ISBN 978-602-6307-55-2
Diterbitkan Oleh :
DIREKTORAT SURVEILAN DAN PENYULUHAN KEAMANAN PANGAN
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN KEAMANAN PANGAN DAN BAHAN BERBAHAYA
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Diperbanyak Oleh :
DIREKTORAT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PELAKU USAHA
DEPUTI BIDANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta Pusat 10560 - INDONESIA
Telp. (021) 428 78701, Fax. (021) 428 78701
www.pom.go.id
clearinghouse.pom.go.id
subditppu18@gmail.com
Abon Daging
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, karena atas
berkat dan limpahan karunia-Nya maka kami dapat menyelesaikan
Modul Produksi Pangan Untuk Industri Rumah Tangga : Abon Daging.
Modul ini merupakan bagian dari Modul Serial Produksi Pangan Untuk
Industri Rumah Tangga. Dengan modul ini diharapkan dapat memberi
informasi dan panduan praktis terkait praktek keamanan pangan
kepada para pelaku usaha. Dengan terinformasikannya keamanan
pangan kepada para pelaku usaha pangan diharapkan produk pangan
yang dihasilkan telah aman dan bermutu serta berdaya saing yang
tinggi.
Kami mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah bekerja keras
sehingga modul ini dapat tersusun. Saran dan kritik membangun dari
pembaca sangat kami harapkan demi menyempurnakan modul ini.
Semoga modul ini dapat memberi manfaat bagi berbagai pihak yang
memerlukan.
Mauizzati Purba
iii
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
DAFTAR ISI
iv
Abon Daging
1. PENDAHULUAN
Abon merupakan produk hasil olahan daging dalam bentuk kering. Abon
dibuat dari daging yang disuwir-suwir, kemudian ditambah bumbu-bumbu
dan digoreng. Daging yang umum digunakan untuk pembuatan abon adalah
daging sapi atau kerbau. Meskipun demikian, semua jenis daging termasuk
daging ikan dapat digunakan untuk pembuatan abon.
Menurut Peraturan Kepala Badan POM Nomor 21 tahun 2016 tentang
Kategori Pangan, abon daging adalah makanan kering berbentuk khas dibuat
dari daging, direbus, disayat-sayat, dibumbui, digoreng dan dapat juga dipres.
Abon terbuat dari daging berbagai jenis hewan seperti sapi, ayam, babi, dan
lain-lain. Karakteristik dasar dari abon daging adalah Bau, rasa dan warna
normal dan kadar air tidak lebih dari 7%
Abon tergolong produk olahan daging yang awet. Untuk mem
pertahankan mutunya selama penyimpanan, abon dikemas dalam kantong
plastik dan ditutup dengan rapat. Dengan cara demikian, abon dapat
disimpan pada suhu kamar selama beberapa bulan.
Modul produksi pangan Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP) : Abon
Daging ini dibuat dengan mengacu pada aspek Pengendalian Proses
Produksi sesuai Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK 03.1.23.04.12.2206
Tahun 2012 Tentang Cara Produksi Pangan Yang Baik Untuk Industri Rumah
Tangga. Dalam Peraturan tersebut dijelaskan bahwa untuk menghasilkan
produk yang bermutu dan aman, proses produksi harus dikendalikan dengan
benar. Pengendalian proses produksi pangan industri rumah tangga pangan
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a) Penetapan spesifikasi bahan;
b) Penetapan komposisi dan formulasi bahan;
c) Penetapan cara produksi yang baku ;
d) Penetapan jenis, ukuran, dan spesifikasi kemasan
e) Penetapan keterangan lengkap tentang produk yang akan dihasilkan
termasuk nama produk, kode produksi, tanggal kedaluwarsa.
1
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
2
Abon Daging
Hasil
Pengamatan Mutu yang
Tampilan Produk Pengamatan
Produk Akhir Diinginkan
(Deskripsikan)*
Gurih, khas
Rasa daging kering
berkaramel
Aroma daging
Aroma/Bau kering goreng
dan bumbu
Tekstur Renyah
Remah daging
ukuran
Penampakan
merata, sedikit
berminyak
Merak
Warna
kecoklatan
*) diisi oleh penanggungjawab produksi
3
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
Resep atau formula pembuatan Abon Daging untuk satu kali produksi
atau satu batch dapat dilihat pada Tabel di bawah ini
BAHAN JUMLAH
Daging Sapi atau Daging Kerbau 5 kg
Ketumbar 25 gram
Kemiri 125 gram
Gula Merah 350 gram
Bawang Merah 150 gram
Bawang Putih 50 gram
Garam 200 gram
Kelapa 3 kg
Minyak goreng 0,5 kg
Daftar Peralatan :
Kompor, Lumpang dan Alu Penumbuk daging, penggorengan, serok,
pemarut kelapa, timbangan, dan blender.
