Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENELITIAN

PENELITIAN DASAR KEILMUAN(PDK)

VALIDASI METODE POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) UNTUK


ANALISIS DNA CEMARAN BABI DARI PRODUK SOSIS SAPI

Tim Pengusul
Anang Rohwiyono, M.Ag. (Ketua) (0305057101)
Hanifah Rahmi, S.Si, M.Biomed (Anggota) (0326098603)
Etin Diah Permanasari, PhD. ( - )

Nomor Surat Kontrak Penelitian : 130/F.03.07/2019


Nilai Kontrak : Rp. 12.000.000

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI DAN SAINS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2019

i
ii
iii
iv
ABSTRAK
Sosis merupakan salah satu produk olahan daging yang banyak dikonsumsi dan
tersedia di berbagai tempat baik pasar maupun supermarket. Sosis harus memenuhi
kriteria bahan agar dapat disertifikasi kehalalannya. Salah satu kriteria bahan untuk
sosis adalah tidak boleh bercampur dengan bahan haram yang berasal dari bahan
tambahan, bahan penolong, hingga fasilitas produksi. Bahan haram yang dilarang
antara lain cemaran babi, oleh karena itu perlu adanya deteksi terhadap gen DNA
babi. Metode yang digunakan untuk mendeteksi DNA babi adalah Polymerase
Chain Reaction (PCR). Metode ini terdiri atas beberapa langkah reaksi, yaitu
denaturasi, penempelan primer (annealing), amplifikasi, dan pemanjangan basa
nukleotida. Tahapan yang akan divalidasi yaitu perbedaan primer yang digunakan.
Primer yang digunakan adalah CytB dan SIMp. Validasi terhadap metode PCR
dibutuhkan agar diperoleh kondisi optimum dengan spesifisitas dan sensitivitas
terbaik yang dapat mendeterminasi cemaran gen babi. Analisis hasil PCR
menggunakan teknik elektroforesis agarosa dengan membandingkan pita DNA
yang terbentuk dari produk sosis dengan pita DNA Babi. CytB memiliki ukuran
basa nukleotida sebesar 359 bp sedangkan SIMp sebesar 398 bp.

v
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. ii


SURAT KONTRAK PENELITIAN................................................................. iii
ABSTRAK ....................................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................... 1
DAFTAR TABEL ........................................................................................... 2
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... 2
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.4 Urgensi Penelitian ......................................................................... 4
BAB 2. KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 5
BAB 3. METODE PENELITIAN .................................................................... 7
3.1 Lokasi Kegiatan ............................................................................. 7
3.2 Alat Penelitian ............................................................................... 7
3.3 Bahan Penelitian ............................................................................ 7
3.4 Prosedur Penelitian ....................................................................... 7
3.5 Analisis Data ................................................................................. 8
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 9
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14
LAMPIRAN .................................................................................................... 15
1. Luaran .................................................................................................. 15
2. Biodata Ketua dan Anggota ............................................................... 16
3. Surat Pernyataan Ketua Pengusul ....................................................... 21

1
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Jenis sampel sosis daging sapi ........................................................... 10


Tabel 2. Kadar dan kemurnian hasil isolasi DNA ........................................... 11

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Elektroforesis hasil amplifikasi gen CytB ...................................... 12


