3.4. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah: (1) 1 butir telur ayam,
(2) 380 gr daging dada ayam, (3) 80 gr tepung tapioka, (4) 175 mL air es
(6) ½ sdm bawang merah goreng, (7) ½ sdt garam, (8) ¼ sdt lada merica, (9) 1 sdt
kaldu ayam bubuk dan (10) ½ sdt oregano.
4.1 Hasil
4.2 Tabel 1. Uji Fisik Kualitas Sosis Ayam dan Uji Kualitas Daging Ayam
No Jenis pengujian Hasil
1 pH 6
2 Kadar air 112,7 %
3 Daya Ikat 98,67%
4 Susut masak 75%
4.2. Pembahasan
4.2.1. pH
pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat
keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. pH (Power of
Hydrogen) adalah skala yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau
kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Skala dari pH terdiri dari angka 1
hingga 14. ada pengukuran skala pH, terdapat tiga jenis parameter yaitu
pH asam, netral, dan basa. Hasil ph menunjukan hasil 6 yang berarti Jika suatu
bahan memiliki pH 6, itu menunjukkan bahwa bahan tersebut bersifat sedikit
asam. pH 7 adalah netral, di bawah 7 adalah asam, dan di atas 7 adalah basa. Jadi,
dengan pH 6, bahan tersebut akan sedikit asam. Semakin kecil nilai pH maka akan
semakin kuat asam larutan tersebut. Sebaliknya semakin besar nilai pH maka
semakin basa larutan. pH suatu larutan atau bahan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu pada konsentrasi ion hidrogen (H+) dalam larutan akan menentukan
keasaman atau kebasaan. Semakin tinggi konsentrasi H+, semakin rendah pH,
yang menandakan sifat asam dan jenis senyawa dalam larutan juga berperan
penting. Senyawa yang dapat melepaskan ion hidrogen (seperti asam) akan
menurunkan pH, sementara senyawa yang dapat menerima ion hidrogen (seperti
basa) akan meningkatkan pH. Kombinasi dari faktor-faktor ini mempengaruhi
karakteristik pH suatu larutan. nilai pH yang tepat juga dapat mempengaruhi
tekstur dan rasa akhir produk. Jika pH tidak terkontrol dengan baik, maka ini bisa
jadi menyebabkan sebuah masalah seperti tekstur yang tidak diinginkan atau rasa
yang tidak seimbang (Merthayasa et al., 2015).
4.2.2. Kadar Lemak
Pengukuran kadar lemak merupakan proses untuk menentukan jumlah
lemak dalam sebuah sampel, baik itu dalam makanan, bahan kimia, atau bahan
organik lainnya. kadar lemak suatu bahan pangan sangat penting dilakukan untuk
menghitung kalori suatu bahan makanan. Secara gizi, lemak merupakan sumber
energi yang penting dan mengetahui kadar lemak dalam makanan akan membantu
konsumen untuk mengatur asupan kalori. Pengukuran kadar lemak dalam
makanan sangat penting untuk dilakukan karena lemak memiliki peran yang
penting dalam nilai gizi, rasa, tekstur, dan keawetan produk makanan (Santika,
2016).
5.1. Kesimpulan
Hasil pengujian yang mencakup pH 6, kadar lemak 112,7%, daya ikat
98,67%, dan susut masak 75%, dapat disimpulkan bahwa produk pangan yang
diuji memiliki karakteristik yang beragam. pH menunjukan hasil 6 yang berarti
Jika suatu bahan memiliki pH 6, itu menunjukkan bahwa bahan tersebut bersifat
sedikit asam. pH 7 adalah netral, di bawah 7 adalah asam, dan di atas 7 adalah
basa. Jadi, dengan pH 6, bahan tersebut akan sedikit asam. Berdasarkan hasil yang
didapatkan, diketahui bahwa susut masak pada sosis adalah 75%, susut masak
dipengaruhi oleh temperatur dan lama pemasakan. Semakin tinggi temperatur
pemasakan maka makin besar kadar cairan daging yang hilang sampai mencapai
tingkat konstan.
5.2. Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu agar untuk lebih dapat
memahami proses pembuatan sosis ayam untuk memperpanjang umur simpan dari
daging ayam serta mempertahankan kualitas sosis ayam. Selain itu, agar mampu
meningkatkan nilai ekonomi.
DAFTAR PUSTAKA
Fitrah, K. A., Hartatik, S., dan Harsita, P. A. 2023. Bakso Ayam KUB Fortifikasi
Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata Linn): Tinjauan Kandungan
Protein, Daya Ikat Air, Organoleptik, dan Kandungan Antioksidan. Jurnal
Agripet, 23 (2), 164-172.
Ismanto, A., Lestyanto, D. P., Haris, M. I., dan Erwanto, Y. 2020. Komposisi
Kimia, Karakteristik Fisik, dan Organoleptik Sosis Ayam dengan
Penambahan Karagenan dan Enzim Transglutaminase. Sains Peternakan:
Jurnal Penelitian Ilmu Peternakan, 18 (1), 73-80.
Merthayasa, J. D., Suada, I. K., dan Agustina, K. K. 2015. Daya Ikat Air, Ph,
Warna, Bau dan Tekstur Daging Sapi Bali dan Daging Wagyu. Indonesia
Medicus Veterinus, 4 (1), 16-24.
Mufida, E., Anwar, R. S., Khodir, R. A., dan Rosmawati, I. P. 2020. Perancangan
Alat Pengontrol Ph Air untuk Tanaman Hidroponik Berbasis Arduino
Uno. Insantek-Jurnal Inovasi dan Sains Teknik Elektro, 1 (1), 13-19.
Ningsi, S., Rompis, J. E., Sondakh, E. H. B., dan Lontaan, N. 2017. Pengaruh
Penggunaan Tahu sebagai Extender Terhadap Sifat Organoleptik Sosis
Ayam. Zootec, 37 (2), 341-349.
Prasetyo, F. T., Isdiana, F. A. Dan Sujadi, H., 2019. Implementasi Alat Pendeteksi
Kadar Air pada Bahan Pangan Berbasis Internet Of Thing. Smartics
Journal, 5 (2), 81-96.
Prastini, A. I., dan Widjanarko, S. B. (2015). Pembuatan Sosis Ayam
Menggunakan Gel Porang (Amorphophallus Mueleri Blume) sebagai
Bahan Pengikat terhadap Karakteristik Sosis. Jurnal Pangan dan
Agroindustri, 3 (4), 1503-1511.
Santika, I., G., P., N., A. 2016. Pengukuran Tingkat Kadar Lemak Tubuh Melalui
Jogging selama 30 Menit Mahasiswa Putra Semester 4 FPOK IKIP PGRI
Bali Tahun 2016. Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi. 1(5), 89 – 98.
LAMPIRAN GAMBAR
LAMPIRAN PERHITUNGAN
( 40+20 )−37 , 46
Kadar Air (%) = x 100%
20
Kadar Air (%) = 112,7%
C. Susut Masak
A−B
Susut Masak = x 100 %
B
7−4
Susut Masak = x 100 %
4
Susut Masak = 75 %