Anda di halaman 1dari 124

KARAKTERISASI SIFAT FISIK-KIMIA DAN FUNGSIONAL

TAPIOKA TERMODIFIKASI DARI SARI JAHE DAN


SARI TEMULAWAK

SKRIPSI

Oleh:

USWATUN ARIFAH
150305001 / ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021

Universitas Sumatera Utara


KARAKTERISASI SIFAT FISIK-KIMIA DAN FUNGSIONAL
TAPIOKA TERMODIFIKASI DARI SARI JAHE DAN
SARI TEMULAWAK

SKRIPSI

Oleh:

USWATUN ARIFAH
150305001 /ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana


di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2021

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
LEMBAR PERNYATAAN

Penulis menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Karakterisasi Sifat

Fisik-Kimia dan Fungsional Tapioka Termodifikasi dari Sari Jahe dan Sari

Temulawak“ adalah benar asli hasil penulis sendiri, melalui arahan dosen

pembimbing. Informasi yang dikutip atau dipakai dalam skripsi ini telah

dicantumkan pada daftar pustaka skripsi. Judul ini belum pernah diajukan untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi yang sama di Perguruan Tinggi

Lainya.

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Medan, Januari 2021

(Uswatun Arifah)

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

USWATUN ARIFAH : Karakterisasi Sifat Fisik-Kimia dan Fungsional Tapioka


Termodifikasi dari Sari Jahe dan Sari Temulawak, dibimbing oleh
RIDWANSYAH dan SENTOSA GINTING.

Riset ini dilakukan untuk memahami sifat fisik, kimia serta fungsional
tapioka termodifikasi menggunakan sari jahe dan sari temulawak. Riset ini
memakai rancangan acak kelompok (RAK) dengan 2 faktor yaitu jenis sari (P) :
(bahan tanpa sari (air), sari temulawak, sari jahe gajah, sari jahe merah dan sari
jahe emprit) dan perbandingan pati dengan volume sari (U) : (1 kg : 1 L, 1 kg : 2
L dan 1 kg : 3 L). Parameter analisis meliputi (bentuk & ukuran granula pati, L*
(tingkat kecerahan) , kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar karbohidrat, kadar
lemak, kadar pati, kadar amilosa, kadar amilopektin, kadar serat kasar, derajat
asam, pH, daya serap air, daya serap minyak, swelling power, solubility, aktivitas
antioksidan, total bakteri asam laktat pada tapioka termodifikasi dan total plate
count serta total bakteri asam laktat pada cairan fermentasi).
Hasil riset memperlihatkan bahwa jenis sari berpengaruh sangat signifikan
terhadap (nilai L* (tingkat kecerahan), kadar air, kadar abu, kadar serat kasar,
kadar protein, kadar karbohidrat, kadar pati, kadar amilosa, kadar amilopektin,
daya serap air, swelling power, solubility, aktivitas antioksidan (IC50), derajat
asam dan pH). Perbandingan pati dengan volume sari memberikan berpengaruh
sangat signifikan terhadap (kadar protein, kadar amilosa, kadar amilopektin, pH
serta aktivitas antioksidan (IC50)). Interaksi jenis sari dan perbandingan pati
dengan volume sari berpengaruh sangat signifikan terhadap (kadar protein,
aktivitas antioksidan (IC50), derajat asam dan pH). Perendaman tapioka
menggunakan bahan tanpa sari (air) dan perbandingan pati dengan volume sari 1
kg : 2 L merupakan perlakuan terbaik pada penelitian ini.

Kata kunci : fermentasi spontan, sari jahe, sari temulawak, tapioka modifikasi

i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT

USWATUN ARIFAH : Characterization of Physical-Chemical and Functional


Properties of Modified Tapioca from Ginger and Curcuma Extract, supervised by
RIDWANSYAH and SENTOSA GINTING.

This research was conducted to determine the physical, chemical and


functional characteristics of modified tapioca using ginger and curcuma extract.
The study was using randomized block design with two factors i.e: type of extract
(P): (material without extract (water), curcuma extract, giant ginger extract, red
ginger extract and small ginger extract) and ratio of starch to extract volume (U):
(1 kg : 1 L, 1 kg : 2 L and 1 kg : 3 L). The parameters analyzed were (starch
granule shape & size, lightness of starch, moisture content, ash content, protein
content, carbohydrate content, fat content, starch content, amylose content,
amylopectin content, dietary fiber content, degree of acid, pH, water absorption
and absorption of oil, swelling power, solubility, antioxidant activity (IC50), lactic
acid bacteria on modified tapioca and total plate count and lactic acid bacteria
on fermentation liquid).
The results showed that type of extract had very real effect on yield of
(lightness of starch, moisture content, ash content, dietary fiber content, protein
content, carbohydrate content, starch content, amylose content, amylopectin
content, water absorption, swelling power, solubility, antioxidant activity (IC50),
degree of acid, and pH). Ratio of starch to extract volume had very real effect on
yield of (protein content, amylose content, amylopectin content, antioxidant
activity (IC50) and pH). The interaction of type of extract with ratio of starch to
extract volume had very real effect on yield (of protein content, antioxidant
activity (IC50), degree of acid and pH) modified tapioca. Soaking tapioca using
material without extract (water) and the ratio of satrch to the volume of extract
1kg : 2 L was the best treatment in this study.

Keywords : spontaneous fermentation, ginger extract, curcuma extract, modified


tapioca

ii
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP

USWATUN ARIFAH dilahirkan di Afd C Tobasari di tanggal 30 Januari

1997, dari Ayah Untung dan Ibu Dra. Sunarti. Uswatun adalah gadis kedua dari

empat bersaudara. Uswatun menjalani pendidikan di SD Negeri 091434 Sait

Buntu, MTs Swasta Al-Ikhlas Sait Buntu dan Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Pematangsiantar. Tahun 2015 penulis lulus dari MAN. Penulis melangsungkan

pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri, Universitas Sumatera Utara tahun 2015

jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) di

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, Uswatun pernah menjadi asisten

Laboratorium Mikrobiologi pada tahun 2017-2019, staff divisi kewirausahaan

Ikatan Mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan (IMITP) USU, dan anggota divisi

syi’ar Badan Kenadziran Mushala (BKM) Al-Mukhlisin FP USU. Uswatun telah

menjalankan Praktik Lapangan (PKL) di Balai Besar Pengawas Obat dan

Makanan (BBPOM) di Medan, Sumatera Utara yang dilakukan pada bulan Juli

hingga Agustus 2018. Selanjutnya pada tahun 2019 penulis melaksanakan

penelitian dengan judul Karakterisasi Sifat Fisik-Kimia dan Fungsional Tapioka

Termodifikasi dari Sari Jahe dan Sari Temulawak dibawah bimbingan

Ridwansyah, STP., M. Si dan Ir. Sentosa Ginting, MP.

iii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan

karunia-Nya pada penulis hingga dapat menuntaskan skripsi dengan judul

“Karakterisasi Sifat Fisik-Kimia dan Fungsional Tapioka Termodifikasi dari

Sari Jahe dan Sari Temulawak”.

Terima kasih penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada:

1. Orang tua penulis Ayah Untung serta Ibu Dra. Sunarti dan kakak tersayang

Usmul Safti Kartika serta adik Nurul Isnaini dan Muhammad Wahyu Utomo,

terima kasih atas kekuatan doa, dukungan serta keteladanan hidup bagi

penulis.

2. Bapak Ridwansyah, STP, M.Si, Ketua Pembimbing skripsi yang mendanai

penelitian ini, memberikan arahan, dukungan serta motivasi dalam

penyelesaian skripsi ini.

3. Bapak Ir. Sentosa Ginting, M.P, Anggota Pembimbing skripsi yang

memberikan bimbingan, dukungan serta motivasi selama penyelesaian skripsi

ini.

4. Ibu Prof. Dr. Ir. Elisa Julianti, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu dan

Teknologi Pangan serta Ibu Mimi Nurminah, STP, M.Si sebagai Sekretaris

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, terima kasih atas motivasi dan

ilmu yang diberikan.

5. Seluruh karyawan pengajar serta karyawan Program Studi Ilmu dan

Teknologi Pangn, terima kasih untuk dukungan serta pengetahuan yang sudah

diajarkan.

iv
Universitas Sumatera Utara
v

6. Sahabat tercinta Khumairah (Tasbita, Husna, Adiba, Cindy, Dwi dan Suci)

serta Akhi (Rinal, Eza, Fadlan, Galih, Dadi, Hafidz dan Rifky) yang saling

menyemangati, memberi motivasi, doa, keceriaan, kebersamaan, dan saling

membantu penulis selama mengikuti perkuliahan dan penyusunan skripsi.

7. Teman-teman antar jurusan (Sabki, Ali Imran, Dedi Sikettang, Beby, Ria dan

Bang Ijeck), terima kasih atas doa, serta dukungan selama uswatun

melakukan penelitian dan penyelesaian skripsi ini.

8. Teman-teman asisten Laboratorium Mikrobiologi stambuk 2015 (Erwin,

Wayuni, Ayunda dan Rika), asisten Laboratorium Mikrobiologi stambuk

2016 (Putri, Aisy, Santi dan Maria) dan asisten Laboratorium Mikrobiologi

stambuk 2017 (Gilang, Mei, Mona, Ade dan Rosella) terima kasih telah

memotivasi pada penyelesaian skripsi ini.

9. Kawan sepenanggungan stambuk 2015 di Program Studi Ilmu dan Teknologi

Pangan, terima kasih atas kebersamaan, kenangan, waktu menyenangkan

maupun waktu kelam yang sangat mengesankan, dan memberikan pelajaran

bagi penulis selama ini.

10. Senior angkatan 2012, 2013, 2014 serta junior angkatan 2016, 2017, 2018,

serta 2019 di Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, terima kasih untuk

kebersamaanya juga semua orang yang tidak dapat disebutkan satu-persatu

yang telah mendukung untuk penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Januari 2021

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Hal
ABSTRAK ...................................................................................................... i

ABSTRACT ..................................................................................................... ii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL........................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvi

PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Tujuan Penelitian .................................................................................... 4
Kegunaan Penelitian ............................................................................... 4
Hipotesis Penelitian ................................................................................ 5

TINJAUAN PUSTAKA
Ubi Kayu................................................................................................. 6
Pati Ubi Kayu (Tapioka)......................................................................... 7
Temulawak ............................................................................................. 10
Jahe.......................................................................................................... 12
Sari Jahe Merah.. .................................................................................... 12
Sari Jahe Gajah. ...................................................................................... 13
Sari Jahe Emprit...................................................................................... 14
Tapioka Termodifikasi............................................................................ 14

BAHAN DAN METODE


Waktu dan Tempat Penelitian................................................................. 17
Bahan Penelitian ..................................................................................... 17
Alat Penelitian ........................................................................................ 17
Metode Penelitian ................................................................................... 18

vi
Universitas Sumatera Utara
vii

Pelaksanaan Penelitian
Pembuatan Sari Jahe ....................................................................... 18
Pembuatan Sari Temulawak ........................................................... 19
Pembuatan Pati Ubi Kayu (Tapioka) .............................................. 20
Pembuatan Tapioka Termodifikasi ................................................. 21
Pengamatan dan Metode Pengukuran Data
Karakteristik Fisik ........................................................................... 23
Indeks warna (Metode Hunter) ................................................ 23
Bentuk granula pati .................................................................. 23
Karakteristik Kimia ........................................................................ 23
Kadar air .................................................................................. 23
Kadar abu.................................................................................. 24
Kadar lemak.............................................................................. 24
Kadar protein ............................................................................ 25
Kadar karbohidrat ..................................................................... 25
Kadar pati ................................................................................. 25
Kadar serat kasar ..................................................................... 26
Kadar amilosa .......................................................................... 27
Kadar amilopektin ................................................................... 28
Derajat asam ............................................................................ 28
pH ............................................................................................. 28
Karakteristik Fungsional.................................................................. 28
Daya serap air dan minyak ...................................................... 28
Swelling power dan solubillity ................................................. 29
Aktivitas antioksidan ............................................................... 29
Bakteri asam laktat .................................................................. 30
Total mikroba .......................................................................... 31

HASIL DAN PEMBAHASAN


Karakteristik Cairan Fermentasi ............................................................. 32
Pengaruh jenis sari terhadap karakteristik cairan fermentasi .......... 32
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap
karakteristik cairan fermentasi......................................................... 32
Pengaruh jenis sari terhadap total bakteri asam laktat cairan hasil
fermentasi ........................................................................................ 33
Pengaruh perbandingan pati dan volume sari terhadap bakteri
asam laktat cairan fermentasi .......................................................... 34
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap total bakteri asam laktat cairan fermentasi .... 36
Pengaruh jenis sari terhadap total plate count cairan fermentasi .... 37
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap total
plate count cairan fermentasi ........................................................... 39

Universitas Sumatera Utara


viii

Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan


volume sari terhadap total plate count cairan fermentasi ................ 40
Nilai L*(Kecerahan) .............................................................................. 42
Pengaruh jenis sari terhadap nilai L* tapioka termodifikasi ........... 42
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap nilai L*
tapioka termodifikasi ....................................................................... 43
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap nilai L* tapioka termodifikasi ....................... 43
Bentuk Granula Pati................................................................................ 43
Kadar Air ................................................................................................ 52
Pengaruh jenis sari terhadap kadar air tapioka termodifikasi .......... 52
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar
air tapioka termodifikasi .................................................................. 53
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap kadar air tapioka termodifikasi ..................... 53
Kadar Abu............................................................................................... 54
Pengaruh jenis sari terhadap kadar abu tapioka termodifikasi ........ 54
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar
abu tapioka termodifikasi ................................................................ 55
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap kadar abu tapioka termodifikasi .................... 55
Kadar Lemak .......................................................................................... 55
Pengaruh jenis sari terhadap kadar lemak tapioka termodifikasi .... 55
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar
lemak tapioka termodifikasi ............................................................ 56
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap kadar lemak tapioka termodifikasi ................ 56
Kadar Serat ............................................................................................. 56
Pengaruh jenis sari terhadap kadar serat tapioka termodifikasi ...... 56
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar
serat tapioka termodifikasi............................................................... 57
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap kadar serat tapioka termodifikasi .................. 58
Kadar Protein .......................................................................................... 58
Pengaruh jenis sari terhadap kadar protein tapioka termodifikasi ... 58
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar
protein tapioka termodifikasi ........................................................... 59
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap kadar protein tapioka termodifikasi .............. 61
Kadar Karbohidrat .................................................................................. 63
Pengaruh jenis sari terhadap kadar karbohidrat pada tapioka
termodifikasi .................................................................................... 63

Universitas Sumatera Utara


ix

Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar


karbohidrat tapioka termodifikasi .................................................... 64
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap kadar karbohidrat tapioka termodifikasi ....... 64
Kadar Pati ............................................................................................... 65
Pengaruh jenis sari terhadap kadar pati tapioka termodifikasi ........ 65
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar
pati tapioka termodifikasi ................................................................ 66
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap kadar pati tapioka termodifikasi .................... 68
Kadar Amilosa ........................................................................................ 68
Pengaruh jenis sari terhadap kadar amilosa tapioka termodifikasi .. 68
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar
amilosa tapioka termodifikasi .......................................................... 69
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap kadar amilosa tapioka termodifikasi ............. 70
Kadar Amilopektin ................................................................................. 71
Pengaruh jenis sari terhadap kadar amilopektin pada tapioka
termodifikasi .................................................................................... 71
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar
amilopektin tapioka termodifikasi ................................................... 72
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap kadar amilopektin tapioka termodifikasi....... 73
Derajat Asam .......................................................................................... 73
Pengaruh jenis sari terhadap derajat asam tapioka termodifikasi .... 73
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap derajat
asam tapioka termodifikasi .............................................................. 74
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap derajat asam tapioka termodifikasi ............... 75
pH ........................................................................................................... 77
Pengaruh jenis sari terhadap nilai pH tapioka termodifikasi ........... 77
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap nilai pH
tapioka termodifikasi ....................................................................... 78
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap nilai pH tapioka termodifikasi....................... 79
Daya Serap Air ....................................................................................... 84
Pengaruh jenis sari terhadap daya serap air tapioka termodifikasi .. 84
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap daya
serap air tapioka termodifikasi ........................................................ 86
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap daya serap air tapioka termodifikasi ............. 86

Universitas Sumatera Utara


x

Daya Serap Minyak ................................................................................ 86


Pengaruh jenis sari terhadap daya serap minyak pada tapioka
termodifikasi .................................................................................... 86
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap daya
serap minyak tapioka termodifikasi ................................................. 86
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap daya serap minyak tapioka termodifikasi...... 86
Swelling Power ....................................................................................... 87
Pengaruh jenis sari terhadap swelling power tapioka termodifikasi 87
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap
swelling power kadar protein tapioka termodifikasi........................ 88
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap swelling power tapioka termodifikasi ........... 88
Solubility ................................................................................................. 88
Pengaruh jenis sari terhadap Solubility tapioka termodifikasi......... 88
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap
Solubility tapioka termodifikasi ....................................................... 90
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap Solubility tapioka termodifikasi .................... 91
Aktivitas Antioksidan ............................................................................. 91
Pengaruh jenis sari terhadap aktivitas antioksidan tapioka
termodifikasi .................................................................................... 91
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap
aktivitas antioksidan tapioka termodifikasi ..................................... 93
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap aktivitas antioksidan tapioka termodifikasi... 94
Bakteri Asam Laktat ............................................................................... 97
Pengaruh jenis sari terhadap bakteri asam laktat tapioka
termodifikasi .................................................................................... 97
Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap bakteri
asam laktat tapioka termodifikasi .................................................... 98
Pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap bakteri asam laktat tapioka termodifikasi ..... 99
Produk Mutu Terbaik.............................................................................. 101

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan ............................................................................................. 102
Saran....................................................................................................... 103

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 104

DAFFTAR LAMPIRAN ................................................................................ 112

Universitas Sumatera Utara


xi

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Hal
Tabel 1. Syarat mutu tapioka berdasarkan SNI 3451 : 2011................................... 9

Tabel 2. Komponen nutrisi temulawak ................................................................. 11

Tabel 3. Komponen nutrisi pada tiga varietas jahe ............................................... 12

Tabel 4. Pengaruh jenis terhadap karakteristik cairan fermentasi ......................... 32

Tabel 5. Pengaruh perbandingan pati dan volume sari terhadap karakteristik cairan
fermentasi................................................................................................ 33

Tabel 6. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap total BAL cairan fermentasi ....... 33

Tabel 7. Uji LSR pengaruh perbandingan pati dan volume sari terhadap BAL
cairan fermentasi ..................................................................................... 35

Tabel 8. Uji LSR pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap bakteri asam laktat cairan fermentasi ................... 36

Tabel 9. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap TPC cairan fermentasi ................ 38

Tabel 10. Uji LSR pengaruh perbandingan pati dan volume sari terhadap TPC
cairan fermentasi................................................................................... 39

Tabel 11. Data uji terhadap nilai L* tapioka termodifikasi dan tapioka alami ..... 41

Tabel 12. Pengaruh perbandingan pati dan volume sari pada sifat fisik tapioka .. 41

Tabel 13. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap nilai L* tapioka termodifikasi... 42

Tabel 14. Ukuran granula tapioka ......................................................................... 46

Tabel 15. Hasil pengujian sifat kimia tapioka termodifikasi dan tapioka alami ... 48

Tabel 16. Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap sifat kimia
tapioka termodifikasi ............................................................................ 51

Tabel 17. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap kadar air tapioka termodifikasi . 52

Tabel 18. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap kadar abu tapioka termodifikasi 54

Tabel 19. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap kadar serat tapioka modifikasi .. 56

xi
Universitas Sumatera Utara
xii

Tabel 20. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap kadar protein tapioka ................ 58

Tabel 21. Uji LSR pengaruh perbandingan pati dan volume sari terhadap kadar
protein tapioka termodifikasi ................................................................ 59

Tabel 22. Uji LSR pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap kadar protein tapioka termodifikasi ................... 61

Tabel 23. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap karbohidrat tapiokamodifikasi .. 63

Tabel 24. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap kadar pati tapioka modifikasi ... 65

Tabel 25. Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap
kadar pati tapioka termodifikasi ........................................................... 66

Tabel 26. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap kadar amilosa tapioka ............... 68

Tabel 27. Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar
amilosa tapioka termodifikasi ............................................................... 69

