YOPI MULYANA
iv
ABSTRAK
Judul: Analisis Cemaran Daging Babi Pada Kornet Sapi di Wilayah Ciputat
dengan Menggunakan Metode Polymerase Chain Reaction (PCR)
Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi
kandungan daging babi pada kornet sapi berdasarkan pada fragmen DNA
spesifik babi. Penelitian ini menggunakan metode PCR yang sensitif untuk
mengidentifikasi perbedaan suatu spesies berdasarkan keragaman DNA.
Total DNA dari enam merek kornet diisolasi dengan menggunakan cell
lysis buffer (Tris-EDTA pH 8 dan SDS 1% w/v). Daging babi dan daging
sapi digunakan sebagai kontrol. Genom yang dihasilkan diamplifikasi
dengan menggunakan masing-masing satu pasang primer yang spesifik
untuk babi dan spesifik untuk sapi pada DNA mitokondria. PCR dengan
menggunakan primer spesifik DNA sapi menghasilkan amplikon dengan
ukuran 271 bp dan dengan menggunakan primer spesifik DNA babi
menghasilkan amplikon dengan ukuran 227 bp. Metode PCR dengan
menggunakan primer spesifik DNA babi dapat mengamplifikasi DNA babi
hingga 0,1% daging babi dalam campuran daging babi dan daging sapi.
dapat
teramplifikasi dengan menggunakan primer spesifik DNA sapi, sedangkan
dengan menggunakan primer spesifik DNA babi dapat teramplifikasi satu
sampel kornet.
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan sanjungku untuk Allah Tuhanku, yang menunjukan arah yang
benar, yang memberi petunjuk ke arah kebaikan dan hanya dari-Nya lah segala
kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam
semoga tersampaikan kepada junjungan alam, nabi Muhammad SAW, seorang
rosul terpercaya, kepada keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga
tiba hari pembalasan.
Tulisan ini tidak akan bernilai seutuhnya, hingga orang-orang baik
membantu dan mendukung penulis dalam menyelesaikannya. Ketulusan hati
penulis untuk menuturkan terima kasih kepada orang-orang dermawan atas
bantuannya; materi, teori, ilmu, waktu dan semuanya yang begitu berharga.
Terima kasih kepada Ibu Zilhadia M.Si., Apt. selaku pembimbing I, atas
bantuan, bimbingan serta motivasinya, dan Bapak Dr. Wahyu Purbowasito, selaku
pembimbing II, atas bimbingan dan arahannya kepada penulis.
Orang baik hati yang memberikan kesempatan kepada penulis dalam
berkarya Bapak M. Yanis Musdja M.Sc., Apt. Ketua Program Studi Farmasi,
Bapak Prof. Dr. (hc) dr. M.K. Tadjudin, Sp.And. selaku Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, dan Bapak Dr. Bambang Marwoto Apt., M.Eng.,
selaku kepala Balai Pengkajian Bioteknologi-BPPT yang telah mengijinkan
penulis untuk melakukan studi di Balai Pengkajian Bioteknologi-BPPT, serta
tidak lupa kepada dosen-dosen farmasi, atas ilmu dan sharingnya, penulis
ucapkan terima kasih.
Orang tua penulis, Bapak Mamal Kamaludin dan Ma Teti Sumaeti,
motivator terbaik di dunia ini, Kakak (A Aris & A Eko) dan Adik tercinta, Putri.
Bapak Ir. H. Jonih Rahmat S.H.I., dan Ibu Hj. Sri Wardani, malaikat
cinta kami di yayasan Ar-Rahmah, yang dari merekalah penulis belajar makna
cinta, makna kehidupan dalam sekolah alam ini.
Istri penulis yang begitu sabar menemani perjalanan penulis menapaki
jalan kehidupan, pembawa cahaya dalam sebenarnya makna cinta.
vii
Staf peneliti Bioteknologi-BPPT Serpong (Bu Anna, teh Leha, Bu Rahma,
Pa Imam, Pa Dudi, Bu Uli & Pa Aa), terima kasih atas bimbingannya, dan staf
Mercian, Jepang. Terima kasih atas kebaikannya selama ini.
