1. Carilah contoh bahan pangan dari ke-7 dasar-dasar pengolahan
pangan tersebut dan jelaskan prinsip kerjanya dan apa perubahan yang terjadi.
Jawaban :
Dasar – dasar pengolahan pangan ;
1. Penghilang air dari bahan : pengeringan, pengentalan, dehidrasi
Contoh : produk pengentalan - Margin Salah satu proses pembuatan margarin yaitu dengan Hidrogenasi. Hidrogenasi adalah proses pengolahan minyak atau lemak dengan jalan menambahkan hidrogen pada ikatan rangkap dari asam lemak, sehingga akan mengurangi tingkat ketidak jenuhannya. Tujuannya untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai asam lemak pada minyak. Penambahan hidrogen pada minyak atau lemak dengan bantuan katalisator akan mengakibatkan kenaikan titik cair. Selain itu, akan menjadikan minyak atau lemak tersebut tahan terhadap proses oksidasi. Reaksi hidrogenasi menggunakan katalis kimia seperti Ni, Pt, atau Cu, tetapi yang paling umum digunakan adalah Ni. Adapun mekanisme reaksi hidrogenasi adalah sebagai berikut: Pemanasan akan mempercepat jalannya reaksi hidrogenasi. Pada temperatur sekitar 400ºF (205ºC) dicapai kecepatan reaksi yang maksimum. Juga penambahan tekanan dan kemurnian gas hidrogen yang dipergunakan akan menaikkan kecepatan reaksi proses hidrogenasi. Dalam proses hidrogenasi tersebut karbon monoksida dan sulfur merupakan katalisator beracun yang sangat berbahaya. Proses hidrogenasi menghasilkan shortening dan margarin dengan stabilitas yang lebih baik. (Ketaren, 1986) 2. Perlakuan panas : pasteurisasi, sterilisasi, perebusan, Penggorengan Contoh : produk sterilisasi - Ikan sarden Sterilisasi merupakan salah satu cara pengolahan bahan pangan yang bersifat mengawetkan. Sterilisasi juga merupakan istilah untuk setiap proses yang menghasilkan kondisi steril dalam bahan pangan. Jadi, sterilisasi adalah cara atau langkah atau usaha yang dilakukan untuk membunuh semua mikroba yang dapat hidup dalam bahan pangan. Apabila dilihat dari kata steril maka tujuan utama dari proses sterilisasi adalah membunuh semua mikroba yang dapat hidup dalam bahan pangan. Dengan terbebasnya bahan pangan dari kehidupan semua mikroba maka diharapkan bahan pangan dapat disimpan dalam waktu yang lama. Biasanya daya tahan simpan makanan yang steril komersial adalah kira-kira 2 tahun Salah satu produk yang melalui proses sterilisasi adalah produk makanan kaleng. Sterilisasi produk pengalengan (canning) perlu diatur sesuai dengan dimensi dan ukuran kaleng. Pada produk kaleng, suhu dan waktu sterilisasi yang dilakukan juga lebih tinggi daripada suhu sterilisasi standar (121oC, 15 menit), karena panas yang mengalir dari luar ke dalam kaleng tergolong lebih lambat. Cara mengetahui suhu berapa yang dibutuhkan untuk sterilisasi dihitung lebih lanjut dengan perhitungan nilai D-value, F-value, dan Nilai Sterilisasi. Prinsip kerja ikan sarden dalam kaleng yaitu harus dengan disterilisasi. Sterilisasi adalah operasi yang paling penting dalam pengalengan makanan. Sterilisasi tidak hanya bertujuan untuk menghancurkan mikroba tetapi juga berguna untuk membuat produk menjadi cukup masak, yaitu dilihat dari penampilannya , teksturnya dan cuta rasa sesuai yang diinginkan. 3. Perlakuan suhu rendah : pendinginan, pembekuan Contoh : pembekuan - Pembekuan daging Pembekuan adalah proses dasar pengolhan pangan yang bertujuan untuk memprpanjang masa simpan . prinsip kerja pembekuan daging ini yaitu, dengan menurunkan suhu dibawah titik beku (kurang dari -1,5ͦ C) Pembekuan daging dilakukan setelah proses rigor mortis berlangsung. Jika daging belum mengalami rigor mortis dan sudah dibekukan maka rigor mortis akan terjadi pada saat daging tersebut di cairkan. Proses tersebut dikenal dengan thaw rigor. 