Tabel 28. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap amilopektin tapioka modifikasi 71

Tabel 29. Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar
amilopektin tapioka termodifikasi ........................................................ 72

Tabel 30. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap derajat asam tapioka modifikasi 73

Tabel 31. Uji LSR pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap derajat asam tapioka termodifikasi .................... 75

Tabel 32. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap nilai pH tapioka termodifikasi . 77

Tabel 33. Uji LSR pengaruh perbandingan pati dan volume sari terhadap nilai pH
tapioka termodifikasi ............................................................................ 78

Tabel 34. Uji LSR pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap nilai pH tapioka termodifikasi............................ 79

Tabel 35. Hasil pengujian terhadap sifat fungsional tapioka termodifikasi dan
tapioka alami......................................................................................... 81

Tabel 36. Pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap sifat
fungsional tapioka termodifikasi .......................................................... 84

Tabel 37. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap daya serap air tapioka ............... 84

Universitas Sumatera Utara


xiii

Tabel 38. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap swelling power tapioka
termodifikasi ......................................................................................... 87

Tabel 39. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap solubillity tapioka termodifikasi 89

Tabel 40. Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap
solubillity tapioka termodifikasi ........................................................... 90

Tabel 41. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap aktivitas antioksidan tapioka
termodifikasi ......................................................................................... 92

Tabel 42. Uji LSR pengaruh perbandingan pati dan volume sari terhadap aktivitas
antioksidan tapioka termodifikasi ......................................................... 93

Tabel 43. Uji LSR pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap antioksidan tapioka termodifikasi ...................... 95

Tabel 44. Pengaruh jenis sari terhadap sifat mikrobiologi tapioka termodifikasi. 96

Tabel 45. Pengaruh perbandingan pati dan volume sari terhadap karakteristik
mikrobiologi tapioka termodifikasi ...................................................... 97

Tabel 46. Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap BAL tapioka termodifikasi ....... 97

Tabel 47. Uji LSR pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan
volume sari terhadap jumlah BAL tapioka termodifikasi .................... 99

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No. Hal
Gambar 1. Struktur kimia amilosa .......................................................................... 8

Gambar 2. Struktur kimia amilopektin.................................................................... 9

Gambar 3. Skema pembuatan sari jahe ................................................................. 19

Gambar 4. Skema pembuatan sari temulawak ...................................................... 20

Gambar 5. Skema pembuatan tapioka termodifikasi ............................................ 22

Gambar 6. Hubungan jenis sari dengan jumlah total BAL cairan fermentasi ...... 34

Gambar 7. Hubungan perbandingan pati dan volume sari dengan jumlah bakteri
asam laktat cairan fermentasi ............................................................. 35

Gambar 8. Hubungan interaksi jenis sari serta perbandingan pati dan volume sari
dengan total bakteri asam laktat cairan fermentasi ............................ 37

Gambar 9. Hubungan jenis sari dengan total plate count cairan fermentasi ........ 38

Gambar 10. Hubungan perbandingan pati dan volume sari dengan total plate
count cairan fermentasi ...................................................................... 39

Gambar 11. Hubungan jenis sari dengan nilai L* tapioka termodifikasi .............. 42

Gambar 12. Bentuk tapioka termodifikasi dengan SEM perbesaran 2000x ......... 45

Gambar 13. Hubungan jenis sari dengan kadar air tapioka termodifikasi ............ 52

Gambar 14. Hubungan jenis sari dengan kadar abu tapioka termodifikasi ........... 54

Gambar 15. Hubungan jenis sari dengan kadar serat tapioka termodifikasi ......... 57

Gambar 16. Hubungan jenis sari dengan kadar protein tapioka ........................... 59

Gambar 17. Hubungan perbandingan pati dan volume sari dengan kadar protein
tapioka termodifikasi ....................................................................... 60

Gambar 18. Hubungan interaksi jenis sari serta perbandingan pati dan volume sari
dengan kadar protein tapioka termodifikasi ..................................... 62

Gambar 19. Hubungan jenis sari dengan kadar karbohidrat tapioka modifikasi .. 63

xiv
Universitas Sumatera Utara
xv

Gambar 20. Hubungan jenis sari dengan kadar pati tapioka termodifikasi .......... 65

Gambar 21. Hubungan jumlah pati dan volume sari dengan kadar pati tapioka .. 67

Gambar 22. Hubungan jenis sari dengan kadar amilosa tapioka termodifikasi .... 68

Gambar 23. Hubungan perbandingan pati & volume sari dengan kadar amilosa . 70

Gambar 24. Hubungan jenis dengan kadar amilopektin tapioka termodifikasi .... 71

Gambar 25. Hubungan perbandingan pati dan volume sari dengan kadar
amilopektin tapioka termodikasi ...................................................... 72

Gambar 26. Hubungan jenis sari dengan derajat asam tapioka termodifikasi ...... 74

Gambar 27. Hubungan interaksi jenis sari serta perbandingan pati dan volume sari
dengan derajat asam tapioka termodifikasi ...................................... 76

Gambar 28. Hubungan jenis sari dengan nilai pH tapioka termodifikasi ............. 77

Gambar 29. Hubungan perbandingan pati dan volume sari dengan nilai pH tapioka
termodifikasi .................................................................................... 78

Gambar 30. Hubungan interaksi jenis sari serta perbandingan pati dan volume sari
dengan nilai pH tapioka termodifikasi ............................................. 80

Gambar 31. Hubungan jenis sari dengan DSA tapioka termodifikasi .................. 85

Gambar 32. Hubungan jenis sari dengan swelling power tapioka termodifikasi .. 87

Gambar 33. Hubungan jenis sari dengan solubility tapioka termodifikasi ........... 89

Gambar 34. Hubungan perbandingan pati danvolume sari dengan solubility


tapioika termofikasi ......................................................................... 90

Gambar 35. Hubungan jenis sari dengan antioksidan tapioka termodifikasi ........ 92

Gambar 36. Hubungan perbandingan pati dan volume sari dengan aktivitas
antioksidan tapioka termodifikasi ...................................................... 94

Gambar 37. Hubungan interaksi jenis sari serta perbandingan pati dan volume sari
dengan aktivitas antioksidan tapioka termodifikasi ......................... 95

Gambar 38. Hubungan jenis sari dengan jumlah BAL tapioka termodifikasi ...... 98

Gambar 39. Hubungan interaksi jenis sari serta perbandingan pati dan volume sari
dengan jumlah bakteri asam laktat tapioka termodifikasi ............. 100

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No. Hal
Lampiran 1.Kurva standar amilosa untuk pengujian kadar amilosa ................... 112

Lampiran 2.Kurva standar glukosa untuk pengujian kadar pati ......................... 112

Lampiran 3.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P1U1 .................................... 113

Lampiran 4.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P1U2 .................................... 114

Lampiran 5.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P1U3 .................................... 115

Lampiran 6.Kurva penentuan nilai IC50 P2U1 ..................................................... 116

Lampiran 7.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P2U2 .................................... 117

Lampiran 8.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P2U3 .................................... 118

Lampiran 9.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P3U1 .................................... 119

Lampiran 10.Kurva penentuan nilai IC50 Perlakuan P3U2 .................................. 120

Lampiran 11.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P3U3 .................................. 121

Lampiran 12.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P4U1 .................................. 122

Lampiran 13.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P4U2 .................................. 123

Lampiran 14.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P4U3 .................................. 124

Lampiran 15.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P5U1 .................................. 125

Lampiran 16.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P5U2 .................................. 126

Lampiran 17.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P5U3 .................................. 127

Lampiran 18.Data pengamatan dan tabel sidik ragam BAL cairan fermentasi .. 128

Lampiran 19.Data pengamatan dan tabel sidik ragam TPC cairan fermentasi ... 130

Lampiran 20.Data pengamatan dan tabel ragam nilai kecerahan (L*) tapioka
termodifikasi .................................................................................. 132

Lampiran 21.Data pengamatan dan tabel analisa ragam analisis kadar air tapioka
termodifikasi .................................................................................. 134

xvi
Universitas Sumatera Utara
xvii

Lampiran 22. Data pengamatan dan tabel analisa ragam kadar abu tapioka ...... 136

Lampiran 23.Data pengamatan serta tabel sidik ragam analisis kadar lemak
tapioka termodifikasi ..................................................................... 138

Lampiran 24.Data pengamatan dan tabel analisa ragam kadar serat tapioka
termodifikasi .................................................................................. 140

Lampiran 25.Data pengamatan dan tabel analisa ragam kadar protein tapioka
termodifikasi .................................................................................. 142

Lampiran 26.Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis kadar karbohidrat
tapioka termodifikasi ..................................................................... 144

Lampiran 27.Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis kadar pati tapioka
termodifikasi .................................................................................. 146

Lampiran 28.Data pengamatan dan tabel analisa ragam kadar amilosa tapioka
termodifikasi .................................................................................. 148

Lampiran 29.Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis kadar amilopektin
tapioka termodifikasi ..................................................................... 150

Lampiran 30.Data pengamatan dan tabel analisa ragam derajat asam tapioka
termodifikasi .................................................................................. 152

Lampiran 31.Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis pH tapioka ........ 154

Lampiran 32.Data pengamatan dan tabel analisa ragam a daya serap air tapioka
termodifikasi .................................................................................. 156

Lampiran 33.Data pengamatan dan tabel analisa ragam daya serap minyak tapioka
termodifikasi .................................................................................. 158

Lampiran 34.Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis swelling power
tapioka termodifikasi ..................................................................... 160

Lampiran 35.Data pengamatan dan tabel analisa ragam solubility tapioka


termodifikasi .................................................................................. 162

Lampiran 36.Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis antioksidan tapioka
termodifikasi .................................................................................. 164

Lampiran 37.Data pengamatan dan tabel analisa sidik ragam bakteri asam laktat
tapioka termodifikasi ..................................................................... 166

Lampiran 38.Tapioka termodifikasi yang dihasilkan.......................................... 168

Universitas Sumatera Utara


xviii

Universitas Sumatera Utara


PENDAHULUAN

Latar Belakang

Indonesia merupakan suatu negara yang memproduksi ubi kayu

(singkong) yang cukup banyak selain karena Indonesia merupakan negara tropis

tetapi juga singkong dapat tumbuh dengan baik di Indonesia. Berlandaskan

informasi Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 Indonesia memproduksi ubi

kayu mencapai 19.341.233 ton (BPS, 2018). Selain itu harga singkong per kilo

juga termasuk murah. Berdasarkan hal tersebut, singkong berpeluang baik jika

dijadikan sebagai bahan baku pembuatan pati.

Kandungan pati yang terdapat di ubi kayu cukup tinggi yaitu sebesar 20-

25 % dari berat ubi kayu sehingga pati ubi kayu memiliki kemampuan yang bagus

untuk dikembangkan hingga memiliki nilai ekonomi lebih tinggi. Salah satunya

pati ubi kayu bisa dipakai sebagai bahan baku pada industri makanan, pakan serta

obat-obatan. Sebagai bahan baku industri yang memiliki potensi yang besar, pati

ubi kayu diharapkan dapat digunakan sebagai alternatif pengganti terigu.

Pati alami ubi kayu bersifat terlalu lengket, tidak tahan perlakuan dengan

asam, tidak memiliki daya kembang, suhu gelatinisasi tinggi, kandungan

proteinnya yang rendah, kelarutannya dalam air dibatasi serta gel pati mudah

sineresis sehingga dapat menghambat proses pengaplikasiannya dalam

pengolahan (Kusnandar, 2006).

Dikarenakan kelemahan sifat dasar pati alami singkong, perlu proses

modifikasi yang bisa memperluas pemanfaatan pati saat pengolahan sehingga

bisa menciptakan produk pangan yang diharapkan. Pati termodifikasi yakni pati

yang telah mengalami perlakuan terkendali baik secara fisik/kimia sehingga dapat

1
Universitas Sumatera Utara
2

mengubah satu maupun lebih karakteristik asalnya, seperti suhu awal gelatinisasi,

karakteristik proses gelatinisasi, tahan panas, asam, pengadukan, serta

retrogradasi (terikatnya kembali molekul amilosa yang keluar dari granula pati

dan telah mengalami kerusakan disaat gelatinisasi akibat penurunan suhu dan

terbentuk jaringan mikrokristal serta mengendap) (Kusnandar, 2006).

Modifikasi pati ubi kayu bisa dilakukan secara kimia, fisik, ataupun

enzimatik. Menurut Julianti, dkk., (2011), modifikasi pati ubi kayu dengan

karakteristik fisikokimia dan fungsional terbaik adalah fermentasi dengan

merendam pati ubi kayu dalam air selama 16 hari dan pengeringan dilakukan

dengan menggunakan pengeringan matahari. Modifikasi pati ubi kayu dengan

menggunakan asam laktat kemudian dilanjutkan pengeringan menggunakan

pengeringan matahari atau sinar UV buatan, akan diperoleh peningkatan volume

spesifik biskuit yang diuji.

Tepung dan produk olahan dari ubi kayu memiliki aroma apek khas ubi

kayu yang sering kali masih terbawa pada produk hasil olahanya, sehingga kurang

disukai oleh konsumen (Marrug 1991 dalam Misgiyarta, dkk., 2009). Oleh sebab

itu perlu dilakukan proses fermentasi. Sepanjang proses fermentasi mikroba akan

berkembang serta dihasilkan enzim pektinolitik serta selulolitik yang bisa

merusak dinding sel hingga berlangsung pembebasan granula. Tidak hanya itu

mikroorganisme akan menghasilkan enzim (penghidrolisis pati jadi gula serta

mengubahnya jadi asam organik seperti asam laktat, berikutnya asam ini akan

berbaur dengan tepung hingga saat tepung diolah menghasilkan wangi serta

aroma khas yang dapat menutupi aroma serta rasa singkong yang kurang disukai

(Subagio, 2007).

Universitas Sumatera Utara


3

Jahe merupakan tumbuhan monokotil asal dari rumpun Zingiberaceae. Di

dalam jahe terdapat komponen yang memiliki karakteristik khas bau serta rasa

yang berasal dari oleoresin dan juga minyak atsiri. Jahe mempunyai komponen

aktif yaitu oleoresin, yang menggambarkan suatu gugusan yang lengkap lapisan

kimianya. Oleoresin jahe mempunyai kandungan (minyak atsiri, resin, zingeron,

shogaol serta gingerol).

Temulawak ialah tumbuhan yang juga termasuk famili Zingiberaceae.

Rimpang ini memiliki pati 29- 30%, kurkumin 1- 2% serta minyak atsiri 6- 10%.

Temulawak juga memiliki kamfer dan glukosida. Kurkumin yang ada pada

temulawak berguna sebagai penawar radang, antioksidan, anti hepototoksik dan

anti tumor (Sidik, dkk., 1999).

Penggunaan jahe dan temulawak selama ini hanya digunakan sebagai

obat-obatan tradisional saja. Menurut Daramola (2006), gingerol berbentuk

fenolik yang ada pada jahe bisa menimbulkan reaksi cross- linking yang akan

berpengaruh pada molekul pati serta hasilnya akan diperoleh pati yang

mempunyai nilai daya kembang, solubility and nilai cross linking lebih baik.

Penggunaan sari jahe dan temulawak akan memberikan aroma khas bau

rempah karena di dalamnya terdapat komponen minyak atsiri dan juga gingerol

yang memberikan ciri khas rasa dan bau khas rempah yang juga akan membantu

mengurangi bau apek dan rasa singkong yang agak kurang disenangi. Selain

mengandung komponen senyawa kimia tersebut, jahe dan temulawak juga

merupakan bahan yang mengandung senyawa antioksidan alami yang mampu

menghambat radikal bebas yang dihasilkan oleh sel-sel kanker dengan sangat

efektif. Diantara senyawa antioksidan yang terdapat pada jahe ialah fenolik berupa

flavonoid, turunan asam sinamid, kumarin, vit e serta asam organik (Pebiningrum

Universitas Sumatera Utara


4

dan Kusnadi, 2018). Pembuatan tapioka termodifikasi dengan perendaman

menggunakan sari jahe dan temulawak selain menambah citarasa dan aroma,

tetapi juga diharapkan dapat menghasilkan tapioka termodifikasi yang memiliki

kandungan antioksidan.

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian mengenai

“Karakterisasi Sifat Fisik-Kimia dan Fungsional Tapioka Termodifikasi dari Sari

Jahe dan Sari Temulawak”.

Tujuan Penelitian

Penelitian dilakukan untuk melihat sifat fisik, kimia serta fungsional

tapioka termodifikasi pada setiap perlakuan dan interaksinya dari sari jahe dan sari

temulawak.

Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini sebagai ialah sebagai informasi ilmiah dalam

pemanfaatan sari temulawak serta sari jahe-jahean dalam pembuatan tapioka

termodifikasi dan untuk mengembangkan keanekaragaman pangan di Indonesia

pada pembuatan pati tapioka termodifikasi menggunakan sari temulawak dan sari

jahe dan untuk mendapatkan data yang digunakan dalam penyelesaian skripsi ini,

yang termasuk bagian dari syarat untuk bisa meraih gelar sarjana di Departemen

Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

Universitas Sumatera Utara


5

Hipotesis Penelitian

Adanya pengaruh jenis sari serta perbandingan pati dengan volume sari

yang digunakan juga interaksinya terhadap sifat fisik-kimia serta fungsional

tapioka termodifikasi.

Universitas Sumatera Utara


TINJAUAN PUSTAKA

Ubi Kayu

Ketela pohon ialah tumbuhan dari daratan Amerika, tumbuhan ini

mempunyai panggilan lain ialah ubi kayu juga singkong, dalam bahasa inggris

tumbuhan ini mempunyai nama cassava (Lidiasari, dkk., 2006). Tumbuhan ini

bisa berkembang pada bermacam keadaan lahan seperti lingkungan jarang hujan

serta lahan tidak subur. Ubi kayu bisa diolah jadi berbagai tipe olahan santapan,

misalnya pada umbi dapat diolah menjadi keripik dan pati sedangkan pada

daunya, ubi kau dapat diolah sebagai sayuran. (Kartasapoetra, 1988).

Ubi kayu memiliki penampang rata-rata 2-5 cm serta memiliki panjang 20-

30 cm (Muchtadi dan Sugiyono, 1992). Ubi kayu memiliki batang pohon yang

mudah patah dengan batang bulat serta bergerigi akibat adanya bekas pangkal

tangkai daun dan bagian tengahnya yang bergabus (Herniawan, 2010). Ubi kayu

ialah tanaman yang tidak tahan disimpan dalam waktu yang lama (walaupun

dalam lemari pendingin). Ubi kayu yang telah berwarna biru gelap merupakan

suatu tanda telah terjadinya kerusakan akbat terbentuknya asam sianida.

Pertumbuhan umbi ubi kayu yang terus membesar /bertambah

mengakibatkan ubi kayu tidak mempunyai periode matang yang pasti. (Rubatzky

dan Yamaguchi, 1998). Hal tersebut berdampak terhadap waktu panen ubi kayu

yang beragam sehingga karakteristik fisik, kimia ataupun fungsional ubi kayu

berbeda-beda. Salah satu karakteristik ubi kayu yang dapat dipengaruhi oleh umur

panen ialah bentuk, ukuran granula dan amilosa (Moorthy, 2002). Umumnya ubi

kayu dapat dipanen setelah berumur 6 bulan. Ubi kayu memiliki komponen fisik

6
Universitas Sumatera Utara
7

penyusun seperti kulit (kulit bagian luar dan kulit bagian dalam) serta daging.

(Syarief dan Irawati, 1988).

Pati Ubi Kayu (Tapioka)

Tapioka yakni pati dari hasil ekstraksi bubur singkong. Karakteristik dari

tapioka dipengaruhi panjang rantai karbonya, dan lurus ataupun bercabang rantai

molekul. Pati terdiri 2 bagian yaitu amilosa (bagian dapat dipisahkan memakai air

panas) serta amilopektin (bagian tidak larut) ( Hee- Young An, 2005). Tapioka

berasal dari tumbuhan singkong dengan proses penggilingan, pemisahan ampas,

pengendapan, pemisahan cairan serta pengeringan pati

(Dziedzic dan Kearsley, 1995).

Singkong masuk kategori polisakarida dengan amilopektin tinggi namun

lebih kecil dibanding ketan yang mempunyai amilopektin (83%) serta amilosa

(17%), sebaliknya buah-buahan masuk kategori polisakarida yang terdapat

selulosa serta pektin (Winarno, 2004).