Kakak-kakak dari biologi UI (ba Rerin, ba Ulima & ba Rara) dan
kakak-kakak dari Bioteknologi Al-Azhar (ba Driya & ba Wika), adik-adik
Biokimia IPB (Syifa, Ganep, Ayu, Fitri, Bowo & Helmi), juga tak lupa Keysuke,
terima kasih telah mengisi hari-hari penulis selama di Biotek-Serpong.
Teman-teman yayasan Ar-Rahmah, yang centil dan menggemaskan,
meskipun sering mengesalkan, kalian adalah kebanggaan, terima kasih atas
dukungan, canda, dan pijitan-pijitannya kala lelah.
Teman yang selalu siap membantu kala sulit menghadang, lelah menerpa,
orang baik dan bijak, Syaikhul Azis dan Laukha Mahfudzoh, terima kasih atas
bantuannya selama ini. Rico, teman yang rela berkorban, Wa Mamet (Rahmat)
dan Ust. Oim (Muhammad Wali Abdurrahim), terima kasih banyak atas
bantuannya. Serta tidak lupa Alim terima kasih telah menjadi teman akhir-akhir
masa perjuangan, dan Ajeng Ayu terima kasih banyak atas bantuan dan
dukungannya.
Teman-teman Farmasi 2006, kakak kelas, adik kelas penulis, dan semua
pihak yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, yang tidak dapat
disebutkan satu-persatu.
Akhir kata penulis berharap semoga karya yang sederhana ini, turut
memperkaya hasanah ilmu dan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Penulis
viii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ......................................................................................................... v
ABSTRACK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sel ..................................................................................................... 6
2.2 DNA.................................................................................................. 7
2.2.1. Pengertian DNA........................................................................ 7
2.2.2. Ekstraksi dan purifiksi DNA..................................................... 8
2.3 Metode PCR...................................................................................... 10
2.4 Primer spesifik DNA......................................................................... 15
2.5 Desain primer DNA ........................................................................... 17
2.6 DNA Mitokondria ............................................................................. 18
2.7 Elektroforesis gel ................................................................................ 20
BAB III KERANGKA KONSEP ................................................................. 23
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Waktu dan Tempat ............................................................................. 24
4.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 24
4.2.1 Alat .......................................................................................... 24
4.2.2 Bahan ...................................................................................... 25
4.3. Tahapan Penelitian.............................................................................. 25
ix
4.4. Prosedur Kerja ................................................................................... 25
4.4.1 Pengumpulan sampel ............................................................... 25
4.4.2 Isolasi DNA............................................................................. 25
4.4.2.1. Isolasi DNA dari daging segar ....................................... 26
4.4.2.2. Isolasi DNA dari daging kornet ..................................... 27
4.4.3 Pembuatan gel agarosa dan elektroforesis ............................... 30
4.4.4 Gel documentation ................................................................... 31
4.4.5 Amplifikasi PCR...................................................................... 31
4.4.6 Uji spesifikasi primer............................................................... 32
4.4.7 Uji sensitifitas primer spesifik DNA babi................................ 32
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil ........................................................................................... 34
5.2 Pembahasan ................................................................................ 39
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ................................................................................ 48
6.2 Saran ........................................................................................... 49
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 50
LAMPIRAN ...................................................................................................... 55
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
diciptakan Allah adalah halal dan mubah. Tidak ada satupun yang haram,
kecuali ada nas yang sah dan tegas dari syari untuk mengharamkannya. Jika
tidak ada nas yang sah (misalnya karena ada sebagian hadits lemah) atau
tidak ada nas yang tegas yang menunjukkan haram, maka hal tersebut tetap
sapi baik dalam daging mentah maupun dalam produk olahan terjadi di
Indonesia. Pada tahun 2009, adanya pencampuran daging babi dalam daging
1
2
juga ditemukan dalam dendeng sapi di kota Malang, Jawa Timur (Irawati,
2009).
dengan sistem reverse phase column dan deteksi Ultra Violet (UV).
