%. Jumlah air yang terkandung dalam nugget tergantung dari
banyaknya air yang ditambahkan dalam adonan dan proporsi daging yang
digunakan (Triatmojo,1992).
Tabel 6. Hasil Uji Organoleptik pada Chicken Nugget
Skala Numerik Skala Hedoponik Warna Bau Rasa Tekstur
1 sangat suka
2 suka 2.4.5 2.5 1.2.5 5.2
3 biasa 1.3 1.3.4 4.3 1.4
4 tidak suka 3
5 sangat tidak suka

Berdasarkan hasil uji organolitik pada tabel di atas untuk kelompok 1.


Warna biasa,bau biasa,rasa suka, tekstur biasa, kelompok 2. Warna suka, bau
suka, rasa suka, dan tekstur suka, kelompok 3. Warna biasa, bau biasa, rasa
biasa, tekstur tidak suka. Kelompok 4. Warna suka, bau biasa, rasa biasa,
tekstur biasa, dan kelompok 5. Warna suka, bau suka, rasa suka, tekstur suka.
Rasa merupakan tanggapan atas adanya rangsangan kimiawi yang
sampai di indra pengecap lidah, khususnya jenis rasa dasar yaitu manis, asin,
asam, dan pahit (Ramadhani et al,. 2012). Menurut Soekarno (2000) tujuan
dari uji hidroponik atau uji kesukaan yaitu untuk mengetahui respon penalis
terhadap sifat mutu secara umum misalnya rasa, aroma, warna, dan tekstur.

1
4.1.3 Pembuatan Corned Beef
Kornet daging ayam atau corned beef merupakan hasil olahan daging
sapi dan daging ayam dengan bumbu-bumbu kentang, kaldu, bawang merah,
garam, merica dan sodium Nitrit. Masa simpan kornet kaleng tergantung
dengan proses pengolahan, jenis kaleng, penyimpanan dan distribusi.
Formulasi bahan-bahan tersebut bervariasi tergantung pada kesenangan
konsumen (Fardiaz,2008).
Pada hasil praktikum yang telah dilaksanakan dengan menggunakan
dua jenis daging yaitu daging ayam broiler dan diperoleh hasil sebagai
berikut.

Tabel 7. Hasil Pengamatan Keadaan Corned Beef


Keadaan Cornet Beef
Sebelum pemasakan setelah pemasakan
Warna putih pucat putih susu
Bau daging ayam khas corned
Tekstur lembek padat lunak
Berdasarkan data pada tabel diatas merupakan hasil praktikum pada
daging ayam broiler sebelum pemasakan berwarna putih pucat, setelah
pemasakan putih susu, bau sebelum pemasakan baud aging ayam (amis),
setelah pemasakan bau khas kornet, dan tektur pada kornet beef sebelum
pemasakan lembek, setelah pemasakan padat lunak. Kornet pada umumnya
dibuat dengan menggunakan bahan baku daging sapi sehingga harga jual
produk kornet relatif mahal. Semakin sedikit proporsi daging sapi maka
semakin rendah kadar protein (Syarbini,2013).
Tabel 8. Hasil Pengamatan Rendemen dan Susut Masak
Bobot (gram)
No
Daging Bahan Non-daging Rendemen Susut Masak
1 Ayam Bloiler 100 3,47% 0,608%

Dari data diatas dapat dilihat bahwa rendemen dari daging ayam bloiler
cornet beef yaitu 3,47%, susut masak diperoleh 0,608%, dan bahan non-daging

1
yang digunakan diantaranya bawang merah 10gr, bawang putih 5gr, merica
1gr, penyedap rasa 2gr, garam 2gr, kaldu 60gr, dan tepung terigu 20gr.
Makanan yang berkonsistensi padat atau kenyal akan memberikan
ransangan yang lebih lambat terhadap indera kita. Konsistensi makanan juga
memperngaruhi penampilan makanan yang dihidangkan ( Abhadinia, 2009).
Tabel 9. Hasil Pengamatan Uji Organoleptik
Skala Hedoponik Warna Bau Rasa Tekstur
Sangat suka 2 2 2.5 2
Suka 5.3.4 3.4.5 4 4.1
Biasa 1 1 1.3 3.5
Tidak suka
Sangat tidak suka
Berdasarkan hasil uji organolitik pada tabel di atas untuk kelompok 1.
Warna biasa,bau biasa,rasa biasa, tekstur suka, kelompok 2. Warna sangat
suka, bau sangat suka, rasa sangat suka, dan tekstur sangat suka, kelompok 3.
Warna suka, bau suka, rasa biasa, tekstur biasa. Kelompok 4. Warna suka,
bau suka, rasa suka, tekstur suka, dan kelompok 5. Warna suka, bau suka,
rasa sangat suka, tekstur biasa. Penentuan mutu pada suatu bahan pangan
tergantung dari beberapa faktor, tetapi sebelum faktor lain diperhatikan secara
visual faktor warna tampil lebih dulu untuk menentukan suatu mutu bahan
pangan (Winarno,2004).Warna kornet sangat dipengaruhi oleh bahan dasar
semakin tinggi bahan yang ditambahkan maka warna akan menjadi semakin
gelap (Yuliana,2015).

1
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan pada praktikum teknologi pengolahan daging ini adalah suatu


hasil dari hasil ternak yang dikelola menjadi suatu makanan yang disukai oleh
masyarakat salah satunya adalah sosis,chicken nugged, dan corned beef yang
dibuat menggunakan daging ayam dengan menambahkan bumbu-bumbu sebagai
penyedap rasa serta dapat mengamati dengan uji organoleptik antara lain
perubahan warna, bau, rasa, dan tekstur.

5.2 Saran

Saran pada praktikum teknologi pengolahan daging ini adalah diharapkan


untuk semua yang berada di dalam ruangan Laboratorium tetap menjaga protokol
kesehatan dengan memakai masker ,dan juga diharapkan untuk datang tepat waktu
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

1
1

Anda mungkin juga menyukai