Komposisi kimia tapioka ialah pati sekitar 73,3-84%, protein 0,03-0,60%,

lemak 0,08-1,54%, dan abu 0,02-0,03%. Selain itu tapioka mempunyai sifat

terkait dengan suhu gelatinisasi dan kemampuan mengembang. Karakteristik gel

pada tapioka juga cukup kuat serta transparan sehingga mendukung dijadikan

sebagai komponen bahan pengisi/perekat (Herawati, 2012).

Di negara Amerika Latin, khususnya di Columbia dan Brazil, pengolahan

ubi kayu dilakukan melalui proses fermentasi alami sehingga dihasilkan tapioka

asam. Murni (2001) menyatakan bahwa waktu yang diperlukan untuk proses

fermentasi pati ubi kayu berkisar 20-30 hari dengan kadar asam laktat bisa

mencapai 0,34%. Pemanfaatan pati bisa digunakan untuk membuat cake, roti serta

santapan ringan lainya.

Universitas Sumatera Utara


8

Pati dapat terbagi menjadi dua yaitu native starch (pati yang belum

mengalami modifikasi/alami) dan modified starch (sudah mengalami modifikasi).

Pati berbentuk seperti granula (butir-butiran kecil). Perbedaan ukuran serta bentuk

granula pati tergantung dari jenis pati. Sedangkan pati termodifikasi ialah pati

yang telah mendapat suatu perlakuan tertentu bertujuan untuk

merubah/memperbaiki sifat asal pati sehingga dihasilkan pati dengan karakteristik

yang lebih baik lagi (Glicksman, 1969).

Amilosa dapat dimaksud ikatan ά-(1, 4) dari glukosa dan disetiap

rantainya ada 500- 2000 D- glukosa, memiliki bentuk rantai lurus. Amilosa

mempunyai ciri koil panjang serta dalam larutan senantiasa bergerak melingkar.

Amilosa memberikan dampak keras untuk masakan (Hee-Young An, 2005),

struktur kimia amilosa disajikan di Gambar 1.

Gambar 1. Struktur kimia amilosa


Amilopektin merupakan polimer yang memiliki rantai cabang berikatan ά-

(1,4)-glikosidik serta ikatan ά-(1,6)-glikosidik pada cabangannya. Banyaknya

unit D-glukosa pada setiap cabangnya berkisar 25-30 unit D-glukosa. Pada

penerimaan iodin, amilosa dan amilopektin berbeda. Kompleks berwarna biru

terbentuk pada amilosa dan kompleks berwarna ungu-cokelat terbentuk pada

amilopektin. Dalam masakan, amilopektin mempercepat puffing (pemekaran).

Makanan tinggi amilopektin bersifat renyah, ringan, porus serta garing.

Universitas Sumatera Utara


9

Sebaliknya makanan tinggi amilosa akan cenderung keras (Hee-Young An, 2005),

struktur kimia amilopektin disajikan di Gambar 2.

Gambar 2. Struktur kimia amilopektin


Tapioka menurut SNI 3451:2011 berupa pati yang diperoleh dari proses

pengolahan tanaman singkong. Syarat mutu tapioka berdasarkan SNI 3451:2011

ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Syarat mutu tapioka berdasarkan SNI 3451 : 2011


No Kriteria uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan
1.1 Bentuk - Serbuk halus
1.2 Aroma - Normal
1.3 Warna - Putih, khas tapioka
2 Kadar air (b/b) % < 14
3 Abu (b/b) % < 0,5
4 Serat kasar (b/b) % <0,4
5 Kadar pati (b/b) % >75
6 Derajat putih (MgO = 100) - > 91
7 Derajat asam mL NaOH <4
1 N / 100 g
Sumber : Badan Standarisasi Nasional (2011)

Sifat fungsional pada pati merupakan sifat yang dapat mempengaruhi

komponen pati saat pengolahan, penyimpanan dan juga konsumsi. Beberapa sifat

fungsional pada pati diantaranya kelarutan, daya kembang, DSA serta DSM.

Kelarutan pati terus bertambah bersamaan meningkatnya temperatur pemanasan.

Temperatur pemanasan yang besar menyebabkan rusaknya pati dan rantai

tereduksi serta rantai pati menjadi pendek dan terjadi peningkatan pada sifat

Universitas Sumatera Utara


10

hidrofilik pati. Kenaikan viskositas pati akan mengikuti kenaikan kelarutan pati.

Ini diakibatkan peningkatan gugus hidroksil menyebabkan kelarutan yang

bertambah sehingga air yang awalnya bergerak di luar granula tidak bebas

bergerak (terperangkap) (Pomeranz, 1991)

Swelling power merupakan pertambahan volume serta bobot optimal pati

selama pengembangan dalam air. Besarnya swelling power menunjukkan bahwa

kapasitas pati buat mengembang pula bertambah. Perlunya diketahui swelling

power supaya bisa memperkirakan ukuran dan volume wadah saat proses

pengolahan sehingga jika pati mengembang wadah yang dipakai masih bisa

menampung bahan. Besarnya swelling power memperlihatkan selama pemasakan

akan meningkat pulaair yang diserap. (Murillo, dkk., 2008). Pati yang mempunyai

swelling power besar , bagus dimanfaatkan untuk produk bakery (memerlukan

pengembangan lebih), sebaliknya pati dengan daya kembang kecil baik dipakai

untuk produk yang tidak memerlukan kembang sangat banyak misalnya mie

(Kusumayanti, dkk., 2015).

Temulawak

Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb) merupakan tanaman yang

termasuk family Zingberaceae. Rimpang ini masih satu family dengan temu-

temuan lain (Curcuma aeruginosa (temu hitam), Curcuma domestica Val

(kunyit), Kaempferia galanga (kencur) dan Zingiber officinale (jahe)).

Temulawak memiliki karakteristik batang semu basah, warna hijau/cokelat gelap

membentuk rumpun dengan tinggi beranekaragam, daun lebar panjang seperti

daun pisang. Komponen yang ada pada temulawak disajikan di Tabel 2.

Universitas Sumatera Utara


11

Tabel 2. Komponen nutrisi temulawak


Jumlah
Spesifikasi (kadar)
Temulawak
Air (%) 75 (*)
Minyak atsiri (%) 8 (**)
Pati (%) 58,24(**)
Serat (%) 4,20(**)
Abu (%) 4,90(**)
Protein (%) 2,90(**)
Kurkumin (%) 5,05(**)
Sumber : (*) Afifah (2013)
(**) Koswara, dkk., (2006)

Daging rimpang temulawak mengandung senyawa kimia berupa

fallendrean dan tumerol atau yang disebut sebagai minyak menguap. Selain itu,

pada rimpang temulawak juga terkandung minyak arsiri, kamfer dan lain

sebagainya. Minyak atsiri pada temulawak misal limonina yang memberikan

aroma harum, dan senyawa flavonoidnya memiliki khasiat untuk menyembuhkan

radang, selain itu dapat juga digunakan untuk membunuh mikroba. Kurkumin

yang terdapat pada temulawak bermanfaat untuk anti peradangan, antioksidan,

dan anti tumor (Sidik, dkk., 1999).

Temulawak telah banyak digunakan secara luas baik di skala industri/

rumah tangga. Meningkatnya penggunaan temulawak membutuhkan teknik

pengolahan yang baik sehingga dapat meningkatkan mutu temulawak, terutama

jika produk yang diinginkan ialah ekstrak temulawak. Beberapa hal yang dapat

mempengaruhi mutu temulawak seperti cara ekstraksi, ukuran bahan, pelarut yang

digunakan, waktu ekstraksi, konsentrasi pelarut, penguapan pelarut, pemurnian

serta pengeringan (Bombaderlli, 1991).

Universitas Sumatera Utara


12

Jahe

Jahe (Zingiber officinale) termasuk ke dalam jenis rempah-rempah yang

sering disebut sebagai tanaman obat-obatan. Pertumbuhan dari rimpang jahe

sendiri telah meluas di Indonesia. Terdapat berbagai macam varietas jahe seperti

Zingiber officinale var. officinale (jahe gajah), Zingiber officinale var. rubrum

(jahe merah), Zingiber officinale var. amarum (jahe emprit).

Kandungan nutrisi tiga varietas jahe diketahui pada Tabel 3 berikut.

Tabel 3. Komponen nutrisi pada tiga varietas jahe


Jumlah
Spesifikasi (Kadar)
Jahe merah Jahe gajah Jahe emprit
Air (%) 70,48 (*) 71,15 (*) 70,31 (*)
Minyak atsiri (%) 2,58-3,90 (**) 0,82-1,66 (**) 0,45 (*)
Pati (%) 44,99 (**) 55,10 (**) 54,70 (**)
Serat (%) - 6,89 (**) 6,59
Abu (%) 7,46 (**) 6,60-7,57(**) 7,39-8,90 (**)
Sumber : (*) Pujilestari dan Lestari (2009)
(**) Bermawie (1997)

Sari Jahe Merah

Jahe merah rimpangnya mempunyai berat 0, 5- 0, 7 kilogram/ rumpun.

Jahe ini mempunyai ukuran mini, berlapis serta daging rimpang nya merah jingga

hingga merah serta lebih mini dibanding jahe gajah. Diameter jahe ini 4

centimeter, tinggi 5, 26 sampai 10, 40 centimeter. Jahe merah mempunyai panjang

12, 50 centimeter. Jahe merah mempunyai minyak atsiri lebih banyak daripada

jahe gajah, sehingga cocok untuk obat- obatan (Putri, 2014).

Tidak hanya memiliki senyawa volatil, dalam jahe merah juga terdapat

C7H26O4, C10H18O, 10- dehydrogingerdion, arginin, C6H14N4O2, C18H30O2,

C4H7NO4, C59H50O, C8H16O2 , C18H27NO3 , C16H18O9, C12H26O, serat resin dalam

jumlah kecil. Menurut Hernani dan Hayani( 2001), pati rimpang ini (52. 9%),

Universitas Sumatera Utara


13

minyak atsiri (3. 9%), serta ekstrak larut di alkohol (9. 93%) lebih besar daripada

jahe lainya.

Dalam pembuatan ekstrak jahe merah, penambahan air dilakukan dalam

proses ekstraksi yang bertujuan untuk memperoleh sari jahe yang masih dapat

dipertahankan warna, aroma, serta cita rasa yang khas. Dalam proses ekstraksi,

rasio bahan : air selama ekstraksi dapat menentukan jumlah senyawa kimia larut

yang memberikan penGaruh terhadap kenampakan dan cita rasa. Disamping itu,

besar kecilnya ukuran partikel juga menjadi hal penting. Ukuran partikel dapat

mempengaruhi warna, rasa dan kenampakan makanan selama proses pengolahan

makanan (Mayani, dkk., 2014).

Sari Jahe Gajah

Jahe gajah ialah varietas yang sering ditanam. Jahe gajah memiliki daging

yang berwarna putih kekuningan. Berat rimpangnya sebesar 0,18 hingga 1,04 kg,

panjang 15.83-32.75 cm serta tinggi 6.02-12.24 cm. Rimpang jahe gajah

mempunyai ruas menggembung dibandingkan jenis lainya. (Hapsoh, dkk., 2008).

Komponen kimia yang terdapat pada jahe terdiri dari dua jenis yaitu

volatil oil (minyak menguap), non-volatil (minyak tidak menguap) serta pati.

Salah satu yang termasuk dalam minyak menguap ialah minyak atsiri (memberi

aroma khas). Sedangkan yang termasuk jenis minyak tidak menguap misal

oleoresin, (memberikan rasa pahit dan pedas). Menurut Hernani dan Hayani

(2001), secara umum ketiga jenis jahe (jahe merah, gajah, emprit), terkandung di

dalamnya komponen (seperti pati, minyak atsiri, serat serta protein, vitamin,

mineral, serta enzim proteolitik yang disebut zingibain).

Universitas Sumatera Utara


14

Sari Jahe Emprit

Jahe emprit memiliki nama latin Zingiber officinale var. amarum. Jahe ini

mempunyai struktur kecil serta berlapis. Daging jahe emprit berwarna putih

kekuningan dan tinggi rimpang 11 cm, panjang sekitar 6-30 cm serta penampang

berkisar 3,27-4,05 cm. Akar rimpang jahe ini memiliki bentuk yang bulat.

Panjang rimpang ini mencapai 26 cm serta memiliki diameter antara 3,91-5,90

cm. Jahe emprit memliki bentuk lebih ramping dibandingkan jenis jahe lainya dan

jumlah batangnya lebih banyak (Hapsoh, dkk., 2008).

Tapioka Termodifikasi

Pati modifikasi ialah pati yang telah mendapatkan perlakuan baik secara

fisik maupun kimiawi hingga sifat dasarnya berubah dan diharapkan memiliki

karakteristik yang lebih baik lagi. (Cui, 2006). Beberapa cara dilakukan untuk

modifikasi pati ialah melalui struktur molekul yang dipotong, penyusunan lagi

struktur molekul, oksidasi ataupun secara penggantian gugus kimia di molekul

pati (Wurzburg, 1989). Pati modifikasi dimanfaatkan oleh industri di bidang

pangan guna membantu dalam pembuatan prodak pangan sehingga dapat

meningkatkan kualitas dan nilai fungsional produk.

Proses modifikasi pati yang sering dilakukan ialah secara fisik atau pun

secara kimiawi. Proses modifikasi pati secara fisik misalnya (pengeringan,

ekstraksi, pemanasan, pendnginan, pemasakan dll) (Herawati, 2008). Proses

modifikasi pati kimiawi salah satunya cross-linking, substitusi (ataupun

kombinasi keduanya menggunakan reagensia sebagai pembantu reaksi ketika

pengolahan berlangsung) (Hustiany, 2006).

Universitas Sumatera Utara


15

Modifikasi pati melalui fermentasi disebut juga metode modifikasi secara

enzimatik. Pertumbuhan mikroba terjadi saat fermentasi. Mikroba yang hidup

akan menghasilkan enzim pemecah pati sampai diperoleh pati modifikasi yang

karakteristiknya serupa seperti pati yang dimodifikasi oleh enzim (Hadi, 2017).

Menurut Julianti, dkk., (2011) proses modifikasi pati ubi kayu terbaik dengan

karakteristik fisikokimia dan fungsional terbaik adalah melalui fermentasi dengan

merendam pati ubi kayu dalam air selama 16 hari dan pengeringan dilakukan

dengan menggunakan pengeringan matahari. Modifikasi pati ubi kayu dengan

menggunakan asam laktat kemudian dilanjutkan pengeringan menggunakan

pengeringan matahari atau sinar UV buatan, akan diperoleh peningkatan volume

spesifik biskuit.

Fermentasi ialah suatu cara yang dapat digunakan untuk dapat

meningkatkan nilai tambah suatu bahan pangan sehingga dapat menghasilkan

suatu produk yang berguna dan juga bernilai lebih melalui bantuan mikroba

(Supardi dan Sukamto, 1999). Selama proses fermentasi berlangsung perubahan

sifat pati terjadi karena adanya aktifitas BAL. Karthikeyan dan Santosh (2009)

menyatakan keberadaan BAL dapat membuat rendah pH makanan dan di pH yang

kecil sebagian besar mikrorganisme yang tumbuh pada makanan ialah bakteri

patogen terganggu sehingga masa simpan dari pangan tersebut jadi lebih panjang.

Selain dapat menurunkan pH media, BAL juga dapat menghasilkan antibiotik

(bakterioisin), hingga terhambat pertumbuhan bakteri pembusuk (Fardiaz, 1988)

Selama fermentasi terjadi perkembangan mikroba serta dihasilkan enzim

pektinolitik serta selullolitik yang menghancurkan sel ubi kayu hingga membuat

granula keluar dan berubahlah sifat tepung. Granula pati yang pecah terciptalah

monosakarida (digunakan mikroba untuk bahan baku yang dapat menciptakan

Universitas Sumatera Utara


16

asam organik). Asam tersebut diserap bahan serta akan dihasilkan aroma dan cita

rasa yang bisa menutupi aroma dan rasa yang kurang diminati (Salim, 2011).

Sekian banyak aspek yang bisa mengganggu modifikasi diantaranya

ukuran partikel, temperatur, lama reaksi, serta rasio air pada pati. Ukuran partikel

berpengaruh terhadap kecepatan reaksi. Ukuran partikel yang kecil akan memacu

reaksi karena ukuran kecil pada partikel akan memperluas permukaan bahan serta

kelarutan meningkat (Saraswati, 1982). Tidak hanya itu temperatur juga ada

hubungan dengan kecepatan reaksi. Temperatur yang meningkat akan

menyebabkan reaksi berlangsung cepat dan tetap memperhatikan sifat gelatinisasi

tapioka (Nwokocha, 2009).

Waktu reaksi modifikasi pati juga memberi pengaruh pada kesesuaian

proses dan produk. Proses reaksi yang lama menyebabkan banyak terpecahnya

dinding sel granula pati dan terbentuklah lubang pada granula pati termodifikasi.

Ini mengakibatkan tidak rata pada permukaan granula dan mempengaruhi tekstur

pati sehingga menjadi kasar (Subagio, dkk., 2008).

Dalam pembuatan pati tapioka termodifikasi perbandingan antara bobot air

harus sesuai agar pati bisa larut. Perbandingan yang banyak akan timbul

pemborosan, sedangkan perbandingan yang terlalu sedikit pati yang dihasilkan

lebih sedikit karena tidak sempurnanya pengendapan (Daramola, 2006).

Universitas Sumatera Utara


BAHAN DAN METODE

Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Mei - Desember 2019 di Laboratorium

Ilmu dan Teknologi Pangan serta Rumah Tepung Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara, Medan

Bahan Penelitian

Bahan penelitian ini ialah temulawak, jahe merah dan jahe gajah yang

diperoleh dari Desa Sipintu Angin Kecamatan Dolok Pardamean Kabupaten

Simalungun, dan jahe emprit yang diperoleh dari daerah Sidikkalang, Medan

dengan umur panen seragam yaitu 10 bulan, dan ubi kayu varietas malaysia susu

yang diperoleh dari Keripik Singkong Kreasi Lutvi, Medan Tuntungan. Reagensia

yang digunakan ialah reagen untuk analisa fisik-kimia dan fungsional pati ubi

kayu serta analisa mikrobiologis cairan hasil fermentasi (tanpa sari (air), sari

temulawak, sari jahe gajah, jahe merah serta jahe emprit).

Alat Penelitian

Alat yang dipakai untuk pembuatan pati (singkong) ialah pisau, ember,

kain saring, neraca, shieve shaker, ayakan 80 mesh, serta loyang. Alat yang

dipakai uji karakterisasi sifat fisik, kimia, fungsional pati ubi kayu (tapioka) yaitu

timbangan digital, sentrifuse, cawan aluminium, cawan porselen, soxlet, hotplate,

tabung kjeldhal, dan alatan gelas lainnya. Serta alat yang digunakan untuk analisis

mikrobiologis cairan fermentasi yaitu cawan petridish, mikropipet, tip, autoclave,

inkubator dan alat lainya.

17
Universitas Sumatera Utara
18

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK)

bentuk faktorial 5 x 3 dan dilakukan 3 kali pengulangan. Faktor P ialah jenis sari

dan faktor U ialah perbandingan jumlah pati dari ubi (Kg) : volume sari (L).

Faktor I : Jenis sari

P1 = Bahan tanpa sari (air)

P2 = Sari temulawak

P3 = Sari jahe gajah

P4 = Sari jahe merah

P5 = Sari jahe emprit

Faktor II: Perbandingan jumlah pati dari ubi (Kg) : Volume sari (L)

U1 = Perbandingan pati dan sari 1 : 1

U2 = Perbandingan pati dan sari 1 : 2

U3 = Perbandingan pati dan sari 1 : 3

Pelaksanaan Penelitian

Tahap I : Pembuatan Sari Jahe

Pembuatan sari jahe dapat dilakukan dengan cara jahe dari masing-masing

varietas dibersihkan dan dicuci, kemudian dihaluskan masing-masing varietas

jahe sehingga diperoleh bubur jahe. Ditambahkan air ke dalam bubur jahe dengan

perbandingan 1:2. Lalu disaring bubur jahe menggunakan kain saring hingga

terpisah ampas dan filtrat. Diendapkan filtrat selama 12 jam untuk mengendapkan

pati dan dipisahkan pati dengan sari. Diambil sari dan digunakan untuk merendam

tapioka. Skema pembuatan sari jahe dapat disajikan pada Gambar 3.

