Diusulkan oleh :
Novia Damayanti
2210131004
Angkatan 2013
Yanuar Firmansyah
2210131017
Angkatan 2013
Rimsya Anjarlistiawan
2210131008
Angkatan 2013
Ratih Wulandari
2210131011
Angkatan 2013
1203141035
Angkatan 2014
: ROMEO
Pendeteksi Daging Sapi Busuk
Menggunakan Gas Detector
: PKM - KC
2. Bidang Kegiatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap
: Novia Damayanti
b. NRP
: 2210131004
c. Jurusan
: Teknik Komputer
d. Universitas/Institut/Politeknik : Politeknik Elektronika Negeri Surabaya
e. Alamat Rumah dan No Tel./HP: RT.02, RW.01, Dsn.Gumul, Ds.Mojorejo,
Kec.Kemlagi, Kab.Mojokerto/
085708455188
f. Alamat email
: noviadamay77@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis: 4 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar
: Fernando Ardilla S.ST, MT.
b. NIDN
: 0003028204
c. Alamat Rumah dan No Tel./HP: Sukolilo, Dian Regency Surabaya/
08563312336
6. Biaya Kegiatan Total
a. Dikti
: Rp 8.910.000,00
b. Sumber Lain
: Rp 0
7. Jangka Waktu Pelaksanaan
: 5 bulan
Surabaya, 2 Juli 2015
Menyetujui
Kepala Departemen Teknik
Informatika dan Komputer
PENS
(Novia Damayanti)
NRP. 2210131004
Wakil Direktur
Bidang Kemahasiswaan PENS
Dosen Pendamping
ii
ABSTRAK
Daging merupakan salah satu pemenuh asupan gizi bagi manusia. Daging
memiliki banyak manfaat bagi tubuh. Dengan kualitas yang baik, daging dapat
memberikan efek yang baik pula untuk kesehatan tubuh. Sebaliknya, daging yang
memiliki kualitas buruk akan menimbulkan berbagai macam penyakit yang
membahayakan. Dewasa ini, banyak ditemukan daging tak layak konsumsi mulai
beredar secara ilegal. Daging sisa penjualan kemarin ini biasanya luput dari
pengawasan pihak berwajib. Hal ini karena keterbatasan pengetahuan masyarakat
mengenai parameter kebusukan daging. Harga daging yang tinggi memaksa para
penjual daging untuk menjual kembali daging busuk tersebut. Para pihak berwajib
pun tak setiap hari memantau pemasaran daging. Alhasil masyarakat seringkali
merasa was-was akan kondisi daging yang dibeli. Daging yang busuk akan
mengeluarkan bau tak sedap. Bau tersebut terbentuk dari gas-gas yang berbahaya.
Dari parameter tersebut, dikembangkanlah suatu alat yang dapat mendeteksi
kebusukan daging. Cara penggunaan alat hanya mendekatkan bagian sensor ke
daging yang akan di uji. Alat ini disertai dengan sensor berupa gas datector yang
akan menangkap gas-gas yang keluar dari daging. Setelah itu, hasil tangkapan
sensor akan diolah dalam algoritma yang akan mengeluarkan suatu output berupa
nyala dari bar led (lampu) sebagai indikator kebusukan daging. Alat ini bernama
ROMEO yang merupakan singkatan dari Rotten Meat Detector. Hasil yang
diharapkan adalah alat dapat berjalan dengan baik, sehingga dapat mendeteksi
kebusukan daging sapi. Masyarakatpun bisa mendapatkan daging yang layak,
sehat, dan aman bagi konsumsi untuk keluarga.