(ELISA).
dikandung dalam produk daging olahan (Calvo et al., 2001). Teknik tersebut
merupakan teknik analisis yang digunakan untuk mendeteksi DNA pada satu
jenis makhluk hidup dan kurang tepat jika digunakan untuk mendeteksi
produk makanan komersial yang terdiri dari campuran beberapa jenis daging
(Novianingsih, 2008).
3
(Ong et al., 2007; Novianingsih, 2008; Lenstra et al., 2001) dan dengan
spesies tertentu (Ilhak et al., 2006; Abdullah, 2008; Kesmen et al., 2009;
dapat ditemukan di semua tipe sel pada suatu individu dengan informasi
genetik yang identik. Kedua, DNA merupakan molekul yang stabil dalam
proses ekstraksi dan analisis DNA sangat mungkin dikerjakan dari beberapa
dengan
2008; Kesmen et al., 2009; Calvo et al., 2001; Ilhak et al., 2001).
sensitifitas, karena setiap sel memiliki sekitar seribu mitokondria dan setiap
kandungan daging babi dalam produk kornet yang dijual di wilayah Ciputat
DNA, DNA yang diisolasi dari sampel kornet akan diamplifikasi secara in
4
dibandingkan dengan pita DNA dari daging babi dan daging sapi sebagai
pembanding.
sapi.
beredar di Ciputat, khususnya produk olahan daging, dalam hal ini adalah
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sel
Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup, dalam arti bahwa sel
dapat hidup tanpa kehadiran sel yang lain. Di alam, sel dapat dibagi ke dalam
dua kelompok, yaitu prokariotik (sel bakteri) dan eukariotik. Sel prokariotik
pada umumnya memiliki ukuran yang lebih kecil dengan struktur sederhana,
sedangkan sel eukariotik memiliki ukuran yang lebih besar dan strukturnya
lebih kompleks.
dibatasi oleh membran inti, sedangkan pada sel eukariotik dibatasi oleh
6
7
2.2. DNA
mengandung satu gugus fosfat, gula, dan sebuah basa purin atau
DNA terdiri dari basa purin (adenosin dan guanin) dan pirimidin
kondisi fisiologis. Akan tetapi, jika DNA terkena pengaruh suhu yang
mendekati titik didih, maka banyak pasangan DNA yang putus sehingga
(pH<3 atau pH>10). Namun proses denaturasi ini dapat kembali lagi
0
kondisi dikembalikan kepada suhu subdenaturasi (mendekati 60 C)
(Marmur dan Lane, 1958). Akan tetapi proses renaturasi dapat menjadi
tidak sempurna jika suhu tidak begitu mengikat atau suhu lebih rendah
seperti manusia, hewan dan tumbuhan terdapat di dalam inti sel, dan
M.S.Z., 2003).
contohnya SDS (B), NP-40, atau Triton X-100. Setelah hancur, residu
dari protein dan lipid dapat dihilangkan dengan menggunakan fenol dan
gambar 3.
tersebut, sehingga saat ini muncul teknik ekstraksi dan purifikasi DNA
dengan
menggunakan metode fenol-kloroform (Marante et al., 1998)
mudah terkontaminasi baik dari luar mesin PCR ataupun dari bahan
(2) komposisi dari bahan yang akan diamplifikasi, dan (3) jumlah serta sifat
11
Science, 2002).
0
cepat pada suhu 94-95 C, sedangkan penempelan primer bergantung pada
Tm (melting temperature) dari primer template hybrid. Dalam Masing-
untuk mendeteksi struktur primer DNA. Selain itu, sequensing juga dapat
Russel, 2001).
(0,5-2,5 unit per standar reaksi 2,5-50 l). Standar PCR mengandung
hingga 7x1012.
stearothermophilus.
adalah strain YT-1 yang pada saat ini dapat dihasilkan dari klon
Wolfes, 1993).