Universitas Sumatera Utara


19

Jahe

Dibersihkan jahe kemudian dicuci bersih jahe

Dihaluskan jahe hingga diperoleh bubur jahe

Ditambahkan air ke dalam bubur jahe (2 : 1)

Disaring bubur jahe hingga dihasilkan ampas dan


filtrat

Diendapkan filtrat selama 12 jam kemudian


dipisahkan pati dengan sari

Sari jahe

Gambar 3. Skema pembuatan sari jahe


Tahap II : Pembuatan Sari Temulawak

Pembuatan sari temulawak dapat dilakukan dengan cara temulawak

dibersihkan dan dicuci, kemudian dihaluskan temulawak hingga diperoleh bubur

temulawak. Ditambahkan air perbandingan 1:2. Selanjutnya disaring bubur

temulawak menggunakan kain saring sehingga terpisah ampas dan filtrat.

Diendapkan filtrat selama 12 jam untuk mengendapkan pati dan dipisahkan pati

dengan sari. Diambil sari dan digunakan untuk merendam tapioka. Skema

pembuatan sari temulawak disajikan pada Gambar 4.

Universitas Sumatera Utara


20

Temulawak

Dibersihkan dan dicuci bersih temulawak

Dihaluskan temulawak hingga diperoleh bubur temulawak

Ditambahkan air ke dalam bubur temulawak (2 : 1)

Disaring bubur temulawak sehingga dihasilkan ampas dan


filtrat

Diendapkan filtrat selama 12 jam kemudian dipisahkan pati


dengan sari

Sari temulawak

Gambar 4. Skema pembuatan sari temulawak


Tahap III : Pembuatan Pati Ubi Kayu (Tapioka)

Ubi kayu dibuang kulitnya, selanjutnya dibersihkan memakai air mengalir

guna menghilangkan bekas kotoran. Setelah itu, sebanyak 5 kg ubi kayu yang

telah cuci bersih dipotong-potong, kemudian potongan ubi kayu dihaluskan

dengan mesin pemarut hingga dihasilkan bubur umbi (Suryani dan Nisa, 2015).

Bubur umbi yang dihasilkan kemudian ditambahkan air (1:2). Kemudian disaring

bubur umbi sehingga akan terpisah ampas dan cairannya. Kemudian cairannya

didiamkan agar endapan pati terpisah dengan air. Pati yang dihasilkan dicuci

kembali dengan air kemudian dibiarkan hingga mengendap. Setelah itu

Universitas Sumatera Utara


21

dikeringkan dengan pengeringan matahari hingga kering selanjutnya dihaluskan

dan diayak memakai ayakan mesh 80.

Tahap IV : Pembuatan Tapioka Termodifikasi

Dikupas kulit singkong, selanjutnya dicuci pakai air mengalir untuk

membersihkan sisa kotoran. Setelah itu sebanyak 15 kg ubi kayu yang telah dicuci

bersih dipotong-potong, kemudian potongan ubi kayu dihaluskan pakai mesin

pemarut hingga dihasilkan bubur umbi. Bubur umbi yang dihasilkan ditambahkan

air perbandingan 1:2. Lalu disaring bubur umbi pakai kain saring sehingga akan

terpisah ampas dan cairannya. Kemudian cairannya didiamkan agar endapan pati

terpisah dengan air. Selanjutnya, pati basah yang dihasilkan ditimbang masing-

masing sebesar 1 kg lalu dimasukkan ke tiap wadah plastik yang sudah disiapkan.

Selanjutnya ditambahkan sari sebanyak 1 L, 2 L, dan 3 L pada masing-masing

perlakuan sebagai cairan fermentasi. Wadah plastik ditutup dengan kain saring

dan diikat yang bertujuan agar kotoran seperti debu tidak dapat masuk sehingga

proses fermentasi tidak terkontaminasi. Selanjutnya pati difermentasi hingga 16

hari. Sesudah 16 hari dibuang cairan fermentasi lalu endapan dicuci untuk

menyingkirkan kotoran. Pati dikeringkan dengan cahaya matahari sampai kering.

Berikutnya dihaluskan pati memakai blender serta diayak (ayakan 80 mesh)

hingga halus. Pati ubi kayu yang dihasilkan dikemas dalam kemasan plastik

polypropylene (PP) sebelum digunakan. Pati yang dihasilkan juga dianalisa

karakteristik fisik, kimia dan fungsionalnya. Skema pembuatan tapioka

termodifikasi bisa dilihat di Gambar 5.

Universitas Sumatera Utara


22

Ubi kayu

Ubi kayu dikupas dan dicuci

Ubi kayu dihaluskan memakai mesin


pemarut

Ubi kayu yang telah halus diperas dan disaring

Cairan yang dihasilkan diendapkan selama

Pati basah Perbandingan jumlah pati


Jenis Sari (P) dengan volume sari (U)
P1 = Tanpa sari (Air) U1 = 1 kg : 1 L
P2 = Sari temulawak Pencampuran U2 = 1 kg : 2 L
P3 = Sari jahe gajah U3 = 1 kg : 3 L
P4 = Sari jahe merah
P5 = Sari jahe emprit Fermentasi selama 16 hari

Dipisahan pati dengan cairan Cairan


fermentasi fermentasi

Pengeringan di bawah sinar matahari


Analisa:
- TPC
Pengayakan menggunakan ayakan 80 mesh - BAL

Tapioka
termodifikasi

Analisa :
Fisik-kimia: Bentuk & ukuran granula pati, warna, kadar air, kadar abu,
kadar protein, kadar karbohidrat, kadar lemak, kadar pati,
amilosa, amilopektin, kadar serat kasar, derajat asam, dan pH.
Fungsional: Daya serap air, daya serap minyak, swelling power, solubility,
dan antioksidan.
Mikrobiologi:Bakteri asam laktat.

Gambar 5. Skema pembuatan tapioka termodifikasi

Universitas Sumatera Utara


23

Pengamatan dan Metode Pengukuran Data

Karakteristik Fisik

Indeks Warna (Metode Hunter)

Tapioka yang telah disiapkan dimasukkan ke dalam wadah plastik

transparan. Setelah itu, pada alat ditekan tombol start kemudian muncul nilai L, a

serta b. Berikut merupakan keterangan penjelasan masing-masing nilai

Notasi “a*” menandakan warna merah-hijau

Notatsi “+a (0 sampai +100)” menandakan warna merah

Notasi “ - a (0 sampai 80)” menandakan warna hijau

Notasi “b” menandakan warna biru-kuning

Notasi “+b (0 sampai 70) menandakan warna kuning

Notasi “ –b (0 sampai 80) menandakan warna blue

Nilai L menandakan kecerahan warna

Bentuk Granula Pati

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan scanning electron

microscop (SEM) dan perbesaran dilakukan pada 2000 kali.

Karakteristik Kimia

Kadar Air (AOAC, 1995)

Ditimbang 5 g tapioka ke cawan (cawan sudah diovenkan dan ditimbang

beratnya). Dipanaskan bahan di oven temperatur 50 oC selama 12 jam.

Dipindahkan bahan dalam desikator dan dinginkan selama 15 menit kemudian

timbang. Kemudian sampel dipanaskan kembali dalam oven selama 2 (dua) jam

sekali setelah suhu oven 60 oC sampai berat sampel konstan (AOAC, 2005)

dengan dimodifikasi.

Universitas Sumatera Utara


24

Kadar air (%) = B. tapioka awal (g) – B. tapioka akhir (g) x 100%
B. tapioka awal (g)

Kadar Abu (SNI-01-3451-1994)

Sampel sejumlah 5 g dimasukkan ke dalam cawan porselin kering yang

telah diketahui beratnya (yang terlebih dahulu dibakar dalam tanur dan

didinginkan dalam desikator). Kemudian sampel dipijarkan diatas pembakar

mecker kira-kira 1 jam, mula-mula api kecil kemudian api dibesarkan secara

perlahan-lahan sampai terjadi perubahan contoh menjadi arang. Arang

dimasukkan kedalam tanur dengan suhu 580-620 ºC sampai terbentuk abu. Cawan

yang berisi abu dipindahkan ke dalam oven pada suhu sekitar 100º C selama 1

jam. Setelah itu cawan yang berisi abu didinginkan dalam desikator sampai

mencapai suhu kamar dan selanjutnya ditimbang beratnya. Pemijaran dan

pendinginan diulangi sehingga diperoleh perbedaan berat antara dua penimbangan

berturut-turut lebih kecil dari 0,001 g. Kadar abu dihitung dengan formula sebagai

berikut:

Kadar abu = Berat abu (g) x 100 %


Berat sampel (g)

Kadar Lemak (AOAC, 1995)

Dikeringkan labu pada oven 105 ⁰C 1 (satu) jam. Ke dalam desikator

masukan labu 15 menit. Sebesar 5 g sampel ditimbang serta dibungkus

mengenakan kertas saring. Dirangkai perlengkapan ekstraksi lemak. Dimasukkan

sampel dalam soxhlet serta dituang heksan ke labu. Ekstraksi dilakukan 6 jam

hingga heksan turun menuju labu lemak dan jernih. Heksan dalam labu di destilasi

serta ditampung kembali. Labu tanpa heksan dipanaskan di oven suhu 70 ⁰C

Universitas Sumatera Utara


25

sampai berat konstan, setelah itu dinginkan dalam desikator. Dihitung labu

bersama lemaknya.

Kadar lemak (%) = Berat lemak (g) x 100 %


Berat sampel (g)

Kadar Protein (Metode Kjeldahl)

Ditimbang 0,2 g pati ke labu kjeldahl tambahkan 2,5 mL asam sulfat dan 2

g katalis, lalu didestruksi sampai jernih. Bahan dipindahkan ke erlemneyer dan

dicampurkan 10 mL akuades dan 15 mL NaOH 40%. Letakkan erlenmeyer lain

diisi dengan 25 mL H2SO4 0,02 N selanjutnya diteteskan 2-4 tetes indikator

mengsel, lalu dipasang pada alat destilasi, dan baan diletakkan di ujung

kondensor. Destilat bahan dikumpulkan sebanyak 125 mL. Destilat bahan yang

tertampung erlenmeyer, kemudian dititrasi menggunakan natrium hidroksida 0,02

N hingga warna jadi hijau. Blanko ditentukan seperti perlakuan yang serupa serta

tidak adanya bahan (Apriyantono, dkk., 1989). Kadar protein dihitung pakai

rumus:

Kadar Protein (%) = (Blanko-sampel) x N NaOH x 0,014 x FK x 100%


B. bahan (g)

FK = Faktor konversi

Kadar Karbohidrat (by difference)

Kadar karbohidrat = 100% - (kadar abu + kadar protein + kadar air + kadar lemak)

Kadar Pati (Apriyantono, dkk., 1989)

Sebesar 2 g bahan, tambahkan 50 mL alkohol 80% serta shaker 1 (satu)

jam. Disaring campuran menggunakan kertas whattman No. 1 dicuci dengan

aquades sebanyak 200 mL. Lalu ditambah 20 mL asam klorida 25%. Selanjutnya

Universitas Sumatera Utara


26

dipanaskan memakai penangas balik temperatur 100 ⁰C 2 jam setengah.

Dinginkan dan dinetralkan sampai pH nya menjadi 7 dengan menggunakan

larutan NaOH 45%. Dilakukan pengenceran hingga volume 500 mL. Disaring lagi

campuran tersebut menggunakan kertas saring kemudian diambil 1 mL dan

diterakan pada labu ukur 250 mL.

Selanjutnya sebesar 1 mL campuran ditempatkan di tabung reaksi dan

ditambah 3 mL larutan asam 2,3-dinitrosalisilat serta dipanaskan campuran 5

menit dan didinginkan. Ukur absorbansi pakai spektrofotometer pada panjang

gelombang 550 nm. Proses serupa juga dibuat untuk menentukan nilai blanko

(mengganti sampel dengan aquades). Kemudian dihitung kadar pati dengan

rumus:

Kadar pati (%) = 0,9 x konsentrasi (mg/mL) x 500 x FP x 0,001 x 100%


B.bahan (g)

Kadar Serat Kasar

Timbang 2 g bahan ke erlenmeyer 300 mL, kemudian 100 mL asam sulfat

0, 325 N ditambahkan. Proses hidrolisis menggunakan autoclave (15 menit)

temperatur 105 ⁰C. Setelah dingin 50 mL natrium hidroksida 1, 25 N

ditambahkan, serta dihidrolisis 15 menit. Disiapkan kertas whattman no 41 yang

sudah kering serta ketahui beratnya lalu disaring sampel yang telah dihidrolisis.

Dicuci kertas saring pakai aquades, berikutnya 25 mL asam sulfat 0, 325 N,

aquadest serta akhir 25 mL alkohol 95%. Keringkan whattman suhu 105 ⁰C 1 jam,

hingga berat konstan (Apriyantono, dkk., 1989). Kandungan serat dihitung

memakai rumus dibawah ini

berat kertas akhir (g)- berat kertas awal (g)


Kadar serat kasar (%) = x 100%
B. sampel (g)

Universitas Sumatera Utara


27

Kadar Amilosa (Apriyantono, dkk., 1989)

Ditimbang sampel sebanyak 0,1 g lalu dimasukkan kedalam tabung reaksi.

Selanjutnya ditambahkan 1 mL etanol 95 % dan 9 ml NaOH 1 N. Campuran

tersebut dipanaskan dalam air mendidih selama 10 menit hingga semua terlarut

kemudian didinginkan. Selanjutnya campuran tersebut dipindahkan ke dalam labu

takar 100 mL dan ditambahkan akuades sampai tanda tera. Kemudian dipipet 5

mL larutan ke dalam labu takar 100 mL dan tambahkan 1 mL asam asetat 1 N, 2

mL larutan iod dan akuades hingga tanda tera. Lalu dihomogenkan dengan cara

divorteks dan didiamkan selama 30 menit. Kemudian diukur absorbansinya

dengan menggunakan panjang gelombang 625 nm.

Penetapan kurva standar amilosa dilakukan dengan cara menimbang 40

mg amilosa murni (amilosa kentang), kemudian dimasukkan ke dalam tabung

reaksi lalu ditambahkan 1 mL etanol 95% dan 9 mL NaOH 1 N. Campuran

tersebut dipanaskan kedalam air mendidih selama 10 menit sampai semua bahan

terlarut, kemudian didinginkan. Dipindahkan campuran tersebut ke dalam labu

takar 100 mL dan ditambahkan akuades hingga tanda tera. Dipipet larutan

campuran ke dalam labu takar 100 mL masing-masing 1 mL, 2 mL, 3 mL, 4 mL

dan 5 mL. Lalu dalam labu takar tersebut ditambahkan asam asetat 1 N berturut-

turut 0,2 mL, 0,4 mL, 0,6 mL, 0,8 mL dan 1 mL serta-masing-masing 2 mL

larutan iod. Kemudian dispektrofotometri pada panjang gelombang 625 nm yaitu

hubungan panjang gelombang yang memberikan absorbansi maksimum untuk

warna biru.

Kadar Amilosa (%) = Konsentrasi amilosa (mg/mL) x fp x volume (mL) x 100 %


Berat sampel (g)

Universitas Sumatera Utara


28

Kadar Amilopektin

Kadar amilopektin (%) = kadar pati (%) – kadar amilosa (%)

Derajat Asam (AOAC, 1995)

Ditimbang 10 g sampel dan dilarutkan dengan etanol 70% sebanyak 100

mL yang telah netral menggunakan phenophtalein dan kemudian diaduk

menggunakan magnetic stirrer. Campuran disaring menggunakan kertas

whattman No.1. Kemudian diambil 50 mL filtrat dan dititrasi oleh NaOH 0,1 N.

Derajat keasaman dapat dihitung menggunakan rumus dibawah ini.

Djt.asam = 100/50 x mL NaOH x N NaOH x 100


Berat bahan (g)

pH (AOAC, 1995)

Bahan sebesar 2,5 g dilarutkan dalam akuades sebanyak 25 mL. pH

diukur memakai alat pH meter yang telah dikalibrasi.

Karakteristik Fungsional

Daya Serap Air & Minyak (Sathe dan Salunkhe, 1981)

Timbang 1 g tapioka kemudian diletakkan ke tabung sentrifugasi yang

bertanya telah diketahui, ditambahkan akuades 10 mL jika mengukur daya serap

air dan ditambahkan minyak sebanyak 10 mL jika mengukur daya serap minyak

kemudian dihomogenkan. Sampel disentrifuse dengan 3000 rpm hingga 30 menit,

dibuang air atau minyak, kemudian diukur berat tabung dan pastanya.

Berat akhir (g) - Berat awal tabung (g)


Daya serap air atau minyak (g/g) =
Berat bahan (g)

Universitas Sumatera Utara


29

Sweling Power dan Solubillity (Senanayake, dkk., 2013)

Timbang 0, 1 g bahan (A) serta ditambahkan 10 mL akuades dalam tabung

sentrifuse (sudah diketahui beratnya). Dihomogenkan sampel dengan vortex 10

detik, setelah itu dipanaskan pada waterbath temperatur 85 ºC 30 menit serta

diadukan kontinu 10 detik (sehabis 5, 15, serta 25 menit). Dinginkan bahan

temperatur ruang kemudian disentrifuse kecepatan 2000 rpm 30 menit (setengah

jam). Ambil supernatanya, lalu endapanya timbang (D). Ditaruh supernatan ke

cawan petri yang sudah tahu beratnya (B). Dikeringkan cawan petri suhu 105ºC

hingga konstan, setelah itu timbang (C). Sweling power ialah perbandingan

endapan tertinggal di tabung sentrifuse (D) dengan berat kering sampel.

Sebaliknya solubillity ataupun kelarutan yakni persentasi berat pati larut di air.
𝐷
Swelling power = 𝐴 (g/g)

Kelarutan dalam air (%) = ( C – B ) x 100 %


A

Antioksidan (Metode DPPH, Frindryani, 2016)

Beberapa tahap analisis antioksidan:

a. Larutan DPPH

Ditimbang 4,7 mg DPPH kemudian dilarutkan menggunakan etanol (pro

analyse) sampai batas tera 100 mL pada labu tera dan diletakkan dalam ruangan

gelap selama 20 menit.

a. Larutan kontrol

Larutan kontrol dibuat dengan cara menambahkan etanol (pa) 1,5 mL &

2,2-difenil-1-pikrilhidrazil 1,5 mL dalam tabung reaksi. Ditentukan absorbansi

pada panjang gelombang maksimum larutan kontrol. Panjang gelombang

maksimal diukur rentang 517 nm.

Universitas Sumatera Utara


30

b. Larutan sampel

Larutan sampel ditimbang 100 mg sampel tapioka kemudian dilarutkan ke

dalam 100 mL etanol (pa), larutan ini merupakan larutan induk. Dibuat larutan

dengan konsentrasi 3,12 µg/mL, 12,5 µg/mL, 25 µg/mL, 50 µg/mL, dan 100

µg/mL dari larutan stok. Pembuatan konsentrasi diatas dengan cara dipipet larutan

stok sebanyak 15,6 µL, 31,2 µL, 62,5 µL, 125 µL, 250 µL & 500 µL ke labu tera

5 mL, lalu tambah 1 mL DPPH pada setiap konsentrasi dan ditambahkan etanol

(pa) sampai batas tera 5 mL kemudian di vortex hingga tercampur lalu dilakukan

inkubasi suhu 37 oC hingga 30 menit. Dihitung persentasi inhibisi menggunakan

rumus :

Abs. kontrol - Abs. sampel


% Inhibisi = x 100%
Abs.kontrol

Bakteri Asam Laktat (Friedheim, 2001)

Ditimbang sampel sebanyak 1 mL selanjutnya ditambah NaCl 0,9%

sebanyak 9 ml dan dilakukan pengenceran 10-1 - 10-6 (untuk uji BAL pada cairan

fermentasi) dan pengenceran 10-1 - 10-4 (untuk uji BAL pada tapioka

termodifikasi. Dua seri hasil pengenceran 10 -5 dan 10-6 (untuk uji BAL pada

cairan fermentasi) serta dua seri hasil pengenceran 10 -3 dan 10-4 (untuk BAL pada

tapioka termodifikasi) dipipet 1 mL serta plating dengan cara tuang pada media

(MRSA), setelah itu diinkubasi temperatur 37 ⁰C sepanjang 48 jam. Koloni BAL

dihitung pada jumlah 25- 250 CFU/ mL..