Kata kunci : Romeo, Gas detector, Daging sapi busuk
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
ABSTRAK ............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2
1.4 Luaran Yang Diharapkan .............................................................................. 2
1.5 Kegunaan ....................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 3
2.1 Daging Busuk ................................................................................................ 3
2.2 Sensor TGS 2602........................................................................................... 4
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................... 5
BAB IV HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS............................. 7
4.1 Hasil Yang Dicapai ....................................................................................... 7
4.2 Potensi Khusus .............................................................................................. 8
BAB V PENUTUP .................................................................................................. 9
5.1 Kesimpulan .................................................................................................... 9
5.2 Saran .............................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11
Lampiran 1. Penggunaan Dana ......................................................................... 11
Lampiran 2. Bukti-Bukti Pendukung Kegiatan ................................................. 16
iv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil pengujian sistem .............................................................................. 7
Tabel 2.Realisasi Anggaran Dana ......................................................................... 11
Tabel 3.Rencana Penggunaan Anggaran............................................................... 15
Tabel 4.Pemasukan Dana PKM ............................................................................ 15
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Tampilan fisik sensor TGS 2602 ........................................................... 4
Gambar 2. Diagram Alir Pelaksanaan Program ...................................................... 6
Gambar 3. Hasil pembacaan data sensor yang ditampilkan pada terminal ............. 7
Gambar 4. Tampilan keterangan kualitas daging pada layar .................................. 8
Gambar 5. Rangkaian skematik controller arduino nano ..................................... 16
Gambar 6. Konfigurasi board controller arduino nano ........................................ 16
Gambar 7. Rencana tampilan akhir pendeteksi ..................................................... 17
Gambar 8. Dokumentasi pelaksanaan kegiatan .................................................... 17
Gambar 9. Dokumetasi pengerjaan hardware ...................................................... 17
Gambar 10. Pembelian sampel dan pengujian ...................................................... 18
Gambar 11. Dokumentasi pengerjaan software .................................................... 18
Gambar 12. Registrasi laboratorium kesehatan .................................................... 18
Gambar 13. Rencana tampilan X-banner .............................................................. 19
Gambar 14. Diagram pembacaan konsentrasi gas pada sensor TGS 2602 ........... 19
Gambar 15. Source code alat pendeteksi daging sapi busuk ................................ 20
vi
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan latar belakang permasalahan dan tujuan yang mendasari
pembuatan alat pendeteksi. Serta rumusan masalah dan luaran yang diharapkan sebagai
rencana awal dari pembuatan alat pendeteksi daging sapi. Adapun kegunaan alat sebagai
acuan pembuatan alat pendeteksi.
1.1 Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, daging sudah menjadi salah satu menu makanan bagi kebanyakan
masyarakat. Daging yang merupakan salah satu penambah asupan gizi ini, dapat
ditemukan di pasar tradisional hingga pasar modern seperti supermarket. Daging yang
ditemukan di pasar-pasar memang terlihat segar, namun tak sedikit ditemukan daging yang
tak layak dikonsumsi masih dijual di pasaran, terutama pada pasar tradisional. Daging
yang busuk tersebut biasanya hasil sisa dari penjualan sebelumnya. Dengan harga daging
yang tinggi, penjual-penjual daging terpaksa menjual kembali daging-daging hasil sisa
penjualan kemarin. Tak ayal banyak pula para konsumen yang tak mengetahui keadaan
daging yang sudah basi tersebut. Keterbatasan pengetahuan para konsumen mengenai
parameter daging busuk membuat banyak masyarakat sulit menentukan daging busuk.
Daging busuk termasuk menjadi salah satu pembunuh jangka panjang untuk para
konsumennya. Untuk jangka pendeknya, daging busuk merupakan bibit penyakit
berbahaya. Mulai dari keracunan hingga menjadi salah satu pemicu kanker. Telah banyak
inspeksi dan teguran bagi para penjual daging nakal ini untuk menyetok dan menjual
daging-daging busuk tersebut. Namun tak sedikit pula para petugas luput memeriksa
daging busuk yang terjual secara illegal ini. Hal ini karena keterbatasan indra manusia
untuk mengetahui kondisi daging secara kasat mata. Oleh karena itu, timbul suatu solusi
untuk membuat alat yang dapat mendeteksi daging busuk berdasarkan parameter tertentu
yang hanya dimiliki daging saat kondisinya sudah tak layak konsumsi.
