Komponen utama sosis terdiri dari daging, lemak, bahan pengikat, bahan pengisi , air, garam,
dan bumbu.
- Semua jenis daging ternak dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan sosis. Daging
merupakan sumber protein yang berfungsi sebagai pengelmusi dalam sosis.
- Lemak dalam pembuatan sosis berguna untuk membentuk sosis yang kompak dan empuk
serta memperbaiki rasa dan aroma sosis. Penambahan lemak maksimal 30% dari berat
daging untuk mempertahankan tekstur selama proses pengolahan.
- Bahan Pengikat dan pengisi dibedakan berdasarkan kadar proteinnya. Bahan pengikat
mengandung protein yang tinggi, sedang bahan pengisi umumnya mengandung karbohidrat.
Yang umum digunakan, tepung terigu, tepung beras, tepung tapioka, tepung kedelai, tepung
ubi, tepung kentang, tepung roti, dan susu skim.
- Air yang ditambahkan berupa es berbentuk serpihan atau cube, untuk menjaga suhu
adonan selama proses pencampuran tetap rendah (0o C). selain berfungsi sebagai fasa
pendispersi dalam emulsi daging, air juga berperan untuk melarukan protein sarkoplasma
dan garam.
- Garam berfungsi untuk memberikan cita rasa, mengawetkan dan melarutkan protein.
Garam dapur berpengaruh terhadap pengembangan volume dan daya ikat air dari daging.
Garam alkali polifosfat berfungsi untuk mempertahankan warna, mengurangi penyusutan
saat proses cooking/pemsakan dan penstabil emulsi.
- Bumbu, yaitu bahan tambahan lain yang sering digunakan dalam pembuatan sosis,
diantaranya gula, nitrit, dan rempah-rempah. Beberapa jenis sosis, terutama yang bercita
rasa internasional, sudah terdapat bumbu sudah jadi dalam kondisi packaged.
Perbandingan komposisi sossis bawaan dan sesuai standar SNI
KOMPOSISI Sozzis SNI
Daging 70% ≥ 75%
Air 65% ≤ 67%
Protein 10% ≥ 13%
Karbohidrat 3% ≤ 8%
Lemak 5% ≤ 25%
Abu 3% 3%
Timbal(Pb) 1 Mg/kg 1 Mg/kg
Kadmium(cd) 0,3 Mg/kg 0,3 Mg/kg
Timah(Sn) 40 Mg/kg 40 /200 Mg/kg
Merkuri(Hg) 0,03 Mg/kg 0,03 Mg/kg
Cemara arsen(As) 0,5 Mg/kg 0,5 Mg/kg
5. Stuffing
Biasanya juga disebut proses filling. Hasil proses Bowl cutter yang berupa pasta, diproses
di mesin Stuffing atau mesin Filler. Formulasi sosis yang berupa pasta secara mekanis diinject
kedalam Casing.
Yaitu;
1) Proses Boilling (perebusan)
2) Proses Cooking dan smooking (Pemasakan dan Pengasapan)
3) Proses Boilling dan smooking (Perebusan, kemudian dilanjutkan pengasapan).
Proses Boilling (Perebusan).
Sosis yang sudah terbentuk dari proses stuffing, di rebus dalam sebuah kettle ( Boil Kettle ),
dengan suhu 70 – 75 oC, waktu perebusan tergantung pada jenis sosis.
7. Chilling
Merupakan proses pendinginan dengan menggunakan Cooling Chamber. Alat ini
digunakan untuk proses pendinginan terhadap produk sosis yang telah melalui proses cooking.
Di dalamnya terdapat aliran air dingin yang telah disterilkan (air ozon) yang nantinya akan
disemprotkan secara cepat ke produk untuk menurunkan suhu produk. Pendinginan Cepat ini
memerlukan waktu ± 2 menit untuk setiap lot produk. Setelah didinginkan cepat, sosis disimpan
dalam cold room bersuhu Chiller ( 0-5 oC ), Chiller Room ini memiliki spesifikasi khusus, yaitu
memiliki hembusan angin blower pada evaporator yang sangat kuat. Kami menyebutnya sebagai
Blast Chiller.