CARA PEMBUATAN :
1. Daging sapi atau daging kerbau dipotong menjadi tetelan daging.
Lemak dan jaringan ikat dibuang dari seluruh permukaannya, lalu
potong-potong dengan ukuran 4 x 4 x 4 cm. Selanjutnya dicuci dengan
air bersih, sehingga bebas dari kotoran dan sisa darah.
2. Daging yang telah dipersiapkan diatas ditimbang seberat 5 kg.
3. Rebus potongan-potongan daging tersebut dalam air mendidih
selama 30 - 60 menit.
4
Abon Daging
5
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
Pencucian
Penggorengan (TPK 2)
Pengeluaran Minyak
Pengemasan
Abon Daging
6
Abon Daging
7
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
8
Abon Daging
Tindakan
Tahapan Tujuan Prosedur
Perbaikan
Penerimaan Agar daging sapi 1. Pengecekan asal suplaier, Jika tidak sesuai
Bahan Baku dan bahan lain kebersihan dan mutu dikembalikan
yang diterima daging sapi, bumbu, dan ke suplaier atau
sesuai dengan bahan kemasan dipisahkan
spesifikasi dan 2. Pengecekan suhu
persyaratan yang
telah ditentukan
Pemotongan Agar daging 1. Daging dipotong sesuai Jika bahan masih
dan Pencucian mudah disuwir ukuran yang dikehendaki kotor harus dicuci
Daging dan terbebas yaitu 4 x 4 x 4 cm sekali lagi.
terbebas dari 2. Daging baku dicuci
kotoran atau menggunakan air bersih
bahan berbahaya 3. Buang bagian bahan yang
kotor, cuci menggunakan
air, lalu dipisahkan.
Peremahan Agar diperoleh 1. Rebus potongan- Penyesuaian
serat daging remahan atau potongan daging kesesuaian ukuran
suwiran daging tersebut dalam air remahan atau
yang kecil dan mendidih selama 30 - 60 suwiran daging.
halus. menit.
2. Setelah didinginkan,
tumbuk daging yang
telah direbus dengan
cobek dan alu, lalu
pisahkan seratnya-
seratnya dengan
menggunakan garpu
9
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
Tindakan
Tahapan Tujuan Prosedur
Perbaikan
Pencampuran Agar semua bahan Pencampuran adonan Jika kurang rata,
bumbu (daging dan bisa menggunakan aduk kembali
bumbu) tercampur mesin pengaduk atau sampai merata.
dengan rata
Penggo Agar dihasilkan Dilakukan proses Jika belum
rengan atau produk yang pemasakan sesuai dengan matang, harus
pemasakann masak cara pemasakan yang sudah dimasak ulang.
ditetapkan. Gunakan suhu
dan waktu pemasakan yang
sesuai.
Pengemasan Agar Produk akhir 1. Kemas Produk sesuai Jika pengemasan
terhindar dari dengan jenis kemasan, tidak sempurna,
kontaminasi dan takaran atau isi bersih. lakukan
lebih terlindung 2. Simpan dalam suhu pengemasan
dari kerusakan. yang sesuai. ulang.
8. PERALATAN PRODUKSI
Nama Cara
Pemeliharaan Trouble Shooting
Peralatan Penggunaan
Lumpang • Digunakan dengan • Bersihkan • Jika sudah banyak
dan Alu cara dipukulkan ke atas setiap selesai bagain alu atau
Penumbuk daging rebus yang sudah menumbuk lumpang yang
daging dipotong-potong. daging dan saat sudah rontok atau
• Pastikan daging yang akan digunakan. gompal harus
dipukul menjadi gepeng diganti
sehingga mudah
dipisahkan seratnya
tetapi tidak hancur.