Pada umumnya, daging yang busuk memiliki bau yang tak sedap. Daging yang
sudah lama akan tercium bau amis. Dari parameter bau tersebut, kami mengembangkan
teknologi untuk mendeteksi daging yang busuk. Dengan pengembangan sensor-sensor
yang telah ada saat ini, digunakanlah sensor untuk mendeteksi daging busuk dengan
indikator gas yang dikeluarkan oleh daging busuk. Menggunakan sensor pendeteksi gas
(gas detector) yang dapat menangkap senyawa-senyawa yang keluar dari daging busuk
tersebut, alat ini akan mendeteksi daging busuk dari hasil input bau yang terdeteksi melalui
alat ini.
Hasil yang diharapkan adalah alat dapat mengubah hasil deteksi gas yang keluar dari
daging busuk menjadi suatu algoritma yang dapat menghasilkan keluaran berupa
parameter mengenai kondisi daging busuk. Sehingga alat ini dapat membantu konsumen
ataupun pihak berwajib untuk mendeteksi kondisi daging dari tingkat kebusukannya.
Hingga kedepannya para konsumen tidak perlu lagi merasa was-was akan daging yang
telah dibeli. Masyarakatpun bisa mendapatkan daging yang layak, sehat, dan aman bagi
asupan untuk keluarga.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung sebagai acuan dalam
merealisasikan alat pendeteksi daging sapi busuk. Adapun teori-teori yang digunakan yaitu
pembahasan mengenai daging busuk dan sensor TGS 2602.
2.1 Daging Busuk
Daging dinyatakan busuk jika terjadi perubahan organoleptik (sensorik) yang
menyebabkan pangan tersebut tidak diterima oleh konsumen dan dinyatakan tidak layak
untuk dikonsumsi manusia.
Pembusukan daging disebabkan oleh penguraian komponen-komponen daging oleh
enzim-enzim yang secara alami ada di daging, peran mikroorganisme yang ada di daging,
serta oksidasi komponen lemak daging. Daging busuk dapat dikenali dengan perubahan
fisik daging dan bau yang tidak sedap. Bau itulah yang didominasi oleh zat-zat putrefektif,
terutama senyawa organik "volatile" (volatile organic compounds). Zat-zat yang dominan
ditemukan saat daging busuk adalah amonia (perombakan protein), H2S (dari perombakan
asam amino yang memiliki gugus sulfur : metionin, sistin dan sistein), senyawa amin lain,
ester, kadaverin, indol, dan lain-lain. Saat terjadi pembusukan, daging akan mengeluarkan
mikroorganisme bernama Listeria Monocytogenes.
Daging busuk dapat diketahui dari beberapa indikator, antara lain:
Tanggal kadaluarsa
Jika anda suka membeli daging di supermarket periksalah tanggal produksi serta
tanggal kadaluarsa pada kemasan. Jika kondisi daging sudah tidak dapat dipakai, jangan
anda membelinya walapun harga yang ditawarkan murah.
Warna daging
Sebelum kadaluarsa daging dapat juga kadaluarsa. Oleh karena itu kita dapat
mengetahuinya dari warna daging. Daging sapi sedikit susah didentifikasi tapi
kebanyakan orang mengganggap daging yang berwarna merah terang adalah daging
sapi segar. Tapi ini tidak sepenuhnya benar karena daging yang berwarna merah terang
penyebabnya adalah daging telah terpapar udara. Jika disimpan dalam kemasan kedap
udara daging akan berwarna merah keunguan. Sedang untuk unggas berwarna putih
kebiruan hingga kekuningan.
Bau daging
Ini adalah cara termudah untuk mengetahui daging yang sudah busuk dan segar. Jika
baunya tengik dan tidak menyenangkan maka daging sudah tidak layak untuk
dikonsumsi. Warna daging yang baik tapi memiliki bau yang tidak sedap menunjukkan
bahwa daging mulai membusuk.