N = ƩC x d
[(1 x n1) + (0,1 x n2)]

Universitas Sumatera Utara


31

Keterangan:

C = Keseluruhan koloni pada cawan yang bisa dihitung


N = Jumlah sel dalam satuan (CFU) / mL contoh
n1 = Jumlah cawan pengenceran pertama yang dihitung
n2 = Jumlah cawan pengenceran kedua yang dihitung
d = Jumlah pengenceran paling rendah

Total Mikroba

Sampel sebanyak 1 mL ditambahkan 9 mL natrium clorida 0,9% yang

disebut dengan pengennceran 10-1. Campuran dihomogenkan dan diambil 1 mL

larutan tersebut menggunakan mikropipet kemudian diencerkan dengan 9 mL

natrium klorida 0,9% yang kemudian disebut sebagai pengenceran 10-2 hingga

seterusnya sampai pengenceran 106. Disetiap pengenceran 105-106 dipipet secara

aseptis 1 mL sampel memakai mikropipet, setelah itu dituang ke petri steril juga

dengan duplo. Sebanyak 15-20 mL media PCA (Plate count agar) ditambahkan.

Goyang seperti angka delapan agar larutan contoh dan medium tercampur secara

homogen. Biarkan medium membeku kemudian inkubasi dalam keadaan terbalik

pada alat inkubasi suhu 36 ºC hingga 48 jam. Semua prosedur secara aseptis dan

peralatan serta medium yang telah disterilisasi.

N = ƩC x d
[(1 x n1) + (0,1 x n2)]

Keterangan:
C = Total seluruh koloni di cawan yang bisa dihitung
N = Jumlah sel dalam satuan (CFU) / mL contoh
n1 = Jumlah cawan pengenceran pertama yang dihitung
n2 = Jumlah cawan pengenceran kedua yang dihitung
d = Jumlah pengenceran paling rendah

Universitas Sumatera Utara


KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

1. Jenis sari memberi pengaruh sangat signifikan untuk beberapa parameter

(tingkat kecerahan (nilai L*), kadar air, abu, serat kasar, protein, pati,

amilosa, amilopektin, DSA, swelling power, solubillity, aktivitas antioksidan

(IC50), derajat asam, pH) dan berpengaruh tidak signifikan terhadap parameter

(lemak, DSM, dan BAL tapioka termodifikasi).

2. Perbandingan pati dan volume sari berpengaruh sangat signifikan pada

parameter (kadar protein, amilosa, amilopektin, aktivitas antioksidan (IC50),

pH), berpengaruh nyata pada (pati, solubillity), dan berpengaruh tidak

signifikan terhadap (nilai kecerahan (L*), kadar air, abu, lemak, serat kasar,

DSA, DSM, swelling power, derajat asam serta bakteri asam laktat (BAL)

tapioka termodifikasi).

3. Interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan volume sari berrpengaruh

sangat signifikan pada (kadar protein, aktivitas antioksidan (IC50), derajat

asam, pH), dan berpengaruh tidak signifikan pada (nilai kecerahan (L*),

kadar air, abu, lemak, serat kasar, pati, amilosa, amilopektin, DSA, DSM,

swelling power, solubillity, dan BAL tapioka modifikasi).

4. Tapioka modifikasi terbaik ditentukan dari nilai parameter daya serap air,

swelling power, aktivitas antioksidan serta solubility dan diperoleh hasil

terbaik pada tapioka termodifikasi perlakuan P1U2 dengan perendaman

menggunakan bahan tanpa sari (air) dan perbandingan pati dengan volume

sari 1 Kg : 2 Liter.

102
Universitas Sumatera Utara
103

Saran

1. Sebaiknya dilakukan analisis lebih lanjut guna memahami lebih spesifik jenis

mikroorganisme apa yang tumbuh pada saat proses fermentasi menggunakan

berbagai jenis sari (sari jahe gajah, sari jahe merah, sari jahe emprit dan

temulawak).

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang pemanfaatan tapioka termodifikasi

menjadi bahan dalam pembuatan produk makanan.

3. Untuk penelitian lebih lanjut disarankan dilakukan penelitian tentang

pemanfaatan lebih lanjut cairan fermentasi dari pati.

4. Perlu dilakukan pengujian tentang umur simpan dari tapioka termodifikasi

yang dihasilkan.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Afifah, E. dan T. L. 2003. Khasiat dan Manfaat Temulawak Rimpang Penyembuh


Aneka Penyakit. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Aini, N., G. W. dan B. S. 2016. Sifat fisik, kimia, dan fungsional tepung jagung
yang diproses melalui fermentasi. Jurnal Agritech, 36(2): 160–169.

Almatsier, S. 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka


Utama.

An, H.-Y. 2005. Effects of Ozonation and Addition of Amino acids on Properties
of Rice Starches. University and Agricultural and Mechanical College.

AOAC. 1995. Official Methods of Analysis. Washington DC: Association of


Official of Analytical Chemist.

AOAC. 2005. Official Methods of Analysis. Benjamin Franklin Station,


Washington: Association of Official Analytical Chemists.

Apriyanto, A., D. Fardiaz, N. L. Puspitasari, S. dan S. B. 1989. Petunjuk Analisa


Pangan. Bogor: IPB-Press.

Astuti, S. D., N. Andarwulan., D. F. dan E. H. P. 2017. Karakteristik sifat


fisikokimia dan fungsional tepung talas satoimo hasil fermentasi terkendali
dengan L.plantarum dan S. Cerevisiae. in Prosiding Seminar Nasional dan
Call for Papers Pengembangan Sumberdaya Perdesaan dan Kearifan Lokal
Berkelanjutan. VII 17-18.

Bangun, M. K. 1991. Perancangan Percobaan untuk Menganalisis Data. Bagian


Geometri. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Bombardelli, E. 1991. Technologies for Processing of Medicinal Plants, in the


Medicinal Plant Industry. Florida, USA: CRC Press.

Cui, W. 2006. Food Carbohydrate. England: Francise and Taylor.

Daramola, B dan Osanyinlusi, S. A. 2006. Investigation on modification of


cassava starch using active components of ginger roats (Zingiber officinale
Roscoe). African Journal of Biotechnology. 5(1): 917–920.

Diniyah, N., A. Subagio., R. N. L. S. dan N. Y. 2018. Sifat fisikokimia dan


fungsional pati dari mocaf (modified cassava flour) varietas kaspro dan
cimanggu. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian. 15(2): 80–90.

104
Universitas Sumatera Utara
105

Dzieddzic, S. Z. dan M. W. K. 1995. The technology of starch production. in


Handbook of Starch Hydrolysis Products and Their Derivatives. London:
Blackie Academic and Prof.

Elliason, A. C. 2004. Starch in Food. Structure Function and Application.


Woodhead P. New York: CRC Press.

Fardiaz, S. 1988. Fisiologi Fermentasi. Bogor: Pusat Antar Universitas-Lembaga


Sumberdaya Informasi. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Firda, S. W. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan Edisi Pertama. Cetakan Pertama.


Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Fortuna, T., Juszcak, L dan Palasinski, M. 2001. Properties of Corn and Wheat
Starch Phosphates Obtained from Granules Segregated According to Their
Size. EJPAU, p. 4.

Friedheim. 2001. Bacteriological Analitycal Manual. New York: John Willey and
Sons Inc.

Frindryani, L. F. 2016. Isolasi dan uji aktivitas senyawa dalam ekstrak etanol
temu kunci (Boesanbergia pandurata) dengan metode DPPH. Universitas
Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.

Garcia, M. C., Franco, C. M. L., Junior, M. S. S dan Caliari, M. 2016. Structural


characteristics and gelatinization properties of sour cassava starch. Journal
of Thermal Analysis and Calorimetry. 123(2): 919–926.

Greenwood, C. T. dan D. N. M. 1979. Carbohydrates. Priestley, ed. Effects of


Heat on Foodstufs. London: Applied Science Publ. Ltd.

Hadi, D. T. 2017. Analisis sifat kimia dan fungsional pasta pati singkong
termodifikasi dengan fermentasi Saccharomyces cereviceae. Universitas
Lampung, Bandar Lampung.

Hapsoh., Y. H. dan E. J. 2008. Budidaya dan Teknologi Pascapanen Jahe. Medan:


USU-Press.

Hayani, H. dan E. 2001. Identification of chemical compinents on red ginger


(Zingiber officinale var. Rubrum) by GC-MS. in Proc. International
Seminar on natural products chemistry and utilization of natural resources.
Jakarta: UI-Unesco: 501–505.

Herawati, H. 2008. Peluang pengembangan alternatif produk modified starch dari


tapioka. in Seminar Nasional Pengembangan Kacang-kacanngan dan
Umbi-umbian. Surakarta.

Herawati, H. 2012. Teknologi proses produksi food ingredient dari tapioka


termodifikasi. Jurnal Litbang Pertanian. 31(2): 68–76.

Universitas Sumatera Utara


106

Herniawan. 2010. Pengaruh metode pengeringan terhadap mutu dan sifat fisiko-
kimia tepung kasava terfermentasi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hersoelistyorini, W., S. S. D. dan A. C. K. 2015. Sifat fisikokimia dan


organoleptik tepung mocaf (Modified Cassava Flour) dengan fermentasi
meggunakan ekstrak kubis. The 2nd University Research Coloquium.

Hidayat, B., A. B. A. dan S. 2007. Karakterisasi tepung ubi jalar (Ipomea batatas
L.) varietas shiroyutaka serta kajian potensi penggunaanya sebagai sumber
pangan karbohidrat alternatif. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 8(1):
32–39.

Hustiany, R. 2006. Modifikasi Asilasi dan Suksinilasi Pati Tapioka sebagai Bahan
Enkapsulasi Komponen Flavor. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Hutchings, J. B. 1999. Food Color and Appearance. Maryland: Aspan Publisher


Inc Gaithersburg.

Indonesia, D. G. D. K. R. 1995. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta:


Bharata Karya Aksara.

Indonesia, S. N. 2011. Kadar Abu. Badan Standarisasi Nasional, Jakarta.

Indonesia, S. N. 2011. Syarat Mutu Tapioka. Badan Standarisasi Nasional,


Jakarta.

Jenie, B. S. L., R. P. P. dan F. K. 2012. Fermentasi kultur campuran bakteri asam


laktat dan pemanasan otoklaf dalam meningkatkan kadar pati resisten dan
sifat fungsional tepung pisang tanduk (Musa paradisiaca Formatypica).
Jurnal Pascapanen. 9(1): 18–26.

Julianti, E., Z. Lubis, Ridwansyah, E. Y. dan I. S. 2011. Physicochemical and


Functional Properties of Fermented Starch from Four Cassava Varieties.
Asian Journal of Agricultural Research. 5(6): 292–299.

Kartasapoetra, A. G. 1988. Teknologi Budidaya Tanaman Pangan di Daerah


Tropik. Jakarta: Bina Aksara.

Karthikeyan, V. dan S. S. W. 2009. Isolation and partial characterization of


bacterioicin produced from Lactobacillus plantarum. Journal
Microbiology. 5(1): 233–239.

Kartikasari, S. N., P. S. dan A. S. 2016. Karakterisasi sifat kimia, profil amilografi


(RVA) dan morfologi granula (SEM) pati singkong termodifikasi secara
biologi. Jurnal Agroteknologi. 10(1): 12–24.

Khamidah, A., S. S. Antarlina, dan T. S. 2017. Ragam produk olahan temulawak


untuk mendukung keanekaragaman pangan. Jurnal Litbang Pertanian.
36(1): 1–12.

Universitas Sumatera Utara


107

Kinanti, P. S. K., B. S. A. dan W. A. 2014. Kajian karakteristik fisik dan kimia


tepung sorgum (Sorghum bicolor L.) varietas madau termodifikasi yang
dihasilkan dengan variasi konsentrasi dan lama perendaman asam laktat.
Jurnal Teknosains Pangan. 3(1): 135–144.

Komariah, I., I. A. dan Y. W. 2004. Kualitas fisik dan mikroba daging sapi yang
ditambah jahe (Zingiber officinale Roscoe) pada konsentrasi dan lama
penyimpanan yang berbeda. Media Peternakan. 27(2): 46–54.

Kostinek, M., Specht, I., Edward, V. A., Pinto, C., Eggounlety, M., Sossa, C.,
Mbugua, S., Dortu, C., Thonarte, P., Taljaard, L., Mengu, M., Franza, C.
M. A. P., dan Holzapfel, W. H. 2007. Characterization and biochemical
properties of predominant lactic acid bacteria from fermenting cassava for
selection as starter cultures. International Journal of Food Microbiology.
114(1): 342–351.

Koswara, S., C. A. Oktavia, dan S. 2012. Panduan Proses produksi Temulawak


Instant. Bogor: Seafast Center LPPM IPB.

Kurniati, L. I., N. Aida., S. G. dan T. W. 2012. Pembuatan mocaf (Modified


Cassava Flour) dengan proses fermentasi menggunakan Lactobacillus
plantarum, Saccharomyces cereviseae, dan Rhizopus oryzae. Jurnal
Teknik Pomits. 1(1): 1–6.

Kusnandar, F. 2006. Modifikasi Pati dan Aplikasinya dalam Industri Pangan.


Food Review Indonesia.

Kusumayanti, H., N. A. H. dan H. S. 2015. Swelling power and water solubility of


cassava and sweet potatoes flour. Procedia Environmental Sciences. 23(1):
164–167.

Larasati, R. A. 2017. Total bakteri asam laktat, aktivitas antioksidan dan


penerimaan yoghurt sinbiotik dengan penambahan ekstrak jahe merah.
Universitas Diponegoro, Semarang.

Lidiasari, E., Syafutri, M. I dan Syaiful, F. 2006. Influence of drying temperature


difference on physical and chemical qualities of partially fermented
cassava flour. Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia. 8(1): 141–146.

Lindeboom, N., P. R. C. dan R. T. T. 2004. Analytical, biochemical and


physicochemical aspects of starch granule size, with emphasis on small
granule starches. A Review. Starch/Starke. 56(1): 89–99.

Majeed, M., V. Badinaev, U. Shivakumar, R. R. 1995. Curcuminoids:


Antioksidant Phytonutrients. New Jersey: NutriScience Publishers Inc.

Mayani, L., S. S. Y. dan D. W. N. 2014. Pengaruh pengecilan ukuran jahe dan


rasio air terhadap sifat fisik kimia dan organoleptik pada pembuatan sari

Universitas Sumatera Utara


108

jahe (Zingiber officinale). Jurnal Pangan dan Agroindustri. 2(4): 148–158.

Misgiyarta, S. dan S. 2009. Tepung Kasava Bimo Kian Prospektif. Warta


Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 31(4): 1–4.

Moorthy, S. N. 2002. Physicochemical and Functional Properties Of Tropical


Tuber Starches. Starch/Starke. 54(1): 559–592.

Mouri, G. H. 2004. Tropical Sources of Starch. In: Ann CE (ed). Starch in Food:
Structure, Function, and Application. New York: CRC Press.

Muchtadi, T. R. dan S. 1992. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Pusat Anta.


Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Murillo, C. E. C., Y. J. W. dan L. A. B. P. 2008. Morphological, physicochemical


and structural characteristics of oxidized barley and corn starches.
Starch/Starke. 60(11): 634–645.

Murni, M. 2001. Pengembangan Proses Pembuatan Tepung Tapioka dengan Cara


Fermentasi untuk Meningkatkan Daya Kembang Roti. Surabaya: Balai
Penelitian dan Pengembangan Industri dan Perdagangan.

Murtiningrum., E. F. Bosawer., P. I. dan A. J. 2012. Karakterisasi umbi dan pati


lima kultivar ubi kayu (Manihot esculenta). Jurnal Agrotek. 3(1): 81–90.

Noer, S. W. M., M. W. dan K. 2017. Pembuatan tepung ubi jalar (Ipomea batatas
L) berbagai varietas sebagai bahan baku pembuatan kue bolu kukus. Jurnal
Pendidikan Teknologi Pertanian. 3(1): 60–71.

Novitasari, S., I. W. R. Widarta, dan A. A. I. S. W. 2016. Pengaruh penambahan


sodium tripolifosfat (STTP) terhadap karakteristik pati sente (Alocasia
macrorrhiza (L.) Schoot) yang dimodifikasi dengan metode (cross-
linking). 1(1): 103–111.

Nwokocha, L. M. 2009. A comparative study of some properties of cassava


(Manihot esculenta Crantz). Carbohydrate Polymerss. 11(1): 22–26.

Oboh, G dan Elusiyan, C. A. 2007. Changes in the nutrient and antinutrient


content of micro-fungi fermented cassava flour produced from low-and
medium cyanide variety of cassava tuber. African Journal of
Biotechnology. 6(18): 2150–2157.

Omemu, A. M., Oyewole, O. B dan Bankole, M. O. 2007. Significance of yeast in


the fermentation of moize for ogi production. Food Microbiology. 24(1):
571–576.

Parada, J. L., E. D. dan A. M. 1996. Microbiological and technological aspects of


cassava-starch fermentation. World Journal of Microbiology and
Biotechnology. 12(1): 53–56.

Universitas Sumatera Utara


109

Pebiningrum, A. dan J. K. 2018. Pengaruh varietas jahe (Zingiber officinale) dan


penambahan madu terhadap aktivitas antioksidan minuman fermentasi
kombucha jahe. Journal of Food and Life Sciences. 1(2): 33–42.

Pinem, M. F., Y. dan U. P. 2017. Modifikasi pati sagu dengan memanfaatkan


Lactobacillus plantarum 1 yang diisolasi dari industri pengolahan pati
sagu. Jurnal JOM Faperta. 4(1): 1–12.

Pomeranz, Y. 1991. Functional Properties of Food Components. New York:


Academic Press Inc.

Pomeranz, Y. dan C. E. M. 1994. Food Analisys Theory and Practice. Third Edit.
New York: Champman and Hall.

Pujilestari, T. dan N. L. 2009. Analisis senyawa kimia pada tiga jenis jahe dan
penggunaannya untuk keperluan industri. Jurnal Riset Teknologi Industri.
3(6): 32–38.

Pusuma, D. A., Y. Praptiningsih, dan M. C. 2018. Karakteristik roti tawar kaya


serat yang disubstitusi menggunakan tepung ampas kelapa. Jurnal
Agroteknologi. 12(1): 29–42.

Putri, D. 2014. Pengaruh metode ekstraksi dan konsentrasi terhadap aktivitas jahe
merah (Zingiber officinale Var Rubrum) sebagai antibakteri Escherichia
coli. Universitas Bengkulu. Bengkulu.

Rachman, F., S. Hartati, E. S. dan P. S. 2016. Aktivitas antioksidan daun dan


umbi dari enam jenis singkong (Manihot utilissima Pohl). Jurnal Biopropal
Industri. 792(1): 47–52.

Radiati dan Agusto W, M. 2000. Pendaya Gunaan Ubi Kayu. Subag: BPTGT
Puslitbang Fisika Terapan. LIPI (www. iptek. net. id).

Rahman, A. 1992. Teknologi Fermentasi. Bogor: Penerbit Arcan, Pusat Antar


Universitas Pangan dan Gizi.

Ranthotra, G. S. 1999. Wheat: Contribution to World Supply and Human


Nutrition. London: Blackie Academic & Professional.

Rembulan, G. D., T. C. S. dan A. M. 2015. Penambahan bakteri asam laktat


terenkapsulasi untuk menekan pertumbuhan bakteri patogen pada proses
produksi tapioka. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan. 26(1): 34–43.

Rostiana, O., A. Abdullah, Taryono, dan E. A. H. 1991. Jenis-jenis tanaman jahe.


Edisi Khusus Litro. VII(I): 7–10.

Rubatzky, V. E. dan Y. 1998. Sayuran Dunia; Prinsip, Produksi dan Gizi Jilid I.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Universitas Sumatera Utara


110

Salim, E. 2011. Mengolah Singkong Menjadi Tepung Mocaf: Alternatif Bisnis


Pengganti Tepung Terigu. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press.

Sandhiutami, N. M. D., L. Rahayu, T. O. dan L. Y. S. 2014. Uji aktivitas


antioksidan rebusan daun sambang getih (Hemigraphis bicolor Boerl.) dan
sambang solok (Aerva sanguinolenta (L.) Blume) secara in vitro. Jakarta:
Universitas Pancasila.

Saputra, A. Hartiati, dan B. A. 2016. Karakteristik mutu pati ubi talas (Colocasia
esculenta) pada perbandingan air dengan hancuran ubi talas dan
konsentrasi natrium metabisulfit. Jurnal Rekayasa dan Manajemen
Agroindustri. 1(1): 1–7.

Saraswati 1982. The Problems to be Solved in Starch Processing Technologies in


Indonesia. BPPT.

Sari, P. D. 2012. Pembuatan tapioka asam dengan fermentasi spontan. IPB,


Bogor.