Konsentrasi
<0.5 M
1OM
1.5 M
2.O M
0.001 %
0.01 %
0.1 % <01
Etanol <3 % 100
10 % 110
DMSO <l % 100
10 % 53
20 % 110
DMF <5 % 100
10 % 82
20 % 17
spesifik.
4. Kation Divalen
yang disumbangkan oleh dNTPs dan primer. Untuk itu, tidak mungkin
5. Buffer
0
ketika diinkubasi pada suhu 72 C (suhu yang biasa digunakan untuk fase
ekstensi PCR), pH campuran turun menghasilkan buffer dengan pH 7,2.
6. Kation Monovalen
7. Template DNA
pada PCR dalam bentuk single strand atau double strand. Amplifikasi
linear.
DNA spesies spesifik dan dapat digunakan sebagai DNA probe untuk
teknik PCR, saat ini merupakan salah satu cara yang relatif dapat dilakukan.
Dua dari tiga puluh tiga produk makanan yang berlabel halal di Saudi
DNA babi dan terbukti mengandung cemaran daging babi. Calvo et al.
babi dalam produk daging yang telah dipanaskan dan daging yang belum
sampel DNA dari darah babi yang berasal dari peternakan yang berbeda dan
2001).
17
PCR. Tujuan dari desain primer adalah spesifitas yang dihasilkan hanya
urutan dalam template DNA (Sambrook dan Russel, 2001). Primer akan
dengan Tm (melting temperature) yaitu suhu pada saat untai DNA terpecah
persamaan ini hanya dapat digunakan untuk primer yang pendek dengan
yang tinggi karena memiliki tiga ikatan hidrogen, sedangkan A-T hanya
18
dengan panjangnya.
2001).
mitokondria berbeda-beda untuk setiap sel dengan tipe yang berbeda dan
dalam spesies atau gen yang berbeda setelah mengalami evolusi (Kumari,
2007).
DNA rantai ganda yang berbentuk sirkular. Ukuran DNA mitokondria relatif
genomnya yang relatif kecil ini, maka genom ini dapat dipelajari secara
karena mudah didapatkan, memiliki laju evolusi yang cepat, dan secara
kecil (15-20 kb), terdiri dari 37 gen yang menyandi tRNAs, 2 rRNAs, dan
DNA mitokondria hewan secara umum memiliki jumlah dan jenis gen
yang sama, yaitu 13 daerah yang mengkode protein (URF1, URF2, URF3,
dan ATPase 6); 2 gen pengkode rRNA yaitu 12S rRNA dan 16S rRNA; 22
2000).
dengan menggunakan prosedur lain. Selain itu, lokasi DNA di dalam gel
2001).
kemudian dimasukan ke dalam wadah cetakan gel yang telah tersedia sisir
untuk meletakan sampel, dalam waktu yang tidak lama, agarosa akan
mengeras, dan gel yang terbentuk ditempatkan dalam wadah laju migrasi
terendam oleh larutan buffer. DNA dimasukan ke dalam sumur, dan arus
dialirkan (biasanya 50 dan 150 volt). Setelah DNA bergerak dengan jarak
galaktosa yang digabung oleh -(1 3) dan -(1-4) glycoside, yang berasal
dari rumput laut. Rantai agarosa berbentuk serat helik yang berkumpul
Elatin dari agarosa dihasilkan dalam mesh tiga dimensi yang diameternya 50
(% [w/v]) (kb)
0,3 5-60
0,6 1-20
0,7 0,8-10
0,9 0,5-7
1,2 0,4-6
1,5 0,2-3
2,0 0,1-2
Sumber : Sambrook dan Russel, 2001
22
3. Konformasi DNA
dan bentuk III (linear) berpindah melalui gel agarosa pada jarak yang
konsentrasi dan tipe agarosa yang digunakan, selain itu dipengaruhi juga
oleh kekuatan arus listrik yang digunakan, kekuatan buffer ionik dan
bentuk I lebih cepat daripada DNA bentuk III, tetapi pada kondisi yang
listrik yang mengalir dari kutub negatif menuju kutub positif. Pada
maksimum dari fragmen DNA dengan ukuran >2 kb, gel agarosa harus
5. Tipe agarosa
Terdapat dua tipe utama dari agarosa yaitu agarosa standar dan
6. Buffer elektroforesis
KERANGKA KONSEP
Gel Documentation
23
24
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
Erlenmeyer (100 ml & 250 ml), gelas Beaker (600 ml & 1000 ml),
24
25
dan tabung penyimpanan bahan (50 ml, 100 ml, 250 ml & 500 ml)
[Schott-DURAN].
