SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Dr. Hikmah M. Ali, S.Pt, M.Si Dr. Muhammad Irfan Said, S.Pt., MP.
NIP. 1964123
iii
PRAKATA
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Effendi Abustam, M.Sc., Ibu Prof Dr. Drh.
Ratmawati Malaka, M.Sc dan Ibu Dr. Fatma Maruddin, S.Pt, MP.
selaku Dosen Pembahas dan Bapak Prof. Dr. Ir. Ambo Ako, M. Sc.
proposal ke depannya.
Dekan II dan Wakil Dekan III, Bapak Ketua Prodi Teknologi Hasil
Peternakan UNHAS.
iv
penulis.
sendiri. Amin.
Penulis
1
BAB I.
PENADAHULUAN
Latar Belakang
dewasa pada umumnya. Sosis adalah jenis makanan yang dibuat dari
panjang berupa usus hewan atau pembungkus buatan, dengan atau tanpa
Selain itu, sosis juga dikenal sebegai produk emulsi daging yang
meningkatkan flavor dan daya terima dari konsumen. Masalah yang sering
timbul dala pembuatan produk emulsi adalah tidak stabilnya sistem emulsi
emulsi tersebut tidak pecah dan tahan lama adalah dengan penambahan
berasal dari bahan alami, serta memiliki kualitas yang baik. Bahan
pengikat pada sosis berfungsi untuk menarik air, memberi warna khas
sifat irisan.
Salah satu bahan pengikat atau bahan pengisi alami yang dapat
digunakan adalah buah alpukat. Buah alpukat merupakan salah satu buah
alpukat adalah lemak, karbohidrat, asam folat, dan protein (Morton, 1987).
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
emulsi dan karakteristik fisik sosis Ayam pada saat pemasakan dan
Penyimpanan
Kegunaan Penelitian
BAB II.
Tinjauan Pustaka
A. Tinjuan Umum Sosis
1. Defenisi
dari campuran daging halus (tidak kurang dari 75%) dengan tepung atau
baku yang digunakan untuk membuat sosis terdiri dari bahan utama dan
bahan tambahan. Bahan utama yaitu daging, es, minyak, garam dan
diizinkan (bahan inovasi). Istilah sosis berasal dari kata dalam bahasa
latin “salsus”, yang memiliki arti garam, sehingga sosis dapat diartikan
sebagai makanan yang dibuat dari daging yang dicacah serta dibungkus
daging tidak kurang dari 75%) dengan tepung atau pati dengan atau tanpa
5
Persyaratan
No Kriteria Uji Satuan
Sosis Daging Sosis Daging Sapi
1. Keadaan
1.1 Bau - normal normal
1.2 Rasa - normal normal
1.3 Warna - normal normal
2. Air %(b/b) maks.67 maks.67
3. Abu %(b/b) maks. 3,0 maks. 3,0
4. Protein (N x 6,25) %(b/b) min. 13 min. 8
5. Lemak %(b/b) maks. 20 maks. 20
6. Cemaran Logam
6.1 Timbal (Pb) mg/kg maks. 1,0
6.2 Kadmium (Cd) mg/kg maks. 0,3
6.3 Timah (Sn) mg/kg maks. 40,0 / maks. 200,0 **
6.4 Merkuri (Hg) mg/kg maks. 0,03
sushu -20ºC, sehingga suhu penggilingan tetap dibawah 22ºC. hal ini
akan menyebar secara merata. Demikian juga bahan curring, serpihan es,
garam dapur bahan pengikat dan bahan tambahan lainnya. Suhu adonan
kestabilan sosis. Pada proses ini diusahakan agar udara tidak masuk ke
(koswara, 2009).
pembuatan sosis adalah susu skim 8%, 10% minyak nabati, 25% es, 3%
garam, 0,3% STPP, 1% bawang putih, 1% merica, 0,5% pala bubuk dan
dan semi kering, 3) sosis masak, 4) sosis masak dan diasap, 5) sosis
yang berbentuk emulsi, yaitu sistem dua fase yang terdiri dari dua cairan
yang tidak saling melarutkan. Dalam hal ini Lemak pada sosis berfungsi
sebagai fase diskontinyu dan air sebagai fase kontinyu sedangkan protein
dalam sosis biasanya protein larut dalam garam yaitu aktin dan miosin.