10
Abon Daging
Nama Cara
Pemeliharaan Trouble Shooting
Peralatan Penggunaan
Blender • Tombol Power blender • Pembersihan • Jika blender tidak
ada dua bagian : ON blender bisa jalan, cek
untuk menghidupkan dilakukan rutin colokan listrik
dan OFF untuk setelah dipakai apakah sudah
mematikan mesin. dengan air sempurna?.
• Colokkan mesin ke hingga bersih. • Jika blender sudah
sumber listrik. • Saat menyala, tetapi
• Kemudian tekan tombol membersihkan tidak berjalan,
ON untuk menjalankan blender, harus cek apakah
mesin dan jalankan dibuka bagian- bahan terlalu
lebih dulu dengan bagiannya. banyak. Lakukan
kecepatan rendah • Blender pemasukan bahan
(LOW) untuk melakukan dipastikan secara bertahap
penghancuran pelan dan dalam keadaan dan sesuai
dan bisa dirubah ke HIGH kering saat kapasitas.
untuk penghanceran selesai • Jika ada bunyi atau
dengan cepat dan digunakan dan gejala yang tidak
keras. disimpan. normal, hentikan
pemakaian blender,
laporkan ke orang
yang bertanggung
jawab pada
pemeliharaan alat.
Kompor • Pastikan tabung gas • Lakukan • Jika kompor tidak
Semawar dan regulator terpasang pemeriksaan menyala, pastikan
dengan sempurna ke sambungan gas keluar atau
kompor gas (semawar). regulator dan tidak habis.
• Buka aliran gas dengan pipa gas sebulan • Jika petunjuk isi
memutar panel gas sekali. Pastikan tekanan regulator
per lahan, kemudian keadaannya baik tidak berfungsi,
nyalakan kompor dan tersambung ganti dengan yang
menggunakan alat sempurna (tidak baru.
pemantik khusus yang bocor).
disediakan. • Jaga kebersihan
• Atur besar kecilnya api kompor,
dengan memutar panel terutama
gas. tempat keluarya
api.
11
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
6 5 4 5. Pengemasan Produk
6. Penyimpanan Produk jadi
12
Abon Daging
LAMPIRAN
Lampiran 1:
PROSEDUR PENENTUAN TAHAP PENGENDALIAN KRITIS
13
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
Formulasi khusus
• Menggunakan BTP dengan takaran tidak melebihi takaran
maksimum yang diperbolehkan (tepat guna dan tepat sasaran).
Informasi secara lengkap tentang fungsi takaran bahan tambahan
pangan dapat dilihat pada website: http://jdih.pom.go.id/
• Mengatur pH asam yang sesuai untuk menekan pertumbuhan
bakteri, misalnya pada produk saus.
• Mengatur kadar gula tinggi untuk menekan pertumbuhan
mikroba, misalnya pada produk sirup.
• Mengatur kadar garam tinggi untuk menekan pertumbuhan
mikroba, misalnya pada produk ikan asin.
Proses pengolahan
• Pemanasan dengan suhu dan waktu yang tepat, misalnya pada
proses pasteurisasi atau sterilisasi untuk memusnahkan bakteri
pembusuk atau patogen.
• Mempertahankan suhu penyimpanan dingin dengan tepat (sekitar
4 oC) untuk menjaga agar tidak terjadi pertumbuhan mikroba.
• Mempertahankan suhu penyimpanan hangat (sekitar 65 oC) untuk
menjaga agar mikroba tidak tumbuh.
14
Abon Daging
Tahap Pengolahan
1. Apakah tahap pengolahan tersebut dilakukan khusus dengan
tujuan untuk menghilangkan bahaya sampai batas yang aman ?
Ya à merupakan tahap pengendalian kritis
Tidak à dilanjutkan dengan pertanyaan kedua
15
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
Lampiran 2:
JENIS-JENIS BAHAYA KEAMANAN PANGAN
Pangan jika tidak dipilih, ditangani dan diolah dengan benar maka
pangan dapat membahayakan konsumen. Hal ini karena pangan dapat
tercemar oleh bahan-bahan berbahaya yang menimbulkan penyakit
atau keracunan. Ada beberapa jenis bahaya dalam pangan, yang dapat
dikelompokkan ke dalam tiga jenis, yaitu: bahaya biologis, bahaya kimia
dan bahaya fisik.