4. Penambahan bahan pengawet : penggaraman, curing, dll Contoh : penggaraman - Telur asin Penggaraman atau pengasinan adalah pengawetan makanan dengan menggunakan garam pangan kering . cara imi berkaitan dengan pengasaman (menyimpan makanan dengan air garam) dan meupakan bentuk salah satu dari curing. Prinsip dasar pembuatan telur asin adalah mengurangi kandungan air yang terdapat di dalam telur dengan cara memberinya garam sehingga terjadi penyerapan air oleh garam. Pada pembuatan telur asin dapat ditambahkan ekstrak daun teh untuk mendapatkan aroma telur asin yang lebih disukai konsumen. Zat tannin yang terdapat dalam daun teh dapat menutupi pori-pori telur serta memberikan warna coklat muda dan aroma yang lebih sedap. Proses pembuatan telur asin ada dua cara yaitu secara kering dan basah. Cara kering dengn menggunakan adonan garam yang akan menghasilkan telur asin yang lebih baik mutunya, warna lebih menarik, serta cita rasa yang lebih enak. Garam berfungsi sebgai pecipta rasa asin sekaligus bahan pengawet karena dapat menghambat kerja enzim proteolitik (enzim perusak protein), menyerap air dalam telur serta mengurangi kelarutan oksigen. Semua makhluk hidup memerlukan oksigen untuk kehidupan, berkurangnya oksigen yang terlarut akan menghambat pertumbuhan bakteri dan mikroba lainnya penyebab kebusukan. Berkurngnya kadar air membuat telur menjadi awet. Garam NaCl akan masuk kedalam telur dengan merembes melalui pori-pori kulit, mnuju ke bagian putih telur dan akhrinya ke kuning telur. Maki lama telur di bungkus dengan adonan, mkin banyak garam yang merembes masuk k dalamnya sehingga telur menjadi tidak awet. 5. Radiasi : radiasi pada buah-buahan Contoh : - radiasi pada buah apel Proses radiasi sebenarnya ditunjukkan untuk membunuh segala bakteri yang menjadi pemicu cepatnya pembusukan suatu makanan. Proses ini dilakukan dengan memanfaatkan radiasi sinar gamma. Dengan menggunakan sinar ini maka segala bakteri yang menjadi factor cepatnya makanan membusuk akhirnya lenyap, maknan mnjadi lebih awet dan tetap layak di konsumsi. Saat dilakukan proses radiasi, apel ditembak dengan menggunakan sinar gamma proses dilakukan dalam waktu yang cuykup singkat, buah apel yang telah matangpun akhirnya bisa disimpan dalam waktu yang lama. Prinsip radiasi pada apel, prinsip radiasi untuk pengawetan bahan pangan dengan radiasi inidigunakan energi tinggi yang biasa disebut radiasi pengion. Bila sumger radiasi (sinar X, sinar gamma, dan berkas electron) mengenai bahan pangan maka akan menimbulkan eksitasi, ionisasi dan perubahan komponen yang ada pada bahan pangan tersebut. 6. Penggunaan mikroba : menggunakan fermentasi, Contoh : fermentasi - Fermentasi keju Prinsip pembuatan keju adalah protein dalam keju mngalamai flokulasi dengan mengikutkan 90% lemak susu dalam penglahan mikroba yang digunakan pada keju ini adalah Streptococcus Sp. Keju dapat dibuat dengan mengendapkan protein menggunakan asam. Keju adalah sebuah maknan yang dibuat dengan bahan dasar susu yang dihasikkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses pengentalan dan koagulasi . proses pengentalan ini dilakukan melalui tahap fermentasi bakteri asam laktat atau dengan menggunakan enzim rennet sehingga terjadi curd dan pemisahan serum susu. Rennet adalah sekelompok enzim yang dihasilkan oleh lambung binatang menyusui untuk mencerna susu ibu, enzim aktif dalam rennet disebut rennin atau chymson , dimana kegunaan rennet adalah untuk menggumpalkan susu dalam pembuatan keju. 7. Pengecilan ukuran : chopping, cutting, slicing, dan dicing, Penggilingan,dll. Contoh : penggilingan - Penggilingan jagung untuk menghasilkan tepung jagung Pengecilan ukuran bahan ini adalah suatu kegiatan untuk mengubah bentuk dan ukuran bahan hasil pertanian menjadi lebih kecil . termasuk dalam pengecilan ukuran adalah memotong, membelah, mengiris, menggiling, dan mengupas. Proses pengolahan tepung jagung yaitu dimulai dari butiran-butiran halus yang berasal dari endosperma biji jagung yang telah mengering dan dihancurkan. Tepung jagung adalah bahan makanan yang biasa digunakan untuk bahan pengental sup atau saus serta dapat digunakan juga untuk membuat sirup jagung dan pemanis lainnya. Tanaman jagung yang sering di olah jadi tepung adalah jagung kuning maupun putih. Sebelum dibuat tepungnya, bijinjagung di bersihkan terlebih dahulu setelah itu dilakukan penggilingan untuk memisahkan kulit arinya, Lembaga, dan endosperm jagung. Kemudian hasil penggilingan tersebut dikeringkan hingga kadar air menjadi 15%-18%. Kedua yaitu direndam, pada tahap ini beras jagung direndam dan tirisikan, lalu dijemur, di giling dan di ayak dengan saringan , setelah semua selesai tepung di jemur kembali di bawah sinar matahari agar kandungan airnya menurun.