Anda di halaman 1dari 126

PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN

RUKU-RUKU DAN EKSTRAK KULIT JERUK MANIS


TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KIMIA DAN SENSORI
PADA MINUMAN PROBIOTIK DARI AIR KELAPA

SKRIPSI

Oleh:

CHINDY ZAHARA PUTRI DAULAY


170305048/TEKNOLOGI PANGAN

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2022
PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN 9⁸
RUKU-RUKU DAN EKSTRAK KULIT JERUK MANIS
TERHADAP KARAKTERISTIK MUTU KIMIADAN SENSORI
PADA MINUMAN PROBIOTIK DARI AIR KELAPA

SKRIPSI

Oleh:

CHINDY ZAHARA PUTRI DAULAY


170305048/TEKNOLOGI PANGAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


di Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

Disetujui oleh:

Komisi Pembimbing

Ir. Terip Karo-Karo, M. S Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M. Si


Ketua Anggota

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2022
ABSTRAK

Chindy Zahara Putri Daulay:Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Ruku-Ruku


dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis Terhadap Karakteristik Mutu Kimia dan Sensori
pada Minuman Probiotik dari Air Kelapa dibimbing oleh Terip Karo-Karo dan
Elisa Julianti.
Daun ruku-ruku merupakan salah satu tanaman herbal yang kaya akan antioksidan
terutama senyawa flavonoid dan fenol. Kulit jeruk kaya akan vitamin C namun
pengolahannya masih terbatas dan lebih sering menjadi limbah. Minuman
probiotik merupakan salah satu jenis minuman yang umum dikonsumsi
masyarakan yang memiliki manfaat baik bagi tubuh terutama bagi pencernaan.
Tujuan penelitian ini dilakukan yaitu untuk meningkatkan mutu minuman
probiotik dengan cara menambahkan ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit
jeruk pada minuman probiotik air kelapa yang dihasilkan dan mempelajari
pengaruhnya. Penelitian ini dilakukan dengan metode respon permukaan atau
RSM-CCD (Response Surface Methodology-Central Composite Design) dengan
dua faktor yaitu ekstrak daun ruku-ruku dengan batas minimal 2% dan batas
maksimal 5% serta faktor ekstrak kulit jeruk dengan batas minimal 1% dan
maksimal 2%, sehingga diperoleh 13 formula minuman probiotik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun ruku-ruku memberikan
pengaruh yang signikan terhadap respon uji total bakteri asam laktat (CFU),
aktivitas antioksidan (IC50), kadar total flavonoid (QE/g), total padatan terlarut, uji
sensoris warna, uji sensoris aroma, uji sensoris rasa dan uji sensoris viskositas dan
ekstrak kulit jeruk manis memiliki pengaruh yang signifikan pada respon uji
aktivitas antioksidan (IC50), kadar vitamin c (mg/100g), dan total padatan terlarut.
Berdasarkan hasil optimasi diperoleh perlakuan terbaik yaitu formulasi baru
dengan penambahan ekstrak daun ruku-ruku sebanyak 2,85% dan ekstrak kulit
jeruk manis sebanyak 2,00% dengan nilai desirability sebesar 0,828.

Kata kunci: ekstrak daun ruku-ruku, ekstrak kulit jeruk, RSM-CCD, minuman
probiotik, air kelapa

i
ABSTRACT

Chindy Zahara Putri Daulay: The Effect of Addition of Holy Basil Leaf Extract
and Sweet Orange Peel Extract on Chemical and Sensory Quality Characteristics
in Probiotic Drinks from Coconut Water Supervised by Terip Karo-Karo and
Elisa Julianti.

Holy basil leaves are one of the herbal plants that are rich in antioxidants,
especially flavonoid and phenol compounds. Orange peel is rich in vitamin C but
processing is still limited and more often becomes waste. Probiotic drinks are one
type of drink that is commonly consumed by the community which has good
benefits for the body, especially for digestion. The purpose of this study was to
improve the quality of probiotic drinks by adding holy basil leaf extract and
orange peel extract to the coconut water probiotic drink produced and to study
their effect. This research was conducted using the surface response method or
RSM-CCD (Response Surface Methodology-Central Composite Design) with two
factors, namely ruku-ruku leaf extract with a minimum limit of 2% and a
maximum limit of 5% and orange peel extract factor with a minimum limit of 1%
and maximum 2%, and get 13 formulations of probiotic drinks.

The results showed that holy basil leaf extract had a significant effect on the
response of the total lactic acid bacteria (CFU) test, antioxidant activity (IC50),
total flavonoid content (QE/g), total soluble solids, color sensory test, aroma
sensory test. , sensory test of taste and sensory test of viscosity and sweet orange
peel extract had a significant effect on the response of the antioxidant activity test
(IC50), vitamin c content (mg/100g), and total dissolved solids. Based on the
optimization results obtained the best treatment is a new formulation with the
addition of ruku-ruku leaf extract as much as 2.85% and sweet orange peel
extract as much as 2.00% with a desirability value of 0.828.

Keywords: holy basil leaf extract, orange peel extract, RSM-CCD, probiotic
drink, coconut water

ii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

CHINDY ZAHARA PUTRI DAULAY, dilahirkan pada tanggal 28 Juni 1999

di Kecamatan Natal tepatnya di Desar Sikara-kara II.Anak pertama dari pasangan

Efendy Daulay dan Eliana Caniago. Penulis menyelesaikan pendidikannya di

SDN 374 Sikara-kara III pada tahun 2011, SMPN 3 Natal pada tahun 2014 dan

MAN Natal pada tahun 2017. Pada tahun 2017 penulis melanjutkan

pendidikannya di perguruan tinggi negeri dengan jalur SBMPTN (Seleksi

Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri), tepatnnya di Universitas Sumatera

Utara Fakultas Pertanian Program Studi Teknologi Pangan. Selama duduk di

bangku perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Ilmu dan

Teknologi Pangan (IMITP) pada tahun 2018 - 2021. Penulis telah menyelesaikan

Praktik Kerja Lapang (PKL)di UKM Grosir Dimsum Qoqom, Tanjung Mulia,

Medan, Sumatera Utara tanggal 28 Desember 2020 hingga 26 Januari 2021.

Penulis menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana Teknologi Pangan pada Program Studi Teknologi

Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Pengaruh

Penambahan Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis Terhadap

Karakteristik Mutu Kimia dan Sensori pada Minuman Probiotik dari Air Kelapa”

di Laboratorium Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan serta Laboratorium

Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

iii
KATA PENGANTAR

Alhamdullillah, segala puji tercurahkan kepada Allah SWT yang telah

menganugerahkan limpahan nikmatnya serta shalawat beriringkan salam

keharibaan nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Pengaruh Penambahan Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak

Kulit Jeruk Manis Terhadap Karakteristik Mutu Kimia dan Sensori pada

Minuman Probiotik dari Air Kelapa” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana di Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada banyak pihak yang terlibat

selama penulisan skripsi, terutama kepada:

1. Ibunda tercinta Eliana dan Ayahanda tercinta Efendy Daulay, adik-adik

terkasih Dinda, Abdal, Abzal, dan Muhammad Insan Kamil, Sabrina,

Riska, Maulidya, kepada keluarga besar, ucapan terima kasih untuk

semangat dan dukungan yang telah diberikan baik dalam bentuk moril,

materil, doa, upaya yang telah diberikan kepada penulis.

2. Bapak Ir. Terip Karo-Karo, MS dan Ibu Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M. Si

sebagai Komisi Pembimbing yang telah sabar memberi bimbingan,

motivasi, arahan, serta masukan yang sangat berarti dari awal penelitian

sampai skripsi ini selesai.

3. Seluruh staff dan pengajar di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan,

terima kasih atas kritik, saran, dan motivasi yang diberikan dalam

perkuliahan, penelitian dan penyusunan skripsi ini.

iv
4. Teman-teman tersayang Siti Basyariah Putri Lubis, Yohana Cristina,

Yulisa Utamin dan teman-teman stambuk 2017 yang telah membantu,

menyemangati, medoakan, mendoakan selama perkuliahan, penelitian, dan

penyusunan skripsi ini.

5. Rekan seperjuangan night routine Hermina Novia, Mona Indriani, Winsani

Fatin, Dinda Fadila yang telah membantu, menemani, dan meluangkan

waktu selama proses penelitian berlangsung dan selama proses pengerjaan

hasil skripsi.

6. Penyemangat pasif Sehun, EXO dan teman-teman SM atas konstribusi

sepanjang perjalanan kehidupan untuk lagu, aura positif, semangat,

motivasi dan hal-hal lain yang sulit disebutkan.

7. Chindy Zahara a.k.a saya untuk dedikasinya selama proses belajar,

penelitian, hingga penyelesaian skripsi ini, tanpa doa dan usaha yang

dilakukan semua ini tidak akan selesai. You are the only person that i

count on and trust, let’s do it again, see you in the future.

8. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutklan satu per satu, yang telah

memberikan bantuan secara langsung maupun tidak langsung sejek awal

masa perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi ini.

Akhir kalimat, semoga semua kebaikan yang telah diberikan mendapat

balasan dari Allah SWT. Saya berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi segala

pihak yang membutuhkan dan dapat dipergunakan dengan baik.

Medan, Maret 2022

Penulis

v
DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK.......................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP.......................................................................... iii

KATA PENGANTAR........................................................................................ iv

DAFTAR ISI.......................................................................................................

DAFTAR TABEL..............................................................................................

DAFTAR GAMBAR..........................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................

PENDAHULUAN
Latar Belakang..........................................................................................
Perumusan Masalah..................................................................................
Tujuan Penelitian...................................................................................... 5
Manfaat Penelitian....................................................................................
Hipotesa Penelitian...................................................................................

TINJAUAN PUSTAKA
Pangan Fungsional....................................................................................
Minuman Probiotik...................................................................................
Bakteri Asam Laktat (BAL)......................................................................
Daun Ruku-Ruku......................................................................................
Kulit Jeruk Manis......................................................................................
Air Kelapa.................................................................................................
Penelitian Sebelumnya..............................................................................

BAHAN DAN METODA


Waktu dan Tempat Penelitian................................................................... 25
Bahan Penelitian....................................................................................... 25
Reagensia Penelitian................................................................................. 25
Alat Penelitian........................................................................................... 25
Metode Penelitian..................................................................................... 26
Model Rancangan..................................................................................... 26
Tahapan Penelitian.................................................................................... 27
Tahap I: Ekstraksi Daun Ruku-Ruku........................................................ 27
Tahap II: Pembuatan Ekstrak Kulit Jeruk.......................................... 27
Tahap III: Pembuatan Minuman Probiotik dari Air Kelapa.............. 28
Pengamatan dan Metode Pengumpulan Data........................................... 29

vi
Uji pH................................................................................................. 29
Total bakteri asam aktat (BAL)......................................................... 29
Aktivitas antioksidan......................................................................... 31
Analisis flavonoid.............................................................................. 32
Kadar vitamin C ................................................................................ 33
Pengukuran total asam tertitrasi......................................................... 34
Penentuan total padatan terlarut......................................................... 35
Uji sensori warna, aroma, rasa, dan viskositas.................................. 35
Optimisasi Minuman Probiotik................................................................ 35

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Kimia Bahan Baku............................................................. 40
Penentuan Formulasi Minuman Probiotik Air Kelapa Menggunakan
Respon Surface Methodology-Central Composite Design...................... 43
Karakteristik dan Analisis Respon Minuman Probiotik Air Kelapa
dengan Menggunakan Formulasi Rancangan Respon Surface
Methodology-Central Composite Design (RSM-CCD)........................... 45
Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk
Manis Terhadap Respon Derajat Keasaman (pH)................................... 45
Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk
terhadap Total Bakteri Asam Laktat........................................................ 49
Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk
Manis terhadap Respon Aktivitas Antioksidan........................................ 53
Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk
Manis terhadap Respon Kadar Flavonoid Total...................................... 56
Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk
Manis terhadap Respon Kadar Vitamin C............................................... 59
Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk
Manis terhadap Respon Total Asam Tertitrasi........................................ 63
Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk
Manis terhadap Respon Total Padatan Terlarut....................................... 66
Pengaruh Ekstrak daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk
Manis terhadap Respon Uji Sensoris Warna........................................... 70
Pengaruh Ekstrak daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk
Manis terhadap Respon Uji Sensoris Aroma........................................... 73
Pengaruh Ekstrak daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk
Manis terhadap Respon Uji Sensoris Rasa.............................................. 76
Pengaruh Ekstrak daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk
Manis terhadap Respon Uji Sensoris Viskositas..................................... 80
Hasil Optimasi Respon Karakteristik Kimia dan Sensoris
Minuman Probiotik Air Kelapa............................................................... 84

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan................................................................................................ 85
Saran.......................................................................................................... 86

DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 87
LAMPIRAN.................................................................................................. 94

vii
viii
DAFTAR TABEL

No Hal
1. Kategori bahan pangan fungsional (minuman probiotik).............................7
2. Komposisi air buah kelapa muda.................................................................21
3. Kisaran nilai variabel bebas.........................................................................26
4. Formulasi penambahan ekstrak pada minuman probiotik air kelapa...........26
5. Formulasi minuman probiotik per 500 mL air kelapa..................................28
6. Skala hedonik untuk warna, aroma, rasa, dan viskositas.............................35
7. Karakteristik kimia ekstrak akuades daun ruku-ruku...................................40
8. Karakteristik kimia ekstrak akuades kulit jeruk manis................................42
9. Hasil rancangan formulasi minuman probiotik dengan RSM-BBD............44
10. Persamaan respon derajat keasaman ...........................................................46
11. Hasil uji derajat keasaman minuman probiotik air kelapa...........................46
12. Total BAL minuman probiotik air kelapa....................................................49
13. Persamaan respon total bakteri asam laktat..................................................50
14. Hasil nilai IC50 minuman probiotik air kelapa..............................................53
15. Persamaan respon aktifitas antioksidan minuman probiotik........................54
16. Hasil analisis flavonoid minuman probiotik air kelapa................................56
17. Persamaan respon analisis flavonoid total minuman probiotik...................57
18. Kadar vitamin C minuman probiotik air kelapa...........................................60
19. Persamaan respon analisis kadar vitamin C minuman probiotik................60
20. Hasil total asam tertitrasi minuman probiotik air kelapa.............................63
21. Persamaan respon analisis total asam minuman probiotik air kelapa..........64
22. Total padatan terlarut minuman probiotik air kelapa...................................66
23. Persamaan respon analisis total padatan terlarut minuman probiotik.........67
24. Hasil uji sensoris warna................................................................................70
25. Persamaan respon uji sensoris warna minuman probiotik air kelapa..........71
26. Hasil uji sensoris aroma minuman probiotik air kelapa...............................73
27. Persamaan respon uji sensoris aroma minuman probiotik air kelapa.........74
28. Hasil uji sensoris rasa minuman probiotik air kelapa...................................76
29. Persamaan respon uji sensoris rasa minuman probiotik air kelapa..............77
30. Hasil uji sensoris viskositas minuman probiotik air kelapa.........................80
31. Persamaan respon uji sensoris viskositas minuman probiotik.....................81

ix
DAFTAR GAMBAR

No Hal
1. Tanaman Ruku-Ruku................................................................................... 13
2. Jeruk manis................................................................................................... 16
3. Struktur flavonoid......................................................................................... 18
4. Senyawa fenolik........................................................................................... 19
5. Air kelapa..................................................................................................... 20
6. Skema pembuatan ekstrak daun ruku-ruku.................................................. 37
7. Skema pembuatan ekstrak kulit jeruk manis................................................ 38
8. Skema pembuatan minuman probiotik ....................................................... 39
9. Grafik plot kontur pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak
kulit jeruk manis terhadap derajat keasaman Gambar.................................. 48
10. Pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis
terhadap respon total bakteri asam laktat (BAL).......................................... 52
11. Pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan kulit jeruk terhadap respon
aktivitas antioksidan..................................................................................... 55
12. Pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan kulit jeruk terhadap respon
kadar flavonoid total..................................................................................... 58
13. Pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan kulit jeruk terhadap respon
kadar vitamin C............................................................................................ 62
14. Grafik kontur pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit
jeruk terhadap respon total asam tertitrasi produk minuman probiotik
air kelapa..................................................................................................... 65
15. Pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis
terhadap respon total padatan terlarut ......................................................... 69
16. Pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-ruku dan kulit jeruk manis
erhadap respon uji sensoris warna................................................................ 72
17. Plot kontur pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-ruku dan
kulit jeruk manis terhadap respon uji sensoris warna................................... 75
18. Grafik plot kontur pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-ruku
dan ekstrak kulit jeruk manis terhadap respon uji sensoris rasa................... 79
19. Plot kontur pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-ruku dan
ekstrak kulit jeruk manis terhadap respon uji sensoris viskositas................ 83

x
DAFTAR LAMPIRAN

No Hal
1. SNI Yoghurt................................................................................................. 94
2. Kurva kalibrasi asam askorbat (kadar vitamin C)........................................ 95
3. Kurva standar kuarsetin (uji flavonoid)........................................................ 96
4. Kurva penentuan nilai IC50 ekstrak daun ruku-ruku..................................... 97
5. Rancangan desain eksperimen respon derajat keasaman............................. 98
6. Rancangan desain eksperimen respon total bakteri asam laktat .................. 99
7. Rancangan desain eksperimen respon aktivitas antioksidan........................ 100
8. Rancangan desain eksperimen respon total flavonoid................................. 101
9. Rancangan desain eksperimen respon kadar vitamin C............................... 102
10. Rancangan desain eksperimen respon total asam......................................... 103
11. Rancangan desain eksperimen respon total padatan terlarut........................ 104
12. Rancangan desain eksperimen respon uji sensori warna.............................. 105
13. Rancangan desain eksperimen respon uji sensori aroma............................. 106
14. Rancangan desain eksperimen respon uji sensori rasa................................. 107
15. Rancangan desain eksperimen respon uji sensori viskositas........................ 108
16. Dokumentasi penelitian................................................................................ 110
17. Produk Minuman Probiotik Air Kelapa....................................................... 112

xi
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Isu kesehatan menjadi perbincangan hangat dikalangan masyakat dalam

beberapa waktu belakangan. Hal ini dimulai sejak wabah covid mulai masuk

ke Indonesia pada tahun 2020. Masyarakat mulai mengupayakan berbagai cara

untuk menghindari terjangkit covid-19, salah satunya adalah dengan

meningkatkan sistem imun. Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah

terutama dari tanaman-tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat

fungsional bagi tubuh.

Salah satu tanaman herbal yang dapat diolah untuk meningkatkan

kesehatan tubuh adalah daun ruku-ruku. Di beberapa daerah tanaman ruku-

ruku dijadikan sebagai salah satu obat tradisional sehingga sering ditanam di

pekarangan rumah. Bunga dari tanaman ini akan direndam dalam air lalu

diminum. Ekstrak daun tanaman ini dipercaya dapat menyembuhkan penyakit

seperti sakit kepala, gangguan lambung, peradangan mation, penyakit jantung,

berbagai bentuk keracunan dan malaria. Secara tradisional, tanaman ruku-ruku

diolah menjadi teh herbal, bubuk kering atau daun segar (Raina, dkk., 2013).

Selain dikarenakan memiliki aroma yang khas dan kuat sehingga sering

digunakan pada masakan untuk menghilangkan bau amis, daun ruku-ruku

memiliki kandungan herbal yang bermanfaat bagi tubuh. Tanaman ruku-ruku

mengandung flavonoid, triterpenoid, minyak atsiri, alkaloid, tanin dan

saponin. Berdasarkan kandungan kimianya yang terdapat pada daun ruku-ruku

sehingga daun ini memiliki sifat sebagai antioksidan, antimikroba,

antimuntagen, dan antialergi (Shafqatullah, dkk.,2013).

1
2

Jeruk (Citrus) adalah salah satu buah yang mengandung banyak Vitamin C

dan berguna untuk menjaga daya tahan tubuh. Buah jeruk (Citrus) memiliki

banyak khasiat dan manfaat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh. Daging buah

jeruk memiliki kandungan vitamin C yang tinggi yang mampu menambah daya

tahan tubuh. Selain daging jeruk, khasiat dan manfaat buah jeruk juga banyak

terkandung pada kulit jeruk.

Kandungan utama pada kulit jeruk adalah minyak atsiri yang pada

industri kimia digunakan sebagai bahan pembuatan parfum, serta sebagai

penambah rasa dan aroma makanan, untuk kesehatan kulit jeruk dapat berfungsi

sebagai antioksidan dan anti kanker. Sebagian besar komponen jeruk yang terletak

pada kulitnya, di antaranya terdapat senyawa alkaloid, flavonoid, likopen, vitamin

C, serta yang paling dominan pektin dan tanin (Muhtadin, dkk., 2013).

Kulit jeruk merupakan limbah padahal di dalamnya terdapat berbagai

macam kandungan yang bermanfaat bagi tubuh. Berdasarkan penelitian, kulit

jeruk mengandung banyak senyawa fitokimia seperti flavonoid, polifenol dan

alkaloid.Kandungan utama pada kulit jeruk yang biasanya dimanfaatkan untuk

fungsi kesehatan yaitu vitamin C dan flavonoid. Salah satu senyawa turunan

flavonoid yang belakangan ini banyak diteliti yaitu hespiridin yang dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan imun tubuh dan mencegah covid-19. Kulit

jeruk juga mengandung komponen minyak atsiri yang memberikan aroma khas

pada kulit jeruk (Yuda, dkk., 2017).

Pangan fungsional adalah pangan yang secara alamiah maupun telah

mengalami proses, memiliki satu atau lebih senyawa yang berdasarkan kajian-

kajian ilmiah dianggap memiliki fungsi-fungsi fisiologis tertentu yang bermanfaat


3

bagi kesehatan. Salah satu produk pangan fungsional yang banyak dikonsumsi

adalah minuman probiotik. Minuman probiotik adalah minuman yang

mengandung bakteri seperti bakteri asam laktat (BAL) yang menguntungkan bagi

saluran pencernaan karena dapat meningkatkan keseimbangan mikroflora usus

dan mampu bertahan hidup dalam keasaman lambung sehingga dapat menempati

usus dalam kuantitas yang cukup besar. Produk probiotik dapat menghambat

bakteri patogen dan melakukan metabolisme terhadap laktosa sehingga

bermanfaat bagi penderita intoleransi laktosa.

Beberapa jenis minuman probiotik yang telah lama dikonsumsi oleh

masyarakat seperti yoghurt, susu asidofilus, bulgarian milk, kefir, kumiss, piima,

skyr, taetee, leben dari Mesir, dahi dari India, hamaodari Asia Tengah, yakult dari

Jepang (Vedamuthu, 1982). Namun, kebanyakan dari jenis minuman probiotik

tersebut memiliki harga yang mahal dan bahan baku yang berasal dari luar daerah,

untuk itu masih banyak dilakukan penelitian seputar bahan alternatif yang dapat

digunakan untuk membuat minuman probiotik. Terdapat beberapa jenis minuman

probiotik berbahan dasar nabati yang sudah diteliti di antaranya minuman

probiotik dari sari kurma (hotimah dan Kusnadi, 2014), minuman probiotik buah

naga merah (Zakaria, dkk., 2016), minuman probiotik dari sari buah nanas

(Elsaputra, dkk., 2016). Beberapa diantaranya juga menggunakan ekstrak kulit

ataupun dedaunan lokal seperti dari sari kulit nanas (Rizal, dkk., 2007), yogurt

sinbiotik dari ekstrak cincau hijau (Suharyono, dkk, 2010), dan kulit manggis

(Wibawanti dan Rinawidiastuti, 2018).