Tekstur daging
Daging yang memiliki tekstur licin menandakan bahwa bakteri telah berkembangbiak
pada permukaanya. Ini menandakan daging telah busuk. Apabila dipermukaan daging
terdapat warna hitam atau hijau berarti sudah tumbuh jamur pada daging tersebut.
Penyebaran daging busuk sendiri sudah terjadi dibeberapa tempat baik dijual secara
grosir maupun eceran. Dari penyidikan yang dilakukan oleh satpol PP berkoordinasi
dengan Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan, Dinas Kesehatan maupun Disperindag
dan ESDM pada salah satu pasar tradisional di daerah Kulonprogo ditemukan 2,1 kilogram
daging busuk yang tak layak konsumsi. Selain itu ditemukan pula 1,5 kilogram daging sapi
berupa jeroan yang sudah membusuk.
2.2 Sensor TGS 2602
TGS 2602 memiliki sensitivitas yang tinggi tidak hanya untuk kontaminan udara
yang dipancarkan oleh asap rokok, tetapi juga untuk konsentrasi rendah gas berbau seperti
amonia dan H2S yang dihasilkan dari bahan limbah di kantor dan rumah lingkungan.
Adapun fitur-fitur sensor yang tersedia:
Pembersih udara
Kontrol Ventilasi
Monitor kualitas udara
Monitor VOC
Monitor Bau
Untuk penampakan fisik dari sensor TGS 2602 ditampilkan pada gambar 1.
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaan yang digunakan dalam program ini menggunakan V-Model.
Berikut penjelasan masing-masing tahap beserta tahap pengujiannya:
1. Requirement Analysis & Acceptance Testing
Tahap Requirement Analysis merupakan tahap untuk mengumpulkan spesifikasi
kebutuhan masyarakat dan pemerintah terhadap sensor pedeteksi daging busuk ini.
Kebutuhan tersebut meliputi fitur-fitur yang harus disertakan pada alat ini. Keluaran dari
tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing merupakan tahap
yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut dapat diterima oleh
masyarakat atau tidak.
2. System Design & System Testing
Dalam tahap ini sistem mulai dirancang dengan mengacu pada dokumentasi
kebutuhan yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap ini adalah
spesifikasi perangkat yang meliputi organisasi sistem secara umum, desain alat, dan yang
lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan prototype yang digunakan untuk
pengembangan alat ini.
3. Architecture Design & Integration Testing
Pada tahap ini arsitektur dari sistem alat mulai dibuat. Dasar dari pemilihan arsitektur
yang akan digunakan berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap
perangkat, ketergantungan ammonia dalam data, hubungan antar software dan perangkat,
serta detail teknologi yang dipakai.
4. Module Design & Unit Testing
Perancangan terhadap sistem dipecah menjadi modul-modul yang lebih kecil. Setiap
modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk memudahkan programmer dan
desainer perangkat keras untuk melakukan coding dan implementasi desain. Tahap ini
menghasilkan spesifikasi perangkat baik untuk program inti maupun perangkat keras
seperti: pemakaian sensor, deteksi kesalahan, proses input-output dan komunikasi untuk
tiap modul, dan lain-lain.
5. Coding dan Implementasi
Dalam tahap ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul perangkat keras yang
sudah dibentuk. Modul-modul yang telah terbentuk akan dikembalikan ke tahap unit
testing yang mengacu kepada desain dari modul-modul tersebut. Modul yang telah lolos
uji akan diuji dalam tahap Integration Testing. Tahap pengujian ini mengacu kepada desain
arsitektur sistem yang telah dibangun sebelumnya. Integration Test akan dilanjutkan
dengan System Test, yaitu pengujian terhadap sistem secara keseluruhan. Ini merupakan
pengujian terakhir sebelum memperoleh feedback dari masyarakat pada Acceptance
Testing.