Pelaku usaha rumah tangga pangan harus menyadari adanya kemung-
kinan bahaya keamanan pangan dari produk pangan yang diproduksinya.
Bahaya keamanan pangan dapat dikelompokkan menjadi 3 golongan :
a. Bahaya Biologis.
• Bahaya biologis adalah bahaya berupa cemaran mikroba penyebab
penyakit (patogen),virus, dan parasit yang dapat menyebabkan
keracunan atau penyakit jika termakan oleh manusia. Cemaran
mikroba ini dapat berasal dari udara, tanah, air dan tempat-
tempat lainnya yang kotor. Umumnya cemaran mikroba dibawa
oleh hama yaitu serangga seperti lalat, kecoa dan binatang
pengerat seperti tikus, dan binatang pembawa penyakit lainnya.
16
Abon Daging
17
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
b. Bahaya Kimia
• Bahaya Kimia adalah bahaya berupa cemaran bahan-bahan kimia
beracun yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit
jika termakan oleh manusia, seperti residu pestisida, logam
berbahaya, racun yang secara alami terdapat dalam bahan
pangan, dan cemaran bahan kimia lainnya.
• Pencemaran bahan kimia dapat terjadi dengan disengaja atau
tidak yang dapat menyebabkan keracunan atau penyakit jika
dikonsumsi, dapat dari pengolahan, bahan yang digunakan
18
Abon Daging
19
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
c. Bahaya Fisik
Bahaya fisik adalah bahaya karena adanya cemaran-cemaran fisik
seperti benda-benda asing yang dapat membahayakan manusia jika
termakan, lidi, seperti pecahan gelas, pecahan lampu, pecahan logam,
potongan tulang, paku, potongan kawat, potongan plastik, kerikil, stapler,
bagian tubuh seperti kuku, rambut, sisik, dan bulu dan benda asing lainnya.
Untuk menghindari bahaya fisik, gunakan hanya bahan yang sudah
bersih dari kerikil, dan/atau cemaran fisik lainnya. Sortasi dan mencuci
adalah tahap-tahap pengolahan yang baik untuk menghindari bahaya fisik.
20
Abon Daging
Lampiran 3:
LAYOUT JENIS-JENIS TATA LETAK
ATAU POLA URUTAN PROSES PRODUKSI
a. Pengertian dan Fungsi Tata Letak atau Pola Urutan Proses Produksi
Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak me-
nentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses, fleksibilitas,
dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggandan citra
perusahaan. Tujuan strategi tata letak adalah membangun tata letak
ekonomis yang memenuhi kebutuhan persaingan perusahaan.
Secara garis besar tujuan utama ialah mengatur area kerja dan segala
fasilitas produksi untuk dapat beroperasi produksi dengan ekonomis,
aman dan nyaman, sehingga dapat menaikkan semangat kerja dan hasil
kerja karyawan. Sedangkan dari segi keamanan pangan pengaturan tata
letak fasilitas pabrik ditujukan untuk menghindari adanya kontaminasi
silang, terutama antara bahan baku dan produk jadi atau kontaminasi
silang dari karyawan ke produk.
Tata letak yang baik juga akan dapat memberikan keuntungan–
keuntungan dalam proses produksi, yaitu :
1. Menaikkan hasil atau output produksi.
2. Mengurangi waktu tunggu (delay).
3. Mengurangi proses pemindahan bahan (material handling).
4. Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan
service.
5. Pendayaguna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga
kerja dan/atau fasilitas produksi lainnya.
6. Mengurangi bertumpuknya bahan setengah jadi.
7. Proses produksi menjadi lebih singkat.
8. Mengurangi risiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari
operator.
21
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
Proses 6
3. Diagram Proses
ProsesModel
2 Serpentine
Proses 3 atauProses
zig zag
6 (S-Shaped)
Pola aliran berdasarkan garis–garis patah atau seperti pola huruf
„S” sangat baik diterapkan
Proses 1 bilamana
Proses 4 aliran proses
Proses 5 produksi lebih
panjang dibandingkan dengan luasan area yang tersedia. Untuk itu
Proses 6
23
Produksi Pangan untuk Industri Rumah Tangga
Proses 3
Proses 2 Proses 4
Proses 1 Proses 5
Proses 6
Proses 3
24