Pemilihan bakteri asam laktat menjadi faktor penting dalam keberhasilan

pembuatan minuman probiotik. Peranan bakteri asam laktat sebagai agen


4

probiotik sangat ditentukan oleh sifatnya yaitu tetap dalam keadaan hidup sejak

dikonsumsi hingga mencapai usus manusia. Tidak semua bakteri asam laktat

mempunyai sifat demikian. Pada umumnya bakteri asam laktat yang berasal dari

saluran pencernaan manusia seperti Lactobacillus dan Bifidobacterium dapat

berperan sebagai probiotik yang baik, sedangkan Streptococcus dan Lactococcus

yang merupakan kultur fermentasi produk susu tidak dapat mencapai usus

manusia dalam keadaan hidup (Ahmed, dkk.,2010).

Perumusan Masalah

Daun ruku-ruku merupakan salah satu tanaman yang memiliki banyak

manfaat namun masih minim pengolahannya. Daun ruku-ruku biasanya hanya

dijadikan rempah untuk makanan ataupun dikonsumsi sebagai lalapan. P

enambahan daun ruku-ruku kedalam minuman probiotik dari air kelapa

diharapkan dapat meningkatkan mutu minuman tersebut baik secara kimia

maupun sensoris. Daun ruku-ruku memiliki aroma dan flavor rempah jika

diaplikasikan ke produk minuman, untuk itu tujuan penambahan kulit jeruk untuk

memberikan kesan segar dari minuman probiotik yang dihasikan, dikarenakan

kulit jeruk memiliki flavor yang menyegarkan.

Kulit jeruk sering dibuang begitu saja dan menjadi limbah padahal masih

banyak kandungan nutrisi didalamnya yang masih dapat diolah dan dimanfaatkan.

Menurut beberapa penelitian kulit jeruk mengandung vitamin C yang lebih besar

dibandingkan dengan daging buahnya, disamping itu kulit jeruk memiliki aroma

khas yang menyegarkan. Selain itu, kulit jeruk juga kaya akan sumber antioksidan

yaitu polifenol seperti asam fenolik dan flavonoid. Penambahan kulit jeruk dalam

minuman probiotik dari air kelapa diharapkan dapat mengurangi limbah kulit
5

jeruk dan memperkaya kandungan antioksidan pada minuman probiotik dari air

kelapa serta dapat mengoptimalkan pemanfaatan kulit jeruk. Penambahan ekstrak

daun ruku-ruku dan kulit jeruk diharapkan dapat memperbaiki sifat organoleptik

dan meningkatkan sifat fungsional minuman probiotik yang dihasilkan.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh air kelapa

dengan penambahan ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk pada

minuman probiotik air kelapa.

Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah untuk memberikan informasi bagi

masyarakat, untuk memperoleh minuman probiotik dengan karakteristik mutu

yang lebih baik, memberikan informasi pemanfaatan daun ruku ruku maupun kulit

jeruk dan sebagai sumber data penyusunan skripsi sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar sarjana di Program Studi Teknologi Pangan Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Hipotesa Penelitian

Hipotesa penelitian ini adalah adanya pengaruh penambahan daun ruku-

ruku dan kulit jeruk terhadap mutu kimia dan sensori minuman probiotik air

kelapa.
TINJAUAN PUSTAKA

Pangan Fungsional

Pangan fungsional merupakan pangan yang dapat memberikan dampak

yang menguntungkan bagi kesehatan disamping sumber nutrisi yang secara

prinsip memang dimiliki oleh bahan pangan itu sendiri (Winarti, 2012). Pangan

Fungsional memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh, hal ini dikarenakan bahan

pangan tersebut mengandung kandungan komponen aktif, di luar manfaat yang

diberikan oleh zat-zat gizi yang terkandung di dalam bahan pangan (Astawan,

2011). Pangan fungsional mengandung satu atau lebih senyawa yang dianggap

memiliki fungsi-fungsi fisiologis yang bermanfaat bagi kesehatan yang secara

alamiah telah melalui proses tertentu (BPOM, 2001).

Untuk dapat dikatakan pangan fungsional, pangan tentu harus memiliki

beberapa syarat. Menurut para ilmuwan Jepang, ada beberapa persyaratan yang

harus dimiliki oleh suatu produk agar dapat dikatakan sebagai pangan fungsional

antara lain yaitu bahan yang digunakan merupakan bahan alami, aman dikonsumsi

sebagai diet harian, dan memberikan manfaat tertentu bagi kesehatan tubuh.

Senyawa-senyawa alami pada pangan fungsional dikelompokkan

berdasarkan fungsi fisiologis tertentu, meskipun begitu pangan fungsional bukan

merupakan zat gizi utama (karbohidrat, protein, lemak) ataupun zat gizi mikro

(vitamin dan mineral). Namun, prinsipnya pola pendekatan pangan fungsional

juga tetap mengacu pada zat gizi utama tersebut (Harini, dkk., 2015).

Kelompok pangan utama yang dapat digolongkan sebagai pangan

fungsional yaitu karbohidrat (serat makanan, gula alkohol dan prebiotik), Lemak

(polyunsaturated fatty acids (PUFA), dan probiotik), protein (peptida bioaktif

6
7

fitosterol, dan isoflavon), serta vitamin dan mineral (kolin dan antioksidan).

Makanan yang dikonsumsi sehari-hari berfungsi untuk mencukupi

kebutuhan tubuh akan energi dan zat-zat gizi, baik makro maupun mikro. Namun

seiring dengan perkembangan zaman, semakin meningkat pula berbagai penyakit

degeneratif, yang penyebabnya diduga antara lain berasal dari perubahan pola

konsumsi makanan, dan pola hidup. 

Tubuh memerlukan komponen-kompenen aktif yang memiliki dampak

positif bagi tumbuh. Komponen pangan fungsional dikelompokkan menjadi

Vitamin, mineral, gula alkohol, asam lemak tidak jenuh, peptida dan protein

tertentu, asam amino, serat pangan, prebiotik, probiotik, kolin, lesitin dan inositol,

karnitin dan skuale, isoflavon (kedelai), fitosterol dan fitostanol, folifenol (teh),

komponen fungsional lain yang akan ditetapkan kemudian (BPOM, 2005).

Kategori bahan pangan fungsional probiotik dapat dilihat pada Tabel 1 dibawah

ini.

Tabel 1. Kategori bahan pangan fungsional (minuman probiotik)


Kategori Pangan Contoh Senyawa Khasiat Contoh dan
Fungsional Bioaktif Keterangan
Produk Pangan
Probiotik Lactobacillus, Saluran Yoghurt/
Bifidobacteria Pencernaan minuman
terfermentasi dan
hasil olahannya
Vitamin Vitamin C Antioksidan Fortivikasi
vitamin C pada
produk susu,
olahan susu dan
jus
Sumber: Jatraningrum (2015)

Antioksidan merupakan salah satu jenis senyawa yang tergolong memiliki

manfaat fungsional. Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menyerap

atau menetralisir radikal bebas sehingga mampu mencegah penyakit-penyakit


8

degeneratif seperti kardiovaskuler, karsinogenesis, dan penyakit lainnya. Senyawa

antioksidan merupakan substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal

bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap sel

normal, protein, dan lemak. Senyawa antioksidan memiliki struktur molekul yang

dapat memberikan elektronnya kepada molekul radikal bebas tanpa terganggu

sama sekali fungsinya dan dapat memutus reaksi berantai dari radikal bebas

(Murray, 2009).

Flavonoid merupakan suatu kelompok antioksidan yang secara alamiah

terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Flavonoid adalah kelompok pigmen yang ada

pada tumbuhan. Sekitar 60% polifenol termasuk kelompok flavonoid. Beberapa

contoh zat yang termasuk dalam antioksidan flavonoid adalah flavon, isoflavon,

antosiadin, kuarsetin, kaempferol, katekin, dan antosianin. Flavonoid bisa

ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran serta makanan tinggi antioksidan,

seperti apel, jeruk, anggur, mangga, srikaya, bawang, talas, sawi, bayam, daun

katuk, serta teh hijau dan coklat hitam.

Minuman Probiotik

Probiotik merupakan mikroorganisme hidup yang memiliki efek baik bagi

kesehatan. Jenis mikroba yang paling sering dijadikan sebagai probiotik adalah

BAL (Bakteri Asam Laktat). BAL telah lama digunakan dalam industri makanan

karena memiliki kemampuan mengubah gula terutama laktosa dan karbohidrat

menjadi asam laktat. Probiotik tersebut memberikan rasa asam yang unik pada

produk olahan susu seperti susu fermentasi, dan juga berperan sebagai pengawet

dengan cara mengurangi pH dan membuat kesempatan organisme merugikan

untuk tumbuh lebih sedikit. Probiotik sering dikonsumsi manusia dikarenakan


9

memiliki beberpa manfaat bagi kesehatan. Sumber alami probiotik

seperti Lactobacillus pada yoghurt dan sauerkraut diklaim mampu meningkatkan

sistem kekebalan tubuh. Probiotik yang baik harus memenuhi syarat yaitu

memberikan dampak baik bagi inang serta mengandung beberapa kelompok

mikroba yang dapat hidup dan bertahan serta dapat membantu metabolisme dalam

usus halus manusia yang berdampak baikuntuk kehidupan mikroflora di usus

halus, probiotik juga harus mampu menempel pada sel epitel usus manusia, dapat

membentuk kelompok atau koloni pada saluran pencernaan, menghasilkan zat anti

mikroba (bakteriosin), dan memberikan efek yang baik pada kesehatan manusia

(Lukito, 2020).

Probiotik tidak membahayakan tubuh serta memiliki efek samping yang

tidak diinginkan. Probiotik harus mampu bertahan dan hidup dalam masa

penyimpanan dan pengolahan bahan makanan, penerapannya yang mudah pada

bahan pangan. Probiotik memiliki ketahanan terhadap proses psikokimia

makanan, memiliki rasa yang enak dan tidak merubah rasa selama penyimpanan

berlangsung (Widiyaningsih, 2011).

Pangan probiotik merupakan makanan atau minuman yang memiliki

kandungan bakteri yang menguntungkan bagi kesehatan tubuh manusia. Bakteri

yang paling umum digunakan terutama pada produk susu fermentasi yaitu bakteri

asam (Lactobacilli dan Bifidobacterium). Beberapa contoh pangan probiotik hasil

fermentasi susu adalah yoghurt, yakult, susu asidofilus, dan sebagainya.

Disamping memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, produk hasil fermentasi susu

juga memberikan manfaat kesehatan terapeutik. Salah satu manfaat yang

didapatkan adalah dengan adanya bakteri tersebut didalam saluran pencernaan


10

dapat memperbaiki komposisi mikroflora usus sehingga pencernaan di dominansi

Oleh bakteri-bakteri yang menguntungkan kesehatan (Yunia8stuti, 2014).

Selain untuk menjaga dan memperbaiki mikroflora usus terdapat manfaat

lain dari minuman probiotik seperti memperbaiki pencernaan protein susu dan

laktosa sehingga dapat mencegah lactose intorerance. Bakteri probiotik dapat

menekan pertumbuhan mikroba patogen di usus sehingga mampu mengatasi

masalah diare. Minuman probiotik dapat menurunkan kemungkinan terserang

kanker kolon dikarenakan efeknya yang dapat meningkatkan aktivitas peristaltik

di usus sehingga memicu keluarnya materi feses yang didalamnya terdapat enzim

serta zat karsinogenik dati bakteri patogen (Widodo, 2017).

Hal yang paling berpengaruh keberhasilan pada proses pembuatan

minuman laktat merupakan konsentrasi starter dan lama fermentasi. Faktor

tersebut berperan penting serta memiliki pengaruh terhadap karakterisik dari

minuman laktat (Suharyono dan Kurniadi, 2010). Untuk dapat dikatakan

minuman probiotik maka suatu produk probiotik setidaknya harus mengandung

107 cfu/mL, selain itu mikroba tersebut harus tahan selama proses pengolahan

ataupun penyimpanan dan mampu hidup hingga saluran pencernaan (Sintasari,

dkk., 2014). Agar mikroba daoat tumbuh dengan baik maka ada hal yang harus

diperhatikan seperti kondisi optimum untuk pertumbuhan mikroba tersebut.Oleh

itu nutrisi media sebagai sumber energi harus diperhatikan, sumber nutrisi

mikroba pada minuman probiotik berasal dari gula (sukrosa dan laktosa).

Konsentrasi gula yang ditambahkan alan mempengaruhi pertumbuhan dan

aktivitas dari bakteri asam laktat (Hayek dan Ibrahim, 2013). Standar Nasional

Indonesia untuk minuman probiotik dapat dilihat pada lampiran (Lampiran 1).
11

Bakteri Asam Laktat (BAL)

BAL atau Bakteri Asam Laktat adalah bakteri yang dapat mengubah

sumber karbohidrat menjadi asam laktat selama proses fermentasi (Salminen dan

Wright, 1993). Penggunaan bakteri asam laktat digunakan secara luas di industri

pangan sebagai kultur starter untuk berbagai ragam fermentasi daging, susu,

sayuran dan rerotian atau bakeri. Peran utama dari BAL pada produk fermentasi

adalah untuk memperbaiki citarasa makanan. Namun bakteri ini juga memiliki

kemampuan untuk memperpanjang masa simpan makanan, oleh karena itu

penerapan bakteri asam laktat semakin luas, bakteri asam laktat dipergunakan

dengan tujuan pengawetan pangan baik terhadap produk fermentasi dan non

fermentasi.

Pada awalnya bakteri asam laktat dibagi menjadi empat yaitu genus

Lactobacillus, Leuconostoc, Streptococcus, dan Pediococcus. Pembagian tersebut

dilandasi atas ciri morfologi, tipe fermentasi, kemampuan untuk tumbuh pada

suhu yang berbeda, sifat stereospesifik (D atau L laktik), serta toleransi terhadap

asam dan basa.Seiring dengan berkembangnya penelitian, pembagiannya

berkembang sehingga genus Lactobacillus menjadi Lactobacillus dan

Carnobacterium.

Sedangkan genus Streptococcus menjadi empat yaitu Streptococcus,

Lactococcus, Vagococcus, dan Enterococcus. Genus Pediococcus menjadi

Pedicoccus, Tetragenococcus dan Aerococcus, untuk genus Leuconostoc

tetap.Klasifikasi yang baru tersebut dihasilkan dengan rnempertimbangkan

komposisi asam lemak pada membran sel, motilitas dan urutan rRNA, serta

persen guanin dan sitosin pada DNA (Pot et al., 1994).


12

Manfaat yang akan didapatkan dengan mengonsumsi produk bakteri asam

laktat antara lain dapat memperbaiki daya cerna laktosa, mengendalikan bakteri

patogen di dalam saluran pencernaan, penurunan kolestrol, menghambat tumor,

antimutagenik, antikarsinogenik, menstimulasi sistem imun, mencegah sembelit,

menghasilkan vitamin B, dan menginaktivasi senyawa beracun.

Bakteri L.casei merupakan golongan BAL yang sering dijumpai pada

makanan fermentasi, produk olahan ikan, daging, susu dan buah-buahan. L.casei

merupakan bakteri gram positif, anaerob, berbentuk batang, tidak membentuk

spora, menghasilkan asam laktat dalam jumlah banyak.L.casei merupakan starter

pada produk minuman fermentasi.Bakteri ini merupakan bakteri asam laktat

homofermentatif, yaitu bakteri yang mampu memfermentasi glukosa menjadi

asam laktat dalam jumlah yang besar dan dapat menghasilkan asam sitrat dalam

jumlah yang kecil, yang mempengaruhi cita rasa minuman fermentasi laktat.Dari

penelitian ini juga diharapkan dapat ditemukan jenis bakteri asam laktat(BAL)

yang menghasilkan karakteristikminuman fermentasi laktat (probiotik) terbaik.

Bakteri asam laktat yang sering digunakan meliputi Lactobacillus acidophilus,

Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei dan Streptococcus thermophilus

(Rizal, dkk., 2016).

Bakteri asam laktat mempunyai efek pengawetan karena menghasilkan

senyawa-senyawa yang mampu menghambat pertumbuhan berbagai mikroba.

Sebagian besar efek antimikroba ini disebabkan oleh pembentukan asam laktat

dan asam asetat serta penumnan pH yang dihasilkan. Selain itu bakteri asam laktat

juga menghasilkan senyawa-senyawa penghambat lain seperti hidrogen peroksida,

diasetil, karbondioksida, reuterin dan bakteriosin (De Vuyst dan Vandamme,


13

1994). Telah diteliti efek penghambatan bakteri asam laktat dan senyawa yang

dihasilkan terhadap beberapa bakteri pembusuk dan patogen yang banyak

mencemari bahan pangan. Diantaranya yang banyak dilakukan adalah penelitian

efek penghambatan bakteri asam laktat terhadap Listeria monocytogenes.

Daun Ruku-Ruku

 Ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum L.) merupakan tanaman perdu yang

dapat tumbuh dengan mudah di tempat terbuka. Bentuk tanaman ini mirip dengan

kemangi (Ocimum canum Sims). Tanaman ruku-ruku dapat tumbuh hingga 150

cm, memiliki batang kayu, memiliki bulu, bercabang dan berakar tunggang.

Ruku-ruku memiliki daun yang berwarna hijau sampai hijau kecoklatan, aroma

yang khas dan memiliki rasa yang agak pedas. Sinonim dari tumbuhan ruku-ruku

(Ocimum sanctum L.) adalah Ocimum tenuiflorum L., Ocimum americanum L. (O.

canum Sims), Ocimum gratissimum L., Ocimum basilicum L., dengan nama

daerah lute, lampes, kemangi, kemangek, uku-uku, lufe-lufe. Penampakan daun

ruku-ruku dapat dilihat pada Gambar 1 (Sumber:balittro.litbang.pertanian.go.id).

Gambar 1. Tanaman Ruku-Ruku


14

Klasifikasi tanaman ruku-ruku (Tjitrosoepomo, 2002) adalah sebagai

berikut:

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Subkelas : Sympetalae

Bangsa : Tubiflorae

Suku : Labiatae

Marga : Ocimum

Spesies :Ocimumtenuiflorum L.

Ocimum basilicum L. dan Ocimum tenuiflorum L. memiliki kandungan

senyawa-senyawa fitokimia penting yang telah dilaporkan memberikan

perlindungan terhadap beberapa penyakit kronis karena aktivitas anti inflamasi

dan antioksidannya (Gajula, dkk., 2009). Senyawa yang terkandung di dalam

tanaman ruku-ruku adalah senyawa flavonoid, fenol, triterpenoid, alkaloid, tanin

dan saponin. Tanaman ruku-ruku dapat digunakan untuk mengobati beberapa

penyakit seperti diabetes, darah tinggi, kolesterol, bahkan digunakan dalam

pengobatan dasar pada gangguan lambung, hati, saluran pernafasan dan saluran

pencernaan (Sankhalkar dan Vernekar, 2016).

Tanaman ruku-ruku atau basil kaya akan minyak esensial yang biasanya

digunakan pada industri konfeksioneri, bumbu, sosis daging, saus salad, minuman

non alkohol dan juga es krim. Bagian-bagian dari tanaman ini seperti daun,

bunga, dan batang biasanya digunakan untuk menyembuhkan penyakit seperti

penyakit kulit, demam, batuk, pilek, mual, ataupun pembengkakan. Basil juga
15

dilaporkan memiliki sifat anti alergi dan anti kanker (Hakkim, dkk, 2007).

Tanaman ruku-ruku mengandung minyak atsiri sebanyak 0,055%. Minyak

atsiri pada tanaman ruku-ruku terdiri dari 41 komponen diantaranya terdapat 10

komponen yang memiliki kandungan diatas 2% yaitu asam etil heksadekanoat

(19,33 %), asam etil oktadekanoat (15,39 %), asam etil 9-oktadekenoat (11,30 %),

metil eugenol (8,69 %), zerumbona (4,76 %), asam etil heptadekanoat (2,60%),

asam metil heksadekanoat (2,49 %), asam etil linoleat (2,30 %), germakrena-D

(2,19 %), dan p-elemena (2,19 %) (Sulianti, 2008).

Menurut hasil penelitian dari Sankhalkar dan Vernekar (2016) tanaman

ruku-ruku memiliki potensi antioksidan dan fitokimia yang tinggi. Pada

penelitiannya daun ruku-ruku diekstraksi dengan menggunakan pelarut methanol.

Pada penelitian Sopianti dan Sari (2018) daun ruku-ruku diekstrak dengan

beberapa pelarut berbeda diantaranya akuades, etanol, eter,etil asetat. Ekstrak

ruku-ruku mengandung flavonoid, fenolik, dan tannin dalam jumlah yang

besar.Studi tersebut menunjukkan bahwa tanaman ruku-ruku memiliki antioksidan

alami yang signifikan dan berguna untuk melawan tenkanan oksidatif.

Kulit Jeruk Manis

Jeruk manis adalah salah satu jenis jeruk di Indonesia yang memiliki ciri

tangkai daun mempunyai sayap dan bunganya berwarna putih. Tanaman jeruk

manis mempunyai batang yang dapat mencapai ketinggian 6 m, bercabang

banyak, tajuk daun bundar, dan berbuah satu kali setahun. Buah jeruk manis

memiliki bentuk bulat, berukuran besar, bertangkai kuat, memiliki kulit buah yang

berwarna hijau sampai kuning mengkilat (Rukmana, 2003). Penampakan jeruk

manis dapat dilihat pada Gambar 2 (Sumber: kampustani.com).


16

Gambar 2. Jeruk manis

Buah jeruk memiliki bentuk yang bulat atau hampir bulat, berukuran agak

besar dan berwarna hijau sampai kuning mengkilat. Adapun susunan dari buah

jeruk yaitu terdiri dari kulit luar (albedo), kulit dalam (flavedo), segmen buah

(endocarp) yang tersusun atas gelembung-gelembung kecil yang berisi air dan

dibalut segmen (endocarp) berwarna oranye, lunak, dan memiliki tekstur yang

halus, dan memiliki rasa yang manis sampai asam segar (Cahyono, 2005).Jeruk

manis memiliki taksonomi menurut, sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)

Sub Divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)

Kelas : Dicotyledonae (biji berkeping dua)

Ordo : Rutales

Famili : Rutaceae

Genus : Citrus

Spesies : Citrus sinensis Osb. Zin.Citrus aurantium L.


17

Kandungan kimia utama pada buah jeruk adalah flavonoid yaitu flavonoid

polymethoxylated, terpenoid seperti limonene dan linalool, dan minyak atsiri

lainnya adalah bahan utama kulit jeruk. Kulit jeruk menghasilkan minyak esensial

yang berasal dari sel-sel kulit jeruk (Erukainure, dkk., 2012). Kandugan kimia

kulit jeruk diantaranya flavon glycosides (neohesperidin, naringin, hespiridin,

narirutin), triterpen (limonene, citrol), pigmen, polymethoxylated flavones

(tangeretin, nobiletin), flavonoids, citacridone, cibrasine dan noradrenaline.

Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15 atom

karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6- C3-C6, yaitu dua cincin aromatik

yang dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk

cincin ketiga. Flavonoid terdapat dalam semua tumbuhan hijau sehingga dapat

ditemukan pada setiap ekstrak tumbuhan (Markham, 1988). Golongan flavonoid

dapat digambarkan sebagai deretan senyawa C6-C3-C6.

Flavonoid merupakan kandungan khas tumbuhan hijau dengan

mengecualikan alga. Flavonoid sebenarnya terdapat pada semua bagian tumbuhan

termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari, nektar, bunga, buah dan biji.

Penyebaran jenis flavonoid pada golongan tumbuhan yang terbesar, yaitu

angiospermae. Flavonoid adalah senyawa polar yang larut dalam pelarut polar

seperti etanol, metanol, butanol, air, dimetil sulfoksida (DMSO) dan dimetil

formamida (DMF).