4.2.2. Bahan
babi, daging sapi dan produk kornet sapi yang dijual di wilayah
agarosa, buffer 1xTAE, sybr safe 1x, loading dye dan ddH O.
2
Proses isolasi DNA pada daging berbeda antara isolasi DNA pada
daging segar dengan isolasi DNA pada daging kornet. Hal ini
26
0
proteinase K dan diinkubasi pada suhu 55 C selama 16-18 jam.
Selanjutnya, campuran ditambahkan 5 l RNAse, kemudian
0
diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 C. Sebanyak 750 l dari
campuran tersebut dipindahkan ke dalam tabung sentrifugasi 1,5
0
volume), diinkubasi semalam pada suhu -20 C. Selanjutnya
27
0
dilarutkan buffer TE disimpan pada suhu -20 C untuk PCR.
sampel.
- Pencucian
DNA.
0
Daging tersebut dipanaskan pada suhu 70 C selama
15 menit. Dengan pemanasan ini diharapkan lemak
Isolasi DNA
0
diinkubasi selama 1 jam pada suhu 37 C dan disentrifugasi
29
(24:1), pada
0
pada suhu -20 C. Campuran disentrifugasi pada kecepatan
8000 rpm, kemudian supernatan dibuang, pelet ditambahkan
0
telah dilarutkan TE disimpan pada suhu -20 C untuk PCR.
Pemilihan metode terbaik
0
didinginkan hingga suhu 40 C dan ditambah dengan sybr safe
0,3 l, dituang ke dalam tray, Agarosa didinginkan hingga
4.4.5.Amplifikasi PCR
tabung 0,2 ml. Amplifikasi menggunakan dua jenis primer yaitu primer
spesifik untuk babi; forward: 5- CAT TCG CCT CAC TCA CAT
TAA CC -3, reverse: 5- AAG AGA GAG TTC TAC GGT CTG
reverse: 5- GTA GGC TTG GGA ATA GTA CGA - 3 (Ilhak, 2006).
untuk mengamplifiksi DNA dari daging babi dan DNA dari daging
mengamplifikasi DNA dari daging sapi dan DNA dari daging babi.
dari daging babi. Begitu juga primer spesifik DNA babi dikatakan
1000 bp
500 bp
300 bp
200 bp
Gambar 6. Hasil elektroforesis isolasi genom daging babi, daging sapi dan
campuran daging babi dan daging sapi
1000 bp
500 bp
300 bp
200 bp 271bp
227bp
34
35
Keterangan :
1. Daging sapi segar tanpa perlakuan
2. Daging sapi segar dengan pemanasan
3. Daging sapi segar dicuci dengan n-
heksan
4. Daging sapi segar dicuci dengan air
5. Kornet tanpa perlakuan
6. Kornet dengan pemanasan
7. Kornet dicuci dengan n-heksan
1000 bp 8. Kornet dicuci dengan air
500 bp M. Ladder 100 bp
300 bp
200 bp
Gambar 8. Hasil elektroforesis isolasi genom dari daging sapi segar dan
kornet dengan berbagai perlakuan
200 bp
Keterangan:
1. 0,1% daging babi;
99,9% daging sapi
2. 0,5% daging babi;
99,5% daging sapi
3. 1% daging babi;
99% daging sapi
4. 2,5% daging babi;
97,5% daging sapi
1000 bp
5. 5% daging babi;
500 bp 271 bp 6. 10% daging babi;
300 bp
200 bp
Keterangan:
1. Sampel kornet no. 1
2. Sampel kornet no. 2
3. Sampel kornet no. 3
4. Sampel kornet no. 4
5. Sampel kornet no. 5
6. Sampel kornet no. 6
M. Ladder 100 bp
1000 bp
500 bp
300 bp
200 bp
Keterangan:
1. Sampel kornet no. 1
2. Sampel kornet no. 2
3. Sampel kornet no. 3
4. Sampel kornet no. 4
5. Sampel kornet no. 5
6. Sampel kornet no. 6
7. Daging babi dengan
1000 bp primer spesifik DNA
500 bp 271227 bpbp8. Daging sapi
300 bp dengan
200 bp primer spesifik DNA
sapi
M. Ladder 100bp
5.2. Pembahasan
Genom diisolasi dari sampel kornet yang berasal dari toko, pasar
kornet, sedangkan daging babi dan daging sapi didapatkan dari pasar
pada sampel daging segar, akan tetapi daging pada sampel kornet telah
menjadi rusak.