Selain protein protein daging dalam sosis berfungsi sebagai pengikat dan
emulsi. Fraksi jaringan yang berisi protein larut dalam garam lebih penting
dari pada fraksi sarkoplasma yang berisi protein larut dalam air (Muctadi,
2009).
praktis, ekonomi, dan cepat saji. Menurut saragih (2000) beberapa bentuk
produk olahan yang diminati konsumen dewasa ini adalah produk olahan
daging olahan yang memenuhi fungsi praktis dan efisien yakni, sipa guna
8
(ready for used), siap saji (ready to cook) dan siap konsumsi (ready to
eat).
sifat konsumen yang dinamis dan alami, maka setiap produk yang dipilih
tersedia.
contoh produk olahan siap saji banyak di jumpai dipasaran seperti bakso,
realtif kecil dan tidak beraturan yang diolahg dan disatukan menyerupai
daging utuh (Mastuti, 2008). Sosis dibuat dari campuran daging giling
gula, dan bumbu penyedap lain. Jenis sosis telah banyak yang beredar
9
dipasaran saat ini, mulai dari yang siap santap mauapun harus dimasak
berdasarkan jenis dagingnya seperti sosis ayam, sosis sapi, dan lain-lain.
Sosis daging merupakan salah satu jenis makanan yang memiliki rasa
yang lezat disertai dengan nilai gizi yang tiggi. Disamping kenikmatan
sosis daging, sosis yang tidak baik di komsumsi jika konsumen memiliki
terdapat pada daging sapi sebesar 28% dan daging ayam sebesar 11%,
serta rendah serat yang berdampak buruk bagi kesehatan. Makanan yang
tinggi lemak dan rendah serat dapat meningkatkan resiko kelebihan berat
badan, sulit buang air besar, kolesterol yang tinggi dan berbagai penyakit
terdipersi) dengan zat cair lainnya (fase pendirpersi). Emulsi tersusun atas
emulgator (hayan, 2008). Salah satu emulsi yang kita kenal sehari-hari
10
adalah susu, di mana lemak terdirpersi dalam air. Dalam susu terkadung
termodinamika dengan kandungan paling sedikit dua fase cair yang tidak
kompleks (Pawlik et al., 2013). Sistem emulsi minyak dalam air (M/A) atau
oil in water (O/W) adalah sistem emulsi dengan minyak sebagai fase
dan adonan roti. Berkebalikan dengan M/A, emulsi air dalam minyak (A/M)
atau water in oil (W/O) adalah emulsi dengan air sebagai fase terdispersi
dan minyak sebagai fase pendispersi. Jenis emulsi ini dapat ditemukan
dalam air lainnya. Emulsi sosis yang secara umum dimaksud oleh industri
bumbu. Lemak pada sosis dibungkus oleh protein daging lean dengan
struktur serupa dengan emulsi, walaupun bukan emulsi minyak dalam air
Bukle et al. (1987) sosis adalah bahan pangan yang berasal dari potongan
kecil-kecil daging yang digiling dan diberi bumbu, yang dapat langsung
Sosis atau sausage berasal dari bahasa latin yaitu salsus yang
dapat dikonsumsi pada saat itu saja (Rust 1987). Proses pembuatan sosis
pengeringan pada daging, namun sekarang ini sosis dibuat dari daging
yang digiling dan diberikan bumbu dan biasanya dibentuk menjadi bentuk
Sosis merupakan emulsi minyak dalam air (oil in water atau o/w).