8. Cutting
Proses cutting ini menggunakan jenis mesin sosis cutter. mesin ini digunakan untuk
memotong sosis per pieces yang masih terikat di masing-masing ujungnya. Terdapat beberapa
type sosis cutter dengan mekanisme potong yang berbeda-beda. Dari hasil di lini produksi. Mesin
yang sistem potongnya dilengkapi dengan sensor proximity yang akan memberikan sinyal pada
sistem cutting untuk melakukan proses pemotongan menghasilkan output yang lebih presisi.
9. Packaging
Proses packaging disini yaitu vacuum Packaging. Produk sosis dimasukkan kdalam
kemasan sesuai quantity yang ditentukan. Pada mesin ini terdapat pengaturan secara otomatis
mulai dari proses sealing kemasan , pengeluaran udara / gas-gas dalam kemasan dan pendinginan
yang dinyatakan dalam satuan detik. Proses pengemasan ini dibantu dengan conveyor untuk
memudahkan pekerjaan. Dengan adanya proses pengeluaran udara dari dalam kemasan maka
produk dikemas secara vakum sehingga mengurangi tingkat kerusakan produk.
I. Uji Warna
Pengamatan contoh dengan indera penglihat (mata) yang dilakukan oleh panelis yang
terlatih atau kompoten untuk pengujian organoleptik
1.1 Cara kerja
Ambil conroh uji secukupnya dan letakkan di atas gelas arloji yang bersih dan
kering;
Lihat warna contoh uji;
Lakukan pengerjaan minimal oleh 3 orang panelis yang terlatih atau 1 orang
tenaga ahli
1.2 Cara menyatakan hasil
Jika tidak terlihat warna asing, maka hasil dinyatakan “normal”; dan
Jika terlihat warna asing, maka hasil dinyatakan “tidak normal”
7.2 Peralatan
Alat Soxhlet lengkap;
Oven terkalibrasi dengan ketelitian 1 °C;
Neraca analitik terkalibrasi dengan ketelitian 0,1 mg;
Penangas air;
Thimble ekstraksi atau selongsong kertas saring ukuran 33 mm x 80
Desikator yang berisi desikan Labu lemak 250 mL;
Gelas piala 500 mL atau 300 mL; Kaca arloji; dan Kertas saring bebas lemak
7.3.2 Ekstraksi
a) Keringkan labu lemak yang berisi beberapa butir batu didih selama 1 jam
b) Dinginkan dalam desikator dan timbang (W0), sambungkan dengan alat ekstraksi
c) Masukan thimble ekstraksi atau selongsong kertas saring ke dalam soxhlet, bilas
piala yang digunakan untuk hidrolisis dan yang digunakan waktu pengeringan
dengan petroleum eter atau heksan sebanyak 3 x 5 mL, tuangkan ke dalam soxhlet,
kemudiam tuangkan petroleum eter sebanyka 2/3 kapasitas labu di atas penangas
d) Ekstrak selama 4 jam dengan kecepatan ekstraksi lebih dari 30 kali
e) Keringkan labu lemak beserta lemak di dalam oven pada suhu 100 ℃ sampai dengan
p101 ℃ selama 1,5 jam sampai dengan 2 jam
f) Dinginkan dalam desikator dan timbang(W1)
g) Ulangi pengeringan sampai perbedaan penimbangan bobot lemak yang dilakukan
berturut-turut kurang dari 0,05%
Tugas 2
Teknologi Pangan
Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Teknologi Pangan
Tanggal Penugasan : 28 Februari 2019
Tanggal Pengumpulan : 21 Maret 2019
Oleh:
Kemal Vassa Pratama Muslih NIM. 171411049