Gula yang terikat pada flavonoid (bentuk umum yang ditemukan)

menyebabkan flavonoid lebih mudah larut dalam senyawa polar.Senyawa

flavonoid juga dapat menghambat penggumpalan keping-keping sel darah,

merangsang produksi nitrit oksida yang dapat melebarkan (relaksasi) pembuluh


18

darah dan juga dapat menghambat pertumbuhan sel kanker (Winarsi, 2007).

Struktur kimia senyawa flavonoid dapat dilihat pada Gambar 3 dibawah ini

(Sumber: researchgate.net).

Gambar 3. Struktur flavonoid

Produk olahan sampingan dari kulit jeruk dapat menjadi salah satu sumber

nutrisi yang kaya akan flavonoid alami. Kulitnya yang mewakili kira-kira

setengah dari buahmassa, mengandung konsentrasi flavonoid tertinggi dalam buah

jeruk. Kulit jeruk yang jumlahnya setengah massa dari buah jeruk seringkali

tidak termanfaatkan dan menjadi limbah. Hal tersebut sangat disayangkan

melihat potensi dari kulit jeruk yang memiliki kandungan bioaktif sebagai

antioksidan alami seperti asam fenolik dan flavonoid yang bermanfaat bagi

kesehatan (Tumbas, dkk., 2010).

Kulit jeruk merupakan salah satu sumber polifenol yang melimpah (asam

fenolik, flavanon, flavanol, dan flavon). Secara khusus, kulit jeruk kaya akan

flavon polymethoxylated yang jarang ditemukan di tanaman lain. Senyawa fenolik

tidak hanya terdapat pada bagian buah jeruk yang dapat dimakan, tetapi juga

terdapat pada bagian yang tidak dapat dimakan (terutama kulit jeruk) dengan

berbagai fungsi biologis. Selain itu, terdapat pula variasi komposisi senyawa

fenolik yang berbeda pada keduanya. Kulit jeruk berlimpah dalam flavanon yang

kurang polar serta aglikon flavon dan polimetoksiflavon (Ballistreri, dkk., 2019).
19

Sumber utama asam fenolik buah jeruk terletak pada kulitnya. Jumlah

asam fenolik bebas dan terikat secara signifikan lebih tinggi di kulit buah

dibandingkan daging buah (Gorinstein, dkk., 2001). Empat asam hidroksisinamat

(caffeic, p-coumaric, ferulic dan asam sinapic) dalam bentuk bebas dan terikat

diketahui terdapat dalam ekstrak metanol kulit jeruk (Citrusmicrocarpa). Kulit

jeruk manis mengandung asam fenolik terikat konsentrasi tinggi (terikat pada

dinding sel buah melalui ikatan ester dan glikosidik) dibandingkan asam fenolat

bebas (Cheong, dkk., 2012). Asam klorogenat, kafeat dan ferulat merupakan

asam fenolik utama dalam ekstrak kulit mandarin (Ferreira, dkk., 2018). Struktur

senyawa fenol dapat dilihat pada Gambar 4 (Sumber: pspk.fkunisulla.ac.id)

Gambar 4. Senyawa fenolik

Secara umum kandungan antioksidan alami pada kulit jeruk lebih banyak

dibandingkan pada buahnya. Menurut penelitian kulit jeruk manis memiliki

kemampuan menangkal radikal bebas. Komponen penangkal radikal bebas pada

kulit jeruk manis yang utama yaitu flavonoid dan asam fenolik, juga terdapat

beberapa turunannya. Informasi ini mungkin akanbermanfaat untuk pemanfaatan

kulit jeruk manis pusar sebagaiantioksidan dalam makanan dan obat-obatan

(Anagnostopoulou, dkk., 2016).


20

Air Kelapa

Air dari kelapa yang masih muda, umumnya diminum segar atau bersama

daging kelapanya dijadikan minuman. Produk ini sangat digemari konsumen

karena aroma dan kelezatannya. Tetapi karena buah kelapa muda hanya berdaya

simpan 2-3 hari, menyebabkan aroma dan kelezatannya hanya dinikmati oleh

konsumen tertentu. Pemanfaatan air kelapa masih terbatas pada pembuatan nata

de coco dan belum dimanfaatkan untuk produk lain. Padahal air kelapa memiliki

komposisi gizi yang baik, sehingga dapat digunakan sebagai bahan baku minuman

sehat.

Air kelapa muda adalah salah satu minuman alami yang memiliki nilai gizi

yang cukup baik. Selain dapat mengurangi rasa haus, meminum air kelapa juga

dapat menahan rasa lapar. Air kelapa merupakan bagian dari tanaman kelapa yang

dapat dikonsumsi. Air kelapa muda memiliki rasa yang manis dan menyegarkan.

Dalam air kelapa mengandung total gula sebesar 5,6%. Selain memiliki sejumlah

makro dan mikromineral, juga mengandung vitamin dan protein meskipun dalam

jumlah yang kecil. Meskipun kandungan protein air kelapa muda hanya 0,1%,

tetapi arginin (12,75%), alanin (2,41%), sistein (1,17%), dan serin (0,91%)

merupakan empat jenis asam amino yang lebih tinggi dibanding dengan yang

terkandung pada protein susu sapi (Grimwood, 1979). Penampakan air kelapa

dapat dilihat pada Gambar 5.


21

Gambar 5. Air kelapa


(Sumber: klikdokter.com)

Susunan zat gizi yang ada pada air kelapa sangat mendekati komposisi

cairan isotonik, yaitu cairan yang sangat sesuai dengan cairan tubuh. Komposisi

kimia air kelapa tergantung dari varietas, derajat maturitas (umur), dan faktor

iklim. pH berkisar 3,5-6,1, air kelapa memiliki rasa dan aroma yang khas karena

adanya komponen aromatik dan folatil.

Kandungan gula maksimal tercapai pada bulan keenam umur buah,

kemudian menurun dengan semakin tuanya kelapa. Jenis gula yang terkandung

glukosa, fruktosa, sukrosa, dan sorbitol. Gula-gula inilah yang menyebabkan air

kelapa muda terasa lebih manis dibandingkan air kelapa tua. Secara umum

kadarnya tidak kurang dari 250 mL per butir. Adapun komposisi kimia air kelapa

muda dan air kelapa tua dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.Komposisi air buah kelapa muda


Komposisi Jumlah Komposisi Jumlah
Kalori 17,4 kkal Kadar mineral
Kadar air 95,5 % Nitrogen 432 mg/l
Kadar lemak <0,1 % Fosfor 186 mg/l
Kadar protein 0,1 % Kalium 7300 mg/l
Kadar abu 0,4 % Kalsium 994 mg/l
Kadar karbohidrat 4,0 % Magnesium 262 mg/l
Total gula 5,6 % Klorida 1830ppm
Gula pereduksi 5,4 % Sulfur 35,40 ppm
Jenis asam amino Besi 11,54 ppm
22

Glutamat 14,5 % Mangan 49 ppm


Arginin 12,75 % Seng 18 ppm
Leusin 4,18 % Tembaga 0,80 ppm
Lisin 4,51 % Jenis Vitamin
Prolin 4,12 % Vitamin C 2,2-3,4
mg/100 mL
Aspartam 3,60 % Vitamin B kompleks
Tirosin 2,83 % Asam nikotin 64 µg/100 mL
432 2,41 % Asam pantotenat 52 µg/100 mL
Histidin 2,05 % Biotin 2 µg/100 mL
Fenilalanin 1,23 % Vitamin B2 <0,01 µg/100
mL
Serin 0,91 % Asam folat 0,3 µg/100
mL
Sistein 1,17 % Vitamin B1 Sedikit
Sumber: Barlina (2004)

Air kelapa mengandung 12 jenis asam amino, tujuh di antaranya adalah

esensial, yaitu arginin, leusin, lisin, tirosin, histidin, dan fenilalanin. Asam

glutamat adalah jenis asam amino yang paling tinggi terdapat pada daging kelapa

muda. Asam glutamat juga yang paling tinggi dimana asam glutamat merupakan

nutrisi penting untuk otak. Nilai gizi air kelapa berada pada tingkat maksimal pada

umur buah 8 bulan dan mineral kalium adalah yang paling tinggi. Air kelapa juga

di klaim dapat menyembuhkan beberapa jenis penyakit (Kemala, dan Velayutham,

1978).

Penelitian Sebelumnya

Berdasarkan penelitian dari Pranayanti dan Sutrisno (2015) air kelapa

muda merupakan salah satu media fermentasi yang baik. Salah satu produk hasil

fermentasi yang dapat dihasilkan dari fermentasi air kelapa muda adalah minuman

probiotik. Proses fermentasi air kelapa untuk menghasilkan minuman probiotik

dilakukan dengan memanfaatkan starter Lactobacillus casei strain Shirota.

Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif yang menggunakan dua


23

faktor yaitu konsentrasi sukrosa dan lama proses fermentasi dan menghasilkan

hasil yang baik.

Berdasarkan penelitian Mandei, dkk (2019) minuman probiotik air kelapa

ditambahkan dengan sari wortel hal ini dilakukan untuk meningkatkan kandungan

gizi dari minuman probiotik yang dihasilkan. Penambahan sari wortel diharapkan

dapat menghasilkan minuman probiotik yang memiliki kandungan pro vitamin A

yang cukup tinggi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yaitu rasio perbandingan air

kelapa dan sari wortel dan persentase penggunaan susu skim. Starter yang

digunakan dalam pembuatan minuman probiotik ini adalah yakult dan biokul

plain.

Berdasarkan penelitian Sari dan Catarina (2020) diketahui bahwa dalam

pembuatan minuman probiotik dengan berbahan dasar sari buah semangka kuning

dan semangka merah. Starter yang digunakan merupakan Lactobacillus casei

Strain Shirota yang diperoleh dari minuman probiotik yakult. Pembuatan

minuman probiotik sari semangka ini menggunakan starter sebanyak 4% dan

kemudian diikubasi pada suhu 37 oC selama 8 jam.

Berdasarkan penelitian dari Dewi (201 9) limbah kulit jeruk masih dapat

dimanfatkan, salah satunya diolah menjadi ekstrak kulit jeruk. Ekstrak kulit jeruk

memiliki manfaat sebagai antioksidan dan antibakteri alami. Kulit jeruk manis

diekstrak dengan menggunakan metode maserasi sebelum diaplikasikan kedalam

produk. Pada penelitian yang dilakukan, ekstrak pekat kulit jeruk yang diperoleh

terlebih dahulu diencerkan menggunakan akuades dengan konsentrasi 1%.


24
BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2021 di Laboratorium

Analisa Kimia Bahan Pangan Program Studi Teknologi Pangan Fakultas

Pertanian, Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Teknologi Pangan Fakultas

Pertanian Sumatera Utara, Laboratorium Riset dan Teknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

Bahan Penelitian

Bahan yang utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah digunakan

dalam penelitian adalah air kelapa dan kulit jeruk manis yang diperoleh dari pasar

tradisional Martubung, Medan Labuhan. Daun ruku-ruku yang berasal dari Desa

Rukun Jaya, Kecamatan Natal, Kabupaten Mandailing Natal. Serta bahan lainnya

yaitu susu skim, CMC, gula, minuman probiotik komersial (yakult dan biokul

plain) dan air mineral.

Reagensia Penelitian

Reagensia yang digunakan pada penelitian ini adalah akuades, NA

(Nutrien Agar), methanol (p.a.), kuarsetin, DPPH (2,2-difenil-1-pikrihidrazil),

DCIP (2,6-diklorofenolindofenol), asam askorbat, natrium bikarbonat (NaCO3),

asam oksalat, alumunium klorida(AlCl3), dan natrium asetat (CH3COONa).

Alat Penelitian

Alat yang digunakan pada pembuatan produk adalah wadah kaca, kompor,

panci, timbangan, blender, baskom, saringan dan sendok stainless steel. Alat

untuk pengujian mutu adalah gelas ukur, labu tera, gelas beaker, fleaker, tabung

reaksi, kertas saring, hot plate,cawan petri, corong, pipet tetes, erlenmeyer, spuit,

25
26

spatula, alumunium foil, cling wrap, stirrer, vortex, shaker, handrefraktometer,

inkubator, pH meter, autoclave, laminar dan spektofotometer UV-Vis.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode RSM (Response

Surface Methode) dengan menggunakan Design Expert 13.0.0. dengan kisaran

nilai varian bebas seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Kisaran nilai variabel bebas


Komponen Variabel Faktor (%) Nilai minimal Nilai maksimal
A Ekstrak ruku-ruku 2 5
B Ekstrak kulit jeruk 1 2

Model Rancangan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode RSM (Response

Surface Methode) Central Composite experimental Design (CCD) dengan

menggunakan Design Expertv.12.0. Perbandingan ketepatan antara prediksi dan

hasil penelitian dengan Analysis Of Variance (ANOVA) (Febrianti, 2018).

Formulasi bahan penyusun minuman probiotik bedasarkan program Design

Expert 13.0.0 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Formulasi penambahan ekstrak pada minuman probiotik air kelapa


Variabel Bebas / Faktor (%)
Formula
Ekstrak Daun Ruku-Ruku Ekstrak Kulit Jeruk
1 1,4 1,5
2 3,5 0,8
3 5 1
4 5 2
5 3,5 2,2
6 3,5 1,5
7 3,5 1,5
8 3,5 1,5
9 3,5 2
10 5,6 1,5
11 2 1
12 3,5 1,5
13 3,5 1,5
27

Tahapan Penelitian

Tahap I: Ekstraksi daun ruku-ruku

Daun ruku-ruku yang masih segar dicuci bersih dan dikeringkan dibawah

sinar matahari. Daun ruku-ruku yang telah kering dihaluskan menggunakan

blender, kemudian diayak dengan menggunakan ayakan 60 mesh. Bubuk daun

ruku-ruku sebanyak 50 g di rendam dengan akuades dengan perbandingan 1:10.

Dilakukan maserasi selama 24 jam pada suhu dingin. Penyaringan dilakukan

menggunakan kertas saring untuk mendapatkan ekstrak cair. Hasil ekstrak yang

didapatkan dilakukan pengenceran yaitu dengan penambahan air mineral dengan

perbandingan 1:1.

Tahap II: Pembuatan ekstrak kulit jeruk

Kulit jeruk dibersihkan denga air mengalir hingga bersih. Kemudian kulit

jeruk dipotong dengan ukuran 5 cm dan dilakukan steaming pada suhu 85 oC

selama 10 menit. Kemudian dijemur dibawah sinar matahari setelah itu diblender,

bubuk kulit jeruk manis yang masih kasar dilakukan pengayakan menggunakan

ayakan 60 mesh. Metode ekstraksi kulit jeruk mengutip metode ekstraksi d,udah

dkk (2015) dengan sedikit modifikasi.

Sebanyak 50 g bubuk kulit jeruk direndam dalam akuades dengan

perbandingan 1:10, dan dilanjutkan dengan agitasi pada suhu ruang selama 2 jam.

Setelah itu dilakukan maserasi selama 24 jam pada suhu ruang. Setelah

mendapatkan ekstrak dilakukan penyaringan menggunakan kertas saring untuk

mendapatkan ekstrak cair. Hasil ekstrak kulit jeruk manis yang didapatkan

dilakukan pengenceran yaitu dengan penambahan air mineral dengan

perbandingan 1:1.
28

Tahap III:Pembuatan minuman probiotik dari air kelapa

Air kelapa disaring dan dipasteurisasi pada suhu 80°C selama 10 menit.

Ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk ditambahkan sesuai dengan

formulasi pada Tabel 5, susu skim 3% dan gula pasir 10% (b/b) ke campuran air

kelapa dan dihomogenisasi. Seluruh campuran dipanaskan pada suhu 80ºC selama

10 menit, selanjutnya suhu diturunkan sampai 37ºC, kemudian ditambahkan CMC

sebanyak 0,2 %. Untuk pembuatan minuman probiotik dari air kelapa dilakukan

penambahan starter bakteri asam laktat yang berasal dari yogurt komersial (biokul

plain). Starter disiapkan dengan cara menimbang yogurt sebanyak 3% dari berat

air kelapa. Starter dimasukkan ke dalam campuran air kelapa yang suhunya telah

mencapai 37 oC kemudian diaduk dan dituang ke dalam wadah, diinkubasi pada

suhu 37ºC selama 24 jam. Minuman probiotik dari air kelapa disimpan pada

refrigerator suhu ± 5°C sebelum dianalisa. Formulasi minuman probiotik air

kelapa dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5.Formulasi minuman probiotik per 500 mL air kelapa


Perlakuan Formulasi Bahan
Ekstrak Ekstrak Susu Gula CMC Biokul Yakult
Daun Kulit Skim (g) (mL) (g) (mL)
Ruku-Ruku Jeruk (g)
(mL) (mL)
1 1,4 1,5 15 50 0,5 15 10
2 3,5 0,8 15 50 0,5 15 10
3 5 1 15 50 0,5 15 10
4 5 2 15 50 0,5 15 10
5 3,5 2,2 15 50 0,5 15 10
6 3,5 1,5 15 50 0,5 15 10
7 3,5 1,5 15 50 0,5 15 10
8 3,5 1,5 15 50 0,5 15 10
9 3,5 2 15 50 0,5 15 10
10 5,6 1,5 15 50 0,5 15 10
11 2 1 15 50 0,5 15 10
12 3,5 1,5 15 50 0,5 15 10
13 3,5 1,5 15 50 0,5 15 10
29

Pengamatan dan Metode Pengukuran Data

Pengamatan dan pengukuran data dilakukan dengan cara analisis terhadap

parameter fisik, kimia dan sensori meliputu derajat keasaman (pH), total Bakteri

Asam Laktat (BAL), aktivitas antioksidan, analisis flavonoid, kadar vitamin C,

total asam tertitrasi, total padatan terlarut, uji sensori warna, aroma, rasa, dan

viskositas.

Uji pH

pH sampel diukur dengan pH meter sesuai dengan SNI-06-6989-11-

2004. Sampel dilarutkan dalam akuades 20 mL. Alat pH meter dikalibrasi dengan

larutan penyangga sesuai instruksi kerja alat setiap kali akan melakukan

pengukuran. Prosedurnya adalah dengan mengeringkan elektroda dengan kertas

tisu. Setelah itu, elektroda dibilas dengan akuades, dan selanjutnya elektroda

dibilas dengan contoh uji. Kemudian elektroda dicelupkan ke dalam contoh uji

sampai pH meter menunjukkan pembacaan yang tetap, dan terakhir dilakukan

pencatatan hasil pembacaan skala atau angka pada tampilan dari pH meter.

Total bakteri asam laktat (BAL)

Pengujian total bakteri asam laktat dilakukan berdasarkan metode dari

Rizal., dkk (2016) yang diawali dengan membuat larutan NA (Nutrien Agar).

Persiapan alat dan bahan

22,5 g Nutrien Agar dilarutkan dalam 1 liter akuades dan dipanaskan

hingga larut dan mendidih. Kemudian media dan alat dikemas dengan

menggunakan plastik HDPE dan dimasukkan ke dalam autoclave untuk


30

disterilkan pada suhu 121°C selama 30 menit. Pengujian dilakukan dalam laminar

yang telah disterilkan dengan alkohol 70%.

Pengujian total bakteri asam laktat

1 mL sampel dimasukkan ke dalam 9 mL larutan garam fisiologis steril.

Dari campuran tersebut diperoleh pengenceran 10-1. Campuran kemudian

dihomogenkan dan diambil 1 mL larutan dari tabung pertama dan dimasukkan ke

dalam tabung reaksi berikutnya yang berisi 9 mL larutan garam fisiologis

sehingga diperoleh pengenceran 10-2 dan seterusnya sampai diperoleh

pengenceran yang sesuai (10-8 sampai dengan 10-10).

1 mL sampel dari pengenceran 108 dan 109 diambil dengan pipet lalu

dimasukkan ke dalam cawan petri steril, kemudian ditambahkan 15 mL media

MRS Agar steril. Kemudian cawan diinkubasi pada suhu 37 oC selama 48 jam dan

dihitung koloni yang tumbuh menggunakan Colony Counter. Total koloni yang

terhitung harus memenuhi standar International Comission Microbiology Food

(ICMF) yaitu antara 30 sampai 300 koloni per cawan petri.

Perhitungan total bakteri asam laktat (BAL)

Total bakteri asam laktat (BAL) dihitung dengan rumus:

1
Total Bakteri Asam Laktat = N ×
FP

FP = Faktor pengenceran (Pengenceran × jumlah yang ditumbuhkan)

N = Jumlah koloni sampel

Aktivitas antioksidan

Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH.

Pembuatan larutan DPPH


31

Sebanyak 4,7 µg DPPH ditimbang dan dilarutkan dengan menggunakan

metanol p.a. pada labu tera 100 mL yang telah dilapisi alumunium foil. Dilakukan

homogenisasi terhadap larutan.

Pembuatan larutan kontrol

Larutan kontrol disiapkan dengan menambahkan 4 mL metanol p.a. dalam

labu ukur 5 mL yang berisi larutan DPPH 1 mL kemudian dihomogenkan dan

ditentukan absorbansi panjang gelombang pada 517 nm menggunakan

spektofotometer UV-vis.

Persiapan sampel

Disiapkan 5 buah labu tera yang masing-masing telah berisi 1 mL larutan

DPPH. Sampel dimasukkan kedalam labu tera dengan 5 konsentrasi berbeda yaitu

50 µg/mL, 100 µg/mL, 150 µg/mL, 200 µg/mL, dan 250 µg/mL. Absorbansi

sampel diukur pada panjang gelombang 517 nm menggunakan spektofotometer

UV-Vis

Perhitungan aktivitas antioksidan

Persentase inhibisi dihitung dengan rumus :

Absorbansi kontrol – Absorbansi sampel


% Inhibisi= x 100 %
Absorbansi kontrol

Perhitungan aktivitas antioksidan dilambangkan dengan IC50 dengan

membuat persamaan regresi. Konsentrasi larutan sampel sebagai sumbu x dan

persentase inhibisi sebagai sumbu y. Semakin rendah nilai IC 50 menandakan

semakin tinggi peredaman radikal bebas oleh sampel.

Analisis flavonoid

Kadar flavonoid total diuji dengan menggunakan metode AlCl 3 (Haeria,

dkk., 2016).
32

Penentuan kurva standar

Pembuatan kurva standar kuersetin diawali dengan menimbang 10 mg

kuersetin dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL dan ditambahkan metanol p.a.

hingga garis batas, lalu diaduk sehingga menghasilkan larutan induk dengan

konsentrasi 100 µg/mL. Larutan ini diencerkan hingga menghasilkan serangkaian

larutan standar dengan konsentrasi 6 µg/mL, 10 µg/mL, 14 µg/mL, 18 µg/mL, dan

22 µg/mL. Kemudian dari setiap larutan standar diambil dengan menggunakan

pipet sebanyak 2 mL dan ditambahkan aluminium klorida (AlCl3) 10% 0,1 mL;

natrium asetat 1M 0,1 mL; dan akuades 2,8 mL. Lalu, dihomogenkan dan

diinkubasi pada suhu 37oC selama 40 menit. Nilai serapan larutan diukur pada

panjang gelombang 431 nm menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Kurva

kalibrasi dibuat dengan menghubungkan nilai absorbansi (sumbu y) dan

konsentrasi (sumbu x).

Persiapan sampel

Persiapan sampel dilakukan dengan menimbang 10 mg sampel ditambah

dengan 10 mL metanol p.a. sehingga didapatkan konsentrasi larutan sampel 1000

µg/mL. Kemudian dari setiap larutan sampel diambil sebanyak 2 mL dan

ditambahkan aluminium klorida (AlCl3) 10% 0,1 mL; natrium asetat 1M 0,1 mL;

dan akuades 2,8 mL kemudian dihomogenkan dengan menggunakan vortex.

Larutan yang sudah homogen diinkubasi selama 40 menit pada suhu 37 oC atau

dibiarkan pada suhu ruang. Larutan yang sudah diinkubasi selanjutnya diukur

nilai serapannya dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis pada panjang

gelombang 431 nm.

Perhitungan kadar flavonoid


33

Kadar flavonoid dinyatakan dalam satuan Quercetin Equivalent per gram

(QE/g ekstrak) yang dihitung dengan menggunakan rumus :

K x V ( sampel)
Kadar Flavonoid Total = xFP
w

K = konsentrasi sampel yang diperoleh dari persamaan kurva standar (µg/mL)

V = volume sampel (mL)

FP = faktor pengenceran

w = berat sampel (g)

Kadar vitamin C

Pengujian vitamin C dilakukan dengan menggunakan metode dye

(Widiastuti, 2016). Pengujian kadar vitamin C meliputi empat tahap yaitu

pembuatan larutan, penentuan kurva standar, persiapan sampel, dan perhitungan.

Pembuatan larutan dye

100 mg 2,6 diklorofenol indofenol ditambahkan dengan 84 mg NaHCO 3

dan dilarutkan menggunakan 50 mL akuades panas. Larutan diencerkan dengan

akuades sampai volume 100 mL. Larutan kemudian diambil 25 mL dan

dimasukkan kedalam labu tera 500 mL dan diencerkan dengan akuades hingga

batas tera.

Penentuan kurva standar

Kurva standar dibuat dengan menimbang sam askorbat standar sebanyak

100 mg dan dilarutkan hingga volume 100 mL dengan HPO3 2%. Larutan asam

askorbat dipipet kedalam labu tera 5 mL sebanyak 40 µL, 80 µL, 120 µL, 160 µL,

dan 200 µL. Sehingga diperoleh konsentrasi 0,008 mg/mL, 0,016 mg/ mL, 0,024

mg/mL, 0,032 mg/mL, dan 0,040 mg/mL dan diencerkan dengan HPO 3 2%
34

sampai volume 5 mL. Larutan tetrsebut dipindahkan ke tabung reaksi dan

ditambahkan 10 mL larutan dye, dan diukur absorbansinya secara cepat pada

panjang gelombang 518 nm. Kurva standar asam askorbat dibuat dengan

menghubungkan nilai absorbansi dengan konsentrasi asam askorbat.

Persiapan sampel

Bahan ditimbang sebanyak 10 g bahan ke dalam labu 100 mL dan

diencerkan dengan HPO3 2% hingga batas tera. Kemudian diambil larutan 5 mL

sampel ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan dengan cepat larutan dye 10

mL, dihitung absorbansinya dengan panjang gelombang 518 nm.

Perhitungan kadar vitamin C

Perhitungan kadar vitamin C menggunakan rumus :

konsentrasi asamaskorbat x FP x 100


KVC (mg/100g) =
Berat bahan( g)

Pengukuran total asam tertitrasi

Pengukuran total asam dilakukan berdasarkan metode Angelia (2017).

Dihaluskan bahan 100 g menggunakan blender dengan penambahan 100 mL

aquades, kemudian dimasukkan kedalam labu ukur 250 mL dan ditambahkan

aquades sampai batas tera. Disaring menggunakan kertas saring, lalu filtrat yang

diperoleh diambil sebanyak 25 mL dan dititrasi menggunakan NaOH 0,1 N

dengan ditambahkan fenolftalen sebanyak 3 tetes. Total asam tertitrasi dinyatakan

sebagai NaOH 0,1 N per 100 g bahan. Total asam dihitung dengan rumus berikut:

ml NaOH X n NaOH X FP X 100


TAT (%) =
100 g
Penentuan total padatan terlarut
35

Pengukuran total padatan terlarut dilakukan dengan metode dari Muchtadi

dan Sugiono (1992). Sampel ditimbang sebanyak 2 g dan ditambah akuades

sebanyak 18 g (volume total 20 g). Handrefractometer terlebih dahulu di

standarisasi dengan menggunakan akuades. Sampel yang sudah diencerkan

dengan pipet tetes dan diteteskan pada prisma handrefractometer. Pembacaan

skala diamati dan dicatat nilainya. Kadar total padatan terlarut adalah nilai yang

diperoleh dikalikan dengan 10 (faktor pengencer) dan dinyatakan dalam ᴼBrix.

Uji sensori warna, aroma, rasa, dan viskositas

Pengujian organoleptik dengan uji hedonik warna, aroma, rasa, tekstur dan

penerimaan umum ini dilakukan dengan menggunakan metode menurut SNI 01-

2346-2006. Sampel minuman probiotik air kelapa diberi kode acak dan kemudian

dilakukan uji hedonik oleh panelis. Pengujian dilakukan secara organoleptik

berdasarkan tingkat kesukaan (hedonik) dengan skala nilai seperti pada Tabel 6.

Data organoleptik meliputi warna, aroma, rasa dan viskositas dinyatakan dalam

skala numerik. Skala hedonik warna, aroma, rasa dan viskositas dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6. Skala hedonik untuk warna, aroma, rasa, dan viskositas


Skala Hedonik Keterangan
1 Sangat tidak suka
2 Tidak suka
3 Agak tidak suka
4 Netral
5 Agak suka
6 Suka
7 Sangat suka

Optimisasi Minuman Probiotik

Formulasi minuman probiotik dipilih bedasarkan nilai desirability

tertinggi yang diperoleh dari hasil optimasi dengan Respon Surface Methodology
36

(RSM) Central Composite Design (CCD) menggunakan program aplikasi Design

Expert v. 12. Hasil optimasi dilakukan dengan pertimbangan 12 respon uji yang

telah dianalisis dengan ANOVA (Analysis of Variance).


37
33

Daun ruku-ruku

Dicuci dengan air mengalir

Dikeringkan di bawah sinar matahari

Dihaluskan menggunakan blender

Diayak menggunakan ayakan 60 mesh

Bubuk daun ruku-ruku

Ditimbang 50 g

Ditambahkan akuades
dengan perbandingan 1:10

Dimaserasi selama 24 jam

Disaring menggunakan kertas


saring

Ekstrak daun ruku-ruku

Gambar 6. Skema pembuatan ekstrak daun ruku-ruku


38

Kulit jeruk

Dipotong, dicuci, dan disteaming dengan


suhu 85 oC selama 10menit

Dikeringkan di bawah sinar matahari

Dihaluskan menggunakan blender

Diayak menggunakan ayakan 60 mesh

Bubuk kulit jeruk

Ditimbang 50 g

Ditambahkan akuades dengan


perbandingan 1:10

Dimaserasi selama 24 jam

Disaring menggunakan kertas


saring

Ekstrak kulit jeruk


manis

Gambar 7. Skema pembuatan ekstrak kulit jeruk


39

Ditambahkan susu Ditambahkan ekstrak


skim sebanyak 3% daun ruku-ruku dan Air kelapa disaring dan
dan gula pasir ekstrak kulit jeruk dipanaskan pada suhu
sebanyak 10% (sesuaiperlakuan) 80 oC selama 10 menit

Diaduk hingga seluruh


bahanl arut

Didiamkan hingga suhu 37 oC

Penambahan CMC 0,1%

Analisa
Persiapan starter 1. Derajat keasaman
(pH)
2. Total BAL
Penambahan starter 3. Aktivitas
Antioksidan
4. Analisis flavonoid
Diinkubasi Selama 24 jam pada suhu 37 oC 5. Kadar vitamin C
6. Total asam tertitrasi
7. Total padatan
terlarut
8. Uji sensori varna,
Minuman probiotik
aroma, rasa, dan
viskositas

Gambar 8. Skema pembuatan Minuman probiotik


HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Kimia Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan pada pembuatan minuman probiotik adalah

ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis. Bahan baku diekstrak

dengan menggunakan pelarut akuades. Karakteristik kimia dari ekstrak daun ruku-

ruku dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Karakteristik kimia ekstrak akuades daun ruku-ruku


Parameter Hasil Analisa Penelitian
Sebelumnya
pH 7,99 -
Total Flavonoid 11,11±1,30 41,90a
(QE/g)
IC50 (ppm) 52,09±1,95 20,60b
Keterangan: a. Ghasemzadeh, dkk (2016) b. Jutachote, dan Berghofer (2005)

Tabel 7 menunjukkan bahwa total flavonoid ekstrak daun ruku-ruku yang

diperoleh yaitu sebesar 11,11 QE/g ekstrak yang mana menunjukkan hasil yang

lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ghasemzadeh, dkk (2016) dimana berdasarkan penelitiannya diperoleh hasil total

flavonoid sebesar 41,90 QE/g.

Pengujian total flavonoid pada penelitian ini dilakukan dengan

mengeringkan bahan baku yaitu daun ruku-ruku pada suhu 37 oC atau pada sinar

matahari selama 3 hari. Setelah didapatkan daun yang telah kering kemudian

dilakukan penghalusan dengan menggunakan blender dan diayak dengan ayakan

60 mesh. Selanjutnya bubuk daun ruku-ruku dimaserasi menggunakan pelarut

akuades, proses maserasi dilakuakan selama 24 jam di suhu dingin. Sedangkan

pada penelitian Ghasemzadeh, dkk (2016) pembuatan ekstrak dimulai dengan

mengeringkan daun segar menggunakan freeze dryer. Sampel yang telah kering

40
41

kemudian digiling dan diekstraksi menggunakan pelarut air destilasi dengan

perbandingan 1:20. Larutan direfluks menggunakan suhu 65 oC selama 2 jam,

didinginkan dan disaring menggunakan kertas whatman No. 1 kedalam corong

filter, dilanjutkan dengan penguapan menggunakan rotary evaporator.

Syamsul, dkk., (2020) menyatakan bahwa jenis pelarut yang digunakan

untuk ekstraksi dan konsentrasi ekstrak yang ditambahkan pada bahan merupakan

hal-hal yang dapat mempengaruhi rendemen. Selain itu tingginya rendemen dapat

dipengaruhi oleh waktu maserasi yang digunakan dan juga proses remaserasi atau

proses perendaman kembali bahan yang telah diekstrak sebelumnya (Hasnaeni,

dkk., 2019).

Berdasarkan Tabel 7 nilai IC50 dari ekstrak daun ruku-ruku diperoleh hasil

yaitu sebesar 52,09 ppm dimana lebih tinggi dibandingkan dengan penelitian

Jutachote, dan Berghofer (2005) yaitu sebesar 20,6 ppm. Merutut literatur dari

Filbert, dkk (2014) rendahnya nilai IC50 menunjukkan kemampuan antioksidan

yang baik dalam menyerap radikal bebas. Hal ini disebabkan oleh perbedaan jenis

pelarut yang digunakan.

Pada penelitian Jutachote dan Berghofer (2005) pelarut yang digunakan

untuk mengekstrak daun ruku-ruku adalah etanol dan air dengan perbandingan 3:1

(v/v). Meskipun sama-sama pelarut polar, akan tetapi etanol memiliki kelebihan

dalam hal ekstraksi dibandingkan dengan pelarut lain seperti methanol ataupun

air. Senyawa-senyawa kimia akan lebih larut didalam etanol daripada akuades dan

methanol (Azizah dan Salamah., 2013). Pada penelitian ini jenis pelarut yang

digunakan untuk ekstraksi daun ruku-ruku adalah akuades sehingga diperoleh

nilai IC50 yang lebih tinggi.


42

Karakteristik kimia dari ekstrak akuades kulit jeruk manis dapat dilihat

pada Tabel 8.

Tabel 8. Karakteristik kimia ekstrak akuades kulit jeruk manis


Parameter Hasil Analisa Penelitian Sebelumnya
pH 4,83 -
Total Flavonoid (QE/g) 6,05±0,85 13,79a
IC50 (ppm) 75,64±1,63 67,90b
Kadar Vitamin C 23,23±0,14 108c
(µg/100 g)
Keterangan: a. Chen, dkk., (2017) b. Shehata, dkk., (2021) c. Anagnostopoulou, dkk., (2006)

Tabel 8 menunjukkan bahwa kandungan total flavonoid ekstrak kulit jeruk

manis yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebesar 6,05 QE/gram. Hasil

tersebut lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian dari Singh, dkk (2020)

dimana pada penelitiannya hasil total flavonoid untuk kulit jeruk manis yaitu

sebesar 13,79 QE/g.

Pada pengujian total flavonoid kulit jeruk manis dilakukan dengan

mengeringkan kulit jeruk manis segar dibawah sinar matahari selama 3 hari

hingga didapatkan kulit jeruk yang kering. Setelah itu dilakukan penghalusan kulit

jeruk menjadi bubuk menggunakan blender dan diayak dengan menggunakan

ayakan 60 mesh. Maserasi bubuk kulit jeruk manis dilakukan dengan

menggunkan pelarut akuades dengan perbandingan 1:10. Maserasi dilakukan

selama 24 jam disuhu ruang.

Waktu dan suhu optimum selama proses maserasi merupakan salah satu

faktor yang dapat mempengaruhi rendemen yang dihasilkan. suhu yang semakin

tinggi dapat menyebabkan gerakan partikel ke pelarut semakin cepat karena suhu

mempengaruhi nilai koefisien transfer masa dari suatu komponen. Peningkatan

suhu menjadi penyebab melemahnya permeabilitas sel hingga dapat

mempermudah pelarut dalam mengekstraksi senyawa aktif yang terkandung alam


43

suatu bahan hingga diperoleh rendemen yang maksimal (Ramadhan dan Phasa,

2010).

Nilai IC50 yang didapat dari pengujian aktifitas antioksidan ekstrak kulit

jeruk manis adalah sebesar 75,64 ppm. Hasil yang diperoleh juga lebih rendah jika

dibandingkan dengan penelitian dari Shehata., dkk (2021). Sedangkan untuk

Kandungan vitamin C dari ekstrak kulit jeruk manis pada penelitian ini diperoleh

sebesar 23,23 mg/100 g. Hasil rendemen senyawa kimia yang didapatkan lebih

rendah disebabkan oleh jenis pelarut, lama maserasi, suhu maserasi, konsentrasi

pelarut, serta kehalusan bubuk sebelum diekstraksi.

Penentuan Formulasi Minuman Probiotik Air Kelapa Menggunakan Respon


Surface Methodology-Central Composite Design (RSM-CCD)

Respon Surface Methodology (RSM) merupakan salah satu metode yang

digunakan untuk memperoleh formula optimum suatau produk. Prinsip RSM

adalah penentuan titik optimum dari variabel respon yang sesuai dengan tingkat

pengaturan pada setiap variabel penjelasnya (Kusuma, dkk., 2019). Model RSM

digunakan untuk mendapatkan formulasi optimal yang digunakan dalam

pembuatan minuman probiotik. Variabel bebas atau yang disebut faktor yang

digunakan yaitu persentase ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis.

Pada penelian ini digunakan Central Composite Design sebagai rancangan

percobaannya yang melibatkan dua faktor.

Percobaan dengan menggunakan Central Composite Design (CCD)

merupakan k faktorial yang mana setiap faktor memiliki faktor rendah dengan

kode -1, level tinggi dengan kode +1 dan level tengah diberi kode 0 (Gapsari dan
44

Dwi, 2011). CCD yang diperoleh diberi kode 1,4142. Berikut hasil rancangan

formulasi produk tertera pada Tabel 9.

Tabel 9. Hasil rancangan formulasi minuman probiotik dengan RSM-BBD


Variabel Kode Variabel Aktual
Ru Ekstrak Ekstrak Kulit Ekstrak Ekstrak Kulit
n Ruku-Ruku Jeruk Ruku-Ruku Jeruk
% % % %
1 -1,4142 0 1,4 1,5
2 0 -1,4142 3,5 0,8
3 1 -1 5 1
4 1 1 5 2
5 0 1,4142 3,5 2,26
6 0 0 3,5 1,5
7 0 0 3,5 1,5
8 0 0 3,5 1,5
9 -1 1 2 2
10 1,4142 0 5,6 1,5
11 -1 -1 2 1
12 0 0 3,5 1,5
13 0 0 3,5 1,5

Hasil formulasi yang didapatkan berjumlah 13 run yang kemudian akan

dianalisa secara sensori, mikrobiologi dan kimia. Hasil pengujian atau respon

yang didapat akan diolah dengan RSM-CCD menggunakan aplikasi Design

Expert versi 12. Selanjutnya nilai ANOVA respon akan dianalisa dan dilakukan

optimisasi formula untuk mendapatkan formulasi yang terbaik dimana memiliki

nilai desirability yang mendekati 1.

Karakteristik dan Analisis Respon Minuman Probiotik Air Kelapa dengan


Menggunakan Formulasi Rancangan Respon Surface Methodology-Central
Composite Design (RSM-CCD)

Pada penelitian ini untuk menentukan pengaruh faktor terhadap nilai

respon signifikan atau tidak signifikan digunakan nilai P (P-value). Nilai

alpha(α) yang digunakan yaitu sebesar 0,05 (α=5%) untuk menentukan nilai
45

penyimpangan atau error yang diperbolehkan. Tingkat kepercayaan (confident

level) pada penelitian ini adalah 95% dengan maksimal kesalahan sebesar 5%.

Nilai lack of fit merupakan nilai ketidaksesuaian terhadap model

regresi.Uji lack of fit dimaksudkan untuk mengetahui apakah model yang

digunakan telah sesuai untuk mendeskripsikan hasil respon atau terdapat

ketidaksesuaian model. Untuk itu diperlukan hipotesis untuk model regresi.

Berikut merupakan hiopotesis yang digunakan untuk analisa variabel.

H0: model regresi memiliki kecocokan (tidak terdapat lack of fit)

H1: model regresi tidak cocok (terdapat lack of fit)

Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis


Terhadap Redspon Derajat Keasaman (pH)

pH yang didapatkan dari hasil pengujian minuman probiotik memiliki

kisaran dari 3,80 sampai 4,09. Sebelum fermentasi minuman probiotik air kelapa

memiliki pH awal 5,1 penurunan pH disebabkan oleh aktivitas bakteri asam laktat

(Winarno, 2007) dan jenis nutrisi yang terdapat dalam media fermentasi

(Pranayanti, dkk., 2015). Menurut penelitian Nurainy, dkk (2018) kisaran pH

yang dapat memperlambat pertumbuhan bakteri asam laktat yaitu 3,0-6,0.

Sedangkan untuk pH optimum untuk memproduksi asam laktat berkisar antara

5,0-7,0. Berikut merupakan nilai pH yang didapatkan dari minuman probiotik air

kelapa dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Hasil uji derajat keasaman minuman probiotik air kelapa
Run Ekstrak Daun Ruku-Ruku (%) Ekstrak Kulit Jeruk (%) pH
1 1,4 1,5 3,8
2 3,5 0,8 3,84
3 5 1 3,93
4 5 2 3,87
5 3,5 2,26 3,81
6 3,5 1,5 4,09
46

7 3,5 1,5 3,89


8 3,5 1,5 3,82
9 2 2 3,87
10 5,6 1,5 3,92
11 2 1 3,82
12 3,5 1,5 3,92
13 3,5 1,5 3,88

Analisis perlakuan dilakukan dengan menggunakan RSM-CCD dengan

menggunakan aplikasi Design Expert v12. Nilai koefisien yang dihasilkan

membentuk persamaan matematika (Tabel 11) yang menunjukkan hubungan

antara faktor dengan respon (Lampiran 5). Persamaan respon derajat keasaman

dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11. Persamaan respon derajat keasaman


Respon Persamaan Matematika Lack
of fit
Derajat Y= 3,8815 + 0,0349A - 0,0065B - 0,0275AB 0,8894
keasaman (pH)

Dari persamaan pada Tabel 11 nilai 3,8815 merupakan nilai rata-rata

derajat keasaman dari keseluruhan run atau perlakuan yang ada. Koefisien A yang

merupakan faktor ekstrak ruku-ruku menunjukkan nilai 0,0350 dan Koefisien B

yang merupakan faktor ekstrak kulit jeruk manis menujukkan nilai 0,0065.

Berdasarkan persamaan tersebut diketahui bahwa ekstrak daun ruku-ruku dapat

menaikkan derajat keasaman, hal ini ditandai dengan nilai persamaan yang

menunjukkan nilai positif dari produk berbanding terbalik dengan ekstrak kulit

jeruk manis. Berdasarkan persamaan matematika pada Tabel 11 juga diketahui

nilai interaksi antara faktor ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk (AB)

memiliki pengaruh yang negatif terhadap respon yaitu sebesar 0,0275.

Analisis faktor dilanjutkan untuk mengetahui nilai signifikan atau tidak

signifikan faktor terhadap respon derajat keasaman. Hal tersebut ditentukan


47

dengan melihat nilai P dari setiap faktor. Menurut Nurminah, dkk., (2013) model

akan signifikan apabila nilai P lebih kecil dari 0,05. Nilai P untuk ekstrak daun

ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis secara berturut adalah 0,2455 dan 0,8211

yang menunjukkan bahwa faktor memiliki nilai diatas 0,05 dengan demikian

faktor tidak signifikan terhadap respon derajat keasaman. Nilai P untuk interaksi

faktor (AB) adalah sebesar 0,5070 yang menunjukkan bahwa interaksi faktor

tidak berpengaruh signifikan terhadap respon derajat keasaman.

Nilai lack of fit pada respon derajat keasaman adalah sebesar 0,8894

(Lampiran 5), (P>0,05) yang menunjukkan nilai tersebut tidak signifikan. Plot

kontur merupakan hasil visualisasi umum dari hasil respon surface. Setiap warna

yang terdapat pada grafik kontur memiliki nilai yang berbeda. Perbedaan warna

pada plot kontur menunjukkan perbendaan nilai respon dari setiap kombinasi

variabel faktor. Warna biru pada grafik mereprentasikan nilai respon yang rendah

sedangkan warna merah pada plot kontur menunjukkan nilai respon yang tinggi.

Grafik plot kontur interaksi dan pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak

kulit jeruk manis terhadap respon derajat keasaman dapat dilihat pada Gambar 9.
48

Gamb
ar 9. Grafik plot kontur pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk
manis terhadap derajat keasaman

Berdasarkan gambar diketahui bahwa ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak

kulit jeruk manis memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap respon derajat

keasaman. Hal ini dikarenakan derajat keasaman minuman probiotik dipengaruhi

oleh jenis nutrisi yang terdapat pada media selama proses fermentasi. Bakteri

asam laktat akan tumbuh dengan optimal pada media dengan sumber nutrisi

berupa gula laktosa, penambahan sukrosa dapat menyebabkan pertumbuhan

bakteri asam laktat menjadi lebih lambat. Semakin banyak jumlah nutrisi yang

digunakan dalam media fermentasi maka semakin banyak pula senyawa asam

organik yang terurai sehingga derajat keasaman akan mengalami penurunan

(Charterist, dkk, 1998).

Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk terhadap


Total Bakteri Asam Laktat
49

Bakteri asam laktat atau yang biasa disingkat BAL secara sederhana

merupakan bakteri yang dapat mengubah laktosa menjadi asam laktat yang

bermanfaat untuk kesehatan terutama bagi usus. Pada minuman probiotik air

kelapa hasil total bakteri asam laktat yang diperoleh berkisar antara 6,0 x 10 9

hingga 2,1 x 1010 dengan rata-rata 1,2 x 1010. Total bakteri asam laktat tertinggi

terdapat pada perlakuan 11 dan terendah pada perlakuan 4. Berdasarkan hasil

tersebut maka minuman probiotik air kelapa telah memenuhi SNI minuman

fermentasi, yang mana ketentuan tolal bakteri asam laktat menurut SNI 7552

(2008) batas minimum kultur starter yaitu sebesar 1 x 106. Total bakteri asam

laktat dari seluruh run dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Total BAL minuman probiotik air kelapa


Faktor 1 Faktor 2 Respon
Run A:Ekstrak Ruku-ruku B:Ekstrak Kulit Jeruk Total BAL
% % CFU/mL
1 1,4 1,5 2,06 x 1010
2 3,5 0,8 1,36 x 1010
3 5 1 9,06 x 1009
4 5 2 6,09 x 1009
5 3,5 2,26 1,01 x 1010
6 3,5 1,5 9,74 x 1009
7 3,5 1,5 1,33 x 1010
8 3,5 1,5 1,43 x 1010
9 2 2 1,29 x 1010
10 5,6 1,5 6,16 x 1009
11 2 1 2,11 x 1010
12 3,5 1,5 1,27 x 1010
13 3,5 1,5 1,1 x 1010

Analisis perlakuan dilakukan dengan menggunakan RSM-CCD dengan

menggunakan aplikasi Design Expert v12. Nilai koefisien yang dihasilkan

membentuk persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara faktor

dengan respon (Lampiran 6). Berikut merupakan persamaan respon total bakteri

asam laktat dapat dilihat pada Tabel 13.


50

Tabel 13. Persamaan respon total bakteri asam laktat


Respon Persamaan Matematika Lack of fit

Total Bakteri Y= 1,2 x 1010 – 5,1 x 109A -1,2 x 109B + 1,3 x 109 AB 0,8329
Asam Laktat + 4,9 x 108A2 – 2,8 x 108B2 – 1,6 x 109A2B
(BAL) + 3,7 x 108AB2

Nilai 1,2234 x 1010 dari persamaan matematika pada tabel diatas

merupakan nilai intersep atau rata-rata dari seluruh run atau perlakuan yang

diperoleh. Nilai koefisien A sebagai faktor 1 yaitu ekstrak daun ruku-ruku

menunjukkan hasil sebesar 5.1 x 109 dan koefisien B yang merupakan ekstrak

kulit jeruk manis memiliki nilai sebesar 1,2 x 109. Koefisien AB menunjukkan

interaksi antara faktor ekstrak daun ruku-ruku dengan ekstrak kulit jeruk memiliki

nilai sebesar 1,3 x 109. Koefisien A dan B pada respon total BAL berbanding

lurus, hal ini ditunjukkan dengan semakin banyak ekstrak yang ditambahkan pada

perlakuan maka dapat memperlambat pertumbuhan dari bakteri asam laktat. Akan

tetapi nilai koefisien gabungan memiliki nilai yang positif dan berbanding terbalik

dari koefisien A ataupun B.

Nilai P untuk ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis serta

interaksi antara ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis secara

berturut adalah 0,0016; 0,1979; 0,1712. Nilai P untuk faktor ekstrak daun ruku-

ruku memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon sedangkan untuk faktor

ekstrak kulit jeruk manis serta interaksi faktor ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak

kulit jeruk manis memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap respon total

BAL.

Tabel 13 menunjukkan interaksi antara faktor ekstrak daun ruku-ruku

dengan faktor ekstrak kulit jeruk manis (A 2B) dan interaksi antar ekstrak daun
51

ruku-ruku (A2) memiliki nilai yang berbanding terbalik terhadap respon yaitu

dengan nilai sebesar 1,3 x 109 dan 4,9 x 108. Akan tetapi memiliki pengaruh yang

sama dari segi nilai P, interaksi faktor ekstrak ruku-ruku dan faktor ekstrak kulit

jeruk (A2B) memiliki nilai P yang tidak signifikan yaitu sebesar 0,2349 dan untuk

interaksi antar ekstrak daun ruku-ruku memiliki nilai P yang juga berperangaruh

tidak signifikan terhadap respon yaitu sebesar 0,4699.

Nilai koefisien untuk interaksi faktor ekstrak daun ruku-ruku dengan

ekstrak kulit jeruk manis (AB2) dan interaksi antar ekstrak kulit jeruk manis

memiliki nilai koefisien yang berbanding terbalik yaitu sebesar 3,7 x 108 dan 2,8 x

108. Nilai P dari kedua faktor tersebut memiliki nilai yang berbanding lurus yaittu

sebesar 0,7637 dan 0,6709 dan berpengaruh tidak signifikan terhadap respon.

Nilai lack of fit pada respon total BAL adalah sebesar 0,8329 (Lampiran 6)

maka nilai P>0,05 dimana menunjukkan bahwa nilai tersebut tidak signifikan. Hal

ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menunjukkan bahwa

model yang digunakan telah sesuai dengan respon (Keshani, dkk, 2011).

Grafik plot kontur pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk

manis terhadap respon total bakteri asam laktat (BAL) dilihat pada Gambar 10 .
52

Gambar 10. Pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis
terhadap respon total bakteri asam laktat (BAL)

Plot kontur pada Gambar 10 menunjukkan faktor memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap respon total bakteri asam laktat (BAL), hal ini juga dapat

ditunjukkan dari perbedaan warna kontur. Plot kontur menunjukkan pengaruh dan

hubungan antara faktor atau variabel terhadap respon total BAL. Sumbu x yang

menunjukkan pengaruh ekstrak daun ruku-ruku terhadap respon sedangkan sumbu

y menunjukkan pengarus ekstrak kulit jeruk terhadap respon total BAL. Semakin

banyak jumlah ekstrak yang digunakan maka diperoleh jumlah koloni bakteri

asam laktat yang semakin kecil, hal ini dikarenakan pertumbuhan bakteri asam

laktat juga dipengaruhi oleh pH yangoptimal selamamasa fermentasi. pH optimal

untuk pertumbuhan bakteri asam

laktat adalah sekitar 3,0-4,6 (Tagg, 1976).


53

Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis


terhadap Respon Aktivitas Antioksidan

Antioksidan merupakan substansi yang dapat mencegah ataupun

memperlambat kerusakan sel yang disebabkan oleh komponen radikal bebas,

molekul yang tidak stabil yang diproduksi tubuh sebagai reaksi dari lingkungan

dan tekanan lainnya. Pada penelitian ini nilai antioksidan dihitung berdasarkan

nilai IC50, yang mana semakin rendah nilai IC 50 maka semakin baik kemampuan

produk dalam menangkal radikal bebas.

Aktivitas antioksidan yang dihasilkan dari minuman probiotik air kelapa

berkisar antara 123 ppm hingga 244 ppm. Berikut merupakan nilai IC 50 dari

perlakuan dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil nilai IC50 minuman probiotik air kelapa


Faktor 1 Faktor 2 Respon
Run A:Ekstrak Ruku-ruku B:Ekstrak Kulit Jeruk Aktivitas Antioksidan
% % ppm
1 1,4 1,5 244,2373
2 3,5 0,8 243,0263
3 5 1 147,0833
4 5 2 126,2500
5 3,5 2,26 188,0189
6 3,5 1,5 196,8132
7 3,5 1,5 193,0476
8 3,5 1,5 193,0864
9 2 2 191,3924
10 5,6 1,5 123,4653
11 2 1 229,5652
12 3,5 1,5 194,1429
13 3,5 1,5 196,9620

Analisis perlakuan dilakukan dengan menggunakan RSM-CCD dengan

menggunakan aplikasi Design Expert v12. Nilai koefisien yang dihasilkan

membentuk persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara faktor


54

dengan respon (Lampiran 7). Berikut merupakan persamaan respon aktivitas

antioksidan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Persamaan respon aktifitas antioksidan minuman probiotik air kelapa
Respon Persamaan Matematika Lack of fit

Aktivitas Y= 189,776 - 39,8027A - 17,0998B 0,0002


Antioksidan

Berdasarkan persamaan pada Tabel 15 diketahui bahwa nilai intersep atau

rata-rata seluruh run atau perlakuan yang dihasilkan yaitu sebesar 189,776. Nilai

koefisien A yang merupakan ekstrak daun ruku-ruku yaitu sebesar 39,8027,

sedangkan untuk koefisien B yaitu sebesar 17,0998. Nilai minus pada persamaan

tersebut menunjukkan bahwa semakin banyak jumlah ekstrak daun ruku-ruku dan

kulit jeruk manis berpotensi menurunkan nilai IC50. Dari persamaan tersebut juga

diketahui bahwa ekstrak ruku-ruku memiliki peran yang lebih besar dalam

menurunkan nilai IC50 dari run yang dihasilkan.

Setiap faktor kemudian akan dianalisis lebih lanjut untuk menentukan

signifikan atau tidak signifikan terhadap respon. Penentuan nilai signifikan atau

tidak suatu faktor terhadap respon ditentukan dengan melihat nilai P. Apabila nilai

P<0,05 maka didapatkan nilai yang signifikan hal ini sesuai dengan literatur dari

Nurminah, dkk., (2013) model akan signifikan apabila nilai P lebih kecil dari

0,05. Nilai P untuk ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis secara

berturut adalah <0,0001 dan 0,0157. Dengan demikian maka faktor berpengaruh

signifikan terhadap respon aktifitas antioksidan.

Nilai lack of fit yang didapat berdasarkan hasil analisa adalah 0,0002

(Lampiran 7) yang mana P<0,05 menandakan bahwa nilai P signifikan dan H 0


55

tidak diterima artaupun ditolak, hal ini berarti terdapat ketidaksesuaian model

(Wijaya., dkk, 2018).

Berikut merupakan grafik kontur pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan

ekstrak kulit jeruk terhadap repon antioksidan dapat dilihat pada Gambar 11.

Ga
mbar 11. Pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan kulit jeruk terhadap respon
aktivitas antioksidan

Plot kontur menujukkan gabungan faktor serta interaksi dan pengaruhnya

terhadap respon aktivitas antioksidan. Sumbu x pada grafik kontur merupakan

faktor ekstrak daun ruku-ruku dan sumbu y merupakan faktor ekstrak kulit jeruk

manis. Grafik plot kontur pada Gambar 11 dengan warna yang berbeda

menunjukkan hasil dari respon antioksidan. Perubahan warna pada grafik kontur

menunjukkan terdapat pengaruh yang signifan antar faktor dengan respon.

Penambahan ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis dapat

meningkatkan aktivitas antioksidan, hal ini dikarenakan baik daun ruku-ruku dan
56

kulit jeruk manis kaya akan senyawa antioksidan. IC 50 adalah indikator yang

digunakan untuk mengikat 50% radikal bebas dari DPPH, dengan demikian

semakin nilai IC50 berbanding terbalik dengan aktivitas antioksidan. Semakin

tinggi nilai IC50 maka semakin rendah jumlah antioksidan dan sebaliknya

(Widyasanti., dkk, 2016).

Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis


terhadap Respon Kadar Flavonoid Total

Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa bioaktif bahan

makanan yang bersumber dari tumbuhan. Senyawa flavonoid juga berperan

sebagai antioksidan yang memiliki dampak baik bagi kesehatan. Hasil uji

flavonoid pada minuman probiotik air kelapa berkisar antara 2 QE/g sampai 4

QE/g. Berikut merupakan hasil analisis flavonoid dari berbagai run atau perlakuan

dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Hasil analisis flavonoid minuman probiotik air kelapa


Faktor 1 Faktor 2 Respon
Run A:Ekstrak Ruku-ruku B:Ekstrak Kulit Jeruk Analisis Flavonoid
% % QE/g
1 1,4 1,5 2,5446
2 3,5 0,8 3,2813
3 5 1 3,7500
4 5 2 4,2188
5 3,5 2,26 4,2500
6 3,5 1,5 2,7292
7 3,5 1,5 3,6932
8 3,5 1,5 4,0625
9 2 2 2,9688
10 5,6 1,5 3,8702
11 2 1 2,9427
12 3,5 1,5 2,7083
13 3,5 1,5 2,8795

Analisis perlakuan dilakukan dengan menggunakan RSM-CCD dengan

menggunakan aplikasi Design Expert v12. Nilai koefisien yang dihasilkan


57

membentuk persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara faktor

dengan respon (Lampiran 8). Berikut merupakan persamaan respon analisis

flavonoid dapat dilihat pada Tabel 17.

Tabel 17. Persamaan respon analisis flavonoid total minuman probiotik air kelapa
Respon Persamaan Matematika Lack of fit

Kadar Y= 3,3768 + 0,4915A + 0,2331B 0,9139


Flavonoid
Total

Berdasarkan persamaan pada Tabel 17 diketahui bahwa nilai intersep atau

rata-rata seluruh run atau perlakuan yang dihasilkan yaitu sebesar 3,3768. Nilai

koefisien A yang merupakan ekstrak daun ruku-ruku memiliki nilai sebesar

0,4915 dan untuk koefisien B yang merupakan ekstrak kulit jeruk manis memiliki

nilai koefisien sebesar 0,2331. Dari Tabel 17 dapat diketahui bahwa ektrak daun

ruku-ruku memiliki peran yang lebih besar dalam meningkatkan total flavonoid.

Semakin banyak persentase ekstrak yang ditambahkan maka dapat meningkatkan

kadar flavonoid total produk yang dinyatakan dengan nilai positif pada persamaan

matetimatika diatas.

Setiap faktor kemudian akan dianalisis lebih lanjut untuk menentukan

signifikan atau tidak signifikan terhadap respon. Penentuan nilai signifikan atau

tidak suatu faktor terhadap respon ditentukan dengan melihat nilai P. Apabila nilai

P<0,05 maka didapatkan nilai yang signifikan hal ini sesuai dengan literatur dari

Nurminah, dkk., (2013) model akan signifikan apabila nilai P lebih kecil dari

0,05. Nilai P untuk faktor daun ruku-ruku adalah sebesar 0,0146 yang menadakan

faktor memiliki nilai yang signifikan terhadap produk. Sedangkan untuk faktor

kulit jeruk manis memiliki nilai P sebesar 0,1926 yang berarti memiliki pengaruh

yang kurang signifikan terhadap respon.


58

Nilai lack of fit pada respon kadar flavonoid total adalah sebesar 0,9139

(Lampiran 8), nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang menandakan bahwa nilai P

tidak signifikan. Hal ini menunjukkan bahwa model yang digunakan telah sesuai

(tidak terdapat lack of fit).

Berikut merupakan grafik kontur pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan

ekstrak kulit jeruk terhadap respon kadar flavonoid total minuman probiotik air

kelapa dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12. Pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan kulit jeruk terhadap respon
kadar flavonoid total

Plot kontur menujukkan gabungan faktor serta interaksi dan pengaruhnya

terhadap respon kadar flavonoid total. Sumbu x pada grafik kontur merupakan

faktor ekstrak daun ruku-ruku dan sumbu y merupakan faktor ekstrak kulit jeruk

manis. Grafik plot kontur pada Gambar 12 dengan warna yang berbeda
59

menunjukkan hasil dari respon total flavonoid. Perubahan warna pada grafik

kontur pada sumbu x menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antar faktor

dengan respon.Sedangkan untuk sumbu y memiliki pengaruh yang kurang

signifikan terhadap respon.

Selain disebabkan oleh jumlah ekstrak yang ditambahkan di setiap

perlakuan, total flavonoid juga kemungkinan dipengaruhi oleh aktivitas bakteri

asam laktat selama proses fermentasi. Hal ini disebutkan pada penelitian dari

Ademiluyi (2010) yang melakukan penelitian pada kacang kedelai menyatakan

dalam penelitiannya bahwa fermentasi dapat meningkatkan total flavonoid dari

media fermentasi.

Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis


terhadap Respon Kadar Vitamin C

Vitamin merupakan substansi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh

dan berkembang dengan normal. Vitamin C juga termasuk senyawa antioksidan

yang penting bagi kulit, tulang, dan jaringan ikat. Vitamin C akan mendorong

kesehatan dan membantu tubuh untuk menyerap zat besi. Nilai vitamin C pada

minuman probiotik berkisar antara 12 μg sampai dengan 28 μg per 100 gram

sampel. Perlakuan dengan kadar vitamin C tertinggi terdapat pada perlakuan 5 dan

terendah pada perlakuan 2.

Kadar vitamin C terbesar yaitu terdapat pada perlakuan 4, 5 dan 9 hal ini

dikarenakan perlakuan tersebut yang ditambahkan ekstrak kulit jerut terbanyak,

yaitu sebesar 2%. Kulit jeruk merupakan sumber vitamin C utama pada produk

minuman perobiotik. Berikut merupakan hasil analisis kadar vitamin C dari

berbagai run atau perlakuan dapat dilihat pada Tabel 18.


60

Tabel 18. Kadar vitamin C minuman probiotik air kelapa


Ru Faktor 1 Faktor 2 Respon
n A:Ekstrak Ruku-ruku B:Ekstrak Kulit Jeruk Kadar Vitamin C
% % mg/100g
1 1,4 1,5 14,4959
2 3,5 0,8 12,8427
3 5 1 13,3478
4 5 2 24,3867
5 3,5 2,26 28,1385
6 3,5 1,5 14,5022
7 3,5 1,5 14,5022
8 3,5 1,5 14,6465
9 2 2 24,0260
10 5,6 1,5 14,5022
11 2 1 13,2035
12 3,5 1,5 14,6465
13 3,5 1,5 14,7908

Analisis perlakuan dilakukan dengan menggunakan RSM-CCD dengan

menggunakan aplikasi Design Expert v12. Nilai koefisien yang dihasilkan

membentuk persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara faktor

dengan respon (Lampiran 9). Berikut merupakan persamaan respon analisis kadar

vitamin C dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 19. Persamaan respon analisis kadar vitamin C minuman probiotik air
kelapa
Respon Persamaan Matematika Lack of fit

Kadar Y= 14,6176 + 0,0642332A + 5,43663B 0,9139


Vitamin C + 0,0541126AB + 0,252258A2
+ 3,24804B2

Berdasarkan persamaan pada Tabel 19 diketahui bahwa nilai intersep atau

rata-rata seluruh run atau perlakuan yang dihasilkan yaitu sebesar 14,6176. Nilai

koefisien A yang merupakan ekstrak daun ruku-ruku memiliki nilai sebesar

0,0642 dan untuk koefisien B yang merupakan ekstrak kulit jeruk manis memiliki
61

nilai koefisien sebesar 5,4366. Dari Tabel 19 dapat diketahui bahwa ektrak kulit

jeruk manis memberikan pengaruh yang besar dalam meningkatkan kadar

vitamin C produk disbanding dengan ekstrak daun ruku-ruku . Semakin banyak

persentase ekstrak kulit jeruk manis yang ditambahkan maka dapat meningkatkan

kadar vitamin C total produk yang dinyatakan dengan nilai positif .

Setiap faktor kemudian akan dianalisis lebih lanjut untuk menentukan

signifikan atau tidak signifikan terhadap respon. Penentuan nilai signifikan atau

tidak suatu faktor terhadap respon ditentukan dengan melihat nilai P. Apabila nilai

P<0.05 maka didapatkan nilai yang signifikan hal ini sesuai dengan literatur dari

Nurminah, dkk., (2013) model akan signifikan apabila nilai P lebih kecil dari

0,05. Nilai P untuk faktor daun ruku-ruku adalah sebesar 0,7959 yang menadakan

faktor memiliki nilai yang tidak signifikan signifikan terhadap produk. Sedangkan

untuk faktor kulit jeruk manis memiliki nilai P sebesar <0,0001 yang berarti

memiliki pengaruh yang terhadap respon.

Tabel 19 menunjukkan koefisien interaksi antara faktor ekstrak daun ruku-

ruku dengan ekstrak kulit jeruk manis (AB), interaksi antar ekstrak daun ruku-

ruku (A2) dan interaksi antar ekstrak kulit jeruk (B2). Dimana setiap koefisien

memiliki nilai yang berbanding lurus yaitu sebersar 0,05411; 0,2523; 3,2480.

Nilai P untuk faktor ekstrak daun ruku-ruku dengan ekstrak kulit jeruk manis

(AB) dan interaksi antar ekstrak daun ruku-ruku (A 2) berbanding lurus yaitu

sebesar 0,8774 dan 0,3580 yang mana P>0,05 berarti faktor memiliki pengaruh

yang tidak signifikan. Sedangkan untuk interaksi antar ekstrak kulit jeruk (B2)

berbanding terbalik dengan dua faktor sebelumnya, nilai P untuk faktor B2 adalah

<0,0001 yang berarti berpengaruh sangat signifikan terhadap respon.


62

Hasil analisa lack of fit untuk respon kadar vitamin C adalah sebesar

0,0006 (Lampiran 9) yang mendakan bawa nilai H0 tidak diterima ataupun ditolak,

hal ini menunjukkan ketidak sesuaian pada model.

Berikut merupakan grafik kontur pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan

ekstrak kulit jeruk terhadap respon kadar vitamin C produk minuman probiotik

air kelapa dapat dilihat pada Gambar 13.

G
ambar 13. Pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan kulit jeruk terhadap respon kadar
vitamin C

Interaksi dan pengaruh gabungan faktor terhadap respon kadar flavonoid

total dapat dilihat pada plot kontur pada Gambar 13. Sumbu x pada grafik kontur

merupakan faktor ekstrak daun ruku-ruku dan sumbu y merupakan faktor ekstrak

kulit jeruk manis. Grafik kontur pada sumbu x terlihat memiliki warna yang

cenderung sama, hal ini menandakan bahwa ekstrak daun ruku-ruku kurang

memberikan efek yang signifikan terhadap respon kadar vitamin C. Plot kontur
63

untuk sumbu y menunjukkan adanya perbedaan warna yang mendakan adanya

pengaruh yang signifikan terhadap respon. Menurut Wijayanti, dkk (2019) kulit

jeruk merupakan sumber antioksidan dan vitamin C.

Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis


terhadap Respon Total Asam Tertitrasi

Total asam tertitrasi adalah kandungan asam yang terdapat dalam sebuah

larutan, untuk minuman probiotik total asam dapat diartikan sebagai persentase

asam laktat yang dihasilkan oleh bakteri asam laktat selama proses fermentasi.

Total asam yang didapatkan dari pengujian minuman probiotik air kelapa berkisar

antara 0,4% sampai 0,5%. Hal ini menunjukkan bahwa total asam produk sudah

sesuai dengan standar yang ditetapkan. Hasil total asam tertitrasi minuman

probiotik air kelapa seluruh run atau perlakuan dapat dilihan pada Tabel 20.

Tabel 20. Hasil total asam tertitrasi minuman probiotik air kelapa
Faktor 1 Faktor 2 Respon 6
Run A:Ekstrak Ruku-Ruku B:Ekstrak Kulit Jeruk Total Asam
% % %
1 1,4 1,5 0,5582
2 3,5 0,8 0,5310
3 5 1 0,4231
4 5 2 0,4771
5 3,5 2,26 0,5579
6 3,5 1,5 0,3421
7 3,5 1,5 0,4488
8 3,5 1,5 0,5485
9 2 2 0,5022
10 5,6 1,5 0,4489
11 2 1 0,5113
12 3,5 1,5 0,4310
13 3,5 1,5 0,4681

Analisis perlakuan dilakukan dengan menggunakan RSM-CCD dengan

menggunakan aplikasi Design Expert v12.Nilai koefisien yang dihasilkan


64

membentuk persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara faktor

dengan respon (Lampiran 10). Berikut merupakan persamaan respon analisis total

asam tertitrasi dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Persamaan respon analisis total asam minuman probiotik air kelapa
Respon Persamaan Matematika Lack of fit

Total Asam Y= 0,4807 - 0,0335A + 0,0104B + 0,0158AB 0,7433


Tertitrasi

Nilai intersep atau rata-rata total asam dari seluruh perlakuan berdasarkan

persamaan diatas yaitu sebesar 0,4807. Koefisien A yaitu ekstrak daun ruku-ruku

memiliki nilai koefisien sebesar 0,0335 dan tanda minus menandakan bahwa

faktor ekstrak daun ruku-ruku dapat berpengaruh menurunkan total asam.

Koefisien B yang merupakan ekstrak kulit jeruk manis memiliki nilai koefisien

sebesar 0,0104 dapat diketahui bahwa ekstrak kulit jeruk dapat meningkatkan nilai

respon total asam tertitrasi. Berdasarkan Tabel 21 terdapat nilai interaksi antara

ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis (AB) yaitu sebesar 0,0158.

Setiap faktor akan dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui apakah

memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan terhadap respon total

asam tertitrasi. Hal ini ditentukan dengan melihat nilai P dari setiap faktor, faktor

akan dikatakan signifikan apabila nilai P<0,05. Nilai P untuk faktor ekstrak daun

ruku-ruku adalah sebesar 0,1731, dapat diketahu bahwa ekstrak daun ruku-ruku

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap respon.Sedangkan nilai P untuk

faktor ekstrak kulit jeruk adalah sebesar 0,6574 yang menandakan faktor tidak

berpengaruh signifikan terhadap respon total asam. Nilai P untuk interaksi antara

faktor ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis yaitu sebesar 0,6336

memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap respon.


65

Nilai lack of fit pada respon kadar flavonoid total adalah sebesar 0,913

(Lampiran 10), nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang menandakan bahwa nilai

P tidak signifikan. Berikut merupakan grafik plot kontur pengaruh ekstrak daun

ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk terhadap respon total asam tertitrasi produk

minuman probiotik air kelapa dapat dilihat pada Gambar 14.

Gambar 14.Grafik kontur pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk
terhadap respon total asam tertitrasi produk minuman probiotik air kelapa

Plot kontur pada Gambar 14 merupakan gambaran hasil dari respon total

asam tertitrasi. Grafik plot kontur juga menunjukkan interaksi faktor terhadap

respon. Sumbu x pada grafik kontur merupakan faktor ekstrak daun ruku-ruku dan

sumbu y merupakan faktor ekstrak kulit jeruk manis. Grafik kontur pada sumbu x

dan sumbu y terlihat memiliki warna yang hampir sama, hal ini menandakan

bahwa ekstrak daun ruku-ruku kurang memberikan efek yang signifikan terhadap

respon total asam tertitrasi.


66

Hal ini dikarenakan total asam minuman probiotik dipengaruhi oleh waktu

fermentasi dan juga jenis nutrisi yang digunakan bakteri asam laktat sebagai

sumber nutrisi (Primurdia dan Kusnadi, 2014). Menurut SNI 7552 (2009) jumlah

total asam tertitrasi atau yang dihitung sebagai asam laktat untuk minuman susu

fermentasi berkisar antara 0,2 % sampai 0,9 %, dengan demikian maka tatal asam

produk telah sesuai dengan ketentuan SNI.

Pengaruh Ekstrak Daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis


terhadap Respon Total Padatan Terlarut

Suatu zat padat baik dalam bentuk ion ataupun koloid yang larut dalam air

atau larutan dapat disebut sebagai padatan terlarut. Hasil sisa total gula, asam

laktat, dan asam-asam organik yang dibentuk selama proses fermentasi dapat

dihitung sebagi jumlah padatan terlarut. Total padatan terlarut dari seluruh run

atau perlakuan yang dijalankan berkisar antara 12-20 oBrix. Hasil total padatan

terlarut dari seluruh perlakuan yang dijalankan dapat dilihat pada Tabel 22.

Tabel 22. Total padatan terlarut minuman probiotik air kelapa


Ru Faktor 1 Faktor 2 Respon 7
n A:Ekstrak Ruku-ruku B:Ekstrak Kulit Jeruk Total Padatan Terlarut
% % o
Brix
1 1,4 1,5 12
2 3,5 0,8 14
3 5 1 18
4 5 2 20
5 3,5 2,26 16
6 3,5 1,5 14
7 3,5 1,5 14
8 3,5 1,5 14
9 2 2 14
10 5,6 1,5 20
11 2 1 12
12 3,5 1,5 14
13 3,5 1,5 14
67

Analisis perlakuan dilakukan dengan menggunakan RSM-CCD dengan

menggunakan aplikasi Design Expert v12. Nilai koefisien yang dihasilkan

membentuk persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara faktor

dengan respon (Lampiran 11). Berikut merupakan persamaan respon analisis

padatan terlarut dapat dilihat pada Tabel 23.

Tabel 23. Persamaan respon analisis total padatan terlarut minuman probiotik air
kelapa
Respon Persamaan Matematika Lack of
fit
Total Padatan Y= 14 + 2,9142A + 0,8536B + 3,2053 x 10 AB -15
0,2435
+ 1,125A2 + 0,6250B2
Terlarut

Berdasarkan persamaan pada Tabel 23 diketahui bahwa nilai intersep atau

rata-rata seluruh run atau perlakuan yang dihasilkan yaitu sebesar 14. Nilai

koefisien A yang merupakan ekstrak daun ruku-ruku memiliki nilai sebesar

2,9142 dan untuk koefisien B yang merupakan ekstrak kulit jeruk manis memiliki

nilai koefisien sebesar 0,8536. Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa

semakin banyak ekstrak yang ditambahkan maka akan meningkatkan respon total

padatan terlarut hal ini ditandai dengan nilai yang positif.

Selanjutnya setiap faktor akan dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui

apakah memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak signifikan terhadap respon

total padatan terlarut. Hal ini ditentukan dengan melihat nilai P dari setiap faktor,

faktor akan dikatakan signifikan apabila nilai P<0,05. Nilai P untuk faktor ekstrak

daun ruku-ruku adalah sebesar < 0,0001,dapat diketahu bahwa ekstrak daun ruku-

ruku memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon. Sedangkan nilai P untuk

faktor ekstrak kulit jeruk adalah sebesar 0,0001 yang menandakan faktor

berpengaruh signifikan terhadap respon total padatan terlarut.


68

Koefisien interaksi faktor ekstrak daun ruku-ruku dengan ekstrak kulit

jeruk (AB), interaksi antar ekstrak daun ruku-ruku (A2) dan interaksi antar ekstrak

kulit jeruk (B2) memiliki nilai koefisien secara berturut sebesar 3,2053 x 10 -15;

1,125; 0,625. Ketiga faktor memiliki nilai yang berbanding lurus dan berpotensi

meningkatkan nilai padatan terlarut hal ini ditandai dengan koefisien yang bernilai

positif.

Nilai P koefisien interaksi faktor ekstrak daun ruku-ruku dengan ekstrak

kulit jeruk (AB) memiliki nilai yang berbanding terbalik dengan interaksi antar

ekstrak daun ruku-ruku (A2) dan interaksi antar ekstrak kulit jeruk (B2). Nilai P

untuk koefisien AB yaitu sebesar 1,0000 berarti faktor memiliki pengaruh yang

tidak signifikan terhadap respon. Koefisien A2 dan B2 memiliki nilai P sebesar

<0,0001 dan 0,0014 yang mana bepengaruh signifikan terhadap respon.

Nilai lack of fit pada respon total padatan terlarut adalah sebesar 0,2435

(Lampiran 11) maka nilai P>0,05 yang menunjukkan bahwa nilai tersebut tidak

signifikan (tidak ada lack of fit, model telah sesuai).

Plot kontur merupakan hasil visualisasi umum dari hasil respon surface.

Setiap warna yang terdapat pada grafik kontur memiliki nilai yang berbeda.

Perbedaan warna pada plot kontur menunjukkan perbendaan nilai respon dari

setiap kombinasi variabel faktor. Warna biru pada grafik mereprentasikan nilai

respon yang rendah sedangkan warna merah pada plot kontur menunjukkan nilai

respon yang tinggi.

Grafik plot kontur pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-ruku dan

ekstrak kulit jeruk manis terhadap respon total padatan terlarut minuman probiotik

air kelapa dapat dilihat pada Gambar 15.


69

Gambar 15. Pengaruh ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis
terhadap respon total padatan terlarut

Berdasarkan grafik plot kontur pada Gambar 15 ekstrak daun ruku-ruku

pada sumbu x memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon total padatan

terlarut. Semakin banyak ekstrak yang ditambahkan maka nilai total padatan

terlarut akan semakin meningkat. Demikian pula dengan penambahan ekstrak

kulit jeruk manis (sumbu y) juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

respon semakin tinggi persentase penambahan ekstrak maka total padatannya akan

semakin besar.

Menurut Cahyadi (2018) jumlah padatan terlarut meningkat sejalan

dengan penambahan gula dan jumlah vitamin C yang terbentuk, selain itu total

padatan terlarut juga ditentukan oleh senyawa dan asam-asam organik dari proses

fermentasi. Beberapa faktor dapat mempengaruhi jumlah total padatan terlarut

diantaranya adalah jumlah ekstrak yang digunakan pada setiap perlakuan, jumlah
70

total asam-asam organik yang terbentuk, jenis gula yang digunakan sebagai

sumber nutrisi dan lain sebagainya.

Pengaruh Ekstrak daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis


terhadap Respon Uji Sensoris Warna

Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap daya terima konsumen pada

suatu produk makanan ataupun minuman adalah warna. Faktor warna akan

menjadi pertimbangan pertama secara visual terhadap suatu produk, bahkan

terkadang menjadi faktor penentu sebelum faktor lainnya seperti gizi dan

mikrobiologis (Winarno, 2002). Berdasarkan hasil uji sensori warna didapatkan

hasil skor rataan berkisar antara 5 hingga 6. Berikut ini merupakan hasil rataan

pengujian dari setiap run atau perlakuan untuk uji sensoris warna dapat dilihat

pada Tabel 24.

Tabel 24. Hasil uji sensoris warna


Ru Faktor 1 Faktor 2 Respon
n A:Ekstrak Ruku-ruku B:Ekstrak Kulit Jeruk Uji Organoleptik Warna
% %
1 1,4 1,5 6,45
2 3,5 0,8 5,83
3 5 1 5,9
4 5 2 5,75
5 3,5 2,26 6,1
6 3,5 1,5 5,9
7 3,5 1,5 6,09
8 3,5 1,5 6,15
9 2 2 6,13
10 5,6 1,5 6,1
11 2 1 6,11
12 3,5 1,5 6,13
13 3,5 1,5 6,29

Analisis perlakuan dilakukan dengan menggunakan RSM-CCD dengan

menggunakan aplikasi Design Expert v12. Nilai koefisien yang dihasilkan


71

membentuk persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara faktor

dengan respon (Lampiran 12). Berikut merupakan persamaan respon uji sensoris

warna dapat dilihat pada Tabel 25.

Tabel 25. Persamaan respon uji sensoris warna minuman probiotik air kelapa
Respon Persamaan Matematika Lack of fit
Uji Sensoris Y= 6,0715 - 0,1356A + 0,0315B 0,3290
Warna

Nilai intersep atau rata-rata untuk respon uji sensoris warna berdasarkan

Tabel 25 adalah sebesar 6,0715. Koefisien A menunjukkan faktor ekstrak daun

ruku-ruku memiliki nilai koefisien sebesar 0,1356 dan koefisien B sebesar 0,0315.

Berdasarkan Tabel 25, daun ruku-ruku terindikasi menurunkan nilai uji sensoris

warna hal ini diketahui dengan nilai persamaan yang bertanda minus. Sedangkan

untuk ekstrak kulit jeruk cenderung meningkatkan nilai respon yang ditandai

dengan nilai persamaan yang positif.

Analisis dilanjutkan untuk mengetahui apakah faktor memiliki pengaruh

yang signifikan atau tidak terhadap respon uji sensoris warna. Nilai P merupakan

indikator untuk mengetahui signifikasi faktor, apabila P<0,05 maka faktor dapat

dikatakan signifikan. Nilai P untuk masing masing faktor ekstrak daun ruku-ruku

dan ekstrak kulit jeruk secara berturut adalah 0,0426 dan 0,1602. Dapat diketahui

bahwa ekstrak daun ruku-ruku memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

respon dan ekstrak kulit jeruk manisberpengaruh kurang signifikan terhadap

respon.

Nilai lack of fit untuk respon uji sensoris warna adalah sebesar 0.3290

(Lampiran 12) yang berarti tidaksignifikan hal ini menandakan ketidaksesuaian


72

model tidak terdeteksi dan model diterima (tidak terdapat lack of fit pada model

dan model telah sesuai).

Grafik plot kontur untuk pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-ruku

dan ekstrak kulit jeruk manis terhadap respon uji sensoris warna dapat dilihat pada

Gambar 16 dibawah ini.

Gambar 16. Pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-ruku dan kulit jeruk manis
terhadap respon uji sensoris warna

Plot kontur pada Gambar 16 menunjukkan perbedaan warna yang

merupakan gambaran hasil uji sensoris warna. Berdasarkan Gambar 16 diketahui

bahwa sumbu x yang merupakan faktor ekstrak daun ruku-ruku memiliki

pengaruh yang signifikan. Semakin meningkat persentase jumlah ekstrak maka

semakin menurun skor sensoris warna. Sumbu y yang merupakan ekstrak kulit

jeruk manis memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap respon uji sensoris

warna. Uji sensoris dilakukan berdasarkan nilai kesukaan panelis terhadap produk.
73

Panelis akan dihadapkan pada produk dengan setiap perlakuan dan diberi nilai

dengan rentang nilai yang diberikan berkisar antara 1 hingga 7.

Pengaruh Ekstrak daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis


terhadap Respon Uji Sensoris Aroma

Aroma merupakan sesuatu yang dapat dirasakan atau ditangkap dengan

indra pembau. Aroma merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

penerimaan suatu produk. Untuk dapat mengetahui produk diterima atau tidak

oleh konsumen maka penting melakukan uji sensoris aroma (Kartika, 1988).

Berdasarkan hasil pengujian uji sensoris aroma oleh panelis diperoleh hasil rataan

untuk setiap perlakuan yang berkisar antara 5,5 hingga 6,1. Berikut merupakan

data hasil pengujian uji sensoris aroma untuk seluruh run atau perlakuan yang di

uji terdapat pada Tabel 26.

Tabel 26. Hasil uji sensoris aroma minuman probiotik air kelapa
Faktor 1 Faktor 2 Respon
A:Ekstrak Ruku-ruku B:Ekstrak Kulit Jeruk Uji Organoleptik Aroma
Run
% %
1 1,4 1,5 5,92
2 3,5 0,8 5,98
3 5 1 5,53
4 5 2 5,73
5 3,5 2,26 6,06
6 3,5 1,5 5,84
7 3,5 1,5 5,93
8 3,5 1,5 5,95
9 2 2 6,1
10 5,6 1,5 5,72
11 2 1 5,89
12 3,5 1,5 5,87
13 3,5 1,5 5,94

Analisis perlakuan dilakukan dengan menggunakan RSM-CCD dengan

menggunakan aplikasi Design Expert v12. Nilai koefisien yang dihasilkan

membentuk persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara faktor


74

dengan respon (Lampiran 13). Berikut merupakan persamaan respon uji sensoris

aroma dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Persamaan respon uji sensoris aroma minuman probiotik air kelapa
Respon Persamaan Matematika Lack of fit
Uji Sensoris Y= 5,8815 - 0,2551A + 0,1498B – 0,0671AB 0,0517
Aroma – 0,1297A2 + 0,0974B2

Berdasarkan Tabel 27 diketahui bahwa model yang digunakan untuk

respon merupakan model linear. Nilai intersep dari persamaan matematika pada

Tabel 27 diatas memiliki nilai sebesar 5,8815. Koefisen A yang merupakan

ekstrak daun ruku-ruku memiliki nilai sebesar 0,2551 dan bernilai negatif yang

menandakan terjadinya penurunan nilai respon uji sensori aroma. Koefisien B

yang merupakan ekstrak kulit jeruk memiliki nilai sebesar 0,1498 dan memiliki

nilai yang positif yang menandakan bahwa faktor berpengaruh dalam

meningkatkan nilai respon.

Analisis dilanjutkan untuk mengetahui apakah faktor memiliki pengaruh

yang signifikan atau tidak terhadap respon uji sensoris warna.Nilai P merupakan

indikator untuk mengetahui signifikasi faktor, apabila P<0,05 maka faktor dapat

dikatakan signifikan. Nilai P untuk masing masing faktor ekstrak daun ruku-ruku

dan ekstrak kulit jeruk secara berturut adalah 0,0074 dan 0,0646. Dapat diketahui

bahwa ekstrak daun ruku-ruku memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

respon dan ekstrak kulit jeruk manis berpengaruh kurang signifikan terhadap

respon.

Hubungan interaksi antara faktor ekstrak daun ruku-ruku dengan faktor

ekstrak kulit jeruk (AB), interaksi antar ekstrak daun ruku-ruku (A 2) dan interaksi

antar ekstrak kulit jeruk (B2) dengan nilai koefisien secara berturut yaitu sebesar

0,0671;0,1297;0,0974 dimana interaksi antara faktor ekstrak daun ruku-ruku


75

dengan faktor ekstrak kulit jeruk (AB) berbanding lurus dengan interaksi antar

ekstrak daun ruku-ruku (A2) namun berbanding terbalik dengan faktor interaksi

antar ekstrak kulit jeruk (B2). Nilai P untuk setiap faktor yaitu

0,5103;0,1202;0,2259 memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap respon.

Lack of fit untuk respon uji sensoris aroma memiliki nilai P sebesar 0,0517

(Lampiran 13) dimana P>0,05 maka memiliki nilai yang tidak signifikan, hal ini

menandakan bahwa model yang digunakan sudah sesuai.

Grafik plot kontur untuk pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-ruku

dan ekstrak kulit jeruk manis terhadap respon uji sensoris warnadapat

dilihat pada Gambar 17 dibawah ini.

Gambar 17. Plot kontur pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-ruku dan
kulit jeruk manis terhadap respon uji sensoris warna

Berdasarkan grafik plot kontur pada Gambar 17 ekstrak daun ruku-ruku

pada sumbu x memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon total padatan
76

terlarut. Semakin banyak ekstrak yang ditambahkan maka nilai uji sensoris aroma

terlarut akan cenderung menurun. Sedangkan untuk penambahan ekstrak kulit

jeruk manis (sumbu y) memiliki pengaruh yang kurang signifikan terhadap respon

semakin tinggi persentase penambahan ekstrak maka nilai sensoris aromanya akan

semakin tinggi.

Pengaruh Ekstrak daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis


terhadap Respon Uji Sensoris Rasa

Rasa merupakan salah satu faktor terpenting untuk peneriamaan suatu

produk oleh konsumen disamping aroma dan warna.Uji sensoris dilakukan

berdasarkan nilai kesukaan panelis terhadap produk. Panelis akan dihadapkan

pada produk dengan setiap perlakuan dan diberi nilai dengan rentang nilai yang

diberikan berkisar antara 1 hingga 7.

Berdasarkan hasil pengujian uji sensoris aroma oleh panelis diperoleh

hasil rataan untuk setiap perlakuan yang berkisar antara 5,5 hingga 6,1. Berikut

merupakan data hasil pengujian uji sensoris rasa untuk seluruh run atau perlakuan,

dapat dilihat pada Tabel 28.

Tabel 28. Hasil uji sensoris rasa minuman probiotik air kelapa
Faktor 1 Faktor 2 Respon
A:Ekstrak Daun B:Ekstrak Uji Organoleptik
Run Ruku-Ruku Kulit Jeruk Rasa
% %
1 1,4 1,5 5,59
2 3,5 0,8 5,54
3 5 1 3,54
4 5 2 3,3
5 3,5 2,26 5,99
6 3,5 1,5 5,62
7 3,5 1,5 5,99
8 3,5 1,5 5,99
9 2 2 6,64
10 5,6 1,5 3,12
77

11 2 1 5,76
12 3,5 1,5 6,03
13 3,5 1,5 6,03

Analisis perlakuan dilakukan dengan menggunakan RSM-CCD dengan

menggunakan aplikasi Design Expert v12. Nilai koefisien yang dihasilkan

membentuk persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara faktor

dengan respon. Berikut merupakan persamaan respon analisis uji sensoris rasa

dapat dilihat pada Tabel 29.

Tabel 29. Persamaan respon uji sensoris rasa minuman probiotik air kelapa
Respon Persamaan Matematika Lack
of fit
Uji Sensoris Y= 5,9320 - 0,8733A + 0,1591B – 0,2800AB 0,1143
Rasa - 0,8510A2 – 0,1460B2 + 0,0009A2B - 0,5167A

Nilai intersep atau rata-rata hasil respon dari seluruh run yang dijalankan

yaitu sebesar 5,9320. Persamaan matematika pada Tabel 29 menunjukkan bahwa

koefisen A yang merupakan ekstrak daun ruku-ruku memiliki nilai sebesar 0.8733

dan bernilai negatif yang menandakan terjadinya penurunan nilai respon.

Koefisien B yang merupakan ekstrak kulit jeruk memiliki nilai sebesar 0,1591 dan

memiliki nilai yang positif yang menandakan bahwa faktor berpengaruh dalam

meningkatkan nilai respon. Nilai koefisien interaksi antara faktor ekstrak daun

ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis yaitu sebesar 0,2800 memiliki nilai yang

berbanding lurus dengan koefisien A.

Analisis dilanjutkan untuk mengetahui apakah faktor memiliki pengaruh

yang signifikan atau tidak terhadap respon uji sensoris rasa.Nilai P merupakan

indikator untuk mengetahui signifikasi faktor, apabila P<0,05 maka faktor dapat

dikatakan signifikan. Nilai P untuk masing masing faktor ekstrak daun ruku-ruku,

ekstrak kulit jeruk serta interaksi antara faktor ekstrak daun ruku-ruku dan faktor
78

ekstrak kulit jeruk secara berturut adalah 0,0005;0,2127;0,0536. Dapat diketahui

bahwa ekstrak daun ruku-ruku memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

respon sedangkan ekstrak kulit jeruk manis dan interaksi antara faktor ekstrak

daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis berpengaruh kurang signifikan

terhadap respon uji sensori rasa.

Tabel 29 menunjukkan interaksi antara faktor ekstrak daun ruku-ruku

dengan faktor ekstrak kulit jeruk manis (A 2B) dan interaksi antar ekstrak daun

ruku-ruku (A2) memiliki nilai yang berbanding terbalik terhadap respon yaitu

dengan nilai sebesar 0,0009 dan 0,8510. Nilai P memiliki pengaruh yang

berbanding terbalik, interaksi faktor ekstrak ruku-ruku dan faktor ekstrak kulit

jeruk (A2B) memiliki nilai P yang tidak signifikan yaitu sebesar 0,9957 dan untuk

interaksi antar ekstrak daun ruku-ruku (A2) memiliki nilai P yang juga

berperangaruh signifikan terhadap respon yaitu sebesar 0,0002. Nilai koefisien

untuk interaksi faktor ekstrak daun ruku-ruku dengan ekstrak kulit jeruk manis

(AB2) dan interaksi antar ekstrak kulit jeruk manis (B2) memiliki nilai koefisien

yang berbanding lurus yaitu sebesar 0,5167 dan 0,1460. Untuk nilai P dari kedua

faktor tersebut memiliki nilai yang berbanding terbalik yaitu sebesar 0,0220 (AB 2)

yang berpengaruh signifikan dan 0,1445 (B2) yang memiliki pengaruh tidak

signifikan terhadap respon.

Lack of fit untuk respon uji sensoris aroma memiliki nilai P sebesar 0,1143

(Lampiran 14) dimana P>0,05 maka memiliki nilai yang tidak signifikan, hal ini

menandakan bahwa model yang digunakan sudah sesuai (tidak terdapat lack of fit

dan model diterima).


79

Adapun grafik plot kontur untuk pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-

ruku dan ekstrak kulit jeruk manis terhadap respon uji sensoris rasa dapat dilihat

pada Gambar 18 dibawah ini.

Gambar 18. Grafik plot kontur pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-ruku
dan ekstrak kulit jeruk manis terhadap respon uji sensoris rasa

Grafik plot kontur menyatakan interaksi antara faktor A dan faktor B

terhadap respon uji sensoris rasa. Berdasarkan grafik plot kontur pada Gambar 18

ekstrak daun ruku-ruku pada sumbu x memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap respon uji sensoris rasa. Semakin banyak ekstrak yang ditambahkan

maka nilai uji sensoris rasa terlarut akan cenderung menurun, hal ini kemungkinan

disebabkan oleh rasa pahit yang ditimbulkan oleh ekstrak.

Sedangkan untuk penambahan ekstrak kulit jeruk manis (sumbu y)

memiliki pengaruh yang kurang signifikan terhadap respon semakin tinggi

persentase penambahan ekstrak maka nilai sensoris rasa akan semakin tinggi.
80

Flavor atau cita rasa dapat mempengaruhi citarasa dalam memberikan kesan pada

saat indra perasa mengecap dan menelan suatu produk (winarno,2002). Untuk itu

rasa merupakan salah satu komponen penting pada produk.

Pengaruh Ekstrak daun Ruku-Ruku dan Ekstrak Kulit Jeruk Manis


terhadap Respon Uji Sensoris Warna Viskositas

Viskositas atau bisa disebut juga dengan kekentalan suatu larutan

merupakan sifat fisik suatu larutan yang menyatakan besarnya gaya gesek dalam

suatu cairan juga dipengaruhi oleh komposisi padatan dalam cairan. Hasil yang

diperoleh dari pengujian seluruh run yang dijalankan diperoleh kisaran nilai untuk

uji sensoris viskositas berkisar antara 5,4 sampai 6,2. Nilai sensoris viskositas

tertinggi yaitu terdapat pada perlakuan 1 dan 9 sedangkan nilai sensori viskositas

terendah yaitu pada perlakuan 3 dan 4. Uji sensoris dilakukan berdasarkan nilai

kesukaan panelis terhadap produk. Berikut merupakan hasil uji sensoris viskositas

dari seluruh run atau perlakuan yang dijalankan, dapat dilihat pada Tabel 30.

Tabel 30. Hasil uji sensoris viskositas minuman probiotik air kelapa
Faktor 1 Faktor 2 Respon
A:Ekstrak Daun Uji Organoleptik
Run
Ruku-ruku B:Ekstrak Kulit Jeruk Viskositas
% %
1 1,4 1,5 6,15
2 3,5 0,8 5,98
3 5 1 5,49
4 5 2 5,52
5 3,5 2,26 6,06
6 3,5 1,5 5,88
7 3,5 1,5 5,96
8 3,5 1,5 5,95
9 2 2 6,22
10 5,6 1,5 5,55
11 2 1 5,89
12 3,5 1,5 5,87
13 3,5 1,5 5,94
81

Analisis perlakuan dilakukan dengan menggunakan RSM-CCD dengan

menggunakan aplikasi Design Expert v12. Nilai koefisien yang dihasilkan

membentuk persamaan matematika yang menunjukkan hubungan antara faktor

dengan respon (Lampiran 15). Berikut merupakan persamaan respon analisis uji

sensoris viskositas dapat dilihat pada Tabel 31.

Tabel 31. Persamaan respon uji sensoris viskositas minuman probiotik air kelapa
Respon Persamaan Matematika Lack of fit
Uji Y= 5,5815 - 0,8004A + 0,1420B – 0,8859AB 0,7667
Sensoris + 0,1385A2 + 0,2184B2 + 0,7679A2B
Viskositas -0,5170AB2

Nilai intersep pada persamaan matematika pada Tabel 31 yaitu sebesar

5,5815. Persamaan matematika pada Tabel 31 menunjukkan bahwa koefisen A

yang merupakan ekstrak daun ruku-ruku memiliki nilai sebesar 0,8004 dan

bernilai negatif yang menandakan terjadinya penurunan nilai respon. Koefisien B

yang merupakan ekstrak kulit jeruk memiliki nilai sebesar 0,1420 dan memiliki

nilai yang positif yang menandakan bahwa faktor berpengaruh dalam

meningkatkan nilai respon uji viskositas. Nilai koefisien interaksi antara faktor

ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis yaitu sebesar 0,8859

memiliki nilai yang berbanding lurus dengan koefisien A.

Analisis dilanjutkan untuk mengetahui apakah faktor memiliki pengaruh

yang signifikan atau tidak terhadap respon uji sensori viskositas. Apabila P<0,05

maka faktor dapat dikatakan signifikan. Nilai P untuk masing-masing faktor

daintaranya ekstrak daun ruku-ruku (A), ekstrak kulit jeruk (B) dan interaksi antar

faktor ekstrak daun ruku-ruku dan faktor ekstrak kulit jeruk manis (AB) secara

berturut adalah < 0,0001;0,0775; <0,0001. Dapat diketahui bahwa ekstrak daun

ruku-ruku (A) dan interaksi antar faktor ekstrak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit
82

jeruk (AB) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap respon sedangkan

ekstrak kulit jeruk manis berpengaruh kurang signifikan terhadap respon uji

sensori viskositas.

Tabel 31 menunjukkan interaksi antara faktor ekstrak daun ruku-ruku

dengan faktor ekstrak kulit jeruk manis (A 2B) dan interaksi antar ekstrak daun

ruku-ruku (A2) memiliki nilai yang berbanding lurus dengan nilai sebesar 0,7679

dan 0,1385 dimana kedua respon memiliki nilai yang positif yang memiliki arti

dapat meningkatkan nilai respon. Nilai P memiliki pengaruh yang berbanding

lurus, interaksi faktor ekstrak ruku-ruku dan faktor ekstrak kulit jeruk (A 2B)

memiliki nilai P yang signifikan yaitu sebesar 0,0004 dan untuk interaksi antar

ekstrak daun ruku-ruku (A2) memiliki nilai P yang juga berperangaruh signifikan

terhadap respon yaitu sebesar 0,0358.

Nilai koefisien untuk interaksi faktor ekstrak daun ruku-ruku dengan

ekstrak kulit jeruk manis (AB2) dan interaksi antar ekstrak kulit jeruk manis (B 2)

memiliki nilai koefisien yang berbanding terbalik yaitu sebesar 0,5170 dan

0,2184. Dimana interaksi faktor (AB2) memiliki nilai negatif yang dapat

menurunkan nilai respon sedangkan interaksi antar ekstrak (B 2) memiliki nilai

positif yang berarti dapat meningkatkan nilai respon. Nilai P dari kedua faktor

tersebut sebesar 0,0023 dan 0,0064 dan berpengaruh signifikan terhadap respon

uji sensori viskositas.

Lack of fit untuk respon uji sensoris aroma memiliki nilai P sebesar 0.7667

(Lampiran 15) dimana P>0,05 maka memiliki nilai yang tidak signifikan, hal ini

menandakan bahwa model yang digunakan sudah sesuai (tidak terdapat lack of fit

dan model diterima).


83

Adapun grafik plot kontur untuk pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-

ruku dan ekstrak kulit jeruk manis terhadap respon uji sensoris viskositas dapat

dilihat pada Gambar 19 dibawah ini.

Gambar 19. Plot kontur pengaruh penambahan ekstrak daun ruku-ruku dan
ekstrak kulit jeruk manis terhadap respon uji sensoris viskositas

Grafik plot kontur menyatakan interaksi antara faktor A dan faktor B

terhadap respon uji sensoris viskositas, perbedaan warna pada plot kontur

merupakan penggambaran hasil dari uji sensoris viskositas. Berdasarkan grafik

plot kontur pada Gambar 19 ekstrak daun ruku-ruku pada sumbu x memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap respon uji sensoris viskositas. Semakin banyak

ekstrak yang ditambahkan maka nilai uji sensoris viskositas terlarut akan

cenderung menurun. Sedangkan untuk penambahan ekstrak kulit jeruk manis

(sumbu y) memiliki pengaruh yang kurang signifikan terhadap respon semakin

tinggi persentase penambahan ekstrak maka nilai sensoris viskositas akan semakin

tinggi. Viskositas minuman probiotik dipengaruhi oleh aktivitas bakteri asam


84

laktat dalam menguraikan padatan atau sumber nutrisinya. Selain itu, viskositas

minuman probiotik juga dipengaruhi oleh susu, gula, dan bahan tambahan lainnya

yang digunakan dalam pembuatan minuman probiotik (Nizori., dkk, 2008).

Hasil Optimasi Respon Karakteristik Kimia dan Sensoris Minuman


Probiotik Air Kelapa

Respon dari setiap run atau perlakuan yang telah dilakukan uji sidik ragam

atau ANOVA selanjutnya akan dilakukan optimasi formulasi dengan

menggunakan aplikasi Design Expert versi 12. Optimasi dilakukan berdasarkan

faktor yang ditetapkan dan hasil respon dari run yang dijalankan. Hal ini

bertujuan untuk mendapatkan hasil nilai formulasi yang lebih optimal.Hasil

optimasi yang dilakukan berupa formulasi baru dengan nilai respon yang telah

optimal.

Berdasarkan hasil optimasi yang telah dilakukan diperolah beberapa formulasi

baru dengan nilai desirability yang berbeda. Nilai desirability adalah nilai yang

dihasilkan dari ketetapan yang diolah program untuk menghasilkan formulasi

akhir sesuai dengan yang diharapkan. Nilai desirability yang mendekati 1 adalah

yang diinginkan dalam optimasi formula. Berdasarkan optimasi yang dilakukan

diperoleh formulasi baru dengan nilai desirability tertinggi yaitu sebesar 0,828

dengan penambahan ekstrak daun ruku-ruku sebesar 2,85% dan ekstrak kulit jeruk

manis sebesar 2,00%.


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh dari

penambahan ekstak daun ruku-ruku dan ekstrak kulit jeruk manis terhadap

minuman probiotik air kelapa sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Faktor ekstrak daun ruku-ruku memberikan pengaruh yang signikan

terhadap respon uji total bakteri asam laktat (CFU), aktivitas antioksidan

(IC50), kadar total flavonoid (QE/g), total padatan terlarut, uji sensoris

warna, uji sensoris aroma, uji sensoris rasa dan uji sensoris viskositas.

2. Faktor ekstrak kulit jeruk manis memiliki pengaruh yang signifikan pada

respon uji aktivitas antioksidan (IC50), kadar vitamin C (mg/100g), dan

total padatan terlarut serta memiliki pengaruh yang kurang signifikan

terhadap respon uji sensoris aroma dan uji sensoris viskositas.

3. Penambahan ekstrak daun ruku-ruku dan kulit jeruk menghasilkan rasa,

aroma, total keasaman tertitrasi, dan jumlah minimal kultur starter yang

telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia 7552:2009 (SNI minuman

susu fermentasi berperisa).

4. Optimisasi faktor dan variabel respon menghasilkan beberapa formulasi

baru dengan nilai desirability tertinggi yaitu sebesar 0,828 dimana dengan

penambahan ekstrak daun ruku-ruku sebesar 2,85% dan ekstrak kulit jeruk

manis sebesar 2,00%.

85
86

Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk penambahan ekstrak daun ruku-

ruku dan ekstrak kulit jeruk dengan kisaran batas minimal dan maksimal

yang lebih besar.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui lama masa simpan

minuman probiotik air kelapa dengan penambahan ekstrak daun ruku-ruku

dan ekstrak kulit jeruk.


DAFTAR PUSTAKA

Ademiluyi. 2010. Antioxidant properties of soy daddawa a condiment produced


from fermented soybean (Glicine max (L.) Merril).Rivista Italiana delle
Sostanze Grasse. 87(4): 226-235.

Ahmed, Z., Y. Wang, Q. Cheng,dan M. Imran. (2010). Lactobacillus


acidophilusBacteriocin, from production to their application: an overview.
African Journal of Biotechnology. 9(20):2843-2850.

Anagnostopoulou, M. A., P. Kefalas, V. P. Papageorgiou, A. N. Assimopoulou,


dan D. Boskou. 2006. Radical scavenging activity of various extract and
fraction of sweet orange peel (Citrus sinesis). Food Chemist. 94: 19-25.

Angelia, I. O. 2017. Kandungan pH, total asam tertitrasi, padatan terlarut dan
vitamin C pada beberapa komoditas hortikultura. Journal of Agritech
Science. 1(2): 68-74.

Astawan, M. 2011. Pangan Fungsional Untuk Kesehatan Yang Optimal.Fakultas


Teknologi Pertanian IPB, Bogor.

Azizah, B., dan N. Salamah. Standarisasi parameter non spesifik dan


perbandingan kadar kurkumin ekstrak etanol dan ekstrak terpurifikasi
rimpang kunyit. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 3(1): 21-30.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2001. Kajian Proses Standarisasi Produk
Pangan Fungsional di Badan Pengawasan Obat dan Makanan. Lokakarya
Kajian Penyusunan Standar Pangan Fungsional, Jakarta.

Badan Standarisasi Nasional. 2004. Cara Pengujian Derajat Keasaman (pH)


dengan Menggunakan Alat pH Meter. SNI 06-6989.11-2004.

Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2005. Ketentuan Pokok Pengawasan Pangan
Fungsional. SNI 00.05.52.0685.

Badan Standarisasi Nasional. 2006. Petunjuk pengujian organoleptik dan atau


sensori. SNI 01-2346-2006.

Badan Standarisasi Nasional.2009. Minuman Susu Fermentasi Berperisa. SNI


7552:2009.

Badan Standar Nasional. 2009. Yoghurt. SNI:2981.

Ballistreri, G., S. Fabroni, F. V. Romeo, N. Timpanaro, M. Amenta, dan P.


Rapisarda. 2019. Anthocyanins and other polyphenols in citrus genus:
Biosynthesis, chemical profile, and biological activity. Academic Press,
Amsterdam.

87
88

Barlina, R.2004. Potensi buah kelapa muda untuk kesehatan dan


pengolahannya.Perspektif. 3(2): 46 – 60.

Cahyono, B. 2005.Buah Jeruk Mandarin. Yayasan Pustaka Nusantara,


Yogyakarta.

Cheong, M. W., Z. S. Chong, S. Q. Liu, W. Zhou, P. Curran, dan B. Yu. 2012.


Characterisation of calamansi (Citrus microcarpa). Part I: Volatiles,
aromatic profiles and phenolic acids in the peel. Food Chemistry. 134(2):
686–695.

Chen, M. L., D. J. Yang, dan S. C. Liu. 2011. Effects of drying temperature on the
flavonoid, phenolic acid and antioxidative capacities of the methanol
extract of citrus fruit (Citrus sinensis (L.) Osbeck) peels. International
Journal of Food Science & Technology. 46(6): 1179–1185.

De Vuyst, L. dan E. J. Vandamme. 1994. Antimicrobial potential of lactic acid


bacteria. Blackie Academic & Professional, London.

Dewi, A. D. R. 2019. Aktivitas antioksidan dan antibakteri ekstrak kulit jeruk


manis (Citrus sinesis) dan aplikasinya sebagai pengawet pangan.

Elsaputra, U. Pato, dan Rahmayuni. 2016. Pembuatan minuman probiotik yang


berbasis kulit nanas (Ananas comosus (L.)
Merr.)menggunakanLactobacillus casei subsp. casei R-68 yang diisolasi
dari dadih. Jurnal Faperta. 3(1): 1-9.

Febrianti, N. L. 2018. Optimasi sifat fisik edible film berbasis karagenan murni
dengan metode permukaanrespon (Response SufaceMethodology).
Diaspora: Eksakta. 1(1): 71-90.

Ferreira, S. S., A. M. Silva, dan F. M. Nunes. 2018. Citrus reticulata Blanco peels
as a source of antioxidant and anti-proliferative phenolic compounds.
Industrial Crops and Products. 111: 141–148.

Filbert., H. S. J. Koleangan, M. R. J. Runtuwene, dan V. S. Kamu. 2014.


Penentuan aktivitas antioksidan berdasarkan nilai IC50 ekstrak methanol
dan fraksi hasil partisinya pada kulit biji pinang yaki (Areca vestiaria
Giseke). Jurnal MIPA UNSRAT Online. 3(2): 149-154.

Gajula, D., M. Verghese, J. Boateng, L. T. Walker, L. Shackelford, S. R.


89

Mentreddy dan S. Cedric. 2009. Determination of total pheolic, flavonoids


and antioxidant and chemopreventive potential of basil. Journal of Cancer
Research. 5(4): 130-143.

Gapsari, F., &Dwi, H.S. 2011. Optimasi Kualitas Hasil Pengelasan Gas Metal Arc
Welding (Gmaw) Baja Astm 283 Grade A dengan RSM (Respon Sufrace
Methodology). Jurnal Rekayasa Mesin. 2(1): 17-22.

Ghasemzadeh, A., S. Ashkani, A. Baghdadi, A. Pazoki, H. Z. E. Jaafar, dan A.


Rahmat. 2016. Improvement in flavonoids and phenolic acids production
and pHarmaceutical quality of sweet basil by ultraviolet-B irradiation.
Molecules. 21(9): 1-15

Gorinstein, S., O. Martín-Belloso, Y. S. Park, R. Haruenkit, A. Lojek, M. Ciz, dan


S. Trakhtenberg. 2001. Comparison of some biochemical characteristics of
different citrus fruits. Food Chemistry, 74(3), 309–315.

Grimwood, B.A. 1979. Coconut Palm Product.FAO. Agricultural Development,


Rome.

Hakkim, F. L., C. G. Shankar, dan S. Girija. 2007. Chemical composition and


antioxidant property of holy basil (Ocimum sanctum L.) leaves, stems, and
inflflorescence and their in vitro callus cultures. Journal of Agricultural
Food Chemistry. 55:9109–9117.

Haeria., Hermawati, dan A. T. U. D. P. 2016. Penentuan kadar flavonoid total dan


aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun bidara (Ziziphus spina-christi L.).
Journal of Pharmaceutical and Medicinal Sciences.1(2): 57-61.

Harini, N., Warkoyo, dan D. Hermawan. 2015. Pangan Fungsional Makanan


untuk Kesehatan. Universitas Muhammadiyah, Malang.

Hasnaeni., Wisdawati, dan S. Usman. 2019. Penagruh metode ekstarksi terhadap


rendemen dan kadar fenolik ekstraj tanaman kayu beta-beta (Lunasia
amara Blanco). Jurnal Farmasi Galenika. 5(2): 175-182.

Hayek, S.A., Ibrahim, S.A.2013. Current limitations and challenges with lactic
acid bacteria: A review. Food and Nutrition Sciences 4:73-87.

Jatraningrum, D. A. 2015. Peluang Adopsi Inovasi Berbasis Data Paten Di Bidang


Pangan Fungsional. LIPI, Jakarta.

Jutachote, T., dan E. Berghofer. 2005. Antioxidative properties and stability of


ethanolic of holy basil and galagal. Food Chemistry. 92(2): 193-202.
90

Kartika, B. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan Pangan. PAU Pangan dan Gizi.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.

Kemala, D.C.B., dan M. Velayutham. 1978. Changes in the chemical composition


of coconut water and kernel during development of coconut. Placrosym
1:340-346.

Keshani, S., Chuah, A. L. Nourozi, M. M., Russly, A. R, dan Jamilah, B.


2010.Optimization of concentration process on pomelo fruit juice using
Respon surface methodology (RSM).International Food Research Journal.
17: 733-742.

Kusuma, H. A. W., S. Kumalaningsih, dan D. Pranowo. 2019. Optimasi suhu dan


konsentrasi maltodekstrin pada proses pembuatan serbuk lobak dengan
metode foam mat drying. Jurnal Teknologi dan Manajemen Agroindustri.
8(3): 171-182.

Lukito, P. K. 2020. Buku Saku Suplemen Kesehatan untuk Memelihara Daya


Tahan Tubuh Dalam Menghadapi COVID-19. BPOM, Jakarta.

Mandei, J. H.,M. Edam, dan Y.F. Assah. 2019. Rasio campuran air kelapa, sari
wortel dan varian susu skim terhadap mutu minuman probiotik.Jurnal
Riset Teknlogi Industri. 13(2): 192-205.

Markham, K. R. 1988. The Favonoids, Advances in Research Since 1980.


Chapman and Hall, London.

Mehmood, B.,K.K. Dar, S. Ali, U.A. Awan, A.Q. Nayyer, T. Ghous, dan S.
Andleeb. 2015. In vitro assessment of antioxidant, antibacterial and
phytochemical analysis of peel of Citrus sinensis.Journal of
Pharmaceutical Sciences. 28(1): 231-239.

Muchtadi, T. R., dan Sugiyono. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan.


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan
Tinggi. Pusat Antar Universitas Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Muhtadin, A. F., R. Wijaya, P. Prihatini, dan Mahfud. 2013. Pengambilan minyak


atsiri dari kulit jeruk segar dan kering menggunakan metode steam
distillation. Jurnal Teknik Pomits. 2(1): 98-101.

Murray R. K., Granner D.K., Rodwell V.W., 2009. Biokimia Harper, (Andri
Hartono)..Edisi 27.Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.

Nizori, A., V. Suwita, Mursalim, Melisa, T. C. Sunarti, dan E. Warsiki. 2008.


Pembuatan soyghurt sinbiotik sebagai makanan fungsional dengan
penambahan kultur campuran. Jurnal Teknologi Industri Pertanian. 18(1):
28-33.
91

Nurminah, S., R. Syarief, Soekarno, R. Peranginangin, dan B. Nurtama. 2013.


Aplikasi Respon surface methodology pada optimalisasi kondisi proses
pengolahan alkali cottoni (ATC). Jurnal Kelautan dan Perikanan. 8(1): 9-
22.

Pranayanti.,dkk 2015. Pembuatan minuman probiotik air kelapa muda (Cocos


nucifera L.) dengan starter Lactobacillus casei strain shirota. Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya. Malang.

Primurdia, E. G., dan J. Kusnadi. 2014. Aktivitas antioksidan minuman probiotik


sari kurma (Phoenix dactilyfera L.) dengan isolate L. Plantarum dan L.
casei. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(3) 98-109.

Pranayanti, I. A. P., danA. Sutrisno. 2015. Pembuatan minuman probiotik air


kelapa muda (Cocos nucifera L.) dengan starterLactobacillus casei strain
Shirota. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(2): 763-772.

Raina, A. P., A Kumar, dan M. Dutta. 2013. Chemical characterization of aroma


compounds in essential oil isolated from ‘‘Holy Basil’’ (Ocimum
tenuiflflorum L.) grown in India. Genetic Resource and Crop Evolution. 60
(2013):1727–1735.

Ramadhan, A.E. dan H.A. Phaza. 2010. Pengaruh konsentrasi etanol, suhu dan
jumlah stage pada ekstraksi oleoresin jahe (Zingiber Officinale Rosc)
secara batch. Jurnal Teknik Kimia. 2(1):1-5.

Rizal, S., S. Udayana, dam Marniza. 2007. Pengaruh penambahan glukosa dan
skim pada pembuatan minuman laktat sari kulit nanas yang difermentasi
oleh Lactobacillus acidophilus. Jurnal Agritek. 15(1): 63-71.

Rukmana, R. 2003. Tabulompat: Usaha Tani Jeruk Purut dalam Pot dan di Kebun.
Kanisius, Yogyakarta.

Salminen, S. dan A. V. Wright. 1993. Lactic Acid Bacteria. Marcel Dekker Inc,
New York.

Sankhalkar, S., dan V. Vernekar. 2016. Quantitative and qualitative analysis of


phenolic and flavonoid content in Moringa oleifera Lam and Ocimim
tenuiflorum L. Pharmacognosy Research. 8(1): 16-21.

Shehata, M. G., T. S Awad, D. Asker, S. A. E. Sohaimy, N. M. A. El-Aziz, M. M.


Youssef. 2021. Antioxidant and antimicrobial activities and UPLC-ESI-
MS/MS polyphenolic profile of sweet orange peel extracts. Current
Research in Food Science. 4: 326-335.
92

Singh, B., J. P. Singh, A. Kaur, dan N. Singh. 2020. Phenolic composition,


antioxidant potential and health benefits of citrus peel. Food Research
International. 132: 1-22.

Sintasari, R. A., J. Kusnadi, dan D. W. Ningtyas. 2014. Pengaruh penambahan


konsentrasi susu skim dan sukrosa terhadap karakteristik minuman
probiotik sari beras. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(3): 65-75.

Sopianti, D. S., dan D. W. Sary. 2018. Skrining fitokimia dan profil KLT
metabolit sekunder dari daun ruku-ruku (ocimum tenulflorum L.) dan daun
kemangi (ocimum sanctum L.). Scientia. 8 (1): 44-52.

Suharyono, A. S, dan Muhamad Kurniadi. 2010. Pengaruh konsentrasi strater


Streptococcus thermophillus dan lama fermentasi terhadap karakteristik
minuman laktat dari bengkuang (Pachyrrhizus erosus). Jurnal Teknologi
Hasil Pertanian. 1(1): 51-58.

Suharyono, A. S. F. Nurainy, S. Rizal, dan M. Kurniadi. 2011. Uji oerganoleptik


dan mikrobiologi minuman sinbiotik dari ekstrak cincau hijau (Premna
oblongifolia Merr.). Jurnal Teknologi Hasil Pertanian. 5(1): 41-49.

Sulianti, S. B. 2008. Studifitokimia Ocimum spp.: Komponen kimia minyak atsiri


kemangi dan ruku-ruku. Berita Biologi. 9(3): 237-241.

Syamsul., E. S, O. Anugerah, dan R. Supriningrum. 2020. Penetapan rendemen


ekstrak daun jambu mawar (Syzygium jambos L. Alston) berdasarkan
variasi konsentrasi etanol dengan metode maserasi. Jurnal Riset
Kefarmasian. 2(3): 147-187.

Tagg, J. R. 1976. Bacteriocins of gram positif bacteria.Journal Bacteriology


Review. 40: 722-756.

Tumbas, V. T., G. S. Ćetkovic, S. M. Djilas, J. M. C. Brunet, J. J. Vulic, Z. Knez


dan M. Skerget. 2010. Antioxidant activity of Mandarin (Citrus reticulata)
peel. APTEFF. 40: 195-203.

Wibawanti., J. M. W, dan Rinalwidiastuti. 2018. Sifat fisik dan organoleptik


yoghurt drink susu kambing dengan penambahan ekstrak kulit manggis
(Garcinia mangostana L.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak.
13(1):27-37.

Widodo, dan T. T. Taufiq.2017. Bakteri Asam Laktat Strain Lokal.Gadjah Mada


University Press, Yogyakarta.

Widyaningsih, E. N. 2011. Peran probiotik untuk kesehatan.Jurnal Kesehatan.


4(1): 14-20.
93

Wijayanti., M, T. N. Puti, D. W. Widowati, R. T. Wijayanti, M. J. Triasningrum,


dan E. Setyaningsih. Potensi kulit jeruk manis (Citrus sinesis) untuk
mengatasi masalah ketombe. Artikel Pemakalah Paralel. ISSN: 2527-
533X.

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Winarti, S. 2010. Makanan Fungsional. Graha Ilmu, Yogyakarta.

Winarsi, H. 2002. Antioksidan Alami & Radikal Bebas Potensi dan Aplikasinya
dalam Kesehatan. Repositori Riset Kesehatan Nasional, Padang.

Yuda, R. C., Irdiansyah, dan I. Prihatiningtyas. 2017. Studi kinetika pengaruh


suhu terhadap ekstraksi minyak atsiri dari kulit jeruk nipis dengan pelarut
etanol. Jurnal Chemurge. 1(1): 22-26.

Yuniastuti, A. 2014. Buku Monograf Probiotik (Dari Perspektif Kesehatan).


UNNES PRESS, Jakarta.

Zakaria, Y., Yurliasni, dan F. Z. Parinda. 2016. Efek agitasi susu probiotik yang
ditambhakan buah naga merah (Hylocereuspolyrhizus) terhadap uji
sensorik dan total plate count. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian
Unsyiah. 1(1): 816-823.
LAMPIRAN

Lampiran 1. SNI Yoghurt


Tabel 2. SNI Yoghurt
Kriteria Uji Satuan Yoghurt tanpa perlakuan Yoghurt dengan perlakuan
panas setelah fermentasi panas setelah fermentasi
Yoghurt Yoghur Yoghur Yoghur Yoghur Yoghur
t t Tanpa t t t
Rendah Lemak Rendah Tanpa
Lemak Lemak Lemak
Keadaan -
Penampakan - cairan kental - padat cairan kental - padat
Bau - normal/khas normal/khas
Rasa - asam/khas asam/khas
Konsistensi - homogen homogen
Kadar lemak % min. 0,6-2,9 maks. min. 0,6-2,9 maks.
(b/b) 3,0 0,5 3,0 0,5
Total padatan % min. 8,2 min. 8,2
susu bukan
lemak (b/b)
Protein % min. 2,7 min. 2,7
(Nx6,38)
(b/b)
Kadar abu % maks. 1,0 maks. 1,0
(b/b)
Keasaman % 0,5-2,0 0,5-2,0
(dihitung
Sebagai asam
laktat) (b/b)
Timbal (Pb) mg/kg maks. 0,3 maks. 0,3
Tembaga mg/kg maks. 20,0 maks. 20,0
(Cu)
Timah (Sn) mg/kg maks. 20,0 maks. 20,0
Raksa (Hg) mg/kg maks. 0,03 maks. 0,03
Arsen mg/kg maks. 0,1 maks. 0,1
Bakteri APM/g maks. 10 maks. 10
coliform atau
koloni/g
Salmonella negatif/25 g negatif/25 g
Listeria negatif/25 g negatif/25 g
Mono
cytogenes
Jumlah koloni/g min. 107 -
bakteri
starter*
* sesuai dengan Pasal 2 (istilah dan definisi)
Sumber: SNI 2981:2009

94
95
96

Lampiran 2. Kurva kalibrasi asam askorbat (kadar vitamin C)

KURVA STANDAR
0.7
0.6 f(x) = − 13.8625 x + 0.765900000000003
R² = 0.997124274785395
0.5
Absorbansi
Absorbansi

0.4
0.3 Linear (Ab-
0.2 sorbansi )
0.1
0
0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0.045
konsentrasi (mg/ml)

Konsentrasi asam askorbat dihitung dengan cara memasukkan nilai dari

konsentrasi (sumbu x) dan absorbansi (sumbu y) kedalam persamaan garis regresi.

Diperoleh: y = -13,86 + 0,765, dimana:

y = absorbansi sampel

x = konsentrasi asam askorbat

Diketahui :

Absorbansi sampel (y): 0,441

Absorbansi sampel−0,765
Konsentrasi asam askorbat (x):
−13,1386

0,441−0,765
Konsentrasi asam askorbat (x): = 0.023377 (mg/mL)
−13,1386

Berat bahan = 1,0043 gram

FP = 10

Konsentrasi asam askorbat x FP x 100


Kadar Vitamin C =
Berat Bahan

0.023377 x 10 x 100
= = 23,36658 mg/100g
1,0043
97

Lampiran 3. Kurva standar kuarsetin (uji flavonoid)

KURVA STANDAR
0.8
0.7 f(x) = 0.0326676752395361 x − 0.0292148260211805
0.6 R² = 0.982237942342072
0.5
Absorbansi

0.4 Series2
Linear (Series2)
0.3
0.2
0.1
0
5 10 15 20 25
konsentrasi (mg/ml)

Konsentrasi kuersetin ditentukan dengan cara memasukkan nilai dari

konsentrasi kuersetin (sumbu x) dan absorbansi (sumbu y) pada persamaan garis

regresi.

Diperoleh: y= 0,0185x + 0,0301, di mana:

y = absorbansi

x = konsentrasi kuersetin

Diketahui :

Absorbansi Sampel (y) = 0,463

0,263−0,029
Konsentrasi kuersetin (x) = = 13,5625 mg/mL
0,032

Berat Bahan = 0,012 g

Volume Sampel = 0,01 L

Konsentrasi kuarsetin x volume sampel x FP


Total Flavonoid (mgQE/g ekstrak) =
Berat sampel

13,5625 x 0,012 x 1
=
0,012
98

= 11,3020833 mgQE/g ekstrak

Lampiran 4. Kurva penentuan nilai IC50 ekstrak daun ruku-ruku

1. Ulangan 1

% Peredaman
80 %Peredaman
60 %Peredaman
f(x) = 0.09552238804 x + 44.925373136
absorbansi

R² = 0.992488490411763 Linear
40 (%Peredaman)
20
0
0 50 100 150 200 250 300
konsentrasi

2. Ulangan 2

%Peredaman
80 %Peredaman
60 f(x) = 0.09552238804 x + 44.925373136Linear
Absorbansi

40 R² = 0.992488490411763 (%Peredaman)
20
0
0 50 100 150 200 250 300
Konsentrasi

Perhitungan IC50 dengan cara memasukkan nilai dari konsentrasi sampel (sumbu

x) dan % inhibisi terhadap DPPH (sumbu y) pada persamaan garis regresi. Contoh

perhitungan (ulangan 1)

Diketahui : Persamaan regresi, y = 0,0562x + 46,918

y = % Inhibisi, y = 50

x = konsentrasi (µg/mL)

(50−44,920)
Penyelesaian: IC50 (µg/mL) =
0,095
99

= 53,47368 ppm
100

Lampiran 5. Rancangan desain eksperimen respon derajat keasaman

Tabel ANOVA TEST rancangan desain eksperimen pada respon derajat


keasaman.
Jumlah Kuadra
Sumber Kuadra df t Nilai P
t Tengah F-hitung
tidak
Model 0,0132 3 0,0044 0,6917 0,5798 signifikan
A-Ekstrak Daun
Ruku-ruku 0,0098 1 0,0098 1,5435 0,2455
B-Ekstrak Kulit
Jeruk Manis 0,0003 1 0,0003 0,0542 0,8211
AB 0,0030 1 0,0030 0,4775 0,5070
Residu 0,0570 9 0,0063
Uji tidak
0,0156 5 0,0031 0,30186 0,8894
ketidaksesuaian signifikan
Galat 0,0414 4 0,0104
Total 0,0702 12

Nilai P<0,05berarti memiliki nilai yang signifikan

Uji ketidaksesuaian (Lack of fit test) digunakan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hipotesis yang terdiri atas 2 yaitu:

-H0= model yang digunakan sesuai dengan data

-H1= model yang digunakan tidak sesuai dengan data

H0 diterima jika P>0,05 dan ditolak jika P<0,05


101

Lampiran 6. Rancangan desain eksperimen respon total bakteri asam laktat

Tabel ANOVA TEST rancangan desain eksperimen pada respon total bakteri
asam laktat.
Sumber Jumlah df Kuadrat F- Nilai P
Kuadrat Tengah hitung
3,4254E+1
Model 2,3978E+20 7 9 12,5326 0,0067 signifikan
A-Ekstrak Daun 1,0368E+2
Ruku-ruku 1,0368E+20 1 0 37,934 0,0016
B-Ekstrak Kulit 6,0205E+1
Jeruk Manis 6,0205E+18 1 8 2,20274 0,1980
6,9696E+1
AB 6,9696E+18 1 8 2,55001 0,1711
1,6694E+1
A² 1,6694E+18 1 8 0,6108 0,4699
5,5567E+1
B² 5,5567E+17 1 7 0,2033 0,6710
4,9812E+1
A²B 4,9812E+18 1 8 1,8225 0,2349
2,7553E+1
AB² 2,7553E+17 1 7 0,10081 0,7637
2,7332E+1
Residu 1,3666E+19 5 8
1,7111E+1
Uji tidak
1,7111E+17 1 7 0,05072 0,8329
ketidaksesuaian signifikan
3,3737E+1
Galat 1,3495E+19 4 8
Total 2,5344E+20 12

Nilai P<0,05 berarti memiliki nilai yang signifikan

Uji ketidaksesuaian (Lack of fit test) digunakan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hipotesis yang terdiri atas 2 yaitu:

-H0= model yang digunakan sesuai dengan data

-H1= model yang digunakan tidak sesuai dengan data

H0 diterima jika P>0,05 dan ditolak jika P<0,05


102

Lampiran 7. Rancangan desain eksperimen respon aktivitas antioksidan

Tabel ANOVA TEST rancangan desain eksperimen pada respon aktivitas


antioksidan.
Sumber Jumlah df Kuadrat Nilai P
Kuadrat Tengah F-hitung
Model 15013,27 2 7506,63 27,06 < 0.0001 signifikan
A-Ekstrak Daun
12674,05 1 12674,05 45,68 < 0.0001
Ruku-ruku
B-Ekstrak Kulit Jeruk 2339,22 1 2339,22 8,43 0.0157
Residu 2774,46 10 277,45
Uji ketidaksesuaian 2759,29 6 459,88 121,29 0.0002 signifikan
Galat 15,17 4 3,79
Total 17787,73 12

Nilai P<0,05 berarti memiliki nilai yang signifikan

Uji ketidaksesuaian (Lack of fit test) digunakan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hipotesis yang terdiri atas 2 yaitu:

-H0= model yang digunakan sesuai dengan data

-H1= model yang digunakan tidak sesuai dengan data

H0 diterima jika P>0,05 dan ditolak jika P<0,05


103

Lampiran 8. Rancangan desain eksperimen respon total flavonoid

Tabel ANOVA TEST rancangan desain eksperimen pada respon flavonoid.


Sumber Jumlah df Kuadrat F-
Kuadrat Tengah hitung Nilai P
Model 2,37 2 1,18 5,31 0,0268 signifikan
A-Ekstrak Daun
1,93 1 1,93 8,68 0,0146
Ruku-ruku
B-Ekstrak Kulit Jeruk
0,4347 1 0,4347 1,95 0,1926
Manis
Residu 2,23 10 0,2227
Uji ketidaksesuaian 0,6751 6 0,1125 0,2900 0,9139 tidaksignifikan
Galat 1,55 4 0,3881
Total 4,59 12

Nilai P<0,05 berarti memiliki nilai yang signifikan

Uji ketidaksesuaian (Lack of fit test) digunakan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hipotesis yang terdiri atas 2 yaitu:

-H0= model yang digunakan sesuai dengan data

-H1= model yang digunakan tidak sesuai dengan data

H0 diterima jika P>0,05 dan ditolak jika P<0,05


104

Lampiran 9. Rancangan desain eksperimen respon kadar vitamin C

Tabel ANOVA TEST rancangan desain eksperimen pada respon kadar vitamin C .
Sumber Jumlah df Kuadrat F- Nilai P
Kuadrat Tengah hitung
Model 310,10 5 62,02 135,61 < 0,0001 signifikan
A-Ekstrak Daun Ruku-
0,0330 1 0,0330 0,0722 0,7959
ruku
B-Ekstrak Kulit Jeruk
236,46 1 236,46 517,01 < 0,0001
Manis
AB 0,0117 1 0,0117 0,0256 0,8774
A² 0,4427 1 0,4427 0,9679 0,3580
B² 73,39 1 73,39 160,47 < 0,0001
Residu 3,20 7 0,4574
Uji ketidaksesuaian 3,14 3 1,05 71,88 0,0006 signifikan
Galat 0,0583 4 0,0146
Total 313,30 12

Nilai P<0,05 berarti memiliki nilai yang signifikan

Uji ketidaksesuaian (Lack of fit test) digunakan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hipotesis yang terdiri atas 2 yaitu:

-H0= model yang digunakan sesuai dengan data

-H1= model yang digunakan tidak sesuai dengan data

H0 diterima jika P>0,05 dan ditolak jika P<0,05


105

Lampiran 10. Rancangan desain eksperimen respon total asam

Tabel ANOVA TEST rancangan desain eksperimen pada respon asam.


Sumber Jumlah df Kuadrat F- Nilai P
Kuadrat Tengah hitung
tidak
Model 0,0108 3 0,0036 0,8812 0,4866
signifikan
A-Ekstrak Daun
0,0090 1 0,0090 2,19 0,1731
Ruku-ruku
B-Ekstrak Kulit
0,0009 1 0,0009 0,2103 0,6574
Jeruk Manis
AB 0,0010 1 0,0010 0,2434 0,6336
Residu 0,0369 9 0,0041
tidak
0,0149 5 0,0030 0,5395 0,7433
Uji ketidaksesuaian signifikan
Galat 0,0220 4 0,0055
Total 0,0477 12

Nilai P<0,05 berarti memiliki nilai yang signifikan

Uji ketidaksesuaian (Lack of fit test) digunakan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hipotesis yang terdiri atas 2 yaitu:

-H0= model yang digunakan sesuai dengan data

-H1= model yang digunakan tidak sesuai dengan data

H0 diterima jika P>0,05 dan ditolak jika P<0,05


106

Lampiran 11. Rancangan desain eksperimen respon total padatan terlarut

Tabel ANOVA TEST rancangan desain eksperimen pada respon total padatan
terlarut.
Sumber Jumlah df Kuadrat F- Nilai P
Kuadrat Tengah hitung
Model 84,19 5 16,84 161,37 < 0,0001 signifikan
A-Ekstrak Daun
67,94 1 67,94 651,09 < 0,0001
Ruku-ruku
B-Ekstrak Kulit
5,83 1 5,83 55,85 0,0001
Jeruk Manis
AB 0,0000 1 0,0000 0,0000 1,0000
A² 8,80 1 8,80 84,37 < 0,0001
B² 2,72 1 2,72 26,04 0,0014
Residu 0,7304 7 0,1043
Uji tidak
0,7304 3 0,2435 0,2435
ketidaksesuaian signifikan
Galat 0,0000 4 0,0000
Total 84,92 12

Nilai P<0,05 berarti memiliki nilai yang signifikan

Uji ketidaksesuaian (Lack of fit test) digunakan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hipotesis yang terdiri atas 2 yaitu:

-H0= model yang digunakan sesuai dengan data

-H1= model yang digunakan tidak sesuai dengan data

H0 diterima jika P>0,05 dan ditolak jika P<0,05


107

Lampiran 12. Rancangan desain eksperimen respon uji sensori warna

Tabel ANOVA TEST rancangan desain eksperimen pada respon uji sensori
warna.
Sumber Jumlah df Kuadrat
Kuadrat Tengah F-hitung Nilai P
tidak
Model 0,1551 2 0,0775 2,84 0,1054
signifikan
A-Ekstrak Daun
0,1471 1 0,1471 5,39 0,0426
Ruku-ruku
B-Ekstrak Kulit
0,0079 1 0,0079 0,2905 0,6017
Jeruk Manis
Residu 0,2729 10 0,0273
tidak
0,1940 6 0,0323 1,64 0,3290
Uji ketidaksesuaian signifikan
Galat 0,0789 4 0,0197
Total 0,4280 12

Nilai P<0,05 berarti memiliki nilai yang signifikan

Uji ketidaksesuaian (Lack of fit test) digunakan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hipotesis yang terdiri atas 2 yaitu:

-H0= model yang digunakan sesuai dengan data

-H1= model yang digunakan tidak sesuai dengan data

H0 diterima jika P>0,05 dan ditolak jika P<0,05


108

Lampiran 13. Rancangan desain eksperimen respon uji sensori aroma

Tabel ANOVA TEST rancangan desain eksperimen pada respon uji sensori
aroma.
Sumber Jumlah df Kuadrat F-
Kuadrat Tengah hitung Nilai P
Model 0,9276 5 0,1855 4,96 0,0293 signifikan
A-Ekstrak Daun Ruku-
0,5205 1 0,5205 13,92 0,0074
ruku
B-Ekstrak Kulit Jeruk
0,1795 1 0,1795 4,80 0,0646
Manis
AB 0,0180 1 0,0180 0,4810 0,5103
A² 0,1171 1 0,1171 3,13 0,1202
B² 0,0659 1 0,0659 1,76 0,2259
Residu 0,2618 7 0,0374
tidak
0,2170 3 0,0723 6,45 0,0517
Uji ketidaksesuaian signifikan
Galat 0,0448 4 0,0112
Total 1,19 12

Nilai P<0,05 berarti memiliki nilai yang signifikan

Uji ketidaksesuaian (Lack of fit test) digunakan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hipotesis yang terdiri atas 2 yaitu:

-H0= model yang digunakan sesuai dengan data

-H1= model yang digunakan tidak sesuai dengan


109

Lampiran 14. Rancangan desain eksperimen respon uji sensori rasa

Tabel ANOVA TEST rancangan desain eksperimen pada respon uji sensori rasa.
Sumber Jumlah df Kuadrat F-hitung Nilai P
Kuadrat Tengah
Model 16,34 7 2,33 47,02 0,0003 signifikan
A-Ekstrak Daun
3,05 1 3,05 61,43 0,0005
Ruku-ruku
B-Ekstrak Kulit
0,1013 1 0,1013 2,04 0,2127
Jeruk Manis
AB 0,3136 1 0,3136 6,32 0,0536
A² 5,04 1 5,04 101,46 0,0002
B² 0,1483 1 0,1483 2,99 0,1445
A²B 1,624E-06 1 1,624E-06 0,0000 0,9957
AB² 0,5340 1 0,5340 10,75 0,0220
A³ 0,0000 0
B³ 0,0000 0
Residu 0,2483 5 0,0497
Uji tidak
0,1250 1 0,1250 4,06 0,1143
ketidaksesuaian signifikan
Galat 0,1233 4 0,0308
Total 16,59 12

Nilai P<0,05 berarti memiliki nilai yang signifikan

Uji ketidaksesuaian (Lack of fit test) digunakan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hipotesis yang terdiri atas 2 yaitu:

-H0= model yang digunakan sesuai dengan data

-H1= model yang digunakan tidak sesuai dengan data

H0 diterima jika P>0,05 dan ditolak jika P<0,05


110

Lampiran 15. Rancangan desain eksperimen respon uji sensori viskositas

Tabel ANOVA TEST rancangan desain eksperimen pada respon uji sensori
viskositas.
Sumber Jumlah df Kuadrat F-hitung Nilai P
Kuadrat Tengah
Model 16,45 7 2,35 143,18 < 0,0001 signifikan
A-Ekstrak Daun
2,56 1 2,56 156,09 < 0,0001
Ruku-ruku
B-Ekstrak Kulit
0,0806 1 0,0806 4,91 0,0775
Jeruk Manis
AB 3,14 1 3,14 191,22 < 0,0001
A² 0,1335 1 0,1335 8,13 0,0358
B² 0,3318 1 0,3318 20,21 0,0064
A²B 1,18 1 1,18 71,84 0,0004
AB² 0,5346 1 0,5346 32,56 0,0023
A³ 0,0000 0
B³ 0,0000 0
Residu 0,0821 5 0,0164
Uji
0,0020 1 0,0020 0,1008 0,7667 tidak signifikan
ketidaksesuaian
Galat 0,0801 4 0,0200
Total 16,54 12

Nilai P<0,05 berarti memiliki nilai yang signifikan

Uji ketidaksesuaian (Lack of fit test) digunakan untuk menarik kesimpulan

berdasarkan hipotesis yang terdiri atas 2 yaitu:

-H0= model yang digunakan sesuai dengan data

-H1= model yang digunakan tidak sesuai dengan data

H0 diterima jika P>0,05 dan ditolak jika P<0,05


111

Lampiran 16. Dokumentasi penelitian


112
113

Lampiran 17. Produk Minuman Probiotik Air Kelapa

Anda mungkin juga menyukai