Emulsi adalah suatu dispersi atau suspensi cairan dalam cairan lain, yang
dimasak tapi diasap, sosis dimasak dan diasap, sosis masak, sosis kering
12
dan semi kering serta difermentasi dan sosis spesialis daging masak
(Kramlich 1971).
dibuat dari daging segar, bisa ditambahkan bahan-bahan lain atau tidak,
setelah dibuat harus segera dimasak. Sosis kering dan agak kering dibuat
yang dapat diterima oleh konsumen. Selain itu bahan tersebut tidak
warna, tekstur dan cita rasa yang dapat diterima oleh kosumen. Pangan
zat gizi lainnya. Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu produk agar
berupa produk daging olahan sepert sosis. Sosis yaitu produk yang
terbuat dari bahan dasar daging minimal 75% dan diberi bumbu-bumbu,
Buah Alpukat
Gambar 1. Alpukat (Persea Americana Mill): (a) daging dan biji buah; (b) bunga
dan daun (Anonim, 2008)
memanjang, elips, atau bulat telur terbalik, memanjang, dan waktu muda
berambut rapat. Bunga berkelamin dua, dalam malai yang bertangkai dan
bola atau peer, panjang 5-20 cm, berbiji satu, berwarna hijau atau hijau
kuning, memiliki bau yang enak. Alpukat memiliki biji berbentuk bola
Kerajaan : Plantae
DivisI : Spermatophyta
Sun divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : laurales
Suku : lauraceae
Marga : Persea
Jenis : Persea americana mill
Buah alpukat memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, mengandung
Persentase
Kandungan Jumlah
(%)
Vitamin A 0,13-0,51 mg
Vitamin B1 0,025-012 mg
Vitamin B2 0,13-0,23 mg
Vitamin B3 0,79-2,16 mg
Vitamin B6 0,45 mg
Vitamin C 2,3-37 mg
Vitamin D 0,01 mg
Vitamin E 3 mg
Vitamin K 0,008 mg
Besi 0,9 mg
Fosfor 20 mg
Kalium 604 mg
Natrium 4 mg
Kalsium 10 mg
Air 67,49 - 84,3 g
Protein 0,27 – 1,7 g
Lemak 6,5 – 25,18 g
Karbohidrat 5,56 – 8 g
Serat 1,6 g
Energi 85 – 233 kal
Sumber: Prasetyowati dkk, (2010)
Buah alpukat memiliki pasar dan nilai ekonomi yang baik di dalam
hingga 2009, dimana pada tahun 2004 hanya sebesar 221.774ton dan
Alpukat mengandung zat lemak yang tinggi, rasa yang khas serta
tinggi. Alpukat juga memiliki mineral seperti kalsium 10 mg, fosfor 20 mg,
protein 0,9 gram, nili kalori 85, vitamin A 180 IU, vitamin C 13 mg dan
18
dikonsumsi dalam bentuk segar tanpa diolah terlebih dahulu, hal inilah
Kerangka Pikir
alami, maka setiap produk yang dipilih bukanlah produk yang terpaksa
sifat fungsional.
Untuk menghasilkan produk sosis yang aman dikonsumsi dan miliki sifat
fungsional dengan penambahan bahan alami dan bernilai gizi tinggi serta
kandungan asam lemak oleat yang tinggi. Minyak buah alpukat digunakan
Ekstraksi
Mengurangi/ Penggunaan
Mengganti Lemak Substitusi Minyak
Kompensional Alpukat
Kandungan
Stabilitas/
Sufraktan Asam Lemak
Kualitas Emulsi
Oleat Tinggi
Kualitas
Sosis
Kareakteristik Fisiko-kimia
Hipotesis
BAB III.
Materi dan metode
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Makassar.
Materi Penelitian
bumbu lokal yang diperoleh dari pasar tradisional. Bahan lain untuk
pembuatan sosis adalah Minyak Buah Alpukat, lemak ayam, pala, tepung
tapioka, minyak goreng, garam, gula, es batu, bahan perasa (merica dan
bawang putih).
baskom, pisaudan alat untuk analisis adalah: alat-alat gelas, plastik klip,
spektrofotometri, dan
lain-lain.