Senanayake, S., Gunaratne, A. Ranawera, K. K. D. S dan Bamunuarachchi, A.


2013. Effect of heat mouisture treatment conditions on sdwelling power
and water soluble index of different cultivars of sweet potato (Ipomea
batatas (L). Lam) starch. ISRN Agronomy. Hindawi Publishing
Corporation.

Siddik., Moeljono, A. Muhtadi, M. S. dan M. 1999 Temulawak (Curcuma


xanthorriza Roxb.). Jakarta: Yayasan Pengembangan Obat Bahan Alam
Phytomedica.

Siswanto., T. M. dan S. B. 2012. Modifikasi tepung dari umbi gadung


menggunakan ekstrak rimpang jahe sebagai bahan makanan fungsional.
Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. 1(1): 109–117.

Soekarto. 1985. Penilaian Organoleptik. Pusat Peng. Bandung: IPB-Press.

Statistik, B. P. 2018. Data Produksi Ubi Kayu Menurut Provinsi 2014-2018.


www.pertanian.go.id.

Subagio, A., W. Siti, Y. W. dan F. F. 2008. Prosedur Operasi Standar (POS)


Produksi Mocaf Berbasis Klaster. Edited by S. A. F. and A. S. and T.
(SEAFAST) Center. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Subagio, A. 2006. Ubi kayu substitusi berbagai tepung-tepungan. Food Review.


1(3): 18–22.

Supardi, I. dan S. 1999. Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan.


Bandung: Penerbit Alumni.

Universitas Sumatera Utara


111

Suryani, R. dan F. C. N. 2015. Modifikasi pati singkong (Manihot esculenta)


dengan enzim α-amilase sebagai agen pembuih serta aplikasinya pada
proses pembuatan marshmallow. Jurnal Pangan dan Agroindustri. 3(2):
723–733.

Syamsir, E., P. Hariyadi, D. Fardiat, N. A. dan F. K. 2011. Karakterisasi tapioka


dari lima varietas ubi kayu (Manihot utilisima Crantz) asal Lampung.
Jurnal Agrotek. 5(10): 93–105.

Syarief, R. dan I. 1988. Operasi Pengeringan pada Pengolahan Hasil Pertanian.


Jakarta: Medyatama Sarana Perkasa.

Syukur, C. 2001. Agar Jahe Berproduksi Tinggi. Jakarta: Penerbit Penebar


Swadaya.

Utami, R., K. dan E. N. 2012. Inkorporasi minyak atsiri jahe merah dan lengkuas
merah pada edible film tapioka. Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi
FKIP UNS. 1(1): 687–690.

Widiyanti, R. F. 2009. Analisis Kandungan Jahe. Universitas Indonesia, Jakarta.

Winarno, F. G. 2004. Kimia Pangan dan Gizi. Cetakan ke. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.

Wurzburg, O. B. 1989. Modified Starchs: Properties and uses. Florida: CRC


Press.

Zubaidah, E dan Irawati, N. 2006. Pengaruh penambahan kultur (Aspergillus


niger, L. Plantarum) dan lama fermentasi terhadap karakteristik mocaf.
Universitas Brawijaya, Malang.

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN

Lampiran 1.Kurva standar amilosa untuk pengujian kadar amilosa


Konsentrasi
amilosa Absorbansi
(mg/mL)

0,004 0,154
0,008 0,236
0,012 0,303
0,016 0,421
0,02 0,476

Kurva Standar Amilosa


Absorbansi (nm)

0.6
0.4 y = 20,725x + 0,0693
0.2 R2= 0,99
0
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025
Konsentrasi (mg/mL)

Lampiran 2.Kurva standar glukosa untuk pengujian kadar pati


Konsentrasi
glukosa Absorbansi
(mg/mL)

0,05 0,125
0,1 0,26
0,15 0,439
0,2 0,674
0,25 0,879

Kurva Standar Glukosa


1
Absorbansi

0.5 y = 3,844x - 0,1012


R2= 0,9908
0
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Konsentrasi (mg/mL)

112
Universitas Sumatera Utara
113

Lampiran 3.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P1U1


50
45
40
35

% Inhibisi
y = 0,0383x + 42,244
30
R2 = 0,9672
25
20
15
10
5
0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
50

40
%Inhibisi

30
y = 0,0346x + 42,901
20 R2 = 0,97

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
50

40
% Inhibisi

30

20 y = 0,0323x + 43,185
R2 = 0,9116
10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P1U1 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


114

Lampiran 4.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P1U2


50

40

% Inhibisi
30 y = 0,0379x + 41,899
R2 = 0,9666
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)

50
45
40
35
% Inhibisi

30 y = 0.0272x + 43.819
25 R² = 0.9287
20
15
10
5
0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL

(b)

50

40
% Inhibisi

30
y = 0.035x + 42.348
20 R² = 0.9617

10

0
0 50 100 150

Konsentrasi (µg/mL)
(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P1U2 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


115

Lampiran 5.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P1U3


50

40

% Inhibisi
30
y = 0.0403x + 41.512
20 R² = 0.9138

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
50

40
% Inhibisi

30
y = 0.0397x + 41.479
R² = 0.9719
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(b)

50

40
% Inhibisi

30 y = 0.0401x + 41.555
R² = 0.9316
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P1U3 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


116

Lampiran 6.Kurva penentuan nilai IC50 P2U1


60
50

% Inhibisi
40 y = 0.074x + 41.254
30 R² = 0.9701

20
10
0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
60

50

40
% Inhibisi

y = 0.0718x + 40.383
30 R² = 0.9814

20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
60

50
Inhibisi (%)

40
y = 0.0888x + 39.815
30 R² = 0.9924

20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P2U1 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


117

Lampiran 7.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P2U2


60

50

Inhibisi (%)
40 y = 0.0842x + 40.156
R² = 0.9536
30

20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
60

50
Inhibisi (%)

40
y = 0.0808x + 40.469
30 R² = 0.9497

20

10

0
0 20 40 60 80 100 120 140
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
60

50
Inhibisi (%)

40

30 y = 0.0797x + 40.562
R² = 0.9497
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P2U2 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


118

Lampiran 8.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P2U3


60

50
y = 0.0839x + 39.977

Inhibisi (%)
40
R² = 0.9905
30

20

10

0
0 50 100 150
Komsentrasi (µg/mL)

(a)
60

50
Inhibisi (%)

40
y = 0.08x + 40.08
30 R² = 0.9904

20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
60

50
Inhibisi (%)

40

30 y = 0.0785x + 40.194
R² = 0.9917
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P2U3 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


119

Lampiran 9.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P3U1


60

50

Inhibisi (%)
40
y = 0.0787x + 40.349
30 R² = 0.9773
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
60

50
Inhibisi (%)

40
y = 0.0838x + 39.947
30
R² = 0.9842
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
60

50
Inhibisi (%)

40
y = 0.0806x + 40.246
30 R² = 0.9956

20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P3U1 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


120

Lampiran 10.Kurva penentuan nilai IC50 Perlakuan P3U2


60

50

Inhibisi (%)
40
y = 0.0773x + 40.524
30 R² = 0.988

20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
60

50
Inhibisi (%)

40
y = 0.0794x + 40.31
30 R² = 0.9852

20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL

(b)
60

50
Inhibisi (%)

40
y = 0.0781x + 40.346
30 R² = 0.9902

20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P3U2 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


121

Lampiran 11.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P3U3


60
50

Inhibisi (%)
40
30 y = 0.0783x + 40.338
R² = 0.9859
20
10
0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
60

50
Inhibisi (%)

40
y = 0.0768x + 40.547
30 R² = 0.9713

20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
60
50
Inhibisi (%)

40
y = 0.0745x + 40.539
30 R² = 0.9793
20
10
0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P3U3 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


122

Lampiran 12.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P4U1


60

50

Inhibisi (%)
40

30
y = 0.0765x + 40.561
20 R² = 0.965

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
60

50
Inhibisi (%)

40
y = 0.0744x + 40.805
30
R² = 0.9669
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
60

50
Inhibisi (%)

40
y = 0.0726x + 40.802
30
R² = 0.948
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P4U1 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


123

Lampiran 13.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P4U2


60

50

Inhibisi (%)
40

30 y = 0.072x + 40.801
20 R² = 0.9531

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
60
50
Inhibisi (%)

40
30 y = 0.0713x + 41.036
20 R² = 0.9259

10
0
0 20 40 60 80 100 120 140
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
60

50
Inhibisi (%)

40

30
y = 0.071x + 40.887
20 R² = 0.9387

10

0
0 20 40 60 80 100 120 140
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P4U2 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


124

Lampiran 14.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P4U3


60

50

Inhibisi (%)
40

30 y = 0.0757x + 40.505
R² = 0.9601
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
60

50
Inhibisi (%)

40

30
y = 0.0694x + 40.969
20 R² = 0.9392

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
60
50
Inhibisi (%)

40 y = 0.071x + 40.721
30 R² = 0.964

20
10
0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P4U3 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


125

Lampiran 15.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P5U1


60

50

inhibisi (%)
40

30
y = 0.0786x + 40.683
20 R² = 0.9489

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
60

50
Inhibisi (%)

40

30 y = 0.0791x + 40.524
R² = 0.9368
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
60

50
Inhibisi (%)

40

30
y = 0.0791x + 40.624
20 R² = 0.964

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P5U1 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


126

Lampiran 16.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P5U2


60

50

Inhibisi (%)
40
y = 0.0798x + 40.554
30 R² = 0.9234
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(a)
60

50
Inhibisi (%)

40
y = 0.0772x + 40.757
30 R² = 0.9234
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
60

50
Inhibisi (%)

40

30 y = 0.0765x + 40.761
R² = 0.976
20

10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)
Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P5U2 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


127

Lampiran 17.Kurva penentuan nilai IC50 perlakuan P5U3


60

50

Inhibisi (%)
40

30

20 y = 0.0772x + 40.461
R² = 0.9659
10

0
0 50 100 150
Konsentrasai (µg/mL

(a)
60

50
inhibisi (%)

40

30

20 y = 0.0755x + 40.717
R² = 0.9318
10

0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(b)
60
50
Inhibisi (%)

40
30 y = 0.0748x + 40.786
R² = 0.9188
20
10
0
0 50 100 150
Konsentrasi (µg/mL)

(c)

Gambar kurva perhitungan IC50 untuk perlakuan P5U3 kelompok 1 (a), kelompok
2 (b), serta kelompok 3 (c)

Universitas Sumatera Utara


128

Lampiran 18.Data pengamatan dan tabel sidik ragam BAL pada cairan fermentasi

Data pengamatan bakteri asam laktat pada cairan fermentasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (x 10-6 CFU/mL)
P1U1 14,90 14,20 13,80 42,90 14,30
P2U1 9,00 7,20 8,40 24,60 8,20
P3U1 8,60 8,80 7,50 24,90 8,30
P4U1 8,30 7,50 7,30 23,10 7,70
P5U1 8,30 7,60 7,40 23,30 7,77
P1U2 15,00 15,90 16,80 47,70 15,90
P2U2 7,00 6,10 7,10 20,20 6,73
P3U2 6,50 6,80 7,10 20,40 6,80
P4U2 5,80 6,20 6,20 18,20 6,07
P5U2 6,70 6,80 6,30 19,80 6,60
P1U3 17,40 17,90 18,50 53,80 17,93
P2U3 6,00 5,90 5,40 17,30 5,77
P3U3 6,00 6,40 5,70 18,10 6,03
P4U3 5,50 5,10 5,50 16,10 5,37
P5U3 5,80 5,60 5,20 16,60 5,53
total 130,80 128,00 128,20 387,00
rataan 8,72 8,53 8,55 8,60

Tabel sidik ragam bakteri asam laktat pada cairan fermentasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
terkoreksi 6,889a 16 0,431 122,002 0,000
Intersep 33,368 1 33,368 9454,41 0,000
P 6,352 4 1,588 449,963 0,000 **
U 0,102 2 0,051 14,421 0,000 **
Kelompok 0,002 2 0,001 0,299 0,744
P*U 0,433 8 0,054 15,342 0,000 **
Galat 0,099 28 0,004
Total 40,356 45
Total
terkoreksi 6,988 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 33,368
% KK = 6,90%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


129

Lanjutan Lampiran 18

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap total bakteri asam laktat cairan fermentasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 16,0 a A
2 0,3990 0,5383 P₂ 6,9 bc B
3 0,4193 0,5614 P₃ 7,0 b B
4 0,4324 0,5768 P₄ 6,4 c B
5 0,4416 0,5881 P₅ 6,6 bc B

Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap total bakteri
asam laktat cairan fermentasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - U₁ 9,3 a A
2 0,5151 0,6949 U₂ 8,4 b B
3 0,5413 0,7248 U₃ 8,1 b B

Uji LSR pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan volume sari
terhadap total bakteri asam laktat cairan fermentasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1U1 14,30 c C
2 0,8922 1,2036 P2U1 8,20 d DE
3 0,9375 1,2554 P3U1 8,30 d D
4 0,9668 1,2899 P4U1 7,70 de DEF
5 0,9874 1,3151 P5U1 7,77 de DEF
6 1,0031 1,3348 P1U2 15,90 b B
7 1,0154 1,3508 P2U2 6,73 ef FG
8 1,0253 1,3641 P3U2 6,80 ef EFG
9 1,0333 1,3752 P4U2 6,07 fgh G
10 1,0398 1,3850 P5U2 6,60 fg FG
11 1,0453 1,3933 P U
1 3 17,93 a A
12 1,0499 1,4007 P U
2 3 5,77 fgh G
13 1,0539 1,4072 P U
3 3 6,03 fgh G
14 1,0573 1,4127 P U
4 3 5,37 h G
15 1,0601 1,4180 P5U3 5,53 gh G

Universitas Sumatera Utara


130

Lampiran 19.Data pengamatan dan tabel sidik ragam TPC pada cairan fermentasi

Data pengamatan total plate count pada cairan fermentasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total 10-7
1 2 3 (x CFU/mL)
P1U1 1,38 1,41 1,31 4,10 1,37
P2U1 1,35 1,45 1,31 4,11 1,37
P3U1 1,29 1,28 1,26 3,83 1,28
P4U1 1,31 1,35 1,35 4,01 1,34
P5U1 1,10 1,26 1,34 3,70 1,23
P1U2 1,55 1,59 1,59 4,73 1,58
P2U2 1,50 1,40 1,49 4,39 1,46
P3U2 1,52 1,55 1,54 4,61 1,54
P4U2 1,48 1,50 1,50 4,48 1,49
P5U2 1,40 1,45 1,36 4,21 1,40
P1U3 1,74 1,75 2,09 5,58 1,86
P2U3 1,52 1,72 1,73 4,97 1,66
P3U3 1,63 1,58 1,58 4,79 1,60
P4U3 1,63 1,52 1,50 4,65 1,55
P5U3 1,48 1,53 1,46 4,47 1,49
total 21,88 22,34 22,41 66,63
rataan 1,46 1,49 1,49 1,48

Tabel sidik ragam total plate count pada cairan fermentasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F 0,05 Ket
0,01
Model
Terkoreksi 10930,046a 16 683,128 11,42 0,000
Intersep 986622,038 1 986622,038 16493 0,000
P 2364,344 4 591,086 9,881 0,000 **
U 7449,209 2 3724,605 62,263 0,000 **
P*U 1002,627 8 125,328 2,095 0,071 tn
Kelompok 113,866 2 56,933 0,952 0,398
Galat 1674,979 28 59,821
Total 999227,063 45
Total
Terkoreksi 12605,025 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 986622,038
% KK = 5,22%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


131

Lanjutan Lampiran 19

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap total plate count cairan fermentasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1 1,6 a A
2 0,0583 0,0787 P2 1,5 b B
3 0,0613 0,0821 P3 1,5 b BC
4 0,0632 0,0843 P4 1,5 b BC
5 0,0646 0,0860 P5 1,4 c C

Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap total plate
count cairan fermentasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - U1 1,3 c C
2 0,0753 0,1016 U2 1,5 b B
3 0,0791 0,1060 U3 1,6 a A

Universitas Sumatera Utara


132

Lampiran 20.Data pengamatan dan tabel ragam nilai kecerahan (L*) tapioka
termodifikasi

Data pengamatan nilai kecerahan (L*) pada tapioka termodifikasi


Kelompok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
P1U1 89,85 87,72 90,02 267,59 89,20
P2U1 87,76 89,27 91,51 268,54 89,51
P3U1 87,37 84,71 88,61 260,69 86,90
P4U1 87,63 86,57 85,88 260,08 86,69
P5U1 86,25 87,58 86,45 260,28 86,76
P1U2 90,10 91,31 86,62 268,03 89,34
P2U2 91,07 88,65 87,55 267,27 89,09
P3U2 85,87 86,59 85,97 258,43 86,14
P4U2 86,87 85,60 84,22 256,69 85,56
P5U2 87,55 86,64 86,35 260,54 86,85
P1U3 91,79 90,07 89,43 271,29 90,43
P2U3 90,86 89,07 88,30 268,23 89,41
P3U3 85,69 85,49 86,37 257,55 85,85
P4U3 86,45 83,07 85,25 254,77 84,92
P5U3 86,85 86,87 87,17 260,89 86,96
total 1321,96 1309,21 1309,70 3940,87
rataan 88,13 87,28 87,31 87,57

Tabel sidik ragam nilai kecerahan (L*) tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi 133,669a 16 8,354 4,706 0,000
Intersep 345121,252 1 345121,252 194408,45 0,000
P 117,065 4 29,266 16,486 0,000 **
U 1,369 2 0,685 0,386 0,684 tn
P*U 8,277 8 1,035 0,583 0,783 tn
Kelompok 6,958 2 3,479 1,96 0,16
Galat 49,707 28 1,775
Total 345304,628 45
Total
Terkoreksi 183,376 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 345121,252
% KK = 1,52%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


133

Lanjutan Lampiran 20

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap nilai L* (kecerahan) tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 89,66 a A
2 0,9966 1,3444 P₂ 89,34 a A
3 1,0472 1,4022 P₃ 86,30 b B
4 1,0799 1,4408 P₄ 85,73 b B
5 1,1029 1,4690 P₅ 86,86 b B

Universitas Sumatera Utara


134

Lampiran 21.Data pengamatan dan tabel analisa ragam analisis kadar air tapioka
termodifikasi

Data pengamatan analisis kadar air tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (%bb)
P1U1 14,29 14,19 14,82 43,30 14,43
P2U1 15,94 17,04 14,60 47,57 15,86
P3U1 13,05 15,74 14,32 43,11 14,37
P4U1 13,01 13,39 12,31 38,71 12,90
P5U1 14,52 14,27 16,33 45,11 15,04
P1U2 14,57 16,65 13,96 45,18 15,06
P2U2 18,01 15,45 15,22 48,68 16,23
P3U2 12,47 13,26 14,09 39,82 13,27
P4U2 14,80 12,65 12,54 39,98 13,33
P5U2 15,29 15,69 16,67 47,65 15,88
P1U3 14,97 14,68 13,95 43,60 14,53
P2U3 15,11 16,25 14,95 46,32 15,44
P3U3 12,35 12,61 14,75 39,70 13,23
P4U3 12,82 12,20 13,24 38,26 12,75
P5U3 15,44 16,91 14,55 46,90 15,63

total 216,64 220,96 216,30 653,90


rataan 14,44 14,73 14,42 14,53

Tabel sidik ragam analisi kadar air tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi 59,692a 16 3,731 3,278 0,003
Intersep 9501,771 1 9501,771 8348,779 0,000
P 53,028 4 13,257 11,648 0,00 **
U 1,424 2 0,712 0,626 0,542 tn
P*U 4,341 8 0,543 0,477 0,862 tn
Kelompok 0,9 2 0,45 0,395 0,677
Galat 31,867 28 1,138
Total 9593,331 45
Total
Terkoreksi 91,559 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 9501,771
% KK = 7,34%
** = Sangat signifiksn
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


135

Lanjutan Lampiran 21

Uji LSR efek utama pengaruh jenis sari terhadap kadar air tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 14,68 b AB
2 0,7980 1,0765 P₂ 15,84 a A
3 0,8385 1,1227 P₃ 13,63 c BC
4 0,8646 1,1536 P₄ 12,99 c C
5 0,8831 1,1762 P₅ 15,52 ab A

Universitas Sumatera Utara


136

Lampiran 22. Data pengamatan dan tabel analisa ragam kadar abu tapioka
termodifikasi