karbohidrat, DNA dan RNA (Dale & Malcom, 2002). SDS yang
dari total volume cell lysis buffer yang terdiri 10 mM Tris-Cl pH 80,1
menjaga pH, sangat larut dalam air dan inert untuk berbagai jenis
kondisi basa dapat memecah DNA, begitu juga dengan kondisi asam
menggunakan
protease (Ebeling, W., et al., 1974; Sweeney & Walker, 1993) yang
yaitu pengikatan molekul air oleh sisi luar protein dan bertindak
garam dapat menurunkan zeta potensial menjadi nol dan protein akan
2007).
Pelarut ini mempunyai massa jenis yang lebih besar daripada air,
pada fase bawah (Burden dan Whitney, 1995). Isoamil alkohol dapat
mengendap.
agarosa 1,2% dengan tegangan 100 volt. Loading dye yang terdiri dari
babi, dan dari campuran daging babi dan daging sapi. Gambar ini
antara 1000 ng/ l 2800 ng/ l dengan jumlah sampel sebanyak satu
stabilitas DNA.
Nilai ini dipengaruhi oleh kandungan protein yang sangat tinggi dalam
2003).
tetapi hal ini tidak terjadi, karena pembacaan yang dilakukan alat
yang tebal dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Metode ini yang
gram (2 kali dari jumlah sampel yang lain) dan perendaman dengan
spesifik untuk spesies sapi (Ilhak, 2006) dan primer spesifik untuk
sapi segar dan daging babi segar. Gambar 7 menunjukan hasil uji
DNA pada spesies babi, begitu juga sebaliknya, primer yang spesifik
amplikon yang tebal pada 30 siklus untuk daging segar, akan tetapi
271 pasang basa, sedangkan untuk spesies babi pada lokus ND5 CDS
pengolahan.
perbedaan ukuran yang dihasilkan oleh produk PCR dari sampel kornet
dan daging sapi dibandingkan dengan produk PCR dari daging babi.
ini
1. Hasil terbaik yang didapatkan dari hasil optimasi isolasi DNA pada daging
kornet yang dilakukan yaitu dengan pencucian menggunakan air. Hal ini
dapat dilihat dari hasil amplifikasi PCR fragmen DNA pada genom hasil
babi (CAT TCG CCT CAC TCA CAT TAA CC dan AAG AGA GAG
TTC TAC GGT CTG TAG) dan pasangan primer spesifik DNA sapi
(GCC ATA TAC TCT CCT TGG TGA CA dan GTA GGC TTG GGA
ATA GTA CGA) memiliki kondisi yang sama yaitu denaturasi awal pada
kornet.
3. DNA babi dapat teramplifikasi hingga kandungan 0,1% daging babi pada
48
49
DNA babi.
6.2. Saran
Abdullah, Ibrahim A., 2008. Improved DNA Extraction Method for Porcine
Contaminants Detection in Imported Meat to The Saudi Market, Saudi
Journal of Biological Sciences 15 (2): 225-229.
