Oleh
NURALIZA KADIR
NIM.2021310632
KELOMPOK lV
A. Hasil
Berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan, diperoleh hasil pada
pengujian organoleptik dan susut masak pada olahan daging ayam menjadi
sempol ayam dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.1. Pengujian Kualitas Sempol Ayam
PH Susut Organoleptik
B. Pembahasan
Berdasarkan pegujian pH yang telah di lakukan nilai pH yang didapat
5,95 yang dimana nilai pH tersebut merupakan nilai pH dengan kisaran yang
normal pada daging ayam broiler itu sendiri adapun yang mempengaruhi tinggi
rendahnya suatu pH di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti bahan yang
digunakan dalam pembuatan produk prosesnya serta mikroorganisme yang
terkandung didalam suatu bahan yang sesuai dengan standar kualitas dan
keamanan manajemen produk hal ini sesuai dengan pendapat Martines dan
Johnson (2016) yang menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi
tinggih rendahnya pH pada manajemen pengolahan daging melibatkan interaksi
kompleks antara bahan baku, proses, dan mikroorganisme yang terlibat, Martines
dan Johnsin (2016) juga menambahkan bahwa sesaat penyembelihan nilai pH
daging akan menurun dimana nilai pH daging berkisar antara 5,82-6,79 dan akan
terus menurun seuring lamanya penyimpanan nilai pH daging ayam broiler
berkisar antara 5,96-6,07.
sensorik dan mengungkap sejauh mana panelis menilai atau menyukai produk
tersebut. Dengan menggunakan indra sensoriknya, panelis dapat menilai kualitas
dan kesegaran daging yang digunakan. Hal ini juga sesuai dengan pendapat
Garcia dan Martinez (2019) yang menyatakan bahwa tingkat kesukaan dalam
pengujian organoleptik daging merujuk pada sejauh mana produk daging dinilai
atau di sukai berdasarkan pengalaman sensorik manusia seperti aroma, rasa, dan
tekstur, Garcia dan Martinez (2019) juga menambahkan bahwa bau dan aroma
daging adalah faktor penting pengujian mencakup penilaian terhadap keharuman
daging yang dapat mencerminkan kesegaran dan kualitasnya.
Saat menguji kelezatan sempol ayam secara organoleptik, kita
menemukan bahwa rasa gurih sangat menonjol. Rasa ini menjadi faktor penentu
dalam pengujian organoleptik untuk menilai apakah produk layak dikonsumsi
atau tidak. Rasa tersebut dipengaruhi oleh penggunaan bumbu yang tepat serta
metode atau teknik memasak yang sesuai. Selain itu, rasa juga penting dalam
mencapai kepuasan konsumen terhadap kualitas produk, termasuk rasa asin, asam,
manis, dan pedas. Hal ini sesuai dengan pendapat Brown dan Rodriguez (2020)
tentang citarasa pada daging yang mengacu pada sensasi rasa atu citarasa yang di
rasakan saat mengonsumsi daging. Proses ini melibatkan penentuan rasa daging
yang di inginkan, penggunaan bumbu dan teknik memasak yang sesuai dalam
pengelolaan daging, citarasa menjadi faktor kunci untuk memenuhi preferensi
konsumen dan standar kualitas suatu daging.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah di lakukan maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam mengolah daging menjadi suatu produk memerlukan
metode yang benar agar dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan higenis,
berdasarkan pengolahan daging ayam menjadi sempol dilakukan peengujian
pH,susut masak,dan pengujian organolebtik. Ini di lakukan agar kita dapat
mengetahui kualitas suatu produk.
B. Saran Untuk Laboratorium
Peralatan di dalam laboratorium cukup lengkap akantetapi perlu untuk di
tingkatkan lagi serta pendingin ruangan yang ada di dalam lab untuk di perbaiki
demi kenyamanan praktikan dan asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Brown, M. H., & Williams, S. P. (2013). Kemajuan dalam retensi air pada daging
olahan. Meat Science, 95(3), 675-682.
Brown, P. Q., & Rodriguez, S. M. (2020). Analisis perbandingan profil rasa pada
berbagai potongan daging ayam. Meat Science Journal, 98(3), 432-438.
Dato, G., & Sandrucci, A. (2020). "Natural food preservatives: An updated
review". European Food Research and Technology, 246(3), 395-412.
Fausiah, A., Rab, S. A., & Astuti, A. T. B. (2019). Kualitas fisik daging
persilangan ayam kampung broiler pada kepadatan kandang yang
berbeda. AGROVITAL: Jurnal Ilmu Pertanian, 4(2), 73-75.
Garcia, A. B., & Martinez, C. D. (2019). Sifat organoleptik dan preferensi
konsumen pada ayam panggang versus ayam panggang. Food Research
International, 125, 108560.
Julitha, D. M.,I Ketut, S., Kadek, K. A. (2015). Daya Ikat Air, pH, Warna, Bau
dan Tekstur Daging Sapi Bali dan Daging Wagyu.Indonesia Medicus
Veterinus 4(1) : 16 – 24, ISSN : 2301-7848
Martinez, K. F., & Johnson, R. D. (2016). Pengaruh faktor-faktor produksi
terhadap nilai pH pada daging ayam. Journal of Food Chemistry, 124,
789-795.
Peni, P., S.Pt, MP, Prof. Dr. Ir. H . (2020) Teknologi Pengolahan daging.
Medan : CV. Anugrah Pangeran Jaya Press. ISBN 978-623-92073-6-6.
Smith, J. A., & Brown, C. D. (2015). Variasi nilai pH dalam daging sapi: Studi
kasus pada berbagai bagian tubuh. Meat Science Journal, 82(4), 567-
573.
Smith, J. A., & Jones, B. C. (2013). Sifat daya ikat air pada daging: Tinjaua
menyeluruh. Journal of Food Science, 78(8), R1077-R1084.