Data pengmatan analisis kadar abu tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (%bk)
P1U1 0,07 0,07 0,07 0,21 0,07
P2U1 0,10 0,09 0,10 0,29 0,10
P3U1 0,17 0,16 0,15 0,48 0,16
P4U1 0,17 0,16 0,18 0,51 0,17
P5U1 0,14 0,14 0,15 0,43 0,14
P1U2 0,05 0,06 0,05 0,16 0,05
P2U2 0,10 0,10 0,09 0,29 0,10
P3U2 0,16 0,16 0,15 0,47 0,16
P4U2 0,18 0,16 0,16 0,50 0,17
P5U2 0,14 0,15 0,14 0,42 0,14
P1U3 0,06 0,05 0,05 0,17 0,06
P2U3 0,09 0,10 0,09 0,27 0,09
P3U3 0,15 0,15 0,16 0,46 0,15
P4U3 0,17 0,16 0,16 0,49 0,16
P5U3 0,15 0,13 0,15 0,43 0,14
total 1,89 1,84 1,85 5,57
rataan 0,13 0,12 0,12 0,12

Tabel sidik ragam analisis kadar abu tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi ,075a 16 0,005 82,172 0,000
Intersep 0,69 1 0,69 12152,419 0,000
P 0,074 4 0,018 325,598 0,000 **
U 0,0004 2 0,0002 3,317 0,051
Kelompok 0,0001 2 0,00005 0,878 0,427
P*U 0,0002 8 0,00003 0,496 0,849
Galat 0,002 28 0,0001
Total 0,766 45
Total
Terkoreksi 0,076 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 0,69
% KK = 6,09%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


137

Lanjutan Lampiran 22

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap kadar abu tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 0,06 e E
2 0,0056 0,0076 P₂ 0,09 d D
3 0,0059 0,0079 P₃ 0,16 b B
4 0,0061 0,0081 P₄ 0,17 a A
5 0,0062 0,0083 P₅ 0,14 c C

Universitas Sumatera Utara


138

Lampiran 23.Data pengamatan serta tabel sidik ragam analisis kadar lemak
tapioka termodifikasi

Data pengamatan analisis kadar lemak tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (%bk)
P1U1 0,46 0,52 0,50 1,47 0,49
P2U1 0,45 0,54 0,51 1,50 0,50
P3U1 0,49 0,53 0,45 1,47 0,49
P4U1 0,48 0,50 0,49 1,47 0,49
P5U1 0,51 0,45 0,52 1,48 0,49
P1U2 0,52 0,57 0,46 1,54 0,51
P2U2 0,56 0,51 0,47 1,53 0,51
P3U2 0,49 0,49 0,53 1,52 0,51
P4U2 0,51 0,52 0,51 1,54 0,51
P5U2 0,55 0,52 0,51 1,57 0,52
P1U3 0,52 0,54 0,54 1,59 0,53
P2U3 0,54 0,53 0,51 1,58 0,53
P3U3 0,49 0,51 0,52 1,53 0,51
P4U3 0,57 0,48 0,51 1,55 0,52
P5U3 0,54 0,54 0,52 1,59 0,53
total 7,66 7,74 7,53 22,94
rataan 0,51 0,52 0,50 0,51

Tabel sidik ragam analisis kadar lemak tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi ,010a 16 0,001 0,634 0,83
Intersep 11,69 1 11,69 11671,5 0,000
P 0,001 4 0,0003 0,304 0,873 tn
U 0,007 2 0,003 3,384 0,048 *
P*U 0,001 8 0,0001 0,082 0,999 tn
Kelompok 0,002 2 0,001 0,751 0,481
Galat 0,028 28 0,001
Total 11,728 45
Total
Terkoreksi 0,038 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 11,69
% KK = 6,21%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


139

Lanjutan Lampiran 23

Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar lemak
tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - U1 0,49 b A
2 0,0306 0,0412 U2 0,51 ab A
3 0,0321 0,0430 U3 0,52 a A

Universitas Sumatera Utara


140

Lampiran 24.Data pengamatan dan tabel analisa ragam kadar serat tapioka
termodifikasi

Data pengamatan analisis kadar serat kasar tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (%bk)
P1U1 0,27 0,24 0,24 0,75 0,25
P2U1 0,38 0,40 0,38 1,16 0,39
P3U1 0,36 0,38 0,36 1,10 0,37
P4U1 0,37 0,37 0,37 1,11 0,37
P5U1 0,39 0,35 0,40 1,13 0,38
P1U2 0,25 0,27 0,26 0,78 0,26
P2U2 0,38 0,37 0,37 1,12 0,37
P3U2 0,36 0,37 0,37 1,10 0,37
P4U2 0,37 0,35 0,35 1,07 0,36
P5U2 0,38 0,37 0,38 1,12 0,37
P1U3 0,27 0,29 0,28 0,83 0,28
P2U3 0,37 0,33 0,36 1,06 0,35
P3U3 0,32 0,35 0,38 1,04 0,35
P4U3 0,35 0,35 0,35 1,04 0,35
P5U3 0,36 0,37 0,35 1,08 0,36
total 5,17 5,15 5,19 15,50
rataan 0,34 0,34 0,35 0,34

Tabel analisa ragam kadar serat kasar tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi ,082a 16 0,005 24,278 0,000
Intersep 5,341 1 5,341 25397,358 0,000
P 0,077 4 0,019 91,35 0,000 **
U 0,001 2 0,001 2,879 0,073 tn
Kelompok 0,0001 2 0,00003 0,127 0,881
P*U 0,004 8 0,0004 2,129 0,067 tn
Galat 0,006 28 0,0002
Total 5,429 45
Total
Terkoreksi 0,088 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 5,34
% KK = 4,21%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak Signifikan

Universitas Sumatera Utara


141

Lanjutan Lampiran 24

Uji LSR efek utama pengaruh jenis sari terhadap kadar serat kasar tapioka
termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 0,263 b B
2 0,0108 0,0146 P₂ 0,371 a A
3 0,0114 0,0153 P₃ 0,360 a A
4 0,0118 0,0157 P₄ 0,358 a A
5 0,0120 0,0160 P₅ 0,370 a A

Universitas Sumatera Utara


142

Lampiran 25.Data pengamatan dan tabel analisa ragam kadar protein tapioka
termodifikasi

Data pengamatan analisis kadar protein tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (%bk)
P1U1 0,36 0,36 0,32 1,05 0,35
P2U1 0,41 0,38 0,41 1,20 0,40
P3U1 0,48 0,41 0,49 1,38 0,46
P4U1 0,36 0,40 0,39 1,15 0,38
P5U1 0,49 0,48 0,46 1,42 0,47
P1U2 0,41 0,38 0,44 1,22 0,41
P2U2 0,47 0,49 0,49 1,45 0,48
P3U2 0,48 0,52 0,53 1,52 0,51
P4U2 0,41 0,35 0,40 1,16 0,39
P5U2 0,49 0,45 0,49 1,44 0,48
P1U3 0,49 0,57 0,52 1,58 0,53
P2U3 0,49 0,54 0,53 1,56 0,52
P3U3 0,48 0,51 0,53 1,52 0,51
P4U3 0,44 0,52 0,52 1,47 0,49
P5U3 0,45 0,50 0,53 1,47 0,49
total 6,70 6,87 7,04 20,61
rataan 0,45 0,46 0,47 0,46

Tabel sidik ragam analisis kadar protein tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi ,140a 16 0,009 10,868 0,000
Intersep 9,437 1 9,437 11755,788 0,000
P 0,037 4 0,009 11,502 0,000 **
U 0,066 2 0,033 41,152 0,000 **
Kelompok 0,004 2 0,002 2,488 0,101
P*U 0,033 8 0,004 5,074 0,001 **
Galat 0,022 28 0,001
Total 9,599 45
Total
Terkoreksi 0,162 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 9,437
% KK = 6,19%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


143

Lanjutan Lampiran 25

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap kadar protein tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 0,43 b B
2 0,0212 0,0286 P₂ 0,47 a A
3 0,0223 0,0298 P₃ 0,49 a A
4 0,0230 0,0306 P₄ 0,42 b B
5 0,0235 0,0312 P₅ 0,48 a A

Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar protein
tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - U₁ 0,41 c C
2 0,0274 0,0369 U₂ 0,45 b B
3 0,0287 0,0385 U₃ 0,51 a A

Uji LSR pengaruh interaksi jenis sari dan perbandingan pati dengan volume sari
terhadap kadar protein tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1U1 0,35 d D
2 0,0474 0,0639 P2U1 0,40 cd CD
3 0,0498 0,0667 P3U1 0,46 b ABC
4 0,0513 0,0685 P4U1 0,38 cd D
5 0,0524 0,0699 P5U1 0,47 ab AB
6 0,0533 0,0709 P1U2 0,41 c BCD
7 0,0539 0,0717 P2U2 0,48 ab A
8 0,0545 0,0725 P3U2 0,51 de A
9 0,0549 0,0730 P4U2 0,39 cd D
10 0,0552 0,0736 P5U2 0,48 ab A
11 0,0555 0,0740 P1U3 0,53 a A
12 0,0558 0,0744 P2U3 0,52 a A
13 0,0560 0,0747 P3U3 0,51 ab A
14 0,0562 0,075 P4U3 0,49 ab A
15 0,0563 0,0753 P5U3 0,49 ab A

Universitas Sumatera Utara


144

Lampiran 26.Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis kadar karbohidrat
tapioka termodifikasi
Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (%bk)
P1U1 84,81 84,86 84,29 253,96 84,65
P2U1 83,09 81,96 84,39 249,44 83,15
P3U1 85,80 83,16 84,60 253,56 84,52
P4U1 85,98 85,55 86,63 258,16 86,05
P5U1 84,35 84,66 82,55 251,55 83,85
P1U2 84,45 82,35 85,09 251,89 83,96
P2U2 80,87 83,44 83,73 248,04 82,68
P3U2 86,41 85,57 84,70 256,68 85,56
P4U2 84,11 86,31 86,40 256,82 85,61
P5U2 83,54 83,19 82,19 248,92 82,97
P1U3 83,96 84,16 84,94 253,07 84,36
P2U3 83,77 82,58 83,92 250,27 83,42
P3U3 86,54 86,22 84,04 256,79 85,60
P4U3 86,01 86,65 85,57 258,23 86,08
P5U3 83,43 81,92 84,26 249,60 83,20
total 1267,11 1262,60 1267,28 3796,99
rataan 84,47 84,17 84,49 84,38

Tabel sidik ragam analisis kadar karbohidrat tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
58,856a 16 3,679 3,172 0,004
Terkoreksi
Intersep 320380,397 1 320380,397 276237,78 0,000
P 52,448 4 13,112 11,305 0,000 **
U 1,15 2 0,575 0,496 0,614 tn
Kelompok 0,942 2 0,471 0,406 0,67
P*U 4,316 8 0,54 0,465 0,87 tn
Galat 32,474 28 1,16
Total 320471,728 45
Total
91,33 44
Terkoreksi
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 320380,40
% KK = 1,28%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


145

Lanjutan Lampiran 26

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap kadar karbohidrat tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 84,32 bc BC
2 0,8056 1,0867 P₂ 83,08 d C
3 0,8464 1,1334 P₃ 85,23 ab AB
4 0,8728 1,1645 P₄ 85,91 a A
5 0,8915 1,1873 P₅ 83,34 cd C

Universitas Sumatera Utara


146

Lampiran 27.Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis kadar pati tapioka
termodifikasi

Data pengamatan analisis kadar pati tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (%bk)
P1U1 92,53 91,91 95,00 279,44 93,15
P2U1 95,04 95,64 88,71 279,39 93,13
P3U1 88,36 89,50 90,91 268,77 89,59
P4U1 90,67 87,56 87,30 265,53 88,51
P5U1 88,07 88,74 90,01 266,83 88,94
P1U2 92,51 90,27 87,44 270,22 90,07
P2U2 94,63 88,81 92,34 275,77 91,92
P3U2 86,57 86,58 88,92 262,07 87,36
P4U2 86,81 87,36 89,93 264,10 88,03
P5U2 88,99 87,43 90,19 266,60 88,87
P1U3 88,24 89,98 87,31 265,53 88,51
P2U3 91,74 89,83 89,13 270,70 90,23
P3U3 78,44 87,53 88,20 254,17 84,72
P4U3 87,56 85,56 88,70 261,81 87,27
P5U3 90,50 87,92 86,57 264,98 88,33
total 1340,64 1334,62 1340,66 4015,92
rataan 89,38 88,97 89,38 89,24

Tabel sidik ragam analisis kadar pati tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK Db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi 214,115a 16 13,382 2,225 0,031
Intersep 358391,91 1 358391,91 59579,818 0,000
P 127,744 4 31,936 5,309 0,003 **
U 60,994 2 30,497 5,07 0,013 *
Kelompok 1,617 2 0,809 0,134 0,875
P*U 23,76 8 2,97 0,494 0,85 tn
Galat 168,429 28 6,015
Total 358774,454 45
Total
Terkoreksi 382,544 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 358391,91
% KK = 2,75%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


147

Lanjutan Lampiran 27

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap kadar pati tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 90,58 ab AB
2 1,8346 2,4748 P₂ 91,76 a A
3 1,9277 2,5812 P₃ 87,22 c B
4 1,9878 2,6521 P₄ 87,94 c B
5 2,0302 2,7040 P₅ 88,71 bc AB

Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap
kadar pati tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - U₁ 90,66 a A
2 2,3684 3,1949 U₂ 89,25 ab AB
3 2,4886 3,3323 U₃ 87,81 b B

Universitas Sumatera Utara


148

Lampiran 28.Data pengamatan dan tabel analisa ragam kadar amilosa tapioka
termodifikasi

Data pengamatan analisis kadar amilosa tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (%bk)
P1U1 15,39 15,30 14,74 45,42 15,14
P2U1 15,74 15,98 16,00 47,72 15,91
P3U1 14,55 15,68 15,13 45,36 15,12
P4U1 14,41 14,07 14,52 42,99 14,33
P5U1 14,63 15,39 17,25 47,28 15,76
P1U2 16,40 16,94 15,60 48,94 16,31
P2U2 17,16 15,75 15,75 48,66 16,22
P3U2 15,19 15,71 15,71 46,62 15,54
P4U2 14,87 14,19 14,78 43,84 14,61
P5U2 16,46 15,40 15,77 47,64 15,88
P1U3 16,20 16,38 16,87 49,44 16,48
P2U3 16,32 15,78 16,32 48,41 16,14
P3U3 16,57 15,80 16,82 49,20 16,40
P4U3 16,04 15,82 16,57 48,43 16,14
P5U3 16,55 16,82 15,80 49,17 16,39
total 236,48 235,02 237,63 709,13
rataan 15,77 15,67 15,84 15,76

Tabel sidik ragam analisis kadar amilosa tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi 19,323a 16 1,208 3,547 0,002
Intersep 11174,669 1 11174,669 32821,108 0,000
P 6,824 4 1,706 5,011 0,004 **
U 8,443 2 4,222 12,399 0,000 **
P*U 3,828 8 0,478 1,405 0,238 tn
Kelompok 0,228 2 0,114 0,335 0,718
Galat 9,533 28 0,34
Total 11203,525 45
Total
Terkoreksi 28,856 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 11174,669
% KK = 3,70%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


149

Lanjutan Lampiran 28

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap kadar amilosa tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 15,98 a A
2 0,4365 0,5888 P₂ 16,09 a A
3 0,4586 0,6141 P₃ 15,69 a AB
4 0,4729 0,6310 P₄ 15,03 b B
5 0,4830 0,6433 P₅ 16,01 a A

Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap kadar amilosa
tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - U₁ 15,25 c B
2 0,5635 0,7601 U₂ 15,71 b B
3 0,5921 0,7928 U₃ 16,31 a A

Universitas Sumatera Utara


150

Lampiran 29.Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis kadar amilopektin
tapioka termodifikasi

Data pengamatan analisis kadar amilopektin tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (%bk)
P1U1 77,15 76,61 80,26 234,02 78,01
P2U1 79,30 79,66 72,71 231,67 77,22
P3U1 66,32 69,23 65,13 200,67 66,89
P4U1 66,68 68,46 68,03 203,18 67,73
P5U1 73,44 73,35 71,96 218,75 72,92
P1U2 76,11 73,33 71,84 221,28 73,76
P2U2 77,47 71,04 76,59 225,10 75,03
P3U2 62,85 60,97 61,87 185,69 61,90
P4U2 66,20 65,01 65,74 196,96 65,65
P5U2 67,01 69,39 65,76 202,16 67,39
P1U3 68,68 73,61 68,02 210,31 70,10
P2U3 66,00 68,60 65,08 199,68 66,56
P3U3 54,36 58,14 56,34 168,85 56,28
P4U3 59,54 61,74 58,74 180,02 60,01
P5U3 60,02 63,79 57,92 181,73 60,58
total 1021,14 1032,93 1005,99 3060,06
rataan 68,08 68,86 67,07 68,00

Tabel sidik ragam analisis kadar amilopektin tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK Db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi 1822,123a 16 113,883 25,698 0,000
Intersep 208087,834 1 208087,834 46956,094 0,000
P 1019,675 4 254,919 57,524 0,000 **
U 739,626 2 369,813 83,45 0,000 **
Kelompok 24,328 2 12,164 2,745 0,082
P*U 38,494 8 4,812 1,086 0,401 tn
Galat 124,083 28 4,432
Total 210034,04 45
Total
Terkoreksi 1946,206 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 208087,834
% KK = 3,10%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


151

Lanjutan Lampiran 29

Uji LSR efek utama pengaruh jenis sari terhadap kadar amilopektin tapioka
termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 73,96 a A
2 1,5746 2,1242 P₂ 72,94 a A
3 1,6545 2,2155 P₃ 61,69 d C
4 1,7062 2,2763 P₄ 64,46 c B
5 1,7426 2,3209 P₅ 66,96 b B

Uji LSR efek utama pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap
kadar amilopektin tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - U₁ 72,55 a A
2 2,0328 2,7423 U₂ 68,75 b B
3 2,1360 2,8602 U₃ 62,71 c C

Universitas Sumatera Utara


152

Lampiran 30.Data pengamatan dan tabel analisa ragam derajat asam tapioka
termodifikasi

Data pengamatan analisis derajat asam tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (mL NaOH 1 N /100 g)
P1U1 1,40 1,37 1,18 3,95 1,32
P2U1 1,19 1,40 1,39 3,98 1,33
P3U1 1,40 1,19 1,19 3,78 1,26
P4U1 0,98 1,00 0,98 2,96 0,99
P5U1 1,00 1,00 0,99 2,99 1,00
P1U2 1,20 1,40 1,20 3,79 1,26
P2U2 1,40 1,59 1,40 4,38 1,46
P3U2 1,00 0,99 1,00 2,99 1,00
P4U2 1,00 1,00 0,99 2,98 0,99
P5U2 1,00 0,99 0,99 2,97 0,99
P1U3 1,19 1,38 1,19 3,75 1,25
P2U3 1,59 1,39 1,59 4,57 1,52
P3U3 0,99 0,99 1,00 2,98 0,99
P4U3 0,99 0,98 1,00 2,97 0,99
P5U3 0,99 1,00 0,99 2,98 0,99
total 17,29 17,64 17,08 52,01
rataan 1,15 1,18 1,14 1,16

Tabel sidik ragam analisis derajat asam tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK Db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi 1,590a 16 0,099 15,791 0,000
Intersep 60,112 1 60,112 9554,087 0,000
P 1,373 4 0,343 54,551 0,000 **
U 0,01 2 0,005 0,809 0,456 tn
P*U 0,196 8 0,024 3,888 0,003 **
Kelompok 0,011 2 0,005 0,864 0,432
Galat 0,176 28 0,006
Total 61,878 45
Total
Terkoreksi 1,766 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 60,112
% KK = 6,86%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


153

Lanjutan Lampiran 30

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap derajat asam tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 1,28 b B
2 0,0593 0,0800 P₂ 1,44 a A
3 0,0623 0,0835 P₃ 1,08 c C
4 0,0643 0,0858 P₄ 0,99 d C
5 0,0657 0,0875 P₅ 0,99 d C

Uji LSR efek utama pengaruh interaksi jenis sari dengan perbandingan pati dan
volume sari terhadap derajat asam tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1U1 1,32 b BC
2 0,1327 0,1790 P2U1 1,33 b BC
3 0,1394 0,1867 P3U1 1,26 b C
4 0,1438 0,1918 P4U1 0,99 c D
5 0,1468 0,1955 P5U1 1,00 c D
6 0,1492 0,1985 P1U2 1,26 b C
7 0,1510 0,2009 P2U2 1,46 a AB
8 0,1525 0,2028 P3U2 1,00 c D
9 0,1536 0,2045 P U
4 2 0,99 c D
10 0,1546 0,2059 P5U2 0,99 c D
11 0,1554 0,2072 P1U3 1,25 b C
12 0,1561 0,2083 P2U3 1,52 a A
13 0,1567 0,2092 P3U3 0,99 c D
14 0,1572 0,2101 P4U3 0,99 c D
15 0,1576 0,2108 P5U3 0,99 c D