Gambar 2. Elektroforesis hasil amplifikasi gen SIMp ..................................... 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kasus makanan mengandung bahan dari babi marak terjadi di Indonesia sejak tahun
1980-an sampai sekarang. Pada tahun 2009, beberapa jenis makanan olahan daging
seperti dendeng, abon, dan bakso terindikasi mengandung cemaran babi oleh
LPPOM MUI. Pencampuran produk olahan daging dengan daging babi bertujuan
untuk menurunkan harga produksi namun harga jual tetap tinggi, serta
meningkatkan cita rasa. Pencampuran ini tidak dibenarkan untuk dikonsumsi
masyarakat Indonesia yang sebagian besar merupakan muslim. Selain itu, untuk
memenuhi kriteria bahan yang akan disertifikasi halal, bahan makanan tidak boleh
berasal dan bebas dari kontaminasi bahan haram dan najis.
Keberadaan komponen bahan makanan yang mengandung babi dalam bahan dan
produk pangan dapat diidentifikasi melalui lemak, protein maupun DNA (Fibriana
F et al. 2010). Identifikasi DNA untuk mendeteksi adanya kandungan daging babi
pada produk pangan telah banyak dilakukan. Tanabe et al. (2007) menggunakan
teknik PCR untuk mendeteksi DNA babi dari sampel daging segar dan daging
olahan (sosis, salami, bakso, bacon, steak, dan gyoza). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa teknik PCR mempunyai sensitivitas tinggi untuk mendeteksi
gen sitokrom-b babi (porcine cytochrome b gene). Singh et al. (2007) menggunakan
teknik PCR untuk mengidentifikasi jenis organisme pada daging mentah dan
matang berdasarkan famili gen aktin.
Sosis sebagai salah satu bahan makanan daging perlu mendapatkan sertifikat halal
agar dapat dikonsumsi masyarakat muslim. Deteksi cemaran gen babi pada produk
sosis perlu dilakukan dengan menggunakan teknik PCR, sehingga validasi tahapan
reaksi PCR dapat memberikan spesifisitas dan sensitivitas terhadap hasil analisis
DNA Babi.

1.2 Perumusan Masalah


Validasi terhadap metode PCR untuk analisis kontaminasi DNA babi pada
bahan makanan sosis di sekitar Jakarta Timur belum dilakukan. Validasi ini

3
dibutuhkan agar diperoleh kondisi optimum dengan spesifisitas dan sensitivitas
terbaik yang dapat mendeterminasi cemaran gen babi.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangan metode deteksi DNA pada
sosis serta untuk mengetahui apakah produk sosis di sekitar Jakarta Timur ada yang
mengandung daging babi.

1.4 Urgensi Penelitian

Kemampuan untuk melakukan deteksi kandungan babi merupakan keharusan


bagi pelayanan sampel di laboratorium halal suatu instansi. Lembaga pusat kajian
halal di UHAMKA (PKHU), perlu melakukan validasi metode PCR untuk
mendapatkan kondisi optimum dalam menganalisis DNA babi dari salah satu
produk olahan daging yaitu sosis.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Produk Sosis Sapi


Sosis merupakan produk olahan yang dibuat dari bahan dasar berupa daging
(sapi atau ayam) yang digiling. Pada prinsipnya semua jenis daging dapat dibuat
sosis bila dicampur dengan sejumlah lemak. Daging merupakan sumber protein
yang bertindak sebagai pengemulsi dalam sosis. Kekenyalan dari sosis dipengaruhi
oleh oleh kadar air sosis, bahan pengikat sosis yaitu susu skim bubuk dan bahan
pembentuk yaitu susu skim bubuk dan tepung tapioka.
Sosis merupakan produk emulsi yang membutuhkan pH tinggi (diatas pH
isoelektrik). Nilai pH sosis ditentukan oleh pH daging yang dipakai dalam
pembuatan sosis dan kondisi daging yang pre-rigor (Suparno, 1998). Menurut
Forrest et al (1975), adonan sosis merupakan emulsi minyak dalam air (oil in water)
yang terbentuk dalam suatu fase koloid dengan protein daging yang bertindak
sebagai emulsifier sehingga protein air dalam adonan sosis akan membuat matriks
yang menyelubungi butiran lemak dan membentuk emulsi yang stabil.
Pengujian cemaran daging babi pada sosis dari berbagai tempat di Indonesia
telah banyak dilakukan. Hal ini merupakan imbas dari adanya laporan mengenai
pencampuran daging babi dengan alasan harga produksi yang lebih murah.
Penelitian yang telah dilakukan oleh Priyanka V (2017), bahwa adanya kontaminasi
gen babi pada sosis yang diperoleh dari pasar di Yogyakarta. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Harisah S (2017), melaporkan bahwa tidak ditemukan cemaran babi
pada sosis yang diperoleh dari Pasar Parung.

2.2 Polymerase Chain Reaction (PCR)


Kemajuan teknologi telah mengalami peningkatan di bidang analisis produk
halal. Salah satunya ialah Polymerase Chain Reaction atau yang lebih dikenal
dengan PCR merupakan suatu teknik untuk mengamplifikasi atau menggandakan
suatu segmen dari DNA (Garibyan, 2013). Menurut National Laboratory of Enteric
Pathogensm Bureau of Microbiology, Laboratory Center for Disease Control
(1991) menyatakan bahwa PCR dapat secara langsung memproduksi lebih dari satu
juta copy dari DNA spesifik ataupun RNA sekuens dalam tiga proses sederhana.

5
Proses yang pertama diinisiasi dengan denaturasi DNA duplex ganda untuk
memisahkan dua untai yang saling berkomplemen. Proses yang kedua ditandai
dengan penempelan primer kepada masing-masing untai DNA yang sudah terpisah
tersebut. Proses yang terakhir merupakan proses sintesis DNA yang dibantu dengan
kerja enzim DNA Polymerase. Siklus tersebut akan berlangsung berulang-ulang.
Reaksi PCR menggunakan dua primer yang komplemen dan terhibridisasi dengan
untai yang berlawanan dari ujung 5’ ke ujung 3’. Apabila template dari reaksi PCR
adalah RNA sekuens, cDNA harus dibentuk terlebih dahulu dengan bantuan enzim
DNA transkripsi balik.

Roadmap Penelitian
Penelitian Penelitian yang akan Penelitian tindak
terdahulu (2019) dilakukan (2020) lanjut (2021)
Tahap
Hilir
(tahap Pengembangan metode analisis cemaran
lanjut) bahan haram seperti babi pada tingkat
molekuler dengan teknologi terkini
dengan hasil yang relatif singkat
menggunakan Real-Time PCR

Pengembangan metode analisis cemaran bahan


haram seperti babi dari produk olahan daging
lainnya pada tingkat molekuler dengan
Tahap
menggunakan PCR
Pengem
bangan

Tahap
inisisasi Validasi metode analisis cemaran bahan haram
seperti babi dengan sampel produk sosis sapi pada
tingkat molekuler. Teknik yang digunakan PCR
konvensional

6
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi Kegiatan


Kegiatan penelitian dilakukan di Laboratorium Hewan dan Bioteknologi Fakultas
Farmasi UHAMKA.

3.2 Alat Penelitian


Alat-alat yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah timbangan analitik,
perangkat gelas, mikropipet, mikrotube, tip, vorteks, mesin PCR, perangkat
elektroforesis, sentrifus, homogenizer, dan freezer.

3.3 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain adalah berbagai produk
olahan daging sebagai sampel, phosphate buffer saline(PBS), DNA isolation kit,
dapar TAE, agarosa, GelRed, primer basa nukleotida, marker DNA dan reaction
mix PCR kit.

3.4 Prosedur Penelitian

Pengumpulan Produk Sosis Sapi


Sampel diperoleh dari pasar tradisional dan supermarket di wilayah Jakarta
Timur. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Cluster Random Sampling
yaitu pengambilan sampel secara acak berdasarkan area tertentu (Taherdoost H
2016). Jumlah sampel keseluruhan yang diambil dari populasi sebanyak 11 sampel
dengan merk yang berbeda dari Pasar Perumnas Klender, Pasar Jaya Klender, Pasar
Jaya Pondok Kelapa, dan Pasar Kramat Jati.
Ekstraksi dan Isolasi DNA
Homogenat sampel diresuspensi dengan PBS sebanyak 200 μL. Suspensi
jaringan ditambahkan 400 μL bufer lisis dan divortex selama 15 detik. Suspensi sel
dipipet ke dalam tube filter, kemudian tube filter yang berisi suspensi sel disentrifus
pada kecepatan 8000 xg selama 15 detik. Cairan yang tertampung pada tube koleksi
dibuang. Sebanyak 100 μL RNAse I ditambahkan ke dalam tube filter, kemudian
tube filter diinkubasi selama 15 menit pada suhu 18 derajat Celcius(Roche 2011).

7
Larutan bufer pencuci I ditambahkan ke dalam tube sebanyak 500 μL dan
disentrifuse pada kecepatan 8000 xg selama 15 detik. Cairan yang mengalir ke
dalam tube koleksi dibuang. Larutan bufer pencuci II ditambahkan ke dalam tube
sebanyak 500 μL dan disentrifuse pada kecepatan 13000 xg selama 2 menit. Cairan
yang mengalir ke dalam tube koleksi dibuang. Larutan bufer elusi ditambahkan
sebanyak 100 μL dan disentrifuse pada kecepatan 8000 xg selama 1 menit. Tabung
mikro mengandung DNA, lalu aliquot menjadi 4 bagian. Sampel DNA dapat
disimpan dalam lemari pendingin suhu -80 ᴼC(Roche 2011).

3.5 Analisis Data


Elektroforesis Agarosa
Sebanyak 0.9 g agarosa ditimbang untuk dilarutkan dalam bufer TAE
sebanyak 60 mL. Larutan tersebut dipanaskan dengan microwave selama 4 menit
suhu medium hingga agarosa larut sempurna. Larutan agarosa ditambahkan etidium
bromida jika suhu larutan sudah hangat sekitar 60ᴼC. Larutan agar dituang ke dalam
cetakan elektroforesis dan dibiarkan agar mengeras. Aplikasi sampel dan marker ke
dalam sumur agar, kemudian jalankan elektroforesis pada 100 volt selama 30 menit
(FKUI 2001).
Analisis PCR
Analisis DNA dengan PCR menggunakan 2×Taq Plus PCR Mix (With Dye)
(Tiangen). Reaksi PCR melibatkan bufer PCR, MgCl 2, dNTP, Taq DNA
Polimerase, serta primer.
PCR cycle :
1. Denaturasi
1 cycle 94⁰C 2 menit
2. PCR amplifikasi
30 cycle 94⁰C 30 menit
55⁰C 30 menit
72⁰C 30 menit
3. Ekstensi Akhir
1 cycle 72⁰C 30 menit

8
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pengumpulan Sampel
Sampel sosis diperoleh dari 4 pasar yang berbeda yaitu, Pasar Perumnas
Klender, Pasar Jaya Klender, Pasar Jaya Pondok Kelapa, dan Pasar Kramat Jati.
Jumlah sampel yang diperoleh yaitu sebanyak 11 (Tabel 1), lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah yang diajukan pada proposal. Hal ini dikarenakan
jenis produk yang dijual di pasar yang disebutkan memiliki merk yang sama. Selain
itu, jumlah sampel dibatasi mengingat semakin banyak jumlah sampel yang
digunakan maka semakin besar pula reagen atau kit yang dibutuhkan, hal ini
berpengaruh pada pendanaan dan waktu yang diperoleh.
Tabel 1. Jenis sampel sosis daging sapi.
No Inisial Nama Label Halal No.Sertifikat
Sosis
1 SHJ Ada 00010048090508
2 SBB Ada 00010060390212
3 SHS Ada 01011216461018
4 SBS Ada 01011025460607
5 SBG Ada 00010050740609
6 SDB Ada 00010041970906
7 SKS Ada 00010040730606
8 SEF Ada 00010025330603
9 SCS Ada 00010011101099
10 SFH Ada 00010003180698
11 SVS Ada 00010040730606

4.2 Isolasi DNA


Hasil isolasi DNA dari sosis sapi berupa nilai konsentrasi dan kemurnian
yang terdapat pada Tabel 2. Isolasi menggunakan 2 kit yaitu TIANamp Genomic
DNA Kit dan Wizard Genomic DNA Purification Kit.
Isolasi DNA dilakukan secara duplo dan diukur serapannya pada panjang
gelombang 260 nm serta 280 nm. Serapan yang diperoleh dari λ 260 nm digunakan
untuk menghitung kadar DNA sedangkan rasio serapan pada λ 260 nm dan λ 280
nm digunakan untuk mengukur kemurnian dari hasil isolasi. Rasio OD-260nm/OD-
280nm sebesar 1.8 atau lebih tinggi menunjukkan tingkat kemurnian yang baik
ditandai dengan rendahnya tingkat kontaminan protein dalam larutan sampel DNA.

9
Tabel 2. Kadar dan kemurnian hasil isolasi DNA.
No Inisial TIANamp Genomic DNA Kit Wizard Genomic DNA
Sosis Purification Kit
Kadar Kemurnian Kadar Kemurnian
Rerata Rerata Rerata Rerata
(ug/mL) (ug/mL)
1 SHJ 2150 1.85 2250 1.80
2 SBB 2300 1.90 2400 1.81
3 SHS 2500 1.80 2500 1.81
4 SBS 2200 1.85 2600 1.80
5 SBG 2300 1.90 2550 1.83
6 SDB 2400 1.83 2350 1.83
7 SKS 2300 1.85 2200 1.85
8 SEF 2200 1.87 2400 1.83
9 SCS 2400 1.90 2700 1.85
10 SFH 2250 1.87 2750 1.83
11 SVS 2450 1.87 2500 1.85

Kedua kit yang digunakan memiliki kelebihan dan kekurangan masing-


masing, TIANamp Genomic DNA Kit yang menggunakan sistem kolom
memberikan tingkat kemurnian pada hasil yang lebih baik dibandingkan dengan
Wizard Genomic DNA Purification Kit. Namun, estimasi waktu dan alat pelengkap
yang dibutuhkan untuk isolasi DNA lebih efisien menggunakan Wizard Genomic
DNA Purification Kit daripada TIANamp Genomic DNA Kit. Oleh karena itu,
peneliti dapat memilih kit yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan dari penelitian.

4.3 PCR
Primer yang digunakan adalah CytB dan SIMp. Kedua pasangan primer ini
diperoleh dari artikel penelitian yang dilakukan oleh Ishak N & Muthalib SA, 2018.
Primer Forward CytB :
5’-CCATCCAACATCTCAGCATGAAA-3’
Primer Reverse CytB :
5’-GCCCCTCAGAATGATATTTGTCCTCA-3’
Primer Forward SIMp :
5' -GACCTCCCAGCTCCATCAAACATCTCATCTTGATGA- 3'
Primer Forward SIMp :
5' -GCTGATAGTAGATTTGTGATGACCGTA-3'

10
DNA hasil isolasi ditambahkan dengan reagen PCR dan pasangan primer
CytB dan SIMp. Selanjutnya produk PCR dilakukan analisis kualitatif dengan
elektroforesis agarosa.

4.4 Elektroforesis Agarosa


Semua sampel menunjukkan terdapat gen CytB mitokondria yaitu gen yang
dimiliki oleh vertebrata. Sapi termasuk hewan vertebrata, selain sapi, babi juga
termasuk hewan vertebrata. Pada penelitian ini, tahapan yang dilakukan yaitu
amplifikasi gen CytB. Hasil PCR dari 11 sampel sosis, kontrol negatif (daging sapi),
dan kontrol positif (daging babi) yang menggunakan primer CytB dianalisis dengan
elektroforesis. Seluruh sampel mengandung gen CytB dengan ukuran 359 bp
(Gambar 1).

M 1 2 3 4 5 6 7

359 bp
bp

M 8 9 10 11 12 13 13

359 bp
bp

Gambar 1. Elektroforesis hasil amplifikasi gen CytB.


(Keterangan : M = Marker DNA 1Kb, 1-11 = sampel sosis, 12 = Daging Sapi, 13 = Daging
Babi)
Hasil amplifikasi dari 13 sampel termasuk kontrol positif dan kontrol
negatif dengan menggunakan primer spesifik porcine SIMp dapat dilihat pada
Gambar 2. Visualisasi pita yang ditunjukkan terdapat 9 sampel yang positif
mengandung gen SIMp, hampir semua sampel sosis mengandung gen SIMp.
Namun, tidak dapat dikatakan sampel sosis tersebut mengandung babi karena pita

11
gen SIMp juga terdapat pada daging sapi yang digunakan sebagai kontrol negatif.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat dinyatakan bahwa gen SIMp bukanlah gen
spesifik sebagai penanda keberadaan campuran daging babi pada sampel daging
ataupun produk makanan olahan daging.

M 1 2 3 4 5 6 7

398 bp
bp

M 8 9 10 11 12 13

398 bp
bp

Gambar 2. Elektroforesis hasil amplifikasi gen SIMp.


(Keterangan : M = Marker DNA 1Kb, 1-11 = sampel sosis, 12 = Daging Sapi, 13-
Daging Babi)
Menurut Ishak N & Muthalib SA (2018), primer SIMp merupakan primer
spesifik yang digunakan untuk mengidentifikasi kontaminasi DNA Babi dengan
cepat. Namun, pada penelitian ini primer tersebut belum dapat digunakan untuk
mendeteksi DNA kontaminasi Babi dari produk daging olahan. Oleh karena itu,
teknik PCR-RFLP merupakan teknik kualitatif yang tepat untuk mendeteksi
cemaran DNA Babi dari sumber daging sebagai sampel. Teknik ini dapat
membantu membedakan sumber sampel dari Daging Sapi atau Babi.

12
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Sebelas sampel sosis yang diperoleh dari pasar di daerah Jakarta Timur
mengandung gen CytB mitokondria yang merupakan gen universal vertebrata.
Sembilan sampel sosis serta kontrol baik positif dan negatif memberikan hasil
positif terhadap gen spesifik porcine yaitu SIMp. Primer SIMp belum dapat
digunakan untuk mengidenifikasi gen Babi dengan teknik PCR.

5.2 Saran
Penelitian selanjutnya perlu dilakukan analisis kualitatif dengan teknik PCR-
RFLP serta analisis kuantitatif menggunakan metode Real Time PCR.

13
DAFTAR PUSTAKA
Fibriana F, Widianti T, Retnoningsih A. 2010. “Deteksi Kandungan Daging Babi
Pada Bakso yang Dijajakan di Pusat Kota Salatiga Menggunakan Teknik
Polymerase Chain Reaction”. Biosaintifika 2(1): 10-17.
FKUI, Bagian Biokimia. 2001. “Biokimia: Eksperimen Laboratorium.”
Forrest, J. C., E. D. Aberle, H. B. Hendrick, M. D. Judge and R. A. Merkel. 1975.
“Principles of Meat Science”. W. H. Freeman and Co., San Fransisco.
Ishak N dan Mutalib SA. 2018. “Extraction and detection of animal
deoxyribonucleic acid (DNA) species on lipsticks using Polymerase Chain
Reaction (PCR) assay”. International Journal of ChemTech Research 11(6):
250-254.
Singh Y, MN Brahmbhatt, CD Bhong, S Jain & CG Joshi. 2007. “Detection of meat
species by polymerase chain reaction of actin gene family”. Haryana Vet.
41:25-27.
Suparno. 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. UGM Press, Yogyakarta.
Taherdoost H. 2016.”Sampling Methods in Research Methodology; How to Choose
a Sampling Technique for Research”. International Journal of Academic
Research in Management (IJARM) 5(2): 18-27.
Tanabe S, Miyauchi E, Muneshie A & Mio K. 2007. “PCR method of detecting
pork in foods for verifying allergen labeling and for identifying hidden pork
ingredients in processed foods”. Biosci. Biotechnol.Biochem. 71(7):1663-
1667.

14
Lampiran 1. Luaran Artikel

15
Lampiran 2. Biodata Ketua dan Anggota

Ketua

16
17
Anggota 1

18
19
Anggota 2

20
Lampiran 2.

SURAT PERNYATAAN KETUA PENGUSUL

21

Anda mungkin juga menyukai