Aljanabi, S.M., L Forget & A. Dookun, 1999. An Improoved and Rapid Protocol
for Isolation of Polysaccharide- and Polyphenol-Free Sugarcane DNA. Plant
Molecular Biology Reporter (17): 18.
Brown, D. M., & A.R. Todd, 1952. Nucleoides, Part X Some Observations on
Structure and Chemical Behavior of The Nucleic Acids, J. chem. Soc., pt.(1):
52-58.
Burden, D. W., & Whitney, D. B., 1995. Biotechnology: Protein to PCR a Course
in Strategies and Lab Techniques, Boston: Birkhauser Boston.
Calvo J. H., Zaragoza P., & Osta R., 2001, Technical Note: A Quick and More
Sensitive Method to Identify Pork in Processed and Unprocessed Food by
PCR Amplification of A New Specific DNA Fragment, J Anim Sci. (79):
2108-2112.
Chen, B.Y., Janes, H. W., & Chen, S., 2002. PCR Cloning Protocols Second
Edition, Totowa, New Jersey : Humana Press Inc.
Crocker, J., & Murray, P. G., 2003. Molecular Biology in Cellular Pathology,
England: Wiley.
50
51
Dale, Jeremy W. & Malcom von Schantz, 2002. From Genes to Genomes:
Concepts and Applications of DNA Technology. John Wiley & Sons, Ltd.
Ebeling, W., Hennrich N., Klockow M., Metz H., Orth H.D., & lang H., 1974.
Proteinase K from Tritirachium album Limber, Eur. J. Biochem., (47) 91-97.
Elrod, S. L., & Stansfield, W. D., 2002. Schaums Outlines of Theory and
Problem of Genetics, fourth edition, alih bahasa Damaring Tyas W., Jakarta:
penerbit Erlangga.
Harahap, Rizkina, 2008. Analisa Komposisi Asam Lemak dan Sifat Farmakokimia
pada Lemak Hewani (Ayam, Sapi, Babi), Program Studi Kimia Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Holme, David. J. & Hazel Peck, 1998. Analytical Biochemistry, third edtion,
London: Pearson Education.
Ilhak, O. I., & Arslan A., 2007, Identification Of Meat Species By Polymerase
Chain Reaction (PCR) Technique, turk. J. Vet. Anim. Sci. 31(3): 159-163.
Kolmodin L. A., & Birch D. E., 2002 . Polymerase Chain Reaction Basic
Principles and Routine Practice, dalam: Chen, B.Y., Janes, H. W., Chen, S.,
PCR Cloning Protocols Second Edition Totowa, New Jersey : Humana Press
Inc.
Kumari, Rajni, 2007, Meat Species Identification by Real Time PCR, Department
of Animal Biotechnology College of Veterinary Science & Animal
Husbandry Anand Agricultural University, Anand
52
Landgraf , A., & Wolfes, H., 1993. Taq Polymerase (EC 2.7.7.7) With Particular
Emphasis on Its Use in PCR Protocols, dalam : Michael M. Burrell, Enzymes
of Molecular biology, New Jersey : Humana press inc.
Lenstra, J.A., Buntjer,J.B., & Janssen F. W. 2001, On the Origin of Meat - DNA
Techniques for Species Identification in Meat Products, Veterinary Sciences
Tomorrow, April.
Malisa, A. L., Gwakisa, P., Balthazary, S., Wasser, S. K., & Mutayoba, B. M.,
2006. The Potential of Mitochondrial DNA Markers and Polymerase Chain
Reaction-Restriction Fragment Length Polymorphism for Domestic and Wild
Species Identification, African Journal of Biotechnology Vol. 5 (18): 1588-
1593.
Marmur, J., & L Lane, 1958. Strand Separation and Specific Recombination in
Deoxyribonucleic Acids Logical Studies. Proc. Natl. Acad. Sci. USA (44):
671-682.
Merante, F., Raha, S., & Ling, M., 1998. Molecular Biomethods Handbook, New
Jersey: Humana Press Inc.
Ong, S.B., Zuraini, M.I., Jurin, W.G., Cheah, Y.K., Tunung, R., Chai, L.C.,
Haryani, Y., Ghazali, F.M., & Son, R., 2007. Meat Molecular Detection:
Sensitivity of Polymerase Chain Reaction-Restriction Fragment Length
Polymorphism in Species Differentiation of Meat From Animal Origin,
ASEAN Food Journal 14 (1): 51-59.
Passarge, Eberhard, 2007. Color Atlas of Genetics, third edition. New York:
Thieme.
Qordhawi, M. Yusuf, 1993. Halal dan Haram Dalam Islam, Bina Ilmu.
Raven, P.H., & Johnson, G.B., 2002. Biology, sixth edition, Amerika Serikat:
McGRAW Hill.
Raven, P.H., Johnson, G.B., Losos, J.B., & Singer, S.R., 2005. Biology, seventh
edition, Amerika Serikat: McGRAW Hill.
Sambrook, J., & Russell, D. W., 2001. Molecular Cloning, A Laboratory Manual
Sholeh, G. Fouri, 2009. Temuan Daging Babi Tak Pengaruhi Pedagang Padang,
http://www.antaranews.com/berita/1253031494/temuan-daging-babi-tak-
pengaruhi-pedagang-padang, diakses 1 juni 2010 pukul 12.45
Sweeney J. Patricia & John M. Walker, 1993. dalam Michael M. Burrell, Enzymes
of Molecular biology, New Jersey : Humana press inc.
Watson, James D., & Crick, F.H.C., 1953. Molecular Structure of Nucleic Acids,
Nature, (171): 737-738.
Watson, James D., John tooze, & David T. Kurtz, 1988. Recombinant DNA (DNA
rekombinan), alih bahasa: Wisnu Gunarno, Jakarta : penerbit Erlangga.
Wu, Liang, Fenge Li, Changyan Deng, Dequan Xu, Siwen Jiang & Yuanzhu
Xiong, 2009. A Method for Obtaining DNA From Compost, Appl Microbiol
Biotechnol, (84): 389395.
55
Lampiran 1
Konsentrasi Kemurnian
Sampel
(ng/l)
1 960,8
2 1,07
3 1,71
4 1,73
5 1,62
6 1,65
7 1465,6 1,74
8 1640,1 1,76
9 Daging segar tanpa perlakuan 4797,3 1,08
10 Daging segar dengan pemanasan 4826,6 1,05
11 Daging segar dicuci dengan n-hekssan4720,5 1,33
12 Daging segar dicuci dengan air 4687,3 1,45
13 Sampel tanpa perlakuan 1588,3 1,91
14 Sampel dengan pemanasan 1752,0 1,87
15 Sampel dicuci dengan n-heksan 2812,7 1,84
16 Sampel dicuci dengan air 1966,4 1,85
17 Sampel 1 1615,8 1,87
18 Sampel 2 1308,6 1,60
19 Sampel 3 2790,3 1,70
20 Sampel 4 1018,7 1,66
21 Sampel 5 1007,2 1,69
22 Sampel 6 1794,8 1,88
56
Lampiran 2
Kondisi PCR yang digunakan untuk amplifikasi menggunakan primer spesifik
DNA sapi dan primer spesifik DNA babi adalah sama, yaitu:
C
C
90 detik 5 menit
45 detik 40
C
~
35 siklus
Template 2 l
ddH2 O 29,6 l
Total 50 l
57
Lampiran 4.
Tabel 6. Komposisi bahan yang digunakan
Larutan Komposisi dan cara pembuatan Sumber
Sambrook &
ml H 0, pH disesuaikan menggunakan Russell, 2001:
2
Sambrook &
Russell, 2001:
A1.7
Kloroform-isoamil 96 ml kloroform
alkohol (24:1), 100 ml
4 ml isoamil alkohol
58