BAB IV
HASIL YANG DICAPAI DAN POTENSI KHUSUS
Pada bab ini akan dibahas mengenai pencapaian dari pelaksanaa kegiatan dan
potensi khusus dari alat yang dihasilkan.
4.1 Hasil Yang Dicapai
Hasil yang dicapai dari kegiatan PKM mulai diumumkannya lolos pendanaan
sampai saat ini adalah sebagai berikut:
1. Alat ini dapat melakukan komunikasi antar komponen dengan data input dari sensor
TGS 2602 berupa ADC (Analog to Digital Converter) dengan hasil pembacaan
kandungan gas amonia dalam daging sapi dengan satuan ppm (part per million) yang
di tampilkan pada gambar 3.
Error (%)
9,91
26,13
23,2
36,167
10,36
21,1534
Proses identifikasi dilakukan setelah adanya proses testing pada sistem karena pada
saat sebelum proses identifikasi berlangsung diperlukannya data testing berupa nilai
bobot yang telah didapatkan sebelumnya. Untuk bahan penelitian ini terdiri dari 3
kategori, yaitu:
a. Sampel data daging segar diperoleh dari daging segar dengan acuan waktu
pengambilan data pada pukul 02.15 WIB.
b. Sampel data daging kurang segar diperoleh dari daging kurang segar dengan
acuan waktu pengambilan data 6 jam dari data daging segar.
c. Sampel data daging tidak segar diperoleh dari daging tidak segar dengan acuan
waktu pengambilan data 12 jam dari data daging segar.
Dari kategori sampel tersebut dibuatlah keterangan kualitas daging segar sampai
kualitas berbahaya dengan kualifikasi pengecekan seperti berikut:
1) Kualitas segar: 0 ppm sampai 10 ppm.
2) Kualitas rawan: 10 ppm sampai kurang dari 30 ppm.
3) Kualitas bahaya: 30 ppm.
Hasil akan ditampilkan pada layar pendeteksi seperti yang tampak pada gambar 4.
BAB V
PENUTUP
Pada bab ini akan dipaparkan kesimpulan yang didapatkan selama proses
kegiatan PKM dijalankan. Pada bab ini juga akan dipaparkan beberapa saran yang
dapat dipertimbangkan untuk pengembangan alat pendeteksi daging sapi busuk.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian dan analisis yang dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai
berikut:
a. Daging sudah mulai tak layak konsumsi jika melalui penyimpanan selama 6 sampai
12 jam dalam suhu kamar.
b. Pembacaan gas sudah dapat diterima dengan kondisi lingkungan yang mendukung
karena sensor yang digunakan bersifat sensitif terhadap kandungan gas di udara
bebas.
5.2 Saran
Untuk pengembangan sistem lebih lanjut, maka dapat diberikan saran-saran sebagai
berikut:
a. Pada alat kami masih harus diperhatikan tentang error yang disebabkan oleh keadaan
lingkungan sekitar.
b. Dari hasil pembacaan yang kami peroleh, daging sebaiknya jangan dibiarkan dalam
keadaan udara bebas lebih dari 3 jam karena daging sudah mulai tidak baik setelah 3
jam tersebut dan juga jangan terlalu lama diletakkan pada freezer karena juga dapat
merusak kondisi daging tersebut.
10
DAFTAR PUSTAKA
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Zarfi, T. C., et al. 2014. Alat Identifikasi Kesegaran Daging Sapi dengan E-Nose
Menggunakan Jaringan Syaraf Tiruan Metode Pembelajaran Backpropagation.
Universitas
Andalas,
Padang.http://katalog.pustaka.unand.ac.id/index.php?
p=show_detail&id=100355&keywords=. Diakses pada 6 Mei 2015.
Anonymous.
No
Year,
Arduino
Nano
(V3.0)
User
Manual,
http://www.jameco.com/jameco/products/prodds/2127970.pdf. Diakses pada 20
April 2015.
Anonymous. No Year, Manual DT-Sense Gas Sensor,
http://innovativeelectronics.com/innovative_electronics/download_files/manual/Ma
nual_DT-Sense_Gas_Sensor.pdf. Diakses pada 18 September 2014.
Lukman, Denny. 2014. Pengawasan dan pemantauan daging dan makanan di lapang
yang intensif jelang lebaran. https://groups.yahoo.com/neo/groups/Indonesia_Vets/
conversations/messa ges/494. Diakses pada 18 September 2014.
Yani, Masie. 2012. Mengetahui Ciri Daging Membusuk.
http://masiyanie.blogspot.com/2012/03/mengetahui-ciri-dagingmembusuk.html.
Diakses pada 19 September 2014.
Anonymous. No Year, Technical Information For TGS2602.
Julijanto, Noor. 1998. Penentuan kadar amonia dalam urin dengan metoda Nessler.
Undergraduate thesis, FMIPA UNDIP.
11
LAMPIRAN
Lampiran 1. Penggunaan Dana
Adapun pengeluaran biaya dari program ini adalah sebagai berikut:
B.
Deskripsi
Pengeluaran
Peralatan Penunjang
Sedot Timah Deko
Downloader
Solder
(Sld Ck 936 Anl)
Multimeter
(Multmtr Ckt 9205d)
Project Board
Tang Cucut Prohex
Plastic Tool Box
Bolt Max
Project Board 400 tie
Amonia Cair
Adapter Mini Drill
Mini Drill
Perdana Internet
Jaminan biaya
penelitian di BBLK
Surabaya
Honorium pembuatan
3D alat
Pisau
Charger Baterai
Acrilic 3mm hitam +
cutting
Oled 0,96"Lcd
Bahan Habis Pakai
Arduino Uno
Arduino Nano
Sensor Dt Sense
MQ135
Sensor Dt Sense
Volume
Satuan
Harga Satuan
Harga Total
1
1
Buah
Buah
Rp
Rp
40.000,00
55.000,00
Rp
Rp
40.000,00
55.000,00
Buah
Rp
285.000,00
Rp
285.000,00
Buah
Rp
100.000,00
Rp
100.000,00
1
1
1
1
1
1
1
1
1
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Liter
Buah
Buah
Buah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
27.500,00
18.500,00
135.000,00
500.000,00
30.000,00
25.000,00
30.000,00
125.000,00
95.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
27.500,00
18.500,00
135.000,00
500.000,00
30.000,00
25.000,00
30.000,00
125.000,00
95.000,00
Kali
Rp
250.000,00
Rp
250.000,00
Kali
Rp
50.000,00
Rp
50.000,00
2
1
Buah
Buah
Rp
Rp
17.500,00
55.000,00
Rp
Rp
35.000,00
55.000,00
Buah
Rp
75.000,00
Rp
75.000,00
Buah
Rp
120.000,00
Rp
SUB TOTAL Rp
125.000,00
2.056.000,00
1
1
Buah
Buah
Rp
Rp
180.000,00
165.000,00
Rp
Rp
180.000,00
16.5000,00
Buah
Rp
75.000,00
Rp
75.000,00
Buah
Rp
154.000,00
Rp
154.000,00
12
MQ135
Oled 0,96"Lcd
Kertas Hvs 80gr A4
Bulpoint Faster
Buku Spiral A5
Baterai 9v Charge
Sensor Tgs2602
Timah Cap Pancing
Sensor Tgs2444
Buzzer
Header
Pcb Dot Matrix
Capasitor 1 Nf
Lotfec B
Kabel Dan
Blackhouse
Pinset
Kabel M-F F-F
Kabel Usb
Sample Daging
Rendang Sp
Sample Daging Sapi
Sample Daging Sapi
Sample Daging Sapi
Sample Daging
Rawon
Sample daging Sapi
Sample Daging Sapi
Sample Daging Sapi
Sample Daging Sapi
Sample Daging
TopSide
Sample Daging Sapi
Sample Daging Sapi
Sample Daging Sapi
Rendang
Daging Rawon Sp
9012
9013
Resistor
Header
Resistor
1
1
12
5
1
1
1
1
1
1
2
2
1
Buah
Rim
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
125.000,00
37.000,00
1.625,00
22.500,00
45.000,00
268.000,00
60.000,00
1.395.500,00
4.000,00
1.300,00
6.000,00
400,00
42.500,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
125.000,00
37.000,00
19.500,00
112.500,00
45.000,00
268.000,00
60.000,00
1.395.500,00
4.000,00
1.300,00
6.000,00
800,00
42.500,00
Buah
Rp
850,00
Rp
5.100,00
1
20
1
Buah
Buah
Buah
Rp
Rp
Rp
7.500,00
750,00
5.000,00
Rp
Rp
Rp
7.500,00
15.000,00
5.000,00
0,07
kg
Rp
113,95
Rp
8.500,00
100
100
100
Gram
Gram
Gram
Rp
Rp
Rp
100,00
100,00
100,00
Rp
Rp
Rp
10.000,00
10.000,00
10.000,00
0,013
Gram
Rp
139,39
Rp
2.600,00
250
250
250
100
Gram
Gram
Gram
Gram
Rp
Rp
Rp
Rp
96,00
96,00
96,00
100,00
Rp
Rp
Rp
Rp
24.000,00
24.000,00
24.000,00
10.000,00
240
Gram
Rp
125,00
Rp
27.000,00
1
400
Kg
Gram
Rp
Rp
10.000,00
10.000,00
Rp
Rp
100.000,00
40.000,00
0.18
Kg
Rp
113,95
Rp
16.900,00
0.18
2
2
2
1
2
kg
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
113.95
300,00
300,00
50,00
3.000,00
50,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
21.000,00
600,00
600,00
100,00
3.000,00
100,00
13
BD 139
BD140
Resistor
Soket Bulat
Kiki Hc F-100
Toogle 2pk
Toogle 3pk
P.on off abu-abu
Kabel jumper
Etching PCB 35x6
Komponen 7802
Kalkir A4 BW Laser
Xerox
Baterai Alkaline 9v
Acrilic 3mm coklat +
cutting
C.
Perjalanan
Biaya Perjalanan
(Pertamax)
Biaya Perjalanan
(Premium)
Biaya Perjalanan
(Pertamax)
Biaya Perjalanan
(Premium)
Biaya Perjalanan
(Premium)
Biaya Perjalanan
(Premium)
Biaya Perjalanan
(Premium)
Biaya Perjalanan
(Pertamax)
Biaya
Perjalanan(Premium)
Parkir Motor Pasar
Jagir
Biaya Perjalanan
(Premium)
Biaya Perjalanan
(Pertamax)
Biaya Perjalanan
2
2
4
1
1
1
1
1
20
1
2
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
1.000,00
1.000,00
50,00
5.000,00
17.500,00
6.000,00
3.500,00
2.000,00
1.000,00
7.300,00
2.000,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
2.000,00
2.000,00
200,00
5.000,00
17.500,00
6.000,00
3.500,00
2.000,00
20.000,00
7.300,00
4.000,00
Buah
Rp
3.000,00
Rp
3.000,00
Buah
Rp
24.000,00
Rp
24.000,00
Buah
Rp
75.000,00
Rp
75.000,00
SUB TOTAL Rp
3.222.600,00
2,326
Liter
Rp
8.050,00
Rp
20.000,00
2,027
Liter
Rp
7.400,00
Rp
15.000,00
2,54
Liter
Rp
7.400,00
Rp
19.000,00
2,27
Liter
Rp
8.800,00
Rp
20.000,00
2,027
Liter
Rp
7.400,00
Rp
15.000,00
2,70
Liter
Rp
7.400,00
Rp
20.000,00
2,02
Liter
Rp
7.400,00
Rp
15.000,00
2,27
Liter
Rp
8.800,00
Rp
20.000,00
2,70
Liter
Rp
7.400,00
Rp
20.000,00
10
Buah
Rp
1.500,00
Rp
15.000,00
2,70
Liter
Rp
7.400,00
Rp
20.000,00
2,12
Liter
Rp
9.400,00
Rp
20.000,00
1,35
Liter
Rp
7.400,00
Rp
10.000,00
14
(Premium)
Biaya Perjalanan
(Pertamax)
D.
Lain-Lain
Cling Wrap
Piring Steroform
Plastik 8,5 X 12 Cm
Print Proposal
Jilid Mika+Bufallo
Sarung Tangan
Masker
Print Proposal
Jilid Proposal
Spectacle Clear
Active Carbon Filter
Materai 6000
Print A4 27 Lembar
Jilid A4
Lem
Map
Print A4
Map Plastik
Print dan Jilid
Proposal Kemajuan
Print dan Jilid
Logbook & laporan
keuangan
2,12
Liter
Rp
9.400,00
Rp
20.000,00
SUB TOTAL Rp
249.000,00
1
10
1
1
1
4
4
2
2
1
2
2
1
1
1
1
28
1
Buah
Buah
Pack
Bendel
Kali
Pasang
Buah
Bendel
Kali
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Buah
Lembar
Buah
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
12.500,00
350,00
7.000,00
6.000,00
2.000,00
1.500,00
1.000,00
12.600,00
2.000,00
31.000,00
10.900,00
7.000,00
6.000,00
2.000,00
1.500,00
2.500,00
500,00
2.500,00
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
12.500,00
3.500,00
7.000,00
6.000,00
2.000,00
6.000,00
4.000,00
12.600,00
4.000,00
31.000,00
21.800,00
14.000,00
6.000,00
2.000,00
1.500,00
2.500,00
14.000,00
2.500,00
Buah
Rp
12.000,00
Rp
36.000,00
Buah
Rp
5.500,00
Rp
11.000,00
Scan
14
Buah
Rp
500,00
Rp
7000,00
X-banner + stank
Buah
Rp
60.000,00
Rp
60.000,00
Pemeriksaan
kandungan ammonia
dalam daging
Buah
Rp
50.000,00
Rp
350.000,00
Fotocopy Kuisioner
25
Buah
Rp
200,00
Rp 5.000,00
Print Proposal
kemajuan
Bendel
Rp
25.000,00
Rp 75.000,00
Scan Nota
26
Lembar
Rp
500,00
Rp 13.000,00
Jumlah Pengeluaran
SUB TOTAL Rp
Rp
709.900,00
6.237.500,00
15
B.
Deskripsi
Pengeluaran
Peralatan Penunjang
Pengujian & Validasi
Alat Utama
Komponen Penunjang
Bahan Habis Pakai
Pembelian sample
daging
Volume
Satuan
Harga Satuan
Kali
Rp 250.000,00
Set
Rp 273.000,00
Rp 273.000,00
SUB TOTAL Rp 773.000,00
20
Potong
Rp 10.000,00
Harga Total
Rp 500.000,00
Rp 200.000,00
Perjalanan
Biaya Perjalanan,
Pengujian dan seminar
10
Kali
Rp 125.000
Rp 1.000.000,00
Lain-Lain
Registrasi paper
Pendaftaran hak cipta
Cetak Poster
1
1
2
Kali
Kali
Kali
Rp 100.000,00
Rp 500.000,00
Rp 50.000,00
SUB TOTAL
Jumlah Pengeluaran
Rp 100.000,00
Rp 500.000,00
Rp 100.000,00
Rp 700.000,00
Rp 2.673.000,00
Rp 8.910.000,00
16
17
18
19
Gambar 14. Diagram pembacaan konsentrasi gas pada sensor TGS 2602
20