21
Rancangan Penelitian
dipilih untuk pengujian uji lanjut terhadap stabilitas dan kualitas emulsi
3), dimana Faktor A adalah tingkat substitusi lemak alpukat (A1=0%; A2=
tingkat substitusi dan lama pemasakan terbaik); dan Faktor B adalah lama
penyimpanan (B1=0 hari; B2= 7 hari; dan B3= 30 hari); dengan 10 kali
ulangan.
Prosedur Peneltian
blender;
terpisah.
4. Pembuatan Sosis
Persiapan Bahan
perlakuan.
Pengilingan
23
Pembuatan Bumbu
Formulasi
No Jenis Bahan
I II III
1 Daging ayam (gr) 200 200 200
2 Garam (gr) 10 10 10
3 Gula (gr) 6 6 6
4 Tepung Tapioka (gr) 50 50 50
5 Bawang putih (gr) 2 2 2
6 Pala (gr) 0,4 0,4 0,4
7 Lemak ayam (gr) 20 20 20
8 Isolat Soy Protein (gr) 10 10 10
9 Merica (gr) 0,5 0,5 0,5
10 Es Batu (gr) 80 80 80
11 Lemak Alpukat (50:50) (%) 0 10 20
Bagian nomor 11 dihitung berdasarkan % dari jumlah total lemak yang di campurkan
Pemcampuran
Percetakan
Perebuasan/Pemasakan
pemasakan.
Daging Ayam
Extraksi
(Minyak Buah Alpukat)
Penimbangan Bahan
Pengilingan Lemak 20 gr
Lemak Alpukat
(0%, 10,%, 20%)
Pencampuran Bahan
Pemasukan Ke Selongsong
Penyimpanan
Penyimpanan
penyimpanan.
5. Pengukuran Parameter
a) Fisiko-kimia
Pengukuran pH
meter ditancapkan pada tiga bagian sosis ayam. Nilai pH akan tercatat
Daya Putus
untuk melihat daya putus sosis yang dinyatakan dalam satuan kg/cm 2.
Sampel dipotong.
Force.
Susuk Masak
(Abustam, 2012) Setalah itu sampel di scan kemudian dihitung luas area
daging dan luas area total pada program komputer Axio Vision Rel. 4.8.
D
Keterangan : DIA = T x 100%
Histologis
BAB V. Washing
Mengeluarkan larutan Bouins dengan pipet tetes yang dipakai pada
proses fiksasi. Merendam preparat selama 2 x 15 menit dengan
menggunakan alkohol 70%, untuk hasil maksimal botol sampel
digoyangkan.
blok ini diisi dengan parafin cair dan ditutup dengan cassete &
deckel dan diberi tanda. Kemudian didinginkan di cold plate selama
5 -10 menit atau sampai parafin mengeras.
BAB X. Cutting
Proses pemotongan ini dilakukan dengan menggunakan mikrotom
berfungsi sebagai alat pemotong jaringan, sampel dipotong dengan
ketebalan 5-7 mikrometer. Kemudian potongan sampel ini
diletakkan di objek glass. Dan ditetesi aquades. Lalu diletakkan di
penangas air selama + 24 jam.
sebagai perekat.
a) Organoleptik
Warna
Hunter (L*, a*, b* ) pengukura warna dengan metode ini juah lebih
cepat dengan ketetapan yang cukup baik. Pada sistem ini tern
dari +60 untuk warna merah dan nilai -a* (negatif) dari ) sampai -
kuning dengan nilai +b* (positif) dari ) sampai +60 untuk warna
kuning dan nilai _b* (negatif)dari ) sampai -^0 untuk warna biru.
Kesukaan
1 2 3 4 5 6
Analisa data
dengan :
p = 1,2,...i
q = 1,2,3,4,...,j
r = 1,2,3,...,k
n = 1,2,3...,l
= Rataan umum
p = Pengaruh jenis kluwak pada taraf ke p
q = Pengaruh level kluwak pada taraf ke q
ᵞr = Pengaruh lama penyimpanan pada taraf ke r
(αβ)pq = Pengaruh interaksi jenis kluwak pada taraf p dan level
Pembobotan
34
DAFTAR PUSTAKA
https://www.wikihow.com/Make-Avocado-Oil