Universitas Sumatera Utara


154

Lampiran 31.Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis pH tapioka


termodifikasi

Data pengamatan analisis pH tapioka termodifikasi


Kelompok
Perlakuan Total Rataan
1 2 3
P1U1 5,01 5,09 5,15 15,25 5,08
P2U1 5,60 5,51 5,50 16,61 5,54
P3U1 5,80 5,91 5,89 17,60 5,87
P4U1 6,23 5,97 6,15 18,35 6,12
P5U1 5,70 5,51 5,50 16,72 5,57
P1U2 5,08 4,81 4,79 14,68 4,89
P2U2 5,68 5,85 5,66 17,19 5,73
P3U2 5,59 5,48 5,57 16,64 5,55
P4U2 6,08 6,20 6,01 18,29 6,10
P5U2 5,90 5,71 5,89 17,51 5,84
P1U3 4,02 3,99 4,00 12,01 4,00
P2U3 5,50 5,49 5,38 16,37 5,46
P3U3 4,87 4,79 5,10 14,75 4,92
P4U3 5,71 5,60 5,81 17,12 5,71
P5U3 5,22 5,22 5,34 15,78 5,26
total 81,99 81,13 81,75 244,87
rataan 5,47 5,41 5,45 5,44

Tabel sidik ragam analisis pH tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi 12,686a 16 0,793 82,296 0,000
Intersep 1332,441 1 1332,441 138302,304 0,000
P 8,334 4 2,084 216,263 0,000 **
U 3,125 2 1,562 162,161 0,000 **
Kelompok 0,026 2 0,013 1,369 0,271
P*U 1,201 8 0,15 15,577 0,000 **
Galat 0,27 28 0,01
Total 1345,397 45
Total
Terkoreksi 12,955 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 1332,441
% KK = 1,80%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


155

Lanjutan Lampiran 31

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap nilai pH tapioka termodifikasi


LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 4,66 d C
2 0,0734 0,0990 P₂ 5,57 b B
3 0,0771 0,1033 P₃ 5,44 c B
4 0,0796 0,1061 P₄ 5,97 a A
5 0,0813 0,1082 P₅ 5,56 b B

Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap nilai pH
tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - U₁ 5,64 a A
2 0,0948 0,1279 U₂ 5,62 a A
3 0,0996 0,1334 U₃ 5,07 b B

Uji LSR pengaruh interaksi jenis sari dengan perbandingan pati dan volume sari
terhadap nilai pH tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1U1 6,12 g FG
2 0,1642 0,2215 P2U1 5,73 de CD
3 0,1725 0,2310 P3U1 4,92 b B
4 0,1779 0,2373 P4U1 5,26 a A
5 0,1817 0,2420 P5U1 6,10 cde CD
6 0,1846 0,2456 P1U2 5,54 h G
7 0,1868 0,2486 P2U2 4,00 bc BC
8 0,1887 0,2510 P3U2 5,55 de CD
9 0,1901 0,2530 P4U2 5,71 a A
10 0,1913 0,2548 P5U2 5,46 b B
11 0,1923 0,2564 P1U3 5,08 i H
12 0,1932 0,2577 P2U3 4,89 e DE
13 0,1939 0,2589 P3U3 5,87 h G
14 0,1945 0,2599 P4U3 5,84 bcd BC
15 0,1951 0,2609 P5U3 5,57 f EF

Universitas Sumatera Utara


156

Lampiran 32.Data pengamatan dan tabel analisa ragam a daya serap air tapioka
termodifikasi

Data pengamatan analisis daya serap air tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (g/g)
P1U1 2,94 2,96 2,66 8,57 2,86
P2U1 2,35 2,58 2,18 7,11 2,37
P3U1 2,38 2,32 1,97 6,68 2,23
P4U1 2,46 2,29 1,95 6,70 2,23
P5U1 1,57 1,76 1,94 5,27 1,76
P1U2 2,87 3,52 3,29 9,68 3,23
P2U2 2,33 2,44 2,58 7,34 2,45
P3U2 2,39 2,22 2,10 6,70 2,23
P4U2 2,53 2,47 2,41 7,42 2,47
P5U2 1,50 1,77 1,96 5,23 1,74
P1U3 3,03 2,90 3,39 9,32 3,11
P2U3 2,90 1,92 2,49 7,30 2,43
P3U3 2,35 2,34 2,41 7,09 2,36
P4U3 2,14 2,01 2,39 6,54 2,18
P5U3 1,86 1,74 1,74 5,34 1,78
total 35,61 35,22 35,46 106,29
rataan 2,37 2,35 2,36 2,36

Tabel analisa ragam analisis DSA tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi 8,233a 16 0,515 9,427 0,000
Intersep 251,058 1 251,058 4599,544 0,000
Kelompok 0,005 2 0,003 0,047 0,954
P 7,817 4 1,954 35,802 0,000 **
U 0,145 2 0,072 1,324 0,282 tn
P*U 0,267 8 0,033 0,611 0,761 tn
Galat 1,528 28 0,055
Total 260,819 45
Total
Terkoreksi 9,762 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 251,058
% KK = 9,89%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


157

Lanjutan Lampiran 32

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap daya serap air tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 3,06 a A
2 0,1748 0,2357 P₂ 2,42 b B
3 0,1836 0,2459 P₃ 2,27 b B
4 0,1894 0,2526 P₄ 2,29 b B
5 0,1934 0,2576 P₅ 1,76 c C

Universitas Sumatera Utara


158

Lampiran 33.Data pengamatan dan tabel analisa ragam daya serap minyak tapioka
termodifikasi

Data pengamatan analisis daya serap minyak tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (g/g)
P1U1 1,62 1,62 1,53 4,78 1,59
P2U1 1,69 1,50 1,51 4,70 1,57
P3U1 1,46 1,48 1,42 4,36 1,45
P4U1 1,45 1,60 1,36 4,41 1,47
P5U1 1,55 1,67 1,48 4,70 1,57
P1U2 1,41 1,65 1,38 4,44 1,48
P2U2 1,56 1,44 1,43 4,43 1,48
P3U2 1,28 1,52 1,45 4,26 1,42
P4U2 1,43 1,40 1,56 4,39 1,46
P5U2 1,59 1,62 1,51 4,71 1,57
P1U3 1,45 1,46 1,62 4,54 1,51
P2U3 1,63 1,47 1,50 4,60 1,53
P3U3 1,40 1,48 1,31 4,19 1,40
P4U3 1,43 1,39 1,47 4,29 1,43
P5U3 1,64 1,54 1,47 4,65 1,55
total 22,59 22,84 22,02 67,45
rataan 1,51 1,52 1,47 1,50

Tabel sidik ragam analisis daya serap minyak tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi ,881a 16 0,055 6,279 0,000
Intersep 109,603 1 109,603 12504,7 0,000
P 0,695 4 0,174 19,813 0,000 **
U 0,015 2 0,007 0,842 0,441 tn
Kelompok 0,053 2 0,027 3,045 0,064
P*U 0,118 8 0,015 1,679 0,148 tn
Galat 0,245 28 0,009
Total 110,729 45
Total
Terkoreksi 1,126 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 101,603
% KK = 5,95%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


159

Lanjutan Lampiran 33

Ujil LSR pengaruh jenis sari terhadap daya serap minyak tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1 1,53 b B
2 0,0667 0,0900 P2 1,53 a A
3 0,0701 0,0939 P3 1,42 c D
4 0,0723 0,0964 P4 1,46 c CD
5 0,0738 0,0983 P5 1,56 b BC

Universitas Sumatera Utara


160

Lampiran 34. Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis swelling power
tapioka termodifikasi

Data pengamatan analisis swelling power tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (g/g)
P1U1 10,92 13,10 11,46 35,48 11,83
P2U1 9,87 8,59 9,96 28,42 9,47
P3U1 11,29 10,25 9,85 31,39 10,46
P4U1 9,63 11,02 9,98 30,63 10,21
P5U1 10,39 11,06 10,29 31,74 10,58
P1U2 11,15 12,55 12,05 35,75 11,92
P2U2 9,15 9,21 9,67 28,02 9,34
P3U2 9,77 9,30 10,76 29,82 9,94
P4U2 9,38 10,40 10,66 30,44 10,15
P5U2 9,89 10,50 9,41 29,80 9,93
P1U3 11,53 11,37 12,57 35,47 11,82
P2U3 9,81 8,78 10,02 28,62 9,54
P3U3 10,12 10,01 8,91 29,03 9,68
P4U3 8,59 9,05 10,33 27,98 9,33
P5U3 10,29 9,73 9,57 29,59 9,86
Total 151,79 154,91 155,50 462,20
Rataan 10,12 10,33 10,37 10,27

Tabel sidik ragam analisis swelling power tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
34,614a 16 2,163 4,307 0,000
Terkoreksi
Intersep 4747,215 1 4747,215 9452,175 0,000
P 30,646 4 7,661 15,255 0,000 **
U 1,626 2 0,813 1,619 0,216 tn
Kelompok 0,529 2 0,264 0,526 0,596
P*U 1,813 8 0,227 0,451 0,879 tn
Galat 14,063 28 0,502
Total 4795,892 45
Total
48,676 44
Terkoreksi
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 4747,215
% KK = 6,90%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


161

Lanjutan Lampiran 34

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap swelling power tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 11,86 a A
2 0,5301 0,7151 P₂ 9,45 b B
3 0,5570 0,7458 P₃ 10,03 b B
4 0,5744 0,7663 P₄ 9,89 b B
5 0,5866 0,7813 P₅ 10,13 b B

Universitas Sumatera Utara


162

Lampiran 35.Data pengamatan dan tabel analisa ragam solubility tapioka


termodifikasi

Data pengamatan analisis solubillity tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (%)
P1U1 4,01 3,65 3,56 11,22 3,74
P2U1 3,69 3,75 4,15 11,58 3,86
P3U1 3,63 4,20 3,77 11,59 3,86
P4U1 2,64 2,90 2,50 8,05 2,68
P5U1 4,46 4,34 3,95 12,74 4,25
P1U2 3,85 3,69 3,28 10,83 3,61
P2U2 3,65 3,93 3,82 11,40 3,80
P3U2 3,33 3,74 3,68 10,75 3,58
P4U2 2,50 2,63 2,56 7,69 2,56
P5U2 4,63 3,89 4,30 12,82 4,27
P1U3 3,28 3,62 3,30 10,20 3,40
P2U3 3,87 3,64 3,60 11,10 3,70
P3U3 3,63 3,22 3,45 10,31 3,44
P4U3 2,28 2,60 2,40 7,28 2,43
P5U3 4,05 4,40 4,28 12,74 4,25
total 53,51 54,19 52,61 160,31
rataan 3,57 3,61 3,51 3,56

Tabel sidik ragam analisis solubillity tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi 14,602a 16 0,913 17,426 0,000
Intersep 571,088 1 571,088 10904,26 0,000
Kelompok 0,084 2 0,042 0,8 0,459
P 13,918 4 3,479 66,436 0,000 **
U 0,424 2 0,212 4,044 0,029 *
P*U 0,177 8 0,022 0,423 0,897 tn
Galat 1,466 28 0,052
Total 587,157 45
Total
Terkoreksi 16,069 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 571,088
% KK = 6,42%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


163

Lanjutan Lampiran 35

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap solubility tapioka termodifikasi


LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P₁ 3,58 c C
2 0,1712 0,2309 P₂ 3,79 b B
3 0,1799 0,2408 P₃ 3,63 b B
4 0,1855 0,2475 P₄ 2,56 b B
5 0,1894 0,2523 P₅ 4,26 a A

Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap solubility
tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rataan
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - U₁ 3,68 a A
2 0,2210 0,2981 U₂ 3,57 ab A
3 0,2322 0,3109 U₃ 3,44 b A

Universitas Sumatera Utara


164

Lampiran 36.Data pengamatan dan tabel sidik ragam analisis antioksidan tapioka
termodifikasi

Data pengamatan analisis antioksidan (IC50) tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (µg/mL)
P1U1 173,52 174,59 162,09 510,20 170,07
P2U1 118,24 118,21 115,80 352,25 117,42
P3U1 123,85 121,20 122,00 367,05 122,35
P4U1 124,21 124,32 127,78 376,31 125,44
P5U1 119,48 120,00 118,73 358,22 119,41
P1U2 164,32 167,54 177,28 509,14 169,71
P2U2 117,26 119,25 119,49 356,01 118,67
P3U2 123,12 122,66 123,85 369,62 123,21
P4U2 127,78 126,34 128,45 382,57 127,52
P5U2 119,62 120,13 121,58 361,33 120,44
P1U3 182,68 182,99 187,94 553,61 184,54
P2U3 120,84 124,00 125,77 370,61 123,54
P3U3 123,97 124,47 127,97 376,42 125,47
P4U3 126,67 131,01 130,70 388,39 129,46
P5U3 123,90 123,87 124,59 372,36 124,12
total 1989,46 2000,59 2014,03 6004,08
rataan 132,63 133,37 134,27 133,42

Tabel sidik ragam analisis antioksidan (IC50) tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
Terkoreksi 61775,644a 16 3860,978 615,497 0,000
Intersep 901005,948 1 901005,948 143633,642 0,000
P 61326,11 4 15331,527 2444,072 0,000 **
U 180,595 2 90,297 14,395 0,000 **
P*U 236,762 8 29,595 4,718 0,001 *
Kelompok 32,177 2 16,088 2,565 0,095
Galat 175,642 28 6,273
Total 962957,234 45
Total
Terkoreksi 61951,286 44
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 901005,948
% KK = 2,21%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak signifikan

Universitas Sumatera Utara


165

Lanjutan Lampiran 36

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap antioksidan (IC50) tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1 174,772 a A
2 2,2041 2,9733 P2 119,875 d D
3 2,3160 3,1012 P3 123,677 c C
4 2,3883 3,1864 P4 127,474 b B
5 2,4392 3,2488 P5 121,323 cd CD

Uji LSR pengaruh perbandingan pati dengan volume sari terhadap antioksidan
(IC50) tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - U1 130,936 b B
2 2,8455 3,8386 U2 131,911 a A
3 2,9899 4,0036 U3 137,426 a A

Uji LSR pengaruh interaksi jenis sari dengan perbandingan pati dengan volume
sari terhadap antioksidan (IC50) tapioka termodifikasi
LSR Notasi
Jarak Perlakuan Rata-rata
0,05 0,01 0,05 0,01
- - - P1U1 208,95 c B
2 4,9286 6,6486 P U
2 1 117,42 j G
3 5,1787 6,9344 P 3U1 122,35 fghi DEFG
4 5,3403 7,1250 P4U1 125,44 def CDE
5 5,4543 7,2645 P5U1 119,41 hij EFG
6 5,5411 7,3734 P1U2 222,44 a A
7 5,6091 7,4618 P2U2 118,67 ij FG
8 5,6636 7,5350 P3U2 123,21 efghi CDEFG
9 5,7078 7,5962 P4U2 127,52 de CD
10 5,7435 7,6507 P5U2 120,44 ghij EFG
11 5,7742 7,6966 P1U3 214,07 b B
12 5,7997 7,7374 P2U3 123,54 efgh CDEFG
13 5,8218 7,7732 P3U3 125,47 def CDE
14 5,8405 7,8038 P4U3 129,46 d C
15 5,8558 7,8327 P U
5 3 124,12 efg CDEF

Universitas Sumatera Utara


166

Lampiran 37.Data pengamatan dan tabel analisa ragam BAL tapioka termodifikasi

Data pengamatan analisis bakteri asam laktat tapioka termodifikasi


Kelompok Rataan
Perlakuan Total
1 2 3 (x 10-4 CFU/g)
P1U1 1,64 1,46 1,05 4,15 1,38
P2U1 0,73 1,09 1,00 2,82 0,94
P3U1 1,73 2,23 2,09 6,05 2,02
P4U1 2,36 2,18 1,91 6,45 2,15
P5U1 2,41 2,59 2,18 7,18 2,39
P1U2 2,27 1,82 1,77 5,86 1,95
P2U2 1,00 1,41 1,46 3,87 1,29
P3U2 1,64 1,59 1,77 5,00 1,67
P4U2 1,77 1,77 1,64 5,18 1,73
P5U2 2,23 1,96 2,05 6,24 2,08
P1U3 3,18 3,50 3,36 10,04 3,35
P2U3 0,86 1,09 0,96 2,91 0,97
P3U3 1,50 1,41 1,46 4,37 1,46
P4U3 1,27 1,59 1,55 4,41 1,47
P5U3 1,91 1,55 1,68 5,14 1,71
total 26,50 27,24 25,93 79,67
rataan 1,77 1,82 1,73 1,77

Tabel sidik ragam analisis BAL tapioka termodifikasi


Signifikansi
Sumber JK Db KT F.Hitung Ket
0,05 0,01
Model
16,452a 16 1,028 22,15 0,000
Terkoreksi
Intersep 144,794 1 144,794 3119,093 0,000
P 7,26 4 1,815 39,096 0,000 **
U 0,07 2 0,035 0,756 0,479 tn
Kelompok 0,021 2 0,01 0,225 0,800
P*U 9,101 8 1,138 24,506 0,000 **
Galat 1,3 28 0,046
Total 162,545 45
Total
17,751 44
Terkoreksi
Keterangan:
P = Jenis sari
U = Perbandingan pati (kg) dengan volume sari (L)
FK = 141,05
% KK = 11,04%
** = Sangat signifikan
* = Signifikan
tn = Tidak Signifikan

Universitas Sumatera Utara


167

Lanjutan Lampiran 37

Uji LSR pengaruh jenis sari terhadap BAL tapioka termodifikasi


LSR Rata-rata Notasi
Jarak Perlakuan -4
0,05 0,01 (x 10 CFU/g) 0,05 0,01
- - - P₁ 2,23 a A
2 0,1463 0,1974 P₂ 1,07 d D
3 0,1537 0,2058 P₃ 1,71 c C
4 0,1585 0,2115 P₄ 1,78 bc BC
5 0,1619 0,2156 P₅ 2,06 ab AB

Uji LSR pengaruh interaksi jenis sari dengan perbandingan pati dengan volume
sari terhadap bakteri asam laktat tapioka termodifikasi
LSR Rata-rata Notasi
Jarak Perlakuan -4
0,05 0,01 (x 10 CFU/g) 0,05 0,01
- - - P1U1 1,38 fg EF
2 0,3271 0,4413 P2U1 0,94 h F
3 0,3437 0,4603 P3U1 2,02 cde BC
4 0,3545 0,4729 P4U1 2,15 b B
5 0,3620 0,4822 P5U1 2,39 bc B
6 0,3678 0,4894 P1U2 1,95 de BCD
7 0,3723 0,4953 P2U2 1,29 gh EF
8 0,3759 0,5001 P3U2 1,67 efg CDE
9 0,3789 0,5042 P4U2 1,73 def CDE
10 0,3812 0,5078 P5U2 2,08 cd BC
11 0,3833 0,5109 P1U3 3,35 a A
12 0,3850 0,5136 P2U3 0,97 h F
13 0,3864 0,5160 P3U3 1,45 fg DEF
14 0,3877 0,5180 P4U3 1,47 fg DEF
15 0,3887 0,5199 P5U3 1,71 def CDE

Universitas Sumatera Utara


168

Lampiran 38.Tapioka termodifikasi yang dihasilkan

1. Tapioka alami

2.P1U1 (Kelompok 1) 3. P1U2 (Kelompok 1)

4.P1U3 (Kelompok 1) 5. P2U1 (Kelompok 1)

Universitas Sumatera Utara


169

6.P2U2 (Kelompok 1) 7. P2U3 (Kelompok 1)

8.P3U1 (Kelompok 1) 9.P3U2 (Kelompok 1)

10. P3U3 (Kelompok 1) 11.P4U1 (Kelompok 1)

Universitas Sumatera Utara


170

12. P4U2 (Kelompok 1) 13. P4U3 (Kelompok 1)

14. P5U1 (Kelompok 1) 15. P5U2 (Kelompok 1)

16. P5U3 (Kelompok 1)

Universitas Sumatera Utara


171

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai